• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Intern Kas Pada CV. Morawa Timber Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Intern Kas Pada CV. Morawa Timber Industri"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

Oleh :

MUHAMMAD FAUZUL ROZI 112102055

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : MUHAMMAD FAUZUL ROZI

NIM : 112102055

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS

PADA CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

Tanggal : …….. Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak) NIP. 19760705 200212 1 002

Tanggal : ……. Juli 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : ……. Juli 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : MUHAMMAD FAUZUL ROZI

NIM : 112102055

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN

KAS PADA CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

Medan, Juli 2014

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Intern Kas Pada CV. Morawa Timber Industri” Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Ayahanda dan ibunda tercinta Zulkarnain Lubis dan ibunda Erlis Utami Harahap, yang dengan penuh kesabaran telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril maupun materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Jurusan D-3 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing penulis yang

(5)

5. Seluruh dosen serta staff pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang menuntun saya selama mengikuti perkuliahan sampai dengan selesai serta membantu saya dalam menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

6. Kepada semua teman-teman yang telah banyak membantu, memotivasi, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala bantuan dan rahmatnya yang telah diberikan, semoga akan memperoleh balasan yang berlipat ganda dariNya, dan Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya, dan menjadi amal ibadah bagi penulis.

Amin yaa Rabbal Alamin

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penulisan ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II : CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI ... 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

1. Visi dan Misi ... 8

2. Tujuan ... 9

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description ... 10

D. Jaringan Usaha ... 14

E. Kinerja Usaha Terkini ... 14

(7)

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA

CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI ... 17

A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Kas ... 17

B. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas ... 23

C. Unsur-Unsur Pengawasan Internal Kas ... 27

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas CV. Morawa Timber Industri ... 30

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas CV. Morawa Timber Industri ... 36

F. Sistem Pengawasan Internal Kas CV. Morawa Timber Industri ... 37

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kas merupakan aset perusahaan yang paling lancar (likuid) dari seluruh aktiva yang ada. Dan kas juga merupakan aktiva yang paling harus dijaga. Hal ini disebabkan karena kas sangat mudah dialihkan atau dipindah tangankan karena kas tidak memiliki identitas kepemilikan. Oleh karena itu perusahaan/instansi harus melakukan pengawasan untuk melindungi kas.

Didalam mencapai tujuannya perusahaan/instansi selalu menghadapi persoalan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari ciri-ciri dan kepentingannya, kas selalu menjadi objek utama yang disalahgunakan, untuk itu diperlukan adanya pengawasan–pengawasan internal yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan kas.

(11)

diminimalisasi atau bahkan dapat dihindari. Dengan kata lain pengawasan internal yang baik didalam suatu perusahaan/instansi dapat menunjang keberhasilan setiap keputusan dan peraturan yang telah ditetapkan serta dapat mendukung keberhasilan operasi suatu perusahaan/instansi.

Pengawasan intern merupakan salah satu fungsi manajemen yang memiliki peranan penting dalam aktifitas perusahaan. Pengawasan yang baik dan efektif, memungkinkan pemimpin perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan serta dapat mengatur dan merencanakan pekerjaan untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Manajemen mempunyai tanggung jawab paling utama dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan serta menemukan dan mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi. Manajemen terhadap kas juga bertanggung jawab terhadap pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui pengawasan intern. Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu pengawasan intern harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi oleh pejabat atau karyawan, dan informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi harus tersedia.

(12)

keharusan. Pengawasan intern yang baik menghindari terjadinya penyelewengan seperti melakukan perubahan laporan atau perhitungannya, adanya prosedur pencatatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pengawasan yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Perangkat pengawasan yang canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengawasan tersebut tidak berguna lagi.

Dengan landasan pemikiran diatas, maka penulis memilih judul “Sistem Pengawasan Intern Kas Pada CV. Morawa Timber Industri”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diambil maka penulis mengajukan masalah pokok yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu sejauh mana peran pengawasan internal kas baik secara operasional maupun dari sisi pembukuan pada CV. Morawa Timber Industri.

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1.Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Penerimaan Kas pada CV. Morawa Timber Industri?

(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan intern penerimaan kas pada CV. Morawa Timber Industri.

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan intern pengeluaran kas pada CV. Morawa Timber Industri.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis mengenai pengawasan intern kas pada masa yang akan datang.

b. Untuk mengetahui apakah transaksi–transaksi yang menyangkut kas telah dicatat dengan layak yang didukung dengan bukti–bukti yang telah diotoritasi.

c. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengawasan intern kas pada CV. Morawa Timber Industri tersebut.

D. Rencana Penelitian

1. Jadwal Penelitian

(14)

Tabel I.I

Jadwal Penelitian Dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

JUNI 2014

I II III IV 1. Pengesahan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

(15)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal survei dan rencana isi.

BAB II : CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

Bab ini meliputi sejarah singkat Instansi, struktur organisasi dan personalia, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan CV. Morawa Timber Industri.

BAB III : SISTEM INTERN KAS PADA CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian, fungsi, tujuan dan manfaat pengawasan intern dan juga mengenai pengertian dan fungsi kas, serta prosedur pengawasan intern kas yang diterapkan oleh instansi/lembaga.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB II

CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

A. Sejarah Singkat

CV. Morawa Timber Industri merupakan perusahaan penanaman Modal dalam negeri yang bergerak di bidang industri kayu untuk mengolah kayu bulat menjadi kayu lapis dan kayu gergajian. Perusahaan ini didirikan dengan Akte Notaris Irwansyah Nasution S.H, Nomor : 5, tanggal 3 maret 2011 dan terdaftar dalam Lembaran Negara Nomor : 95, tanggal 27 Februari 2007 dengan alamat Jalan Kebun Limau Mungkur, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

CV. Morawa Timber Industri didirikan oleh Bapak Wijaya dan Rony Tahir dengan mengubah nama perusahaan yang awalnya bernama CV. Busma Jaya Timber menjadi CV. Morawa Timber Industri pada tanggal 3 Maret 2011. Perusahaan CV. Morawa Timber Industri mengalami perluasan setelah mengganti nama. Perusahaan CV. Morawa Timber Industri awalnya hanya memperkerjakan 7 orang saja namun setelah mengalami perluasan kini, CV. Morawa Timber Industri memperkerjakan 53 orang dengan bidang usaha pengolahan kayu lapis dan kayu gergajian.

(17)

1. Permintaan terhadap kayu lapis yang semakin meningkat baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

2. Adanya bantuan yang diberikan pemerintah yaitu pembebasan pajak perusahaan selama 5 tahun dan bebas bea masuk untuk barang – barang keperluan produksi yang diimpor.

3. Bahan baku yaitu kayu bulat cukup banyak tersedia di Indonesia khususnya Sumatera.

4. Hasil studi kelayakan yang menunjukan keuntungan yang lebih besar memproduksi sendiri.

Kebijakan CV. Morawa Timber Industri adalah:

1. Menghasilkan kayu olahan yang bermutu sesuai dengan permintaan pelanggan.

2. Memperhatikan kelestarian hutan dan lingkungan hidup.

3. Menerapkan sistem manajemen mutu terpadu mengacu pada IOS – 9002. Motto dari CV. Morawa Timber Industri adalah “Menghasilkan kayu berkualitas tingkat Internasional”.

1. Visi dan Misi CV. Morawa Timber Industri

Visi CV. Morawa Timber Industri adalah menjadi sebuah perusahaan penghasil kayu yang berkualitas dengan menjamin kelestarian lingkungan dan bahan baku kayu dari pengolahan hutan dan industri.

(18)

a. Mengelola perusahaan secara ramah lingkungan serta mengoptimalkan kontribusi bagi industri kehutanan, masyarakat, bangsa dan Negara.

b. Meningkatkan sektor industri dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat yang tinggal di sekitar daerah industri, yaitu melalui dengan penyediaan lapangan kerja.

c. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

d. Meningkatkan devisa Negara serta keuntungan bagi perusahaan.

2. Tujuan CV. Morawa Timber Industri

Tujuan CV. Morawa Timber Industri adalah:

a. Menjalankan usaha – usaha bidang industri pengolahan kayu.

b. Memasarkan hasil produksi ke pasaran dalam negeri dan luar negeri selaku produsen eskportir.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi berarti penetapan batas tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing–masing karyawan. Oleh karena itu dengan adanya struktur organisasi diharapkan setiap bagian dapat melaksankan tugasnya masing–masing dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

(19)

melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

C. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari CV. Morawa Timber Industri yaitu: 1. Direktur Utama

Direktur utama sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang berfungsi memimpin keseluruhan aktivitas perusahaan, antara lain:

a. Menyusun perencanaan usaha ke depan untuk kemajuan perusahaan. b. Mengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dan pengendalian

kegiatan perusahaan.

c. Menyetujui dan menilah pengangkatan dan pemberhentian setiap bagian dalam penambahan tenaga kerja.

d. Mengelola perusahaan sesuai dengan prinsip manajemen selaras.

e. Menyetujui dan memberikan pengesahan atas pembelian alat inventaris perusahaan.

f. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas setiap bagian serta menerima laporan tertulis dari setiap bagian tersebut.

(20)

2. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Selain membantu direktur utama dalam menjalankan tugasnya, direktur perencanaan dan pengembangan memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan atas setiap bagian yang berkaitan dengan pelanksanaan dan pengembangan perusahaan.

b. Mengambil keputusan dalam menjalankan strategi pemasaran serta pengembangan usaha serta mengumpulkan data – data yang akan di diskusikan kepada direktur utama.

c. Mengadakan pengawasan terhadap aktivitas pesaing yang dapat mempengaruhi pemasaran dan menentukan langkah–langkah selanjutnya.

d. Membuat perencanaan untuk mengembangkan usaha perusahaan.

3. Direktur Keuangan

Direktur keuangan sangat memiliki peranan yang penting dalam perusahaan. Tugas direktur keuangan adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasi kegiatan penyusunan anggaran tahunan perusahaan sampai saat pengesahan untuk disampaikan kepada direktur utama. b. Membina serta menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan penyusunan

laporan keuangan yang teratur.

(21)

e. Menyiapkan laporan biaya proyek dan kaporan keuangan secara keseluruhan.

f. Berhak mendelegasikan wewenangnya kepada dan meminta pertanggungjawaban dari Kepala Bagian Adminstrasi dan Keuangan, Bagian Kasir dan Kepala Bagian Umum dan Personalia.

4. Bagian Operasional/ Mesin

Dalam hal ini bagian operasional memiliki tanggung jawab atas: a. Kegiatan operasional perusahaan secara langsung.

b. Melaksanakan wewenang yang telah didelegasikan oleh atasan demi kepentingan perusahaan.

c. Menjaga, mengawasi serta memelihara mesin–mesin pabrik.

5. Bagian Pendistribusian

Dalam hal ini bagian pendistribusian memiliki tanggung jawab atas:

a. Mendistribusikan kayu ke konsumen serta memeriksa kembali kayu yang akan didistribusikan.

b. Menjaga keamanan dan fisik kayu yang akan tetap utuh dan terhindar dari cacat.

6. Bagian Adminstrasi

(22)

akuntansi yang berlaku, adapun tugas Bagian Adminstrasi dan Personalia sebagai berikut:

a. Melakukan verifikasi atas pengecekan ulang atas semua bukti – bukti penerimaan dan pengeluaran kas, bukti penjualan tunai, faktur penjualan tunai, nota pembelian barang serta bukti pemesanan barang dari perusahaan ke konsumen.

b. Menyusun laporan keuangan seperti laporan posisi keuangan ataupun laporan laba rugi perusahaan.

c. Melakukan penelitian dan analisa keuangan perusahaan termasuk pajak.

7. Bagian Umum dan Personalia

Adapun tugas bagian umum dan personalia adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan keahlian dan minat yang dimiliki.

b. Melaksanakan pembayaran gaji kepada karyawan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan.

8. Bagian Kasir

(23)

a. Meminta uang kas yang berasal dari penjualan kayu dan mencatat setiap adanya transaksi.

b. Memberikan tanggal dan cap lunas pada tiap bukti penerimaan dan pengeluaran kas.

c. Membantu bagian adminstrasi dan keuangan dalam membuat laporan bulanan.

D. Jaringan Usaha

Jaringan kegiatan CV. Morawa Timber Industri meliputi beberapa usaha atau jenis kegiatan diantaranya : mengolah kayu bulat menjadi kayu lapis dan juga kayu gergajian. Dengan kapasitas izin produksi penggergajian kayu sebesar 30.000 m³ per tahun. Dan diharapkan CV. Morawa Timber Industri agar terus menghasilkan kayu lapis dan kayu gergajian terbaik dan berkualitas.

E. Kinerja Usaha Terkini

(24)

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Kinerja usaha terkini yaitu kegiatan– kegiatan serta program–program kerja apa saja yang sedang dilakukan perusahaan pada saat ini guna pencapaian tujuan perusahaan. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Produk

Meningkatkan kualitas produk berupa kayu CV. Morawa Timber Industri dengan memiliki kualitas yang terjamin sesuai permintaan pelanggan agar dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan. Dengan produk yang berkualitas, keberhasilan perusahaan dapat dicapai.

b. Harga Kompetitif

Dengan harga kompetitif dapat memungkinkan perusahaan bersaing dengan perusahaan–perusahaan yang sejenis.

c. Sumber Daya Manusia ( SDM )

Sumber Daya Manusia yang memiliki perusahaan harus mempunyai kriteria seperti terampil, bertanggung jawab, disiplin dan juga dapat menguasai bidang yang akan ditanganinya.

d. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

(25)

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan CV. Morawa Timber Industri yang hendak dicapai di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan. 2. Meningkatkan kualitas dan mutu produk, serta kuantitas produk. 3. Meningkatkan kinerja dan kualitas tenaga kerja.

(26)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

A. Pengertian Pengawasan Internal Kas

Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu seorang pemimpin perusahaan melaksanakan tugas sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi. Dalam arti sempit pengawasan intern berarti pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan secara mendatar (cross footing), maupun penjumlahan secara menurun (footing). Sedangkan pengertian pengawasan intern dalam arti luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi juga meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan pengawasan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2001, 319.2): “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai”.

(27)

menggalakan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan”.

Menurut Warren, Reeve, Fees (2005:289): “Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang–undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”. Sistem ini menciptakan pengawasan intern yang cukup terhadap kas, diperolehnya data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan.

Sedangkan menurut Abubakar Erwin (2001:83): “Sistem pengawasan intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai”. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan prosedur-prosedur yang bertujuan untuk:

1. Melindungi harta atau aktiva perusahaan.

2. Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya.

3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan.

(28)

Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

Pengawasan Internal Kas Meliputi 3 hal: 1. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan yang dapat dipercaya, oleh karena itu disusun sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa:

a. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.

b. Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain sesuai dengan tujuan ikhtisar tersebut dan menekankan pertanggung jawaban atas harta kekayaan perusahaan/instansi.

c. Penguasaan atas harta perusahaan/instansi dibeikan hanya dengan persetujuan atau wewenang pimpinan.

(29)

2. Pengawasan Administratif

Pengawasan administratif meliputi (tapi tidak terbatas pada) rencana serta prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membuat pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau member wewenang atas terjadinya transaksi-transaksi. Pemberian wewenang tersebut merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk mencapai titik tolak serta menciptakan pengawasan akuntansi.

3. Pengawasan Penggunaan

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar penggunaannya. Penggunaan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.

Menurut Soemarso (2002; 320): “Kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominal.”

(30)

Ciri-ciri sistem pengawasan intern yang baik adalah sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang baik.

b. Sistem organisasi dan tanggung jawab yang jelas. c. Sistem akuntansi yang baik.

d. Kebijaksanaan personalia yang baik. e. Badan atau staf internalauditor yang cakap. f. Dewan komisaris yang kompeten dan cakap.

Kas tidak mempunyai tanda kepemilikan khusus dan mudah dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa:

a. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah ditetapkan.

b. Kas yang seharusnya diterima memang benar-benar diterima. c. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas perusahaan.

Dari sifat-sifat kas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspek perencanaan dan pengawasan internal terhadap kas harus mendapat perhatian yang serius oleh manajemen. Dimana setiap pengawasan internal terhadap kas harus diciptakan untuk melindungi dan mengamankan serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi pengguna manajemen.

(31)

manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari:

a. Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan/instansi.

b. Menghindari terjadinya kas yang menganggur.

c. Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan wewenang.

Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengawasan internal kas, mencakup:

a. Sebagian besar transaksi perusahaan yang terdiri dari uang kas dan transaksi lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi kas, tetapi akan melalui kas juga.

b. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. perkreditan piutang disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penerimaan kas salah, kemungkinan perkreditan juga akan salah.

c. Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas.

d. Kesalahan dalam perkiraan kas kemungkinan dikarenakan oleh adanya kesalahan pada perkiraan yang lainnya.

(32)

B. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas

1. Tujuan Pengawasan Internal

Mengingat mayoritas transaksi diperusahaan melibatkan kas, maka pengawasan internal kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya penyelewengan yang dilakukan terhadap kas.

Pengawasan internal kas tercakup dalam suatu pengawasan internal kas. Pada dasarnya tujuan pengawasan internal kas adalah:

a.Diperolehnya data/informasi mengenai kas yang sebenarnya.

b.Untuk mencek kecermatan antara dana dari catatan menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

c.Untuk mencek pelaksanaan kegiatan/aktivitas mengenai kas sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.

Pengawasan terhadap kas dapat diterapkan dengan cara, yaitu: 1) Pengawasan terhadap penerimaan kas.

(33)

2) Pengawasan terhadap pengeluaran kas.

Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan/instansi untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya.

Adapun tujuan dari sistem pengawasan internal kas adalah sebagai berikut:

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

Tanggung jawab utama menjaga harta milik perusahaan dan mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan terletak ditangan manajemen, perlu adanya pengawasan internal yang baik agar dapat melimpahkan tanggung jawab secara tepat.

b. Menjaga ketelitian data akuntansi.

(34)

c. Mewujudkan efisiensi kerja.

Untuk dapat mewujudkan efisiensi kerja, perlu dirancang suatu sistem dan prosedur operasional tiap-tiap bagian operasi perusahaan/instansi, sehingga pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan tertib.

d. Membentuk dan menjaga kebijaksanaan manajemen.

Dengan adanya formulir-formulir, bukti pencatatan dan prosedur yang telah ditetapkan serta adanya pemisahan tanggungjawab yang jelas, diharapkan dapat membantu serta menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Pengawasan Internal Kas

Fungsi pengawasan internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Ciri-ciri dasar dari sebuah pengawasan internal kas adalah sebagai berikut:

a. Secara khusus menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan kas.

(35)

e. Pemeriksaan intern dalam interval waktu yang tak terduga.

Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengawasan internal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengawasan internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada:

a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (valid)

Struktur pengendalian internal kas tidak dapat memberikan transaksi fiktif, dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam catatan akuntansi lainnya. b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat.

c. Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi, maka dapat mengakibatkan otorisasi yang curang.

d. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dan hal ini dilakukan guna mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan.

e. Setiap transaksi harus dinilai dengan cepat dan tepat.

Pengendalian yang memadai harus disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan.

f. Transaksi yang terjadi harus diklasifikasikan dengan tepat.

Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal.

g. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat.

(36)

C. Unsur-unsur Pengawasan Internal Kas

Untuk menjamin agar pengawasan intern dapat berjalan dengan baik, seorang manajer harus mengetahui struktur pengawasan intern tersebut. Untuk menghasilkan suatu pengawasan intern yang baik dalam perusahaan diperlukan adanya unsur-unsur yang dirancang dan diimplementasikan manajemen guna membentuk kepastian yang layak bahwa tujuan pengawasan internnya akan tercapai. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengawasan intern kas sangat penting peranannya dalam melindungi harta perusahaan dari ancaman-ancaman yang dapat merugikan perusahaan, terutama dari tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab yang datangnya dari dalam perusahaan itu sendiri.

Unsur-unsur pengawasan intern menurut Mulyadi (2001:164) adalah sebagai berikut:

1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.

(37)

1. Suatu rencana organisasi harus memiliki pemisahan fungsi secara tepat.

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi harus dipisahkan berdasarkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi-fungsi akuntansi.

2. Sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang layak untuk melaksanakan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, dan pendapatan serta biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat. Klasifikasi data keuangan dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar, Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut: a. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan dengan

(38)

b. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat dalam setiap rekening, member batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya.

3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam menjelaskan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah:

Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

a. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya.

b. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

c. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan intern kas.

4. Pegawai yang cakap dan seimbang dengan tanggung jawabnya

(39)

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas CV. Morawa Timber Industri

Prosedur penerimaan kas dalam hal ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas“ pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

Prosedur pencatatan penjualan tunai dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu, fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.

Prosedur pencatatan penerimaan kas dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan oleh CV. Morawa Timber Industri yaitu fungsi kas.

(40)

cek, karena dengan adanya pemisahan tugas tersebut maka akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan.

Untuk mengawasi suatu perusahaan diperlukan suatu prinsip pengeluaran kas yang baik. Dalam prakteknya perusahaan tidak memisahkan antara pemberi persetujuan faktur pembuatan cek dengan pembayaran dan pengawasan cek, semua dilakukan oleh satu bagian yang berwenang. Dengan demikian akan mudah terjadinya penyelewengan.

Dalam prosedur pengeluaran kas harus dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan. Dengan diterapkannya prinsip-prinsip dalam pengeluaran kas secara efektif, maka akan diperoleh suatu pengawasan intern yang baik dan dapat terhindar dari penyelewengan.

Pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan, dalam pembayaran hutang supplier harus membawa faktur atas barang, faktur atas pajak, kwitansi diserahkan pada bagian keuangan. Bagian akuntansi keuangan akan meminta kasir untuk mengeluarkan kas tersebut.

Prosedur yang belum memadai adalah tidak dilakukannya kas opname yang mengakibatkan akan memudahkan bagian yang berwenang untuk menyelewengkan kas sementara waktu untuk keperluan pribadi.

(41)

pemeriksaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan menyebabkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik sengaja maupun yang tidak sengaja.

Perusahaan selalu menggunakan kas kecil untuk melakukan pengeluaran- pengeluaran kecil. Oleh karena itu harus dijaga jumlah kas agar tidak terlalu besar sehingga tidak ada kas yang menganggur. Setiap pengeluaran uang relatif besar dianjurkan menggunakan cek, untuk upaya dalam pengawasan kas dalam bentuk cek dilaksanakan dengan sistem voucher.

Setiap terjadi pengeluaran kas kecil akan langsung dicatat, sehingga buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dengan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening buku besar.

Prosedur Pengeluaran Kas menurut buku Sistem Informasi Akuntansi Mulyadi (2001 : 516) adalah dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. Dalam one-time voucher sistem dengan cash basis. Disamping itu fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas, pendebitan yang timbul dari transaksi pengeluaran dicatat dalam buku pembantu (dalam kartu biaya dan kartu persediaan).

Prosedur kas yang diterapkan oleh CV. Morawa Timber Industri adalah :

(42)

bagian pembinaan sarana, sampai dapat persetujuan dari direksi, kemudian dibuat order pembelian 7 lembar, bagian keuangan kemudian membayarkan dengan tunai. Bagian keuangan mencatat dalam buku pembantu kas/bank. Sobekan buku pembantu kas/bank setiap hari meneruskan ke bagian pembukuan kantor pusat untuk dibukukan dan selanjutnya. Bagian pembukuan kantor pusat untuk dibukukan dan selanjutnya bagian pembukuan kantor pusat membukukan ke dalam jurnal pengeluaran kas/bank dan kartu gudang.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembagian tugas diterapkan oleh perusahaan. Pembagian ini sudah cukup baik, tetapi masih harus dilakukan pemisahan fungsi beberapa bagian.

Tujuan dari pemisahan ini adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan pengecekan intern terhadap pekerjaan tiap fungsi yang terkait dalam pelaksanaan transaksi.

2. Mencegah terjadinya penggunaan kas untuk keperluan pribadi.

Menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi serta menjaga kekayaan perusahaan.

1. Prosedur Penerimaan Kas Pada CV. Morawa Timber Industri

Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh CV. Morawa Timber Industri secara lebih rinci, meliputi:

(43)

didasarkan atas faktur penjualan yang dibuat berdasarkan Kontrak/ Surat Perintah Kerja dan Laporan penyelesaian pekerjaan, Berita Acara Penyelesaian/penyerahan pekerjaan.

b. Berdasarkan syarat-syarat pembayaran dan penyerahan hasil pekerjaan dalam kontrak, maka untuk setiap pembayaran/penyerahan barang, bagian keuangan akan membuat faktur penjualan rangkap 3 (tiga).

c. Pemohon datang ke bagian Keuangan untuk membayar dengan menunjukkan faktur tagihannya.

d. Tata usaha Keuangan membuat bukti kas masuk rangkap 2 dan kwitansi penerimaan uang rangkap 2. Bukti kas masuk dan kwitansi diverivikasi oleh petugas verivikator dan diberi kode rekeningnya.

e. Atas dasar faktur tagihan, bukti kas masuk dan kwitansi yang dibawa nasabah ke kasir, kasir akan menerima pembayaran sesuai dengan jumlah yang tercantum dan di cap “Lunas” dan ditanda tangani oleh kasir. dan pembeli dapat mengambil barangnya.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi penerimaan kas pada CV. Morawa Timber Industri terdiri atas: a. Surat permohonan pemberian jasa, pembelian barang.

b. Surat pemberitahuan dari debitur/Bank. c. Bukti penerimaan kas.

d. Register kas masuk/keluar.

(44)

g. Laporan hasil analisa.

h. Surat pemberitahuan hasil analisa. i. Berita acara penyerahan hasil analisa.

j. laporan hasil survey, pemetaan, rekomendasi, dll. k. Surat pertanggungjawaban dana pemerintah.

2. Prosedur Pengeluaran Kas CV. Morawa Timber Industri

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh CV. Morawa Timber Industri meliputi:

a. Menerima berkas/kwitansi tagihan pembayaran. b. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang. c. Membuat bukti pengeluaran kas/cek dan mencetaknya.

d. Memaraf/meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran dibukti pengeluaran kas/cek.

e. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran di bukti pengeluaran kas/bank.

f. Untuk pembayaran melalui bank dibuatkan cek/giro.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada CV. Morawa Timber Industri terdiri atas: a. Surat Permohonan Pengeluaran Uang.

b. Bukti Pengeluaran Kas.

(45)

d. Surat Permohonan Pembelian bahan/alat/cetakan/baramg/aktiva tetap/inventaris.

e. Bukti penerimaan bahan/alat/cetakan /barang/aktiva tetap/inventaris f. Daftar gaji (rutin): staff, bulanan tetap, honorer.

g. Daftar Tunjangan (rutin): staff, bulanan tetap, honorer. h. Kartu Jam hadir/absensi.

i. Permohonan Lembur. j. Perintah lembur.

k. Permohonan Perjalan Dinas. l. Surat Perintah Perjalanan Dinas. m.Permintaan Tenaga Harian Lepas. n. Perintah Kerja BHL.

o. Dokumen-dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran CV. Morawa Timber Industri

1. Jenis-jenis Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada CV. Morawa Timber Industri bersumber dari: a. Pendapatan Utama:

1) Pendapatan dari Penjualan. 2) Pendapatan dari Pelayanan. b. Pendapatan Penjualan:

(46)

3) Kayu Lapis Berlapis Tujuh. 4) Kayu Gergajian.

2. Jenis-jenis Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas pada CV. Morawa Timber Industri, secara umum mencakup: a. Pengeluaran Biaya Bahan Baku.

b. Pengeluaran Biaya Bahan Tambahan. c. Pengeluaran Biaya Bahan Penolong.

d. Pengeluaran Biaya Perawatan Mesin Produksi.

F. Sistem Pengawasan Internal Kas CV. Morawa Timber Industri

1. Sistem pengawasan internal terhadap penerimaan kas CV. Morawa Timber Industri

Sistem pengawasan internal terhadap prosedur penerimaan di CV. Morawa Timber Industri maka pihak manajemen menerapkan hal–hal berikut:

a. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

(47)

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanya dijabat oleh orang yang berbeda.

e. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap periodenya.

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, Bukti bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

g. Perusahaan hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan perusahaan sehari–hari dan selebihnya disimpan di Bank.

2. Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran kas CV. Morawa Timber Industri

Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran kas yang dilakukanCV. Morawa Timber Industri adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan menetapkan bagian–bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh sekurang–kurangnya oleh 2 bagian.

c. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut. d. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang

berbeda.

(48)

f. Bagian Keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran.

(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan sistem intern kas pada CV. Morawa Timber Industri, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur organisasi pada CV. Morawa Timber Industri dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengawasan internal kas yang dilakukan perusahaan.

2. Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang–undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

3. Dengan adanya pengawasan intern kas yang dilaksanakan maka perusahaan dapat memperkecil setiap kesalahan yang terjadi dan juga keberadaan kas dapat terkoordinasi dengan baik sehingga hal ini akan mendorong tercapinya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

(50)

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberinkan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain:

1. Sistem pengawasan yang diterapkan CV. Morawa Timber Industri hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus–menerus, agar berkembangnya kemajuan perusahaan.

2. Sebaiknya diadakan pemantauan terhadap prosedur-prosedur yang ada secara berkala dan teratur agar pengawasan intern di perusahaan dapat berjalan semaksimal mungkin.

3. Meneliti catatan potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas, mencek kebenaran ayat jurnal penerimaan kas, melakukan konfirmasi piutang, memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat–surat masuk serta cek yang diterima.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Erwin, 2001, Jurnal Ekonomi, Pertimbangan Intern Dalam Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Kecil, Edisi April, BPFE USU, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi ke 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, Rollin, C., Philip E. Fees, Warren S., James, 1999, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Terjemahan oleh Helda Gunawan, Edisi ke 19, jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soemarso, S.R, 2002, Akuntansi suatu Pengantar, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

(52)

Referensi

Dokumen terkait

From January to April 2008, more than 80 Ukhahlamba children died of diarrhoeal diseases amid initial official denial, avoidance and obfuscation about a malfunctioning and decaying

Merupakan kelompok pelanggan yang memberikan keuntungan terbesar kepada perusahaan. Biasanya kelompok ini adalah Heavy user yang selalu membeli dalam jumlah yang besar dan

Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang sangat aktif dan. secara luas yang digunakan dalam jumlah

Dari hasil analisa statistik menunjukkan bahwa interaksi antara ekstrak daun mengkudu dengan teknik aplikasi tidak berbeda nyata terhadap persentase mortalitas larva tampak

Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Program Plrg Simulator Untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Kemampuan Kognitif Siswa SMP Pada Materi Pembiasan Cahaya..

Panitia Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan Tahun 2011 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi Tahun Anggaran 2011,

berita acara nomor : BA/ 69 /VIII/2012/Pan Ada tanggal 8 Agustus 2012 tentang Berita pembuktian kualifikasi pengadaan Alsus Sabhara berupa Kendaraan Pengurai Massa

Tesis Konflik antar partai politik pra-pemilu..... GPB

Hipotesis VII ada pengaruh positif yang signifikan antara kualitas trainer pelatihan terhadap kompetensi peserta didik dengan efektivitas pelatihan sebagai variabel