-! " #
$ % &
'
! " " ./ " 0 / # $%&'()$()
-
--
--
-
-
-*
%
&
% %
' $ ( ) ! * # $
+ ( , - ! . / $ "
# $
0 . 1
2 ( " * % $ % % #
3 4 # $
%
%
5 4 6 " #
$
% 6 %
%
% %
% 4 % %
%
&
&
&
'
&
&
8
& 7
7
7
%
& "9 *
"
:
7
ix
LEMBAR PERNYATAAN ………..……... v
KATA PENGANTAR ………... vi
INTISARI ………...……….. viii
DAFTAR ISI ………. ix
DAFTAR GAMBAR ………...………. xii
DAFTAR TABEL ………....……….……… xv
DAFTAR ISI LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang ……….…… 1
1.2 Rumusan Masalah ………. 2
1.3 Tujuan Penelitian ………. 3
1.4 Batasan Masalah ………. 3
BAB II LANDASAN TEORI ………. 4
2.1 Prinsip Kerja ………. 5
2.2 Efisiensi………...………. 5
2.2.1 Efisiensi Sensibel Evaporator (ηS) ………. 5
2.2.2 Efisiensi Laten Evaporator (ηL) …...………. 6
2.2.3 Efisiensi Kolektor (ηC) ………. 8
2.2.4 Efisiensi Sistem (ηsistem) ………. 8
2.3 Tinjauan Pustaka ………. 9
BAB III METODE PENELITIAN ………. 11
3.1 Skema Alat ………. 11
3.2 Variabel yang Divariasikan ………. 12
x
air head 1030mm menggunakan membran ………...…. 19
4.1.4 Data Penelitian pompa air tenaga termal dengan fluida kerja
air head 1710mm menggunakan membran... …………. 21
4.1.5 Data Penelitian pompa air tenaga termal dengan
head 1030mm tanpa membran...…….……. 23
4.1.6 Data Penelitian pompa air tenaga termal dengan
head 1710mm tanpa membran ……...……. 25
4.2 Asumsi yang Digunakan dalam Perhitungan ………. 27
4.3 Perhitungan Data ………. 28
4.3.1 Perhitungan Efisiensi Sensibel Evaporator (ηS) …………. 28
4.3.1.1 Perhitungan Efisiensi sensibel dengan membran
dan fluida kerja alkohol...30
4.3.1.2 Perhitungan Efisiensi sensibel dengan membran
dan fluida kerja air...31
4.3.1.3 Perhitungan Efisiensi sensibel tanpa membran...31
4.3.2 Perhitungan Efisiensi Laten Evaporator (ηL) …………. 32
4.3.2.1 Perhitungan Efisiensi laten dengan membran dan
fluida kerja alkohol...35
4.3.2.2 Perhitungan Efisiensi laten dengan membran dan
fluida kerja air...36
4.3.2.3 Perhitungan Efisiensi laten tanpa membran...37
xi
4.3.3.3 Perhitungan Efisiensi evaporator
tanpa membran...39
4.3.4 Perhitungan Daya Pompa (Wout) ……...…... 40
4.3.4.1 Perhitungan Daya Pompa dengan membran dan fluida kerja alkohol...41
4.3.4.2 Perhitungan Daya Pompa dengan membran dan fluida kerja air...41
4.3.4.3 Perhitungan Daya pompa tanpa membran...42
4.3.5 Perhitungan Efisiensi Sistem (ηsistem) …...……. 43
4.3.5.1 Perhitungan Efisiensi sistem dengan membran dan fluida kerja alkohol...43
4.3.5.2 Perhitungan Efisiensi sistem dengan membran dan fluida kerja air...44
4.3.5.3 Perhitungan Efisiensi sistem tanpa membran...45
4.4 Analisis Data …………...………. 46
BAB V PENUTUP ………...………. 69
5.1 Kesimpulan …………...………. 69
5.2 Saran …………...………. 70
5.3 Penutup ………...…...………. 70
DAFTAR PUSTAKA ………. 71
# ! % "
$#
% ! ( ( ( ( ) *
! #
& ! ( ( ) *
! %
+ ! ( ( ) *
! &
" ! , *
! +
! ( ( ( ( *
! '"
$ ! ( ( ( ( )
,
! '
! ( ( )
,
,
! '
# ! ( ( ( ( ) ! ''
% ! ( ( ) ! '#
& ! ( ( ) ! '%
+ ! , ! '&
$" ! ( ( ( ( ! '+
$ ! ( ( ( ( ) * #"
$$ ! ( ( ) * #
$ ! ( ( ) * #$
$ ! , * #
$' ! ( ( ( ( * #
$# ! ( ( ( ( ) ,
#'
$% ! ( ( ) , ##
$& ! ( ( ) , #%
#
% ! $$
% ' *
% ! $"
& !"!
$
( % !
$#
! ' *
% ! $#
+ , , , , !"!
"!
$ + , , , , % !
"!
" + , , , , !"!
"
+ , , , , % !
% + , , !"!
")
& + , , % !
")
( + , , !"!
"#
$! + , , , , % !
"#
$ + , , !"! "%
$$ + , , % ! "%
$" + , , !"!
"&
$ + , , % !
"&
$) + , , !"!
"(
$# + , , % !
"(
$% + , , !"!
"(
$& + , , % !
!
$( + ' !"!
"% + , , - , !"!
"& + , , - , % !
"( + , , - , !"! )
#
# # !
$
'
#
#
!
# (
# )
) # ! # $ #
# (
# # !
# ) #
$
+ ! # ) #
+
!
,
& - !.* !/
0 1 .!2
" #
+
- $
4 digunakan dapat berbentuk tabung, koil atau rangkunan pipa.
Kolektor berfungsi sebagai evaporator, yakni menguapkan fluida kerja dan
menyalurkannya ke pompa. Karena menerima uap bertekanan pompa melakukan
kerja mekanik mendorong air yang ada di pompa ke tempat tujuan (tangki atas). Uap
masuk ke kondensor kemudian mengembun dan kembali ke evaporator.
Pengembunan uap ini menyebabkan tekanan dalam pompa turun (dibawah tekanan
atmosfir atau vakum) sehingga air dari sumber masuk dalam pompa dan proses
kembali langkah tekan pompa karena uap yang baru dari evaporator masuk ke dalam
pompa. Setiap satu langkah tekan pompa (karena uap bertekanan masuk pompa) dan
satu langkah hisap (karena uap mengembun di kondensor) disebut satu siklus. Pompa
dilengkapi dengan dua katup satu arah masing%masing pada sisi hisap dan sisi tekan.
Fungsi katup adalah agar pada langkah tekan air mengalir ke tujuan dan tidak
kembali ke sumber dan pada langkah hisap air yang dihisap adalah air dari sumber
2.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pompa air tenaga termal sederhana yaitu panas api dari kompor
memanaskan dan menguapkan air dalam evaporator. Uap bertekanan dari evaporator
mengalir menuju membran dan mendorong air dari pompa untuk keluar menuju
tangki penampung. Uap yang berada dalam tabung kondensor lalu didinginkan oleh
aliran air dan kembali ke evaporator. Pengembunan uap ini menyebabkan tekanan
dalam pompa turun (dibawah tekanan atmosfir atau vakum) sehingga air dari sumber
masuk dalam pompa dan dipanaskan kembali.
2.2 Efisiensi
Efisiensi dari suatu alat adalah perbandingan dari keluaran yang dihasilkan
dengan masukan yang diberikan. Unjuk kerja pompa air tenaga termal dinyatakan
dengan efisiensi evaporator (ηE) dan efisiensi sistem (ηSistem). Efisiensi evaporator
terdiri dari efisiensi sensibel evaporator (ηS) dan efisiensi laten evaporator (ηL).
2.2.1 Efisiensi Sensibel Evaporator (ηS)
Efisiensi sensibel evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara
jumlah energi yang dipakai untuk menaikkan temperatur sejumlah massa fluida kerja
dalam evaporator dari temperatur awal sampai temperatur penguapan (untuk alkohol
sekitar 78OC dan air 100OC ) dengan jumlah energi yang disediakan selama interval
waktu tertentu.
=
. .
4t :selang waktu yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur air
mencapai sekitar (940C)
Besarnya energi yang tersedia dihitung dengan cara memanaskan sejumlah
air dalam panci kemudian selang beberapa waktu di ukur temperaturnya. Pengukuran
daya input dilakukan secara terpisah yaitu setelah pengambilan data kerja pompa
selesai.
1 1 1. .
= (2)
dengan :
Win : daya input (watt)
mf : massa fluida kerja (kg)
mf1 : massa fluida untuk pengukuran daya input (kg)
CP : panas jenis fluida kerja (J/(kg.°C))
T : kenaikan temperatur alkohol (°C)
T1 : kenaikan temperatur alkohol pada pengukuran daya input (°C)
4t : lama waktu pemanasan (detik)
2.2.2 Efisiensi Laten Evaporator (ηL)
Efisiensi laten evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
energi yang digunakan dalam proses penguapan fluida kerja dengan energi yang
disediakan selama waktu tertentu. Efisiensi laten evaporator dapat dihitung dengan
persamaan :
.
=
η (3)
dengan :
mg : massa uap fluida kerja (kg/detik)
hfg : panas laten air (J/(kg))
Win : daya input (watt)
Massa uap fluida kerja (mg) dapat dihitung dengan:
⋅
=ρ (4)
dengan:
ρ : massa jenis uap (kg/m3)
V : volume pemompaan (m3/detik)
Massa jenis uap (ρ) dihitung dengan :
1
=
ρ (5)
dengan :
dengan :
mg : massa uap (kg)
malkohol : massa alkohol total mula%mula dalam evaporator (kg)
2.2.3 Efisiensi Evaporator (ηE)
Efisiensi evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi
yang berguna (menaikkan temperatur dan menguapkan fluida kerja) dengan energi yang
disediakan selama waktu tertentu atau efisiensievaporator merupakan jumlah efisiensi
sensibel dan efisiensi laten evaporator. Efisiensi evaporator dapat dihitung dengan
persamaan :
ηE= ηS+ ηL (7)
dengan:
ηS : efisiensi sensibel evaporator
ηL : efisiensi laten evaporator
2.2.4 Efisiensi Sistem (ηsistem)
Efisiensi sistem didefinisikan sebagai perbandingan antara daya pemompaan
yang dihasilkan selama waktu tertentu dengan energi yang disediakan selama waktu
tertentu. Efisiensi sistem dapat dihitung dengan persamaan :
=
Daya pemompaan yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan:
. . .
ρ
= (9)
dengan:
ρ : massa jenis air (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/detik2)
Q : debit pemompaan (m3/detik)
H : head pemompaan (m)
2.3 Tinjauan Pustaka
Penelitian pompa air energi surya termal memperlihatkan bahwa waktu
pengembunan uap dipengaruhi oleh temperatur dan debit air pendingin masuk
kondensor (Sumathy et. al., 1995). Sebuah prototipe pompa air energi surya termal
yang bekerja dengan siklus Rankin diuji untuk mengetahui unjuk kerjanya
menggunakan fluida kerja refrijeran R 113 (Spindler et. al, 1996). Penelitian unjuk
kerja pompa air energi surya termal dengan kolektor pelat datar seluas 1 m2, variasi
tinggi head 6, 8 dan 10 m memperlihatkan bahwa ukuran vesel uap fluida kerja
berpengaruh pada unjuk kerja pompa (Sumathy, 1999). Penelitian secara teoritis
pompa air energi surya termal dengan dua macam fluida kerja, yaitu n%pentane dan
ethyl ether memperlihatkan bahwa efisiensi pompa dengan 17% lebih
tinggi dibanding n%pentane untuk tinggi head 6 m (Wong, 2000). Analisa
termodinamika untuk memprediksi unjuk kerja pompa air energi surya termal pada
beberapa ketingian head memperlihatkan bahwa jumlah siklus/ hari tergantung pada
700%1400 l/hari tergantung pada ketinggian head (6%10 m). Efisiensi sistem mencapai
0,42%0,34% (Wong, 2001). Penelitian pompa air energi surya termal dengan
menggunakan model matematis memperlihatkan unjuk kerja pompa ditentukan oleh
fraksi uap dari siklus. Daya pompa meningkat dengan naiknya temperatur maksimum
siklus, sementara penurunan efisiensi disebabkan kerugian panas karena proses
" %
& $
'
(
)
*
+
$
' %
(
+
-) ,
*
-,
$
#
' .
/ #
, # # $
! !
, 0 1 ,0
0 3 6
7
" #
2 #
0
1
" # (
#
3 # " 0 1 ,0
0 2 ,0$ # 4
2 " 0 0
0 #
2
$ % # &
2
9 0 0 0
15 Kita akan mengetahui data yang telah diambil dengan variasi yang berbeda.
Pengambilan data tiap variasi hanya dilakukan sekali saja.
4.1.1 Data Penelitian pompa air energi termal dengan fluida kerja alkohol
head 1030 mm menggunakan membran.
Tempat Percobaan = Laboratorium Mekanika Fluida
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggal = 13 September 2007.
Jenis Pompa = Pompa air dengan membran.
Fluida kerja = Alkohol
Lama uji coba = 95 menit
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama percobaan
Pengamatan dilakukan pada pukul 11.20 WIB
kondensor menggunakan tabung tembaga.
Kemiringan Evaporator = 180°
Pompa air sudah dijalankan selama ± 70 menit.
Temperatur evaporator (T rata5rata) = 72,5670C.
Jumlah evaporator = 3 buah.
Diameter evaporator = ½ inch.
Panjang evaporator = 70 cm.
Panas termal menggunakan kompor minyak tanah.
Gambar 4.1 Skema pompa air energi termal menggunakan pompa membran dengan fluida kerja alkohol head 1030 mm.
Tabel 4.1 Data penelitian pompa air tenaga termal menggunakan pompa
membran dengan fluida kerja alkohol head 1030 mm.
Volume T1 T2 P tekan P hisap No Waktu
(ml) (oC) (oC) (psi) (psi) Keterangan
Sudah berjalan ± 20 menit 68.3 76.4 2 0.9 Ditopang
kran 1 : buka penuh 1 11:51 –
12:01 3750 68 76.6 2 0.9 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 2 12:01 –
12:11 3300 67.4 76.2 2 0.8 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 3 12:11 –
12:21 3300 67.3 79.1 2 0.8 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 4 12:21 –
12:31 3600 68.7 75.7 2 0.8 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 5 12:31 –
12:41 3850 71.3 75.8 2 0.5 kran 2 : buka penuh T1
T2
1
4.1.2 Data Penelitian pompa air energi termal dengan fluida kerja alkohol head 1710 mm menggunakan membran.
Tempat Percobaan = Laboratorium Mekanika Fluida.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggal = 12 September 2007.
Jenis Pompa = Pompa air dengan membran.
Fluida kerja = Alkohol.
Lama uji coba = 125 menit.
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama percobaan
Pengamatan dilakukan pada pukul 11.15 WIB.
kondensor menggunakan tabung tembaga.
Kemiringan Evaporator = 180°.
Pompa air sudah dijalankan selama ± 75 menit.
Temperatur evaporator (T rata5rata) = 72,9330C.
Jumlah evaporator = 3 buah.
Diameter evaporator = ½ inch.
Panjang evaporator = 70 cm.
Panas termal menggunakan kompor minyak tanah.
Gambar 4.2 Skema pompa air energi termal menggunakan pompa membran dengan fluida kerja alkohol head 1710 mm.
Tabel 4.2 Data penelitian pompa air energi termal menggunakan pompa
membran dengan fluida kerja alkohol head 1710 mm.
Volume T1 T2 P tekan P hisap No Waktu
(ml) (oC) (oC) (psi) (psi) Keterangan
Sudah berjalan ± 75 menit 69.1 76.9 3 1
kran 1 : buka penuh 1 12:43 –
12:53 2550 68.8 77.6 3 1 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 2 12:53 –
13:03 2650 69.1 77.3 3 1 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 3 13:03 –
13:13 2450 69 76.3 3 1 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 4 13:13 –
13:23 2450 69.3 76.4 3 1 kran 2 : buka penuh
kran 1 : buka penuh 5 13:23 –
13:33 2450 68.9 76.5 3 1 kran 2 : buka penuh T1
T2
1
Tabel 4.3 Data pengambilan daya kompor
Waktu T B T Bt mf1 Win
(menit) (oC) (oC) (detik) (kg) (watt)
0 27,5 0 0 5
2 35,6 8,1 120 283,5
4 41 13,5 240 236,25
6 46,8 19,3 360 225,167
8 51,6 24,1 480 210,875
10 58,1 30,6 600
1
214,2
Winrata5rata
233,998
4.1.3 Data Penelitian pompa air energi termal dengan fluida kerja air head
1030 mm menggunakan membran.
Tempat Percobaan = Laboratorium Mekanika Fluida
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggal = 13 September 2007.
Jenis Pompa = Pompa air dengan membran.
Lama uji coba = 80 menit
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama percobaan
Pengamatan dilakukan pada pukul 13.30 WIB
kondensor menggunakan tabung tembaga.
Kemiringan Evaporator = 180°
Pompa air sudah dijalankan selama ± 30 menit.
Temperatur evaporator (T rata5rata) = 89.8580C. Jumlah evaporator = 3 buah.
Diameter evaporator = ½ inch.
Panjang evaporator = 70 cm.
Panas termal menggunakan kompor minyak tanah
Gambar 4.3 Skema pompa air energi termal menggunakan pompa membran dengan fluida kerja air head 1030 mm.
Tabel 4.4 Data penelitian pompa air energi termal menggunakan pompa
membran dengan fluida kerja air head 1030 mm.
Volume T1 T2
P tekan
P Hisap
No Waktu
(ml) (oC) (oC) (psi) (psi)
Keterangan
Sudah berjalan ± 30 menit 89,7 87,8 2 52,5
kran 1 : buka ½ 1 14:14 – 14:24 2200 90,2 90 2 52,5
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 2 14:24 – 14:34 2250 89,6 90 2 52,5
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 3 14:34 – 14:44 2250 89,9 90 2 52,5
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 4 14:44 – 14:54 2150 89,7 91,5 2 52,5
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 5 14:54 – 15:04 2200 89,5 90,4 2 52,5
kran 2 : buka penuh T1
T2
1
Tabel 4.5 Data pengambilan daya kompor
Waktu T B T Bt mf1 Win
(menit) (oC) (oC) (detik) (kg) (watt)
0 26,6 0 0 5
2 38 11,4 120 399
4 49,4 22,8 240 399
6 58,4 31,8 360 371
8 68 41,4 480 362,25
10 75,9 49,3 600
1
345,1
Winrata5rata
375,27
4.1.4 Data Penelitian pompa air energi termal dengan fluida kerja air head
1710 mm menggunakan membran.
Tempat Percobaan = Laboratorium Mekanika Fluida
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggal = 11 September 2007.
Jenis Pompa = Pompa air dengan membran.
Lama uji coba = 95 menit
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama percobaan
Pengamatan dilakukan pada pukul 10.45 WIB
kondensor menggunakan tabung tembaga.
Kemiringan Evaporator = 180°
Pompa air sudah dijalankan selama ± 45 menit.
Temperatur evaporator (T rata5rata) = 93.8080C. Jumlah evaporator = 3 buah.
Diameter evaporator = ½ inch.
Panjang evaporator = 70 cm.
Panas termal menggunakan kompor minyak tanah
Gambar 4.4 Skema pompa air energi termal menggunakan pompa membran dengan fluida kerja air head 1710 mm.
Tabel 4.6 Data penelitian pompa air energi termal menggunakan pompa membran dengan fluida kerja air head 1710 mm.
Volume T1 T2
P
Tekan P Hisap
No Waktu
(ml) (oC) (oC) (psi) (psi)
Keterangan
sudah berjalan ± 45 menit 93,6 91,3 2,5 52 Ditopang kran 1 : buka ½ 1 11:39 5 11:49 1800 96,1 91,7 2,5 52
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 2 11:49 5 11:59 1750 96,6 91,3 2,5 52
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 3 11:59 5 12:09 1850 98,1 91,7 2,5 52
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 4 12:09 5 12:19 1800 94,4 92,5 2,5 52
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 5 12:19 5 12:29 1750 96,4 92 2,5 52
kran 2 : buka penuh T1
T2
1
Tabel 4.7 Data pengambilan daya kompor
Waktu T B T Bt mf1 Win
(menit) (oC) (oC) (detik) (kg) (watt)
0 26,8 0 0 5
2 38,8 12 120 420
4 49 22,2 240 388,5
6 58,1 31,3 360 365,167
8 66,2 39,4 480 344,75
10 73,2 46,4 600
1
324,8
Winrata5rata
368,643
4.1.5 Data Penelitian pompa air energi termal dengan head 1030 mm tanpa
membran.
Tempat Percobaan = Laboratorium Mekanika Fluida
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggal = 5 September 2007.
Jenis Pompa = Pompa air tanpa membran.
Lama uji coba = dilakukan dalam 2 sesi yaitu:
a. Percobaan pertama selama 120 menit.
b. Percobaan kedua selama 90 menit.
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama percobaan
Pengamatan dilakukan pada pukul 10.00 WIB
Tabung penampung air/kondensor menggunakan tabung tembaga.
Pompa air sudah dijalankan selama ± 30 menit.
Temperatur evaporator (T rata5rata) = 86,20C.
Jumlah evaporator = 3 buah.
Diameter evaporator = ½ inch.
Panjang evaporator = 70 cm.
Panas termal menggunakan kompor minyak tanah
Pendinginan Tabung pompa menggunakan air keran
Gambar 4.5 Skema pompa air energi termal dengan head 1030 mm tanpa membran.
Tabel 4.8 Data penelitian pompa air energi termal dengan head 1030 mm
tanpa membran.
Volume T1 T2 P tekan P hisap No Waktu
(ml) (oC) (oC) (psi) (psi) Keterangan
sudah berjalan ± 30 menit 92,6 93,6 1,5 1 ditopang X1 (mm)
X2 (mm) Kran 1 : buka ½
1 16:52 5 17:02 1250 89,9 94,6 1,5 1 kran 2 : buka penuh
380 5
Kran 1 : buka ½
2 17:02 5 17:12 600 94,6 96,8 1,5 1 kran 2 : buka penuh
380 5
Kran 1 : buka ½ 3 17:12 5 17:22 900 94 96,3 1,5 1 kran 2 : buka
penuh
380 5
Kran 1 : buka ½ 4 17:22 5 17:32 1750 93,3 95,7 1,5 1 kran 2 : buka
penuh
5 410
Kran 1 : buka ½ 5 17:32 5 17:42 1550 93,8 94,5 1,5 1 kran 2 : buka
penuh
5 410
Kran 1 : buka ½ 6 17:42 5 17:52 1700 95 94 1,5 1 kran 2 : buka
4.1.6 Data Penelitian pompa air energi termal dengan head 1710 mm tanpa membran.
Tempat Percobaan = Laboratorium Mekanika Fluida
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanggal = 14 September 2007.
Jenis Pompa = Pompa air tanpa membran.
Lama uji coba = 60 menit
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama percobaan
Pengamatan dilakukan pada pukul 09.50 WIB
kondensor menggunakan tabung tembaga.
Kemiringan Evaporator = 180°
Pompa air sudah dijalankan selama ± 10 menit.
Temperatur evaporator (T rata5rata) = 92.10C.
Jumlah evaporator = 3 buah.
Diameter evaporator = ½ inch.
Panjang evaporator = 70 cm.
Panas termal menggunakan kompor minyak tanah
Gambar 4.6 Skema pompa air energi termal dengan head 1710 mm tanpa membran
Tabel 4.9 Data penelitian pompa air energi termal dengan head 1710 mm
tanpa membran.
Volume T1 T2 P tekan P hisap No Waktu
(ml) (oC) (oC) (psi) (psi) Keterangan sudah berjalan ± 10 menit 87 96 2.5 3
kran 1 : buka ½ 1 10:08 5 10:18 1600 88 94 2 3
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 2 10:18 5 10:28 1450 89 96,6 2 2
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 3 10:28 5 10:38 1350 88,4 97 2 1,5
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 4 10:38 5 10:48 1350 89,8 95,2 2 1,5
kran 2 : buka penuh kran 1 : buka ½ 5 10:48 5 10:58 1300 91,2 92,2 2 1
kran 2 : buka penuh
Tabel 4.10 Data pengambilan daya kompor
B T Waktu Q
T awal 26,4 0 0
T 2 menit 37,1 10,7 120 374.5
T 4 menit 47,9 21,5 240 376.25
T 6 menit 57,5 31,1 360 362.833
1710mm
330mm
4.2 Asumsi yang Digunakan dalam Perhitungan
Asumsi yang digunakan untuk menghitung efisiensi sensibel evaporator :
Volume fluida yang dipanasi adalah volume air dan alkohol dalam evaporator
Massa air mula5mula yang dipanasi = 0,9 kg
Titik didih air 100oC dan titik didih alkohol 78oC
Selisih suhu adalah hasil pengurangan dari 100oC dengan rata – rata suhu
terukur (T1dan T2)
Faktor difusivitas (perambatan panas) lambat
Selang waktu pemanasan pada kondensor tabung tembaga 60 detik
Jika daya input (api) tidak di ukur maka daya input (api) dianggap 365 watt
Asumsi yang digunakan untuk menghitung efisiensi laten evaporator :
Massa fluida yang diuapkan adalah massa fluida yang dipompakan per satuan
waktu
Perhitungan menggunakan tabel saturated water dan berdasarkan pada
tekanan P tekan
Faktor difusivitas (perambatan panas) lambat
Jika daya input (api) tidak di ukur maka daya input (api) dianggap 365 watt
B T Waktu Q
T awal 26,4 0 0
T 8 menit 67,8 41,4 480 362.250
T 10 menit 74,9 48,5 600 339.500
sekitar 940C) dengan jumlah energi termal yang diberikan selama interval waktu
tertentu.
in P f S
W
Bt
BT
.
.C
m
η
=
dengan :
CP : panas jenis fluida kerja (J/(kg.K))
Win : kalor yang digunakan untuk memanaskan evaporator (W)
mf : massa fluida kerja (kg)
T : kenaikan temperatur air (C)
Bt :selang waktu yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur air
mencapai sekitar (940C)
Asumsi
1. Massa fluida kerja didekati dengan massa fluida yang terdapat dalam
evaporator .
2. Massa fluida dicari dengan menggunakan persamaan Volume fluida dalam
evaporator dikalikan dengan massa jenis cairan.
3. Volum fluida didapat dengan =π4. 2.
4. Massa fluida didapat = V.ρ
5. Temperatur rata5rata air dalam evaporator diambil dengan cara mencari
selisih antara temperatur tidik didih air denagan temperatur rata5rata dari T1
6. Selisih suhu diambil dari titik didih alkohol yang diasumsikan dengan 78 0C
dikurangi dengan temperature rata5rata dalam evaporator
Diketahui :
Diameter pipa evaporator = 0.5 in = 12,5 mm = 0,0125 m
Panjang evaporator pipa evaporator = 700 m = 0,7 m
Massa jenis air = 1000 kg/m3
Jumlah pipa evaporator = 3 batang
Volum = =π4. 2.
Dengan V = volume evaporator
D = diameter pipa evaporator
L = panjang pipa evaporator
n = Jumlah pipa evaporator
7 . 0 * ) 0125 . 0 ( * 4 / .
3π 2
=
=0.000257578125 m3
Massa fluida = .ρ
Dengan V= volume evaporator
ρ = massa jenis fluida
Massa fluida = 0.00025758125 3*1000 / 3
Massa fluida = 0.2575 kg.
• Panas jenis air / Cp = 2400 J/kg°C
• Selisih suhu :
∆ T = 78 5
+ 2 2
1 = 78 5
+ 2 6 , 76 68
= 5,7 °C
• Selang waktu pemanasan (∆ t ) = 60 detik
= 25,139%
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :
4.3.1.1 Perhitungan Efisiensi sensibel dengan membran dan fluida kerja alkohol
Tabel 4.11 Perhitungan Efisiensi sensibel pada head 1030 mm
Waktu mf Cp Trata5rata BT Bt Win Eff. Sensibel (menit) (kg) (J/kg°C) (°C) (°C) (s) (watt) (%)
10 0,258 2400 72,3 5,7 60 233.9983 25.1386
20 0,258 2400 71,8 6,2 60 233.9983 27.3438
30 0,258 2400 73,2 4,8 60 233.9983 21.1694
40 0,258 2400 72,2 5,8 60 233.9983 25.5797
50 0,258 2400 73,55 4,45 60 233.9983 19.6258
Tabel 4.12 Perhitungan Efisiensi sensibel pada head 1710 mm
Waktu mf Cp Trata5rata BT Bt Win Eff. Sensibel (menit) (kg) (J/kg°C) (°C) (°C) (s) (watt) (%)
10 0,258 2400 73,2 4.8 60 233.9983 21.1694
20 0,258 2400 73,2 4.8 60 233.9983 21.1694
30 0,258 2400 72,65 5.35 60 233.9983 23.595
40 0,258 2400 72,85 5.15 60 233.9983 22.713
4.3.1.2 Perhitungan Efisiensi sensibel dengan membran dan fluida kerja air
Tabel 4.13 Perhitungan Efisiensi sensibel pada head 1030 mm.
Waktu mf Cp Trata5rata BT Bt Win Eff. Sensibel (menit) (kg) (J/kg°C) (°C) (°C) (s) (watt) (%)
10 0,258 4200 90,1 9,9 60 375,27 47,57
20 0,258 4200 89,8 10,2 60 375,27 49,01
30 0,258 4200 89,95 10,05 60 375,27 48,29
40 0,258 4200 90,6 9,4 60 375,27 45,16
50 0,258 4200 89,95 10,05 60 375,27 48,29
Tabel 4.14 Perhitungan Efisiensi sensibel pada head 1710 mm.
Waktu mf Cp Trata5rata BT Bt Win Eff. Sensibel
(menit) (kg) (J/kg°C) (°C) (°C) (s) (watt) (%)
10 0,258 4200 93,9 6,1 60 368,643 29,84
20 0,258 4200 93,95 6,05 60 368,643 29,59
30 0,258 4200 94,9 5,1 60 368,643 24,94
40 0,258 4200 93,45 6,55 60 368,643 32,04
50 0,258 4200 94,2 5,8 60 368,643 28,37
4.3.1.3 Perhitungan Efisiensi sensibel tanpa membran.
Tabel 4.15 Perhitungan Efisiensi sensibel pada head 1030 mm
Waktu mf Cp Trata5rata BT Bt Win Eff. Sensibel
(menit) (kg) (J/kg°C) (°C) (°C) (s) (watt) (%)
10 0,258 4200 92.25 7.75 60 365 38.283872
20 0,258 4200 95.7 4.3 60 365 21.2413741
30 0,258 4200 95.15 4.85 60 365 23.9582941
40 0,258 4200 94.5 5.5 60 365 27.1691995
50 0,258 4200 94.15 5.85 60 365 28.8981485
40 0,258 4200 92.5 7.5 60 363.067 37.246
50 0,258 4200 91.7 8.3 60 363.067 41.219
4.3.2 Perhitungan Efisiensi laten evaporator
Efisiensi laten evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
energi yang digunakan dalam proses penguapan fluida kerja dengan jumlah kalor
yang datang yang datang selama waktu tertentu. Efisiensi laten evaporator dapat
dihitung dengan persamaan :
.
=
η
dengan :
Win : kalor yang digunakan untuk memanaskan evaporator (Watt)
hfg : panas laten air (J/(kg))
mg : massa uap fluida kerja (kg)
Massa uap fluida kerja (m) dapat dihitung dengan:
⋅ =ρ
dengan:
ρ : massa jenis uap (kg/m3)
V : volume uap air dalam evaporator (m3)
Asumsi:
1. Tekanan diubah dari PSI menjadi kPa absolute
2. Fluida di dalam evaporator berfasa campuran (cair dan gas)
4. Volume uap air dalam evaporator didekati dengan volume air yang keluar.
5. Nilai panas laten ( hfg ) didekati dengan tekanan kerja pompa.
6. farksi uap dalam evaporator=
7. M total adalah massa air yang ada di evaporator
Diketahui:
Tekanan P tekan = 2 psi (terukur) = 115.14 kPa (absolut)
• Debit air pemompaan = 10
3750
= 375 ml/menit = 6,25.1056m3/s
• Volume spesifik saturated vapor ( ) dicari dengan interpolasi linier :
6729 , 1 4194 , 1 6729 , 1 35 , 101 82 , 120 35 , 101 14 , 115 − − = − − ν
13,79 (50,2535 ) = ( – 1,6729)(19,47)
5 3,49577 = 19,47 532,571363
!1,493 m3/kg
• Massa jenis (ρ) = 1 = 493 , 1
1
= 0,6698 kg/m3
• Massa fluida yang diuapkan per satuan waktu
mg= Q . ρ = 6,25.1056m3/s . 0,6698 kg/m3 = 4,18625.1056kg/s
• Panas laten (hfg) dicari dengan interpolasi linier
0 , 2257 7 , 2243 0 , 2257 35 , 101 82 , 120 35 , 101 14 , 115 − − = − −
13,79 (513,3 ) = ( – 2257)(19,47)
5183,407 = 19,47 – 43943,79
= 100% 998
, 233
58 , 2247 10
. 186 ,
4 −6
= 4,021 %
• Fraksi uap (X)
Massa uap yang dihasilkan per siklus(mg/per siklus) :
mg/per siklus= ρ
"
= 0,6698 10
3750
= 0.00025117 kg
X = / 100%
= 100%
000258 ,
0
00025117 ,
0
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :
4.3.2.1 Perhitungan Efisiensi laten dengan membran dan fluida kerja alkohol
Tabel 4.17 Perhitungan Efisiensi laten pada pada head 1030mm.
Tekanan Debit Spesifik Volume @P Massa Jenis Massa
camp Entalpi @P
Fraksi uap Q kompor Efisiensi Laten
Absolut Q vg ρ mg hfg Xg ηL
No.
(kPa) (m3/s) (m3/kg) (kg/m3) (kg/s) (kJ/kg) (%) (W) (%)
1 115.14
6.25E506 1.493
0.66979
24 4.186E506 2247.580
0.97512 282 233.998 33 4.02089 2 115.14 5.50E506 1.493 0.66979
24 3.684E506 2247.580
0.85810 808 233.998 33 3.53839 3 115.14 5.5E506 1.493 0.66979
24 3.684E506 2247.580
0.85810 808 233.998 33 3.53839 4 115.14 6.00E506 1.493 0.66979
24 4.019E506 2247.580
0.93611 791 233.998 33 3.86006 5 115.14 6.42E506 1.493 0.66979
24 4.298E506 2247.580
1.00112 61
233.998
33 4.12812
Tabel 4.18 Perhitungan Efisiensi laten pada pada head 1710mm.
Tekanan Debit
Spesifik Volume @P
Massa
Jenis Massa camp
Entalpi @P Fraksi uap Q kompor Efisiensi Laten
Absolut Q vg Ρ mg hfg Xg ηL
No.
(kPa) (m3/s) (m3/kg) (kg/m3) (kg/s) (kJ/kg) (%) (W) (%)
1 122
4,25.1056 1.4086 0.70993 3.01719E506
2243.0028
5 0.70282 233,998 2.89214
2 122
4.4167E5 06
1.4086 0.70993 3.13551E506
2243.0028 5
0.73038 233,998 3.00556
3 122
4.0833E5 06
1.4086 0.70993 2.89887E506
2243.0028 5
0.67525 233,998 2.77872
4 122
4.0833E5 06
1.4086 0.70993 2.89887E506
2243.0028 5
0.67525 233,998 2.77872
5 122
4.0833E5 06
1.4086 0.70993 2.89887E506
2243.0028 5
Absolut Q vg Ρ mg hfg Xg ηL
No.
(kPa) (m3/s) (m3/kg) (kg/m3) (kg/s) (kJ/kg) (%) (W) (%)
1 115.14 3.67E506 1.493 0.669 2,455.1056 2247.580 0,0572 375,27 1,4706
2 115.14 3.75E506 1.493 0.669 2,511.1056 2247.580 0,0585 375,27 1,5040
3 115.14 3.75E506 1.493 0.669 2,511.1056 2247.580 0,0585 375,27 1,5040
4 115.14 3.58E506 1.493 0.669 2,399.1056 2247.580 0,0559 375,27 1,4372
5 115.14 3.67E506 1.493 0.669 2,455.1056 2247.580 0,0572 375,27 1,4706
Tabel 4.20 Perhitungan Efisiensi sensibel pada pada head 1710mm.
Tekanan Debit
Spesifik Volume @P
Massa
Jenis Massa camp
Entalpi @P Fraksi uap Q kompor Efisiensi Laten
Absolut Q vg Ρ mg hfg Xg ηL
No.
(kPa) (m3/s) (m3/kg) (kg/m3) (kg/s) (kJ/kg) (%) (W) (%)
1
118.55 3.00E506 1.449
0.69013
1125 2,070.1056 2245.251 0,0482 368,64
1.2609903 9
2
118.55 2.92E506 1.449
0.69013
1125 2,013.1056 2245.251 0,0469 368,64
1.2259628 8
3
118.55 3.08E506 1.449
0.69013
1125 2,128.1056 2245.251 0,0496 368,64 1.2960179 4
118.55 3.00E506 1.449
0.69013
1125 2,070.1056 2245.251 0,0482 368,64
1.2609903 9
5
118.55 2.92E506 1.449
0.69013
1125 2,013.1056 2245.251 0,0469 368,64
4.3.2.3 Perhitungan Efisiensi laten tanpa membran.
Tabel 4.21 Perhitungan Efisiensi laten pada head 1030mm
Tekanan Debit
Spesifik Volume @P
Massa
Jenis Massa camp
Entalpi @P Fraksi uap Q kompor Efisiensi Laten
Absolut Q vg Ρ mg hfg Xg ηL
No.
(kPa) (m3/s) (m3/kg) (kg/m3) (kg/s) (kJ/kg) (%) (W) (%)
1 111.7 2.1E506 1.539 0.650 1.35396E506 2249.96 0.3154 365 0.835
2 111.7 1E506 1.539 0.650 6.49899E507 2249.96 0.1514 365 0.401
3 111.7 1.5E506 1.539 0.650 9.74849E507 2249.96 0.2271 365 0.601
4 111.7 2.9E506 1.539 0.650 1.89554E506 2249.96 0.4415 365 1.168
5 111.7 2.6E506 1.539 0.650 1.67891E506 2249.96 0.3911 365 1.035
6 111.7 2.8E506 1.539 0.650 1.84138E506 2249.96 0.4289 365 1.135
Tabel 4.22 Perhitungan Efisiensi laten pada head 1710mm
Tekanan Debit
Spesifik Volume @P
Massa
Jenis Massa camp
Entalpi @P Fraksi uap Q kompor Efisiensi Laten
Absolut Q vg Ρ mg hfg Xg ηL
No.
(kPa) (m3/s) (m3/kg) (kg/m3) (kg/s) (kJ/kg) (%) (W) (%)
1 115.14 2.667E506 1.493 0.669 1.78504E506 2247.580 0.0416 363.067 1.105
2 115.14 2.417E506 1.493 0.669 1.61769E506 2247.580 0.0377 363.067 1.001
3 115.14 2.25E506 1.493 0.669 1.50612E506 2247.580 0.0351 363.067 0.932
4 115.14 2.25E506 1.493 0.669 1.50612E506 2247.580 0.0351 363.067 0.932
5 115.14 2.167E506 1.493 0.669 1.45034E506 2247.580 0.0338 363.067 0.898
4.3.3 Perhitungan Efisiensi evaporator
Efisiensi evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi
yang berguna (menaikkan temperatur dan menguapkan fluida kerja dengan jumlah
kalor yang datang selama waktu tertentu atau efisiensi evaporator merupakan jumlah
efisiensi sensibel dan efisiensi laten evaporator, Efisiensi evaporator dapat dihitung
dengan persamaan :
L S C ====ηηηη ++++ηηηη η
η η
η = +
= 25.1386+ 4.02089
= 29.1595%
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :
4.3.3.1 Perhitungan Efisiensi evaporator dengan membran dan fluida kerja
alkohol
Tabel 4.23 Perhitungan Efisiensi Evaporator pada head 1030mm.
Waktu ηS ηL ηC
(menit) (%) (%) (%)
10 25.1386 4.02089 29.1595 20 27.3438 3.53839 30.8822 30 21.1694 3.53839 24.7078 40 25.5797 3.86006 29.4398 50 19.6258 4.12812 23.7539
Tabel 4.24 Perhitungan Efisiensi Evaporator pada head 1710mm.
Waktu ηS ηL ηC
(menit) (%) (%) (%)
4.3.3.2 Perhitungan Efisiensi evaporator dengan membran dan fluida kerja air.
Tabel 4.25 Perhitungan Efisiensi Evaporator pada head 1030mm.
Waktu ηS ηL ηC
(menit) (%) (%) (%)
10 47,5662 1.4706 49.0368 20 49,0076 1.5040 50.5116 30 48,2869 1.5040 49.7909 40 45,1639 1.4372 46.6010 50 48,2869 1.4706 49.7575
Tabel 4.26 Perhitungan Efisiensi Evaporator pada head 1710mm.
Waktu ηS ηL ηC
(menit) (%) (%) (%)
10 29,8353 1.26099039 31.0963 20 29,5908 1.22596288 30.8167 30 24,9443 1.2960179 26.2403 40 32,0363 1.26099039 33.2973 50 28,3680 1.22596288 29.5940
4.3.3.3 Perhitungan Efisiensi evaporator tanpa membran.
Tabel 4.27 Perhitungan Efisiensi Evaporator pada head 1030mm
Efisiensi Sensibel Efisiensi Laten Efisiensi Evaporator
ηS ηL ηK
No
(%) (%) (%)
1 38,284 0,835 39,118
2 21,241 0,401 21,642
3 23,958 0,601 24,559
4 27,169 1,168 28,338
5 28,898 1,035 29,933
3 36,253 0.933 37.186
4 37,246 0.933 38.179
5 41,219 0.898 42.117
4.3.4 Perhitungan Daya Pompa (Wout)
Diketahui :
Daya pemompaan yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan:
H . Q . g . WP ====ρρρρ
dengan:
ρ : massa jenis air (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/detik2)
Q : debit pemompaan (m3/detik)
H : head pemompaan (m)
• Debit pemompaan (Q) = 3750 ml/10 menit = 6,25.1056m3/s
• Head pemompaan (H) = 1,03 m
Wout = ρ g Q H
= 1000 kg/m3. 9,81 m/s2. 6,25.1056m3/s . 1,03 m
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :
4.3.4.1 Perhitungan Daya pompa dengan membran dan fluida kerja alkohol.
Tabel 4.29 Perhitungan Daya pompa pada head 1030 mm.
Massa Jenis Perc, Gravitasi Debit Head Daya Pompa
ρ G Q H Pout
No,
(kg/m3) (m/s2) (ml/10menit) (m3/s) (m) (W) 1 1000 9,81 3750 6,25.1056 1,03 0.0631519 2 1000 9,81 3300 5,5.1056 1,03 0.0555737 3 1000 9,81 3300 5,5.1056 1,03 0.0555737 4 1000 9,81 3600 6.1056 1,03 0.0606258 5 1000 9,81 3850 6,417.1056 1,03 0.0648359
Tabel 4.30 Perhitungan Daya pompa pada head 1710 mm.
Massa Jenis Perc. Gravitasi Debit Head Daya Pompa
ρ G Q H Pout
No.
(kg/m3) (m/s2) (ml/10menit) (m3/s) (m) (W) 1 1000 9.81 2550 4.25E506 1.71 0.07129418
2 1000 9.81 2650 4.417E506 1.71 0.07409003
3 1000 9.81 2450 4.083E506 1.71 0.06849833
4 1000 9.81 2450 4.083E506 1.71 0.06849833
5 1000 9.81 2450 4.083E506 1.71 0.06849833
4.3.4.2 Perhitungan Daya pompa dengan membran dan fluida kerja air.
Tabel 4.31 Perhitungan Daya pompa pada head 1030mm.
Massa Jenis Perc, Gravitasi Debit Head Daya Pompa
ρ G Q H Pout
No,
3 1000 9,81 1850 3.083.10 1,71 0,05172 4 1000 9,81 1800 3.1056 1,71 0,05033 5 1000 9,81 1750 2.917.1056 1,71 0,04893
4.3.4.3 Perhitungan Daya pompa tanpa membran.
Tabel 4.33 Perhitungan Daya pompa pada head 1030mm.
Massa Jenis Perc, Gravitasi Debit Head Daya Pompa
ρ G Q H Pout
No,
(kg/m3) (m/s2) (ml/10menit) (m3/s) (m) (W) 1 1000 9,81 1250 2,08E506 1,03 0,0211 2 1000 9,81 600 0,000001 1,03 0,0101 3 1000 9,81 900 0,0000015 1,03 0,0152 4 1000 9,81 1750 2,92E506 1,03 0,0295 5 1000 9,81 1550 2,58E506 1,03 0,0261 6 1000 9,81 1700 2,83E506 1,03 0,0286
Tabel 4.34 Perhitungan Daya Pompa pada head 1710mm
Massa Jenis Perc, Gravitasi Debit Head Daya Pompa
ρ G Q H Pout
No,
4.3.5 Perhitungan Efisiensi system (ηsistem)
Efisiensi sistem didefinisikan sebagai perbandingan antara daya pemompaan
yang dihasilkan selama waktu tertentu dengan jumlah kalor yang diterima selama
waktu tertentu,
Efisiensi evaporator dapat dihitung dengan persamaan :
#
=
η
dengan :
Win : kalor yang digunakan untuk memanaskan evaporator
WP : daya pemompaan (Watt)
% 100
=
η = 100%
998 , 233 0632 , 0
= 0,02699 %
Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh:
4.3.5.1 Perhitungan Efisiensi sistem dengan membran dan fluida kerja alkohol.
Tabel 4.35 Perhitungan Efisiensi sistem pada head 1030mm.
Daya Pompa Daya Kompor Eff Sistem
Pout Pin Η
No,
(W) (W) (%)
4 0.06849833 233.998 0.029273 5 0.06849833 233.998 0.029273
4.3.5.2 Perhitungan Efisiensi sistem dengan membran dan fluida kerja air.
Tabel 4.37 Perhitungan Efisiensi Sistem head 1030mm.
Daya Pompa Daya Kompor Eff Sistem
Pout Pin η
No,
(W) (W) (%)
1 0,0370 375,27 0,0099 2 0,0379 375,27 0,0101 3 0,0379 375,27 0,0101 4 0,0362 375,27 0,0096 5 0,0370 375,27 0,0099
Tabel 4.38 Perhitungan Efisiensi Sistem head 1710mm.
Daya Pompa Daya Kompor Eff Sistem
Pout Pin η
No,
(W) (W) (%)
4.3.5.3 Perhitungan Efisiensi sistem tanpa membran.
Tabel 4.39 Perhitungan Efisiensi Sistem pada head 1030
Daya Pompa Daya Kompor Eff Sistem
Pout Pin Η
No,
(W) (W) (%)
1 0,0211 365 0,0058 2 0,0101 365 0,0028 3 0,0152 365 0,0042 4 0,0295 365 0,0081 5 0,0261 365 0,0072 6 0,0286 365 0,0078
Tabel 4.40 Perhitungan Efisiensi sistem pada head 1710mm.
Daya Pompa Daya Kompor Eff Sistem
Pout Pin Η
No,
(W) (W) (%)
Gambar 4.7 Grafik hubungan efisiensi sensibel evaporator dengan waktu menggunakan
pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Dari grafik dapat dilihat pada head 1030 mm mengalami penurunan grafik
kemungkinan dikarenakan ada udara yang terjebak sehingga air dalam evaporator
berangsur mengalami penurunan,dan semakin lama proses berlangsung maka suhu
juga semakin meningkat sedangkan pada head 1710 mm mengalami kenaikan
Gambar 4.8 Grafik hubungan efisiensi laten evaporator dengan waktu menggunakan
pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Nilai efisiensi laten evaporator lebih baik pada saat head pemompaan 1030
mm karena tekanan kerja (P
tekan) lebih kecil dan dari grafik rata)rata mengalami
kenaikan. Berbeda pada saat head pemompaan 1710 mm, pada head ini tekanan
kerja lebih besar jadi harus banyak air yang diuapkan. Dengan harus disediakannya
Gambar 4.9 Grafik hubungan efisiensi evaporator dengan waktu menggunakan
pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Pada gambar 4.9 dengan head 1030 mm mengalami penurunan grafik dikarenakan
penguapan dan pengembunan yang terjadi tidak stabil antara pemanasan dan
pendinginan, sedangkan pada head 1710 mm lebih stabil karena dengan head yang
Gambar 4.10 Grafik hubungan daya pompa dengan waktu menggunakan
pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Pada head 1710 mm mengalami daya pompa lebih besar karena harus
memompakan air lebih tinggi, begitu sebaliknya pada head 1030 mm daya
Gambar 4.11 Grafik hubungan efisiensi sistem dengan waktu menggunakan
pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Pada head 1710 mm mengalami kenaikan pada 10 menit pertama karena tabung
kondensor masih dalam keadaan dingin tetapi berangsur turun karena tabung
kondensor mengalami ketidakseimbangan antara pemanasan dan pendinginan,
tetapi pada head 1030 mm mengalami kenaikan pada head 1030 mm lebih karena
Gambar 4.12 Grafik hubungan efisiensi sensibel evaporator dengan daya pompa
menggunakan pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Dari Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa efisiensi sensibel
dengan daya
pemompaan mengalami penurunan grafik dikarenakan pada fluida kerja alkohol,
tabung kondensor lebih cepat mengalami panas berlebih sehingga lebih cepat
Gambar 4.13 Grafik hubungan efisiensi laten evaporator dengan daya pompa
menggunakan pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Dari Gambar 4.13 dapat langsung dilihat secara garis besar bahwa efisiensi
laten naik seiring dengan daya pompa, ini disebabkan karena semakin besar daya
pompa semakin baik pula unjuk kerja sebuah sistem. Hal itu disebabkan karena
langkah kerja dari sebuah system secara optimum, efisiensi laten dapat di ketahui
dengan persamaan 3, walupun secara matematis daya pompa tidak mempengaruhi
Gambar 4.14 Grafik hubungan efisiensi evaporator dengan daya pompa
menggunakan pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Dengan head 1030 mm kinerja evaporator lebih ringan sehingga prosentasenya
lebih tinggi dari pada head 1710 mm tetapi secara rata)rata kedua head mengalami
penurunan karena ketidakseimbangan antara pemanasan dan pendinginan pada
Gambar 4.15 Grafik hubungan efisiensi sistem dengan daya pompa
menggunakan pompa membran dengan fluida kerja alkohol.
Dari Gambar 4.15 Hubungan efisiensi sistem terhadap daya pompa bisa
dilihat bahwa efisiensi sistem akan naik seiring dengan kenaikan daya pompa.
Efisiensi sistem dapat dicari dengan persamaan 8, dari persamaan tersebut dapat
Gambar 4.16 Grafik hubungan efisiensi sensibel evaporator dengan head.
Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin tinggi head pemompaan maka
semakin rendah nilai efisiensi sensibelnya, namun pada kondesor tabung tembaga
dengan membran dan fluida kerja air meningkat dari awal sampai pertengahan
proses, hal ini dimungkin bahwa pada proses tersebut terdapat udara yang terjebak
Gambar 4.17 Grafik hubungan efisiensi laten evaporator dengan head.
Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin tinggi head pemompaan maka semakin
rendah efisiesi laten yang terjadi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi head
pemompaan maka semakin tinggi pula tekanan kerjanya. Untuk menghasilkan
tekanan yang tinggi dibutuhkan banyak uap dan untuk mendapatkan tekanan yang
Gambar 4.18 Grafik hubungan efisiensi evaporator dengan head.
Pada grafik tanpa membran mengalami kenaikan disebabkan karena head
berpengaruh terhadap tekanan kerja dari sistem sedangkan tekanan naik dipengaruhi
oleh temperatur, sedangkan pada fluida kerja air dengan membran efisiensi
evaporator mengalami penurunan karena kemungkinan tidak seibangnya antara
pemanasan yang terjadi di evaporator dengan pendinginan di tabung kondensor dan
pada fluida kerja alkohol dengan membran lebih stabil tapi cenderung mengalami
Gambar 4.19 Grafik hubungan daya pompa dengan head.
Dapat dilihat secara umum bahwa semakin tinggi head pemompaan maka akan
semakin tinggi pula daya yang dihasilkan. Pada kondesor tabung tembaga dengan
membran dan fluida kerja alkohol lebih tinggi prosentasenya hanya dikarenakan
Gambar 4.20 Grafik hubungan efisiensi sistem dengan head.
Hubungan antara head pemompaan dengan efisiensi sistem hampir sama dengan
hubungan antara head pemompaan dengan daya pemompaan. Nilai efisiensi sistem
Gambar 4.21 Grafik hubungan efisiensi sensibel evaporator dengan waktu.
Nilai efisiensi sensibel evaporator lebih baik pada saat head pemompaan
1030 mm karena tekanan kerja (P
tekan) lebih kecil. Berbeda pada saat head
pemompaan 1710 mm, pada head ini tekanan kerja lebih besar jadi harus banyak
air yang diuapkan. Dengan harus disediakannya banyak uap berarti waktu yang
dibutuhkan lebih lama. Efisiensi tertinggi pada fluida kerja air dengan membran
karena air lebih lama proses penguapannya sehingga terjadi keseimbangan antara
Gambar 4.22 Grafik hubungan efisiensi laten dengan waktu
Dilihat dari gambar 4.22 fluida kerja alkohol dengan membran lebih tinggi
prosentasenya karena penguapan fluida kerja alkohol lebih mudah dibandingkan
Gambar 4.23 Grafik hubungan efisiensi evaporator dengan waktu.
Pada gambar 4.23 dapat dilihat hampir semua penelitian efisiensi
evaporator turun seiring berjalannya waktu kecuali pada fluida kerja alkohol dengan
head 1710 mm efisiensi evaporator pada tabung tembaga dengan membran dan
fluida kerja alkohol mengalami kenaikan grafik lebih dikarenakan semakin lama
proses berlangsung antara penguapan dan pengembunan dalam evaporator akan
semakin baik hal tersebut akan terjadi apabila didukung dengan sistem pemanasan
Gambar 4.24 Grafik hubungan daya pompa dengan waktu.
Pada grafik dapat dilihat nilai daya pompa pada head 1710 mm berada pada
prosentase yang lebih tinggi karena pada head tersebut penguapan yang dibutuhkan
lebih banyak dari pada head 1030 mm, sehingga menyebabkan naiknya daya
Gambar 4.25 Grafik hubungan efisiensi sistem dengan waktu
Efisiensi sistem pompa paling baik pada fluida kerja alkohol karena
memiliki titik didih yang lebih rendah, dengan efisiensi sistem terbaik pada head
1710 mm akan tetapi dari waktu ke waktu mengalami penurunan dikarenakan
beban head yang lebih tinggi, berbeda dengan head 1030 mm, pada head tersebut
lebih rendah efisiensi sistemnya dibanding pada head 1710 mm akan tetapi
Gambar 4.26 Grafik hubungan efisiensi sensibel evaporator dengan daya pompa.
Dari gambar 4.26 dapat dilihat efisiensi sensibel evaporator tertinggi pada
pompa menggunakan membran dengan fluida kerja air, kemungkinan disebabkan
karena proses penguapan dan pengembunan lebih stabil dan cenderung meningkat
lebih cepat. Pada penelitian yanng lain kemungkinan karena adanya rugi)rugi baik
Gambar 4.27 Grafik hubungan efisiensi laten evaporator dengan daya pompa.
Pada rumus
η
=
.
dapat dilihat massa uap yang dimiliki alkohol lebihbesar dibandingkan dengan air dan daya input untuk menguapkan alkohol juga lebih
cepat dan waktu untuk mendidihkan alkohol juga lebih cepat sehingga untuk fluida
Gambar 4.28 Grafik hubungan efisiensi evaporator dengan daya pompa.
Pada gambar 4.28 sama dengan efisiensi sensibel dengan daya pompa
dikarenakan efisiensi kolektor berbanding lurus dengan efisiensi sensibel dengan
panas jenis air yang lebih tinggi diimbangi dengan kenaikan temperatur air yang
mencapai 100°C sehingga efisiensi evaporator juga mengalami titik maksimum
Gambar 4.29 Grafik hubungan efisiensi sistem dengan daya pompa.
Dari grafik 4.29 dapat dilihat efisiensi sistem dari kondensor tabung
tembaga dengan menggunakan alkohol jauh lebih efisien dibandingkan dengan
tanpa membran atau dengan membran dan fluida kerja alkohol,dikarenakan titik
didih alkohol yang lebih kecil, dan efisiensi sistem paling tinggi pada head 1710
mm karena pada awal pemompaan tekanannya lebih besar dan mengalami
' % ! # (
"
( % " ) * $
"
% ) #
$
+& #
# " % ) #
" # '
!!# !#
(
/
(
0
(
1 2 / ( 3 (
( 1 2 4
(
, 1 2
4 0 ..6 0 1# ! 2 4 7 # 5 4 + ) 5
& !+ 8 2 9 : 5 0 $ ! ; 0 1 ) 0 # # 3
3 # ! ; +# 0 % 4 $ 5 3 5 # # 3
< = 11 .">?
$1# 2 9 @! ( + 2 9 ! 5 ..? $ ! ( "
1 1# 3 $ 5 3 < = 4 3 ..? 0 ?." ?
$ !3 2 9 < + ! 9 $ # < .. ! # 1 % !
% # ( 1 1 5 3 @ 8 # & <
>? = , % .. 0 ? " >
$ !3 2 ... 5A1 # # ! ( 1 1
11 # ! 5 # # < . = & 3 ... 0 66."6 .
; ; 9 $ !3 2 0 % ( 1 1 (# ! "
1 !3 ! ( +# # 5 3 @ 8 # &
< 6 = . 4 0 . ".
; ; 9 $ !3 2 0 % ( 1 1 (# ! !3
! ( +# # ( 5 3 < = "> 4 3"& %!
0 >/.">.6
; ; 9 $ !3 2 ! 3 #% 3 # 1 # #- #
! ( 1 1 11 # ! 5 # # < =
Sebelum memperoleh data tentang pompa air tenaga termal dengan membran
telah dilakukan banyak pengujian untuk mencari pengaruh pengaruh yang
mungkin terjadi dalam pompa air energi termal tersebut. Kita akan mengetahui
hasil penelitian awal melalui gambar skema dan data penelitian.
1. Hari/ tanggal : Sabtu, 21 Juli 2007
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida
Fluida Kerja : Air
Pemanas : Botol Spirtus
Flash Tank : Botol Plastik A
Evaporator : Tabung Reaksi 2 Ujung
Gambar 1. Skema pompa air energi termal penelitian ke 1 160mm
210mm
165mm
700mm
255mm JENNY Selang plastik
Evapora
tor Tangki air
Flash tank
2 100
3 30
4 160
5 160 160
6 100 90
7 100 50
8 60 100
9 40 10
10 50 30
10:55
11 150
150
12 130 100
13 140 110
14 110 130
15 100 80
16 180 80
17 10 90
11:00
18 100
70
19 100 120
20 160 160
21 90 80
11:05
22 80 60
23 70 70
24 30 10
25 70 30
26 10 20
27 25 85
28 65 55
11:10
29 120 10
30 110 140
11:15
Tabel 1. Data pompa air energi termal penelitian ke 1 (lanjutan)
Siklus P tekan P hisap
Waktu
n (mm air) (mm air)
32 90 90
33 85 135
34 30 5
35 95 90
36 40 10
11:15
37 70
50
38 50 50
39 50 80
40 50 5
41 25 65
11:20
42 30
35
43 80 80
44 40 5
45 30 55
46 85 105
11:25
47 170
48 180
49 70 60
50 60 70
11:20
51 75
10
52 5 75
53 75 120
54 95 55
55 20 65
56 135 30
57 5 95
58 55 2
59 7 10
60 15 55
61 45 2
11:35
62 37 115
Catatan :
1. Langkah di flash tank ± 2 mm – 5 mm
Evaporator : Tabung Reaksi 2 Ujung
Gambar 2. Skema pompa air energi termal penelitian ke 2 160mm
210mm
180mm
640mm
265mm 50mm
Tabel 2. Data pompa air energi termal penelitian ke 2
Siklus P tekan P hisap
Waktu
n (mm air) (mm air) Keterangan
belum berjalan
1 265 90
2 50 20
3 170 170
4 90 90
5 100 90
6 160 290
17:40
7 180
130
8 150 160
9 160 145
10 165 170
11 240 535
12 205 220
13 260 240
17:45
14 290
275
15 315 300
16 110 100
17 340 337
18 487 450
19 200 210
17:50
20 300 246
21 225 225
22 330 320
23 430 460
24 220 90
25 210 280
26 260 270
27 400 400
28 400 400
17:55
29 430
415 18:00
35 300 305
36 150 25
37 100 165
38 195 200
39 300 310
40 330 330
41 380
390
42 270 270
43 310 290
44 370 440
45 330 330
18:10
46 420 405
47 425 440 tinggi air 135 mm ditambahkan menjadi 180 mm
48 320 315
49 435 710
18:15
50 400 390
51 215 5
52 390 570
53 670 680
18:20
54 290 35
55 425 750 air tumpah (menit 45)
56 240 35
57 185 390
58 255 255
18:25
59 190
Catatan :
1. Volume air = 920 ml
2. Tinggi kolom air = 495 mm
3. Hari/ tanggal : Kamis, 26 Juli 2007
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida
Fluida Kerja : Air
Pemanas : Botol Spirtus
Evaporator : Tabung Tembaga 2 Ujung
: panjang 385 mm
: diameter ½ “
: posisi paling bawah (165mm)
Flash Tank : Botol Plastik A
: posisi standar (260mm)
Gambar 3. Skema pompa air energi termal penelitian ke 3 185mm
210mm
165mm
660mm
260mm 65mm
275 70
2 105 87 normal : 2 3 mm
3 67 45 max : 10 mm (1x)
17:05
4 235 230
5 30 5
6 90 60 normal : 2 3 mm
7 285 295 max : 12 mm (1x)
8 45 40
9 65 35
17:10
10 260 250
11 250 450
12 35 35
13 80 80 normal : 2 3 mm
14 20 15 max : 11 mm (1x)
17:15
15 145 95
16 100 100
17 55 35 normal : 4 6 mm
17:20
18 235 245 max : 14 mm (1x)
19 165 175
20 60 55
21 85 60 normal : 4 6 mm
22 50 50 max : 15 mm (1x)
23 95 95
24 40 55
25 120 60
26 90 85
17:25
27 85
17:30 95
28 45 70
29 50 35
30 20 50
Tabel 3. Data pompa air energi termal penelitian ke 3 (lanjutan)
Siklus P tekan P hisap Keterangan
Waktu
n (mm air) (mm air) (langkah flash tank)
32 60 55 max : 13 mm (1x)
33 45 70
34 55 35
35 100 20
36 35 135
37 55 15
38 70 70
17:30
39 45 55
40 100 75
41 35 60 normal : 5 7 mm
42 35 20 max : 15 mm (1x)
43 125 130
44 90 60
45 95 90
17:35
46 105
125
47 155 140
48 35 15
49 20 75
50 155 130 normal : 4 5 mm
51 65 55 max : 10 mm (1x)
52 50 30
53 20 40
54 70 35
55 115 130
17:40
56 95 80
57 100 125
58 75 25
59 140 170 normal : 5 6 mm
60 120 130 max : 12 mm (1x)
61 100 100
62 150 160
63 35 40
64 175 160
17:45
65 5 25
Catatan :
: panjang 385 mm
: diameter ½ “
: posisi tengah (200mm)
Flash Tank : Botol Plastik B
: posisi standar (260mm)
Gambar 4. Skema pompa air energi termal penelitian ke 4 185mm
210mm
200mm
360mm
260mm 60mm
Tabel 4. Data pompa air energi termal penelitian ke 4
P tekan P hisap Keterangan
Waktu
n (mm air) (mm air) (langkah flash tank)
belum berjalan
18:33 1 90 5 normal : 3 mm
2 100 15
3 90 60
4 60 430
5 255 65
6 55 125
7 140 250
8 45 0
9 205 245 normal : 10 mm
10 280 275
11 220 200
12 250 255
13 275 275
18:38
14 240 225
15 270 270
16 245 235
17 185 115 normal : 10 mm
18 230 245 max : 22 mm (1x)
19 100 70
20 255 260
21 45 15
22 150 130
18:43
23 175
185
24 230 240
25 240 260 normal : 15 mm
26 210 200
27 85 45
28 220 230
29 160 170
30 200 195
31 235 210
18:48
36 120 135
37 50 80
38 190 185
39 190 200
40 200 200
41 190 180
42 80 90
43 40 5
44 50 40
45 135 140
46 155 165
47 140 150 normal : 9 12 mm
48 80 70 max : 20 mm (1x)
49 170 175
50 175 140
51 100 110
52 150 220
53 170 160
18:58
54 40 20
55 130 150
56 140 130 normal : 8 12 mm
57 200 180 max : 21 mm (1x)
58 175 180
59 145 150
60 190 195
61 75 55
19:03
62 5 15
63 155 175
64 205 190 normal : 10 – 13 mm
65 120 10 max : 23 mm (1x)
66 80 190
67 160 180
19:08
Tabel 4. Data pompa air energi termal penelitian ke 4 (lanjutan)
P tekan P hisap Keterangan
Waktu
n (mm air) (mm air) (langkah flash tank)
69 170 165
70 155 170
71 160 160
72 185 180
73 185 140
74 135 150
75 150 120
76 115 130
77 135 130
19:08
78 115 90
79 60 90
80 140 155
81 155 190
82 160 110
83 110 170 normal : 7 12 mm
84 100 90 max : 20 mm (1x)
85 140 85
86 45 30
87 40 70
88 150 120
89 120 170
90 165 175
19:13
91 175 175
92 90 50
93 140 170
94 160 180 normal : 8 13 mm
95 160 170 max : 20 mm (1x)
96 125 15
97 40 105
98 125 150
99 150 155
100 50 55
101 180 175
19:18
102 175 165
Catatan :
1. Volume = 575 ml
: panjang 385 mm
: diameter ½ “
: posisi paling atas (210mm) horisontal
Flash Tank : Botol Plastik B
: posisi standar (260mm)
Gambar 5. Skema pompa air energi termal penelitian ke 5 210mm
660mm
260mm
Tabel 5. Data pompa air energi termal penelitian ke 5
Siklus P tekan P hisap Keterangan
Waktu
n (mm air) (mm air) (langkah flash tank)
belum berjalan
16:30 1 mm
normal : 2 mm 16:35
1 450 320
max : 20 mm (1x)
2 320 470 normal : 2 mm
3 20 20 max : 20 mm (2x)
4 400 390
16:40
5 410 395
6 405 370 normal : 3 mm
7 320 150 max : 22 mm (3x)
8 190 340
16:45
9 350
345
10 335 200
11 220 150 15 mm (5x)
12 170 350
16:50
13 360 330
14 330 140
15 40 220
16 320 295
17 295 295 20 mm (5x)
18 255 225
16:55
19 265 360
20 340 290
21 310 320 22 mm (5x)
22 260 185
23 195 280
17:00
24 290 290
25 310 310
26 270 140 20 mm (3x)
27 170 295
28 275 145
29 155 135
17:05
35 130 350
36 390 300
37 290 300
38 280 280
39 120 10
40 60 110 17 mm (3x)
41 250 270
42 200 90
17:15
43 160 280
Catatan :
1. Volume = 450 ml
6. Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Juli 2007
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida
Fluida Kerja : Air
Pemanas : Botol Spirtus
Evaporator : Pipa Tembaga 2 Ujung
: panjang 385 mm
: diameter ½ “
: posisi paling atas (210mm) horisontal
Flash Tank : Botol Plastik B
: posisi bawah (200mm)
Gambar 6. Skema pompa air energi termal penelitian ke 6 210mm
660mm
200mm
1 20 10
2 30 15 2 mm
17:37
3 10 5
4 80 10 normal : 2 mm
5 50 20 max : 22 mm (1x)
6 20 10
7 50 10
17:42
8 270 645
17:47 9 500 475
17:52 10 620 685 28 mm(1x)
17:57
11 685 950 air dari hisap tumpah ke flash tank
18:02
12 575
18:07
55 pukul 17:57 – 18:17 > 28 mm (2x)
13 200 670
18:12
14 500
18:17
170
15 270 600 10 mm (1x)
16 30 20
18:22
17 440
Catatan :
1. Volume = 212 ml
7. Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Juli 2007
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida
Fluida Kerja : Air
Pemanas : Botol Spirtus
Evaporator : Pipa Tembaga 2 Ujung
: panjang 385 mm
: diameter ½ “
: posisi paling atas (210mm) horisontal
Flash Tan