• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis persepsi dan sikap petani dalam penerapan usahatani organik di jakarta timur - Repository Sekolah Bisnis IPB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis persepsi dan sikap petani dalam penerapan usahatani organik di jakarta timur - Repository Sekolah Bisnis IPB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat pertanian pada umumnya melalui peningkatan produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984 Indonesia telah mampu mencapai swasembada pangan dengan menggunakan pendekatan teknologi kimia. Penggunaan pupuk kimia merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian. Keberhasilan ini merupakan salah satu bukti upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Keberhasilan peningkatan produksi pertanian dengan pendekatan teknologi kimia ternyata tidak dapat berlangsung lama. Hal ini karena pendekatan teknologi ini tidak diimbangi dengan pendekatan faktor kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Untuk meningkatkan produksi pertanian maka penggunaan pupuk kimia terus dilakukan dengan menambahkan dosis dan frekuensi aplikasinya. Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dengan dosis yang tidak berimbang menyebabkan kerusakan fisik tanah dan lingkungan di dalam tanah. Tanah akan menjadi lebih padat, drainase menjadi buruk, tidak mampu menyimpan air dalam tanah dan tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi (mudah terjadi erosi pada curah hujan tinggi dan mudah kering pada keadaan kurang hujan).

(2)

Berdasarkan pengalaman masa lampau dilapangan menunjukkan bahwa penggunaan pestisida sering merupakan pilihan utama dan paling umum digunakan karena memberikan hasil seperti yang diharapkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Adanya kepercayaan yang berlebihan baik mengenai dosis maupun waktu interval dan banyaknya aplikasi adalah suatu tindakan yang tidak bijaksana. Di samping itu, kecenderungan sebagian konsumen menginginkan produk pertanian bebas cacat dari bekas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) mendorong petani menggunakan pestisida lebih banyak lagi.

Di balik keuntungan-keuntungan penggunaan pestisida seperti diuraikan di atas, ternyata penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang tidak diinginkan antara lain resistensi dan resurjensi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sasaran, timbulnya hama-hama skunder, keracunan terhadap manusia dan hewan piaraan, matinya musuh-musuh alami dan organisme bukan sasaran lainnya baik yang berguna maupun tidak berguna, masalah residu pestisida dan pencemaran lingkungan.

Pertanian organik merupakan pertanian masa depan untuk menciptakan makanan sehat dan aman bukan hanya sekedar proses untuk menyelamatkan bumi dan lingkungan. Ciri khas pertanian organik adalah alami, sehat dan aman dengan pendekatan biologis, mekanis dan fisik sekaligus meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis sejak dari rantai produksi sampai produk siap dikonsumsi.

(3)

produk-produk organik tersebut akan mencapai rata-rata 20 persen per tahun (Winarno, 2002).

Adanya slogan Back to Nature telah memacu tren gaya hidup baru tersebut sehingga masyarakat dunia mensyaratkan adanya jaminan bahwa produk pertanian harus aman untuk dikonsumsi (food safety attributes), mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi (Nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Pada kenyataannya atribut-atribut di atas melekat erat pada produk-produk pertanian organik.

Dengan melihat situasi yang ada, fenomena baru di atas dapat dibaca sebagai peluang yang cukup bagus untuk pembangunan agribisnis. Indonesia sebagai negara yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah sehingga kita mempunyai peluang yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian organik.

Program pertanian “Go Organik 2010” yang dicanangkan oleh Departemen Pertanian yang merupakan program nasional akan memacu meningkatkan pembangunan agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (eco agribisnis). Diharapkan program tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Dengan program ini diharapkan Indonesia akan menjadi salah satu produsen pangan dan pertanian organik terbesar di dunia pada tahun 2010.

(4)

lingkungan hidup baik fisik, biologis maupun kimia. Dalam konteks ini, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kelestarian lingkungan dan aspek pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), pengawasan pestisida sehingga akan terpenuhi kebutuhan produk-produk pangan organik seperti yang diuraikan di atas.

Salah satu wilayah di DKI Jakarta yang memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan pertanian organik adalah Jakarta Timur. Hal ini karena Jakarta Timur memiliki luas areal pertanian yang relatif luas dan jumlah kelompok tani cukup banyak dibandingkan dengan wilayah lain di DKI Jakarta. Pembinaan kelompok tani di wilayah tersebut telah banyak dilakukan dalam upaya pengembangan dan penerapan usahatani organik. Namun, dari hasil yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang cukup baik terhadap program tersebut. Hal ini dapat terlihat dari masih relatif sedikitnya kelompok tani yang menerapkan usahatani organik sehingga masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan organik di masyarakat.

Faktor kunci dalam kesuksesan penyuluhan tentang usahatani organik adalah petani selaku pembuat keputusan usahataninya. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa ada faktor-faktor tertentu, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri individu yang mempengaruhi petani di dalam pengambilan keputusan dalam menerapkan usahatani organik tersebut.

(5)

khususnya tentang produk pertanian organik yang merupakan pangan sehat. Oleh karena itu informasi tentang persepsi petani terhadap usahatani organik ini sangat diperlukan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk menggali dan mengetahui persepsi dan sikap petani serta faktor-faktor yang mendorong dan menghambat petani dalam menerapkan usahatani organik serta dapat merumuskan strategi yang tepat dalam rangka pengembangan dan penerapan usahatani organik di DKI Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa komponen PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang dapat diamati untuk mengetahui perubahan perilaku petani ke arah pertanian organik adalah penggunaan pupuk organik dan meniadakan pestisida kimia. Kedua komponen tersebut tidak berdampak negatif bagi lingkungan dan dapat menekan biaya produksi. Namun, pada kenyataannya belum semua kelompok tani termotivasi untuk menerapkan usahatani organik khususnya pada sayuran organik.

Penerapan usahatani organik oleh kelompok tani di Jakarta Timur masih relatif rendah yaitu sebesar 16 persen dari seluruh kelompok tani di Jakarta Timur, sehingga diperlukan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh baik pada tingkat petani maupun petugas selaku penyuluh dan Pembina petani , sehingga menimbulkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(6)

c. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi persepsi dan sikap petani dalam penerapan usahatani organik.

d. Strategi dan metode pendekatan apa yang efektif yang dapat dirumuskan dalam upaya meningkatkan penerapan usahatani organik.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan menginventarisasi kegiatan pengelolaan usahatani

organik di DKI Jakarta

b. Menganalisis persepsi petani terhadap penerapan usahatani organik

c. Mengetahui sikap petani dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap petani dalam penerapan usahatani organik.

d. Mengembangkan alternatif strategi dalam meningkatkan penerapan usahatani organik.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

a. Sebagai bahan informasi dalam mencari solusi terhadap masalah penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan pada usahatani konvensional.

b. Sebagai bahan masukan bagi pihak terkait dalam merumuskan kebijakan pembangunan pertanian khususnya dalam usaha meningkatkan penerapan usahatani organik di DKI Jakarta.

(7)

1.5. Ruang Lingkup

Referensi

Dokumen terkait

10Base5, which is part of the IEEE 802.3 baseband physical layer specification, has a distance limit of 1640 feet - 500 meters - per

Dalam merancang arsitektur sistem informasi PT.Sumber Sehat akan digunakan metodologi Enterprise Architecture Planning karena EAP dibuat berdasarkan visi dan misi perusahaan

The granule product are evaluated on its flowability, angle of repose, moisture content, granule size distribution and dissolved time.The result show that the variety

dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya, sehingga dalam tugas akhir ini penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ Potensi Monumen Pers

Hal ini sejalan dengan pendapat Anne dan Duggan ( 1998 ) yang menyatakan bahwa tindak kekerasan pengabaian psikis dapat terjadi apabila keluarga tidak pernah lagi

Mahmudah Hisyam dalam memimpin santri tahfidzul adalah memberikan supervisi atau pengawasan yang berkoordinasi langsung dengan stakeholder terkait, yaitu ketua asrama

Below is a generic list of subjects offered by the Faculty of Cultural Sciences in the February to June semester.. The list for the coming semester will only be available after

3.3 Model pembelajaran Direct Intruction atau model pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa