• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unjuk kerja pompa air energi termal menggunakan fluida kerja dietil eter dengan pemanas kolektor seri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unjuk kerja pompa air energi termal menggunakan fluida kerja dietil eter dengan pemanas kolektor seri."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Air sangat penting bagi mahluk hidup. Air yang bearada di bawah tanah sulit dijangkau sehingga memerlukan sebuah alat pompa air. Tujuan penelitian adalah membuat pompa air energi termal menggunakan kolektor seri untuk mengetahui debit pemompaan, daya pemompaan, efisiensi pompa, dan efisiensi termal yang dihasilkan pompa.

Variasi yang di teliti adalah lama bukaan katup fluida kerja (10 detik, 15 detik, 20 detik), variasi pendinginan pada kondensor menggunakan air yang terpompa, air kran, dan kipas. Parameter yang diukur adalah temperatur plat atas kolektor, temperatur plat bawah kolektor, temperatur input kolektor, temperatur output kolektor, temperatur output pendinginan kondensor, temperature output kondensor, temperatur input kondensor, temperature kondensor, tekanan udara pipa pemanas, tekanan air pada tabung air tekan, tekanan udara pada tabung tekan udara, alat ukur untuk mengukur temperatur menggunakan termologer dan alat ukur untuk mengukur tekanan menggunakan manometer.

Data dari hasil penelitian pompa air termal kolektor seri menunjukkan hasil daya pemompaan dan debit pemompaan yang terbaik adalahpompa air termal kolektor seri dengan variasi pendinginan menggunakan air terpompa dan udara alami dengan daya pompa sebesar 3,338 watt dan debit pemompaan 6,475 liter/menit. Pompa air energi termal dengan hasil efisiensi yang terbaik adalah pompa air termal kolektor seri dengan variasi bukaan katup fluida ether 10 detik yaitu 3,303%.Pompa air energi termal dengan hasil efisiensi termal yang terbaik adalah pompa air termal berkolektor seri dengan variasi bukaan katup fluida 20 detik yaitu 5,01%.

(2)

ABSTRACT

Water is essential for living. Water pump is an equipment to raise water from the ground. The research objective is to make the water pump using a thermal energy with series collector, to determine discharge pumping, pumping power , pump efficiency , and thermal efficiency of the pump.

Variation was conducted on working fluid valve opening (10 seconds, 15 seconds, 20 seconds), condenser cooling using pumped water, taps water , and a fan. Parameters measured were the temperature of the collector plate top, the temperature of collector plate bottom, the temperature of collector inlet, temperature of collector outlet, condenser temperature, temperature of condenser outlet,air pressure of heating pipes, the pressure ofwater tubes , the pressure of pressure tube, temperature measuring devices using termologer and use a pressure gauge manometer.

The data show that the best pumping resault and discharge pumping power is water pumping water and natural air cooling with of 3.34 watts pumping power and of 6.48 liters / minute discharge. The best efficiency thermal energy is the result of a water pump thermal collectors series with a variety of valve opening 10 seconds of fluid ether is 3.303 %, the best thermal efficiency thermal water pump is a thermal water pump with a variation of the fluid valve opening 20 seconds is 5.01 %.

(3)

i

UNJUK KERJA POMPA AIR ENERGI TERMAL

MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA DIETIL ETER DENGAN

PEMANAS KOLEKTOR SERI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Teknik Mesin

Oleh :

ANTONIUS PUTRA WAHYUDI NIM : 115214076

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

PERFORMANCE OF DIETHYL ETHER WORKING

FLUIDSTHERMAL ENERGY WATER PUMP

WITH SERIAL COLLECTOR HEATER

FINAL PROJECT

Presented as partitial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree

in Mechanical Engineering

Presented by:

ANTONIUS PUTRA WAHYUDI

NIM : 115214076

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)

TUGAS

AKIIIR

I.INJUK

KERJA

POMPA

AIR

ENERGI

TERMAL

DENGAN

FLUIDA KERJA

DIETIL

ETER

MEIYGGTNAKAN PEMANAS

KOLEKTOB SEBI

Pembimbing,

nub6i,

s.si, M.si
(6)

TINJUK KERJA POMPA

AIR

ENERGI

TERMAL

MENGGUT}*AKAFI

FIJIDA

KE,RJA

DIf,TIL

S,TE,R DENGAN

PEMANAS

KOLEKTOR

SERI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Antonius Putra Wahyudi

NIM. 1T5T4476

Panitia Penguji

1-s

Ta&data$wn

Sekertaris

Anggota

Yogyakarta,22 Jurrrt2015

D. ekan Fak$ltas S.ains darr Teknologr

lv

tanegel 22

rffi

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN

TUGAS

AKHIR

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Tugas Akhir yang saya tulis dengan judul :

UNJUK

KERJA POMPA

AIR

ENERGI

TERMAL

MENGGUNAKAN

FLUIDA KERJA

DIETIL

ETER DENGAN

PEMANAS

KOLEKTOR

SERI

Yang dibuat untuk melengkapi persyaratan yang wajib ditempuh untuk

menjadi Sarjana teknik pada Program Strata-1, Program Studi Teknik Mesin,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas anata Dharma. Sejauh yang saya

ketahui bukan merupakan tiruan dari tugas akhir yang sudah dipublikasi di

universitas Sanata Dharma atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarla, 22 luni 2015

Penulis,

(8)

PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTUK I(EPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Urrir"rritm Sanata Dharma:

Nama : Antonius Putra Wahvudi

NomorlndukMahasiswa

: 115214016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

UNJUK

KERJA POMPA

AIR

ENERGI

TERMAL

MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA

DIETIL

ETER

DENGAN

PEMANAS KOLEKTOR

SERI

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa

perlu meminta tzin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenamya.

Yogyakafia,22 Juni 2075

V1

(9)

vii INTISARI

Air sangat penting bagi mahluk hidup. Air yang bearada di bawah tanah sulit dijangkau sehingga memerlukan sebuah alat pompa air. Tujuan penelitian adalah membuat pompa air energi termal menggunakan kolektor seri untuk mengetahui debit pemompaan, daya pemompaan, efisiensi pompa, dan efisiensi termal yang dihasilkan pompa.

Variasi yang di teliti adalah lama bukaan katup fluida kerja (10 detik, 15 detik, 20 detik), variasi pendinginan pada kondensor menggunakan air yang terpompa, air kran, dan kipas. Parameter yang diukur adalah temperatur plat atas kolektor, temperatur plat bawah kolektor, temperatur input kolektor, temperatur output kolektor, temperatur output pendinginan kondensor, temperature output kondensor, temperatur input kondensor, temperature kondensor, tekanan udara pipa pemanas, tekanan air pada tabung air tekan, tekanan udara pada tabung tekan udara, alat ukur untuk mengukur temperatur menggunakan termologer dan alat ukur untuk mengukur tekanan menggunakan manometer.

Data dari hasil penelitian pompa air termal kolektor seri menunjukkan hasil daya pemompaan dan debit pemompaan yang terbaik adalahpompa air termal kolektor seri dengan variasi pendinginan menggunakan air terpompa dan udara alami dengan daya pompa sebesar 3,338 watt dan debit pemompaan 6,475 liter/menit. Pompa air energi termal dengan hasil efisiensi yang terbaik adalah pompa air termal kolektor seri dengan variasi bukaan katup fluida ether 10 detik yaitu 3,303%.Pompa air energi termal dengan hasil efisiensi termal yang terbaik adalah pompa air termal berkolektor seri dengan variasi bukaan katup fluida 20 detik yaitu 5,01%.

(10)

viii ABSTRACT

Water is essential for living. Water pump is an equipment to raise water from the ground. The research objective is to make the water pump using a thermal energy with series collector, to determine discharge pumping, pumping power , pump efficiency , and thermal efficiency of the pump.

Variation was conducted onworking fluidvalve opening (10 seconds, 15 seconds, 20 seconds), condenser cooling using pumped water, taps water , and a fan. Parameters measured were the temperature of the collector platetop, the temperature of collector platebottom, the temperature of collector inlet, temperature ofcollector outlet, condensertemperature, temperature of condenser outlet,air pressure of heating pipes, the pressure ofwater tubes , the pressure of pressure tube, temperature measuring devices using termologer and use a pressure gauge manometer.

The data show that the best pumping resault and discharge pumping poweriswater pumping water and natural air cooling with of 3.34 watts pumping powerand of 6.48 liters / minute discharge. The best efficiency thermal energyis the result of a water pump thermal collectors series with a variety of valve opening 10 seconds of fluid ether is 3.303 %, the best thermal efficiency thermal water pump is a thermal water pump with a variation of the fluid valve opening 20 seconds is 5.01 %.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus,

Penuntunku atas segala berkat dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga penulis

dapat menyusun skripai ini untuk menyelesaikan tugas akhir. Skripsi ini sebagai

salah satu syarat wajib untuk setiap mahasiswa jurusan Teknik Mesin agar

mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selamapenelitian, penulisan dan penyelesaian skripsi ini penulis banyak

mendapatkan bimbingan, bantuan, sarana, dukungan, semangat dan doa dari

berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang memberikan bimbingan, kerja sama, dukungan kepada

penulis selama penulis berada di Program Studi Teknik Mesin.

3. Ir. Rines, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademi yang memberikan

saran dan kritik, kerja sama, nasihat, dukungan dan bimbingan selama

penulis berada di Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. A. Prasetyadi, M.Si. selaku DosenPembimbing Tugas Akhir yang telah

memberikan bimbingan, waktu, kerja sama, semangat, dukungan, nasihat

dan membantu penulis selama menyelesaikan penyelesaian Tugas Akhir

ini.

5. Ir. Franciscus Asisi Rusdi Sambada, M.T., atas kerja sama, bantuan,

bimbingan yang di berikan selama penelitian.

6. Keluarga saya tercinta, Bapak saya yang saya banggakan dan sayangi

(12)

x

saya sayangi, cintai dan adik saya Agatha Ratna Pratiwi yang saya sayangi

yangselalu memberi kepercayaan dan dukungan baik material maupun

spiritual kepada saya hingga saat ini.

7. Keluarga besar yang berada di Klaten Jawa Tengah, untuk bude, pakde,

simbah, mamas, mbak, bulek, oom dan semua yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang selalu memberikan dukungan baik moril dan materil

kepada saya selama saya tinggal di Yogyakarta.

8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Sanata Dharma yang memberikan bimbingan dan semangat serta memberi

fasilitas sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya ini.

9. Bagas Waras Hartanto, Candra Dwi Wichaksana, Deni Sulistiyawan,

selaku rekan kelompok saya, yang telah membantu dalam perancangan,

dan pembuatan proposal.

10.Ignatia Yulistyowati tersayang yang selalu memberikan semangat,

perhatian, doa, dukungan, kritik, saran, waktu, ocehan, dan bantuannya

agar skripsi ini segera terselesaikan.

11.Teman-teman Teknik Mesin angkatan 2011 selaku teman seperjuangan

yang memberi semangat, fasilitas, dukungan moril dan doa dalam

kelancaran penelitian ini.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

meningkatkan kualitas skripsi ini. Akhir kata seperti yang penulis harapkan

semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Penulis,

(13)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

TITTLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ...v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ...xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.5 Batasan Masalah ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1 Dasar Teori...7

2.2 Persamaan yang Digunakan ...9

2.3 Penelitian Terdahulu ...11

(14)

xii

3.1 Skema Alat ...13

3.2 Variabel yang Divariasikan...17

3.3 Parameter yang Diukur ...24

3.4 Langkah Penelitian ...25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...28

4.1 Hasil Penelitian ...27

4.2 Pembahasan...42

BAB V PENUTUP ...48

5.1 Kesimpulan ...48

5.2 Saran ...49

DAFTAR PUSTAKA ...50

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 20 detik dan bukaan katup 0,75 level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 29 Tabel 4.2 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida

kerja dietil eter selama 20 detik dan bukaan katup 0,75 level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 29 Tabel 4.3 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida

kerja dietil eter selama 15 detik dan bukaan katup 0,75 level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 30 Tabel 4.4 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida

kerja dietil eter selama 15 detik dan bukaan katup 0,75 level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 30 Tabel 4.5 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida

kerja dietil eter selama 10 detik dan bukaan katup 0,75 level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 31 Tabel 4.6 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida

kerja dietil eter selama 10 detik dan bukaan katup 0,75 level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 31 Tabel 4.7 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan menggunakan

kran + air terpompa dengan bukaan katup 0,75 selama 15. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 32 Tabel 4.8 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan menggunakan

hasil pompa + udara alami dengan bukaan katup fluida kerja dietil eter 0,75 selama 15. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara... 32 Tabel 4.9 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan menggunakan

hasil kipas dengan bukaan katup fluida kerja dietil eter 0,75 selama 15. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tektan udara... 33 Tabel 4.10 Rata-rata hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup

(16)

xiv

Tabel 4.11 Rata-rata hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 15 detik dan bukaan katup 0,75 Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakkan 2 tabung tekan udara... 39 Tabel 4.12 Rata-rata hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan

katup fluida kerja dietil eter selama 10 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara... 39 Tabel 4.13 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja

dietil eter menggunakan air kran+air terpompa dengan bukaan katup 0,75 selama 15 detik. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara... 40 Tabel 4.14 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja

dietil eter menggunakan air terpompa + udara alami dengan bukaan katup 0,75 selama 15 detik. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara... 40 Tabel 4.15 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja

dietil eter menggunakan kipas dengan bukaan katup 0,75 selama 15 detik. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara... 40 Tabel 4.16 Hasil data perhitungan pada penelitian dengan variasi bukaan

katup fluida kerja dietil eter dengan bukaan katup 0,75 selama 20, 15, 10 detik yang dirata-ratakan. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara... 41 Tabel 4.17 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema alat ...13

Gambar 3.2 Tabung pemisah fluida kerja cair dan gas ...15

Gambar 3.3 Skema tabung pemisah fluida kerja cair dan gas ...15

Gambar 3.4 Pendinginan kondensor menggunakan air pompa dan air kran ..18

Gambar 3.5 Pendinginan kondensor menggunakan air hasil pompa dan udara alami ...18

Gambar 3.6 Pendinginan kondensor menggunakan kipas ...19

Gambat 3.7 Bukaan katup dietil eter ¾ selama 20 detik ...19

Gambar 3.8 Bukaan katup dietil eter ¾ selama 15 detik ...20

Gambar 3.9 Bukaan katup dietil eter ¾ selama 10 detik ...20

Gambar 3.10 Bukaan katup dietil eter 15 detik dengan pendingin air pompa dan kran ...21

Gambar 3.11 Bukaan katup dietil eter 15 detik dengan pendingin kipas ...21

Gambar 3.12 Katup kedua tabung tekan terbuka ...22

Gambar 3.13 Ketinggian Head pompa 3,20 m ...22

Gambar 3.14 Posisi alat ukur ...23

Gambar 4.1 Grafik variasi lama bukaan katup terhadap rata-rata debit pemompaan menggunakan kolektor seri ...42

Gambar 4.2 Grafik variasi lama bukaan katup dietil eter terhadap rata-rata daya pemompaan menggunakan kolektor seri ...42

Gambar 4.3 Grafik variasi lama bukaan katup dietil eter terhadap rata-rata efisiensi pompa menggunakan kolektor seri ...43

(18)

xvi

Gambar 4.5 Grafik variasi pendinginan terhadap debit pemompaan

menggunakan kolektor seri ...45

Gambar 4.6 Grafik variasi pendinginan terhadap daya pemompaan Menggunakan kolektor seri...45

Gambar 4.7 Grafik variasi pendinginan terhadap efisiensi energi pompa menggunakan kolektor seri ...46

Gambar 4.8 Grafik variasi pendinginan terhadap efisiensi termal Menggunakan kolektor seri...46

Gambar L.1 Kolektor pemanas seri ...51

Gambar L.2 Tabung pemisah uap ...51

Gambar L.3 Tabung air tekan ...51

Gambar L.4 Bohlam pemanas...51

Gambar L.5 Kondensor ...52

Gambar L.6 Tekanan P1 ...52

Gambar L.7 Tabung tekan udara ...52

Gambar L.8 Kipas pendingin kondensor ...53

Gambar L.9 Tabung penampung dietil eter ...53

Gambar L.10 Termokopel ...53

Gambar L.11 Ketinggian head pompa ...54

Gambar L.12 Bak penampung bawah ...54

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup membutuhkan sumber makanan untuk

bertahan hidup. Sumber makanan terbaik ialah berasal dari alam. Alam

memiliki berbagai macam sumber daya alami yang berisi semua yang

diperlukan makhluk hidup. Sumber daya alami yang pada umumnya dapat

dimanfaatkan sebagai bahan makanan ialah tumbuhan, hewan dan air.

Sumber tersebut dapat diolah menjadi berbagai bentuk kebutuhan yang

diperlukan makhluk hidup untuk memperoleh energi. Oleh karena itu,

makhluk hidup wajib untuk merawat dan menjaga semua sumber daya alam

demi kelestarian alam.

Salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi makhluk hidup

ialah air. Air adalah suatu sumber daya alami yang sangat penting bagi

kehidupan makhluk hidup. Peran air yang tidak bisa digantikan adalah

sebagai air minum. Akan tetapi sumber air sering dijumpai dengan keadaan

yang tidak diinginkan. Misalnya sumber air yang berada jauh di bawah yang

sulit untuk digunakan dalam kehidupan.

Di zaman sekarang kendala tersebut sudah bisa teratasi berkat

kemajuan manusia dalam mengembangkan sebuah alat. Manusia membuat

alat yang dapat memindahkan air dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan

(20)

ada dua yaitu pompa air modern dan pompa air tradisional. Pompa air

modern sudah sering dijumpai pada masyarakat sekarang ini dan sudah lebih

banyak berkembang. Pompa air ini bisa digerakkan dengan menggunakan

sumber tenaga listrik ataupun menggunakan sumber bahan bakar,

selanjutnya pompa air yang dilakukan secara tradisional, tetapi pompa jenis

ini di zaman sekarang dianggap sudah tidak begitu efisien, itu dikarenakan

pengoperasiannya yang masih menggunakan manual (tenaga manusia) serta

memakan waktu yang lebih lama hanya untuk memindahkan air dari suatu

tempat ke tempat yang diinginkan. Pompa air modern dengan menggunakan

listrik dan bahan bakar dapat dikatakan lebih efisien di zaman sekarang

karena tidak dikerjakan secara manual dan tidak memakan waktu yang lebih

lama, sehingga pompa air modern banyak digunakan di zaman sekarang ini.

Akan tetapi, pompa air modern belum bisa dikatakan efisien apabila pompa

tersebut ditempatkan pada daerah-daerah terpencil yang belum memiliki

sumber listrik dan masih sulit mendapatkan bahan bakar sebagai sumber

penggerak pompa tersebut. Faktor inilah yang menyebabkan daerah-daerah

terpencil sulit untuk bisa mendapatkan pasokan air yang mencukupi untuk

keperluan mereka sehari-hari.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi

masalah tersebut adalah dengan melakukan suatu terobosan baru dalam

memanfaatkan energi yang ada yang sudah tersedia dari alam seperti energi

dari sinar matahari yang kemudian bisa dijadikan energi termal. Energi

termal disebut dengan energi panas. Energi panas dapat diperoleh dengan

(21)

energi surya dari alam yaitu matahari. Energi surya dapat ditemukan dengan

mudah di dalam kehidupan sehari-hari karena selalu ada setiap harinya dan

ada di setiap daerah-daerah terpencil di Indonesia, sehingga energi inilah

yang akan dimanfaatkan untuk dapat menjadi energi utama dalam sumber

penggerak pompa air sehingga dapat digunakan dalam wilayah terpencil

sekalipun.

1.1 Rumusan Masalah

Penelitian ini menggunakan media kolektor seri yang dipanaskan

dengan 6 buah bohlam lampu, untuk mengoperasikan pompa air dengan

sistem termodinamik maka diperlukan juga fluida kerja untuk pemompaan.

Penelitian ini menggunakan fluida kerja dietil eter. Ketika proses penguapan

yang terjadi akibat pemanasan melalui pemanasan pada kolektor seri dengan

pemanas 6 buah bohlam lampu yang memanaskan fluida kerja (dietil eter),

akan terjadi proses penguapan fluida kerja, ketika proses penguapan tersebut

tekanan fluida kerja akan naik sehingga pompa dapat memompa ke tempat

yang membutuhkan air. Sedangkan pada saat fluida kerja mengalami

pengembunan tekanan fluida kerja akan turun, penurunan tekanan ini

digunakan untuk membawa air dari sumber air ke dalam pompa. Proses

tersebut memerlukan suatu energi panas untuk penguapan dan pendinginan

untuk pengembunan. Energi panas dapat diperoleh dari energi surya

sedangkan pada pendinginan dapat diperoleh dari udara yang bergerak dan

air. Kinerja pompa tergantung pada proses penguapan fluida kerja dan

(22)

oleh sifat fluida kerja, massa fluida kerja dan beban (head) pemompaan.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Fluida kerja yang digunakan harus dapat memenuhi kriteria yang

mudah untuk menguap dan mudah untuk diembunkan. Fluida

kerja yang digunakan adalah dietil eter yang bertitik didih 35 oC

dan memiliki massa jenis 0.713gr/ml.

2. Banyaknya massa fluida kerja juga dapat mempengaruhi sistem

pemompaan. Dengan massa fluida yang lebih banyak

menghasilkan tekanan yang lebih besar tetapi proses penguapan

yang lama. Penelitian ini meneliti besarnya pengaruh massa dietil

eter yang digunakan terhadap kerja pompa air dengan sistem

termodinamik.

3. Beban pemompaan dapat mempengaruhi kecepatan penguapan

fluida kerja sehingga dapat berpengaruh pada kinerja pompa.

Penelitian ini akan meneliti pengaruh beban pemompaan tersebut

pada kinerja pompa air termodinamik.

4. Penelitian ini meneliti pengaruh volume udara tekan dengan

jumlah yang berbeda yang terkompresi pada tabung udara tekan

terhadap kinerja pompa air termodinamik.

5. Penelitian ini meneliti pengaruh volume udara pada panas dan

(23)

1.2 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini:

1. Membuat pompa air energi thermal dengan fluida kerja dietil eter

dengan sumber pemanas 6 buah bohlam lampu yang digunakan

untuk memanaskan kolektor seri.

2. Meneliti daya pemompaan maksimum.

3. Meneliti debit pemompaan maksimum.

4. Meneliti efisiensi maksimum pompa.

5. Meneliti efisiensi maksimum kolektor.

1.3 Manfaat

Manfaat pada penelitian ini:

1. Menambah pengetahuan teknologi pompa air yang menggunakan

energi termal.

2. Dapat memanfaatkan sumber daya alami.

3. Dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan energi listrik

dalam pengoperasian pompa air.

4. Dapat digunakan di daerah-daerah yang sulit mendapatkan

(24)

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Pada penelitian ini dibuat pompa air energi termal dengan

pemanasan menggunakan 6 buah bohlam lampu dengan 350 watt

per bohlamnya yang digunakan sebagai sumber panas dengan

cara memanaskan kolektor pipa seri.

2. Tekanan udara untuk perhitungan kompresi udara. Udara sekitar

diasumsikan bertekanan 1 bar.

3. Variasi yang akan dilakukan bukaan katup fluida (dietil eter)

(25)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Energi surya dapat digunakan untuk pemanas pada sistem pompa air

energi termal. Terdapat dua metode dalam pemanfaatan energi surya agar

dapat menghasilkan energi mekanik. Dua metode tersebut ialah: metode

konversi dan metode termodinamik. Pada metode konversi, energi surya

langsung dikonversikan menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan dari

energi listrik digunakan untuk menggerakan pompa air termal.

Pengkonversian energi surya ke tenaga listrik tersebut menggunakan

photovoltaic atau thermoelektrik. Pada metode termodinamik alat yang

digunakan untuk mengumpulkan energi termal tenaga surya adalah kolektor

termal, baik jenis pelat datar maupun fokus. Energi termal inilah yang

digunakan untuk menaikan tekanan dan temperatur fluida kerja yang dapat

memompa air. Fluida kerja dengan tekanan dan temperatur yang tinggi ini

akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi mekanik baik langsung

maupun tidak langsung. Energi mekanik yang telah dihasilkan akan

dimanfaatkan untuk menggerakan pompa air konvensional (dengan siklus

Rankine, Brayton atau Stirling) dan pompa air yang didisain dengan desain

(26)

media pendingin uap fluida kerjanya yaitu menggunakan pendinginan air

atau udara.

Komponen yang utama pada pompa air energi termal ini adalah

penggerak pompa air, pompa air dan kondensor. Pompa air yang digunakan

ialah jenis pompa air benam. Pompa air benam ini selalu terletak dibawah

pemukaan air. Kondensor digunakan untuk mempercepat proses

pendinginan. Pendinganan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

menggunakan fluida air dan udara. Pada penelitian ini kondensor yang

digunakan adalah pipa tembaga yang berbentuk spiral. Pada penggerak

pompa air, terdapat penampung fluida kerja cair dan pemanas fluida kerja.

Selain pemanasan dengan energi surya tenaga termal fluida kerja juga bisa

dipanaskan menggunakan media kolektor, dalam penelitian kali ini

digunakan media kolektor seri yang dipanaskan dengan cara disinari oleh

lampu berjumlah 6 buah lampu dimana 1 buah bohlam lampu tersebut

berkapasitas 350 watt. Pada penelitian ini, fluida kerja yang digunakan

adalah fluida kerja dietil eter.

Prinsip kerja pompa air pada penelitian ini adalah sebagai berikut,

Bagian katub pemanas fluida kerja yang menampung fluida kerja cair (dietil

eter) dibuka. Fluida kerja (dietil eter) cair masuk ke bagian pemanas yang

berbentuk seri dan terpanasi oleh lampu yang kemudian akan menguapkan

dietil eter yang berbentuk cair tersebut menjadi uap. Dietil eter yang telah

berubah menjadi uap akan mendorong dan memberi tekanan hingga

melewati kondensor berbentuk spiral yang terhubung ke tabung udara tekan.

(27)

eter) terbentuk. Setelah itu, air di pompa benam akan terpompa ke atas itu

terjadi selama tekanan di dalam tabung tekan mengalami kenaikan tekanan.

Air yang terpompa pada pompa benam akan mengalir ke dalam bak

penampung atas. Proses mengalirnya air dari pompa benam ke bak

penampung atas tersebut disebut sebagai langkah tekan. Sebagian air yang

terdapat pada bak penampungan akan mengalir ke kondensor. Akibat di

permukaan kondensor teraliri air maka di dalam kondensor mengalami

pendinginan sehingga uap yang menguap pada waktu proses pemanasan akan

mengalami pengembunan. Proses pengembunan inilah yang menyebabkan

tekanan pada sistem akan mengalami penurunan. Penurunan tekanan ini

menyebabkan air di dalam sumber air terhisap ke dalam pompa benam

sehingga proses tersebut dapat disebut dengan proses hisap. Dalam satu

siklus pemompaan terdiri dari satu langkah tekan dan satu langkah hisap.

Siklus pemompaan akan terus berlangsung selama masih ada energi panas

yang cukup untuk kembali menguapkan fluida kerja (dietil eter) agar dapat

melakukan pemompaan air kembali.

2.2 Persamaan yang Digunakan

Untuk mengetahui unjuk kerja pompa air energi termal ini

dibutuhkan persamaan yang dapat membantu mengetahui unjuk kerja sistem

pompa air ini. Unjuk kerja pompa air energi termal di antaranya dinyatakan

dengan daya pompa dan efisiensi pompa. Efisiensi pompa merupakan

(28)

Menghitung daya pemompaan dapat dengan menggunakan

persamaan berikut (Soemitro, 1986):

P

pompa

gQH

(1)

Q =

dengan adalah daya pemompaan, ρ adalah massa jenis air, g adalah

percepatan gravitasi, Q adalah debit pemompaan, H adalah head

pemompaan.

Efisiensi pompa merupakan perbandingan antara daya output

pompadengan daya input pompa. Efisiensi pompa dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut.

(2)

P.output pompa = daya pompa

P.output pompa =

Kompresi udara tekan adalah besarnya tekanan yang terjadi akibat

perubahan volume udara didalam tabung tekan pada massa udara tetap.

Untuk dapat menghitung kompresi udara tekan ditabung tekan maka

menggunakan persamaan sebagai berikut.

(29)

p1 adalah tekanan udara awal, p2 adalah kompresi udara tekan, V1

adalah volume udara awal, dan V2 adalah volume udara akhir.

Efisisensi termal adalah perbandingan antara daya pemanas output

dengan daya pemanas input, efisiensi termal dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut.

% 100 ) (

) (

input pemanas

output pemanas termal

P P

(4)

P pemanas output = daya input pompa

P pemanas input = daya lampu

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian pompa air energi surya termal menunjukkan waktu yang diperlukan untuk pengembunan uap fluida kerja dipengaruhi oleh debit

dan temperatur air pendingin yang masuk ke dalam kondensor (Sumathy et.

al., 1995). Penelitian prototipe pompa air energi surya termal dengan siklus

Rankin menggunakan fluida kerja refrijeran R 113 diuji untuk mengetahui

cara kerjanya (Spindler et. al., 1996). Penelitian secara teoritis pompa air

energi surya termal yang menggunakan dua fluida kerja, yaitu n-pentane dan

etil eter menunjukkan bahwa efisiensi pompa dengan etil eter lebih tinggi

17% dibanding n-pentane pada head 6 m (Wong, 2000). Penelitian pompa air

energi surya menggunakan kolektor pelat datar sederhana seluas 1 m2 dengan

(30)

tergantung dari ketinggian head pemompaan (6-10 m). Efisiensi sistem

mencapai 0,34-0,42% (Wong, 2001b). Penelitian pompa air energi surya

termal dengan menggunakan metode matematis menunjukkan unjuk kerja

pompa ditentukan oleh fraksi uap dari siklus yang terjadi. Naiknya temperatur

maksimum pemanasan meningkatkan daya pemompaan, sementara penurunan

efisiensi disebabkan oleh kerugian panas karena proses penguapan dan

(31)

13

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Skema Alat

Pompa air energi termal yang di buat ini bekerja dengan cara

memanfaatkan panas kolektor pipa seri yang dipanaskan dengan bohlam

lampu pemanas sebanyak 6 buah bohlam lampu yang berdaya 375 watt/buah

sebagai sumber panas. Pompa air energi termal ini menggunakan dietil eter

sebagai fluida kerjanya. Berikut ini adalah gambar skema alat pada Gambar

[image:31.595.101.528.190.690.2]

3.1.

Gambar 3.1 Skema alat

1

13

15

8

9 6

4

3

5

14

2

7

11 10

(32)

Bagian-bagian utama pada alat penelitian di Gambar 3.1 :

1. Pipa tembaga dengan diameter ½ inchi sepanjang 5,20 m dipasang

secara seri dan diletakan pada pelat tembaga seperti pada Gambar L.1.

2. Plat tembaga sebagai penampang kolektor seperti pada Gambar L.1.

3. Lampu pemanas sebanyak 6 buah lampu seperti pada Gambar. L.4.

4. Tabung pemisah uap terbuat dari stainless steel dengan ukuran

diameter 10 cm dan tinggi 15,5 cm seperti pada Gambar L.2.

5. Penampung dietil eter cair dengan diameter 15 cm, tinggi 20 cm

terbuat dari stainless steel seperti pada Gambar L.9.

6. Kipas pendingin kondensor seperti pada Gambar. L.8.

7. Kondensor spiral dari stainless steel diameter ¾ inci dengan panjang 8

m seperti pada Gambar. L.5.

8. Tabung air tekan, dengan diameter 40 cm, tinggi 100 cm dan terbuat

dari plat baja dengan tebal 1 mm seperti pada Gambar. L.3.

9. Katup bukaan air kran.

10.Tabung tekan udara dari pipa PVC diameter 4 inci, tinggi 2 m seperti

pada Gambar. L.7.

11.Pipa PVC diameter ¾ inchi dengan panjang 2m.

12.Pompa benam, terbuat dari PVC diameter 4 inci, panjang 2 seperti

pada Gambar. L13.

13.Katup searah pada sisi tekan.

14.Bak penampung bawah seperti pada Gambar L.12.

(33)

Pompa air termal ini terdapat tabung pemisah uap yang berguna

untuk meminimalisir fluida kerja cair yang ikut terbawa uap supaya dapat

terpisah sesuai Gambar 3.2.

[image:33.595.99.496.188.697.2]

Gambar. 3.2 Tabung pemisah fluida kerja cair dan gas

(34)

Sistem kerja pompa air energi termal pada penelitian ini bekerja

pada saat pemanasan pipa tembaga yang disusun secara seri dan dipasang

di penampang plat datar yang terpanasi oleh lampu yang berjumlah 6 buah

bohlam lampu. Pemanasan menggunakan lampu yang dinyalakan

menggunakan listrik hingga mencapai panas 114°C. Setelah mencapai

pemanasan yang cukup, katup dibuka sehingga fluida kerja (dietil eter)

akan mengalir masuk ke dalam pipa tembaga seri yang dan akan

mengalami penguapan. Uap dietil eter yang telah terpanasi akan masuk ke

tabung pemisah fluida kerja. Di tabung pemisah uap ini, dietil eter yang

masih cair akan terdorong sampai tabung pemisah yang akan memisahkan

antara uap dan dietil eter yang masih cair. Dietil eter yang masih cair akan

dikembalikan ke pemanas dan uap dietil eter yang terpanaskan kemudian

akan mengalir masuk ke kondensor. Dietil eter yang menguap tersebut

selanjutnya akan menuju tabung tekan air dan akan memberikan tekanan

di tabung tekan air. Air yang tertekan uap dietil eter pada tabung tekan

akan memberi tekanan yang menuju tabung tekan udara. Di tabung tekan

udara, air mengalami kenaikan dan menyebabkan terjadinya kompresi.

Pada saat udara terkompresi, pompa benam bekerja dan katup searah pada

sisi tekan akan membuka, karena mendapat tekanan dari air yang

terpompa sampai tangki air out put. Pada saat proses pendinginan, udara

kipas dan air hasil pompa dibantu dengan air kran di alirkan ke pipa

kondensor agar suhu pemanasan menurun. Dengan demikian uap dietil

(35)

menyebabkan tekanan menurun dan air yang berada di tabung tekan udara

juga akan menurun. Pada saat penurunan air pada tabung tekan udara dan

penurunan tekanan, katup searah sisi hisap di pompa benam terbuka dan

akan mulai bekerja sehingga akan terjadi proses penghisapan air dari

sumur. Siklus pemompaan akan terus berlangsung selama masih ada

energi panas yang cukup untuk kembali menguapkan dietil eter agar dapat

melakukan pemompaan air kembali.

3.2 Variasi Variabel

Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variasi dengan 2 tabung tekan udara pada ketinggian air 140

cm dan pendinginan uap fluida kerja (dietil eter) pada

kondensor menggunakan air pompa + air keran, air pompa +

udara alami, dan kipas dengan ketinggian pipa buang 3,20 m.

2. Variasi dengan 2 tabung tekan udara pada ketinggian air 140

cm dan bukaan katup ¾ selama 20 detik, 15 detik, 10 detik

dengan pendinginan uap fluida kerja pada kondensor

menggunakan air pompa dan air kran.

3. Variasi dengan 2 tabung tekan udara pada ketinggian air 140

cm dan bukaan katup 15 detik dan variasi pendinginan

menggunakan air pompa + air keran, air pompa + udara alami,

(36)

Variasi dengan 2 tabung tekan udara pada ketinggian air 140 cm

dan pendinginan uap fluida kerja pada kondensor menggunakan air pompa

+ air keran, air pompa + udara alami, dan kipas seperti yang ditunjukkan

[image:36.595.101.514.194.675.2]

pada Gambar 3.4, Gambar 3.5, Gambar 3.6.

Gambar. 3.4 Pendinginan kondensor menggunakan air pompa dan air kran.

Gambar 3.5 Pendinginan kondensor menggunakan air hasil pompa dan udara alami

Air hasil pompa

Udara alami Kondensor

Air hasil pompa

Air Kran

(37)
[image:37.595.102.517.110.694.2]

Gambar 3.6 Pendinginan kondensor menggunakan kipas.

Variasi dengan 2 tabung tekan udara pada ketinggian air 140 cm dan

bukaan katup ¾ selama 20 detik, 15 detik, 10 detik seperti ditunjukkan pada

Gambar 3.7, Gambar 3.8, dan Gambar 3.9.

Gambar 3.7 Bukaan katup dietil eter ¾ selama 20 detik Kipas

Kondensor

Level air 140cm

(38)
[image:38.595.100.537.96.699.2]

Gambar 3.8 Bukaan katup dietil eter ¾ selama 15 detik.

Gambar 3.9 Bukaan katup dietil eter ¾ selama 10 detik.

Level air 140cm

Level air 140cm Bukaan katup 15 detik

(39)

Variasi dengan 2 tabung tekan udara pada ketinggian air 140 cm dan

bukaan katup 15 detik dan variasi pendinginan menggunakan air pompa + air

[image:39.595.101.524.194.728.2]

keran, air pompa + udara alami, dan kipas seperti ditunjukkan pada Gambar 3.10,

Gambar 3.11 dan Gambar 3.12

Gambar 3.10 Bukaan katup dietil eter 15 detik dengan pendinginan air pompa dan kran.

Gambar 3.11 Bukaan katup dietil eter 15 detik dengan pendingin kipas.

Level air 140cm

Bukaan katup 15 detik Kondensor

Air pompa

Air kran

Kipas

Bukaan katup 15 detik

(40)

Tabung tekan yang digunakan dalam penelitian ini semua menggunakan

[image:40.595.101.491.189.711.2]

variasi 2 tabung tekan dan head pompa 3.20 m. Gambar 3.12. dan gambar 3.13.

Gambar. 3.12 Katup kedua tabung tekan terbuka.

Gambar. 3.13 Ketinggian Head pompa 3,20. Kran atas tabung tekan

terbuka keduanya

Kran bawah tabung tekan terbuka

(41)
[image:41.595.102.509.112.730.2]

3.3 Parameter yang diukur

Gambar 3.14 Posisi alat ukur

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah :

1. T1(A) : Temperatur pada plat atas.

2. T2(A) : Temperatur pada plat bawah.

3. T3( A) : Temperatur pada input kondensor.

4. T4(A) : Temperatur pada output evaporator.

5. T1(B) : Temperatur pada output pendinginan air

kondensor.

6. T2(B) : Temperatur pada output kondensor.

7. T3(B) : Temperatur pada input evaporator.

8. T4(B) : Temperatur pada air di kondensor.

9. Tekanan pada bagian pemanas ( )

P1

P2

P3 h

Vap

Vat T1(A)

T4( A)

T4(B)

T1(B)

T3(A)

T2(A)

T2(B)

(42)

10. Tekanan pada bagian tabung fluida kerja (dietil eter) ( )

11.Tekanan pada Tekanan pada bagian tabung udara tekan ( )

12.Kenaikan air pada tabung udara tekan (h)

13.Volume pemompaan (Vap)

14.Volume air terhisap (Vat)

15.Waktu pemompaan ( )

16.Waktu pemanasan ( )

17.Waktu pendinginan ( )

Pada penelitian ini, pengukuran temperatur menggunakan

thermologger sedangkan untuk pengukuran waktu menggunakan

stopwatch. Dan pengukuran volume menggunakan bak penampung dan

alat ukur meteran.

3.4 Langkah Penelitian

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk pengambilan

data penelitian :

1. Persiapkan alat pompa air termal.

2. Panaskan kolektor seri dengan lampu pemanas.

3. Pengambilan data dimulai saat temperatur pada kolektor sudah

mencapai 114°C.

4. Pada variasi bukaan katup fluida kerja (dietil eter) mula-mula

dilakukan pengisian fluida kerja dietil eter dengan bukaan

(43)

kondensor, menggunakan 2 tabung pipa tekan, dengan

pendinginan menggunakan air pompa dan air kran yang

dilakukan sebanyak 2 kali pengambilan data.

5. Data yang dicatat adalah temperatur bagian dasar pada

pemanas ( ), temperatur bagian tengah pada pemanas (

temperatur bagian pipa pemanas yang mengalir ke tabung

pemisah ( ), temperatur bagian pipa pemanas yang mengalir

dari tabung penampung ke pemanas ( ), tekanan pada bagian

pemanas ditujukkan pada ( ), tekanan pada bagian tabung air

tekan ditunjukkan pada ( ), tekanan pada bagian tabung udara

tekan ditunjukkan pada ( ), kenaikan air pada tabung udara

tekan (h), volume pemompaan (v), waktu pemompaan

( ), waktu pemanasan ( ) dan waktu pendinginan

( ).

6. Langkah 2 diulangi dengan menggunakan variasi pengisian

fluida kerja dietil eter, tetapi dengan bukaan katup ¾ selama 15

detik ke pemanas kolektor seri dan kondensor, menggunakan 2

tabung pipa tekan, dengan pendinginan menggunakan air

pompa dan air kran yang dilakukan sebanyak 2 kali

pengambilan data.

7. Langkah 2 diulangi dengan menggunakan variasi pengisian

fluida kerja dietil eter dengan bukaan katup ¾ selama 10 detik

(44)

tabung pipa tekan, dengan pendinginan air pompa dan air kran

yang dilakukan sebanyak 2 kali pengambilan data.

8. Langkah 2 diulangi dengan menggunakan variasi pengisian

fluida kerja dietil eter dengan bukaan katup ¾ selama 15 detik

ke pemanas kolektor seri dan kondensor, menggunakan 2

tabung pipa tekan, dengan pendinginan air pompa dan udara

alami yang dilakukan sebanyak 2 kali pengambilan data.

9. Langkah 2 diulangi dengan menggunakan variasi pengisian

fluida kerja dietil eter dengan bukaan katup ¾ selama 15 detik

ke pemanas kolektor seri dan kondensor, menggunakan 2

tabung pipa tekan, dengan pendinginan menggunakan udara

kipas yang dilakukan sebanyak 2 kali pengambilan data.

10.Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Persamaan

(45)

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah hasil pengambilan data penelitian yang telah

diperoleh dengan memvariasikan waktu bukaan katup fluida kerja (dietil eter) dengan

waktu 20 detik, 15 detik, dan 10 detik, masing-masing data dari variasi waktu bukaan

tersebut diambil sebanyak 2 kali. Variasi selanjutnya yang divariasikan adalah

pendinginan kondensor pada alat pompa termal dengan menggunakan air hasil

pemompaan dan air kran, air hasil pemompaan dan udara alami, dan kipas. Pada data

yang dimuat di bagian kolom data terdapat 2 baris data yang menyatakan awal dan

akhir, 2 baris kolom awal dan bukaan 0,75 tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Awal : Kondisi saat mulai siklus (keadaan sebelum pompa termal di operasikan dan

proses pemanasan fluida kerja (dietil eter) belum terjadi di kolektor pemanas),

serta kondisi alat-alat ukur sudah kembali ke posisi awal. Bisa dikatakan awal

siklus tekan atau akhir siklus hisap.

(46)

Lama buka katup : Lamanya waktu bukaan katp fluida kerja dietil eter

Termokopel A

T1 : Temperatur pada plat atas.

T2 : Temperatur pada plat bawah.

T3 : Temperatur pada input kondensor.

T4 : Temperatur pada output evaporator.

Termokopel B

T1 : Temperatur pada output pendinginan air kondensor.

T2 : Temperatur pada output kondensor.

T3 : Temperatur pada input evaporator.

T4 : Temperatur pada air di kondensor.

P1 : Tekanan udara pada pada pipa pemanas.

P2 : Tekanan udara pada 2 tabung tekan air.

P3 : Tekanan udara pada tabung tekan udara.

T pompa : Lama waktu pemompaan. Dimulai ketika air terpompa

keluar dari ujung tertinggi pipa buang sampai air berhenti

terpompa.

T dingin : Lama waktu pendinginan. Dimulai ketika kondensor mulai

di dinginkan sampai alat ukur dan fluida pada tabung tekan

kembali

Level air : Ketinggian air pada tabung tekan udara.

(47)
[image:47.842.120.750.107.293.2]

Tabel 4.1 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 20 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

katup

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jml hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

20 s Awal 0,07 0,01 0 131 112 30 34 25 26 33 25 140 0,0444

0,75 0,59 0,54 0,44 60 61 42 40 27 37 35 27 221,2 4,3 3,2 2280 84 0,0812

Tabel 4.2 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 20 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

katup

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jml hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

20 s Awal 0,06 0,01 0 131 112 30 28 25 25 34 25 140 0,0444

0,75 0,59 0,57 0,45 61 61 44 43 27 27 37 26 231,5 4,9 3,2 2400 87 0,0915

(48)

Tabel 4.3 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 15 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

katup

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jml Hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

15 s Awal 0,09 0,03 0 123 107 28 34 25 27 45 26 140 0,0444

[image:48.842.114.758.147.365.2]

0,75 0,6 0,55 0,42 58 54 42 40 27 37 35 27 234,2 4,7 3,2 3600 90 0,0942

Tabel 4.4 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja selama 15 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

Air (cm) Jml Hisap (cm Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

15 s Awal 0,07 0 0 124 101 30 36 27 27 39 26 140 0,0444

0,75 0,59 0,52 0,42 59 59 41 40 26 37 37 26 231.5 4,3 3,2 2280 93,6 0,0915

(49)
[image:49.842.117.763.128.469.2]

Tabel 4.5 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 10 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jmlah hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

10 s Awal 0,08 0,02 0 132 113 29 33 25 25 37 26 140 0,0444

0,75 0,58 0,55 0,42 77 62 46 46 27 37 34 26 219 3,9 3,2 2640 72 0,079

Tabel 4.6 Hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 10 detik dan bukaan katup 0,75 Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jmlah hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

10 s Awal 0,08 0 0 130 110 27 33 25 27 48 25 140 0,0444

0,75 0,59 0,55 0,42 65 60 43 43 27 38 35 26 217 3,9 3,2 2460 71,4 0,077

[image:49.842.119.770.138.309.2]
(50)
[image:50.842.117.755.119.274.2]

Tabel 4.7 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan menggunakan kran + air terpompa dengan bukaan katup 0,75 selama 15. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara.

Tabel 4.8 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan menggunakan hasil pompa + udara alami dengan bukaan katup fluida kerja dietil eter 0,75 selama 15. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara. Lama buka katup Variasi katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jmlah hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

15 s Awal 0,1 0,06 0 130 116 25 29 25 24 20 29 140 0,0444

0,75 0,58 0,52 0,42 82 66 43 43 26 35 22 25 222 3,5 3,2 23400 60 0,082

Lama

buka

katup

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air (cm) Jmlah hisap (cm) Head Pompa (m) T Dingin (s) T Pompa (s) Level Sumur (L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

15 s Awal 0,07 0 0 124 101 30 36 27 27 39 26 140 0,0444

0,75 0,59 0,52 0,42 59 59 41 40 26 37 37 26 231.5 4,3 3,2 2280 93,6 0,0915

[image:50.842.113.756.262.464.2]
(51)

0,75 selama 15. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama

buka

katup

Variasi

katup

Tekanan Termokopel A Termokopel B Level

air

(cm)

Jmlah

hisap

(cm)

Head

Pompa

(m)

T

Dingin

(s)

T

Pompa

(s)

Level

Sumur

(L)

P1 P2 P3 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

15 s Awal 0,07 0,02 0 126 112 27 27 22 24 27 27 140 0,0444

0,75 0,62 0,57 0,42 81 66 42 45 27 40 42 45 229,5 4,1 3,2 14400 85,5 0,0895

(52)

Untuk mengetahui unjuk kerja pompa air energi thermal ini dibutuhkan

persamaan yang dapat membantu mengetahui unjuk kerja sistem pompa air ini.

Setelah mendapatkan data dari unjuk kerja pompa air ini maka dapat dilakukan

perhitungan untuk mengetahui unjuk kerja pompa air energi termal. Perhitungan di

bawah ini menggunakan data pertama pada variasi lama bukaan katup fluida kerja

selama 20 detik dan bukaan katup 0,75 (Tabel 4.1)

Perhitungan yang pertama adalah menghitung daya pompa. Untuk

mengetahui perhitungan daya pompa ini dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan (1), variabel yang diketahui adalah :

Head = 3,2 m ΔVsumur = 7,955 liter

air = 1000 kg/m3 tpompa = 84 s

g = 9,81 m/det2

Perhitungan daya pompa adalah :

Ppompa = g Q H

Ppompa = (1000 kg/m3)(9,81 m/s2)(

) (3,2meter)

(53)

Perhitungan kedua adalah menghitung efisiensi pompa. Untuk mengetahui

efisiensi pompa dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2). variabel yang

diketahui adalah :

Vol ether cair = 1,06 ltr ρ eter = 0,7138 kg/m3

Hfg = 358,37 kj/g P pompa = 13,620 watt

T pemanas = 2364 s

Perhitungan massa ether :

= V ether cair. ρ

= 1,06 ltr x 0,7138 kg/m3

= 0,75657 kg

= 756,57 gr

Penghitungan daya input pompa :

=

=

(54)

Penghitungan daya output pompa :

Output pompa = P pompa

= 2,9728 watt

Penghitungan efisiensi pompa :

11,85

Perhitungan ketiga adalah perhitungan kompresi udara tekan. Untuk

menghitung kompresi udara tekan dapat diggunakan persamaan (3). Variabel yang

diketahui adalah :

P1 = 1 bar

V2 = 5, 9639 liter

V1 = liter

Berikut ini adalah perhitunganya :

(55)

Perhitungan keempat adalah perhitungan efisiensi termal. Untuk menghitung

efisiensi termal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4) . Variabel yang

digunakan adalah :

P pemanas ( input ) = 2250

P pemanas ( output ) = 114,692

% 100 ) ( ) ( input pemanas output pemanas termal P P  % 100 2250 114,692termal  % 10 , 5  termal

Untuk menghitung daya keluaran dan daya hisap pompa dapat digunakan

dengan perhitungan sebagai berikut:

Diketahui :

Massa air pompa = 7.43613858 liter

Δt = 2364 s

ΔP3 = 44000 Pa

V tabung tekan = 0,006579806 m3

(56)

Perhitungan energi yang dikeluarkan :

Daya keluaran =

Daya keluaran =

Daya keluaran = 0,0987458 watt

Perhitungan energi hisap :

Daya hisap = Δ Δ

Daya hisap =

(57)

Tabel 4.10 Rata-rata hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 20 detik dan bukaan katup 0,75 Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama Bukaan Air terpompa (liter) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Pompa (%) Efisiensi Termal (%) Waktu Dingin (s) Daya Hisap (watt) Daya Keluar (watt) Waktu Pompa (s) ΔVolume Sumur (liter)

20 7,436 7,96 2,588 5,104 2280 0,225 0,098 84 7,955

20 9,241 9,07 2,961 4,909 2400 0,259 0,118 87 9,065

Rata-rata 8,338 8,51 2,774 5,006 2340 0,24 0,107 85,5 8,51

Tabel 4.11 Rata-rata hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 15 detik dan bukaan katup 0,75 Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama Bukaan Air terpompa (liter) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Pompa (%) Efisiensi Termal (%) Waktu Dingin (s) Daya Hisap (watt) Daya Keluar (watt) Waktu Pompa (s) Δvolume Sumur (liter)

15 8,381 8,695 4,003 3,366 3600 0,146 0,07 90 8,695

15 8,166 7,955 2,374 4,993 2280 0,24 0,108 93,6 7,955

Rata-rata 8,274 8,325 4,50 12,20 2940 0,193 0,089 91,8 8,325

Tabel 4.12 Rata-rata hasil data penelitian dengan variasi lama bukaan katup fluida kerja dietil eter selama 10 detik dan bukaan katup 0,75 . Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama Bukaan Air Terpompa (liter) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Pompa (%) Efisiensi Termal (%) Waktu Dingin (s) Daya Hisap (watt) Daya Keluar (watt) Waktu Pompa (s) ΔVolume Sumur (liter)

10 7,092 7,215 3,361 4,159 2640 0,143 0,082 72 7,215

10 6,662 7,215 3,245 4,343 2460 0,206 0,082 71,4 7,215

Rata-rata 6,877 7,215 6,46 4,251 2550 0,174 0,082 71,7 7,215

(58)
[image:58.842.130.752.129.207.2]

Tabel 4.13 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja dietil eter menggunakan air kran+air terpompa dengan bukaan katup 0,75 selama 15 detik. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter menggunakan 2 tabung tekan udara.

Tabel 4.14 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja dietil eter menggunakan air terpompa + udara alami dan bukaan katup 0,75 selama 15 detik. Level air 140 cm, head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama Buka Katup Air Terpompa (liter) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Energi Pompa(%) Efisiensi Energi Termal(%)

Q Input Energi (joule) Q Output Energi (Joule) Daya Hisap (watt) Daya Keluar (watt) Δvolume Sumur (liter)

[image:58.842.137.756.338.445.2]

15 7.436 6,475 0,213 0,0081 255431,88 543,082 0,240 0,108 6,475

Tabel 4.15 Hasil data penelitian dengan variasi pendinginan fluida kerja menggunakan kipas dengan bukaan katup 0,75 selama 15 detik. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama Buka katup Air terpompa (liter) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Energi Pompa (%) Efisiensi Energi Kolektor (%) Q Input Energi (joule) Q Output Energi (Joule) Daya Hisap (watt) Daya Keluar (watt) ΔVolume Sumur (liter)

15 9.112 7,585 0,244 0,824 273103,27 665,510 0,0335 0,01974 7,585

Lama Buka katup Air terpompa (liter) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Pompa (%) Efisiensi Termal (%) Waktu Dingin (s) Daya Hisap (watt) Daya Keluar (watt) Waktu Pompa (s) Δvolume Sumur (liter)

15 8.166 7.955 2,374 4,993 2280 0,24 0,108 93,6 8,325

(59)

Tabel 4.16 Hasil data perhitungan pada penelitian dengan variasi bukaan katup fluida kerja dengan bukaan katup 0,75 selama 20, 15, 10 detik yang dirata-ratakan. Level air 140 cm dengan head pemompaan 3,20 meter dan menggunakan 2 tabung tekan udara.

Lama Buka katup Debit Pompa (liter/mnt) Jumlah Hisap (liter) Efisiensi Pompa (%) Efisiensi Kolektor (%) Waktu Dingin (s) Daya hisap Daya Pompa (watt) Waktu Pompa (s) ΔVolume Sumur (liter) Rata-rata 20

5,967 8,51 2,775 5,006 2340 0,24 3,122 85,5 8,51

Rata-rata 15

6,024 8,33 3,189 4,18 2940

Gambar

Gambar 3.1  Skema alat
Gambar. 3.3 Skema tabung pemisah
Gambar. 3.4 Pendinginan kondensor menggunakan air pompa dan air kran.
Gambar 3.6 Pendinginan kondensor menggunakan kipas.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Rahayu (2009) yang menyatakan bahwa penurunan kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa

Hasil dari pengisian kuesioner ini harus dicetak dan diserahkan kepada asesor untuk digunakan sebagai data yang akan dipergunakan dalam melakukan penilaian terhadap Sub Kriteria

Akan tetapi nomor anak pada anak-bab ditulis dengan satu angka Romawi dan dua angka Arab yang masing- masing dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab,

(1) Setiap pimpinan atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib melarang setiap peserta didik, pendidik, tenaga

Berangkat dari pemikiran dan fenomena yang telah dijelaskan dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah apakah program bimbingan karir untuk

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis pendidikan karakter, Lembar Kerja Siswa (LKS),

Setelah mengikuti materi ini, peserta pelatihan akan dapat: • memahami sikap mental yang diperlukan untuk menjadi. teknopreneur

Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jahe ( Zingiber officinale ) terhadap Tikus Putih Jantan ( Rattus novegicus ).. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas