• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Gaya Belajar Siswa-Siswi Kelas III pada Mata Pelajaran Matematika, di SD 'X' Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Gaya Belajar Siswa-Siswi Kelas III pada Mata Pelajaran Matematika, di SD 'X' Bandung."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini mengambil judul studi deskriptif mengenai gaya belajar

siswa-siswi kelas III pada mata pelajaran matematika di SD ‘X’ Bandung, dengan tujuan

memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa kelas III SD pada mata pelajaran matematika. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III SD ‘X’ Bandung(SD X terdiri atas 5 SD) dengan jumlah responden 187 orang.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa dua buah kuesioner, yaitu kuesioner modalitas belajar dan kuesioner dominasi otak. Modalitas belajar akan diukur dengan menggunakan kuesioner dari Bobbi de Porter yang dimodifikasi oleh peneliti, sedangkan dominasi otak akan diukur dengan kuesioner dariJohn Parks Le Tellieryang dimodifikasi oleh peneliti pula. Kuesioner modalitas belajar terdiri atas 33 item dan kuesioner dominasi otak terdiri atas 14 item. Setelah dilakukan uji alat ukur, diperoleh nilai reliabilitas untuk alat ukur modalitas belajar yaitu 0,6355 dan nilai validitas berkisar 0,227 - 0,599. Sedangkan nilai reliabilitas untuk alat ukur dominasi otak adalah 0,7124 dan nilai validitasnya berkisar 0,244 - 0,674.

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi. Kesimpulan penelitian ini adalah pada mata pelajaran matematika, sebagian besar siswa memiliki gaya belajar kinestetik dan gaya belajar visual dengan keduanya didominasi otak kiri. Adapun saran ditujukan bagi siswa, pihak sekolah, dan pihak orang tua. Bagi siswa secara umum diharapkan mampu mengidentifikasi gaya belajar yang dimilikinya serta mengembangkan modalitas lainnya; bagi guru diharapkan memiliki kepekaan terhadap gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa; sedangkan bagi orang tua diharapkan dapat membantu anak mengembangkan modalitas belajarnya dengan memberikan stimulus yang tepat. Peneliti pun menyarankan bagi peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian mengenai gaya belajar untuk meneliti pada responden usia sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR BAGAN ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1.Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2.Identifikasi Masalah ……….. 6

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ………...………... 6

1.4.Kegunaan Penelitian ……….. 7

1.5.Kerangka Pikir ………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..…14

2.1. Belajar ……….. 14

2.1.1. Pengertian Belajar ... 14

2.1.2. Teori Belajar ... 15

2.1.2.1. Classical Conditioning ... 15

(3)

2.2. Perkembangan Kognitif ... 17

2.3. Gaya Belajar ... 19

2.3.1. Menemukan Gaya Belajar Siswa ... 19

2.3.2. Modalitas V-A-K... 21

2.3.3. Mengetahui Karakteristik Individu dengan Pola Gaya Belajar Yang Berbeda ... 22

2.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar ... 25

2.3.5. Bagaimana Individu Mengolah Informasi ... 25

2.3.5.1. Pemikir Sekuensial Konkret (SK) ... 26

2.3.5.2. Pemikir Acak Abstrak (AA) ... 26

2.3.5.3. Pemikir Sekuensial Abstrak (SA) ... 26

2.3.5.4. Pemikir Acak Konkret (AK) ... ... 27

2.3.6.Dominasi Otak ... 27

2.3.6.1. Pemikir Dominasi Otak Kiri ... 27

2.3.6.2. Pemikir Dominasi Otak Kanan ... 27

2.4. Otak Manusia ... 29

2.4.1. Petunjuk bagi Orang Awam tentang Otak Manusia ... 29

2.4.2. Cara Berpikir Otak Kanan dan Otak Kiri ... 31

2.5. Intelegensi ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38

(4)

3.3. Alat Ukur ... 39

3.3.1. Alat Ukur Modalitas Belajar ... 39

3.3.1.1. Indikator dan Kisi-Kisi ... 40

3.3.1.2. Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian ... 41

3.3.2. Alat Ukur Dominasi Otak ... 42

3.3.2.1. Indikator dan Kisi-Kisi ... 42

3.3.2.2. Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian ... 43

3.4. Pengujian Alat Ukur ... 44

3.4.1. Pengujian Validitas ... 45

3.4.2. Pengujian Reliabilitas ... 46

3.5. Populasi Sasaran dan Teknik Pengambilan Sampel ... 48

3.5.1. Populasi Sasaran ... 48

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 48

3.6. Teknik Analisis ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 50

4.1. Hasil dan Pengolahan Data Responden ... 50

4.1.1. Usia ... 50

4.1.2. Jenis Kelamin ... 50

4.1.3. Modalitas Belajar Responden ... 51

4.1.4. Dominasi Otak Responden ... 51

(5)

Matematika ... 53

4.2. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 60

5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 60

5.2.1. Saran Praktis ... 60

5.2.2. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ... 61

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Indikator dan Kisi-Kisi Alat Ukur Modalitas Belajar ... 34

Tabel 3.2. Indikator dan Kisi-Kisi Alat Ukur Dominasi Otak ……… 36

Tabel 4.1.1. Usia Responden ……….. 44

Tabel 4.1.2. Jenis Kelamin Responden ……… 44

Tabel 4.1.3. Modalitas Belajar Responden ……….. 45

Tabel 4.1.4. Dominasi Otak Responden ……….. 45

Tabel 4.1.5. Gaya Belajar Responden ………. 46

(7)

DAFTAR BAGAN

1.5. Bagan Kerangka Pikir ………. 11

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Modalitas Belajar untuk Siswa-Siswi Kelas III SD 2. Kuesioner Dominasi Otak untuk Siswa-Siswi Kelas III SD 3. Identitas Pribadi Siswa

4. Identitas Pribadi Guru

5. Kisi-Kisi Kuesioner Modalitas Belajar 6. Kisi-Kisi Kuesioner Dominasi Otak

7. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Gaya Belajar

8. Hasil Wawancara dengan Guru-Guru Kelas III SD ‘X’ Bandung dan Orang tua Siswa serta Hasil Observasi

(9)
(10)

LAMPIRAN 1

KUESIONER MODALITAS BELAJAR

UNTUK SISWA-SISWI KELAS 3 SD

Petunjuk soal: Pilihlah salah satu jawaban(sangat sesuai/sesuai/tidak sesuai)yang dirasakan paling sesuai dengan dirimu, dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom di sebelah kolom pernyataan.

NO. PERNYATAAN Sangat

Sesuai

Sesuai Tidak Sesuai

1 Saya kesulitan mempelajari rumus-rumus matematika apabila dicetak dengan tulisan berwarna

2 Saya suka mewarnai/memberi tanda dengan spidol kata-kata/rumus-rumus penting yang ada di buku saya

3 Saya akan lebih mudah menghapalkan rumus-rumus matematika yang ada di buku, jika rumus-rumus tersebut diberi tanda/diwarnai

4 Saya dapat membaca soal-soal matematika yang berbentuk cerita dengan cepat

5 Jika sedang membaca buku, biasanya saya membacanya dengan lambat dan perlahan-lahan 6 Jika sedang menghapalkan rumus matematika,

konsentrasi saya akan hilang jika ada suara-suara bising/ramai

(11)

matematika teman sebelah saya mengerjakannya dengan berisik

8 Saya sulit konsentrasi jika saat belajar sambil mendengarkan radio

9 Jika guru saya sedang menerangkan pelajaran matematika di kelas, saya suka mencorat – coret sesuatu di kertas

10 Sepulang sekolah biasanya saya mengulang kembali pelajaran yang sudah didapat di sekolah 11 Walaupun sambil mendengarkan radio,

konsentrasi belajar saya tidak mudah terganggu 12 Ketika akan ujian/ulangan matematika, biasanya

saya belajar pada malam hari setelah semua orang di rumah tertidur agar tidak ada suara yang mengganggu

13 Saya membaca dengan suara yang cukup keras (tidak dibaca dalam hati) saat mengerjakan soal-soal cerita yang ada di pelajaran matematika 14 Saat menghapalkan rumus matematika, saya

bacakan dengan suara yang cukup keras dan saya mendengarkan apa yang sedang saya baca

15 Saya merasa lebih mudah membaca rumus matematika dan menghapalkannya dengan cara membacanya di dalam hati

16 Kalau saya sedang mengajari teman yang tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika, biasanya saya menjelaskan cara pengerjaannya dengan panjang lebar

(12)

18 Jika sedang ulangan, biasanya soal-soalnya saya jawab dengan singkat

19 Saya kesulitan menuliskan materi pelajaran yang di diktekan oleh guru

20 Biasanya saya membaca buku dengan perlahan-lahan/lambat

21 Saya kesulitan menulis di buku dengan rapi 22 Tulisan saya rapi

23 Saya menggunakan bolpoin/pensil sebagai penunjuk ketika saya membaca buku pelajaran 24 Dalam pelajaran matematika, saya merasa lebih

mudah belajar bilangan dengan menggunakan penggaris atau alat bantu lainnya

25 Saat belajar, saya bisa duduk dengan tenang dalam jangka waktu yang cukup lama

26 Saya tidak betah jika harus duduk lama-lama saat guru menerangkan di depan kelas

27 Ketika belajar tentang waktu, saya susah mengerti bila tidak ada jam/arloji sebagai alat bantu

28 Saya kurang suka pelajaran yang banyak kegiatan eksperimen/praktek

29 Saya bisa memasangkan kembali mainan yang baru saya bongkar, tanpa melihat gambar aslinya/tanpa membaca buku petunjuknya

30 Jika sedang belajar, saya harus ditemani oleh ayah/ibu/kakak

31 Kalau sedang belajar dengan ibu/ayah, saya merasa nyaman apabila mereka mengajari sambil menyentuh saya

(13)

kegiatan itu mengharuskan saya untuk banyak bergerak

(14)

LAMPIRAN 2

KUESIONER DOMINASI OTAK

UNTUK SISWA-SISWI KELAS 3 SD

Petunjuk: Pilihlah dua (2) pernyataan dari empat (4) pernyataan yang ada (a, b, c, d) yang paling menggambarkan dirimu, dengan memberikan tanda silang (X) !

1 A Saya suka menghayal menjadi tokoh pahlawan yang disukai dari komik B Saya selalu merasa ingin tahu/ingin mencoba permainan-permainan yang

sulit

C Sepulang sekolah biasanya saya segera mengerjakan pr/tugas sekolah

D Saya suka memperbaiki mainan/alat yang rusak dan mencari tahu penyebabnya

2 A Saya suka mengerjakan pr secara berurutan sesuai dengan nomor urut B Saya mudah memperoleh teman

C Kalau saya belum mengerti, saya akan terus bertanya kepada guru D Saya selalu ingin membaca buku cerita baru

3 A Saya suka beradu pendapat dengan teman saat berdiskusi tentang materi pelajaran tertentu

B Saya biasanya langsung menjawab soal ujian dengan singkat dan padat (jawabannya tidak panjang lebar)

C Saya suka membuat sesuatu yang baru, yang orang lain belum pernah membuatnya

(15)

4 A Saya lebih suka melakukan kegiatan yang saya senangi walaupun sendiri, karena teman-teman saya tidak menyukai kegiatan itu

B Saya lebih suka olah raga daripada bermain musik C Saya biasanya rajin belajar agar nilai ujian saya baik

D Saya suka mencoba permainan-permainan baru dan menantang

5 A Saya selalu mengerjakan tugas sekolah dengan tepat dan teratur B Saya tidak pernah memilih-milih teman dalam bermain

C Kalau ulangan, saya selalu mengerjakan soal secara berurutan sesuai dengan nomor urut

D Saya senang mengoleksi sesuatu yang unik

6 A Saya suka berbagi rasa dan cerita dengan sahabat

B Saya suka mengerjakan tugas sekolah secara teratur (satu per satu)

C Saya membantu menjelaskan satu per satu materi pelajaran yang belum dimengerti oleh teman saya

D Saya selalu berusaha mengerjakan tugas sekolah sendiri

7 A Saya suka sekali mengikuti berbagai macam perlombaan

B Saya selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan benar dan berurutan

C Saya bisa bekerja sama dengan teman-teman untuk menyelesaikan tugas kelompok

D Setiap hari saya belajar agar pelajaran yang sudah diperoleh di sekolah tidak lupa

8 A Saya senang mencoba memecahkan soal-soal yang sulit B Saya mudah terharu

(16)

9 A Saya membaca buku setiap hari B Saya senang bergaul dengan siapapun C Saya bisa menyusun puzzle

D Saya suka membuat jadwal kegiatan sehari-hari

10 A Saya mudah mengingat pelajaran sekolah

B Saya senang menghubung-hubungkan cerita yang saya baca dari beberapa buku

C Saya suka memikirkan penyebab dari suatu kejadian secara berurutan D Saya suka menjadi orang yang pertama kali memulai sesuatu

11 A Saya senang mengubah-ubah letak/posisi benda-benda yang ada di kamar saya

B Saya bisa membedakan hal-hal yang penting dan tidak penting C Saya langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

D Sebelum mengerjakan suatu soal, biasanya saya memerlukan petunjuk cara pengerjaannya terlebih dulu

12 A Saya selalu ingin mencoba permainan baru dan menantang

B Saya akan berlatih /belajar setiap hari jika ada keterampilan baru yang belum saya kuasai

C Saya selalu membantu teman-teman yang mengalami kesusahan

D Saya selalu memeriksa kembali jawaban ulangan sebelum dikumpulkan

13 A Saya selalu menyelesaikan tugas sekolah dengan tepat waktu

B Sebelum bertindak/melakukan sesuatu, saya selalu memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi (akibat) dari tindakan saya

C Setelah membaca beberapa buku berturut-turut, saya sering mendapatkan ide/gagasan

(17)

14 A Saya mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan teratur B Saya mudah tersinggung

C Saya suka memperbaiki mainan/alat yang rusak dan mencari tahu penyebabnya

D Saya senang bereksperimen (misalnya : menanam kecambah atau membuat tempe dari kedelai)

SELAMAT BEKERJA

&

(18)

TABEL DOMINASI OTAK

No. SK SA AA AK

1 C D A B

2 A C B D

3 B A D C

4 B C A D

5 A C B D

6 B C A D

7 B D C A

8 C A B D

9 D A B C

10 A C B D

11 D B C A

12 B D C A

13 A C D B

14 A C B D

(19)

LAMPIRAN 3

IDENTITAS PRIBADI SISWA

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Nama sekolah :

Pilihlah salah satu jawaban dari soal-soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada kotak yang terdapat di depan jawaban yang dipilih.

A. Saya merasa nyaman apabila mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan

tangan …: Tangan kanan Tangan kiri

B. Saat belajar di rumah, apakah ditemani oleh orang tua/kakak ?

Ya Tidak

C. Apakah orang tua/kakak selalu mengajarkan tentang bagaimana cara belajar agar lebih mudah dimengerti oleh kamu (misalnya kamu harus selalu menandai kata-kata penting yang sedang kamu baca)?

(20)

LAMPIRAN 4

IDENTITAS PRIBADI GURU

Nama :

Lama Mengajar :

Sekolah tempat mengajar :

Petunjuk soal: Pilihlah salah satu jawaban(sangat sesuai/sesuai/tidak sesuai)yang dirasakan paling sesuai dengan diri Anda, dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom di sebelah kolom pernyataan.

NO. PERNYATAAN Sangat

Sesuai

Sesuai Tidak Sesuai

1 Dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa, saya selalu menuliskannya di papan tulis daripada menyampaikan secara lisan

2 Saya menyuruh para siswa untuk memberi warna/ tanda dengan spidol kata-kata/rumus-rumus penting yang ada di buku

3 Saya memajang poster-poster berwarna di dalam kelas yang menggambarkan rumus-rumus matematika

4 Jika ada siswa yang bertanya tentang materi pelajaran kepada saya, saya menjelaskannya dengan panjang lebar

(21)

6 Dalam menyampaikan pelajaran, saya selalu mendiktekannya kepada siswa-siswi di kelas 7 Saya selalu mengajak siswa-siswi saya untuk

berdiskusi tentang materi yang sedang dibahas 8 Saya menjelaskan materi pelajaran dengan

panjang lebar (tidak singkat)

9 Saya tidak pernah/jarang menggunakan alat bantu saat mengajar

10 Saya selalu menyuruh siswa-siswi saya untuk aktif bertanya atau menyampaikan pendapatnya 11 Saya menggunakan bolpoin/pensil sebagai

penunjuk ketika saya membaca buku

12 Saat mengajar, saya selalu menggunakan alat bantu untuk memudahkan siswa dalam belajar 13 Saya selalu memberikan perhatian fisik

(misalnya: menyentuh) kepada siswa-siswi saya saat mengajar

14 Dalam mengajarkan matematika, selain teori saya pun sering melakukan praktikum yang berkaitan dengan pelajaran matematika. Misalnya menyuruh siswa untuk membuat bangun ruang dengan menggunakan karton

15 Dalam menyampaikan materi di kelas, saya selalu berjalan mendekati siswa agar mereka dapat mendengar suara saya dengan jelas

TERIMA KASIH

(22)

LAMPIRAN 5

KISI-KISI KUESIONER MODALITAS BELAJAR

ASPEK VISUAL (10 item) NO.

SOAL

JENIS ITEM

PERNYATAAN INDIKATOR

1 Negatif Saya kesulitan mempelajari rumus-rumus matematika apabila dicetak dengan tulisan berwarna

Tertarik pada penjelasan yang disertai warna

2 Positif Saya suka mewarnai/memberi tanda dengan spidol kata-kata/rumus-rumus penting yang ada di buku saya

Tertarik pada penjelasan yang disertai warna

3 Positif Saya akan lebih mudah menghapalkan rumus-rumus matematika yang ada di buku, jika rumus-rumus tersebut diberi tanda/diwarnai

Tertarik pada penjelasan yang disertai warna

4 Positif Saya dapat membaca soal-soal matematika yang berbentuk cerita dengan cepat

Pembaca cepat

5 Negatif Jika sedang membaca buku, biasanya saya membacanya dengan lambat dan perlahan-lahan

Pembaca cepat

6 Negatif Jika sedang menghapalkan rumus matematika, konsentrasi saya akan hilang jika ada suara-suara bising/ramai

Tidak mudah terdistraksi oleh suara bising/ramai

7 Negatif Saya tidak dapat berkonsentrasi jika saat ujian matematika teman sebelah saya mengerjakannya dengan berisik

Tidak mudah terdistraksi oleh suara bising/ramai

8 Negatif Saya sulit konsentrasi jika saat belajar sambil mendengarkan radio

Tidak mudah terdistraksi oleh suara bising/ramai

9 Positif Jika guru saya sedang menerangkan pelajaran matematika di kelas, saya suka mencorat – coret sesuatu di kertas

Mencorat-coret tanpa arti

10 Positif Sepulang sekolah biasanya saya mengulang kembali pelajaran yang sudah didapat di sekolah

(23)

ASPEK AUDITIF ( 9 item) NO.

SOAL

ITEM PERNYATAAN INDIKATOR

11 Negatif Walaupun sambil mendengarkan radio, konsentrasi belajar saya tidak mudah terganggu

Mudah terdistraksi oleh suara dari lingkungan

12 Positif Ketika akan ujian/ulangan matematika, biasanya saya belajar pada malam hari setelah semua orang di rumah tertidur agar tidak ada suara yang mengganggu

Mudah terdistraksi oleh suara dari lingkungan

13 Positif Saya membaca dengan suara yang cukup keras (tidak dibaca dalam hati) saat mengerjakan soal-soal cerita yang ada di pelajaran matematika

Membaca dengan

keras/menggerakkan bibir saat membaca

14 Positif Saat menghapalkan rumus matematika, saya bacakan dengan suara yang cukup keras dan saya mendengarkan apa yang sedang saya baca

Membaca dengan

keras/menggerakkan bibir saat membaca

15 Negatif Saya merasa lebih mudah membaca rumus matematika dan menghapalkannya dengan cara membacanya di dalam hati

Membaca dengan

keras/menggerakkan bibir saat membaca

16 Positif Kalau saya sedang mengajari teman yang tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika, biasanya saya menjelaskan cara pengerjaannya dengan panjang lebar

Menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

17 Positif Jika saya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, biasanya saya menjawabnya dengan panjang lebar

Menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

18 Negatif Jika sedang ulangan, biasanya soal-soalnya saya jawab dengan singkat

Menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

19 Positif Saya kesulitan menuliskan materi pelajaran yang di diktekan oleh guru

Kesulitan menulis

ASPEK KINESTETIK (14 item) NO.

SOAL

JENIS ITEM

(24)

21 Positif Saya kesulitan menulis di buku dengan rapi Koordinasi motorik halus lemah 22 Negatif Tulisan saya rapi Koordinasi motorik halus lemah 23 Positif Saya menggunakan bolpoin/pensil sebagai

penunjuk ketika saya membaca buku pelajaran

Menggunakan jari/alat bantu lain sebagai penunjuk saat baca 24 Positif Dalam pelajaran matematika, saya merasa lebih

mudah belajar bilangan dengan menggunakan penggaris atau alat bantu lainnya

Menggunakan jari/alat bantu lain sebagai penunjuk saat baca

25 Negatif Saat belajar, saya bisa duduk dengan tenang dalam jangka waktu yang cukup lama

Tidak dapat duduk diam dalam jangka waktu lama

26 Positif Saya tidak betah jika harus duduk lama-lama saat guru menerangkan di depan kelas

Tidak dapat duduk diam dalam jangka waktu lama

27 Positif Ketika belajar tentang waktu, saya susah mengerti bila tidak ada jam/arloji sebagai alat bantu

Lebih senang mempraktekkan sesuatu

28 Negatif Saya kurang suka pelajaran yang banyak kegiatan eksperimen/praktek

Lebih senang mempraktekkan sesuatu

29 Positif Saya bisa memasangkan kembali mainan yang baru saya bongkar, tanpa melihat gambar aslinya/tanpa membaca buku petunjuknya

Lebih senang mempraktekkan sesuatu

30 Positif Jika sedang belajar, saya harus ditemani oleh ayah/ibu/kakak

Menanggapi perhatian fisik

31 Positif Kalau sedang belajar dengan ibu/ayah, saya merasa nyaman apabila mereka mengajari sambil menyentuh saya

Menanggapi perhatian fisik

32 Positif Saya senang mengikuti kegiatan sekolah dimana kegiatan itu mengharuskan saya untuk banyak bergerak

Mengerjakan sesuatu yang membutuhkan

keterampilan/gerak 33 Positif Saya merasa lebih mudah menghapal bila sambil

berdiri/berjalan-jalan di dalam kamar

(25)

LAMPIRAN 6

KISI-KISI KUESIONER DOMINASI OTAK

NO. SOAL

OPTION PERNYATAAN DOMOT

KATEGORI

INDIKATOR

A Saya suka menghayal menjadi tokoh pahlawan yang disukai dari komik

Kanan AA Imajinatif

B Saya selalu merasa ingin tahu/ingin mencoba permainan-permainan yang sulit

Kanan AK Investigatif

C Sepulang sekolah biasanya saya segera mengerjakan pr/tugas sekolah

Kiri SK Realistis

1

D Saya suka memperbaiki mainan/alat yang rusak dan mencari tahu penyebabnya

Kiri SA Analitis

A Saya suka mengerjakan pr secara berurutan sesuai dengan nomor urut

Kiri SK Teratur

B Saya mudah memperoleh teman Kanan AA Mudah adaptasi C Kalau saya belum mengerti, saya akan terus

bertanya kepada guru

Kiri SA Kritis

2

D Saya selalu ingin membaca buku cerita baru

Kanan AK Penuh rasa ingin tahu A Saya suka beradu pendapat dengan teman

saat berdiskusi tentang materi pelajaran tertentu

Kiri SA Suka debat

B Saya biasanya langsung menjawab soal ujian dengan singkat dan padat (jawabannya tidak panjang lebar)

Kiri SK Langsung pada permasalahan

C Saya suka membuat sesuatu yang baru, yang orang lain belum pernah membuatnya

Kanan AK Suka mencipta 3

D Saya sering malas mengerjakan pr bila sedang kesal

Kanan AA Suka

(26)

menghubung-A Saya lebih suka melakukan kegiatan yang saya senangi walaupun sendiri, karena teman-teman saya tidak menyukai kegiatan itu

Kanan AA Personal

B Saya lebih suka olah raga daripada bermain musik

Kiri SK Praktis

C Saya biasanya rajin belajar agar nilai ujian saya baik

Kiri SA Akademis

4

D Saya suka mencoba permainan-permainan baru dan menantang

Kanan AK Suka bertualang

A Saya selalu mengerjakan tugas sekolah dengan tepat dan teratur

Kiri SK Tepat

B Saya tidak pernah memilih-milih teman dalam bermain

Kanan AA Fleksibel

C Kalau ulangan, saya selalu mengerjakan soal secara berurutan sesuai dengan nomor urut

Kiri SA Sistematis

5

D Saya senang mengoleksi sesuatu yang unik Kanan AK Penemu A Saya suka berbagi rasa dan cerita dengan

sahabat

Kanan AA Suka berbagi

B Saya suka mengerjakan tugas sekolah secara teratur (satu per satu)

Kiri SK Teratur

C Saya membantu menjelaskan satu per satu materi pelajaran yang belum dimengerti oleh teman saya

Kiri SA Penuh perasaan 6

D Saya selalu berusaha mengerjakan tugas sekolah sendiri

Kanan AK Mandiri

A Saya suka sekali mengikuti berbagai macam perlombaan

Kanan AK Kompetitif

B Saya selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan benar dan berurutan

Kiri SK Perfeksionis

7

C Saya bisa bekerja sama dengan teman-teman untuk menyelesaikan tugas kelompok

(27)

D Setiap hari saya belajar agar pelajaran yang sudah diperoleh di sekolah tidak lupa

Kiri SA Logis

A Saya senang mencoba memecahkan soal-soal yang sulit

Kiri SA Intelektual

B Saya mudah terharu Kanan AA Sensitif

C Saya belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang baik saat ujian

Kiri SK Kerja keras

8

D Saya tidak takut kalah kalau ikut perlombaan

Kanan AK Mau mengambil

risiko

A Saya membaca buku setiap hari Kiri SA Pembaca

B Saya senang bergaul dengan siapapun Kanan AA Suka bergaul

C Saya bisa menyusun puzzle Kanan AK Mampu

memecahkan masalah 9

D Saya suka membuat jadwal kegiatan sehari-hari

Kiri SK Perencana

A Saya mudah mengingat pelajaran sekolah Kiri SK Penghapal B Saya senang menghubung-hubungkan

cerita yang saya baca dari beberapa buku

Kanan AA Berasosiasi

C Saya suka memikirkan penyebab dari suatu kejadian secara berurutan

Kiri SA Berpikir

mendalam 10

D Saya suka menjadi orang yang pertama kali memulai sesuatu

Kanan AK Pemulai

A Saya senang mengubah-ubah letak/posisi benda-benda yang ada di kamar saya

Kanan AK Pengubah

B Saya bisa membedakan hal-hal yang penting dan tidak penting

Kiri SA Penilai

C Saya langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

Kanan AA Spontan

11

D Sebelum mengerjakan suatu soal, biasanya saya memerlukan petunjuk cara pengerjaannya terlebih dulu

Kiri SK Mengharapkan

arahan

(28)

B Saya akan berlatih /belajar setiap hari jika ada keterampilan baru yang belum saya kuasai

Kiri SK Suka berlatih

C Saya selalu membantu teman-teman yang mengalami kesusahan

Kanan AA Peduli

D Saya selalu memeriksa kembali jawaban ulangan sebelum dikumpulkan

Kiri SA Memeriksa

A Saya selalu menyelesaikan tugas sekolah dengan tepat waktu

Kiri SK Menyelesaikan pekerjaan B Sebelum bertindak/melakukan sesuatu,

saya selalu memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi (akibat) dari tindakan saya

Kanan AA Melihat

kemungkinan

C Setelah membaca beberapa buku berturut-turut, saya sering mendapatkan ide/gagasan

Kiri SA Mendapatkan

gagasan 13

D Saya suka memperkirakan nilai ulangan yang saya dapat

Kanan AK Menafsirkan

A Saya mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan teratur

Kiri SK Mengerjakan

B Saya mudah tersinggung Kanan AA Berperasaan

C Saya suka memperbaiki mainan/alat yang rusak dan mencari tahu penyebabnya

Kiri SA Berpikir

14

D Saya senang bereksperimen (misalnya : menanam kecambah atau membuat tempe dari kedelai)

(29)

LAMPIRAN 7

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS

ALAT UKUR GAYA BELAJAR

Tabel 3.3 Tabel uji Validitas Visual

NO ITEM VALIDITAS KETERANGAN

1 0.319 signifikan Revisi

2 0.438 signifikan Pakai

3 0.293 signifikan Revisi

4 0.430 signifikan Pakai

5 0.361 signifikan Revisi

6 0.583 signifikan Pakai

7 0.448 signifikan Pakai

8 0.446 signifikan Pakai

9 0.329 signifikan Revisi

10 0.400 signifikan Pakai

Berdasarkan uji korelasi item visual - skor visual diperoleh data bahwa sebanyak 10 item adalah signifikan. Item-item yang dapat digunakan sebanyak 6 buah, item-item yang direvisi sebanyak 4 buah.

Tabel 3.4 Tabel uji Validitas Auditif

NO ITEM VALIDITAS KETERANGAN

11 0.242 Signifikan Revisi

12 0.481 Signifikan Pakai

13 0.393 Signifikan Revisi

14 0.448 Signifikan Pakai

15 0.227 Signifikan Revisi

16 0.312 Signifikan Revisi

(30)

Berdasarkan uji korelasi item auditif - skor auditif diperoleh data bahwa item-item yang dapat digunakan sebanyak 3 buah dan item-item-item-item yang direvisi sebanyak 6 buah.

Tabel 3.5 Tabel uji Validitas Kinestetik

NO ITEM VALIDITAS KETERANGAN

20 0.357 signifikan Revisi

21 0.250 signifikan Revisi

22 0.515 signifikan Pakai

23 0.322 signifikan Revisi

24 0.572 signifikan Pakai

25 0.523 signifikan Pakai

26 0.459 signifikan Pakai

27 0.239 Signifikan Revisi

28 0.258 signifikan Revisi

29 0.327 signifikan Revisi

30 0.369 signifikan Revisi

31 0.599 signifikan Pakai

32 0.343 signifikan Revisi

33 0.408 signifikan Pakai

Berdasarkan uji korelasi item kinestetik - skor kinestetik diperoleh data bahwa item-item yang dapat digunakan sebanyak 6 buah, item-item yang direvisi sebanyak 8 buah.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas alat ukur modalitas belajar, maka diperoleh reliabilitas sebesar0.6355.

3.6. Tabel Uji Validitas Dominasi Otak

No. Item Validitas Keterangan

1 0.244 Signfikan Revisi

2 0.522 Signfikan Pakai

3 0.282 Signfikan Revisi

4 0.472 Signfikan Pakai

(31)

6 0.402 Signfikan Pakai

7 0.380 Signfikan Revisi

8 0.674 Signfikan Pakai

9 0.483 Signfikan Pakai

10 0.365 Signfikan Revisi

11 0.444 Signfikan Pakai

12 0.360 Signfikan Revisi

13 0.520 Signfikan Pakai

14 0.310 Signfikan Revisi

(32)

LAMPIRAN 8

Hasil Wawancara dengan Guru-

guru kelas 3 SD ‘X’ Bandung

dan Orang Tua Siswa

SDN ‘X’ Bandung merupakan salah satu SD negeri yang cukup banyak

mendapatkan perhatian dari para orang tua siswa. Dari 10 orang tua siswa yang diwawancarai, 6 diantaranya mengatakan bahwa sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang cukup favorit dan tersedia sarana serta fasilitas sekolah yang dapat menunjang kegiatan belajar. Di samping itu pun banyak kegiatan-kegiatan di luar sekolah (kegiatan ekstrakurikuler) yang cukup banyak dan menarik. Hal ini yang menjadi pertimbangan mengapa para orang tua siswa ini mendaftarkan putra-putri mereka ke sekolah tersebut. Sedangkan 4 orang tua siswa lainnya mengatakan karena letak sekolah dekat dengan rumah. Dari keseluruh orang tua siswa yang diwawancarai, mengemukakan bahwa saat anaknya belajar mereka cukup sering mendampingi dan memberikan pengarahan. Biasanya para orang tua ini mendampingi saat anak-anak mereka mengerjakan tugas sekolah/pr, terutama mata pelajaran matematika atau IPA karena menurut para orang tua tersebut anak-anak sering mengalami kesulitan saat mengerjakan pr-nya.

(33)

bentuk bangun ruang itu di sebuah kertas lalu memberikan pengarahan/memandu mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan bangun tersebut. Namun lain halnya dengan keempat ibu yang lain, biasanya mereka akan mengarahkan anaknya untuk membuat contoh bangun ruang terlebih dahulu yang terbuat dari media karton atau kertas yang ada kemudian mengarahkan anaknya dalam mengerjakan soal. Dari keempat ibu ini ada yang dengan sengaja membuatkan alat bantu tersebut, dan ada pula yang menyuruh anaknya membuat sendiri.

Contoh lainnya yang dikemukakan oleh para orang tua murid ketika anak mengerjakan pr tentang perkalian ataupun pembagian. Ada beberapa yang mengajari anak dengan menggunakan kancing, ada yang mencontohkan dalam bentuk gambar di kertas, tetapi ada pula yang menerangkan dengan menerapkan rumus yang ada dalam buku panduan. Selain dari ke-10 orang tua murid ini, ada sekitar 3 orang tua murid lainnya yang diwawancarai mengenai peran mereka saat anak sedang belajar. Ternyata ketiga ibu ini jarang memberikan pengarahan kepada anaknya saat belajar di rumah, mereka hanya sekedar mendampingi saja.

(34)

untuk mempelajari sudut. Sedangkan Ibu I, guru SD 1 mengatakan bahwa pada saat menerangkan materi matematika di kelas, lebih sering memadukan antara menerangkan secara lisan dengan menggunakan alat peraga. Sebaliknya, Ibu Y dan EK ( guru SD 2 dan 4) menegaskan bahwa dalam pelajaran matematika, mereka jarang menggunakan alat bantu. Mereka lebih sering menerangkannya secara lisan di depan kelas dan memberikan contoh dengan menggambar di papan tulis.

Selain menanyakan tentang metode mengajar para guru tersebut, peneliti pun menanyakan masalah prestasi/nilai matematika yang diperoleh para siswa. Dari keterangan 4 orang guru (SD 1, 2, 4, dan 5), diperoleh bahwa nilai para siswa dalam mata pelajaran matematika berkisar antara 5 hingga 9 dan rata-rata kelas untuk keempat SD tersebut adalah 7.

(35)

6 yang mau mengerjakan pr dan mau mencatat pelajaran di kelas. Adapun siswa-siswi kelas 3 SD 6 termasuk siswa dengan jumlah paling sedikit dan paling gaduh diantara kelas lainnya.

Hasil Observasi

Saat dilakukan observasi, peneliti melihat bahwa di setiap dinding ruangan kelas 3 SD

(36)

LAMPIRAN 9

Tabel 4.1.7. Kenyamanan Responden dalam Melakukan Kegiatan Menggunakan Tangan Kanan atau Kiri

TANGAN SD 1 SD 2 SD 4 SD 5 SD 6 % KANAN 40 39 33 34 25 171 91,44 %

KIRI 6 4 3 1 2 16 8,56 %

46 43 36 35 27 187 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa-siswi yakni sebanyak 91,44 % merasa nyaman menggunakan tangan kanannya dalam beraktivitas/melakukan sesuatu hal. Hanya 8,56 % siswa merasa nyaman apabila mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan kiri.

Tabel 4.1.8. Saat Responden Belajar di rumah

BELAJAR SD 1 SD 2 SD 4 SD 5 SD 6 % DITEMANI

ORTU/KAKAK 25 19 17 8 20 89 47,59 % SENDIRI 21 24 19 27 7 98 52,41 %

46 43 36 35 27 187 100 %

(37)

4.1.9. Cara Belajar Responden

Lebih dari tigaperempat jumlah siswa-siswi kelas III SD ‘X’ Bandung (84,49%) diberikan pengarahan/bimbingan oleh orang tua ataupun kakak dalam hal cara belajarnya, dan 15,51 % lainnya tidak diberikan pengarahan oleh orang tua atau kakaknya.

4.2.0. Tabulasi Silang antara Gaya Belajar Siswa dengan Cara Belajar di Rumah

Cara Belajar Responden di Rumah

(38)

Tabel 4.2.1. Tabulasi Silang antara Gaya Belajar Siswa dengan Keikutsertaan Orang Tua/kakak Saat Belajar di Rumah

Saat Belajar di Rumah Gaya Belajar

4.2.2. Tabulasi Silang antara Gaya Belajar Siswa dengan Gaya Mengajar Guru

(39)

4.2.3. Tabulasi Silang antara Modalitas Belajar Siswa dengan Gaya Mengajar Guru

(40)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya. Informasi-informasi tersebut salah satunya dapat diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan bangsa, dan merupakan wahana utama dalam pembangunan mutu sumber daya manusia yang pada gilirannya menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sarana pembebasan manusia dari kebodohan dan keterbelakangan. Karena itu, pendidikan dinyatakan sebagai indikator penting dalam indeks pembangunan manusia.

(41)

2

Dalam kegiatan belajar mengajar, ada yang disebut guru sebagai pendidik dan siswa sebagai terdidik. Setiap siswa memiliki karakteristik tertentu yang sifatnya unik antara lain jenis kelamin, usia, taraf kecerdasan, keadaan sosial ekonomi, prestasi yang dicapai, latar belakang kebudayaan, motivasi, dan gaya belajar. Begitu pula halnya dalam belajar, siswa memiliki tampilan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya baik dalam hal cara belajar, cara berfikir ataupun cara mereka dalam memahami suatu pelajaran. Keseluruhan karakteristik siswa ini lazim ditemui dan dihadapi sehari-hari oleh para guru. Oleh karenanya kepekaan guru terhadap karakteristik siswa ini perlu ditumbuhkan guna memudahkan dalam menghadapi beragam permasalahan dan mencari solusi ataupun alternatif pemecahannya, serta diharapkan pula memudahkan guru dalam merancang suatu metode pengajaran yang sesuai dan tepat.

Siswa sekolah dasar dengan kisaran usia 7 hingga 12 tahun pada umumnya berada dalam tahap kongkrit operasional. Menurut Piaget dalam tahap ini siswa/anak memiliki beberapa karakteristik/ciri yaitu anak/siswa sudah mampu melakukan reversible operation, sudah mengenal konsep invariance, dan sudah mengenal konsep rangkaian. Karena disebut tahap kongkrit operasional, maka untuk memudahkan belajar harus ada objek yang kongkrit/nyata agar dapat berpikir secara logis. Mulai usia 8 hingga 9 tahun, anak mulai mencoba melakukan pemikiran imajinatif dan juga mulai mencoba berfikir secara abstrak namun masih dalam tahap yang kongkrit.

(42)

3

pula seorang siswa biasanya sudah mulai menunjukkan gaya dalam belajarnya walaupun masih memerlukan bimbingan/arahan dari orang-orang di sekitarnya, misalnya guru, orang tua, atau kakak. Saat belajar di rumah ataupun di sekolah, gaya yang digunakan oleh satu siswa dengan siswa lainnya dapat berbeda-beda. Di sekolah misalnya, ada siswa yang dapat duduk tertib dan mendengarkan gurunya menerangkan, ada juga yang tidak dapat duduk diam saat gurunya menerangkan, ada pula yang cepat ataupun lambat dalam menangkap pelajaran. Sedangkan di rumah misalnya, ada yang dapat belajar sambil mendengarkan radio atau televisi, ada yang belajar harus dengan mempraktekkan sesuatu, dan lain-lain.

Pada dasarnya setiap individu (termasuk siswa) memiliki gaya tersendiri dalam belajar. Seorang guru pun akan menyampaikan materi pelajaran menurut gayanya sendiri-sendiri. Dengan gaya belajar siswa yang “khas”, siswa dapat dengan “khas” pula lebih mengerti/paham dalam memproses informasi yang disampaikan oleh gurunya. Beberapa siswa mungkin saja akan mengalami kesulitan dalam memproses informasi dengan gaya yang disampaikan oleh gurunya. Jika siswa mengalami kendala dalam memahami pelajarannya di sekolah, ia harus dapat mengatasinya dan salah satunya adalah dengan menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya. Namun terkadang siswa tidak mengalami kendala dalam memahami pelajaran yang diberikan karena kemungkinan mereka sudah menemukan gaya belajar yang sesuai dalam memahami suatu materi.

Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana siswa menyerap informasi (modalitas) dan cara mengolah informasi tersebut (dominasi otak).Porter dan Hernacki

(43)

4

kinestetik (V-A-K). Secara umum, siswa visual belajar melalui apa yang mereka lihat, misalnya mereka lebih mudah belajar bila melihat atau membaca bahan-bahan pelajaran. Siswa auditif belajar melalui apa yang didengar, misalnya mereka lebih mudah mempelajari sesuatu bila mendengarkan keterangan dari guru. Siswa kinestetik lebih mudah belajar melalui gerak dan sentuhan, misalnya siswa memahami pelajaran apabila dengan menggerakkan tubuhnya atau melakukan praktek langsung.

Jika sistem identifikasi V-A-K yang membedakan bagaimana siswa menyerap informasi maka dominasi otaklah yang menentukan bagaimana suatu informasi diproses. Salah seorang professor di bidang kurikulum dan pengajaran yakni Anthony Gregorc

(dePorter & Hernacki,1999) dalam kajiannya menyimpulkan adanya dua kemungkinan dominasi otak yaitu persepsi konkret dan abstrak serta kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak. Kedua kemungkinan ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok, yaitu sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, dan

acak abstrak. Siswa yang termasuk dalam kategori “sekuensial” cenderung memiliki dominasi otak kiri, sedang siswa yang berpikir secara “acak” biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan. Perbedaan gaya belajar ini akan mempengaruhi bagaimana seorang siswa menangkap, memahami, serta mengolah suatu materi yang telah atau sedang disampaikan gurunya.

(44)

5

matematika. Saat ini banyak buku cetak matematika yang disajikan dengan menarik dan berkualitas sesuai dengan tingkat perkembangan anak SD, tidak hanya mengasah kemampuan berpikir logis namun mengasah pula kemampuan visual serta kinestetiknya. Dengan begitu akan memudahkan siswa bagi yang memiliki gaya belajar visual maupun kinestetik.

Namun dalam realita yang ada, sebagian besar para siswa agaknya mengalami kesulitan untuk dapat menyenangi hingga memahami pelajaran matematika ini walaupun buku-buku yang disajikan sudah cukup berkualitas. Hal ini dinyatakan pula oleh salah seorang guru mata pelajaran matematika di SD ‘X’ bahwa sebagian besar siswa-siswinya tampak kurang menyenangi mata pelajaran ini. Menurutnya kemungkinan yang terjadi karena banyaknya rumus matematika yang harus dihapalkan sehingga siswa merasa kesulitan dan juga karena pelajaran matematika merupakan salah satu ilmu pasti yang membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi serta penalaran yang logis. Kemungkinan lain yang menjadi kendala bagi para siswa dalam memahami pelajaran matematika adalah mereka mungkin belum menemukan gaya belajarnya, atau metode pengajaran guru yang kurang/belum sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga ada

“ketidakselarasan” antara metode mengajar dengan gaya belajar siswa.

(45)

6

sebelumnya menjabat/mengajar. Hampir semua siswa kelas III di SD ini belum memiliki pemahaman mengenai konsep dasar matematika. Para siswa belum dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sedangkan memahami konsep dasar matematika merupakan suatu hal terpenting untuk mempelajari materi pelajaran lain ataupun dalam menghadapi situasi sehari-hari. Menurut keterangan dari wali kelas yang saat ini mengajar, guru yang bersangkutan kurang peka dengan kondisi siswa dan kurang dapat menyelaraskan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa sehingga ada kemungkinan siswa kesulitan memahami materi dengan gaya yang disampaikan gurunya.

Dari uraian di atas dan berdasarkan fenomena yang ada, maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gaya belajar siswa-siswi kelas III pada mata pelajaran

matematika, di SD ’X’ Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal di atas maka peneliti ingin meneliti bagaimana gaya belajar para

siswa kelas III pada mata pelajaran matematika, di SD ‘X’ Bandung

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa-siswi kelas III pada mata pelajaran matematika di SD ‘X’ Bandung. Sedangkan tujuannya ialah untuk memperoleh data yang lebih rinci mengenai gaya belajar

(46)

7

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada orang tua, guru, serta konselor pendidikan mengenai gaya belajar yang dimiliki siswa/anak. Diharapkan informasi ini dapat membantu para orang tua, guru, maupun konselor pendidikan dalam mengembangkan gaya belajar siswa/anak yang dianggap potensial sehingga mereka dapat mengoptimalkan prestasinya, serta mengasah potensi gaya belajar lain yang dimiliki.

 Bagi siswa sendiri, hal ini pun dapat menjadi informasi baginya agar siswa dapat menyadari dan mengidentifikasi gaya belajarnya sehingga setelah mengetahui hal tersebut diharapkan siswa dapat memanfaatkan secara optimal dalam rangka mencapai prestasi yang optimal pula.

1.4.2. Kegunaan Teoretis

 Sumbangan bagi Psikologi Pendidikan, sebagai informasi mengenai gaya belajar siswa.

 Selain itu pula dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian lanjutan mengenai gaya belajar siswa.

1.5. Kerangka Pemikiran

(47)

8

usia lanjut. Menurut Hilgard & Bower (1962), belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang, dan perubahannya tidak dapat dijelaskan atas dasar respon bawaan, kematangan, ataupun kecenderungan lain seperti kelelahan atau pengaruh obat. Sedangkan Morgan (1986)

berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu hasil latihan dan pengalaman. Secara umum, belajar dapat dikatakan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

Yang membedakan proses belajar setiap orang adalah cara seseorang dalam memahami apa yang sedang dipelajarinya, sejak ia menerima informasi hingga memproses informasi. Begitupun dengan siswa, dalam belajar di sekolah ataupun di rumah mereka menunjukkan gaya belajar yang unik. Siswa yang satu bisa saja berbeda gaya belajarnya dengan siswa lainnya.

Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang dalam menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. De Porter dan Hernacki

(1999) menjelaskan bahwa secara umum ada dua kategori utama mengenai bagaimana siswa belajar, yaitu cara siswa menyerap informasi dengan mudah (modalitas), dan caranya mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Ada tiga modalitas yang paling mudah dikenali, yaitu visual (V), auditif (A), dan kinestetik (K). Sedangkan dominasi otak terbagi menjadi dua jenis yaitu kiri dan kanan.

(48)

9

secara auditif atau belajar matematika melalui apa yang didengar, misalnya mendengarkan dengan seksama saat guru menerangkan rumus matematika ataupun saat memberikan contoh-contoh yang disampaikan secara lisan, karena modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata-kata, dalam hal ini irama, musik, dan dialog internal yang menonjol. Sedangkan siswa dengan modalitas kinestetik akan belajar matematika melalui gerakan atau sentuhan, di sini gerakan, koordinasi, dan kenyamanan fisik sangat menonjol ( dePorter & Hernacki, 1999). Misalnya, menggunakan alat peraga untuk dapat dipraktekkan secara langsung, seperti lidi saat belajar tentang sudut, atau menggunakan kancing saat belajar tentang perkalian dan pembagian. Kebanyakan siswa memiliki ketiga modalitas ini yaitu visual-auditif-kinestetik, namun hampir semua siswa cenderung lebih sering menggunakan salah satu modalitas saja .

Jika sistem identifikasi V-A-K membedakan bagaimana siswa menyerap informasi, untuk menentukan bagaimana siswa mengolah informasi dapat dilihat dari dominasi otaknya. Menurut Gregorc (dePorter & Hernacki, 1999), terdapat empat kombinasi kelompok yang disebut gaya berpikir siswa. Gaya-gaya tersebut adalah sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, dan acak abstrak. Siswa yang

termasuk dalam dua kategori “sekuensial” cenderung pada dominasi otak kiri. Jika

memiliki otak kiri yang kuat maka siswa akan mampu menyerap dengan mudah bila informasi disampaikan secara logis dan linier, karena proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur, menempatkan detil dan fakta, serta simbolisme. Sedangkan siswa yang berpikir secara

(49)

10

mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, pengenalan bentuk dan pola, dan kreativitas. Siswa dengan dominasi otak kanan sangat menyukai presentasi yang melibatkan visualisasi, imajinasi, musik, seni. Namun dalam penelitian ini pembahasan mengenai abstrak dan konkret pada dua kategori di atas dibatasi hanya pada dominasi otak kiri dan kanan saja, dalam arti tidak akan dibahas satu persatu dari setiap kombinasi kelompok sekuensial-non sekuensial/acak. Hal ini dikarenakan guna memudahkan penelitian mengenai pembahasan dominasi otak kiri dan kanan pada setiap siswa, dan karena dari kedua belahan otak ini masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu.

Beberapa contoh kongkrit yang menggabungkan antara modalitas dan dominasi otak pada siswa, misalnya saja siswa visual dengan dominasi otak kiri, saat belajar matematika siswa cenderung menggarisbawahi atau memberi warna beberapa kata/rumus penting yang sedang dibaca. Siswa ini mencari kata kunci dari materi yang ia baca kemudian diwarnai, dan untuk memahami apa yang tengah dipelajarinya, ia berusaha membuat suatu peta pikiran dari kata-kata yang ia buat. Siswa visual cenderung akan lebih mudah menangkap materi yang disampaikan melalui gelombang cahaya yang masuk ke dalam mata sehingga segala jenis warna, gambar, ataupun bentuk yang tertangkap oleh mata akan lebih mudah diserap.

(50)

11

soal berhitung tentang penjumlahan beruntun. Siswa kinestetik mungkin akan menggunakan alat peraga (seperti kancing) untuk mempraktekkan secara langsung soal penjumlahan tersebut. Siswa kinestetik akan lebih mudah menyerap materi apabila terjadi koordinasi pada motoriknya yang melibatkan aktivitas fisiknya, memanipulasi/mempraktekkan secara langsung. Secara umum, siswa dengan dominasi otak kiri akan mengerjakan soal-soal matematika melalui proses tahap demi tahap.

Contoh kongkrit antara modalitas dengan dominasi otak kanan, dalam hal ini contoh mengenai modalitas bisa dikatakan sama tetapi dalam hal pemrosesan informasinya saja yang berbeda (dominasi otaknya). Secara umum, siswa dengan dominasi otak kanan akan mengerjakan soal-soal matematika dengan melihat gambaran keseluruhannya terlebih dahulu (holistik). Mereka menggunakan intuisi dalam pemikirannya dan mempunyai dorongan kuat untuk menemukan beragam alternatif jawaban.

(51)

12

mudah memahami materi dengan cara seperti itu maka tidak menutup kemungkinan ia akan mengulang kembali cara yang sama saat mempelajari materi lainnya. Dari proses

‘pengulangan’ ini akan terbentuk suatu kebiasaan dalam belajar dan pada akhirnya

membentuk suatu gaya belajar yang khas dari siswa tersebut.

Saat siswa menerima informasi maka modalitas belajarlah yang akan berperan, lalu bagaimana siswa memproses informasi tersebut mulai terjadi pelibatan dominasi otak. Apakah dalam pemrosesan tersebut lebih dominan otak kiri atau dominan otak kanan. Sejak proses menerima informasi hingga pemahaman inilah yang membedakan antara siswa satu dengan yang lainnya. Adapun dalam memproses informasi berkaitan pula dengan tahap perkembangan kognitif. Menurut Piaget pada usia sekolah dasar mulai 7 hingga 11 tahun, seorang anak/siswa berada pada tahapan kongkrit operasional. Pada fase ini seorang anak masih berpikir secara kongkrit agar dapat berpikir logis, namun mulai memasuki masa berpikir yang abstrak hanya saja tingkat/kadar berpikir kongkritnya masih lebih dominan daripada berpikir abstrak sehingga dibutuhkan objek yang kongkrit pula untuk membantunya dalam proses pemahaman suatu materi.

(52)

13

1.5. Bagan Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran di atas, untuk penelitian ini diturunkan asumsi sebagai berikut :

1. Setiap siswa memiliki kecenderungan gaya belajar yang bisa berbeda dengan siswa lainnya.

2. Gaya belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal (lingkungan). 3. Gaya belajar yang ditunjukkan siswa dapat berupa visual-kiri, visual-kanan,

auditif-kiri, auditif-kanan, kinestetik-auditif-kiri, kinestetik-kanan, maupun kombinasi.

(53)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah membahas hasil/data yang diperoleh, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa-siswi memiliki modalitas kinestetik dan modalitas visual saat mempelajari mata pelajaran matematika.

2. Sebagian besar siswa berdominasi otak kiri pada saat memproses mata pelajaran matematika.

3. Secara umum, saat mempelajari mata pelajaran matematika para siswa kelas III SD

‘X’ Bandung memiliki gaya belajar kinestetik-kiri dan visual-kiri.

4. Faktor genetik dan faktor lingkungan turut berperan dalam proses gaya belajar siswa.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Praktis

1. Bagi siswa pada umumnya, diharapkan mampu mengidentifikasi/menyadari gaya belajar yang dimilikinya serta mengembangkan modalitas lain yang ada karena tidak ada satu cara berpikir atau modalitas yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang lainnya. Kuncinya adalah menyadari yang mana yang paling berhasil, dan mengembangkan yang lainnya.

(54)

61

mengkombinasikan modalitas belajar sesuai dengan gaya belajar siswa agar materi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh setiap siswa; mendorong siswa untuk menerapkan semua metode yang melibatkan semua modalitas belajar saat mereka belajar.

3. Bagi para orang tua, setelah mengetahui gaya belajar yang dimiliki anak diharapkan dapat membantu anak untuk mengembangkan modalitas belajarnya yang lain dengan memberikan stimulus-stimulus yang tepat di rumah.

5.2.2.Saran untuk Penelitian Selanjutnya

(55)

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi & Hernacki. 1999.Quantum Learning. Bandung : Kaifa ---, Reardon & Sarah Singer. 1999.Quantum Teaching. Bandung : Kaifa Dryden, Gordon & Vos. 1999.Revolusi cara Belajar. Bandung : Kaifa

Gage & Berliner. 1984. Educational Psychology. Third Edition. Boston : Houghton Mifflin Company

Hilgard, E.R. 1962. Introduction of Psychology. Third Edition, New York : Harcout, Brace & World, Inc.

Indonesian Psychological Journal, Anima. 2003.Profil Gaya Belajar Mahasiswa Baru : Survei Berdasarkan Metode Barbe dan Swassing. Universitas Surabaya

Matematika, Tim. 2002.Cerdas Matematika. Jakarta : Yudistira

Morgan, C.T. 1986. Introduction of Psychology. Second Edition. Mc. Graw– Hill Book Company

Santrock, John W. 2003.Life-Span Development 5th. Ed. Iowa : Wm.C.Brown Publisher Seifert, Kelvin. 1983.Educational Psychology.Boston : Houghton Mifflin Company Sitepu, Nirwana SK. 1995.Analisis Korelasi. FMIPA. Bandung : Universitas Padjajaran Winkel. W.S. 1983.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi. Jakarta : PT. Gramedia

(56)

DAFTAR RUJUKAN

Handayani, Vida. 2004. Suatu Studi Kasus Mengenai Kesesuaian Antara Cara Mengajar Guru di Kelas dengan Gaya Belajar Siswa Autistik di SD ‘X’ Bandung.Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Gambar

TABEL DOMINASI OTAK
Tabel 3.3 Tabel uji Validitas Visual
Tabel 3.5 Tabel uji Validitas Kinestetik
Tabel 4.1.8. Saat Responden Belajar di rumah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

[r]

Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi, dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan masuk dan keluar untuk

Aplikasi Peminjaman Pada Koperasi Simpan Pinjam Arta Mulia merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan proses transaksi.. Berdasarkan survey dan

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh mutasi pegawai terhadap kepuasan kerja karyawan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung, yang menjadi variabel bebas

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

Pelabelan total sisi-ajaib yang memetakan himpunan titik suatu graf ke himpunan disebut pelabelan sisi-ajaib super (super edge-magic labeling).. Dalam tugas akhir

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas makrozoobentos serta kondisi faktor fisika-kimia air di Sungai Batang Hari Kabupaten Solok