ABSTRAK
Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai self-efficacy pada siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB di SMUN “X” Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai derajat mengenai self-efficacy yang dihubungkan dengan sumber-sumbernya pada siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB di SMUN “X” Bandung.
Sample penelitian ini adalah siswa kelas III SMUN “X” Bandung yang akan mengikuti SPMB, yaitu sebanyak 113 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui self-efficacy para adalah siswa berupa kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Bandura. Melalui pengolahan data menggunakan rumus kolerasi rank Spearman pada program SPSS 12.0 diketahui bahwa validitas dari alat ukur self-efficacy ini berkisar antara 0,316-0,601, sedangkan reabilitasnya adalah sebesar 0,760 dengan mengunakan metode Alpha Cronbach pada program SPSS 12.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy pada siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB di SMUN “X” Bandung terbagi dalam dua kategori yaitu, sebanyak 50,4% siswa memiliki self-efficacy yang rendah dan sebanyak 49,6% siswa memiliki self-efficacy yang tinggi.
Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
karena atas berkat dan karunia-Nya sajalah, sehingga skripsi ini dapat selesai pada
waktunya.
Penulisan karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha
Bandung. Pada kesempatan ini penelitian difokuskan pada sub bidang psikologi
pendidikan dengan mengambil judul ”Studi Deskriptif mengenai Self-efficacy
pada Siswa Kelas III yang Akan Mengikuti SPMB di SMUN ”X” Bandung”.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan
dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan saran,
pendapat maupun kritik yang berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Selama penyusunan karya ilmiah ini, peneliti banyak mendapat
bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini peneliti hendak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama ini:
1. Bapak Drs. R. Sanusi Soesanto, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi,
Universitas Kristen Maranatha.
2. Bapak Drs. Paulus H. Prasetya, M.Si, psikolog, selaku dosen koordinator
mata kuliah skripsi serta dosen pembimbing utama, yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan dan semangat kepada peneliti.
3. Ibu Dra Heliany K, psikolog, selaku dosen ko-pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran serta dorongan bagi peneliti.
4. Ibu Missiliana, M.Psi, psikolog, selaku dosen wali atas bimbingannya
selama perkuliahan.
5. Bapak dan Ibu pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Maranatha yang telah membantu menyediakan bahan-bahan
referensi yang dibutuhkan dalam menyusun outline ini.
6. Kepala sekolah SMUN ”X”, Bu Tuti selaku guru BP, Pak Ading selaku
III SMUN ”X” Bandung yang telah membantu memberikan banyak
kesempatan dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
7. Ibu Sianiwati, M.Si, psikolog dan ibu Evelyn, M.Si, psikolog, selaku dosen
pembahas seminar outline yang telah banyak memberikan saran yang
berguna untuk melanjutkan penulisan skripsi ini.
8. Seluruh staf tata usaha Fakultas Psikologi UKM: Pak Yudi, Pak Juhara, Bu
Idah, Pak Widhi, Ibu Tris dan Ibu Nelly atas bantuan yang telah diberikan
kepada peneliti selama masa perkuliahan.
9. Sahabat-sahabatku di kampus ”Barudak Ceria Slalu” Citra, Ndaru, Sarah,
Elit, Caqi, Criz, Sammy, Abi, Charlie, Bambang, Andi, dan Imoy. Terima
kasih atas persahabatannya selama ini. Keep our friendship always....
10. Stefani, Ninid, Ifie, teman seperjuangan peneliti, team self-efficacy.
11. Sahabat-sahabat ESQ-peneliti: Rentha, Angga, Maqi, Prima, Putri, Nova,
Ifa, Chai, Tanti, Ivan, Riki (Aceng) yang selalu memberikan semangat dan
hiburan buat peneliti.
12. Teman-teman se-angkatan Dimas, Kautsar, Frisky, Ayu, Retno, terima kasih
telah mengisi hari-hari peneliti selama perkuliahan.
13. Om Sofyan, Tante Rosni, Ryan, Iqbal sebagai keluarga kedua peneliti.
14. Mutiah, Miftah, adik-adik tersayang yang telah mendengarkan semua keluh
kesah peneliti dan selalu mendukung peneliti meskipun dari jauh.
15. Papa, Mama tersayang yang telah melimpahkan semuanya baik materi
maupun kasih sayangnya selama hidup peneliti.
16. Berbagai pihak yang mendukung dan membantu penyusunan skripsi ini
namun tidak dapat disebutkan satu persatu, peneliti ucapkan terima kasih.
Akhir kata, peneliti juga berharap agar karya ilmiah ini dapat berguna bagi
berbagai pihak yang terkait dan dapat diteruskan untuk penelitian selanjutnya.
Bandung, 1 September 2007
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Lembar Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Lampiran ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 7
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian ... 7
1.3.2. Tujuan Penelitian... 7
1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 7
1.4.2 Kegunaan Praktis... 8
1.5.Kerangka Pikir... 8
1.6.Asumsi... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Efficacy Belief 2.1.1 Belief... 20
2.1.2 Definisi Self-Efficacy... 20
2.1.3 Sumber-Sumber Self-Efficacy ... 22
2.1.3.1 Mastery Experience... 22
2.1.3.2 Vicarious Experience ... 23
2.1.3.3 Social Persuasion... 24
2.1.4 Proses-Proses yang Diaktifkan oleh Self-Efficacy ... 26
2.1.4.1 Proses Kognitif ... 26
2.1.4.2 Proses Motivasi ... 27
2.1.4.3 Proses Afektif ... 29
2.1.4.4 Proses Seleksi ... 29
2.1.5 Sekolah sebagai sarana untuk menanamkan Self-Efficacy………30
2.2 Remaja 2.2.1 Definisi Remaja ... 33
2.2.1.1 Konteks dalam adolescence mempengaruhi perkembangannya ... 35
2.2.1.2 Lima hal yang berkembang dalam kehidupan psikososial adolescence, dan berpotensi menimbulkan masalah...35
2.2.2 Karateristik Perkembangan Remaja...38
a. Perkembangan Kognitif Remaja...38
b. Perkembangan Fisik...40
c. Perkembangan Emosional...41
d. Perkembangan Sosial...42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 43
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian ... 44
3.2.2 Definisi Operasional... 44
3.3Alat Ukur 3.3.1Self-Efficacy ... 45
3.3.2Prosedur Pengisian ... 45
3.3.3Sistem penelitian...46
Universitas Kristen Maranatha 3.4Pengujian Alat Ukur
3.4.1Uji Validitas ... 48
3.4.2Uji Reliabilitas... 48
3.5Populasi Sasaran 3.5.1Teknik Pengambilan Sampel... 48
3.5.2Karakteristik Populasi ... 49
3.6Teknik Analisa ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Populasi 4.1.1 Jenis Kelamin ... 50
4.1.2 Nilai Rata-rata ... 50
4.1.3 Universitas... 51
4.1.4 Tabulasi Silang antara self-efficacy dan indikator... 52
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Derajat Self-Efficacy ……… ...55
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 67
5.2 Saran... 68
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.5 Kerangka Pikir
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Self-Efficacy
Lampiran 2 Data Penunjang
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Self-Efficacy
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 1
PENGANTAR
Dalam rutinitas kegiatan sekolah yang padat, maka saya mohonkan kepada saudara berkenan menyediakan waktu untuk mengisi kuesioner yang bersama ini saya lampirkan.
Kuesioner ini disusun dalam rangka pengumpulan data penelitian yang diperlukan untuk menyusun skripsi saya. Adapun penelitian yang saya lakukan adalah studi deskriptif mengenai self-efficacy pada siswa kelas III SMUN ”X” yang
akan mengikuti SPMB di Bandung.
Untuk maksud tersebut, saya ajukan kuesioner yang perlu saudara isi sesuai dengan keadaan pribadi saudara. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah,
semua jawaban benar selama menggambarkan keadaan diri saudara.
Isilah penyataan dengan jujur dan jangan sampai terlewatkan. Bacalah dahulu petunjuk pengisian sebelum mengerjakannya.
Atas segala bantuan dalam kegiatan pengisian kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.
Nama Inisial :
Jenis kelamin :
Nilai rapor rata-rata :
Target PTN dan jurusan :
KUESIONER SELF-EFFICACY
Instruksi
Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan diri
saudara, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pilihan Sangat Yakin (SY) jika pernyataan sangat mampu saudara lakukan dan
sesuai dengan diri saudara
- Pilihan Yakin (Y) jika pernyataan mampu saudara lakukan dan sesuai dengan diri
saudara
- Pilihan Kurang Yakin (KY) jika pernyataan kurang mampu saudara lakukan dan
kurang sesuai dengan diri saudara
- Pilihan Tidak Yakin (TY) jika pernyataan tidak mampu saudara lakukandan tidak
sesuai dengan diri saudara
Kerjakan menurut respon pertama saudara dan jika sudah selesai, periksa kembali jangan ada yang terlewatkan.
No PERNYATAAN SY Y KY TY
1. Saya mampu memutuskan untuk hadir tepat waktu untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2. Saya mampu berusaha untuk hadir tepat waktu untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3. Walaupun sakit, saya mampu tetap bertahan untuk hadir tepat waktu untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
4. Saya merasa senang bahwa saya mampu berusaha untuk hadir tepat waktu untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
5. Saya mampu memilih untuk meminta izin masuk apabila terlambat datang ke sekolah.
Universitas Kristen Maranatha 7. Saya mampu tetap bertahan untuk meminta izin masuk
apabila terlambat datang ke sekolah.
8. Saya merasa bahagia bahwa saya mampu berusaha untuk meminta izin masuk apabila terlambat datang ke sekolah. 9. Saya mampu menetapkan untuk tidak masuk ke kelas pada
saat guru membahas pelajaran yang tidak saya butuhkan. 10. Saya mampu berusaha untuk tidak masuk ke kelas pada saat
guru membahas pelajaran yang tidak saya butuhkan. 11. Saya mampu bertahan untuk tidak masuk ke kelas pada saat
guru membahas pelajaran yang tidak saya butuhkan. 12. Saya merasa nyaman bahwa saya mampu berusaha untuk
tidak masuk ke kelas pada saat guru membahas pelajaran yang tidak saya butuhkan.
13. Saya mampu membuat dan mematuhi jadwal belajar untuk membahas soal-soal SPMB kurang lebih 2 jam setiap harinya.
14. Saya mampu berusaha untuk membuat dan mematuhi jadwal belajar untuk membahas soal-soal SPMB kurang lebih 2 jam setiap harinya.
15. Saya mampu berusaha untuk membuat dan mematuhi jadwal belajar untuk membahas soal-soal SPMB kurang lebih 2 jam setiap harinya.
16. Saya merasa bangga bahwa saya mampu berusaha untuk membuat dan mematuhi jadwal belajar untuk membahas soal-soal SPMB kurang lebih 2 jam setiap harinya.
17. Saya mampu merangkum materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
18. Saya mampu berusaha untuk merangkum materi-materi
pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah
19. Saya mampu berusaha untuk merangkum materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah
20. Saya merasa senang bahwa saya mampu berusaha untuk merangkum materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah
21. Saya tidak mampu bertanya pada guru/teman apabila ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti.
22. Saya tidak mampu berusaha untuk bertanya pada guru/teman apabila ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti
23 Saya tidak mampu berusaha untuk bertanya pada guru/teman
apabila ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti 24. Saya merasa puas bahwa saya tidak mampu berusaha untuk
bertanya pada guru/teman apabila ada materi pelajaran yang tidak saya mengerti
26 Saya mampu berusaha untuk mengisi waktu kosong untuk persiapan SPMB dengan mengikuti les tambahan diluar sekolah
27. Saya mampu tetap bertahan untuk mengisi waktu kosong untuk persiapan SPMB dengan mengikuti les tambahan diluar sekolah
28. Saya merasa senang bahwa saya mampu berusaha untuk mengisi waktu kosong untuk persiapan SPMB dengan mengikuti les tambahan diluar sekolah
29. Saya mampu untuk memilih belajar dirumah daripada
menonton siaran televisi.
30. Saya mampu berusaha untuk memilih belajar dirumah daripada menonton siaran televisi.
31. Saya mampu tetap bertahan untuk memilih belajar dirumah daripada menonton siaran televisi.
32. Saya merasa bangga bahwa saya mampu berusaha untuk memilih belajar dirumah daripada menonton siaran televisi. 33. Saya tidak mampu untuk ikut dalam kelompok belajar untuk
menghadapi SPMB karena itu hanya akan menghabiskan waktu bermain saya
34. Saya tidak mampu berusaha untuk ikut dalam kelompok belajar untuk menghadapi SPMB karena itu hanya akan menghabiskan waktu bermain saya
35 Saya tidak mampu bertahan untuk ikut dalam kelompok belajar untuk menghadapi SPMB karena itu hanya akan menghabiskan waktu bermain saya
36. Saya merasa puas bahwa saya tidak mampu berusaha untuk ikut dalam kelompok belajar untuk menghadapi SPMB karena itu hanya akan menghabiskan waktu bermain saya 37. Saya mampu memilih PTN yang sesuai dengan kemampuan
saya agar lolos SPMB
38. Saya mampu berusaha untuk memilih PTN yang sesuai dengan kemampuan saya agar lolos SPMB
39. Saya mampu tetap bertahan untuk memilih PTN yang sesuai dengan kemampuan saya agar lolos SPMB
40 Saya merasa optimis bahwa saya mampu berusaha untuk memilih PTN yang sesuai dengan kemampuan saya agar lolos SPMB
41. Saya tidak mampu memilih jurusan yang saya minati bila terlalu banyak saingannya.
42. Saya tidak mampu berusaha untuk memilih jurusan yang saya minati bila terlalu banyak saingannya.
Universitas Kristen Maranatha 44 Saya merasa pesimis bahwa saya mampu berusaha untuk
memilih jurusan yang saya minati bila terlalu banyak saingannya.
45. Saya mampu memilih jurusan yang paling rendah passing grade-nya agar saya lolos SPMB
46. Saya mampu berusaha untuk memilih jurusan yang paling rendah passing grade-nya agar saya lolos SPMB
47 Saya mampu tetap bertahan untuk memilih jurusan yang paling rendah passing grade-nya agar saya lolos SPMB 48 Saya merasa senang bahwa saya mampu berusaha untuk
memilih jurusan yang paling rendah passing grade-nya agar saya lolos SPMB
LAMPIRAN 2
DATA PENUNJANG
PERTANYAAN:
1. Apakah saudara pernah mengalami keberhasilan belajar yang berarti bagi saudara?
a. Pernah, dalam bidang (1). Pendidikan (2). Olahraga (3). Seni b. Tidak pernah
2. Bagaimana pengaruh keberhasilan dalam belajar yang anda peroleh pada kegiatan belajar saudara?
a. Saya belajar lebih giat lagi
b. Santai saja, karena sudah berhasil c. Tidak berpengaruh
3. Apakah saudara pernah mengalami kegagalan dalam belajar? a. Pernah, dalam hal (1). Ranking kelas (2). Nilai merah b. Tidak pernah
4. Bagaimana pengaruh kegagalan dalam belajar yang anda peroleh pada kegiatan belajar saudara?
a. Belajar lebih giat agar tidak terulang lagi b. Menjadi malas belajar
c. Tidak berpengaruh
5. Siapakah tokoh yang menjadi inspirasi dan contoh bagi saudara dalam belajar? a. Teman
b. Pacar c. Kakak kelas
6. Keberhasilan mereka dalam belajar (no.5) membuat saya... a. Mencontoh apa yang mereka lakukan
b. Ingin mengungguli keberhasilan belajar mereka c. Berpikir bahwa saya tidak seberuntung mereka
7. Kegagalan teman/mereka (no.5) dalam belajar membuat saya... a. Terpacu untuk lebih berusaha
b. Berpikir bahwa saya akan seperti mereka
8. Pernahkah saudara menerima kritikan atas kegagalan dalam belajar saudara? a. Pernah,berasal dari (1). Orang tua (2). Teman (3) Guru
b. Tidak Pernah
9. Apa dampak kritikan tersebut bagi saudara? a. Memperbaiki kekurangan dalam diri
Universitas Kristen Maranatha 10. Pernahkah saudara menerima pujian atas keberhasilan dalam belajar saudara?
a. Pernah, berasal dari (1). Orang tua (2). Teman (3) Guru b. Tidak pernah
11. Apa dampak pujian tersebut bagi saudara?
a. Memotivasi diri agar lebih berhasil lagi dalam belajar b. Merasa hebat
c. Merasa puas dengan apa yang telah didapatkan
12. Pernahkah saudara menerima ejekan atas kegagalan dalam belajar saudara? a. Pernah, berasal dari (1). Orang tua (2). Teman (3) Guru
b. Tidak pernah
13. Apa dampak ejekan tersebut bagi saudara? a. Memotivasi diri agar berhasil dalam belajar b. Malas untuk melakukan sesuatu
c. Pesimis terhadap kemampuan diri sendiri
14. Apakah kondisi fisik mempengaruhi kegiatan belajar saudara? a. YA
b.Tidak
15. Dampak kondisi fisik yang menunjang dalam kegiatan belajar saudara adalah : a. Menjadi bersemangat dalam belajar
b. Tidak berpengaruh
16. Dampak kondisi fisik yang menghambat dalam kegiatan belajar saudara adalah: a. Menjadi malas dalam belajar
b. Tidak berpengaruh
17. Apakah suasana hati mempengaruhi kegiatan belajar saudara? a. YA
b. Tidak
18. Dampak suasana hati yang menunjang dalam kegiatan belajar saudara adalah : a. Menjadi bersemangat dalam belajar
b. Tidak berpengaruh
19. Dampak suasana hati yang menghambat dalam kegiatan belajar saudara adalah: a. Menjadi malas dalam belajar
LAMPIRAN 3
VALIDITAS DAN REABILITAS
Validitas Alat Ukur
No. Item Validitas Keterangan
1 0.412262 Diterima
2 0.455472 Diterima
3 0.373575 Diterima
4 0.523656 Diterima
5 0.313871 Diterima
6 0.364634 Diterima
7 0.380955 Diterima
8 0.424003 Diterima
9 0.365103 Diterima
10 0.433105 Diterima
11 0.485194 Diterima
12 0.428811 Diterima
13 0.457598 Diterima
14 0.553381 Diterima
15 0.601764 Diterima
16 0.474087 Diterima
17 0.499001 Diterima
18 0.559832 Diterima
19 0.589584 Diterima
20 0.564674 Diterima
21 0.447747 Diterima
22 0.379348 Diterima
23 0.366599 Diterima
24 0.291331 Ditolak
25 0.54805 Diterima
26 0.496993 Diterima
Universitas Kristen Maranatha Item diterima : 43 item
Item ditolak : 5 item
Reliabilitas Alat Ukur
Alpha = 0.7603
28 0.44963 Diterima
29 0.303648 Diterima
30 0.310722 Diterima
31 0.257873 Ditolak
32 0.406584 Diterima
33 0.316876 Diterima
34 0.322905 Diterima
35 0.376096 Diterima
36 0.373531 Diterima
37 0.411816 Diterima
38 0.455216 Diterima
39 0.358232 Diterima
40 0.444884 Diterima
41 0.410068 Diterima
42 0.39893 Diterima
43 0.429294 Diterima
44 0.362863 Diterima
45 0.276669 Ditolak
46 0.150383 Ditolak
47 0.360031 Diterima
Hasil Tabulasi Silang
selfEfficacy
67 50.4 50.4 50.4 66 49.6 49.6 100.0 133 100.0 100.0
rendah tinggi Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tabel IV.1 tabulasi silang antara keberhasilan belajar dengan self-Efficacy
Keberhasilan Belajar Total
pendidikan olahraga seni
selfEfficacy rendah Count 62 2 3 67
% of Total 46.6% 1.5% 2.3% 50.4%
tinggi Count 61 4 1 66
% of Total 45.9% 3.0% .8% 49.6% Total Count 123 6 4 133
% of Total 92.5% 4.5% 3.0% 100.0%
Tabel IV.2 tabulasi silang antara pengaruh keberhasilan dengan self-Efficacy
Pengaruh Keberhasilan Total
belajar lebih giat santai saja karena sudah berhasil tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 45 11 11 67
% of Total 33.8% 8.3% 8.3% 50.4%
tinggi Count 58 4 4 66
% of Total 43.6% 3.0% 3.0% 49.6% Total Count 103 15 15 133
% of Total 77.4% 11.3% 11.3% 100.0%
Universitas Kristen Maranatha
Tabel IV.3 tabulasi silang antara kegagalan belajar dengan self-Efficacy
Kegagalan Belajar Total
ranking kelas nilai merah
selfEfficacy rendah Count 57 10 67
% of Total 42.9% 7.5% 50.4%
tinggi Count 55 11 66
% of Total 41.4% 8.3% 49.6% Total Count 112 21 133
% of Total 84.2% 15.8% 100.0%
Tabel IV.4 tabulasi silang antara pengaruh kegagalan belajar dengan self-Efficacy
Pengaruh Kegagalan belajar Total
belajar
lebih giat malas belajar
tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 49 10 8 67
% of Total 36.8% 7.5% 6.0% 50.4%
tinggi Count 54 9 3 66
% of Total 40.6% 6.8% 2.3% 49.6% Total Count 103 19 11 133
% of Total 77.4% 14.3% 8.3% 100.0%
Tabel IV.5 tabulasi silang antara tokoh yang dijadikan contoh dengan self-Efficacy
Tokoh yang dijadikan contoh Total
teman pacar kakak kelas
selfEfficacy rendah Count 38 12 17 67
% of Total 28.6% 9.0% 12.8% 50.4%
tinggi Count 37 18 11 66
% of Total 27.8% 13.5% 8.3% 49.6% Total Count 75 30 28 133
% of Total 56.4% 22.6% 21.1% 100.0%
Tabel IV.6 tabulasi silang antara dampak keberhasilan tokoh dengan self-Efficacy
Dampak keberhasilan tokoh Total
mencontoh mereka ingin mengungguli berpikir say tidak seperti mereka
selfEfficacy rendah Count 26 36 5 67
% of Total 19.5% 27.1% 3.8% 50.4%
tinggi Count 22 39 5 66
% of Total 16.5% 29.3% 3.8% 49.6% Total Count 48 75 10 133
% of Total 36.1% 56.4% 7.5% 100.0%
Tabel IV.7 tabulasi silang antara dampak kegagalan tokoh dengan self-Efficacy
Dampak kegagalan tokoh Total
terpacu untuk lebih berusaha berpikir saya tidak seperti mereka
selfEfficacy rendah Count 55 12 67
% of Total 41.4% 9.0% 50.4%
tinggi Count 59 7 66
% of Total 44.4% 5.3% 49.6% Total Count 114 19 133
% of Total 85.7% 14.3% 100.0%
Tabel IV. 8 tabulasi silang antara sumber kritik kegagalan dengan self-Efficacy
Sumber kritik kegagalan Total
orang tua teman guru
selfEfficacy rendah Count 47 19 1 67
% of Total 35.3% 14.3% .8% 50.4%
tinggi Count 41 18 7 66
% of Total 30.8% 13.5% 5.3% 49.6% Total Count 88 37 8 133
% of Total 66.2% 27.8% 6.0% 100.0%
Universitas Kristen Maranatha
Tabel IV.9 tabulasi silang antara dampak kritik dengan self-Efficacy
Dampak Kritik Total
memperbaiki kekurangan dalam diri mengabaikan nya karena merasa direndahkan marah dan tidak menerima
selfEfficacy rendah Count 54 9 4 67
% of Total 40.6% 6.8% 3.0% 50.4%
tinggi Count 61 4 1 66
% of Total 45.9% 3.0% .8% 49.6% Total Count 115 13 5 133
% of Total 86.5% 9.8% 3.8% 100.0%
Tabel IV.10 tabulasi silang antara sumber pujian keberhasilan dan self-Efficacy
Sumber pujian keberhasilan Total
orang tua teman guru
selfEfficacy rendah Count 47 18 2 67
% of Total 35.3% 13.5% 1.5% 50.4%
tinggi Count 35 26 5 66
% of Total 26.3% 19.5% 3.8% 49.6% Total Count 82 44 7 133
% of Total 61.7% 33.1% 5.3% 100.0%
Tabel IV.11 tabulasi silang antara dampak pujian dengan self-Efficacy
Dampak Pujian Total
memotivasi
diri merasa hebat
merasa puas dengan apa
yang didapatkan
selfEfficacy rendah Count 49 6 12 67
% of Total 36.8% 4.5% 9.0% 50.4%
tinggi Count 57 1 8 66
% of Total 42.9% .8% 6.0% 49.6% Total Count 106 7 20 133
Tabel IV.12 tabulasi silang antara sumber ejekan kegagalan dengan self-Efficacy
Sumber ejekan Kegagalan
orang tua teman guru Total Count 55 12 0 67 rendah
% of Total 41.4% 9.0% .0% 50.4% Count 63 2 1 66 selfEfficac
y
tinggi
% of Total 47.4% 1.5% .8% 49.6% Count 118 14 1 133 Total
% of Total 88.7% 10.5% .8% 100.0%
Tabel IV.13 tabulasi silang antara dampak ejekan dengan self-Efficacy
Dampak Ejekan Total
memotivasi diri malas untuk mlakukan sesuatu pesimis terhadap kemampuan diri
selfEfficacy rendah Count 58 5 4 67
% of Total 43.6% 3.8% 3.0% 50.4%
tinggi Count 50 4 12 66
% of Total 37.6% 3.0% 9.0% 49.6% Total Count 108 9 16 133
% of Total 81.2% 6.8% 12.0% 100.0%
Tabel IV.14 tabulasi silang antara kondisi fisik dengan self-Efficacy
Kondisi Fisik Total
berpengaruh tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 53 14 67
% of Total 39.8% 10.5% 50.4%
tinggi Count 53 13 66
% of Total 39.8% 9.8% 49.6% Total Count 106 27 133
% of Total 79.7% 20.3% 100.0%
Universitas Kristen Maranatha
Tabel IV.15 tabulasi silang antara kondisi fisik-menunjang dengan self-Efficacy
Kondisi Fisik-menunjang Total
semangat dalam belajar tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 38 29 67
% of Total 28.6% 21.8% 50.4%
tinggi Count 54 12 66
% of Total 40.6% 9.0% 49.6% Total Count 92 41 133
% of Total 69.2% 30.8% 100.0%
Tabel IV.16 tabulasi silang antara kondisi fisik-menghambat dengan self-Efficacy
Kondisi Fisik-menghambat Total
malas belajar tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 37 30 67
% of Total 27.8% 22.6% 50.4%
tinggi Count 44 22 66
% of Total 33.1% 16.5% 49.6% Total Count 81 52 133
% of Total 60.9% 39.1% 100.0%
Tabel IV.17 tabulasi silang antara kondisi suasana hati dengan self-Efficacy
Kondisi Suasana Hati Total
berpengaruh tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 59 8 67
% of Total 44.4% 6.0% 50.4%
tinggi Count 63 3 66
% of Total 47.4% 2.3% 49.6% Total Count 122 11 133
% of Total 91.7% 8.3% 100.0%
Tabel IV. 18 tabulasi silang antara kondisi suasana hati-menunjang dengan self-Efficacy
Kondisi Suasana Hati-menunjang Total
semangat dalam belajar tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 49 18 67
% of Total 36.8% 13.5% 50.4%
tinggi Count 60 6 66
% of Total 45.1% 4.5% 49.6% Total Count 109 24 133
% of Total 82.0% 18.0% 100.0%
Tabel IV.19 tabulasi silang antara kondisi suasana hati-menghambat dengan self-Efficacy
Kondisi Suasana
Hati-menghambat Total
malas belajar tidak berpengaruh
selfEfficacy rendah Count 58 9 67
% of Total 43.6% 6.8% 50.4%
tinggi Count 51 15 66
% of Total 38.3% 11.3% 49.6% Total Count 109 24 133
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang terdiri dari beberapa fakultas yang dibagi lagi ke dalam beberapa jurusan. Ada banyak perguruan tinggi di Indonesia, merupakan Perguruan Tinggi Negeri yang biasa disebut PTN ataupun Perguruan Tinggi Swasta yang biasa disebut PTS. Setiap tahunnya Perguruan-Perguruan Tinggi tersebut membuka penerimaan mahasiswa baru yang menjaring mahasiswa baru dari berbagai sekolah di Indonesia. Untuk Perguruan Tinggi Negeri, mereka menjaring mahasiswa baru dengan jalur mandiri dan jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Calon mahasiswa yang masuk lewat jalur SPMB hanya mendapat kuota kursi sebanyak 30% sedangkan calon mahasiswa yang masuk lewat jalur mandiri tersedia sebanyak 70% kuota kursi (Harian KOMPAS, 14 Oktober 2006, hal 12).
2 lapangan kerja lebih terbuka dan yang paling dominan adalah uang kuliah yang relatif lebih murah. Oleh karena itu, dunia PTN dianggap sebagai representasi dari status ekonomi masyarakat umum Indonesia dan karenanya dianggap sebagai jembatan yang dapat menampung aspirasi mereka untuk kuliah (www.hariansib.com,15 juli 2006)
Hampir sekitar 400-ribuan pelajar SMU sederajat di Indonesia setiap tahunnya berlomba-lomba mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) khususnya bagi mereka yang berkeinginan untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sekitar hampir 400-ribuan peserta akan memperebutkan sekitar 80-ribuan kuota kursi yang tersedia dari sekitar 53 PTN dan 1.799 program yang tersebar di seluruh nusantara. Pada pelaksanaan SPMB tahun 2006 yang diadakan pada bulan Juli yang lalu, terdapat 88.728 peserta dinyatakan lulus SPMB dari 398.816 peserta yang mengikuti SPMB. Peserta yang lolos SPMB tersebut sebanyak 45.391 orang dari jurusan IPA dan 42.887 orang dari IPS. (Harian ANTARA News, Jum’at, 4 Agustus 2006). Pada pelaksanaan SPMB tahun 2007 terdapat ± 390.000 peserta yang mengikuti SPMB. Peserta yang lolos SPMB sebanyak 96.066 peserta se-Indonesia. Hampir 75% dari seluruh peserta SPMB setiap tahunnya akan mengalami kegagalan karena tidak siap menghadapi persaingan.
Universitas Kristen Maranatha
3 juga berserah kepada Tuhan agar semuanya berjalan lancar. Kelulusan dalam SPMB merupakan idaman semua peserta, oleh karena itu semua peserta SPMB harus berjuang dalam upaya memenangkan dan meraih satu bangku pada PTN sesuai dengan program studi pilihan.
Begitu juga dengan siswa SMUN “X” di Bandung. SMUN “X” Bandung adalah sebuah SMU Negeri yang memiliki passing grade penerimaan lulusan SMP dengan nilai UAN minimal yaitu 26,00. Hal ini relatif kecil jika dibandingkan dengan beberapa SMUN unggulan di Bandung yang pada umumnya memiliki passing grade penerimaan siswa baru dengan nilai UAN minimal yaitu 29,00-30,00. Siswa kelas III SMUN “X” terdiri dari ± 300 siswa yang dibagi dalam sembilan kelas, yaitu 5 kelas IPA dan 4 kelas IPS.
4 Dari hasil survei awal dengan 20 orang siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB, sebanyak 100% dari mereka ingin lulus SPMB. Mereka sudah berusaha dari sekarang, di antaranya dengan mengikuti les tambahan di luar sekolah, membahas buku soal-soal SPMB, dan dengan mengulang pelajaran-pelajaran yang pernah mereka dapatkan. Mereka mengakui bahwa usaha yang mereka lakukan belum optimal, karena masih banyak tugas lain yang harus mereka kerjakan seperti pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, ujian semester dan UAN sehingga banyak waktu mereka yang tersita, padahal semestinya mereka sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti SPMB.
Hal tersebut menyebabkan sebanyak 60% dari mereka tidak yakin diri akan lulus SPMB, 20% di antaranya ragu-ragu bahwa mereka akan lulus SPMB, dan 20% di antara mereka cukup yakin diri akan lulus SPMB dengan ketentuan pilihan yang mereka pilih sesuai dengan kemampuan mereka. Keyakinan diri para siswa akan kemampuan mereka untuk dapat mengorganisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menghadapi situasi tertentu disebut sebagai self-efficacy (Bandura,
2002).
Universitas Kristen Maranatha
5 yang gigih dalam menghadapi SPMB namun tidak diikuti dengan keyakinan diri yang tinggi akan dapat menghambat usaha yang selama ini dilakukannya.
Siswa kelas III yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan yakin bahwa mereka mampu menetapkan pilihan yang tinggi dalam mengikuti SPMB, yakin mampu berusaha keras agar pilihannya tercapai, yakin mampu menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada serta yakin mampu tidak cepat puas dengan keberhasilan yang telah diperoleh atau yakin mampu tidak merasa cepat putus asa terhadap kegagalan yang diterima. Sedangkan siswa kelas III yang memiliki self-efficacy yang rendah akan memiliki keyakinan bahwa mereka mampu menetapkan pilihan yang rendah yang berada dibawah kemampuan mereka, kurang yakin mampu berusaha agar pilihannya dapat tercapai, kurang yakin bahwa mereka mampu menghadapi kesulitan-kesulitan serta mudah puas dengan keberhasilan yang mereka peroleh dan mudah putus asa dalam menghadapi kegagalan.
6 nilai merah pada mata pelajaran tertentu membuat mereka pesimis untuk dapat menjawab soal-soal SPMB yang berasal dari mata pelajaran tersebut. Sebanyak 75% siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB mengatakan bahwa kegagalan dalam ujian membuat mereka menjadi lebih terpacu untuk dapat menguasai materi pelajaran agar hal tersebut tidak terjadi pada saat mereka mengikuti SPMB. Hal ini membuat mereka cukup yakin diri bahwa mereka mampu menguasai materi yang pada awalnya mereka anggap sulit. Pengalaman kegagalan dan keberhasilan yang mereka dapatkan tersebut disebut Mastery Experience
Sebanyak 65% siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB mengatakan bahwa melihat kakak kelas yang tidak lolos SPMB, membuat mereka tidak yakin diri bahwa mereka akan lolos, sedangkan sebanyak 35% siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB mengatakan bahwa melihat teman sekelasnya mendapatkan nilai yang baik, meningkatkan keyakinan dirinya bahwa ia juga mampu untuk mendapatkannya. Hal ini membuat mereka belajar lebih giat. Pengalaman keberhasilan dan kegagalan orang lain sehingga mempengaruhi keyakianan dirinya disebut dengan Vicariuos Experience.
Universitas Kristen Maranatha
7 bahwa mereka dapat lolos SPMB. Sebanyak 50% siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB mengatakan bahwa mereka yang diberi arahan oleh guru kelas mereka menjadi lebih termotivasi bahwa mereka dapat lolos SPMB dan mencoba untuk meningkatkan usaha mereka dalam menghadapi SPMB. Sedangkan 15% siswa yang mendapatkan pujian karena berhasil mendapatkan ranking kelas meningkatkan keyakinan diri mereka bahwa mereka juga dapat berhasil lolos SPMB.
Sebanyak 70% siswa kelas III mengatakan bahwa mereka merasa lebih yakin diri dan bersemangat dalam belajar untuk mempersiapkan SPMB apabila sedang merasakan ”good-mood”. Sebanyak 30% mengatakan bahwa apabila mereka sedang mengalami kelelahan fisik membuat mereka menjadi kurang yakin diri dan menjadi lebih malas untuk belajar dan melakukan segala sesuatunya. Sumber keyakinan diri siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB yang berasal dari suasana hati dan kondisi fisiknya disebut physiologial & affective States
Berdasarkan hasil survei awal dan dengan melihat kenyataan yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
Self-Efficacy pada siswa kelas III SMUN “X” yang akan mengikuti SPMB di
Bandung.
1.2. Identifikasi Masalah
8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Untuk memperoleh mengenai derajat self-efficacy yang ada pada siswa kelas III SMUN “X” Bandung yang akan mengikuti SPMB.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh informasi mengenai derajat self-efficacy yang dihubungkan dengan sumber-sumbernya pada siswa kelas III SMUN “X” yang akan mengikuti SPMB di Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Ilmiah
1. Memberikan sumbangan wawasan, terutama dalam bidang psikologi pendidikan.
2. Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai derajat Self-Efficacy.
1.4.2. Kegunaan Praktis
Universitas Kristen Maranatha
9 siswa kelas III SMUN “X” di Bandung agar anak dapat memberikan dukungan dalam menghadapi SPMB.
2. Siswa yang akan mengikuti SPMB, khususnya siswa/siswi kelas III di SMUN ”X” di Bandung agar dapat mengetahui gambaran mengenai
Self-efficacy dirinya dan memanfaatkannya dalam usaha untuk menghadapi
SPMB
3. Bagi para guru, khususnya guru BP SMUN “X” Bandung sebagai tambahan informasi mengenai self-efficacy yang sebenarnya dimiliki anak didiknya agar memperoleh gambaran mengenai keyakinan anak didiknya dalam menghadapi SPMB untuk membantu peningkatan self-efficacy .
1.5 KERANGKA PIKIR
10 Begitu juga dengan para siswa kelas III SMUN “X”, para siswa kelas III di sekolah ini, diharapkan lebih bertanggungjawab dan mandiri dalam proses belajar mengajar karena kelak mereka akan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yaitu perguruan tinggi. Pada umumnya setiap siswa kelas III mempunyai perguruan tinggi favorit yang diharapkan dapat menampung mereka untuk melanjutkan pendidikannya, salah satunya adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
PTN membuka penerimaaan mahasiswa baru setiap tahunnya yang disebut dengan SPMB yaitu Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Para siswa bersaing setiap tahunnya untuk mendapatkan satu bangku di PTN. Hal ini tidaklah mudah, ini merupakan tugas berat bagi siswa kelas III yang harus mereka jalankan, selain kerja keras dan giat belajar mereka juga memerlukan suatu keyakinan diri yang disebut sebagai self-efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan tentang kemampuan seseorang dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berorientasi ke masa depan untuk melakukan sesuatu. (Bandura, 2002)
Universitas Kristen Maranatha
11 kelas III yang berhasil mengatasi masalah-masalah dalam pendidikannya akan semakin yakin bahwa ia memiliki kemampuan yang baik untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Sedangkan pengalaman kegagalan yang pernah dialami oleh siswa kelas III akan mempengaruhi derajat efficacy dalam dirinya. Sedikitnya pengalaman keberhasilan SMU kelas III tersebut cenderung menghambat penilaian
efficacy siswa kelas III terutama bila kegagalan terjadi saat efficacy belum terbentuk
secara mantap.
12 Sumber yang ketiga adalah Verbal Persuasion, merupakan dorongan yang disampaikan oleh orang lain termasuk di dalamnya bentuk-bentuk pernyataan verbal meliputi nasihat atau anjuran. Dukungan atau persuasi secara verbal disampaikan oleh teman, guru atau orang tua yang akan membentuk suatu keyakinan pada diri siswa kelas III. Seorang siswa kelas III yang diberikan dukungan, semangat, dan saran oleh temannya, orangtuanya, guru-gurunya yang menyatakan bahwa dirinya memiliki kemampuan yang baik untuk melakukan suatu tugas maka ia akan memiliki keyakinan yang lebih kuat terhadap kemampuannya dan akan meningkatkan usahanya. Siswa kelas III yang jarang mendapat dukungan atau siswa kelas III yang dipersuasi bahwa dirinya kurang mampu cenderung akan terpaku pada ketidakmampuan dirinya saat menghadapi masalah serta menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang. Mereka cenderung kurang mengerahkan energi untuk berusaha lebih keras sehingga dapat menurunkan self-efficacy mereka.
Universitas Kristen Maranatha
13
efficacynya daripada yang menilai bahwa kondisi fisik dan emosi sebagai tanda-tanda
kerentanan akan hasil belajar yang tidak memuaskan, penilaian ini akan menurunkan
efficacynya.
Semua sumber informasi dari keyakinan diri ini, baik Mastery Experience,
vicarious experience, verbal persuasion, dan Physiological and Affective States baru
dapat berfungsi secara efektif apabila para siswa mampu menginterpretasikan informasi tersebut sebagai sesuatu yang dapat mengembangkan dan menguatkan keyakinan dalam dirinya. Dan keempat pengalaman atau sumber self-efficacy akan berintegrasi di dalam diri siswa. Selanjutnya, keempat sumber self-efficacy tersebut dihayati oleh siswa kelas III akan dinilai secara kognitif yang akan menghasilkan
self-efficacy. Proses kognitif dalam diri siswa berupa proses pemaknaan dari
sumber-sumber self-efficacy yang dapat mempengaruhi keyakinan diri siswa.
Self-efficacy dalam diri siswa kelas III diukur melalui aspek-aspek
self-efficacy. Aspek-aspek tersebut terdiri dari seberapa yakin siswa kelas III menentukan
14
Siswa kelas III yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan menunjukkan pilihan, usaha, daya tahan dan penghayatan perasaan yang tinggi sedangkan siswa kelas III yang memiliki self-efficacy yang rendah akan menunjukkan pilihan, usaha, daya tahan dan penghayatan perasaan yang rendah. Pilihan yang dibuat oleh siswa kelas III, siswa kelas III yang mempunyai self efficacy yang tinggi akan menetapkan tujuan yang tinggi sesuai dengan harapannya yaitu lolos PTN sedangkan siswa kelas III yang mempunyai self-efficacy yang rendah akan menunjukkan pilihan yang rendah dalam mencapai harapannya. Siswa yang mempunyai self efficacy yang tinggi, setelah menetapkan target akan belajar giat dan berusaha dengan keras agar apa yang telah menjadi pilihannya dapat tercapai, sedangkan siswa kelas III yang mempunyai
self-efficacy yang rendah kurang berusaha dengan giat.
Universitas Kristen Maranatha
15 Siswa kelas III yang menunjukkan efficacy yang tinggi akan menganggap SPMB sebagai tantangan yang harus dikuasai dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Mereka juga merasa yakin dapat menghadapi SPMB dan lulus SPMB. Keyakinan (efficacy) yang mereka miliki ini, dapat meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka pada saat menghadapi kegagalan dan dapat dengan cepat memulihkan self-efficacy mereka setelah menghadapi kegagalan secara terus-menerus. Sedangkan, siswa kelas III yang menunjukkan self-efficacy yang rendah, menganggap SPMB sebagai suatu kesulitan. Kesulitan tersebut dihayati mereka dan membuat mereka terpaku dengan kelemahan dirinya dan akan cepat menyerah dalam menghadapinya.
Makin tinggi penghayatan terhadap self-efficacy, maka akan semakin tinggi penghayatan terhadap self-efficacy. Siswa semakin memiliki keyakinan akan kemampuan dalam menentukan pilihan agar lulus SPMB, disertai dengan usaha yang keras, daya tahan dalam menghadapi rintangan yang berkaitan dengan masalah-masal;ah yang telah dipilih dan menghayati usaha yang telah dilakukannya dengan tidak cepat puas dengan keberhasilan yang diperoleh ataupun tidak mudah putus asa dengan kegagalan yang perolehnya. Sedangkan makin rendah penghayatan
16
Siswa kelas III SMUN “X” yang
akan mengikuti SPMB
Sumber-sumber Self-efficacy
- Mastery experience - Vicarious experience - Verbal persuasion - Phisiological & Affective states
Proses Kognitif
Self
-Efficacy
TINGGI RENDAH Indikator self-efficacy
1. Membuat pilihan 2. Besar usaha 3. Daya tahan dalam
Universitas Kristen Maranatha
17
1.6 Asumsi Penelitian
1. Siswa kelas III SMUN “X” Bandung yang akan menghadapi SPMB memiliki sumber-sumber informasi yang membentuk self-efficacy dalam dirinya berupa
mastery experience, vicarious experience, social persuasion, dan fisiological and
affective states.
2. Mastery experiences, vicarious experiences, social persuasion, dan fisiological and affective states akan diolah secara kognitif dalam diri siswa kelas III
SMUN “X” Bandung yang akan mengkuti SPMB, sehingga menciptakan self-efficacy
belief
3. Self-efficacy dapat dilihat melalui tingkah laku siswa kelas III SMUN “X”
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB memiliki
self-efficacy yang rendah menunjukkan keyakinan yang rendah akan
kemampuan dalam menentukan pilihan, kemampuan berusaha dalam
mencapai tujuan, kemampuan bertahan dalam menghadapi rintangan serta
kemampuan dalam menghayati perasaan terhadap usaha yang telah
dilakukannya.
2. Sebagian siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB memiliki
self-efficacy yang tinggi menunjukkan keyakinan yang tinggi akan kemampuan
dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan tujuan, kemampuan
berusaha dalam mencapai tujuan, kemampuan bertahan dalam menghadapi
rintangan dan kemampuan menghayati perasaan terhadap usaha yang telah
dilakukannya.
3. Pada Mastery Experiences, sebagian besar siswa kelas III yang akan
mengikuti SPMB pernah mengalami keberhasilan dalam bidang
pendidikan, dan sebagian kecilnya dalam bidang olahraga dan seni,
sedangkan sebagian besar kegagalan yang pernah dialami para siswa kelas
65
Universitas Kristen Maranatha ranking kelas dan sebagian kecil memperoleh kegagalan karena
mendapatkan nilai merah.
4. Pada vicarious experience, sebagian besar siswa kelas III yang akan
mengikuti SPMB menjadikan teman sebagai modelnya, dan sebagian
kecil menjadikan pacar dan kakak kelas sebagai modelnya.
5. Dalam hal verbal persuasion, siswa kelas III yang akan mengikuti SPMB
pernah mendapatkan pujian, kritikan maupun ejekan dari orang tua, teman
dan guru.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
o Melakukan penelitian mengenai hubungan derajat self-efficacy dengan
sumber-sumber self-efficacy pada siswa SMU kelas III yang akan
mengikuti SPMB.
Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Bagi siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah disarankan agar dapat
menyadari dan memaknakan dengan mampu untuk mengolah
sumber-sumber self-efficacy yang ada dalam dirinya sehingga dapat digunakan
66
2. Bagi siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi disarankan agar dapat
mempertahankan self-efficacy dalam dirinya dan diharapakan untuk terus
mampu mengolah sumber-sumber yang ada dalam dirinya.
3. Bagi guru wali kelas dan guru BP diharapkan dari penelitian ini dapat
memberi informasi mengenai gambaran self-efficacy siswa yang akan
mengikuti SPMB sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan pengarahan dan bimbingan bagi para siswa dalam
! " #$ %
&''& ( ) )* +
, ! - .
/0 1 $ 2 ++
)* !
0 3 &''& " 0 ) 3 % !
.
* 4 5 ( . ! 2%"
, ! ! " 6 6
7 &''& 2 0 8$
!
" !
# !$ !
!
2 + &'' 4 ! " * " . ! 4 6