• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Listrik di PT PLN (Persero) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Listrik di PT PLN (Persero) Cabang Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI LISTRIK DI PT PLN (Persero) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

ARFI SULTHANI SYAM 112407050

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI LISTRIK DI PT PLN (Persero) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi Tugas Akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ARFI SULTHANI SYAM 112407050

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

(3)

PERSETUJUAN

Judul :FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

LISTRIK DI PT PLN (Persero) CABANG MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ARFI SULTHANI SYAM

Nim : 112407050

Program Studi : D3 STATISTIK

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, Juni 2014

Diketahui oleh:

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Drs. Pengarapen Bangun, M.Si

(4)

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

LISTRIK DI PT PLN (Persero) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengaku bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dari ringksan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI LISTRIK DI PT PLN (Persero) CABANG MEDAN”

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Pengarapen Bangun, M.Si

selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan

Tugas Akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan

Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3

Statistika FMIPA USU Medan, BapakProf. Dr. Tulus, M.Si, PhD dan Ibu Dr.

Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA

USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh

Staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Medan, Pegawai FMIPA

USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Drs. H.

Syamsu Nahar dan Ibu Dra. Hj. Nurhafifah selaku Ayah dan Ibu penulis dan keluarga

yang selama ini memberikan doa, bantuan dan dorongan yang diperlukan dalam

proses perkuliahan dan penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT akan

membalasnya.

Medan, Juli 2014

Penulis

112407050

(6)

DAFTAR ISI

Daftar Gambar vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Tinjauan Pustaka 6

1.8 Lokasi Penelitian 8

1.9 Sistematika Penulisan 8

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi 10

2.2 Analisis Regresi Berganda 10

2.3 Regresi Linier Sederhana 11

2.4 Regresi Linier Berganda 12

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 12

2.6 Uji Keberartian Regresi 14

2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 15

2.8 Uji Koefisien Korelasi 16

(7)

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 21

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 22

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 22

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 23

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 23

3.2 Tugas, Fungsi, dan Kewenangan BPS 23

3.2.1 Tugas 23

3.2.2 Fungsi 24

3.2.3 Kewenangan 24

3.3 Visi dan Misi BPS 25

3.3.1 Visi 25

3.3.2 Misi 25

3.4 Struktur Organisasi BPS 26

3.5 Logo BPS 28

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data dan Evaluasi 29

4.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda 31

4.3 Pengujian Keberartian Regresi 36

4.4 Perhitungan Koefisien Determinasi 40

4.5 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda 41

4.6 Pengujian Koefisien Korelasi 44

4.6.1 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat 44

4.6.2 Perhitungan Korelasi antar Variabel Bebas 47

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 50

5.2 Pengertian SPSS 50

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 51

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS 56

5.5 Hasil Output Pengolahan Data dalam SPSS 58

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan 68

6.2 Saran 70

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data yang akanDiolah 29

Tabel 4.2 Data yang akanDiolah (Simbol) 30

Tabel 4.3 Nilai-nilai yang DiperlukanuntukMenghitungKoefisienRegresi 31

Tabel 4.4 Nilai-nilai yang DiperlukanuntukMenghitungNilaiTaksiran Baku 34

Tabel 4.5 Nilai-nilaiuntukMenghitungKoefisien-koefisienRegresidan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Provinsi 23

Gambar 3.2 Logo BPS 30

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17,0 51

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS 52

Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Variabel pada Variabel View 53

Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data pada Data View 55

Gambar 5.5 Tampilan Menu Analyze (Regression dan Analyze) 56

Gambar 5.6 Tampilan pada Linier Regression 57

Gambar 5.7 Tampilan pada Linier Regression Statistics 57

Gambar 5.8 Tampilan pada Linier Regression Plots 58

Gambar 5.9 Tampilan pada Bagian Descriptive Statistics 58

Gambar 5.10 Tampilan pada Bagian Correlations 59

Gambar 5.11 Tampilan pada Bagian Variabel Entered/Remove 61

Gambar 5.12 Tampilan pada Bagian Model Summary 61

Gambar 5.13 Tampilan pada Bagian ANOVAb 62

Gambar 5.14 Tampilan pada Bagian Coefficients 63

Gambar 5.15 Tampilan pada Bagian Partial Regression Plot

(Produksi-Pelanggan) 65

Gambar 5.16 Tampilan pada Bagian Partial Regression Plot

(Produksi-Banyaknya Permintaan) 66

Gambar 5.17 Tampilan pada Bagian Partial Regression Plot

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi sangat berperan penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan

sehari-hari dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu peningkatan

serta pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya.

Jika seiring selalu bertambahnya jumlah pelanggan yang tidak disertai dengan

pertambahan produksi listrik yang efisien maka akan terjadi berbagai masalah.

Banyak orang tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari sebagaimana mestinya. Hal

ini juga dapat mengganggu roda perekonomian dan banyak aspek lain.

Oleh sebab itu, energi listrik sangat dibutuhkan karena di masa modernisasi

ini hampir semua peralatan sehari-hari menggunakan alat elektronik yang juga

menggunakan energi listrik. Dengan berkurangnya pasokan energi listrik seiring

bertambahnya jumlah pelanggan akan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

sehari-hari.

Energi listrik membawa peranan yang sangat penting bagi masyarakat, industri dan

pemerintah. Seperti pada bidang produksi, penelitian atau riset, bidang pertahanan

dan keamanan, bidang komunikasi dan mass media, bidang rumah tangga dan

(11)

Mengingat bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah BUMN yang

mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia dan betapa pentingnya

peran yang dijalankannya dalam pengaliran listrik yang juga mendukung kemajuan

suatu Negara dan merupakan pilar dalam kehidupan sehari-hari, mendorong minat

penulis untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi listrik di

wilayah cakupan Cabang Medan. Karena sudah semestinya seiring meningkatnya

jumlah pelanggan dan jumlah permintaan listrik yang dapat dilihat dari penjualan

listrik setiap tahunnya, PLN juga seharusnya menaikkan jumlah produksi listriknya

dari berbagai cara, seperti penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Untuk membantu masyarakat mengetahui besar pengaruh jumlah pelanggan

listrik, jumlah permintaan listrik terhadap produksi listrik khususnya di PT. PLN

(Persero) Cabang Medan. Maka penulis memilih judul “FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI LSITRIK DI PT PLN (Persero)

CABANG MEDAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagai rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Apakah jumlah pelanggan listrik dan banyaknya pelanggaran listrik, dan APBD

memiliki hubungan yang signifikan terhadap produksi listrik di PT PLN (Persero)

(12)

b. Apakah jumlah pelanggan listrik dan banyaknya pelanggaran listrik, dan APBD

memiliki pengaruh yang besar terhadap produksi listrik di PT PLN (Persero) Cabang

Medan?

c. Sektor manakah yang lebih mempengaruhi produksi listrik di PT PLN (Persero)

Cabang Medan?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah

yang akan diteliti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk mengarahkan agar

penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan, maka penulis hanya

meneliti pengaruh jumlah pelanggan listrik rumah tangga dan banyaknya permintaan

listrik, dan APBD terhadap produksi listrik di PT PLN (Persero) Cabang Medan

diluar faktor lain yang mungkin mempengaruhi. Metode analisa data dengan

menggunakan Metode Regresi Berganda. Data kuantitatif yang digunakan adalah data

jumlah produksi listrik oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan, jumlah pelanggan

listrik rumah tangga oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan, banyaknya permintaan

listrik oleh PT PLN (Persero) Cabang Medandari tahun 2004-2012, dan APBD Kota

(13)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah

secara signifikan terdapat korelasi positif, negatif ataupun tidak berkorelasi antara

jumlah pelanggan listrik rumah tangga dan jumlah penjualan listrik terhadap produksi

listrik di PT PLN (Persero) Cabang Medan dari tahun 2004-2012.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh

penulis selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis yaitu untuk memperluas dan memperdalam

pemahaman penulis dalam bidang statistika, serta melatih penulis membuat karya

ilmiah dan dengan penelitian ini penulis menjadi lebih banyak membaca.

c. Penelitian ini diharapkan menjadi pendukung dalam pengembangan teori-teori

yang sudah ada.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksakan penelitian ini adalah:

(14)

Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh

data maupun informasi yang dibutuhkan dengan cara membaca dan mempelajari

buku-buku perkuliahan atau umum, serta mencari sumber informasi yang

berhubungan dengan objek yang diteliti yang bersifat teoritis yang mendukung

penulisan tugas akhir.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan riset dengan

mengambil data sekunder di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera utara.

3. Metode Pengolahan Data

Adapun pengolahan data dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi listrik di PT.PLN (Persero) Cabang Medan dengan menggunakan

perumusan:

Analisis Regresi

Persamaan penduga regresi linier berganda, adalah sebagai berikut:

�= �0+ �11+ �22 + … +�

dimana:

(15)

�0 = dugaan bagi parameter konstanta�0

�� = dugaan bagi parameter koefisien regresi ��

�� = variable bebas (independent variable)

1.7 Tinjauan Pustaka

(Sudjana. 1992) “Metoda Statistika”, edisi 6 Tarsito, Bandung.

Jika data terdiri atas dua atau lebih variable, maka sewajarnya untuk mempelajari cara

bagaimana data itu berhubungan. Hubungan yang didapat biasanya dinyatakan dalam

bentuk persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara

variable-variabel. Studi yang menyangkut masalah ini disebut analisis regresi.

(Hartono, 2004) “Statistik Untuk Penelitian”, LSFK2P & Pustaka Belajar,

Yogyakarta.

Mencari regresi dengan beberapa variabel atau disebut dengan regresi ganda (multiple

regression) bertujuan untuk menghitung persamaan regresi, menguji tingkat

(16)

(Wibisono, Yusuf, 2005) “Metode Statistik”, Gajah Mada University Press,

Yugyakarta.

Analisis regresi telah lama dikembangkan untuk mempelajari pola dan mengukur

hubungan statistik antara dua variabel atau lebih.Teknik analisis regresi menjelaskan

bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih yang mengandung sebab akibat yang

disebut analisis regresi.

Persamaan matematik yang memungkinkan melakukan peramalan nilai-nilai suatu

variabel tak bebas dari satu atau lebih variabel bebas disebut persamaan regresi.Istilah

ini berasal dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Sir Francis Galton (1822-1911)

yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki dengan tinggi badan

bapaknya.Galton menyatakan bahwa tinggi badan anak laki-laki dengan tinggi badan

bapaknya pada beberapa generasi kemudian cenderung “mundur”.

(Lungan, Richard, 2006) “Aplikasi Statistik & Hitung Peluang”, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Persamaan regresi yang menyatakan hubungan linier antara satu peubah tak bebas

dengan satu peubah bebas disebut regresi linier sederhana.Sedangkan regresi yang

menyatakan hubungan linier satu peubah tak bebas denga beberapa peubah bebas

disebut regresi linier ganda.

Regresi dan korelasi dapat digunakan untuk mendeskripsi data, mendapatkan

(17)

faktor-faktor lain selain peubah bebas yang mempengaruhi peubah tak bebas,

menentukan ramalan atau prakiraan serta membangun model.

1.8 Lokasi Penelitian

Penelitian dan riset data dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistika (BPS) Sumatera

Utara.

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang akan diuraikan oleh penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

berdasarkan kutipan-kutipan keustakaan.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini menguraikantentang sejarah berdirinya Badan Pusat Statistika (BPS)

(18)

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan regresi linier berganda,

analsis korelasi, dan koefisien berganda.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan tentang pengolahan data dengan program SPSS,

sehingga hasil outputnya membantu dalam menyelesaikan permasalahan

dalam penulisan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri atas kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan serta saran

berdasarkan kesimpulan yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

variabel tak bebas (dependent variable) satu atau lebih variabel yang menerangkan

dengan tujuan untuk memperkirakan ataupun meramalkan nilai-nilai dari variabel tak

bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang

menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable).

2.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat

beberapa variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. Regresi linier yaitu untuk

menentukan suatu persamaan dari garis yang menunjukkan hubungan antara variabel

bebas dan variabel tak bebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna

untuk menaksir atau meramalkan variabel tak bebas.

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, dapat dilakukan

(20)

1. Analisis regresi sederhana (simple analisis regression)

2. Analisis regresi berganda (multiple analisis regression)

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel

bebas (dependent variable) dan variabel tak bebas (independent variable).Sedangkan

analisis regresi linier berganda merupakan hubungan antara satu variabel bebas

(dependent variable) dengan lebih dari dua variabel tak bebas (independent variable).

2.3 Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana berguna untuk mendapatkan hubungan matematis

dalam bentuk persamaan antara variabel bebas dan variabel tak bebas, dimana jumlah

jumlah variabel tak bebasnya hanya satu. Bentuk umum model regresi linier

sederhana yaitu:

�� = �0+ �1��+ ℇ

dimana:

�� = Variabel tak bebas

� = Variabel bebas

�0 = Parameter intersep

�1 = Kemiringan garis

(21)

2.4 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel

bebas dan variabel tak bebas, dengan jumlah variabel tak bebas satu dan jumlah

variabel bebasnya lebih dari satu. Secara umum persamaan regresi linier berganda

dapat ditulis sebagai berikut:

�� = �0+ �1�1� +�2�2�+ . . . +����� +ℇ� (untuk populasi)

�� = �0+ �1�1� +�2�2�+ . . . +����� (untuk sampel)

dimana:

�� = Pengamatan ke i pada variabel tak bebas

��� = Pengamatan ke i pada variabel bebas

�0,�1,�2,… ,��, = Koefisien regresi untuk data populasi

�0,�1,�2, … ,�� = Koefisien regresi untuk data sampel

ℇ� = Pengamatan ke i variabel kesalahan

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda variabel tak bebas (Y) bergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup

(22)

Ŷ= �0+ �1�1� +�2�2�+ . . . +�����

Dalam hal ini penulis menggunakan model regresi linier berganda dengan tiga

variabel, yaitu:

Ŷ= �0+ �1�1 +�2�2+�3�3+ ℇ�

Untuk regresi linier berganda tiga variabel bebas X1,X2, X3akan ditaksir oleh:

Ŷ= �0+ �1�1+�2�2+�3�3

Koefisien-koefisien b0, b1, b2, b3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

∑Y = b0n + b1∑X1+ b2∑X2 + b3∑X3

∑YX1 = b0∑X1+ b1∑X12+ b2∑X1X2+ b3∑X1X3

∑YX2 = b0∑X2+ b1∑X2X1+ b2∑X22 + b3∑X2X3

∑YX3 = b0∑X3+ b1∑X3X1+ b2∑X3X2+ b3∑X32

Harga-harga b0, b1, b2, b3 didapat dengan menggunakan persamaan diatas dengan

(23)

2.6 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan,

terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai keliniearan dan

keberartiannya.Uji keberartian dilakukan untuk mengetahui apakah regresi yang

didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan

mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah kuadrat untuk

regresi yang ditulis ����� dan jumlah kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan

�����.

Secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:

����� =�1∑�1��1� + �2∑�2��2� + … +��∑�����

����� = ∑�� − Ŷ� 2

Dengan derajat kebebasan dk = (n – k – 1) untuk sampel ukuran n.

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:

�ℎ�� = �����

� �����

(�−�−1)

Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan

(24)

2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran �.12…�, jumlah

kuadrat-kuadrat ∑���2 dengan ��� =�X jdan koefisien korelasi ganda antara

masing-masing variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y dalam regresi yaitu Ri.

Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b, yakni:

� � = ��.12…� �∑���2�(1− ��2)

Selanjutnya hitung statistik:

�� = �� � �

Dengan kriteria pengujian: jika � >������ maka H0 ditolak dan jika � <������ maka

H0 diterima yang akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan dk = (n-k-1) dan

������ =�(�−�−1,�

2)

(25)

2.8 Uji Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan

(keeratan) suatu hubungan antar variabel.Koefisien korelasi biasanya disimbolkan

dengan r.

Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

�= �∑��� −(∑��)(∑�) �[�∑�2(∑�

�)2][�∑��2−(∑��)2]

dimana:

n : banyaknya pasangan data X dan Y

∑�� ∶ jumlah nilai dari variabelXi

∑� ∶ jumlah nilai dari variabel Y

∑��2 ∶ jumlah nilai kuadrat dari variabelXi

∑�2 jumlah nilai kuadrat dari variabelY i

(26)

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi

adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna dari sifat

korelasi:

1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang searah

(korelasi positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka nilai

variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya.

2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang berlawanan

arah (korelasi negatif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami kenaikan maka

nilai variabel yang lain juga mengalami penurunan dan demikian juga sebaliknya.

Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya derajat keeratan antara

variabel-variabel tersebut, dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Interval Koefisien Nilai r

Interval Koefisien Nilai r Tingkatan Hubungan

(27)

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan antar dua

variabel.Derajat hubungan antara dua variabel disebut korelasi sederhana sedangkan

derajat yang berkaitan dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai korelasi

berganda.Korelasi dapat bersifat linier atau non linier.

2.9 Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R2 bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent.

Nilai R2 dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 dan

1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai untuk

penelitian, karena sebagian besar variabel dependent dijelaskan oleh variabel

independent yang digunakan dalam model.

Koefisien determinasi dapat dihitung dari:

�2 = �1∑�����+ ��∑�����+ … +��∑�����

∑(�− Ȳ)�

Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu:

�2 = �����

(28)

Harga �2 diperoleh sesuai variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel

yang tinggal dalam regresi.Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga

hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.10 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan untuk membuktikan dalam

penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah

populasi maka tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam mengambil

keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat

signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau atau confidence

interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05.

Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai 0,1.

Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan

yaitu kesahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar dan tingkat

kepercayaan pada umumnya adalah sebesar 95%. Yang dimaksud dengan tingkat

kepercayaan adalah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai

populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua

hipotesis, yaitu: H0 (hipotesis 0) dan H1 (hipotesis alternatif). H0 bertujuan untuk

(29)

memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan

sesungguhnya yang diteliti.

Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian

hipotesis ini antara lain:

H0 :�0 = �1 = . . . = �k = 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel tak bebas.

H1 : minimal satu parameter koefisien regresi �k ≠ 0

Terdapat hubunga fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel

tak bebas.

Pilihan taraf α yang diinginkan

Hitung statistik Fhitung dengan menggunakan rumus:

����= �����

� �����

(�−�−�)

1. Nilai Ftabelmengggunakan daftar tabel Fdengan taraf signifikan α yaitu Ftabel =

F(1-α)(k),(n-k-1)

2. Kriteria pengujian:

Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima

(30)

BAB 3

GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen.BPS

melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,

agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk

melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik

dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang

serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan

defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.

Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan

samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasi statistik

nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan

dalam pengambilan kebijakan pemerintah. BPS juga terdapat di setia

karena BPS merupakan instansi vertikal, yakni instansi

di daerah, sehingga bukan merupakan bagian dari instansi milik daerah, Tugas lain

(31)

penyelenggaraan statistik regional. Setiap sepuluh tahun sekali BPS

menyelenggarakan:

1. Sensus Penduduk (SP) yaitu pada setiap tahun berakhiran "0" (nol),

2. Sensus Pertanian (ST) pada setiap tahun berakhiran "3" (tiga), dan

3. Sensus Ekonomi (SE) pada setiap tahun berakhiran "6" (enam).

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

3.1.1 Masa pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur

pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en

Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan

memublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan

namaCentraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan

dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme

statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA)

yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

3.1.2 Masa pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan

statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada

(32)

3.1.3 Masa kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan

yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun

1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari

Perjanjian Linggarjati.Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta

mengaktifkan kembali CKS.

3.1.4 Masa orde baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam

perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang

handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi

BPS.

3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata

kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

(33)

3.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan

statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

(34)

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik.

2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

3.3 Visi dan Misi BPS

3.3.1 Visi

Pelopor data

3.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk

penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan

Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan

kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

(35)

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang

diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem

(SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS

dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka

diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari

masing-masing bagian.

Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang

uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah

dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan

seksi di lingkungan

(36)

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan

dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu

dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang

ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas

dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah

(37)

kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan

keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran

satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik

(BPS) adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai

departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati

bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

3.5 Logo BPS

Logo BPS adalah sebagai berikut:

(38)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data dan Evaluasi

Data yang diolah pada Tugas Akhir Ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

Badan Pusat Statistika (BPS) Sumatera Utara.Yaitu jumlah pelanggan listrik,

banyaknya permintaan listrik, APBD, dan produksi listrik pada tahun 2004-2012.

Adapun datanya sebagai berikut:

Tabel 4.1: Data yang akan diolah

Sumber: Badan Pusat Statistka (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Tahun

Produksi Jumlah Pelanggan

Listrik Rumah Tangga Banyaknya Permintaan Energi

(Ratusan gwh)

APBD (Ratusan

gwh) (Ratusan ribu) (Ratusan Milyar)

(39)

Dari data tersebut, disimbolkan menjadi:

Y = Produksi (Ratusan gwh)

X1 =Jumlah Pelanggan Listrik Rumah Tangga (Ratusan ribu)

X2 =Banyaknya Permintaan (Ratusan gwh)

X3 =APBD(Ratusan Milyar)

Tabel 4.2: Data yang akan diolah (simbol)

No Y X₁ X₂ X₃

Kemudian penulis mengelompokkan analisa dan pembahasan menjadi 5 kelompok

yaitu:

1. Menentukan persamaan regresi linier berganda

2. Uji keberartian regresi

(40)

4. Uji koefisien berganda

5. Menentukan nilai korelasi

4.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk menentukan hubungan antar variabel bebas (jumlah pelanggan, banyaknya

permintaan, APBD) terhadap variabel tak bebas (produksi listrik), maka langkah

pertama yang harus dilakukan adalah menentukan persamaan regresi linier berganda.

Nilai-nilai yang diperlukan untuk menghitung koefisien-koefisien regresi b0, b1, b2, b3

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3: Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung Koefisien Regresi

(41)

Sambungan Tabel 4.3

X₁X₂ X₁X₃ X₂X₃ X₁² X₂² X₃²

22,278 51,3553 89,9529 12,7188 39,0216 207,36 537,5257 24,5106 60,9893 108,0906 13,8299 43,4398 268,96 603,2231 26,5137 84,8705 151,2025 14,8822 47,2359 484 622,7371 29,5611 71,899 121,3511 17,5146 49,8932 295,1524 705,5292 34,3625 75,6636 138,7652 18,7366 63,0199 305,5504 854,2643 38,8898 89,4136 175,5464 19,8083 76,3526 403,6081 902,3475 46,959 101,6092 223,6821 21,3315 103,3754 484 1091,576 51,0584 139,5874 307,6219 23,1684 112,5222 841 1222,88 60,1135 183,4311 443,8073 24,8456 145,4431 1354,24 1713,935 334,2465 858,8189 1760,02 166,8359 680,3039 4643,871 8254,017

Dari Tabel 4.3 diperoleh:

n =9 ∑X₁X₂= 334,2465 ∑YX3 = 6120,8629

∑Y = 267,9370 ∑X1X3 = 858,8189 ∑X₁² = 166,8359

∑X1 = 38,52372 ∑X2X3 = 1760,0199 ∑X₂² = 680,3039

∑X2 = 76,28548 ∑YX1 = 1168,9353 ∑X₃² = 4643,8709

(42)

Sehingga didapat suatu persamaan:

∑Y = b0n + b1∑X1+ b2∑X2+ b3∑X3

∑YX1 = b0∑X1+ b1∑X12+ b2∑X1X2+ b3∑X1X3

∑YX2 = b0∑X2+ b1∑X2X1+ b2∑X22 + b3∑X2X3

∑YX3 = b0∑X3+ b1∑X3X1+ b2∑X3X2+ b3∑X32

Kita dapat subtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian, sehingga diperoleh persamaan:

267,9370 = 9b0 + 38,52372b1 + 76,28548b2 + 195,35b3

1168,9353 = 38,52372b0 + 166,8359b1 + 334,2465b2 + 858,8189b3

2366,4858 = 76,28548b0+ 334,2465b1+ 680,3039b2+ 1760,0199b3

6120,8629 = 195,35b0 + 858,8189b1 + 1760,0199b2 + 4643,8709b3

Setelah persamaan di atas diselesaikan, maka didapat koefisien:

b0 = 0,970

b1 = 2,358

b2 = 1,800

(43)

Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier berganda:

Ŷ= b0 + b1X1i+ b2X2i + b3X3i

Ŷ= 0,970 + 2,358� + 1,800�+ 0,159�

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga-harga Ŷ yang diperoleh

dari persamaan regresi diatas untuk tiap harga X1, X2, dan X3 yang diketahui:

Table 4.4: Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung Nilai Taksiran Baku

No Y X₁ X₂ X₃ Ŷ Y-Ŷ (Y-Ŷ)²

(44)

Dari Table 4.4 diperoleh hasil sebagai berikut:

Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

s

Ini berarti bahwa rata-rata jumlah produksi listrik yang sebenarnya akan menyimpang

(45)

4.3 Pengujian Keberartian Regresi

Perumusan hipotesa:

H0 :Tidak terdapat pengaruh yang sigifikan terhadap variabel bebas (pelanggan,

banyaknya permintaan,dan APBD) terhadap jumlah produksi listrik.

H1 :Terdapat pengaruh yang sigifikan terhadap variabel bebas (pelanggan,

banyaknya permintaan,dan APBD) terhadap jumlah produksi listrik.

Kriteria pengujian hipotesisnya:

Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak

Jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat diambil:

x1i = X1i - X 1

x2i = X2i - X 2

x3i = X3i - X 3

y1 = Yi - Ȳ

(46)

Table 4.5: Nilai-nilai untuk Menghitung Koefisien-koefisien Regresi dan Perhitungan Uji Regresi

No Y X₁ X₂ X₃ X₁ᵢ X₂ᵢ X₃ᵢ yᵢ (X₁ᵢ)(X₂ᵢ) (X₂ᵢ)(X₃ᵢ) (X₁ᵢ)(X₃ᵢ)

(47)

(X₁ᵢ)(yᵢ) (X₂ᵢ)(yᵢ) (X₃ᵢ)(yᵢ) (X₁ᵢ)² (X₂ᵢ)² (X₃ᵢ)² yᵢ²

(48)

JKreg = b1∑x1y1+ b2∑x2y1+ b3∑x3y1

= (2,358 x 22,05421) + (1,8 x 95,40774) + (0,159 x 305,1415)

= 272,256

Untuk JKres dapat diketahui dari table 4.2

JKres = ∑�Yi−Ŷi�2

= 5,06829

Jadi Fhitung dapat dicari dengan rumus dibawah ini:

Fhit =

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Dari table distribusi Ftabel untuk dkpembilang = 3, dkpenyebut = n-k-1 = 9-3-1 = 5 dan

Ftabel(0,05) = 5,41. Sehingga didapat Fhitung (89,529) > Ftabel (5,41) maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, dan

(49)

4.4 Perhitungan Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.5 didapat harga ∑y12 =277,3246 sedangkan JKreg yang telah

dihitung adalah = 272,2552577

Maka selanjutnya dengan rumus:

R2 = JKreg ∑yi2

= 272,2552577 277,3246

= 0,982

Sehingga didapat koefisien determinasi:

R = √R

= �0,982

= 0,991

Dari hasil perhitungan didapat didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,982 dan

dengan mencari akar dari R2, diperoleh koefisien korelasi gandanya sebesar 0,991

Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap

perubahan variabel dependent. Artinya 99,1% jumlah produksi kelapa sawit

dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan, permintaan, dan APBD. Sedangkan 0,9%

(50)

4.5 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda

Dari perhitungan didapat persamaan penduga regresi berganda:

Ŷ= 0,970 + 2,358X1 + 1,800X2+ 0,159X3

Untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam

persamaan regresi di atas, perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai

koefisien-koefisien regresinya.

1. Hipotesis Pengujian

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara koefisien X1, X2, X3 terhadap Y

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara koefisien X1, X2, X3 terhadap Y

2. Taraf nyata signifikan (α) diambil sebesar 0,05

3. Kriteria pengujian : terima H0 jika ti< ttabel dan tolak H0 jika ti> ttabel

(51)
(52)

Sb 3 = � S

= �0,0120446116182313

= 0,1097479458497117

Dari table distribusi t dengan dk=5 dan α=0,05 diperoleh ttabel = 2,75 dan hasil dari

perhitungan di atas diperoleh:

1. t1 = 0,922>2,75

(53)

4.6 Pengujian Koefisien Korelasi

4.6.1 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

dari Table 4.3 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu:

1. Koefisien korelasi antara Produksi Listrik (Y) dengan Pelanggan (X1)

rYX 1 = n∑YX1− (∑X1)(∑Y)

�[n∑X12−(∑X1)2][n∑Y2−(∑Y)2]

= 9(1168,9353)−(38,52372)(267,9370)

�[9(166,8359)−(38,52372)2][9(8254,0174)(267,9370)2]

= 10520,4177 – 10321,92996564

�[1501,5231 – 1484,0770026384][74286,1566 −71790,235969]

= 198,48773436

Ini berarti variabel X1 (Pelanggan) berkorelasi kuat terhadap variabel Y (Produksi

(54)

2. Koefisien korelasi antara Produksi Listrik (Y) dengan Permintaan (X2)

rYX 2 = n∑YX2− (∑X2)(∑Y)

�[n∑X22−(∑X2)2][n∑Y2−(∑Y2)2]

= 9(2366,4858)− (76,28548)(267,9370)

�[9(680,3039)−(76,28548)2][9(8254,0174)(267,9370)2]

= 21298,3722 – 20439,70265476

�[6122,7351 – 5819,4744588304][74286,1566 −71790,235969]

= 858,66954524

�[303,2606411696][2495,920631]

= 858,66954524 �756914,4908654926

= 858,66954524 870,0083280437565

= 0,9869670410750525

= 0,987

Ini berarti variabel X2 (Permintaan) berkorelasisangatkuat terhadap variabel Y

(55)

3. Koefisien korelasi antara Produksi Listrik (Y) dengan APBD (X3)

rYX 3 = n∑YX3− (∑X3)(∑Y)

�[n∑X32−(∑X3)2][n∑Y2−(∑Y)2]

= 9(6120,8629)− (195,35)(267,9370)

�[9(4643,8709)−(195,35)2][9(8254,0174)(267,9370)2]

= 55087,7661 – 52341,49295

�[41794,8381 – 38161,6225][74286,1566 −71790,235969]

= 2746,27315

�[3633,2156][2495,920631]

= 2746,27315 √9068217,772911044

= 2746,27315 3011,348165342401

= 0,9119746370103767

= 0,912

Ini berarti variabel X3 (APBD) berkorelasi sangat kuat terhadap variabel Y

(56)

4.6.2 Perhitungan Korelasi antar Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara Pelanggan (X1) dengan Permintaan (X2)

r12 =

n∑X1X2− (∑X1)(∑X2) �[n∑X12−(∑X1)2][n∑X22−(∑X2)2]

= 9(334,2465)− (38,52372)(76,28548)

�[9(166,8359)−(38,52372)2][9(680,3039)(76,28548)2]

= 3008,2185−2938,8004715856

�[1501,5231−1484,0770026384][6122,7351 −5819,4744588304]

= 69,4180284144

Ini berarti variabel X1 (Pelanggan) berkorelasi sangat kuat terhadap variabel X2

(57)

2. Koefisien korelasi antara Pelanggan (X1) dengan APBD (X3)

r13 = n∑X1X3− (∑X1)(∑X3) �[n∑X12−(∑X1)2][n∑X32−(∑X3)2]

= 9(858,8189)− (38,52372)(195,35)

�[9(166,8359)−(38,52372)2][9(4643,8709)(195,35)2]

= 7729,3701−7525,608702

�[1501,5231−1484,0770026384][41794,8381 −38161,6225]

= 203,761398

�[17,4460973616][3633,2156]

= 203,761398 �63385,43309328396

= 203,761398 251,764638289979

= 0,8093328728926199

= 0,809

Ini berarti variabel X1 (Pelanggan) berkorelasi sangat kuat terhadap variabel X3

(APBD) yaitu sebesar 0,809

(58)

r12 =

n∑X2X3− (∑X2)(∑X3) �[n∑X22−(∑X2)2][n∑X32−(∑X3)2]

= 9(1760,0199)− (76,28548)(195,35)

�[9(680,3039)−(76,28548)2][9(4643,8709)(195,35)2]

= 15840,1791−14902,368518

�[6122,7351−5819,4744588304][41794,8381 −38161,6225]

= 937,810582

�[303,2606411696][3633,2156]

= 937,810582 √1101811,292363393

= 937,810582 1049,671992749827

= 0,8934320325563955

= 0,893

Ini berarti variabel X2 (Permintaan) berkorelasi kuat terhadap variabel X3 (APBD)

(59)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah penerapan hasil desain tertulis dalam programming

dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun

prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini implementasi

sistem digunakan untuk menganalisa data-data yang dianggap mempengaruhi jumlah

produksi PT PLN (Persero) Cabang Medan. Pengolahan data pada tugas akhir ini

menggunakan software SPSS.

5.2 Pengertian SPSS

SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan salah satu paket program

komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik. Analisis data akan menjadi

lebih cepat, efisien, dengan hasil perhitungan yang akurat.

SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Stamford University

pada tahun 1968 dan dioperasionalkan pada komputer mainframe.Seiring dengan

(60)

berbagai bidang ilmu sosial maupun non sosial.Program ini dapat dioperasikan dalam

sistem windows sekitar tahun 1992.

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS

1. Memulai SPSS pada windows yaitu sebagai berikut:

 Pilih menu Start dari Windows

 Selanjutnya pilih menu Program

 Pilih SPSS Statistics 17

(61)

Gambar 5.2 Memasukkan Data ke dalam SPSS

2. Memasukkan data ke dalam SPSS

SPSS data editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan Variabel

View. Untuk menyusun definisi posisi tampilan SPSS data editor harus berada pilih

“Variabel View”.Lakukan dengan mengklik tab Sheet Variabel View yang berada di

bagian kiri bawah atau langsung menekan Ctrl+T. Tampilan Variabel View juga

(62)

Tampilannya adalah sebagai berikut:

Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Variabel pada Variabel View

Pada tampilan jendela Variabel View terdapat kolom-kolom berikut:

Nama : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji

Type : untuk mengidentifikasikan tipe variabel apakah bersifat

numeric/string

Width : untuk menuliskan panjang pendek variabel

Decimals : untuk menuliskan jumlah desimal dibelakang koma

(63)

pengukurannyaordinal atau nominal bukan scale

missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong

Columns : untuk menuliskan lebar kolom

Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks atau

angka data view

Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal,

ordinalatau scale

2.1 Pengisian Variabel

Letakkan pointer pada baris pertama di bawah name:

Nama :klik ganda pada sel tersebut dan ketik Jumlah_Produksi_Listrik

Type : pilih numeric karena data dalam bentuk angka

Width : untuk keseragaman ketik 8

Decimal : Isi sesuai data yang pada table 4.1

Label : Tidak perlu diisi

Value and Missing: abaikan karena data tidak dikategorisasikan

(64)

Measure : Pilih nominal

Begitu seterusnya untuk mengisi X1, X2, X3 dengan Name dan Label yang sesuai

dengan Variabel yang dimaksudkan.

2.2 Pengisian Data

1. Aktifkan jendelan dengan mengklik Data View

2. Ketikkan data yang sesuai dengan setiap variabel yang telah didefinisikan pada

Variabel View

Tampilan adalah sebagai berikut:

(65)

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS

Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Lampirkan lembar kerja dimana sudah terdapat data yang akan dianalisis

2. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Regression dan

klik Linier seperi gambar berikut:

Gambar 5.5 Tampilan Menu Analyze, Regression, Linier

3. Setelah itu akan muncul kotak dialog Linier Regression, pada kotak dialog ini

akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Masukkan variabel tak bebas

Y (Jumlah Produksi Listrik) pada kotak Dependent, dan variabel bebas X

(Pelanggan, Permintaan, dan APBD) pada kotak Independent seperti gambar

(66)

Gambar 5.6 Tampilan pada Linier Regression

4. Klik kotak Statistics pada kotak dialog Linier Regression, kemudian aktifkan

Estimate, Model Fit, Descriptive dan Partial Correlation lalu klik Continue

(67)

5. Selanjutnya klik kotak Plots pada kotak dialog Linier Regression dan pilih

Produce All Partial Plot. Lalu ketik Continueuntuk melanjutkan, seperti gambar

berikut:

Gambar 5.8 Tampilan pada Linier Regression Statistics

6. Kemudian klik Ok untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis.

5.5 Hasil Output Pengolahan Data dalam SPSS

a. Bagian Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Produksi 29.7707778 5.88774741 9

Jumlah_Pelanggan 4.2804133 .49225000 9

Banyaknya_Permintaan 8.4761644 2.05230512 9

APBD 21.7056 7.10361 9

(68)

Interpretasi:

1) Rata-rata jumlah produksi listrik (dengan jumlah data 9) adalah: 29.7707778 ratus

gwh dengan standard deviasi 5.888.

2) Rata-rata pelanggan (dengan jumlah data 9) adalah: 5.88774741ratus ribu dengan

standard deviasi 0,493.

3) Rata-rata permintaan (dengan jumlah data 9) adalah: 8.4761644 ratus gwh dengan

standard deviasi 2.0523

4) Rata-rata APBD (dengan jumlah data 9) adalah: 21.7056ratus milyar (2,17 triliun)

dengan standard deviasi 0,642.

b.Bagian Correlation

Pearson Correlation Produksi 1.000 .951 .987 .912

Jumlah_Pelanggan .951 1.000 .954 .809

Banyaknya_Permintaan .987 .954 1.000 .893

(69)

Interpretasi:

1) Besar hubungan antar variabel jumlah produksilistrik dengan pelanggan yang

dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,951, variabeljumlah produksi listrik

dengan permintaan diperoleh 0,987, dan variabel jumlah produksi listrik dengan

APBDdiperoleh 0,921. Dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor yaitu pupuk, curah

hujan dan luas lahan terpupuk sangat mempengaruhi jumlah produksi listrik.

2) Terjadi korelasi yang kuat antara variabelX1 (Pelanggan) dengan variabel X2

(Permintaan) yaitu sebesar 0,954, terjadi korelasi yang sangat kuat antara variabel

X1 (Pelanggan) dengan variabel X3 (APBD) yaitu sebesar 0,809, dan terjadi

korelasi yang kuat antara variabel X2 (Permintaan) dengan variabel X3 (APBD)

yaitu sebesar 0,691.

3) Tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas)

menghasilkan angka 0,000 yaitu probabilitas antara hasil produksi dengan

Pelanggan, 0,000 yaitu probabilitas antara hasil produksi dengan curah hujan, dan

0,000yaitu probabilitas antara hasil produksi dengan luas lahan terpupuk. Karena

probabilitas di bawah 0,05, maka korelasi antara jumlah produksi listrik dengan

(70)

c. Bagian variabel enterd/removed

a. All requested variables entered.

Gambar 5.11 Tampilan pada Bagian Variabel Enterd/Removed

Interpretasi:

Table variables entered menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) atau dengan kata lain ketiga variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan

regresi.

d. Bagian model summary

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), APBD, Jumlah_Pelanggan,

Banyaknya_Permintaan

b. Dependent Variable: Produksi

(71)

Interpretasi:

1) Angka R Square adalah 0,982, dan nilai R adalah 0,991. Hal ini berarti 99%

jumlah produksi listrik dipengaruhi oleh pelanggan, permintaan, dan APBD.

Sedangkan 0,9% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2) Standard error of estimate adalah 1.00680499, ini berarti rata-rata nilai akan

menyimpang dari kebenarannya yaitu sebesar 1.00680499.

e. Bagian Anova

a. Predictors: (Constant), APBD, Jumlah_Pelanggan, Banyaknya_Permintaan

b. Dependent Variable: Produksi

Gambar 5.13 Tampilan pada Bagian ANOVAb

Interpretasi:

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh nilai distribusi Ftabel untuk dkpembilang = 3,

dkpenyebut = n-k-1 = 9-3-1 = 5 dan Ftabel (0,05) = 5,41. Sehingga didapat Fhitung (89,529)

> Ftabel (5,41) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi

(72)

yang signifikan antara jumlah pelanggan, banyaknya permintaan, dan APBD terhadap

Banyaknya_Permintaan 1.800 .802 .627 2.243 .075

APBD .159 .118 .192 1.350 .235

a. Dependent Variable: Produksi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 22.9124203 40.2823410 29.7707778 5.83369817 9

Residual -1.05431128 1.11735928 .00000000 .79594923 9

Std. Predicted Value -1.176 1.802 .000 1.000 9

Std. Residual -1.047 1.110 .000 .791 9

a. Dependent Variable: Produksi

Gambar 5.14 Tampilan pada Bagian Coefficients

Interpretasi:

1) Konstanta sebesar 0,970 menyatakan jika tidak jumlah pelanggan, banyaknya

permintaan, dan APBD (variabel bebas) maka jumlah produksi listrik sebesar

(73)

a) Koefisien regresi X1 sebesar 2,358 menyatakan bahwa setiap jumlah pelanggan,

maka terjadi kenaikan jumlah produksi listrik sebanyak 2,358 ratus gwh

b) Koefisien regresi X2 sebesar 1,800 menyatakan bahwa setiap penambahan

banyaknya permintaan, maka terjadi kenaikan jumlah produksi listrik sebanyak

1,800 ratus gwh.

c) Koefisien regresi X3 sebesar 0,159 menyatakan bahwa setiap penambahanAPBD,

maka terjadi kenaikan jumlah produksi listrik sebanyak 0,159 gwh.

2) Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependent

a) Untuk jumlah pelanggan, pada tabel dapat dilihat bahwa thitung sebesar 0,922. Dan

nilai ttabel dapat dilihat pada table t dengan dk = 5 dan α = 0,05 yaitu 2,02. Karena

thitung = 0,922< ttabel = 2,02 maka H0 diterima, ini berarti koefisien regresi tidak

signifikan. Artinya jumlah pelanggantidak berpengaruh terhadap jumlah produksi

listrik.

b) Untuk banyaknya permintaan, pada tabel dapat dilihat bahwa thitung sebesar 2,,243.

Dan nilai ttabel dapat dilihat pada table t dengan dk = 5 dan α = 0,05 yaitu 2,02.

Karena thitung = 2,243> ttabel = 2,02 maka H0 ditolak, ini berarti koefisien regresi

signifikan. Artinya banyaknya permintaanbenar-benar berpengaruh terhadap

jumlah produksi listrik.

c) Untuk APBD, pada tabel dapat dilihat bahwa thitung sebesar 0,159. Dan nilai ttabel

(74)

0,159 < ttabel = 2,02aka H0 diterima, ini berarti koefisien regresi tidak signifikan.

Artinya APBD tidakmempengaruhijumlah produksi listrik.

g. Bagian Gambar (Chart)

Setelah diuraikan bagian output angka, sekarang beralih ke bagian output berupa

chart untuk menganalisis hubungan setiap variabel bebas dengan variabel tidak bebas.

Gambar 5.15 Tampilan pada Bagian Partial Regression Plot

(Produksi-Pelanggan)

Interpretasi:

Dari gambar terlihat bahwa data terpencar menyebar dan hampir membentuk suatu

(75)

Gambar 5.16 Tampilan pada Bagian Partial Regression Plot (Produksi –

Banyaknya Permintaan)

Interpretasi:

Dari gambar terlihat bahwa data terpencar menyebar hampir membentuk suatu pola

atau trend garis tertentu.Maka dapat dikatakan bahwa model regresi dapat memenuhi

(76)

Gambar 5.17 Tampilan pada Bagian Partial Regression Plot (Produksi – APBD)

Interpretasi:

Dari gambar terlihat bahwa data terpencar menyebar dan hampir membentuk suatu

pola atau trend garis tertentu.Maka dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi

(77)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan penduga jumlah produksi listrik untuk

jumlah pelanggan, banyak permintaan, dan APBD adalah:

Ŷ = �,��� + �,���� + �,����+ �,����

Persamaan ini mempunyai arti:

d) Konstanta sebesar 0,970 menyatakan bahwa jika tidak ada jumlah pelanggan,

banyaknya permintaan, dan APBD maka jumlah produksi listrik adalah 0,970 ratus

gwh.

e) Koefisien regresi X1 sebesar 2,358 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah

pelanggan, maka terjadi kenaikan jumlah produksi listrik sebanyak 2,358 ratus

gwh.

f) Koefisien regresi X2 sebesar 1,800 menyatakan bahwa setiap penambahan

(78)

g) Koefisien regresi X3 sebesar 0,159menyatakan bahwa setiap penambahan

banyaknya permintaan, maka terjadi kenaikan sebanyak 0,159 ratus gwh.

2. Besar hubungan antar variabel jumlah produksi listrik dengan pelanggan yang

dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,951, variabel jumlah produksi listrik

dengan permintaan diperoleh 0,987, dan variabel jumlah produksi listrik dengan

APBD diperoleh 0,921. Dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor yaitu pelanggan,

banyaknya permintaan dan APBD sangat mempengaruhi jumlah produksi listrik.

3. Terjadi korelasi yang kuat antara variabel X1 (Pelanggan) dengan variabel X2

(Permintaan) yaitu sebesar 0,954, terjadi korelasi yang sangat kuat antara variabel

X1 (Pelanggan) dengan variabel X3 (APBD) yaitu sebesar 0,809, dan terjadi

korelasi yang kuat antara variabel X2 (Permintaan) dengan variabel X3 (APBD)

yaitu sebesar 0,691.

4. Angka R Square adalah 0,982, dan nilai R adalah 0,991. Hal ini berarti 99,1%

jumlah produksi listrik dipengaruhi oleh jumlah pelanggan, banyaknya

permintaan, dan APBD. Sedangkan 0,9% sisanya dipengaruhi oleh

faktor-faktorlain.

5. Dari hasil pengujian ketiga koefisien regresi tersebut semuanya memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap jumlah produksi listrik, namun yang paling besar tingkat

(79)

6. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh nilai distribusi Ftabel untuk dkpembilang = 3,

dkpenyebut = n-k-1 = 9-3-1 = 5 dan Ftabel (0,05) = 5,41. Sehingga didapat Fhitung

(89,529) > Ftabel (5,41) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan

regresi linier berganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat nyata. Ini berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara jumlah pelanggan, banyaknya permintaan, dan

APBD terhadap jumlah produksi listrik.

7. Dari perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,565, dan nilai ttabel yaitu sebesar

2,31. Karena thitung (2,565)> ttabel (2,31) maka H0 ditolak, ini berarti koefisien

regresi signifikan. Artinya pelanggan benar-benar berpengaruh terhadap jumlah

produksi listrik.

6.2 Saran

Berdasarkan analisis yang didapat, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1) PT PLN (Persero) Cabang Medan sebaiknya memperhatikan produksi listriknya

secara terus-menerus agar sesuai denga kebutuhan, melihat selalu bertambahnya

(80)

2) PT PLN (Persero) Cabang Medan sebaiknya memperhatikan banyaknya

permintaan guna meningkatkan jumlah produksi listrik, karena banyaknya permintaan

merupakan faktor utama demi menghindari kekurangan pasokan listrik.

3) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan lebih banyak variabel bebas yang

(81)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BPFE

Hakim Abdul. 2002. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta :

Ekonisia.

Hartono. 2004. StatistikUntukPenelitian. Yogyakarta: LSFK2P &PustakaBelajar.

Lungan. Richard. 2006. AplikasiStatistik&Hitungpeluang. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Santoso, Dwi, Ratno&Kusnadi, Hary, Mustadjab. 1992. AnalisisRegresi. Yogyakarta:

Andi Offset.

Sudjana. 1992. MetodaStatistikaEdisi 6. Bandung: Tarsito.

Wibisono, Yusuf. 2005. MetodeStatistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Yamin, Sofyan, dkk. 2011. RegresidanKorelasiDalamGenggamanAnda. Jakarta:

(82)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BPFE

Hakim Abdul. 2002. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta :

Ekonisia.

Hartono. 2004. StatistikUntukPenelitian. Yogyakarta: LSFK2P &PustakaBelajar.

Lungan. Richard. 2006. AplikasiStatistik&Hitungpeluang. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Santoso, Dwi, Ratno&Kusnadi, Hary, Mustadjab. 1992. AnalisisRegresi. Yogyakarta:

Andi Offset.

Sudjana. 1992. MetodaStatistikaEdisi 6. Bandung: Tarsito.

Wibisono, Yusuf. 2005. MetodeStatistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Yamin, Sofyan, dkk. 2011. RegresidanKorelasiDalamGenggamanAnda. Jakarta:

Gambar

Tabel 2.1 Interval Koefisien Nilai r
Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS  Provinsi
Gambar 3.2 Logo BPS
Tabel 4.1: Data yang akan diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id.. commit

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2013 tentang T\rnjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Perpustakaan Nasional

The Role of Alumnae Public Health Leadership Competency System thinking Political leadership Organizational Learning &amp; development Inter- professional

Skenario yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sebagai salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Medan, Hutan Kota Taman Beringin memiliki fungsi yang

Bank Indonesia dapat memberikan dana kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas melalui Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dalam bentuk kredit untuk mengatasi

Penilaian hendaklah meliputi semua faktor yang relevan termasuk kondisi pembuatan, hasil pengujian atau pengawasan selama proses, pengkajian dokumen produksi termasuk

[r]

tanggapan personal tentang buku yang dibaca juga dibuat sebagai pilihan (tidak diwajibkan). Pemberian tugas seperti membuat ringkasan cerita akan menghilangkan sifat kegiatan