• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy Belief Pada Siswa SMP Kelas IX Yang Akan Mengikuti Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika di SMP "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy Belief Pada Siswa SMP Kelas IX Yang Akan Mengikuti Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika di SMP "X" Bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Marnatha ABSTRAK

Studi deskriptif mengenai self-efficacy belief pada siswa SMP kelas IX dalam menghadapi Ujian Nasional pada mata pelajaran matematika di SMP”X” Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran derajat self-efficacy berdasarkan indikator self-self-efficacy, yaitu pilihan yang dibuat, seberapa besar usaha yang dikeluarkan, lamanya bertahan ketika menghadapi rintangan, dan penghayatan perasaan pada siswa SMP kelas IX di SMP “X” Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik analisa uji statistik. Variabel penelitian ini adalah self-efficacy. Jumlah responden sebanyak 50 siswa.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner self-efficacy dan sumber-sumbernya yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori self-efficacy dari Bandura (2002). Validitas alat ukur dengan menggunakan uji korelasi Spearman berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,57 dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,928 diperoleh 40 item yang diterima.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa 52% siswa SMPkelas IX di SMP “X” Bandung memiliki self-efficacy belief yang tinggi dan 48% sisanya memiliki self-efficacy yang rendah. Sumber yang paling mempengaruhi self-efficacy adalah physiological and affective states, di mana perasaan negatif maupun positif yang sedang dirasakan siswa akan mempengaruhi persiapan serta proses belajar matematika.

(2)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...10

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian...11

1.3.2 Tujuan Penelitian...11

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah11 1.4.2 Kegunaan Praktis11 1.5 Kerangka Pemikiran...24

1.6 Asumsi Penelitian...25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-efficacy 2.1.1 Definisi Self-efficacy ... 26

2.1.2 Sumber Self-efficacy ... 28

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Pengaruh Self-efficacy Belief ... 40

2.1 Remaja 2.1.1 Batasan Remaja ... 40

2.1.2 Ciri-ciri Remaja. ... 41

2.1.3 Perkembangan Biologis ... .41

2.1.4 Perkembangan Kognitif. ... 44

2.1.5 Perkembangan Sosio-Emosional ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian...51

3.2 Bagan Rancangan Penelitian...51

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 3.3.1 Variabel Penelitian...52

3.3.2 Definisi Operasional...52

3.4 Alat Ukur 3.4.1 Alat Ukur Self-efficacy...53

3.4.2 Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian...54

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.3.1 Uji Validitas...56

3.4.3.2 Uji Reliabilitas...58

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi Sasaran ... .59

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.6 Teknik Analisis Data...60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...62

4.1.1 Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin...62

4.2 Hasil Pengolahan Data...63

4.2.1 Gambaran Derajat Self-efficacy...63

4.3Pembahasan... ...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...72

5.2 Saran...73

5.2.1 Saran Teoritis...73

5.2.2 Saran Praktis...74

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN

(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan kuesioner self-efficacy...53

Table 3.2 Pilihan jawaban pada kuesioner...55

Tabel 3.3 Skor pilihan jawaban pada kuesioner...55

Tabel 3.4 Kriteria Validitas...57

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas...59

Tabel 4.1 Gambaran Jenis Kelamin...62

Tabel 4.2 Derajat Self-efficacy...63

Tabel 4.3 Tabulasi silang antara Derajat Self-efficacy dengan Pilihan yang Dibuat...63

Tabel 4.4 Tabulasi silang antara Derajat Self-efficacy dengan Usaha yang Dikeluarkan...64

Tabel 4.5 Tabulasi silang antara Derajat Self-efficacy dengan Daya Tahan...64

(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(7)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN I

KUESIONER DATA PENUNJANG

KATA PENGANTAR

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung sedang melakukan survei mengenai derajat self-efficacy pada siswa kelas IX di SMP “X” Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Data yang Saudara berika akan sangat bermanfaat bagi survei yang dilakukan. Oleh karena itu, saya harapkan, agar Saudara mengisi daftar pertanyaan ini, sejujur-jujurnya yang menggambarkan kesesuaian dengan diri Saudara. Semua hasil data yang Saudara berikan rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian saja.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara mengisi kuesioner ini.

Bandung, Maret 2010

(8)

Universitas Kristen Maranatha Data Penunjang

Jenis Kelamin : L / P Sumber self-efficacy :

Mastery experiences

o Saya sering mendapatkan nilai yang saya harapkan saat ulangan matematika: a. Ya

b. Tidak

o Saya sering mendapatkan nilai yang jelek saat ulangan matematika: a. Ya

b. Tidak

o Saya menjadi kecewa ketika mendapat nilai jelek saat ulangan matematika a. Ya

b. Tidak

o Saya merasa puas ketika mendapatkan nilai yang tinggi untuk ulangan matematika a. Ya

b. Tidak

Vicarious experiences

o Keberhasilan teman dalam ulangan matematika :

a. Mempengaruhi keyakinan saya untuk mampu mendapatkan nilai yang tinggi dalam ulangan matematika

b. Tidak mempengaruhi keyakinan saya untuk mendapatkan nilai yang tinggi dalam ulangan matematika

c. Lainnya... o Kegagalan teman dalam ulangan matematika :

a. Mempengaruhi keyakinan saya untuk mendapatkan nilai yang tinggi dalam ulangan matematika

(9)

Universitas Kristen Maranatha c. Lainnya...

Verbal persuasion

Beri tanda checklist () pada kolom kosong yang merupakan jawaban anda Pihak yang

berpendapat

Apakah memuji bila ulangan matematika

mendapatkan nilai yang tinggi?

Sering Jarang Tidak pernah

a. Orang tua

b. Guru

c. Teman

d. Lainnya :

Pihak yang

berpendapat

Apakah ... memberikan kritik

tentang kemampuan matematika

saudara?

Sering Jarang Tidak pernah

a. Orang tua

b. Guru

c. Teman

(10)

Universitas Kristen Maranatha Physiological and affective states

o Dalam mengikuti ulangan matematika, saya sering sakit :

a. Ya b. Tidak

o Dalam belajar matematika, saya sering sakit :

b. Ya b. Tidak

o Dalam mengikuti ulangan matematika, perasaan yang sedang saya alami sering mempengaruhi saya :

a. Ya b. Tidak

o Dalam mempersiapkan diri untuk ulangan matematika, saya sering merasa takut karena merasa matematika pelajaran yang sangat sulit:

(11)

LAMPIRAN II

KUESIONER SELF-EFFICACY

Petunjuk Pengisian

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini, kemudian tentukanlah seberapa yakin Saudara mampu melaksanakan tiap tugas dalam pernyataan tersebut dengan memberi tanda checklist () pada setiap kolom sesuai dengan derajat keyakinan Saudara.

a. Pilihlah “SY” jika Saudara Sangat Yakin mampu melakukan tugas tersebut b. Pilihlah “Y” jika Saudara Yakin mampu melakukan tugas tersebut

c. Pilihlah “KY” jika Saudara Kurang Yakin mampu melakukan tugas tersebut d. Pilihlah “TY” jika Saudara Tidak Yakin mampu melakukan tugas tersebut Contoh :

No Pernyataan SY Y KY TY

1. Saya mampu mengerjkan tugas dengan baik walaupun sulit

(12)

No. Pernyataan SY Y KY TY

1 Saya mampu berkonsentrasi mengikuti pelajaran matematika di kelas

2 Saya mampu untuk mengikuti try-out matematika walaupun belum belajar

3 Saya akan tetap mengikuti Ujian Nasional matematika walaupun dalam keadaan sakit 4 Saya berusaha untuk tetap mengikuti pelajaran matematika walaupun sedang sakit 7 Saya mampu untuk mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional matematika daripada bermain bersama teman 8 Saya berusaha untuk tetap mendengarkan penjelasan guru di kelas meskipun sudah pelajaran terakhir

9 Saya akan tetap mengikuti pelajaran matematika, meskipun merasa bosan

10 Saya mampu untuk mengikuti try-out matematika walaupun sedang sakit

11 Saya tetap mempelajari materi ujian matematika yang sulit

(13)

21

Saya mampu berusaha untuk menolak ajakan teman untuk bermain agar dapat belajar untuk try-out

matematika

22 Saya tidak mampu bertahan mengerjakan soal-soal latihan dalam jumlah yang banyak

23 Saya mampu berusaha untuk mengikuti try-out matematika meskipun lelah

24 Saya mampu berusaha untuk bekerja sendiri ketika mengerjakan Ujian Nasional matematika 28 Saya berusaha untuk mencicil mempelajari bahan Ujian Nasional matematika 29 Saya mampu bertahan untuk tidak mengobrol saat pelajaran matematika meskipun saya merasa bosan 31 Saya mampu bertahan mendengarkan penjelasan guru yang monoton saat pelajaran matematika 32 Saya mampu berusaha untuk mempersiapkan diri dengan belajar untuk menghadapi try-out matematika 34 Saya mampu bertahan untuk bekerja sendiri saat mengerjakan try-out matematika 35 Saya berusaha meminjam catatan teman untuk melengkapi catatan matematika saya 36 Saya mampu bertahan untuk tetap mengerjakan sendiri soal-soal matematika meskipun sulit 37 Saya mampu bertahan untuk mempelajari bahan ujian matematika walaupun sudah mengantuk 38 Saya mampu untuk sabar mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran matematika yang sulit 40 Saya mampu merasa tenang saat guru meminta saya untuk menjawab pertanyaan yang sulit 41 Saya mampu mengatasi ketakutan saya saat tidak dapat menyelesaikan soal-soal try-out matematika 43

Saya merasa tenang saat mendapatkan nilai try-out matematika yang rendah karena saya dapat

(14)

44 Saya mampu dapat merasa tenang ketika akan mulai mengerjakan Ujian Nasional matematika

45 Saya merasa takut ketika belum belajar untuk try-out matematika

46 Saya mampu mengatasi ketakutan saya ketika menghadapi soal Ujian Nasional matematika yang sulit

48 Saya tidak mampu mengerjakan soal ulangan matematika yang sulit

50 Saya tidak berusaha bertanya pada teman jika menemukan soal matematika yang sulit

53 Saya merasa senang mendapat nilai yang tinggi dalam ulangan matematika

(15)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN IV

VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

3.1 Validitas Indikator Pilihan yang Dibuat

No Item Validitas Keterangan

1 1,000 Diterima

2 0,399 Diterima

3 0,345 Diterima

5 0,185 Ditolak

6 0,056 Ditolak

7 0.405 Diterima

9 0,457 Diterima

10 0,502 Diterima

11 0,527 Diterima

13 -0,351 Ditolak 14 -0,081 Ditolak

15 0,496 Diterima

19 0,326 Diterima

48 0,445 Diterima

49 0,154 Ditolak

54 -0,214 Ditolak 57 -0.087 Ditolak

3.2 Validitas Indikator Usaha yang dikeluarkan

No Item Validitas Keterangan

4 1,000 Diterima

8 0,414 Diterima

12 0,592 Diterima

16 0,114 Ditolak

18 0,455 Diterima

21 0,468 Diterima

23 0,551 Diterima

24 0,445 Diterima

26 0,458 Diterima

28 0,477 Diterima

32 0,430 Diterima

35 0,304 Diterima

50 0,489 Diterima

51 0,130 Ditolak

(16)

Universitas Kristen Maranatha

58 0,513 Diterima

3.3 Validitas Indikator Daya Tahan

No Item Validitas Keterangan

17 1,000 Diterima

20 0,523 Diterima

22 0,107 Ditolak

25 0,083 Ditolak

27 -0,142 Ditolak

29 0,477 Diterima

30 0,091 Ditolak

31 0,372 Diterima

33 0,058 Ditolak

34 0,574 Diterima

37 0,518 Diterima

59 0,407 Diterima

3.4 Validitas Indikator Penghayatan Perasaan

No Item Validitas Keterangan

36 1,000 Diterima

38 0,307 Diterima

39 0,140 Ditolak

40 0,383 Diterima

41 0,433 Diterima

42 0,197 Ditolak

43 0,307 Diterima

44 0,419 Diterima

45 0,375 Diterima

46 0,300 Diterima

47 -0,091 Ditolak

52 0,086 Ditolak

53 0,366 Diterima

56 0,381 Diterima

60 0,110 Ditolak

Reliabilitas Alat Ukur

(17)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN V

HASIL TABULASI SILANG SELF-EFFICACY DENGAN DATA PENUNJANG

Lampiran V.1 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Mendapatkan Nilai yang Diharapkan dengan

Derajat Self-efficacy

Lampiran V.2 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Mendapatkan Nilai yang Jelek dengan Derajat

Self-efficac

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Sering tidak mendapatkan nilai yang jelek 12 (50%) 19 73,1%) 31 (62%) Sering mendapatkan nilai yang

jelek 12 (50%) 7 (26,9%) 19 (38%)

Total 24 26 50

Self-Efficacy Total

Rendah Tinggi

Sering tidak mendapatkan nilai yang diharapkan 15 (62,5%) 11 (42,3%) 26 (52%) Sering mendapatkan nilai yang

diharapkan 9 (37,5%) 15 (57,7%) 24 (48%)

(18)

Universitas Kristen Maranatha Lampiran V.3 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Kecewa Mendapat Nilai Jelek dengan Derajat

Self-efficacy

Lampiran V.4 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Merasa Puas Mendapatkan Nilai yang Tinggi

dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Tidak merasa puas

mendapatkan nilai yang tinggi

0 (0%) 1 (3,8%) 1 (2%) Merasa puas mendapatkan nilai

yang tinggi 24 (100%) 25 (96,2%) 49 (98%)

Total 24 26 50

Lampiran V.5 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Keberhasilan Teman dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Keberhasilan teman

Mempengaruhi keyakinan 18 (75%) 22 (84,6%) 40 (80%) Tidak mempengaruhi keyakinan 6 (25%) 4 (15,4%) 10 (20%)

Total 24 26 50

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Tidak kecewa mendapat nilai jelek 4 (16,7%) 5 (19,2%) 9 (18%)

Kecewa mendapat nilai jelek 20

(83,3%)

21 (80,8%)

41 (82%)

Total 24 26 50

(19)

Universitas Kristen Maranatha Lampiran V.6 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Kegagalan Teman dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Kegagalan teman

Mempengaruhi keyakinan 13 (54,2%) 12 (46,1%) 25 (50%) Tidak mempengaruhi keyakinan 11 (45,8%) 14 (53,9%) 25 (50%)

Total 24 26 50

Lampiran V.7 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Pujian dari Orang Tua dengan Derajat

Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Orang tua memuji nilai ulangan matematika yang tinggi Jarang 14 (58,3%) 11 (42,3%) 25 (50%)

Sering 10

(41,7%)

15 (57,7%)

25 (50%)

Total 24 26 50

Lampiran V.8 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Pujian dari Guru dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Guru memuji nilai ulangan matematika yang tinggi

Jarang 17

(70,8%)

16 (61,5%)

33 (66%)

Sering 5

(20,8%)

7 (27%)

12 (24%)

Tidak pernah 2

(8,4%)

3 (11,5%)

5 (10%)

(20)

Universitas Kristen Maranatha Lampiran V.9 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Pujian dari Teman dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Teman memuji nilai ulangan yang tinggi

Jarang 11

(45,8%)

10 (38,5)

21 (42%)

Sering 13

(54,2)

15 (57,7%)

28 (56%)

Tidak pernah 0

(0%)

1 (3,8%)

1 (2%)

Total 24 26 50

Lampiran V.10 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Kritik dari Orang Tua dengan Derajat

Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Orang tua mengkritik kemampuan matematika

Jarang 9

(37,5%)

8 (30,8%)

17 (34%)

Sering 9

(37,5%)

17 (65,4%)

26 (52%)

Tidak pernah 6

(25%)

1 (3,8%)

7 (14%)

Total 24 26 50

Lampiran V.11 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Kritik dari Guru dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Guru mengkritik

kemampuan matematika

Jarang 10

(41,7%)

6 (23,1%)

16 (32%)

Sering 11

(45,8%)

19 (73,1%)

30 (60%)

Tidak pernah 3

(12,5%)

1 (3,8%)

4 (8%)

(21)

Universitas Kristen Maranatha Lampiran V.12 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Kritik dari Teman dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Teman mengkritik kemampuan matematika

Jarang 12

(50%)

13 (50%)

25 (50%)

Sering 7

(29,2%)

10 (38,5%)

17 (34%)

Tidak pernah 5

(20,8%)

3 (11,5%)

8 (16%)

Total 24 26 50

Lampiran V.13 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Sering Sakit ketika Mengikuti Ulangan

Matematika dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Tidak sering sakit mengikuti ulangan matematika 23 (95,8%) 24 (92,3%) 47 (94%) Sering sakit mengikuti ulangan

matematika 1 (4,2%) 2 (7,7%) 3 (6%)

Total 24 26 50

Lampiran V.14 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Sering Sakit Dalam Belajar Matematika dengan

Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Tidak sering sakit dalam belajar matematika 23 (95,8%) 24 (92,3%) 47 (94%) Sering sakit dalam belajar

matematika 1 (4,2%) 2 (7,7%) 3 (6%)

(22)

Universitas Kristen Maranatha Lampiran V.15 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Perasaan yang Dialami Mempengaruhi dalam

Ulangan Matematika dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Perasaan yang sedang dialami tidak mempengaruhi dalam ulangan matematika 11 (45,8%) 16 (61,5%) 27 (54%) Perasaan yang sedang dialami

mempengaruhi dalam ulangan matematika 13 (54,2%) 10 (38,5%) 23 (46%)

Total 24 26 50

Lampiran V.16 Tabel Persentase Tabulasi Silang antara Merasa Takut karena Matematika Pelajaran

yang Sulit dengan Derajat Self-efficacy

Self-efficacy Total

Rendah Tinggi

Merasa takut karena matematika pelajaran yang sulit

Tidak 18

(75%)

21 (80,8%)

39 (78%)

Ya 6

(25%)

5 (19,2%)

11 (22%)

(23)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya remaja adalah melalui pendidikan. Pemerintah sekarang ini berusaha untuk memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Program yang dibuat oleh pemerintah diberi nama BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Memang belum merata program ini diterima oleh seluruh siswa namun pemerintah berusaha untuk mensosialisasikannya sejak Juli 2005

(www.dbe-usaid.org/publications/index.cfm?fuseaction=throwpub&ID..). Melalui pendidikan gratis, anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dapat melanjutkan pendidikan sampai jenjang pendidikan SMA.

(24)

Universitas Kristen Maranatha pemerintah sudah menetapkan yang namanya standar kelulusan untuk setiap jenjang pendidikan baik dar SD, SMP, dan SMA. Standar kelulusan Ujian Akhir dinaikkan setiap tahunnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 78 tahun 2008 pasal 16, standar minimal kelulusan Ujian Nasional tahun 2009 adalah memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Standar kelulusan ini setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seperti pada tahun 2004/2005, standar kelulusan untuk jenjang SMP meningkat dari 3.01 menjadi 4.01, tahun 2005/2006 meningkat menjadi 4.25, tahun 2006/2007 meningkat menjadi 4.5, dan pada tahun 2007/2008 meningkat lagi menjadi 5.5. Angka standar kelulusan yang terus meningkat setiap tahunnya ini membuat siswa menjadi takut ketika harus menghadapi Ujian Nasional.(http://kawanpustaka.com/Cara-Cepat-Belajar-Menghadapi-Ujian-Nasional-SMP.html)

Ada empat mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Matematika. Dari keempat mata pelajaran yang diujikan, nilai rata-rata

yang rendah adalah matematika.

(25)

Universitas Kristen Maranatha meluluskan 8 angkatan. SMP ”X” menempati posisi sekolah dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM) ke-3 se-Bandung berdasarkan data pada tahun ajaran 2008/2009. (http://depdiknas.go.id). Menurut hasil Ujian Nasional tahun 2008/2009, rata-rata nilai matematika memang terendah dan terendah kedua adalah Bahasa Inggris. Melihat sekolah ini, telah meraih NEM tertinggi ketiga se-Bandung, membuat SMP ”X” menteapkan target untuk meningkatkan prestasi tersebut. Kepala Sekolah SMP”X” meminta agar para siswa dapat mempertahankan peringkat tersebut bahkan menaikkan peringkat tersebut dan mengharapkan jumlah kelulusan siswa mencapai 100% untuk Ujian Nasional tahun 2009/2010.

Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menjadi ”momok”

(26)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 siswa, dalam menghadapi ujian -terutama matematika- para siswa mengeluhkan bahwa soal-soal matematika harus memahami rumus. Jika salah memasukan rumus, maka hasil yang didapatpun berbeda. Ditambah lagi ketelitian dalam melakukan operasi hitungan, tambah, kurang, kali, bagi. Siswa harus mempelajari materi yang sangat banyak, karena mencakup materi matematika seluruhnya. Sedangkan waktu yang tersedia tidak banyak, sehingga menimbulkan tingkat kesulitan untuk mengulang, mempelajari, dan menghafal keseluruhan materi tersebut. Sementara itu, target yang harus dicapai oleh siswa ketika menghadapi ujian nasional tidak hanya memperoleh kelulusan tetapi juga bagaimana mendapatkan nilai tinggi melebihi nilai standar kelulusan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP ”X”

(27)

Universitas Kristen Maranatha adalah 40 menit. Pihak sekolah juga mengadakan try-out serta memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan Ujian Nasional selama kegiatan pembelajaran. Try-out Ujian Nasional dilaksanakan setiap bulan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang akan diujikan pada Ujian Nasional. Siswa kelas IX SMP ”X” selain

diharapkan untuk mendapatkan nilai minimal -sesuai standar yang ditetapkan- saat Ujian Nasional, mereka juga berharap dapat melanjutkan ke SMA favorit. Oleh karenanya, para siswa wajib mempersiapkan diri dengan belajar sungguh-sungguh. Bagi mereka, matematika memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Setiap mengerjakan soal latihan, soal yang diberikan selalu berbeda bentuknya sehingga sangat kecil kemungkinannya untuk menghafal jawaban. Jika matematika mendapat nilai di bawah 4,00 maka akan dinyatakan tidak berhasil lulus Ujian Nasional.

(28)

Universitas Kristen Maranatha awal mereka tidak paham akan materi yang disampaikan, maka saat mengerjakan soal Ujian Nasional mereka cemas dan tidak percaya akan kemampuannya, maka secara tidak langsung akan membuat apa yang sudah dipelajari menjadi lupa. Dengan memiliki keyakinan, siswa kelas IX SMP ”X” diharapkan mampu menghadapi Ujian Nasional terutama

dalam mengerjakan soal matematika dan dapat lulus bahkan mendapatkan nilai yang baik.

Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dalam mengatur sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang disebut self-efficacy (Bandura, 2002). Derajat tinggi rendahnya self-efficacy siswa kelas IX SMP “X” dalam mengerjakan soal Ujian Nasional mata pelajaran

matematika dapat dilihat dari keyakinan mereka menentukan pilihan; keyakinan mengerahkan usaha dalam mencapai tujuan; keyakinan bertahan saat menghadapi hambatan ataupun tantangan; dan penghayatan perasaan ketika mengahadapi situasi yang menuntut. Derajat ini juga yang akan mempengaruhi tingkah laku siswa kelas IX SMP ”X” dalam mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional terutama

pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil survei awal terhadap 20 siswa SMP kelas IX SMP ”X”, didapatkan sebanyak 5 siswa (25%) merasa pelajaran

(29)

soal-Universitas Kristen Maranatha soal latihan, maka tidak terlalu sulit untuk menghafal. Mereka mencoba mengikuti les tambahan di luar sekolah untuk menambah perbendaharaan soal-soal latihan. Walaupun terkadang mereka mengalami rasa malas, diajak teman untuk bermain daripada mengikuti les tambahan namun mereka tetap pada pilihan mereka untuk mengikuti les tambahan. Mereka berusaha untuk tetap berlatih soal-soal latihan di rumah setiap hari dan menjelang diadakannya try-out. Saat menghadapi soal-soal latihan, mereka tidak mudah menyerah dalam mengerjakan. Di rumah, mereka juga mengerjakan soal-soal latihan, supaya semakin banyak soal yang dikerjakan, semakin banyak variasi soal yang didapat.

Mereka juga mengeluhkan merasa jenuh dengan rutinitas yang harus dilalui yaitu bersekolah, mengikuti pelajaran tambahan di sekolah, ditambah lagi mengikuti les tambahan di luar jam sekolah. Ada rasa ingin segera terbebas dari beban menghadapi Ujian Nasional. Dari semua usaha yang dilakukan ternyata tidak sia-sia, karena saat mengerjakan try-out mereka merasakan hasil dari setiap usaha yang sudah dilakukan. Mereka juga menjadi lebih percaya diri dalam mengerjakannya walaupun tetap harus teliti.

(30)

Universitas Kristen Maranatha Ditambah pula dengan bentuk soal berupa pilihan berganda, sehingga tersedia juga jawaban jika salah dalam menghitung. Bagi mereka, mengikuti pelajaran tambahan di sekolah saja sudah membuat mereka merasa capek, bosan, dan jenuh, apalagi jika harus mengikuti les tambahan di luar sekolah. Terkadang usaha mereka untuk tetap berlatih soal-soal kurang memadai. Ketika menemui soal yang sulit mereka cenderung untuk menunda mengerjakan bahkan jarang untuk bertanya pada teman.

Dilihat dari keempat aspek self-efficacy, mengenai pilihan yang dibuat, 83,3% siswa merasa yakin untuk mampu mengikuti try-out yang dilaksanakan di sekolah, mengikuti les tambahan. Mengenai besarnya usaha yang dikeluarkan, 75% siswa merasa yakin mampu untuk berusaha agar dapat mempersiapkan diri untuk ujian matematika dengan mengurangi waktu bermain, berlatih soal-soal di rumah. Mengenai daya tahan saat menghadapi rintangan atau kegagalan, 66, 67% siswa merasa yakin mampu untuk bertahan dalam mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit, dan yakin mampu untuk tetap berlatih soal-soal yang dianggap sulit. Mengenai penghayatan perasaan, 58,3% siswa merasa yakin bahwa mereka dapat merasa tenang jika menghadapi soal-soal yang ternyata di luar apa yang sudah dipelajari, yakin mampu mengatasi kesulitan saat menemukan soal yang sulit.

(31)

Universitas Kristen Maranatha yang dibuat, sebanyak 75% siswa merasa tidak yakin untuk dapat mengikuti setiap try-out yang diadakan sekolah, tidak yakin mampu menghadiri setiap perteman dalam les tambahan yang dijalani. Mengenai besarnya usaha yang dikeluarkan, 62,5% siswa merasa tidak yakin untuk bisa mengurangi waktu bermain, tidak yakin dapat berlatih soal-soal di rumah. Mengenai daya tahan saat menghadapi rintangan atau kegagalan, 50% siswa merasa tidak yakin mampu untuk bertahan dalam mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit, mereka mudah menyerah ketika menemukan soal-soal yang sulit. Mengenai penghayatan perasaan, 37,5% siswa merasa tidak yakin bahwa mereka mampu untuk mengatasi kesulitan dalam berlatih soal-soal, dan tidak yakin dapat merasa tenang jika menghadapi soal-soal yang ternyata di luar apa yang sudah dipelajari.

Dari data yang diperoleh dari 20 siswa, sebanyak 12 siswa (60%) merasa yakin pada kemampuannya untuk mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional matematika. Sedangkan sebanyak 8 siswa (40%) merasa tidak yakin untuk dapat mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional matematika.

(32)

Universitas Kristen Maranatha mampu untuk mengatasi emosi-emosi negatif) dalam mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional dapat dilihat bagaimana pentingnya

self-efficacy bagi siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata

pelajaran matematika. Karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana derajat self-efficacy pada siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP “X” Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diperoleh seperti apakah derajat self-efficacy

belief pada siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata

pelajaran matematika di SMP ”X” Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP ”X” Bandung

1.3.2 Tujuan Penelitian

(33)

Universitas Kristen Maranatha matematika di SMP ”X” Bandung beserta sumber-sumber yang mempengaruhinya.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

 Memberikan masukan bagi bidang ilmu psikologi pendidikan dalam pemahaman tentang self-efficacy

belief dalam bidang matematika

 Memberikan masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan dan meneliti lebih lanjut mengenai

self-efficacybelief dalam bidang matematika

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberi informasi kepada kepala sekolah, wali kelas, guru BP, serta guru matematika mengenai pentingnya

self-efficacy belief. Informasi ini digunakan agar dari

pihak sekolah dapat memfasilitasi siswa baik melalui training, seminar ataupun kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan self-efficacy belief.  Memberi informasi kepada siswa kelas IX yang akan

menjalani Ujian Nasional mengenai pentingnya

self-efficacy belief agar mampu melakukan tindakan

(34)

Universitas Kristen Maranatha Nasional terutama dalam mata pelajaran matematika sehingga mampu meraih nilai yang baik.

 Memberi informasi kepada orang tua siswa kelas IX, yang anaknya akan menjalani Ujian Nasional untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada anaknya agar lebih yakin akan kemampuannya dalam mata pelajaran matematika.

1.5Kerangka Pemikiran

Usia remaja berkisar antara 10-22 tahun (Santrock, 2002). Dalam usianya ini, remaja dituntut untuk lebih mandiri, menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebagai individu, maka remaja harus belajar untuk memikul tanggung jawab bagi diri mereka sendiri dalam setiap dimensi kehidupan. Salah satunya dalam bidang pendidikan yaitu dengan menuntut ilmu sebagai bekal bagi kehidupan di masa yang akan datang.

(35)

Universitas Kristen Maranatha perkembangan masa remaja. Sebagai siswa perubahan yang mereka alami, salah satunya adalah meningkatkan fokus mereka pada prestasi (Santrock, 2002). Prestasi yang perlu dicapai oleh siswa-siswi kelas IX adalah untuk dapat menyelesaikan studi di SMP dan lulus Ujian Nasional –terutama matematika-, siswa harus mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar (KBM) dan harus dapat menguasai mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Kegiatan yang dilakukan di sekolah untuk mempersiapkan muridnya menghadapi Ujian Nasional (UN) antara lain pemberian materi, ulangan harian, pemantapan pelajaran dan

try-out. Melalui kegiatan belajar mengajar yang diterapkan di sekolah

diharapkan siswa-siswinya dapat berhasil secara akademik dan lulus dari SMP berdasarkan standar kelulusan yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu, pihak sekolah juga lebih banyak memberikan soal-soal latihan matematika daripada soal-soal latihan mata pelajaran yang lain.

(36)

Universitas Kristen Maranatha Agar dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut yang dibutuhkan bukanlah sekadar kemampuan intelektual dan kesiapan teknis melainkan juga keyakinan akan kemampuannya. Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang disebut dengan istilah

self-efficacy. (Bandura, 2002).

Self-efficacy merupakan keyakinan akan kemampuan diri siswa

dalam menyelesaikan tugas tertentu. Self-efficacy merupakan kemampuan siswa dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil (Bandura, 2002). Keyakinan tersebut dibentuk melalui sumber-sumber yang berasal dari luar dirinya.

Empat sumber informasi pembentuk self-efficacy (keyakinan diri) pada siswa, yaitu mastery experience, vicarious experience, verbal

persuasion, dan physiological and affective states. Siswa menerima

informasi-informasi tersebut dari sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan sosial (Bandura, 2002).

(37)

Universitas Kristen Maranatha bahwa memiliki kemampuan yang baik untuk mengatasi setiap rintangan yang datang. Sebaliknya siswa yang seringkali tidak yakain akan berhasil mengatasi rintangan baik di sekolah, lingkungan rumah, atau lingkungan sosialnya akan mudah menyerah menghadapi rintangan di masa yang akan datang dan merasa tidak yakin pada kemampuan mereka. Siswa yang pernah atau bahkan sering mendapatkan nilai yang tinggi (tidak merah) saat ulangan harian matematika, akan memiliki keyakinan kalau pada Ujian Nasional akan mampu mengerjakan pula. Sebaliknya jika siswa yang tidak pernah berhasil mendapatkan nilai yang baik, maka akan mengurangi keyakinannya dalam mengerjakan soal ujian.

Sumber kedua vicarious experience, yaitu pengamatan individu terhadap individu lain yang dianggap sebagai model. Pengaruh pengamatan terhadap model ini akan semakin kuat jika model yang diamati memiliki banyak kesamaan karakteristik dengan dirinya (seperti berada di usia yang sama, memiliki kesaman hobi, satu kelas, menyukai hal yang serupa, dll), misalnya teman sebangku atau teman yang dianggap ”saingan” di kelas, mungkin juga seseorang yang memiliki

(38)

Universitas Kristen Maranatha sama. Sedangkan jika siswa mengamati teman atau anggota keluarga yang sudah berusaha dengan kuat untuk mempersiapkan diri menjelang Ujian Nasional matematika lalu mengalami kegagalan atau tidak berhasil menjalankan Ujian Nasional. Siswa tersebut akan merasa tidak yakin bahwa dirinya pun tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan Ujian Nasional.

(39)

Universitas Kristen Maranatha Sumber keempat yang juga memberikan informasi mengenai keyakinan diri siswa adalah physiological and affective states yaitu penilaian seseorang mengenai ketergugahan fisik dan emosional yang dialami sebagai indikator dari kemampuan, seperti: ketika seorang siswa selalu mengalami kecemasan ketika mempelajari mata pelajaran tertentu sehingga siswa tersebut merasa tidak yakin diri akan kemampuannya.

Sumber ini berkaitan dengan reaksi stress, perubahan kondisi emosional dan keadaan fisik, seperti ketergugahan, kecemasan, stres, kelelahan, ketenangan, kekecewaan, kemarahan, kesedihan, yang dirasakan siswa saat menghadapi tantangan atau rintangan. Pada siswa SMP ”X” saat persiapan Ujian Nasional mata pelajaran matematika, mereka harus lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar dan berlatih soal, mengikuti pelajaran tambahan seusai jam pulang sekolah, mengikuti try-out, belum lagi tuntutan dari sekolah dan orang tua yang mengharapkan untuk dapat lulus dengan nilai minimal standar pemerintah. Hal-hal tersebut terkadang membuat siswa menjadi stres, merasa lelah. Namun, hal-hal yang menekan siswa juga dapat menimbulkan semangat untuk berusaha mencapai hasil yang lebih baik.

(40)

Universitas Kristen Maranatha tampak dalam usaha untuk mencapai nilai minimal sesuai standar pemerintah dan lulus pada Ujian Nasional terutama mata pelajaran matematika. Siswa yang memiliki keyakinan tinggi, akan berpikir bahwa dirinya mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan bahkan jika soalnya ternyata sulit, mereka akan tetap berusaha. Siswa yang memiliki self-efficacy belief yang tinggi akan menetapkan tujuan dan target yang tinggi pula, dalam hal ini adalah memiliki target nilai yang harus dicapai dalam ujian matematika di Ujian Nasional. Mereka akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut, dan akan membayangkan situasi keberhasilan yang menyertai usahanya tersebut. Sedangkan siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah, mereka menjadi ragu akan efficacy yang dimiliki.

(41)

Universitas Kristen Maranatha Siswa SMP “X” yang memiliki self-efficacybelief yang tinggi, akan

memilih untuk menetapkan goal yang menantang bagi diri mereka dan mempertahankan komitmen yang kuat untuk dapat mencapai goal tersebut. Misalnya siswa yang sudah menetapkan untuk mendapatkan nilai delapan minimal pada ujian matematika. Sebaliknya, siswa dengan

self-efficacy yang rendah, akan menetapkan nilai yang rata-rata saja.

Siswa dengan self-efficacy yang rendah akan meningkatkan usaha mereka jika berhadapan dengan rintangan atau kegagalan. Siswa dengan

self-efficacy yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk menyelesaikan

soal-soal yang sulit. Sedangkan siswa dengan self-efficacy yang rendah akan merasa malas atau menyerah saat menemukan soal-soal yang sulit, lebih memilih tidak mengerjakan.

Begitu pula dengan daya tahan siswa saat menghadapi rintangan atau kegagalan. Siswa dengan self-efficacy yang tinggi dapat segera bangkit setelah mengalami kegagalan. Misalnya saat mendapatkan nilai yang rendah pada try-out pertama, mereka akan mencoba memperbaikinya di

try-out kedua. Sedangkan siswa dengan self-efficacy yang rendah akan

terpaku pada kelemahannya dan tidak berusaha untuk bangkit dari kegagalan.

(42)

Universitas Kristen Maranatha ternyata tidak sesuai dengan apa yang sudah dipelajari, mereka akan tetap berusaha untuk mengerjakan semaksimal mungkin. Sedangkan siswa dengan self-efficacy yang rendah akan lebih mudah mengalami stres dan depresi saat menghadapi kegagalan.

Untuk lebih jelasnya, mengenai bagaimana self-efficacy pada siswa kelas IX di SMP”X” Bandung yang akan mengikuti Ujian Nasional

(43)

Universitas Kristen Maranatha 21 Bagan 1.5 Kerangka Pikir

Siswa kelas IX SMP “X”

Sumber-sumber self-efficacy :

1. Mastery Experiences

2. Vicarous Experiences

3. Social/Verbal Persuasion

4. Physiological and Affective

States

Proses Kognitif

Self-efficacy belief :

1. Keyakinan untuk menetapkan pilihan yang akan dibuat

2. Keyakinan untuk mengerahkan usaha yang dikeluarkan untuk meraih goal

3. Keyakinan untuk bertahan dalam menghadapi semua situasi

4. Penghayatan perasaan yang dialami

Self-efficacy

tinggi

Self-efficacy

(44)

1.6 Asumsi Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan asumsi penelitian sebagai berikut:

1. Siswa kelas IX SMP “X” yang akan mengikuti Ujian Nasional membutuhkan self-efficacy belief untuk dapat mempersiapkan diri pada Ujian Nasional mata pelajaran matematika.

2. Siswa kelas IX SMP “X” yang akan menghadapi mata pelajaran matematika pada Ujian Nasional memiliki sumber-sumber informasi yang membentuk self-efficacy belief dalam dirinya, yaitu mastery experience, vicarious experience, verbal

persuasion dan physiological and affective states.

(45)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP “X” Bandung, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP “X” Bandung sebanyak 52% memiliki derajat self-efficacy tinggi dan sebanyak 48% memiliki derajat self-efficacy rendah.

2. Siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP “X” Bandung dengan self-efficacy yang tinggi, seluruhnya aspeknya tinggi.

3. Siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP “X” Bandung dengan self-efficacy yang rendah, seluruhnya aspeknya rendah.

4. Dari empat sumber-sumber self-efficacy pada siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika di SMP “X” Bandung

(46)

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai self-efficacy, disarankan untuk meneliti secara khusus mengenai pengaruh sumber-sumber

efficacy terutama Physiological and Affective States dengan derajat

self-efficacy belief pada siswa kelas IX.

2. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai self-efficacy

belief pada siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata

(47)

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi keluarga siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika agar lebih banyak memberikan dukungan, perhatian, memberikan dorongan dan motivasi dalam mengatasi kesulitan dalam mempersiapkan diri. Sehingga dapat membantu siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional mata pelajaran matematika untuk lebih yakin akan kemampuannya.

2. Bagi siswa-siswa SMP “X” agar lebih dapat mengendalikan keadaan perasaan sedih, perasaan-perasaan yang negatif sehingga dapat meningkatkan self-efficacy yang sudah dimilikinya.

(48)
(49)

Universitas Kristen Maranatha Bandura, Albert. 1997. Self-Efficacy in Changing Societies. Cambridge University

Press.

Bandura, Albert .2002. Self-efficacy The Exercise of Control. New York :W.H. Freeman and Company

Gulo, W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grasindo

Santrock, W. John. 2002. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup

Jilid Satu. Terjemahan Juda Damanik, Ahhmd Ghusairi. Indonesia

:Erlangga.

Santrock, W. John. 2002. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup

Jilid Dua. Terjemahan Juda Damanik, Ahhmd Ghusairi. Indonesia

(50)

Universitas Kristen Maranatha Jilly. 2005. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy Belief Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Angkatan 2008 Universitas “X” Bandung

http://kawanpustaka.com/Cara-Cepat-Belajar-Menghadapi-Ujian-Nasional-SMP.html

http://www.disdikdki.net/news.php?cat=3&id=115

http://depdiknas.go.id

http://www.scribd.com/doc/9647649/Sosialisasi-Ujian-Nasional-SMP-2009

http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Siswa SMA kelas XII yang memiliki derajat self-efficacy belief yang tinggi akan yakin mampu bertahan dan tidak mudah menyerah saat dihadapkan pada kesulitan, misalnya

Tingkat self efficacy remaja penyandang disabilitas daksa dalam mengikuti kegiatan pelatihan akan mempengaruhi seberapa besar usaha yang ia keluarkan dalam mengikuti program

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self-Efficacy Belief pada mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Elektro Angkatan 2009 di Universitas ”X” Bandung untuk dapat lulus 8 semester

Sekolah Tinggi Teologi “X” Ja karta yang memiliki self-efficacy yang rendah akan kurang yakin akan pilihan yang dibuat dan kurang berkomitmen pada pilihan

Siswa yang memiliki self-efficacy belief yang tinggi dalam pelajaran kimia akan merasa yakin bahwa siswa tersebut mampu membuat pilihan yang berkatian dengan pelajaran

1) Secara menyeluruh mahasiswi dengan self-efficacy belief tinggi dan self- efficacy belief rendah tidak banyak berbeda, yaitu 51.1% dan 48.9%. Dilihat dari ke-empat

Tidak terdapat hubungan antara keempat aspek self-efficacy belief, yaitu keyakinan akan pilihan yang dibuat, keyakinan untuk mengeluarkan usaha, keyakinan untuk dapat

Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung dengan self-efficacy kuat, memiliki keyakinan yang kuat untuk mampu menentukan pilihan yang telah dibuat,