• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS SEBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS SEBA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA KARYAWAN

(Studi Deskriptif Kualitatif pada

Public Relations PT. Jakarta Prima Cranes Cab. Balikpapan)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan minat utama Public Relations

Oleh:

TRI ARYO OKTO FIANZAH 0911223036

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2014 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan, kegiatan internal public relations dilakukan sebagai upaya menjaga komunikasi antar publik internal dan menyelaraskan tujuan perusahaan kepada karyawan melalui aktivitas internal public relations dengan

harapan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

(2)

telah dilakukan oleh perusahaan, misalnya penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan atau diklat (seperti Diklat Cost Control, Diklat Manajemen Keuangan), penyelenggaraan program training (seperti Training Management Inventory Stock, Training Management Risk Procurement, Training Health Safety Invironment, Training pengenalan spare part conveyor yang dijual oleh Flexco), pemberian penghargaan bagi karyawan yang berprestasi (seperti penghargaan “Employee of the Year”), penyelenggaraan special event (seperti buka puasa seluruh karyawan bersama anak panti asuhan, Farewell Party untuk Manager Officer yang akan resign sambil makan bersama, gathering seluruha karyawan), dan pembuatan media komunikasi internal (seperti papan pengumuman, telepon internal, email, Blackberry Messenger Group).

Namun, berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa karyawan PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan menunjukkan masih ada beberapa kendala, misalnya karyawan merasa enggan mengikuti diklat atau training kerja yang pelaksanaannya di tempat yang jauh misalnya di luar kota, luar pulau atau di luar negeri, penyelenggaraan special event dan hadiah untuk penghargaan yang terkendala dana, dan rusaknya media komunikasi internal. Kondisi ini menunjukkan masih adanya beberapa masalah dalam upaya menjaga komunikasi pada publik internal dalam menyelaraskan tujuan bersama antara manajemen perusahaan dengan karyawan di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.

Enggannya karyawan mengikuti diklat atau training kerja yang pelaksanaannya di tempat yang jauh misalnya dapat membuat

karyawan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya bagi kemajuan perusahaan. Terbatasnya dana untuk penyelenggaraan special event dan hadiah penghargaan bagi karyawan membuat jadwal kegiatan ini menjadi tidak pasti atau jarang dilaksanakan sehingga dapat mengurangi kesempatan untuk meningkatkan keharmonisan publik internal. Rusaknya media komunikasi internal seperti rusaknya Blackberry para kepala divisi tentu dapat menghambat koordinasi pekerjaan. Artinya, kelancaran kegitan internal public relations dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan akan mengalami beberapa hambatan.

Padahal internal public relations memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sebagaimana dikemukakan oleh Opitz & Hinner (2003, h. 7) bahwa dengan pengetahuan maka komunikasi internal berdampak pada produktivitas. Manajer yang baik mampu menemukan pendekatan untuk menerapkan sistem komunikasi yang tepat dan menjamin kelancaran informasi guna meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas berarti bahwa sumber daya yang digunakan lebih efisien.

(3)

menyebutkan bahwa realisasi penjualan pada tahun 2013 sebesar 

18 milyar rupiah tidak mencapai target penjualan yang telah ditentukan yaitu 20 milyar rupiah. Kondisi ini menunjukkan menurunnya produktivitas perusahaan yang pada dasarnya bergantung pada produktivitas kerja karyawan.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa produktivitas kerja karyawan terkait dengan penerapan kegiatan internal publik relations. Dari hasil wawancara dengan peneliti, pihak Public Relation Officer PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan mengakui bahwa terdapat penurunan jumlah kegiatan internal publik relations pada tahun 2013 dibanding tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya jumlah kegiatan IPR bisa lebih dari 10 macam kegiatan dalam setahun maka pada tahun 2013 jumlahnya tidak sampai 10 macam kegiatan.

Fenomena yang terjadi di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan tersebut tentu menarik diteliti. Artinya dibutuhkan penelitian guna mengetahui penerapan IPR sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan sepanjang tahun 2014. Dalam dunia akademik, penelitian ini diposisikan sebagai pembuktian secara empiris berdasarkan data dan fakta di lapangan mengenai kegiatan internal public relations yang diterapkan oleh suatu perusahaan dapat menjadi upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Berdasarkan uraian fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan internal public relations sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja di PT.Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan?

3. Bagaimana solusi yang diterapkan dalam mengatasi faktor penghambat yang ada?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di PT.Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di PT.Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.

3. Untuk mengetahui solusi yang diterapkan dalam mengatasi faktor penghambat yang ada.

1.4 Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Akademis:

(4)

perkuliahan dengan praktik yang ada di lapangan, sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam bentuk riset komunikasi,

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang tentang penerapan internal public relations sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja dan untuk keperluan lain yang bermanfaat bagi pihak lain. 2. Manfaat Praktis:

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk evaluasi bagi pihak manajemen PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan tentang penerapan internal public relations sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori

Public Relations

PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2003, h.10)

Tujuan Public Relations

Menurut Jefkins (2003, h. 63) beberapa tujuan kegiatan Public Relations di antaranya yang pokok adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan

oleh perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk tapi kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan.

b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. c. Untuk menyebarluaskan cerita

sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.

d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar ekspor baru.

e. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akango public.

f. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsia, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. g. Untuk mendidik para

pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. h. Untuk meyakinkan khalayak

bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis. i. Untuk meningkatkan

kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi risiko pengambil-alihan (take-over).

j. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.

(5)

l. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelenggaraan suatu acara.

m. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan. n. Untuk menyebarluaskan

kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.

Ruang Lingkup, Fungsi, dan Peran Public Relations

Publik atau khalayak dalam bidang Public Relations pada suatu organisasi/perusahaan dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah publik eksternal, yakni publik di luar organisasi/perusahaan namun sangat berkepentingan dengan organisasi/perusahaan seperti konsumen/pelanggan, masyarakat sekitar, pemerintah, dan pers. Kelompok kedua adalah publik internal, yakni publik di dalam struktural organisasi/perusahaan seperti pihak manajemen, karyawan, dan pemegang saham atau pemilik perusahaan.

Berkaitan dengan kedua kelompok publik dalam public relations tersebut, maka menurut Ardianto dan Soemirat (2004, h. 89) terdapat dua ruang lingkup tugas PR dalam suatu organisasi/perusahaan, yakni: a. Ke luar (eksternal), tugas PR

yakni mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah-tindakan

organisasi/perusahaan

b. Ke dalam (internal), tugas PR antara lain: (1) membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan, dan dedikasi terhadap perusahaan dimana mereka bekerja; (2) Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis; dan (3) Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga/perusahaan. Terdapat peranan lain public relations yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Peranan Internal

Seorang Public Relations di dalam Public Relations internal berperan sebagai orang yang dapat menyediakan hal-hal yang ingin diketahui oleh anggota/karyawan dan yang benar-benar didengarnya. Para karyawan ingin mendengar hal-hal yang berkaitan dengan masalah mereka, sedangkan perusahaan mempertaruhkan banyak hal selain yang didengarkan. Dalam kegiatan Public Relations, karyawan merupakan kelompok yang menjadi sasaran utama karena alasan berikut:

1) Mereka sangat berpengaruh atas tanggung jawab produksi, kualitas, kuantitas dan pelayanan

2) Karyawan merupakan juru bicara dan perwakilan dari organisasi terhadap dunia luar

3) Karyawan sangat menentukan wujud penampilan organisasi

b. Peranan Eksternal

(6)

1) Customer Relations, bahwa bagi suatu perusahaan pelanggan merupakan faktor yang teramat penting, sebab maju mundurnya perusahaan ditentukan oleh pelanggan.

2) Community Relations, hubungan dengan komunitas adalah merupakan salah satu fungsi seorang Public Relations untuk dapat menjadikan mereka dalam membuat strategi untuk keluar. 3) Government Relations,

seorang Public Relations harus dapat menempatkan pemerintah sebagai publik yang harus diikuti dengan semua peraturannya.

Ruang lingkup tugas public relation sdalam suatu organisasi atau perusahaan terdiri dari eksternal dan internal public relations. Dalam penelitian ini ruang lingkup public relations yang diteliti adalah internal public relations.

Internal Public Relations

Menurut Ardianto (2011, h. 99) definisi internal public relations adalah kegiatan PR untuk membina hubungan dengan public internal, seperti karyawan, para manajer, para manajemen, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi perusahaan atau organisasi tetap positif di mata public internal. Kegiatan hubungan internal ini pun berupaya tetap memelihara budaya perusahaan (corporate culture) yang sudah terbentuk sebelumnya. Melalui budaya perusahaan ini pula, akan membentuk senses of belonging

(rasa memiliki) dan sense of responbility (rasa tanggung jawab) public internal pada organisasi dan perusahaan.

Peran dan Fungsi Internal Public Relations

Peran internal PR merupakan aplikasi fungsi dan tugas internal PR adalah membantu staf untuk mengerti tentang visi, misi serta values dari organisasi perusahaan. Aktivitas ini melibatkan semua hal isu yang mempengaruhi suasana kerja dan memastikan staf mendapat informasi tentang keputusan penting manajemen (Laksamana, 2010, h. 12).

Kegiatan Internal Public Relations

Kegiatan internal public relations dalamlingkuphubungan dengan karyawan (employee relations) dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktivitas dan program, menurut Ruslan (2003, h. 259) antara lain:

Program pendidikan dan pelatihan

Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan, dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan lain sebagainya.

a. Program motivasi kerja berprestasi

(7)

kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

b. Program penghargaan

Program penghargaan yang dimaksudkan disini adalah upaya pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan yang diharapkan kelak akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan.

c. Program acara khusus (special events)

Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang diluar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya dalam rangka event ulang tahun perusahaan, diadakan kegiatan keagamaan, olah raga, lomba dan hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua para karyawannya.Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan.

d. Program media komunikasi internal

Membentuk media komunikasi internal melalui buletin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan / PR yang berisikan pesan, informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dan pimpinan.

Mendukung Efektifitas Internal Public Relations

Ada tiga hal yang sangat mempengaruhi tingkat efektifitas humas internal, yaitu:

a. Keterbukaan pihak manajemen.

b. Kesadaran pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan pegawai.

c. Keberadaan seorang manajer komunikasi (kepala humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis (Jefkins, 1992, h. 172)

(8)

Hambatan Komunikasi dalam Organisasi dan Cara Mengatasinya

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai hambatan (noise) Suprapto (2006, h. 9). Dan menurut Shannon dan Weaver yang dikutip oleh Cangara (2007, h. 153) hambatan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Hambatan komunikasi di antaranya yaitu:

1. Hambatan Teknis

Hambatan teknis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi ataupun terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise).

2. Hambatan Semantik

Hambatan semantik adalah hambatan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.Demi kelancaran komunikasinya seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan hambatan semantik ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi

(miscommunication) (Effendy, 2004, h. 14).

3. Hambatan Psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam

komunikasi.Hambatan

psikologis terjadi karena adanya hambatan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.Komunikasi sulit berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, kecewa, merasa iri hati dan kondisi psikologis lainnya dan hal tersebut dapat membuat penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. 4. Hambatan Fisik

Hambatan fisik adalah hambatan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan lain sebagainya.

5. Hambatan Status

Hambatan status adalah hambatan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peserta komunikasi.Misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan.

6. Hambatan Kerangka Berpikir Hambatan kerangka berpikiran adalah hambatan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.

7. Hambatan Budaya

(9)

Produktivitas Kerja

Sinungan (2009, h. 1) menyatakan bahwa produktivitas kerja adalah mencakup mental patriotik yang memandang hari ke depan secara lebih optimis yang berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sikap seperti ini akan mendorong munculnya sikap kerja yang efektif yang sangat diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Sedarmayanti (2011, h. 235) mengemukakan bahwa yang menentukan produktivitas adalah: a. Sikap kerja, seperti kesiapan

untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam tim.

b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh tingkatan pendidikan dan latihan dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.

c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (qualitycontrol circles) dan panitia mengenai tenaga kerja unggul.

d. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

e. Efisiensi tenaga kerja seperti: perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.

f. Kewirausahaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha.

Pengukuran Produktivitas Kerja

Sulistiani dan Rosidah (2009, h. 162) mengemukakan pengukuran produktivitas adalah sebagai berikut: (a) knowledge, (b) abilities, (c) skills, (d) attitude, dan (e) behaviors.

Indikator produktivitas menurut Sedarmayanti (2011, h. 79) yang memodifikasi dan mengembangkan pemikiran Gilmore dan Errich Fromm tentang individu yang produktif, yaitu:

1. Tindakannya konstruktif 2. Percaya pada diri sendiri. 3. Bertanggung jawab.

4. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan

5. Mempunyai pandangan ke depan.

6. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah.

7. Mempunyai kontribusi yang positif terhadap lingkungannya.

8. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya.

2.2 KerangkaPemikiran

(10)

eksternal dan internal. Komunikasi dalam publik internal di dalam lingkup perusahaan dilaksanakan oleh public relations untuk para karyawan perusahaan melalui kegiatan atau program-program internal public relation. Internal public relations berfungsi untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moloeng, 2005, h. 6).

Tataran analisis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2010, h. 69).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi pengumpulan data dilakukan di lokasi penelitian yakni PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan sebagai tempat melakukan wawancara dengan informan utama dan informan pendukung. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini adalah dikarenakan PT. Jakarta Prima Cranes memiliki reputasi mendunia di bidang penanganan material (material handling) karena bekerjasama dengan dua perusahaan permesinan yang bermarkas di Finlandia (http://www.jpc.co.id/about-us/). Alasan dipilihnya Cabang Balikpapan karena pemasaran produk PT. Jakarta Prima

Cranes lebih banyak dilakukan di lokasi ini karena banyaknya perusahaan pertambangan yang membutuhkan produk dari perusahaan ini.

3.3 Teknik Pemilihan Informan

Patton dalam Poerwandari (2005, h. 118) menerangkan bahwa pedoman pengambilan sampel pada penelitian kualitatif harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subyek dengan kriteria tertentu (purposif), Adapun kriteria utama dari subyek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Seorang dari divisi Public Relations Officer yang masih aktif bekerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.

2. Mengetahui tentang penerapan semua kegiatan internal public relations yang diselenggarakan di perusahaan.

3. Bersedia menjadi informan dalam penelitian tentang penerapan internal public relations sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja. 4. Karyawan yang telah bekerja di

perusahaan lebih dari setahun. 5. Karyawan yang pernah

mengikuti kegiatan internal public relations yang diselenggarakan oleh bagian humas perusahaan.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penentuan informan diarahkan untuk menentukan key informan (informan kunci) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian, sebagai informan utama dan informan pendukung (Riduwan, 2003, h. 53).

3.4 Fokus Penelitian

(11)

mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara lebih detail tentang kegiatan atau program-program yang dilaksanakan oleh internal public relation dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan. penerapan internal public relation difokuskan pada program pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja berprestasi (achievement motivation training), pemberian penghargaan, kegiatan khusus (special event), dan media komunikasi internal.

Selain itu peneliti juga memfokuskan penelitian ini pada faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan internal public relations dan apa saja solusi yang dilakukan oleh humas PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan dalam mengatasi masalah internal public relations.

a. Faktor-faktor yang mendukung kegiatan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas karyawan.

b. Faktor-faktor yang menghambat kegiatan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas karyawan dan cara mengatasinya.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data merupakan sumber informasi, maka sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan teknik pengumpulan data. Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.

3.5.1 Data primer

Menurut Kriyantono (2010, h. 69), data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara untuk mendapatkan data kegiatan internal public relations termasuk faktor pendukung, penghambat, serta cara mengatasi hambatan, dan observasi mendapatkan data penggunaan media internal public

relations. Data primer pada penelitian diperoleh langsung dari informan, yakni Kepala Bagian Humas PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi. Dokumentasi bertujuan mengumpulkan data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, serta data lain yang relevan dengan penelitian (Riduwan, 2003, h. 42). Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dokumentasi berupa foto-foto kegiatan internal public relations yang diselenggarakan oleh perusahaan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono (2012, h. 224). Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu: 1. Wawancara

Pada penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam (in depth interviewing). 2. Dokumentasi

Secara praktis peneliti melaksanakan pengumpulan data dokumentasi dengan cara sebagai berikut:

1) Mengumpulkan beberapa dokumentasi yang berhubungan dengan penerapan kegiatan internal public relations berupa foto dan dokumentasi dari kegiatan-kegiatan tersebut. 2) Melakukan pemilahan data

(12)

memilih data yang memiliki kredibilitas, dan berhubungan dengan penerapan internal public relations.

3) Mengidentifikasi dan menganalisis hasil dokumentasi.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Analisis Interaktif Miles dan Huberman.

Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen (Sugiyono, 2010, h. 92), yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan serta pengujian. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data 2. Penyajian Data

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

3.8 Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data triangulasi. Triangulasi sumber dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data dokumentasi dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang

dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan (Moleong, 2005, h. 331)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Jakarta

Prima Cranes

PT. Jakarta Prima Cranes mengkhususkan diri dalam bisnis penanganan material (material handling). Perusahaan ini bekerjasama dengan dua perusahaan permesinan yang dikenal baik, yang keduanya berkantor pusat di Finlandia. Perusahaan ini adalah perseroan terbatas dan telah didaftarkan di Jakarta pada tahun 1992 dan menerima ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007 dari Bureau Veritas Certification pada 24 Agustus 2009. Kantor pusat PT. Jakarta Prima Cranes berada di Wisma JPC Jl. Mampang Prapatan Raya No. 20 Jakarta dan kantor cabangnya terletak di Surabaya Jawa Timur dan Balikpapan Kalimantan Timur. PT. Jakarta Prima Cranes merupakan bentuk usaha Perseroan Terbatas dengan Akta Pendirian No. 1, dibuat di hadapan Notaris Petra Tanugraha, SH dan disahkan oleh Departemen Kehakiman tanggal 8 Oktober 1990.

4.2 Penyajian Data

Penelitian ini data yang disajikan didasarkan pada fokus penelitian, yakni tentang penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan serta solusi yang diterapkan dalam mengatasi faktor penghambat yang ada. Sehingga hasil wawancara data yang tidak terkait focus penelitian tidak dimasukkan dalam penyajian data dalam penelitian ini.

(13)

data, yakni peneliti merangkum, memilih data-data sesuai dengan fokus penelitian. Setelah data-data direduksi, maka dilakukan proses penyajian data berupa uraian sesuai dengan fokus permasalahan dalam penelitian ini.

4.3 Analisa dan Pembahasan

4.3.1 Penerapan Internal Public Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti bagaimana penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan. Publik internal PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan adalah manajemen dan karyawan. Publik internal lainnya yakni direksi dan pemegang saham atau investor, semuanya berdomisili di wilayah kantor pusat yakni di Jakarta, sehingga publik internal ini jarang sekali berhubungan secara langsung dengan manajemen dan karyawan di kantor cabang Balikpapan Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan pihak manajemen public relations PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan menerapkan kelima program internal public relations, yaitu program pendidikan dan pelatihan, motivasi karyawan berprestasi (training), pemberian penghargaan, kegiatan atau acara khusus (special event), dan penggunaan media komunikasi internal. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ruslan sebagai berikut,

Bahwa kegiatan internal public relations dalam lingkup hubungan dengan karyawan yakni:

a. Program pendidikan dan pelatihan. Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan

b. Program motivasi kerja berprestasi. Dengan program diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja

c. Program penghargaan. Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan; d. Program acara khusus

(special events), Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan; dan

e. Program media komunikasi internal. Membentuk media komunikasi internal melalui buletin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan/PR yang berisikan pesan, informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dan pimpinan. (Ruslan, 2003, h. 259).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh ini manajemen Public Relations perusahaan telah melaksanakan penerapan internal public relations dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penerapan berbagai program internal public relations yang yang menunjukkan bahwa manajemen Public Relations perusahaan telah melaksanakan tugas, fungsi, dan perannya dengan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

(14)

ini menunjukkan bahwa manajemen Public Relations perusahaan telah menjalankan tugas internal-nya dengan baik.

Beberapa temuan menarik yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut:

a. Blackberry Mesengger (BBM) menjadi media utama dalam produktivitas kerja karyawan

b. Pada tri semester tahun 2014 penjualan meningkat kurang lebih 10%. Hal ini disebabkan oleh karena tim Marketing menjadi kompak dan semakin solid dalam bekerja karena sebelumnya diadakan training manajemen marketing dan acara gathering khusus untuk tim marketing. Namun perusahaan tidak membolehkan peneliti untuk menyalin data dokumen tentang penjualan tersebut baik selama tri semester tahun 2014 maupun tahun-tahun sebelumnya dengan alasan rahasia perusahaan.

c. Seorang karyawan bagian warehouse naik jabatan menjadi staf General Affair setelah mengikuti training marketing & cost control

Meskipun semua kegiatan IPR memiliki hambatan, namun divisi PR juga memiliki solusi terhadap masing-masing hambatan tersebut sehingga kegiatan-kegiatan IPR masih tetap dilaksanakan sebagai fungsi dari divisi PR untuk menjaga komunikasi pada publik internal perusahaan. Oleh karena itu, penerapan IPR sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan dapat dikatakan berjalan dengan baik.

4.3.2 Faktor-Faktor yang Mendukung Penerapan Internal Public Relations di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor yang mendukung penerapan program internal public

relation di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan, antara lain: 1. Diberikannya dispensasi khusus

kepada karyawan yang mengikuti diklat dan trainning

2. Adanya budget khusus untuk pemberian hadiah penghargaan dari kantor pusat di Jakarta

3. Tersedianya berbagai hadiah door price dalam special event

4. Setiap staf masing-masing divisi diberikan akun email dan setiap kepala divisi diberikan handphone blackberry sebagai media untuk membantu komunikasi internal.

4.3.3 Faktor-Faktor yang Menghambat Penerapan Internal Public Relations di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan

Dalam penerapan di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan tentu tidak telepas dari adanya factor-faktor penghambat, berikut adalah faktor-faktor penghambat penerapan Internal Public Relations di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan:

1. Karyawan malas mengikuti diklat atau training yang pelaksanaannya di luar kota apalagi di luar negeri.

2. Waktu pelaksanaan pemberian penghargaan yang sering mundur dari hari yang telah ditentukan karena lambatnya pencairan dana untuk hadiah. 3. Alokasi dana program special

event yang terbatas.

4. Berhentinya komunikasi internal saat handphone blackberry rusak atau pulsanya habis.

(15)

Prima Cranes Cabang Balikpapan

Untuk mengatasai adanya faktor-faktor yang menghambat Penerapan Internal Public Relations di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan memberikan solusi -solusi sebagai berikut:

1. Perusahaan menanggung semua akomodasi selama pelaksanaan diklat /training

2. Menunggu dan terus memberi informasi terkait program pemberian penghargaan kepada publik internal

3. Mengirim proposal ke customer untuk dimintai bantuan dana dalam special event

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan di atas maka disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam penerapan internal public relation di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan, antara lain:

a. diberikannya dispensasi khusus kepada karyawan yang mengikuti diklat dan training,

b. adanya budget khusus untuk pemberian hadiah penghargaan dari kantor pusat di Jakarta,

c. tersedianya berbagai hadiah door price dalam special event,

d. setiap staf masing-masing divisi diberikan akun email dan setiap kepala divisi diberikan handphone blackberry sebagai media untuk membantu komunikasi internal.

Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan internal public relation di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan, antara lain:

a. karyawan agak malas mengikuti diklat atau training yang pelaksanaannya di luar kota apalagi di luar negeri. Solusinya adalah

dengan menanggung semua akomodasi selama pelaksanaan diklat tersebut oleh perusahaan

b. waktu pelaksanaan pemberian penghargaan yang sering mundur dari hari yang telah ditentukan karena lambatnya pencairan dana untuk hadiah. Solusinya, manajamen hanya bisa menunggu namun terus memberi informasi yang berkaitan dengan program pemberian penghargaan kepada publik internal perusahaan

c. alokasi dana program special event yang terbatas. Solusinya adalah dengan mengirim proposal kepada customer yang menjalin hubungan baik dengan perusahaan untuk dimintai bantuan dananya dalam pelaksanaan special event

(16)

4.3.5 Penerapan Internal Public Relations Mampu Meningkatkan Produktivitas kerja Karyawan

Dengan adanya penerapan program internal public relations di PT. Jakarta Prima Cranes cabang Balikpapan, mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal ini di jabarkan dalam analisis sebagai berikut:

a. Program Pelatihan atau Diklat b. Program Training

c. Program Penghargaan d. Program Special Event e. Program Media Internal

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

1. Penerapan internal public relations di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan terlaksana sesuai dengan pendapat Ruslan (2003, h. 259) tentang kegiatan internal public relations. Hal ini ditunjukkan dengan dilaksanakannya berbagai program internal public relation, berupa program pendidikan dan pelatihan, motivasi karyawan berprestasi (training), pemberian penghargaan, kegiatan atau acara khusus (special event), dan penggunaan media komunikasi internal. Penerapan program internal public relations tersebut mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang ditunjukkan dengan perilaku berupa adanya tindakan konstruktif, percaya pada diri sendiri, bertanggung jawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, mempunyai kontribusi yang positif terhadap lingkungan kerja, dan memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensi. Bentuk kegiatan internal public relations yang paling meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah penggunaan media komunikasi internal,

khususnya Blackberry Mesengger. Aspek produktivitas yang meningkat dalam hal ini adalah efisiensi waktu dan komunikasi sehingga pekerjaan dapat lebih cepat selesai.

2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan serta solusi yang diterapkan dalam mengatasi faktor penghambat yang ada

a. Faktor-faktor pendukung dalam penerapan internal public relationdi PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan, antara lain:

(1) diberikannya dispensasi khusus kepada karyawan yang mengikuti diklat dan training,

(2) adanya budget khusus untuk pemberian hadiah penghargaan dari kantor pusat di Jakarta,

(3) tersedianya berbagai hadiah door price dalam special event, dan

(4) setiap staf masing-masing divisi diberikan akun email dan setiap kepala divisi diberikan handphone blackberry sebagai media untuk membantu komunikasi internal.

b. Faktor-faktor penghambat dan solusinya dalam penerapan internal public relation di PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan, antara lain:

(1) karyawan agak malas mengikuti diklat atau training yang pelaksanaannya di luar kota apalagi di luar negeri,

(17)

(3) alokasi dana program special event yang terbatas,

(4) berhentinya komunikasi internal saat handphone blackberry rusak atau pulsanya habis.

3. Solusi yang dilakukan oleh PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan saat mengalami faktor-faktor penghambat dalam penerapan internal public relation adalah:

(1) Semua biaya akomodasi selama pelaksanaan diklat tersebut ditanggung oleh perusahaan,

(2) Menunggu keputusan dari pihak manajemen namun terus memberi informasi yang berkaitan dengan program pemberian penghargaan kepada publik internal perusahaan,

(3) mengirim proposal kepada customer yang menjalin hubungan baik dengan perusahaan untuk diminta bantuan dananya dalam pelaksanaan special event, (4) memberikan penggantian

blackberry yang baru dan setiap bulannya diberikan pulsa sebesar Rp. 100.000 untuk setiap blackberry tersebut.

8. Berdasarkan hasil analisa peneliti dapatdisimpulkan bahwa penerapan internal public relations di PT. Jakarta Prima Cranes cabang Balikpapan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan di berbagai aspek.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Praktis

1. Dalam penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan, PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan disarankan agar

melengkapi media komunikasi internal dengan bulletin atau majalah internal. Jika belum ada divisi yang menangani masalah ini maka dapat berkonsultasi atau meminta bantuan dari lembaga pers.

2. Berdasarkan faktor pendukung dan faktor penghambat serta solusinya dalam penerapan internal public relations sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan, PT. Jakarta Prima Cranes Cabang Balikpapan disarankan untuk mengalokasikan dan khusus agar program diklat, training, pemberian penghargaan, special event, dan pemeliharaan media-media komunikasi internal dapat berjalan dengan lancar.

2.2.1 Saran Akademis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pernyataan diatas maka diketahui bahwa akar serai merupakan jenis tanaman graminae yang diyakini telah mengandung Rizobakteri , maka perlu diadakannya suatu

[r]

Menyele saikan masalah yang berkaitan dengan fungsi eksponen atau fungsi logaritma.

Rangkaian yang direncanakan dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini. Mikrokontroler digunakan untuk membangkitkan sinyal PWM untuk MOSFET.. MOSFET digunakan untuk

.ratikum yan' dilakukan %ada tan''al 0 Maret 01B adalah %en'ukuran intensitas %eneran'an den'an  Lux Meter * .ratikum ini dilakukan untuk  men'etahui intensitas %eneran'an

penulis, nifas normal adalah nifas yang berlangsung 6 minggu tanpa ada keluhan dan penyulit pada masa nifas, TFU dalam batas normal, pengeluaran lochea sesuai dengan

Tiga kesimpulan penting yang diperoleh dari hasil kajian itu adalah: (1) pemberian pupuk kandang atau jerami tidak nyata menaikkan hasil panen padi pada pola padi-padi atau

-­‐ Rujukan tes HIV oleh dokter sesuai kondisi klinis pasien (untuk penegakan diagnosa). -­‐ Ibu hamil yang dirujuk untuk tes HIV