• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy pada Mahasiswa/i Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy pada Mahasiswa/i Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai self-efficacy pada mahasiswa/i Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini, maka rancangan penelitian yang diajukan menggunakan teknik survei. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi angkatan 2005 di Universitas “X” Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode random sampling dengan ukuran sampel 115 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner self-efficacy yang dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan teori Bandura. Alat ukur ini terdiri atas 64 item pernyataan. Berdasarkan pengolahan uji korelasi Spearman diketahui bahwa 27 item diterima, 24 item direvisi dan 13 item yang ditolak. Hasil dari validitas alat ukur berkisar antara 0.311 – 0.631 sedangkan reliabilitas alat ukur adalah 0.7238.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebagian besar dari mahasiswa/i Fakultas Psikologi angkatan 2005 di Universitas “X” perempuan berjumlah 98 orang (85.2%) dan laki-laki yang berjumlah 17 orang (14.8%) memiliki self-efficacy yang kuat (50.4%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa/i memiliki keyakinan yang kuat untuk mampu menentukan pilihan yang dibuat, keyakinan yang kuat untuk mampu berusaha dan bertahan pada saat menghadapi rintangan, serta keyakinan yang kuat untuk mampu menghayati perasaannya secara positif.

(2)

iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Lembar Judul Lembar Pengesahan

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Bagan ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 5

1.3.1. Maksud Penelitian... 5

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1. Kegunaan Ilmiah ... 6

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 6

(3)

iv Universitas Kristen Maranatha

1.6. Asumsi Penelitian ... 16

BAB II. TINJAUAN TEORI... 17

2.1 Self-Efficacy Belief ... 17

2.1.1. Belief ... 17

2.1.2. Definisi Self-Efficacy ... 18

2.1.3. Sumber-sumber Self-Efficacy... 20

2.1.4. Proses-proses Self-Efficacy ... 25

2.1.4.1. Proses Kognitif... 25

2.1.4.2. Proses Motivasional ... 27

2.1.4.3. Proses Afektif... 30

2.1.4.4. Proses Seleksi... 36

2.1.5. Manfaat Adaptif dari Self-efficacy yang Optimistik ... 37

2.1.6. Self-efficacy Yang Berkaitan Dengan Masa Dewasa ... 41

2.2. Masa Dewasa Awal... 44

2.2.1. Transisi dari Masa Remaja menuju Masa Dewasa ... 44

2.2.2. Perkembangan Fisik ... 45

2.2.3. Perkembangan Kognitif ... 46

2.2.5. Karir dan Pekerjaan... 46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 48

(4)

v Universitas Kristen Maranatha

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 49

3.2.1. Variabel Penelitian ... 49

3.2.2. Definisi Operasional... 49

3.3. Alat Ukur... 50

3.3.1. Alat Ukur Self-Efficacy ... 50

3.3.2. Prosedur Pengisian ... 51

3.3.3. Sistem Penilaian ... 52

3.3.4. Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang ... 52

3.3.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 53

3.3.5.1. Validitas Alat Ukur ... 53

3.3.5.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 54

3.4. Populasi Penelitian ... 55

3.4.1. Teknik Sampling ... 55

3.4.2. Populasi Sasaran Penelitian ... 55

3.4.3. Karakteristik Populasi ... 55

3.5. Teknik Analisis Data... 55

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1. Gambaran Responden ... 57

4.2. Hasil Penelitian ... 58

(5)

vi Universitas Kristen Maranatha

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70 5.2. Saran... 72

Daftar Pustaka

Daftar Rujukan

(6)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.1. Tabel Pembagian Item-item dalam Alat Ukur Self-Efficacy Tabel 3.3.3. Tabel Bobot Penilaian

Tabel 4.1a. Tabel Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1b. Tabel Persentase Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2a. Tabel Hasil Self-Efficacy Tabel 5.1. SE dengan Pilihan

Tabel 5.2. SE dengan Besar Usaha Tabel 5.3. SE dengan Lama Bertahan Tabel 5.4. SE dengan Penghayatan Perasaan Tabel 6.1. SE dengan Keberhasilan

Tabel 6.2. SE dengan Frekuensi Keberhasilan Tabel 6.3. SE dengan Bidang Keberhasilan Tabel 6.4. SE dengan Perasaan saat Keberhasilan Tabel 6.5. SE dengan Kegagalan

(7)

viii Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.12. SE dengan Frekuensi Efek Teman

Tabel 6.13. SE dengan Efek Keberhasilan Teman Tabel 6.14. SE dengan Pengaruh Kegagalan Teman Tabel 6.15. SE dengan Hal Kegagalan

Tabel 6.16. SE dengan Frekuensi Kegagalan Tabel 6.17. SE dengan Efek Kegagalan Teman

Tabel 6.18. SE dengan Pengaruh Keberhasilan Orang Lain Tabel 6.19. SE dengan Pengaruh Keberhasilan

Tabel 6.20. SE dengan Pengaruh Kegagalan Orang Lain Tabel 6.21. SE dengan Pengaruh Kegagalan

Tabel 6.22. SE dengan Feedback terhadap Prestasi Tabel 6.23. SE dengan Frekuensi Feedback

Tabel 6.24. SE dengan Pemberian Feedback Tabel 6.25. SE dengan Efek Feedback Tabel 6.26. SE dengan Frekuensi Pujian Tabel 6.27. SE dengan Perasaan saat Dipuji Tabel 6.28. SE dengan Efek Fisik

Tabel 6.29. SE dengan Frekuensi Efek Fisik Tabel 6.30. SE dengan Pengaruh Efek Mood Tabel 6.31. SE dengan Frekuensi Efek Mood Tabel 6.32. SE dengan Situasi Kuliah

(8)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(9)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur Self-Efficacy

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Data Pribadi

Lampiran 4 Data Penunjang

Lampiran 5 Tabel Distribusi Frekuensi Setiap Aspek

Lampiran 6 Tabel Distribusi Frekuensi Data Penunjang Seluruh Responden

(10)

LAMPIRAN 1

PENGANTAR

Dalam rutinitas kegiatan perkuliahan yang padat, saya mohon kepada saudara agar berkenan menyediakan waktu untuk mengisi kuesioner yang bersama ini saya lampirkan.

Kuesioner ini disusun dalam rangka pengambilan data penelitian yang diperlukan dalam menyusun skripsi saya. Adapun penelitian yang saya lakukan adalah Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy pada Mahasiswa/i Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung.

Untuk maksud tersebut, saya ajukan kuesioner yang perlu saudara isi sesuai dengan keadaan dan pendapat pribadi saudara. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar selama menggambarkan keadaan diri saudara.

Isilah setiap pernyataan dengan jujur dan jangan sampai ada yang terlewatkan. Bacalah dahulu petunjuk pengisian sebelum mengerjakannya.

Atas segala perhatian dan bantuannya dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

(11)

KUESIONER SELF-EFFICACY

Instruksi:

Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan ketentuan sebagai berikut:

− Pilihan “Sangat Sering” (SS), jika pernyataan sangat sering sesuai dengan diri saudara.

− Pilihan “Sering” (S), jika pernyataan sering sesuai dengan diri saudara. − Pilihan “Jarang” (J), jika pernyataan jarang sesuai dengan diri saudara.

− Pilihan “Jarang Sekali” (JS), jika pernyataan jarang sekali sesuai dengan diri saudara.

Kerjakan menurut respon pertama saudara dan jika sudah, periksalah kembali jangan

ada yang terlewatkan!

NO. PERNYATAAN SS S J JS

1. Saya kurang yakin dapat berusaha hadir tepat waktu untuk kuliah jam 07.00 pagi.

2. Saya yakin akan mendapatkan cara yang sesuai

untuk mengefektifkan metode belajar saya di setiap

perkuliahan.

3. Walaupun tugas yang diberikan menumpuk saya

yakin akan menyelesaikan setiap tugas perkuliahan

yang diberikan oleh dosen.

4. Saya yakin akan terus berusaha untuk dapat

berkonsentrasi menyelesaikan setiap tugas yang

diberikan sehingga memperoleh hasil

sebaik-baiknya.

5. Apabila sudah mulai merasa bosan, saya kurang

yakin akan mampu bertahan untuk tetap

mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai.

(12)

7. Saya kurang yakin akan usaha saya untuk mencari dan melengkapi materi yang akan diujikan.

8. Saya yakin akan terus mencari materi ujian sampai dapat secara lengkap.

9. Ketika mulai lelah, saya tidak yakin dapat bertahan mendengarkan penjelasan dosen.

10. Saya yakin akan merasa bersemangat dalam

mengikuti jalannya setiap perkuliahan.

11. Saya yakin dapat tetap berusaha untuk

melaksanakan jadwal belajar yang sudah saya

tetapkan setiap harinya.

12. Saya yakin dapat terus bertahan melakukan jadwal belajar saya walaupun saya sudah mulai bosan.

13. Saya tidak yakin akan merasa kesal jika tidak dapat melaksanakan jadwal belajar saya.

14. Saya tidak yakin akan bisa menentukan bahan

referensi yang tepat, yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

15. Apabila kondisi tubuh saya sedang lemah, saya

tidak yakin akan tetap berusaha untuk mencari

bahan-bahan referensi yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.

16. Apabila tidak ada seorangpun yang membantu, saya kurang yakin akan melengkapi catatan saya untuk

menghadapi ujian.

17. Saya yakin dapat terus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melengkapi catatan mata kuliah

yang akan diujikan.

18. Saya kurang yakin akan tetap bertahan untuk

mencoba melengkapi bahan-bahan yang diperlukan

(13)

19. Apabila saya belum melengkapi materi yang akan diujikan, saya kurang yakin akan merasa tenang.

20. Apabila mood saya kurang baik, saya kurang yakin akan dapat memutuskan untuk selalu menghadiri

setiap perkuliahan.

21. Walaupun sedang turun hujan, saya yakin akan

terus berusaha menghadiri setiap perkuliahan.

22. Meskipun perkuliahan yang diikuti membosankan, saya yakin akan tetap bertahan untuk menghadiri

kuliah tersebut.

23. Apabila diwajibkan untuk menghadiri perkuliahan, saya kurang yakin akan merasa nyaman.

24. Saya yakin akan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu.

25. Saya kurang yakin dapat terus berusaha untuk

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan

baik.

26. Apabila saya tidak mengerjakan tugas yang

diberikan dengan baik, saya kurang yakin akan tetap

merasa nyaman.

27. Apabila sudah lelah, saya kurang yakin akan tetap berkonsentrasi belajar bersama teman-teman pada

saat pekan ujian.

28. Saya yakin akan merasa tenang setelah saya belajar bersama teman-teman pada saat pekan ujian.

29. Apabila sedang lelah, saya tidak yakin akan dapat memutuskan untuk dapat mengikuti jalannya

perkuliahan dari awal sampai akhir.

30. Apabila sudah mulai bosan, saya tidak yakin dapat terus berusaha untuk mengikuti jalannya

(14)

31. Apabila sedang lelah, saya kurang yakin dapat tetap bertahan untuk tidak tertidur pada saat mengikuti

perkuliahan.

32. Walaupun kondisi lingkungan terlalu berisik, saya yakin akan merasa nyaman dalam mengikuti

perkuliahan.

33. Apabila teman-teman mengajak saya untuk

melakukan sesuatu yang menyenangkan, saya tidak

yakin akan terus belajar.

34. Walaupun teman-teman mengajak saya untuk

melakukan sesuatu yang menyenangkan, saya yakin

akan terus berusaha untuk belajar.

35. Apabila teman-teman mengajak saya untuk

melakukan sesuatu yang menyenangkan, saya tidak

yakin akan tetap bertahan untuk belajar.

36. Apabila teman-teman mengajak saya untuk

melakukan sesuatu yang menyenangkan, saya tidak

yakin akan merasa nyaman ketika saya harus

belajar.

37. Apabila lingkungan saya tidak mendukung, saya

kurang yakin dapat memutuskan untuk

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.

38. Walaupun teman-teman mengajak saya untuk

bermain, saya yakin akan tetap bertahan untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan.

39. Walaupun lingkungan saya tidak mendukung, saya tidak yakin akan merasa tenang sebelum saya dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.

40. Saya tidak yakin akan merasa tenang jika saya tidak dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik.

(15)

LAMPIRAN 2

2.1. Validitas Alat Ukur

No. Item Validitas Keterangan

1. 0.333 Direvisi 2. 0.397 Direvisi 3. 0.360 Direvisi 4. 0.316 Direvisi 5. 0.404 Diterima

6. 0.331 Direvisi

7. 0.097 Ditolak

8. 0.130 Ditolak 9. 0.406 Diterima

10. 0.385 Direvisi

11. 0.428 Diterima

12. 0.166 Ditolak

13. 0.477 Diterima

14. 0.436 Diterima

15. 0.352 Direvisi

16. 0.276 Direvisi

17. 0.399 Direvisi

18. 0.310 Direvisi

19. 0.502 Diterima

20. 0.391 Direvisi

21. 0.405 Diterima

22. 0.413 Diterima 23. 0.409 Diterima

24. 0.230 Direvisi

25. 0.391 Direvisi

26. 0.515 Diterima

27. 0.222 Direvisi

28. 0.081 Ditolak

(16)

30. 0.433 Diterima 31. 0.543 Diterima

32. 0.052 Ditolak

33. 0.490 Diterima

34. 0.449 Diterima 35. 0.527 Diterima 36. 0.472 Diterima

37. 0.329 Direvisi

38. 0.274 Direvisi

39. 0.449 Diterima

40. 0.065 Ditolak

41. 0.371 Direvisi

42. 0.390 Direvisi

43. 0.511 Diterima

44. 0.010 Ditolak

45. 0.016 Ditolak

46. 0.109 Ditolak

47. 0.460 Diterima

48. 0.085 Ditolak

49. 0.656 Diterima

50. 0.599 Diterima

51. 0.309 Direvisi

52. 0.298 Direvisi

53. 0.536 Diterima

54. 0.478 Diterima 55. 0.575 Diterima

56. 0.386 Direvisi

57. 0.510 Diterima

58. 0.379 Direvisi

59. 0.419 Diterima

60. 0.097 Ditolak

(17)

62. 0.349 Direvisi

63. 0.331 Direvisi

64. 0.158 Ditolak

Item terpakai 40 item.

2.2. Reliabilitas Alat Ukur

(18)

LAMPIRAN 3

DATA PRIBADI

Usia :

Jenis kelamin :

(19)

LAMPIRAN 4

DATA PENUNJANG

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah. Jika sudah selesai, periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan.

Pertanyaan:

1. Apakah saudara pernah mengalami keberhasilan yang berarti bagi saudara? a. pernah

b. tidak pernah

2. Seberapa sering sudara mengalami keberhasilan? a. sering

b. jarang

3. Dalam bidang apa saja saudara mengalami keberhasilan? a. kuliah

b. organisasi c. olahraga

d. ... 4. Bagaimana perasaan saudara pada saat berhasil?

a. bangga b. biasa saja

5. Apakah saudara pernah mengalami kegagalan? a. pernah

(20)

6. Seberapa sering saudara mengalami kegagalan? a. sering

b. jarang

7. Dalam bidang apa saja saudara mengalami kegagalan? a. kuliah

b. organisasi c. olahraga

d. ...

8. Bagaimana persaaan saudara saat mengalami kegagalan? a. sedih

b. biasa saja

9. Siapakah yang menjadi contoh dan memberi pengaruh pada keberhasilan saudara?

a. teman b. orang tua c. dosen

d. ...

10.Apakah keberhasilan teman mempengaruhi prestasi saudara? a. ya

b. tidak

11.Keberhasilan dalam hal apa yang mempengaruhi saudara? a. prestasi belajar

b. gaya belajar

c. ...

12.Seberapa sering keberhasilan teman saudara memberikan pengaruhnya kepada saudara?

(21)

13.Apa akibat keberhasilan teman bagi saudara? a. meningkatkan motivasi

b. ingin berkompetisi

c. ...

14.Apakah kegagalan teman mempengaruhi prestasi saudara? a. ya

b. tidak

15.Kegagalan dalam hal apa yang dapat mempengaruhi saudara? a. mengerjakan tugas

b. mengerjakan ujian

c. ...

16.Seberapa sering kegagalan teman mempengaruhi saudara? a. sering

b. jarang

17.Apa akibat kegagalan teman bagi saudara? a. menurunkan motivasi

b. menurunkan semangat

c. ...

18.Seberapa sering keberhasilan orang lain mempengaruhi saudara? a. sering

b. jarang

19.Dalam hal apa keberhasilan orang lain mempengaruhi saudara? a. cara belajar

b. menghadapi ujian

c. ...

20.Seberapa sering kegagalan orang lain mempengaruhi saudara? a. sering

(22)

21.Dalam hal apa kegagalan orang lain mempengaruhi saudara? a. hasil belajar

b. mengambil keputusan

c. ...

22.Siapakah yang biasanya memberi feed back atas prestasi saudara? a. orang tua

b. dosen c. teman

d. ...

23.Seberapa sering saudara menerima kritikan atas kegagalan saudara? a. sering

b. jarang

24.Dalam hal apa, biasanya saudara mendapat kritikan? a. hasil ujian

b. cara belajar

c. ... 25.Apa dampak kritikan tersebut bagi saudara?

a. menurunkan semangat b. membangkitkan semangat

c. ...

26.Seberapa sering saudara menerima pujian atas keberhasilan saudara? a. sering

b. jarang

27.Bagaimana perasaan saudara saat menerima pujian? a. senang

b. biasa saja

28.Apakah kondisi fisik mempengaruhi pencapaian prestasi saudara? a. ya

(23)

29.Seberapa sering kondisi fisik mempengaruhi saudara? a. sering

b. jarang

30.Apakah suasana hati mempengaruhi proses belajar dan prestasi saudara? a. ya

b. tidak

31.Seberapa sering pengaruh suasana hati mempengaruhi pencapaian prestasi saudara?

a. sering b. jarang

32.Apakah suasana kuliah mendukung prestasi saudara? a. ya

b. tidak

33.Apakah sarana dan prasarana menunjang saudara dalam belajar dan berprestasi?

(24)

LAMPIRAN 5

Tabel 5.1. SE dengan Pilihan

Pilihan yang dibuat

Self-Efficacy Kuat Lemah Total

Kuat 77.6% 22.4% 100%

Lemah 17.5% 82.5% 100%

Tabel 5.2. SE dengan Besar Usaha

Besar Usaha

Self-Efficacy Kuat Lemah Total

Kuat 77.6% 22.4% 100%

Lemah 5.3% 94.7% 100%

Tabel 5.3. SE dengan Lama Bertahan

Lama Bertahan

Self-Efficacy Kuat Lemah Total

Kuat 81.0% 19.0% 100%

Lemah 10.5% 89.5% 100%

Tabel 5.4. SE dengan Penghayatan Perasaan

Penghayatan Perasaan

Self-Efficacy Kuat Lemah Total

Kuat 75.9% 24.1% 100%

(25)

LAMPIRAN 6

Tabel 6.1. SE dengan Keberhasilan

Keberhasilan

Self-Efficacy Pernah Tidak

Kuat 49.6% 0.9%

Lemah 49.6% 0.0%

Tabel 6.2. SE dengan Frekuensi Keberhasilan

Frekuensi Keberhasilan

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 40.0% 10.4%

Lemah 36.5% 13.0%

Tabel 6.3. SE dengan Bidang Keberhasilan

Bidang Keberhasilan

Self-Efficacy Kuliah Organisasi OlahRaga Lain-Lain

Kuat 32.2% 8.7% 4.3% 5.2%

Lemah 27.8% 10.4% 4.3% 7.0%

Tabel 6.4. SE dengan Perasaan saat Keberhasilan

Perasaan saat Berhasil

Self-Efficacy Bangga Biasa saja

Kuat 47.0% 3.5%

(26)

Tabel 6.5. SE dengan Kegagalan

Kegagalan

Self-Efficacy Pernah Tidak

Kuat 50.4% -

Lemah 47.8% 1.7%

Tabel 6.6. SE dengan Frekuensi Kegagalan

Frekuensi Kegagalan

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 23.5% 27.0%

Lemah 24.3% 25.2%

Tabel 6.7. SE dengan Bidang Kegagalan

Bidang Kegagalan

Self-Efficacy Kuliah Organisasi OlahRaga Lain-Lain

Kuat 24.3% 11.3% 7.0% 7.8%

Lemah 33.0% 2.6% 11.3% 2.6%

Tabel 6.8. SE dengan Perasaan saat Gagal

Perasaan saat Gagal

Self-Efficacy Sedih Biasa saja

Kuat 43.5% 7.0%

Lemah 41.7% 7.8%

Tabel 6.9. SE dengan Tokoh Panutan

Tokoh Panutan

Self-Efficacy Teman OrangTua Dosen Idola

Kuat 24.3% 22.6% 1.7% 1.7%

(27)

Tabel 6.10. SE dengan Keberhasilan Teman

Keberhasilan Teman

Self-Efficacy Ya Tidak

Kuat 44.3% 6.1%

Lemah 42.6% 7.0%

Tabel 6.11. SE dengan Hal Keberhasilan

Keberhasilan dalam Hal

Self-Efficacy Prestasi Belajar Gaya Belajar Lain-Lain

Kuat 42.6% 7.0% 0.9%

Lemah 40.9% 7.0% 1.7%

Tabel 6.12. SE dengan Frekuensi Efek Teman

Frekuensi Efek Teman

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 33.9% 16.5%

Lemah 32.2% 17.4%

Tabel 6.13. SE dengan Efek Keberhasilan Teman

Efek Keberhasilan Teman

Self-Efficacy Meningkatkan Motivasi Ingin Berkompetisi

Kuat 37.4% 13.0%

Lemah 42.6% 7.0%

Tabel 6.14. SE dengan Pengaruh Kegagalan Teman

Pengaruh Kegagalan Teman

Self-Efficacy Ya Tidak

Kuat 21.7% 28.7%

(28)

Tabel 6.15. SE dengan Hal Kegagalan

Hal Kegagalan

Self-Efficacy Mengerjakan Tugas Mengerjakan Ujian Lain-Lain

Kuat 13.9% 30.4% 6.1%

Lemah 18.3% 27.8% 3.5%

Tabel 6.16. SE dengan Frekuensi Kegagalan

Frekuensi Kegagalan

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 7.8% 42.6%

Lemah 10.4% 39.2%

Tabel 6.17. SE dengan Efek Kegagalan Teman

Efek Kegagalan Teman

Self-Efficacy Menurunkan Motivasi Menurunkan Semangat Lain-Lain

Kuat 7.0% 18.3% 25.2%

Lemah 12.2% 19.1% 18.3%

Tabel 6.18. SE dengan Pengaruh Keberhasilan Orang Lain

Pengaruh Keberhasilan Orang Lain

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 33.0% 17.4%

Lemah 33.9% 15.7%

Tabel 6.19. SE dengan Pengaruh Keberhasilan

Pengaruh Keberhasilan

Self-Efficacy Cara Belajar Menghadapi Ujian Lain-Lain

Kuat 28.7% 15.7% 6.1%

(29)

Tabel 6.20. SE dengan Pengaruh Kegagalan Orang Lain

Pengaruh Kegagalan Orang Lain

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 13.0% 37.4%

Lemah 13.0% 36.5%

Tabel 6.21. SE dengan Pengaruh Kegagalan

Pengaruh Kegagalan

Self-Efficacy Hasil Belajar Mengambil Keputusan Lain-Lain

Kuat 21.7% 21.7% 7.0%

Lemah 20.9% 25.2% 3.5%

Tabel 6.22. SE dengan Feedback terhadap Prestasi

Feedback terhadap Prestasi

Self-Efficacy OrangTua Dosen Teman Diri Sendiri

Kuat 23.5% 8.7% 15.7% 2.6%

Lemah 23.5% 11.3% 9.6% 5.2%

Tabel 6.23. SE dengan Frekuensi Feedback

Frekuensi Feedback

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 23.5% 27.0%

Lemah 32.2% 17.4%

Tabel 6.24. SE dengan Pemberian Feedback

Pemberian Feedback

Self-Efficacy Hasil Ujian Cara Belajar

Kuat 31.3% 19.1%

(30)
[image:30.595.112.513.133.203.2]

Tabel 6.25. SE dengan Efek Feedback

Efek Feedback

Self-Efficacy Menurunkan Semangat Membangkitkan Semangat

Kuat 11.3% 39.1%

[image:30.595.114.502.308.383.2]

Lemah 11.3% 38.3%

Tabel 6.26. SE dengan Frekuensi Pujian

Frekuensi Pujian

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 29.6% 20.9%

Lemah 31.3% 18.3%

Tabel 6.27. SE dengan Perasaan saat Dipuji

Perasaan Dipuji

Self-Efficacy Senang Biasa Saja

Kuat 42.6% 7.8%

Lemah 43.5% 6.1%

Tabel 6.28. SE dengan Efek Fisik

Efek Fisik

Self-Efficacy Ya Tidak

Kuat 41.7% 8.7%

[image:30.595.113.504.669.744.2]

Lemah 39.1% 10.4%

Tabel 6.29. SE dengan Frekuensi Efek Fisik

Frekuensi Efek Fisik

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 28.7% 21.7%

(31)
[image:31.595.113.503.158.234.2]

Tabel 6.30. SE dengan Pengaruh Efek Mood

Pengaruh Efek Mood

Self-Efficacy Ya Tidak

Kuat 38.3% 12.2%

Lemah 44.3% 5.2%

Tabel 6.31. SE dengan Frekuensi Efek Mood

Frekuensi Efek Mood

Self-Efficacy Sering Jarang

Kuat 29.6% 20.8%

[image:31.595.112.512.393.472.2]

Lemah 37.4% 12.2%

Tabel 6.32. SE dengan Situasi Kuliah

Situasi Kuliah

Self-Efficacy Ya Tidak

Kuat 46.1% 4.3%

[image:31.595.119.512.519.591.2]

Lemah 41.7% 7.8%

Tabel 6.33. SE dengan Sarana Penunjang

Sarana Penunjang

Self-Efficacy Ya Tidak

Kuat 46.1% 4.3%

(32)

LAMPIRAN 7

7.1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

Fakultas Psikologi universitas “X” Bandung merupakan fakultas psikologi pertama yang didirikan oleh perguruan tinggi swasta di Indonesia. Pada tahun 1965 dinyatakan berdiri secara de facto dan de jure.

Akreditasi fakultas psikologi ini adalah sebagai berikut: ¾ 1 Februari 1966 status terdaftar

¾ 9 Maret 1992 status diakui ¾ 10 Maret 1994 status disamakan ¾ 11 September 1998 status terakreditasi “B” ¾ 23 Agustus 2004 status terakreditasi “A”

7.2. Visi dan Misi

7.2.1. Visi

Menjadi program studi yang unggul di antara perguruan tinggi yang ada di Indonesia dalam bidang assessment, pelatihan, market research, dan bimbingan konseling pendidikan.

7.2.2. Misi

(33)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke masa dewasa awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih dituntut suatu kemandirian pribadi khususnya dalam hal pembuatan keputusan. Tuntutan tersebut tidak hanya berasal dari dalam diri mahasiswa saja, melainkan juga berasal dari lingkungan sosial mahasiswa tersebut. Pembuatan keputusan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa akan menentukan prestasinya dalam masyarakat (Kenningston, 1970).

Menurut Gage & Berliner (1979), prestasi merupakan sesuatu yang diperoleh atau dipelajari, hasil dari proses belajar dibantu oleh instruksi dan kegiatan belajar. Seorang mahasiswa dapat berprestasi apabila dia memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata, mampu mengolah emosinya secara baik, memiliki motivasi yang kuat, memiliki sikap yang baik dalam menilai setiap keadaan yang dialaminya khususnya terhadap keyakinan diri (self-efficacy) dalam menilai kemampuan yang dimilikinya, memiliki kondisi fisik yang baik, memiliki sarana dan pra sarana yang mendukung.

(34)

2

Universitas Kristen Maranatha perasaan yang positif saat menghadapi masalah baik pada saat menghadiri perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, mengikuti ujian maupun pada saat belajar. Perkuliahan yang dihadapi terbagi dalam delapan semester. Pada masing-masing semester, memiliki kesulitan yang berbeda, semakin tinggi semester maka semakin besar kesulitan yang harus dihadapi. Mahasiswa psikologi angkatan 2005 telah memasuki semester kelima, dimana pada semester ini memiliki kesulitan yang lebih besar dibandingkan semester-semester sebelumnya. Pada fakultas psikologi, semester kelima merupakan semester dimana mulai terdapat mata kuliah praktikum diagnostik. Pada mata kuliah diagnostik ini, diperlukan tenaga extra untuk mengikutinya. Mahasiswa psikologi dituntut untuk melakukan pengambilan data serta mengolah dan membunyikan data yang telah mereka ambil.

(35)

3

Universitas Kristen Maranatha Data yang diperoleh berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada 20 orang mahasiswa, terdapat 10 orang mahasiswa yang mengatakan bahwa mereka merasa yakin akan dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu (4 tahun). Agar dapat menyelesaikan perkuliahannya tersebut, mereka mampu untuk membagi waktunya antara melakukan kegiatan extrakurikuler dengan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas. Menurut Bandura, 2002, mereka yang memiliki self-efficacy yang kuat akan merasa yakin dalam menetapkan langkah atau cara yang tepat dalam melakukan usaha dan akan lebih mudah untuk bangkit ketika mengalami suatu hambatan dan menjadikan hambatan tersebut sebagai suatu tantangan untuk dihadapinya. Mereka mengatakan bahwa mereka mampu menghadapi situasi yang dapat dikatakan cukup mengganggu dan menghambat mereka (seperti sakit, sedih, stress) bahkan terkadang mereka dihadapkan pada pilihan yang mengharuskan mereka untuk mengubah rencana yang telah mereka buat. Mereka mengakui bahwa hal ini terkadang membuat mereka malas, namun mereka yakin bahwa dengan kemampuan yang mereka miliki akan dapat melewati hal tersebut dengan baik.

(36)

4

Universitas Kristen Maranatha efficacy lemah akan menganggap bahwa hambatan dan tuntutan yang dihadapinya merupakan sesuatu yang akan menghambatnya untuk mencapai tujuan. Mereka juga mengatakan bahwa dengan turunnya keyakinan diri tersebut, cukup mengganggu konsentrasi mereka pada saat mengikuti perkuliahan. Ketidakyakinan terhadap kemampuan yang mereka miliki, berpengaruh juga terhadap emosi mereka. Mereka mengatakan bahwa ketika mereka menghadapi suatu situasi yang dapat dikatakan cukup mengganggu dan menghambat (seperti sakit, sedih, stress), mereka cukup mampu untuk mengolah emosinya dan cukup dapat menahan diri untuk tidak mengekspresikan emosinya tersebut secara berlebihan, sedangkan dengan menurunnya keyakinan diri yang mereka miliki, mereka cenderung untuk menyerah bahkan lari dari situasi yang tidak nyaman ini.

(37)

5

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa akan turut menentukan seberapa baik seorang mahasiswa dapat mengikuti perkuliahannya.

Berdasarkan dari fenomena dan hasil di atas mengenai keyakinan diri (self-efficacy) terhadap 20 orang mahasiswa tersebut, peneliti menemukan variasi derajat self-efficacy mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi di universitas “X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran mengenai self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di universitas “X” Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di universitas “X” Bandung

1.3.2. Tujuan Penelitian

(38)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

a. Untuk bidang penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian mengenai Self-Efficacy selanjutnya.

b. Untuk ilmu Psikologi pada umumnya, dan bidang psikologi pendidikan khususnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan tentang self-efficacy yang dihayati oleh mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di universitas “X” di kota Bandung.

1.4.2. Kegunaan Praktis

a. Memberikan informasi kepada universitas “X” mengenai Self-Efficacy pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2005 sehingga pihak fakultas dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan self-efficacynya.

(39)

7

Universitas Kristen Maranatha c. Memberikan feedback kepada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 di universitas “X” di kota Bandung mengenai Self-Efficacy mereka, sehingga mereka dapat meningkatkan usaha mereka dalam menyelesaikan perkuliahannya tepat waktu.

1.5. Kerangka Pemikiran

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi. Menurut Santrock seorang mahasiswa mencapai suatu tahap perkembangan yang dinamakan early adulthood, dimana pada tahap ini dimulai pada awal usia duapuluhan dan berakhir pada usia tigapuluhan. Masa ini merupakan waktu untuk membentuk kemandirian pribadi, ekonomi, dan perkembangan karir. Selain itu, bagi kebanyakan dewasa muda, ditandai juga dengan memilih pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara intim, dan memulai kehidupan keluarga. Kebebasan dan kemandirian ekonomi juga dianggap sebagai salah satu ciri dari tahap ini (Santrock, 2003).

(40)

8

Universitas Kristen Maranatha mengontrol emosinya, sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya. Dalam hal dorongan, mereka sudah dapat mengendalikan dorongannya, sehingga dorongan yang dimunculkan menjadi tingkah laku yang dapat diterima oleh norma maupun oleh lingkungannya. Pada masa ini juga, motivasi dari seorang mahasiswa lebih ke arah bagaimana mereka dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan hasil yang baik dan pada akhirnya memperoleh pekerjaan. Dalam menghadapi semua perubahan ini, diperlukan suatu keyakinan dalam diri mahasiswa bahwa mereka mampu untuk menjalaninya dan melewati semua perubahan tersebut.

(41)

9

Universitas Kristen Maranatha (belief) yang dapat membantu seseorang mencapai tujuannya adalah self-efficacy. Jika seseorang memiliki keyakinan bahwa dia dapat menghasilkan sesuatu maka ia akan mencoba untuk membuat sesuatu itu terjadi (Bandura, 2002). Pemahaman di atas, mendasari bahwa proses kognitif akan mempengaruhi self-efficacy seseorang kemudian self-self-efficacy belief mengatur aspek yang ada di dalamnya, seperti pilihannya, berapa lama bertahan, berapa besar usaha, dan penghayatan perasaan.

Pengetahuan mengenai self-efficacy mahasiswa secara kognitif dapat dikembangkan melalui empat sumber informasi, yaitu: mastery experiences, vicarious experiences, social persuasion dan physiological and affective states. Keempat sumber tersebut tergantung pada bagaimana mahasiswa menginterpretasikan sumber-sumber informasi yang diperolehnya tersebut. Sumber-sumber informasi tersebut akan mereka uji dan nilai serta digunakan untuk meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pengalaman sumber informasi tersebut akan diinterpretasikan dengan baik apabila diolah melalui empat proses self-efficacy yaitu: proses kognitif, motivasional, afektif, dan seleksi.

(42)

10

Universitas Kristen Maranatha Sumber kedua dalam membentuk self-efficacy adalah melalui vicarious experiences, yaitu pengalaman yang diamati dari seorang model sosial, seperti: orang tua, teman, dosen atau orang lain yang signifikan atau yang dihayati memiliki kesamaan karakteristik dengan mahasiswa tersebut. Sedangkan orang-orang yang tidak memiliki karakteristik yang sama dengan mahasiswa, tidak akan mempengaruhi derajat self-efficacy pada diri mahasiswa tersebut. Melihat keberhasilan teman atau orang yang mirip dengan dirinya dalam menyelesaikan tugas serta berhasil di dalam mengikuti perkuliahan dan mengerjakan ujian dengan usaha yang terus-menerus, meningkatkan self-efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Dengan cara yang sama, kegagalan teman atau orang yang signifikan akan menurunkan penilaian terhadap self-efficacy mereka. Dalam hal ini, modeling berpengaruh kuat terhadap self-efficacy, tergantung pada banyak sedikitnya kesamaan karakteristik subjek dengan model sosial (tokoh signifikan) yang diamati.

(43)

11

Universitas Kristen Maranatha menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang. Mereka cenderung kurang mengerahkan energi untuk berusaha lebih keras. Feedback positif secara verbal yang diberikan juga dipengaruhi oleh pengalaman seorang mahasiswa di masa lalunya.

Sumber terakhir yang dapat membentuk dan menguatkan self-efficacy adalah physiological and affectives states, yaitu kondisi fisik dan emosional yang dialami mahasiswa. Mahasiswa menilai kemampuan diri bergantung pada keadaan fisik dan keadaan emosional. Mahasiswa yang memiliki pemaknaan yang positif mengenai kondisi emosional, seperti: stres, cemas, dan lainnya dan keadaan fisik, seperti: ketegangan fisik, lelah, capai, dan lainnya sebagai tanda-tanda kerentanan terhadap hasil belajar yang tidak memuaskan akan tetap meningkatkan self-efficacynya. Sementara itu bagi mahasiswa yang memiliki pemaknaan yang negatif mengenai kondisi fisik dan emosi sebagai tanda-tanda kerentanan akan hasil belajar yang tidak memuaskan akan menurunkan self-efficacynya.

Self-efficacy yang sudah terbentuk dalam diri mahasiwa dapat menghasilkan suatu pengaruh apabila diolah melalui empat proses, yaitu kognitif, motivasional, afektif, dan selektif. Pada proses kognitif, pengaruh yang dihasilkan self-efficacy belief diproses dari pola pikir mahasiswa. Proses kognitif ini meliputi bagaimana mahasiswa memilih target mereka (Bandura & Wood, 1989;

Locke & Latham, 1990). Keyakinan diri mahasiswa juga mempengaruhi

(44)

12

Universitas Kristen Maranatha memiliki self-efficacy kuat akan menggambarkan suatu situasi sebagai kesempatan untuk mencapai targetnya, mereka membayangkan suatu skenario keberhasilan yang memberikan arah kepada tindakan atau performance mereka, kemudian mereka dapat membayangkan keberhasilan yang menyertai tindakan mereka tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy lemah, akan menggambarkan suatu situasi sebagai ancaman dan mereka cenderung membayangkan skenario kegagalan (Krueger & Dickson, 1994).

Proses motivasional berakar dari proses kognitif, setelah mahasiswa memilih target yang ingin dicapainya dan membentuk pola pikirnya sedemikian rupa, mahasiswa mengarahkan perilakunya pada targetnya tersebut dan membuat rencana pada tindakan-tindakan yang akan dilakukannya.

Melalui proses afektif, mahasiswa melakukan penghayatan dan pengendalian stressor di lingkungannya yang berupa stres, kecemasan, dan depresi. Mahasiswa dengan self-efficacy kuat mampu mengendalikan dan mengatur kecemasan dan emosi negatif terhadap kuliahnya, sehingga memberikan rasa puas dan bangga. Sedangkan mahasiswa dengan self-efficacy lemah, kurang mampu menghayati dan mengendalikan kecemasan dan emosi negatif terhadap kuliahnya, sehingga menimbulkan stres dan depresi.

(45)

13

Universitas Kristen Maranatha perkuliahan dan aktivitas yang menantang. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy, cenderung akan menghindari tugas-tugas perkuliahan dan aktivitas yang menantang.

Dengan demikian, self-efficacy mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan akan terwujud dalam tingkah laku yang terbagi menjadi empat indikator, yaitu: pilihan yang dibuat (target), usaha yang dikeluarkan, lamanya bertahan dalam menghadapi kegagalan dan hambatan, dan penghayatan perasaannya.

Pertama adalah pilihan yang dibuat oleh mahasiswa. Hal-hal yang turut berperan dalam pemilihan target adalah ketertarikkan pada suatu tugas, keanekaragaman pilihan tugas dan keyakinan akan penguasaan suatu mata kuliah. Mahasiswa dengan self-efficacy kuat akan mampu menentukan target berupa strategi dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, sedangkan mahasiswa dengan self-efficacy lemah, kurang mampu menentukan strategi bagi diri mereka.

(46)

14

Universitas Kristen Maranatha Ketiga adalah daya tahan dan daya juang mahasiswa saat menghadapi rintangan-rintangan dalam usaha menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini meliputi lamanya daya tahan dan daya juang yang ditampilkan dan frekuensi usaha yang dilakukannya ketika melalui hambatan dan kegagalan. Mahasiswa dengan self-efficacy kuat, akan lebih gigih dan ulet ketika menghadapi rintangan dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan mahasiswa dengan self-efficacy lemah, akan lebih mudah putus asa ketika menghadapi rintangan.

Keempat adalah penghayatan perasaan mahasiswa setelah melakukan serangkaian usaha dalam mencapai target yang telah dipilihnya. Mahasiswa dengan self-efficacy kuat, akan merasa puas ketika target terpenuhi, namun jika belum terpenuhi, mahasiswa akan bangkit dan tetap berpikir positif. Sementara itu, mahasiswa dengan self-efficacy lemah akan merasa kecewa, depresi, dan berpikiran negatif ketika dihadapkan dengan kegagalan ataupun keberhasilan yang kurang memenuhi harapannya.

(47)

15

(48)

16

(49)

17

Universitas Kristen Maranatha

1.6. Asumsi Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti mempunyai asumsi sebagai berikut:

1. Mastery experiences, vicarious experiences, social persuasion, dan physiological and emotional states merupakan sumber informasi bagi mahasiswa dalam pembentukan self-efficacy belief.

2. Self-efficacy belief dibentuk melalui suatu proses utama yang dinamakan dengan proses kognitif.

(50)

70 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung memiliki self-efficacy yang tergolong kuat (50.4%) dan sisanya memiliki self-efficacy yang tegolong lemah (49.6%).

2. Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X” Bandung dengan self-efficacy kuat, memiliki keyakinan yang kuat untuk mampu menentukan pilihan yang telah dibuat, keyakinan yang kuat untuk mampu berusaha dan tetap bertahan ketika menghadapi suatu hambatan atau rintangan, dan keyakinan yang kuat untuk mampu menghayati perasaannya secara positif dimiliki oleh.

(51)

71

Universitas Kristen Maranatha 4. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005 universitas “X”

Bandung yang memiliki self-efficacy kuat memaknakan keberhasilan maupun kegagalan secara positif. Keberhasilan dimaknakan sebagai sesuatu yang sudah sepantasnya mereka terima setelah mereka berusaha sedangkan kegagalan lebih dimaknakan sebagai kurangnya usaha yang mereka keluarkan dalam melakukan sesuatu.

5. Mahasiswa dengan self-efficacy lemah memaknakan keberhasilan maupun kegagalan secara negatif. Keberhasilan dimaknakan sebagai sesuatu hal yang diperoleh secara kebetulan saja bukan sebagai hasil dari usaha yang telah mereka lakukan sedangkan kegagalan dimaknakan sebagai sesuatu hal yang sudah sepantasnya mereka terima karena ketidakmampuan yang mereka miliki.

(52)

72

Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran bagi:

1. Bagi pihak fakultas, untuk menyelenggarakan seminar mengenai self-efficacy pada saat penerimaan mahasiswa baru, sehingga para mahasiswa mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai pentingnya self-efficacy dalam menempuh pendidikan, khususnya di fakultas psikologi.

2. Dosen wali, agar lebih sering mendiskusikannya dengan mahasiswa mengenai pengolahan terhadap pengalaman akan keberhasilan maupun kegagalan yang dialami sehingga mahasiswa dapat memiliki pemaknaan yang positif baik terhadap keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya.

(53)

73 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 2002. Self Efficacy – The Exercise of Control – . New York :

W.H. Freeman and Company.

Santrock, John. W. 1983. Life Span Development ; Perkembangan Masa Hidup.

Jakarta: Erlangga.

Santrock, John. W. 1998. Adolescence 7th Ed. Boston: Mc.Graw - Hill Book Co.

Santrock, John W.. 2003. Adolescence. Jakarta. Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta : PT. Gramedia.

Sitepu SK. Nirwana. 1995. Analisis Korelasi. Diterbitkan atas usaha Unit

Pelayanan Statistika Jurusan Statistik, FMIPA Universitas Padjadjaran Bandung.

Sitepu SK. Nirwana. 1995. Statistika. Diterbitkan atas usaha Unit Pelayanan

Statistika Jurusan Statistik, FMIPA Universita Padjadjaran Bandung.

Sudjana . 1992. Metoda Statistika. Edisi ke-5. Bandung : Penerbit Tarsito.

Wijaya. 2001. Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung:

(54)

74

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Chalista, Rachel. 2006. Skripsi: Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy pada

Gambar

Tabel 5.1. SE dengan Pilihan
Tabel 6.1. SE dengan Keberhasilan
Tabel 6.9. SE dengan Tokoh Panutan
Tabel 6.12. SE dengan Frekuensi Efek Teman
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, HAP yang tersubstitusi karbonat dapat disintesis dengan menggunakan batu kapur sebagai sumber kalsium dan penambahan

Pada penelitian ini, penulis mengusulkan metode pengendalian persediaan dengan menggunakan Innovative Heuristic dalam menentukan waktu pemesanan optimal ( t 0 * ) yang

[r]

Penjelasan (Aanwejzing), Panitia memberikan Penjelasan secara rinci kepada peserta lelang tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai Dokumen

If there is abscess formation, incision and drainage is required followed by surgery which aimed to complete dissection of sinus by using various technique like the

Teks Menu pakai Calibri, Bold 14 point 3.

JUDUL TUGAS AKHIR : DAMPAK PEMBANGUAN PUSAT PERDAGANGAN JODOH DI KOTA BAT AM TERHADAP KONDISI SO SIAL EKONOMI PEDAGANG.. NAMA :

a. Tidak adanya penyuluhan dan pelatihan dari pemerintah setempat dalam melakukan aktifitas pertambangan. Keterbatasan biaya diantara para penambang untuk membeli