3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen.BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.
Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasi statistik nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. BPS juga terdapat di setia karena BPS merupakan instansi vertikal, yakni instansi di daerah, sehingga bukan merupakan bagian dari instansi milik daerah, Tugas lain BPS di daerah adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan statistik regional. Setiap sepuluh tahun sekali BPS menyelenggarakan:
1. Sensus Penduduk (SP) yaitu pada setiap tahun berakhiran "0" (nol),
2. Sensus Pertanian (ST) pada setiap tahun berakhiran "3" (tiga), dan
3. Sensus Ekonomi (SE) pada setiap tahun berakhiran "6" (enam).
Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:
3.1.1 Masa pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur
pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en
Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan
memublikasi data statistik.
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan
namaCentraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan
dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme
statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA)
yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
3.1.2 Masa pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada
3.1.3 Masa kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati.Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
3.1.4 Masa orde baru sampai sekarang
Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.
3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik
Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.
3.2.1 Tugas
3.2.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.
2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.
3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan
statistik; dan
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.
3.2.3 Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai
kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;
5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik. 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.
3.3 Visi dan Misi BPS
3.3.1 Visi
Pelopor data
3.3.2 Misi
1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk
penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.
2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung
pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.
3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan
kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.
5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem (SSN) yang efektif dan efisien.
3.4 Struktur Organisasi BPS
Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.
Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan
Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah
K E P A L A
Bagian Tata Usaha
Bidang I ntegrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Bidang
Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Stat. Distribusi Bidang Stat. Produksi Bidang Stat. Sosial Seksi St at ist ik Kependudukan Seksi St at ist ik Ket ahanan Sosial
Seksi St at ist ik Kesej aht eraan
Rakyat
Seksi St at ist ik Konst ruksi, Pert
am-bangan & Energi Seksi St at ist ik
I ndust ri Seksi St at ist k
Pert anian
Seksi St at ist k Niaga & Jasa Seksi St at ist k Keuangan & Harga
Produsen Seksi St at ist k Harga Konsumen &
Perdag. Besar Seksi Analisis St at ist ik Lint as Sekt or Seksi Neraca Konsumsi Seksi Neraca Produksi Seksi Diseminasi dan Layanan St at ist ik Seksi Jaringan dan Ruj ukan St at ist ik
Seksi I nt egrasi Pengolahan Dat a SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegaw aian dan Hukum SubBag Keuangan SubBag Perlengkapan Tenaga Fungsional
kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai
departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi
manajemen.
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati
bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
3.5 Logo BPS
Logo BPS adalah sebagai berikut:
BAB 4