• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan maskapai penerbangan: studi kasus pada penumpang maskapai penerbangan di 3 biro perjalanan Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan maskapai penerbangan: studi kasus pada penumpang maskapai penerbangan di 3 biro perjalanan Yogyakarta."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN MASKAPAI PENERBANGAN

Studi Kasus pada Penumpang Maskapai Penerbangan di 3 Biro Perjalanan

Yogyakarta

Yoga Andhika Jaya Putra

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen

terhadap pelayanan maskapai penerbangan di Yogyakarta. Sampel pada penelitian ini

adalah sebagian penumpang maskapai penerbangan di 3 Biro Perjalanan Yogyakarta

yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan, dengan sampel sebanyak 100

responden.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive

sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode kuesioner dan kepustakaan.

Teknik pengujian instrument menggunakan validitas dan reliabilitas. Teknik analisis

data menggunakan Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dan uji chi kuadrat.

Dari analisis Indeks Kepuasan Pelanggan diketahui bahwa konsumen sangat

puas terhadap kualitas pelayanan maskapai penerbangan tersebut. Dari analisis Chi

Kuadrat bahwa ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap pelayanan masakapai

penerbangan dilihat dari aspek jenis kelamin, pekerjaan, usia, dan maskapai

(2)

ABSTRACT

CUSTOMER SATISFACTION INDEX OF AIRLINES SERVICE

A Case Study of the Airlines Passengers on Three Travel Agents in Yogyakarta

Yoga Andhika Jaya Putra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

This study aims to know the customer satisfaction index of airlines service in Yogyakarta. The sample of the study is some of the passengers on three travel agents in Yogyakarta who had used airlines service as many as 100 respondents.

The sample was taken by purposive sampling. Questionnaire and literature review were used to collect the data. To validate the data, the researcher used validity and reliability test. Customer Satisfaction Index and chi-square test were used to analyze the data.

(3)

i

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP

PELAYANAN MASKAPAI PENERBANGAN

Studi Kasus pada Penumpang Maskapai Penerbangan di 3 Biro Perjalanan Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Yoga Andhika Jaya Putra

NIM: 112214004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai

sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

( Yeremia 29:11 )

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12)

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Bapak, Ibu dan Saudara tercinta yang selalu memberi doa dan dukungan

(7)

v

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN MASKAPAI PENERBANGAN

Studi Kasus pada Penumpang Maskapai Penerbangan di 3 Biro Perjalanaan Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 27 Oktober 2015 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan yang saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yoga Andhika Jaya Putra

Nomor Induk Mahasiswa : 112214004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN

MASKAPAI PENERBANGAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

hak kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015

Yang menyatakan,

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

karunia, rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Maskapai

Penerbangan: Studi Kasus pada Penumpang Maskapai Penerbangan di 3 Biro

Perjalanan Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si., selaku dosen pembimbing I

yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Drs. Hyginus Suseno Triyanto Widodo, M.S., selaku dosen

pembimbing II yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Antonius Radix Atmono, selaku pimpinan PT Mitra Persada

Travelindo yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di

(10)

viii

6. Bapak Rida Al Rahman, selaku pimpinan PT Borneo Sejahtera yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di kantor Borneo.

7. Ibu Auxiliadora Patricia Hendrique, selaku direktur PT INDONESIA

STAT yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di

kantor STAT.

8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

9. Bapak Christian Jimin dan Ibu Anjar Wikani tercinta yang telah

memberikan segala bentuk dukungan dan doa yang tidak pernah putus

untuk anakmu ini.

10. Saudara tercinta, Yogi Andhika Jaya Putri dan Aji Wardana yang telah

memberikan dukungan dan doa selama penulisan skripsi ini.

11. Bude tercinta, Christina Sumi Rahayu yang telah memberikan dukungan

serta doa.

12. Novri Suhardi, Leonardo Dukung Wicaksono, Enggrit Swesty Caesaria,

Anastasia Dwi Puspitasari, dan Samuel Antoni Cahyono, terima kasih

atas perhatian dan selalu memberikan dukungan selama ini.

13. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2011, terima kasih untuk

persaudaraan selama empat tahun terakhir. Semoga persaudaraan ini tidak

pernah berakhir setelah kita lulus masing-masing. Sukses selalu untuk kita

semua.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

(11)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015

Penulis

Yoga Andhika Jaya Putra

(12)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

D. Pengertian Kepuasan dan Kepuasan Konsumen ... 15

E. Mengukur Kepuasan Konsumen ... 18

(13)

xi

G. Penelitian Sebelumnya ... 21

H. Kerangka Konseptual Penelitian ... 23

I. Hipotesis ... 24

A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 48

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 48

(14)

xii

C. Keterbatasan ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Validitas Variabel X1 ... 48

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Validitas Variabel X2 ... 50

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berasarkan Pekerjaan …... ... 55

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 56

Tabel V.7 Penghitungan Indeks Kepuasan Konsumen ... 56

Tabel V.8 Kepuasan Konsumen Dilihat dari Segi Jenis Kelamin ... 61

Tabel V.9 Kepuasan Konsumen Dilihat dari Segi Pekerjaan ... 62

Tabel V.10 Kepuasan Konsumen Dilihat dari Segi Pendidikan ... 63

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Subjek Penelitian ... 71

Lampiran 2 Kuesioner Try Out ... 76

Lampiran 3 Angket Penelitian ... 80

Lampiran 4 Skor Jawaban Try Out (Harapan) ... 84

Lampiran 5 Skor Jawaban Try Out (Kenyataan) ... 87

Lampiran 6 Skor Angket Harapan ... 90

Lampiran 7 Skor Angket Kenyataan ... 93

Lampiran 8 Validitas dan Reliabilitas Angket Harapan ... 96

Lampiran 9 Validitas dan Reliabilitas Angket Kenyataan ... 100

Lampiran 10 Tabel Chi Kuadrat dan Product-Moment ... 104

(18)

xvi ABSTRAK

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN MASKAPAI PENERBANGAN

Studi Kasus pada Penumpang Maskapai Penerbangan di 3 Biro Perjalanan

Yogyakarta

Yoga Andhika Jaya Putra

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen

terhadap pelayanan maskapai penerbangan di Yogyakarta. Sampel pada penelitian

ini adalah sebagian penumpang maskapai penerbangan di 3 Biro Perjalanan

Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan, dengan

sampel sebanyak 100 responden.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive

sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode kuesioner dan kepustakaan.

Teknik pengujian instrument menggunakan validitas dan reliabilitas. Teknik

analisis data menggunakan Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dan uji chi kuadrat.

Dari analisis Indeks Kepuasan Pelanggan diketahui bahwa konsumen

sangat puas terhadap kualitas pelayanan maskapai penerbangan tersebut. Dari

analisis Chi Kuadrat bahwa ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap

pelayanan masakapai penerbangan dilihat dari aspek jenis kelamin, pekerjaan,

(19)

xvii ABSTRACT

CUSTOMER SATISFACTION INDEX OF AIRLINES SERVICE

A Case Study of the Airlines Passengers on Three Travel Agents in Yogyakarta

Yoga Andhika Jaya Putra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

This study aims to know the customer satisfaction index of airlines service in Yogyakarta. The sample of the study is some of the passengers on three travel agents in Yogyakarta who had used airlines service as many as 100 respondents.

The sample was taken by purposive sampling. Questionnaire and literature review were used to collect the data. To validate the data, the researcher used validity and reliability test. Customer Satisfaction Index and chi-square test were used to analyze the data.

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern sekarang ini pertumbuhan sektor jasa sangatlah pesat.

Berbagai jenis bisnis sangat mudah untuk dijumpai, salah satu contohnya

merupakan bisnis jasa transportasi. Bisnis jasa transportasi disini mencakup

transportasi darat, udara, dan laut. Transportasi adalah sebagai pemindah barang

dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan

gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan,

kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangatlah penting

untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah

pemasaran, dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen

(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/ pengertian-dan-fungsi-transportasi.html).

Semua orang saat ini tidak dapat mengelak bahwa transportasi berperan

penting dalam kehidupan. Untuk ke tempat tujuan, orang membutuhkan

transportasi, baik transportasi umum maupun transportasi pribadi. Tidak hanya

orang tetapi perusahaan pun turut membutuhkan transportasi untuk mengantarkan

barang hingga ke tangan konsumen.

Perusahaan jasa transportasi semakin banyak dijumpai, ini disebabkan karena

permintaan akan jasa transportasi dari masyarakat semakin meningkat pula.

(21)

menambah armadanya dan memperbaiki kualitas pelayanan adapula hingga

mendirikan perusahaan baru agar memberikan banyak pilihan kepada konsumen.

Maskapai penerbangan atau penerbangan dapat didefinisikan sebagai satu

kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,

bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan, dan keamanan,

lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas lainnya (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan).

Sejarah penerbangan di Indonesia sendiri dimulai dari zaman Belanda pada 10

Maret 1911 yaitu pesawat terbang berjenis Antoinette. Pada 1 Oktober 1924

sebuah pesawat Fokker F-7 milik Belanda mencoba penerbangan dari Schippol

Amsterdam ke Batavia (sekarang Jakarta) dan penerbangan ini membutuhkan

waktu selama 55 hari dengan berhenti di 19 kota. Maka pada tanggal 20 Desember

1949, pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD resmi diberi nama dan logo baru,

Garuda Indonesia Airways, pemberian Presiden Soekarno kepada perusahaan

penerbangan pertama di Indonesia ini.

Sektor jasa terutama dalam bidang transportasi khususnya maskapai

penerbangan mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir.

Terlihat dari munculnya maskapai penerbangan baru di pasaran. Beberapa

maskapai penerbangan baru muncul beberapa tahun belakangan ini yang ada di

Indonesia yaitu Indonesia AirAsia, Batik Air, Sky Aviation, dan Nam Air. Batik

Air merupakan anak perusahaan dari Lion Air. Sedangkan Nam Air merupakan

(22)

yang fokusnya melayani penerbangan ke Yogyakarta, Pontianak, Surabaya, dan

Denpasar.

Indonesia sendiri memiliki beberapa maskapai penerbangan yang melayani

penerbangan domestik maupun penerbangan internasional. Maskapai penerbangan

di Indonesia yang masih beroperasi hingga saat ini antara lain Batik Air, Citilink,

Express Air, Garuda Indonesia, Indonesia AirAsia, Kalstar Aviation, Lion Air,

Nam Air, Sky Aviation, Sriwijaya Air, Trigana Air, dan Wings Air.

Maskapai penerbangan sangat diperlukan untuk masyarakat Indonesia dengan

geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga lebih mudah

menjangkau antar pulau. Menempuh perjalanan dengan menggunakan pesawat

lebih cepat daripada menggunakan alat transportasi lain. Sehingga maskapai

penerbangan sangat berkembang di Indonesia. Bukan hanya maskapai dalam

negeri yang meraup keuntungan dengan bisnis ini juga maskapai luar negeri pun

ikut menjajakan bisnisnya di Indonesia. Sehingga terjadilah persaingan antar

maskapai penerbangan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta

memberikan kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya

tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan kepuasan konsumen. Salah satu

cara untuk memuaskan konsumen adalah dengan cara memberikan pelayanan

kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. Kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya

(23)

Pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan

konsumen (Tjiptono, 2007). Dalam segi jasa pelayanan dan fasilitas penerbangan

banyak faktor yang dibutuhkan agar dapat berjalan dengan baik. Carut marutnya

maskapai penerbangan beberapa tahun terakhir ini mengakibatkan kekhawatiran

konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh maskapai. Kasus terakhir yang

menimpa Indonesia AirAsia tujuan Surabaya – Singapura yang jatuh di perairan

Kalimantan, maskapai ini mengabaikan beberapa prosedur keselamatan dan

beberapa faktor lain. Lion Air sendiri beberapa bulan yang lalu mengalami delay

yang sangat hebat sehingga merugikan baik waktu maupun materiil dari

konsumen, ini diakibatkan beberapa armada yang sedang diaudit tetapi maskapai

tersebut tidak dapat mengatasi kekurangan armada tersebut. Sehingga dibutuhkan

pelayanan yang sungguh-sungguh dari maskapai penerbangan itu sendiri dan

ditunjang dengan fasilitas yang memadai agar tercapai kepuasan konsumen

tersebut.

Untuk mengukur dan mengamati kepuasan konsumen diperlukan suatu

penelitian tentang tingkat kepuasan konsumen, apakah jasa yang diberikan dapat

memberikan kepuasan konsumen. Atas hal tersebut maka penulis mengangkat

topik penelitian dengan judul : “TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalah pada penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen maskapai penerbangan?

2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan maskapai

penerbangan?

3. Apakah ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap pelayanan maskapai

penerbangan ditinjau dari karakteristiknya?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk mempertajam masalah ini atau

untuk penyederhanaan dan penyempitan ruang lingkup permasalahan. Maka

permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kualitas pelayanan yang

diberikan oleh pihak maskapai penerbangan yang meliputi:

1. Tampilan elemen fisik (Tangible)

2. Keandalan (Reliability)

3. Daya tanggap (Responsiveness)

4. Jaminan (Assurance)

(25)

D. Tujuan Penelitian

Setiap melakukan kegiatan pasti terdapat tujuan yang hendak dicapai, begitu juga dengan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik konsumen maskapai penerbangan.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan

maskapai penerbangan.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan konsumen terhadap

pelayanan maskapai penerbangan ditinjau dari karekteristiknya.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk perusahaan guna

meningkatkan kualitas jasa pelayanan terhadap konsumen dan masyarakat

luas.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penelitian lebih lanjut dalam

bidang pemasaran jasa, menambah ilmu, dan menambah bahan bacaan bagi

mahasiswa.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang realitas bagi

(26)

memperluas wawasan penulis dalam mengimplementasikan ilmu yang

(27)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kualitas Pelayanan

Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh

organisasi atau perorangan kepada konsumen (customer/yang dilayani) yang

bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. (Sutopo, 2003: 8) pendapat;

lain yang hampir sama yaitu ”pelayanan adalah produk-produk yang tidak

kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan

menggunakan peralatan” (Ratminto, 2006: 2), kemudian pengertian itu

disempurnakan oleh Gronroos (1990: 27) yaitu:

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan

yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/

pelanggan.

Dari uraian definisi di atas dapat diketahui bahwa ciri pokok pelayanan

adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) pelayanan sangat berlawanan

sifatnya dengan barang jadi, dan melibatkan upaya manusia (karyawan) atau

(28)

Itu merupakan kenyataan terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh

yang sifatnya tindakan sosial. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak

dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya kejadiannya bersamaan

dan terjadi ditempat yang sama. Ciri-ciri lain yang lebih lengkap yang dapat

dipakai untuk memahami pengertian pelayanan.

Kualitas pelayanan menurut Wyckof (dalam Fandy Tjiptono, 200: 53)

adalah tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu expected service dan perceived

service. Definisi ini sejalan dengan pendapat Parasuraman Zeithami dan Berry

(1985: 48), bahwa jika pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived

service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sebagai kualitas yang memuaskan. Jika pelayanan yang

diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan

dipersepsikan buruk. Maka baik tidaknya kualitas pelayanan yang tergantung

pada kemampuan penyedia jasa (pelayanan) dalam memenuhi harapan

pelanggan secara konsisten, Kualitas total suatu jasa menurut Fandi Tjiptono

(2000: 60) terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1) Technical quality, yaitu komponen yang terkait dengan kualitas output

jasa yang diterima pelanggan. Hal ini dapat diperinci lagi menjadi: (a)

Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum

(29)

hanya bisa dievaluasi pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi

jasa, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan meskipun telah

mengkonsumsi suatu jasa.

2) Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu jasa.

3) Corporate image, yaitu profil, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus

suatu perusahaan.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor

81 Tahun 1993 menjelaskan faktor-faktor pelayanan seperti (a)

Kesederhanaan, (b) Kejelasan, (c) Kepastian Waktu, (d) Akurasi, (e)

keamanan, (f) Tanggung Jawab, (g) Kelengkapan sarana prasarana, (h)

Kemudahan akses, (i) Kedisiplinan kesopanan dan keramahan, dan (j)

Kenyamanan (Ratminto, 2006: 23).

1) Kesederhanaan

Kesederhanaan bahwa prosedur/tatacara pelayanan diselenggarakan

secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan.

2) Kejelasan

Kejelasan dan kepastian, mengenai (a) prosedur/tatacara pelayanan umum,

(b) persyaratan-persyaratan umum baik teknis maupun administratif (c)

(30)

memberikan pelayanan umum. (d) Rincian biaya atau tarif pelayanan

umum dan tata cara pembayarannya. (e) Hak dan kewajiban baik dari

pemberi maupun penerima layanan umum berdasarkan bukti-bukti

penerimaan permohonan/kelengkapannya sebagai alat untuk memastikan

mulai dan proseas pelayanan umum hingga ke penyelesaiannya.

3) Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

4) Akurasi

Produk pelayanan umum diterima dengan benar tepat dan sah. Pertama

persyaratan pelayanan umum dibatasi hanya pada hal-hal yang berkaitan

langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap

memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan

umum yang diberikan. Kedua dicegah adanya pengulangan kelengkapan

persyaratan pada konteks yang sama, dalam hal proses pelayanannya,

kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah yang

terkait.

5) Keamanan

Proses dan produk pelayanan umum memberikan rasa aman dan kepastian

hukum bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan

keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.

(31)

6) Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan umum atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan umum dalam arti

cakupan/jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin

dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.

7) Kelengkapan sarana prasarana,

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

8) Kemudahan akses,

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

9) Kedisiplinan Kesopanan dan keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta

memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10) Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah

(32)

2. Pengertian Jasa

Menurut Philip Kotler (1997:464) Jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.

Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.

3. Karakteristik Jasa

Ada empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakan dengan

barang, Menurut Tjiptono (1997) yaitu:

a. Tidak Berwujud (Intangible)

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan, dan tidak

dapat dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.

b. Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability)

Pada umumnya jasa diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu

bersamaan. Apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada

pihak lainnya, maka orang itu akan tetap merupakan bagian jasa tersebut.

c. Bervariasi (Variability)

Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa,

penerima jasa, dan kondisi di tempat jasa tersebut diberikan.

d. Tidak Tahan Lama (Perishability)

Daya tahan suatu jasa tergantung pada situasi yang diciptakan oleh

(33)

B. Konsep Jasa

Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa. Komponen

jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total penawaran.

Penawaran dapat dibedakan menjadi lima kategori: (Philip Kotler, 1997).

a. Barang berwujud murni

Penawaran hanya terdiri atau barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau

garam.Tidak ada jasa yang menyertai produk itu.

b. Barang berwujud yang disertai jasa

Penawaran terdiri atas barang berwujud yang disertai dengan satu atau

beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumennya.

c. Campuran

Penawaran terdiri atas barang dan jasa dengan proporsi yang sama, misalnya

orang mengunjungi restoran untuk makan dan pelayanannya.

d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

Penawaran terdiri atas satu jasa utama disertai jasa tambahan dan/atau barang

pendukung.Contohnya, penumpang pesawat terbang membeli jasa

transportasi.Mereka sampai di tempat tujuan merupakan suatu yang berwujud

untuk membuktikan pengeluaran mereka.

e. Jasa murni

Penawaran hanya terdiri atas jasa, contohnya jasa menjaga bayi, psikoterapi,

(34)

C. Dimensi Kualitas Jasa

Menurut Philip Kotler (1994), terdapat lima kriteria penentu kualitas jasa,

yaitu:

1. Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan

pelayanan sesuatu yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

2. Ketanggapan (Responsiveness), yaitu kemampuan perusahaan untuk

menolong pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik.

3. Jaminan (Assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas, serta sifatnya

yang dapat dipercaya sehingga pelanggan terbebas dari risiko.

4. Empati (Empathy), yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara

individual kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta

kemudahan untuk dihubungi.

5. Penampilan (Tangible), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan,

dan sarana komunikasi.

D. Pengertian Kepuasan dan Kepuasan Konsumen

Menurut Oliver (1980) Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Jadi,

tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan

kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan

(35)

Menurut Kotler (2002: 42) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap

kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.

Kata puas yaitu merasa senang lega, gembira, karena sudah terpenuhi hasrat

hatinya, (KUBI, 2002) kepuasan yang berarti perihal yang bersifat puas karena

merupakan kelegaan, kesenangan, dan sebagainya karena yang diharapkan dapat

terpenuhi walaupun dilakukan dengan susah payah atau dengan pengorbanan.

Perasaan puas pelanggan timbul ketika konsumen membandingkan persepsi

mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka Tse and

Wilson (1988) menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan adalah respon

pelanggan terhadap ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara

harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang

dirasakan setelah pemakaiannya. Lebih jauh lagi tse and Wilson (1988)

menguraikan dua variabel utama yang menentukan kepuasan pelanggan, yaitu

expectations dan perceived performance.

Apabila perceived performance melebihi expectations maka pelanggan akan

puas, tetapi apabila sebaliknya maka pelanggan merasa tidak puas. Kotler and

Keller (2006: 136) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan

senang atau kekecewaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Dari beberapa uraian tersebut

(36)

antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya, yang menghasilkan

disconfirmation paradigm.

Pelanggan, orang-orang secara aktual menggunakan barang-barang dan

jasa-jasa perusahaan juga merupakan bagian dari lingkungan eksternal. Karena

penjualan penting bagi kelangsungan perusahaan, manajemen memiliki tugas

untuk memastikan bahwa praktek-praktek kepegawaiannya tidak berlawanan

dengan para pelanggan yang dilayaninya. Para pelanggan terus menerus

meminta produk-produk yang bermutu tinggi dan layanan pasca pembelian.

Dengan demikian, tenaga kerja suatu perusahaan harus mampu memberikan

secara langsung dengan keahlian, kualifikasi, dan motivasi dari para karyawan

perusahaan (Judy,2008: 9).

Kepuasan pelanggan yaitu sebagai derajat sejauh mana seseorang

berpihak pada suatu lembaga yang memberikan suatu hal, atau berpartisipasi

aktif di dalamnya, dan menganggap hasil produktivitasnya penting bagi harga

diri (Rosiqin, 2010: 68). Kepuasan pelanggan menunjukkan sikap positif

terhadap kerja sama lembaga kepada pelanggan, sebaliknya bagi orang yang

tidak puas sebagai pelanggan menunjukkan sikap yang negatif pengguna jasa

terhadap lembaga sebagai sikap kerja sama yang dianggap tidak seimbang Oleh

karena itu kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam

memberikan nilai dalam hitungan relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja

(37)

Dan bila kinerja sesuai deengan harapan, pembelinya merasa puas. Bila kinerja

melebihi harapan, pembelinya merasa amat gembira (Kotler, 2001: 10).

Demikian kualitas harus dirasakan oleh pelanggan oleh karena itu

pengertian itu mengenai kecacatan adalah ’bila pelanggan tidak menyukainya itu

berarti cacat’ sejalan dengan itu the America Society for Quality Control

mendefinisikan. Kualitas sebagai sifat dan karakteristik total produk atau jasa

yang berhubungan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan pelanggan.

Definisi yang berorientasi pada pelanggan itu mengisyaratkan bahwa sebuah

perusahaan telah mencapai kualitas terpadu hanya jika produk atau jasanya

memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Jadi tujuan dasar gerakkan

kualitas terpadu dewasa ini telah berubah menjadi kepuasan pelanggan terpadu.

Kualitas dimulai dengan kebutuhan pelanggan dan diakhiri dengan kepuasan

pelanggan (Kotler, 2001: 12 ).

E. Mengukur Kepuasan Konsumen

Menurut Philip Kotler (1994) dalam Fandy Tjiptono et al (2008)

mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan

yaitu:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Organisasi yang berpusat pada pelanggan (Customer-Centered) memberikan

kesempatan yang luas bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan

(38)

komentar dan lain sebagainya.Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan

masukan kepada perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan

tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah.

2. Survei Kepuasan Pelanggan

Metode ini dapat dilakukan melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi.

Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik

secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda (sinyal)

positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Pengukuran pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai

cara, diantaranya:

a. Directly Reportered Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti:

“Ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT A pada skala

berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas”.

b. Derived Dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya

harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang

mereka rasakan.

c. Problem Analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua

(39)

dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan

perbaikan.

d. Importance-Performance Analysis

Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari penawaran

berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut dan juga merangking

seberapa baik kinerja perusahaan dalam tiap atribut itu.

3. Ghost Shopping

Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost

shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk

perusahaan pesaing, lalu menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan pesaing. Selain itu ghost shopper juga dapat

mengamati cara penanganan keluhan.

4. Lost Customer Analysis

Perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli dan

beralih pemasok. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai

penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini bermanfaat bagi perusahaan

untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan

(40)

F. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dan Fasilitas dengan Kepuasan Konsumen

Dengan persaingan penerbangan yang semakin ketat maka menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen

sehingga terpenuhi harapan konsumen dan dapat memuaskan konsumen dari

pesaing lainnya. Untuk memenuhi harapan konsumen perusahaan harus

memperhatikan tidak hanya produk saja, melainkan juga dalam berbagai aspek

seperti sumber daya manusia, lingkungan, dan lain-lain.

Banyak sekali faktor yang dapat menunjang kepuasan konsumen salah satunya adalah fasilitas yang ada. Konsumen tidak hanya melihat suatu produk

jasa dari pelayanannya saja tatapi juga dari fasilitas yang disediakan oleh

penyedia jasa tersebut. Dengan fasilitas yang ada dapat memberikan nilai lebih

suatu perusahaan di mata konsumen sehingga dapat bersaing dengan para

kompetitornya.Untuk memenuhi harapan konsumen perusahaan harus

memperhatikan fasilitas yang layak atau bahkan menggunakan fasilitas terbaru

untuk menarik minat konsumen.

G. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah

1. Penelitian Mariana Ekawati pada tahun 2012, judul penelitian: Analisis

(41)

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan

konsumen terhadap jasa transportasi kereta api dan untuk menganalisis apakah

terdapat perbedaan tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa kereta api.

Dalam pengambilan sampel Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap

Jasa Transportasi Kereta Api dengan mengambil sampel pengguna dan

penumpang kereta api, dengan sampel berjumlah 100 orang

responden.Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu

convenience sampling. Teknik ini dipilih karena praktis, lebih mudah dan

cepat serta mudah untuk melaksanakan. Teknik pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan riset kepustakaan.

Hasil penelitian berupa kesimpulan bahwa dari perhitungan yang telah

dilakukan pelanggan merasa puas dengan pelayanan kereta api. Penulis

mengalami berbagai keterbatasan yaitu responden, waktu, tenaga, dan biaya.

2. Penelitian Fitriah Isky Farida pada tahun 2011, judul penelitian: Analisis

Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspres

Pakuan Jabodetabek (Studi Kasus Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor

Jakarta).

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan di Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor – Jakarta dan

menganalisis hubungan antara karakteristik pelanggan Kereta Api Ekspres

Pakuan Bogor – Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan. Penulis

(42)

menggunakan cara observasi langsung, wawancara, dan penyebaran kuesioner

untuk mendapatkan data primer. Metode pemilihan sampel yang digunakan

adalah metode non probability sampling dengan menggunakan teknik

convenience sampling.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tedapat kesenjangan/Gap yang

cukup besar antara harapan pelanggan dengan kualitas pelayanan yang

diterima pelanggan. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan objek

yang lebih luas, tidak hanya dalam satu jenis transportasi tetapi juga dalam

transportasi lainnya seperti bus dan penerbangan.

H. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual dari penelitian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

Gambar II.1

Dari kerangka konseptual penelitian di atas menggambarkan bahwa

Kepuasan Konsumen dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang ada pada

maskapai penerbangan.

(43)

I. Hipotesis

Pada hal ini kepuasan konsumen terjadi setelah mendapatkan kualitas

pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai dari sebuah maskapai itu tersebut.

Apabila maskapai penerbangan telah memiliki kualitas pelayanan dan fasilitas

yang baik maka kepuasan konsumen tersebut akan tercapai. Kepuasan konsumen

itu dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 : Ada perbedaan kepuasan konsumen dilihat dari jenis kelamin.

H2 : Ada perbedaan kepuasan konsumen dilihat dari usia.

H3 : Ada perbedaan kepuasan konsumen dilihat dari pekerjaan.

(44)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus. Studi

kasus yaitu menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas

objek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu tertentu, termasuk

lingkungannya. (Husein Umar, 2003:43).

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun

lembaga (organisasi). Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan

dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subjek penelitian inilah terdapat

objek penelitian. Subjek penelitian adalah responden yang pernah

menggunakan jasa maskapai penerbangan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sifat dan keadaan dari suatu benda, orang, atau yang

menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa

berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan,

(45)

batin, dan bisa juga berupa proses. Objek penelitian adalah kepuasan

konsumen terhadap pelayanan dan fasilitas maskapai penerbangan, yakni

mencakup perlengkapan, waktu, kemanan, dan perilaku karyawan terhadap

konsumen.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 1-31 Mei 2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Agen atau Biro Perjalanan di Yogyakarta yaitu

para penumpang yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

D. Variabel Penelitian

Dalam menentukan variabel penelitian terdapat lima dimensi utama yang

disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut (Tjiptono &

Chandra, 2011:198).

1. Reliabilitas (Reliability)

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang

akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan

(46)

2. Daya Tanggap (Responsiveness)

Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk

membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta

menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa

secara cepat.

3. Jaminan (Assurance)

Yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para

pelanggannya.Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap

sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk

menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

4. Empati (Empathy)

Berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal

kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Bukti Fisik (Tangibles)

Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang

digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

E. Definisi Operasional

1. Persepsi konsumen terhadap pelayanan adalah pendapat konsumen setelah

(47)

2. Persepsi konsumen terhadap fasilitas adalah pendapat konsumen setelah

menggunakan fasilitas terhadap jasa maskapai penerbangan.

3. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen terhadap pelayanan

sebelum menggunakan dan setelah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

Ada lima faktor utama yang berkaitan dengan kepuasan konsumen menurut

Lupiyoadi (2001) yaitu:

a. Kualitas Produk

Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas

bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhannya.

b. Kualitas Pelayanan

Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau

yang sesuai dengan harapan.

c. Emosional

Konsumen akan merasa puas bila seseorang memuji dia karena

menggunakan merek yang mahal.

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

(48)

e. Biaya

Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung

puas terhadap produk atau jasa tersebut.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam

yang lain (Sugiyono, 2010:117). Yang menjadi populasi pada penelitian

ini adalah seluruh penumpang maskapai Agen atau Biro Perjalanan di

Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi

yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan

peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada

populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010:118). Yang menjadi sampel pada

(49)

atau Biro Perjalanan di Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa

maskapai penerbangan.

2. Ukuran Sampel

Sampel yang diambil adalah pengguna atau penumpang jasa maskapai

penerbangan.Sampelnya berjumlah 100 orang responden. Rumus yang

digunakan untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Siagian:

Bila sampel berukuran n diambil dari populasi berukuran N, maka nilai

harapan dan standar deviasi distribusi sampling rata-rata adalah:

G. Teknik Pengambilan Sampel (Teknik Sampling)

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih

berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan

sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam

pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan

tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena

peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau

mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat pertimbangan

tertentu tersebut dengan anggapan bahwa yang dianggap- paling tahu tentang apa

(50)

H. Sumber Data

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari

individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang

dilakukan oleh peneliti.

2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah

disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel-tabel ataupun dalam

bentuk diagram-diagram dalam buku-buku, literature, dan internet.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan

yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden.

2. Metode Kepustakaan

Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga

akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang

(51)

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kesahihan suatu

instrument. Instrument yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi,

demikian pula sebaliknya. Sebuah instrument dikatkan sahih, apabila mempu

mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Iqbal Hasan, 2002; 79). Untuk uji validitas menggunakan

rumus Koefisien Product Moment (Pearson) (Supardi, 2013;169) yaitu:

Keterangan:

n = banyaknya pasang data (unit sampel)

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah

instrument. Reliabilitas menujukkan apakah instrument tersebut secara

konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang suatu yang diukur pada

waktu yang berlainan (Iqbal Hasan, 2002; 77). Untuk uji validitas

(52)

Keterangan:

= reliabilitas internal seluruh instrument

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

K. Teknik Analisis Data

1. Untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen penulis menggunakan hasil

jawaban konsumen dengan rumus indeks kepuasan pelanggan yaitu:

IKP = PP – EP

Dimana:

IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan

PP = Perceived Performance (Kerja nyata)

EP = Expectations Performance (Kinerja harapan)

Kriteria Indek Kepuasan Konsumen:

 PP > EP = Sangat Puas

 PP = EP = Puas

 PP < EP = Tidak Puas

2. Untuk menguji perbedaan kepuasan konsumen tiap karakteristiknya

digunakan uji chi kuadrat.

Uji Chi Kuadrat dapat dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa

(53)

uji Chi Kuadrat dihadapkan pada suatu pengujian apakah perbedaan antara

frekuensi hasil observasi (disimbolkan fo) dengan frekuensi yang dihadapkan

oleh peneliti (disimbolkan fe) dari sampel terbatas merupakan perbedaan yang

signigikan atau tidak. Uji Chi Kuadrat digunakan untuk uji beda kepuasan

konsumen menurut jenis yaitu:

Keterangan:

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi yang diharapkan (teoritis), bila fe tidak dapat

diketahui

(54)

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM MASKAPAI PENERBANGAN

A. SEJARAH SINGKAT GARUDA INDONESIA

1. Sejarah Singkat

Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan,

Perusahaan terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota

pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia.

Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia

sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama

menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke

Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari

1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3

Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda

Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput

Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama

Garuda Indonesian Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia

resmi menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38

buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat Laut Catalina, dan 8

pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, dimana

(55)

ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai

Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

a. Tahun 1980

Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan

restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini

mendorong perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang

komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan

mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda

Indonesia Training Center.

b. Tahun 1990

Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami

revitalisasidan restrukturisasi besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal

ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi

karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan

Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.

c. Tahun 2000

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda

Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat

(56)

Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara

menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional,

membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan

Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat

kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting

memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.

d. Tahun 2010

Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda

Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011.

Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum

perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham

tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari

2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan

setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras

serta dedikasi berbagai pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan

saham Garuda Indonesia sebagai emiten dan Perusahaan publik adalah Negara

Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%),

dan investor internasional (6,12%).

Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5

(57)

Perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero

Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems

Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan

operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan, termasuk

2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Garuda Indonesia, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang

terdiri dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11

pesawat Airbus A330-200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76

pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat

ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang

terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1

pesawat Boeing 737-400.

Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda

Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri

dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional.

Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini

Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian “code share” dengan 14

maskapai internasional.

Selain itu, pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi

(58)

perluasan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung bersama SkyTeam,

penumpang Garuda Indonesia kini dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178

negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota SkyTeam dengan lebih

dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh dunia.

Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan

kepada pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas

“Garuda Indonesia Experience”, yang menghadirkan kerahmahtamahan,

budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui kelima panca indera,

yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk diimplementasikan dalam

layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post-journey.

Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai

IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar

kemanan dan keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar

anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada

tahun 2008 lalu.

2. Pelayanan Penumpang

a. GarudaMiles

Merupakan program maskapai bagi para penumpang yang setia

menggunakan Garuda. Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap

(59)

bersama partner yang akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket

yang memberi setiap penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit

atau Upgrade Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada

penerbangan pilihan Anda.

Sebagai anggota GarudaMiles, penumpang juga dapat menikmati

banyak keuntungan dan keistimewaan eksklusif, seperti: check-in khusus di

Bandara keberangkatan, peningkatan kuota bagasi dan prioritas bagasi serta

prioritas waktu tunggu untuk reservasi tiket tentunya, akses untuk lounge

Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di

seluruh dunia.

b. Kelas penumpang

1) Kelas utama/ first class

Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan

konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah

seperti:

Sliding door disetiap suite.

Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas

(60)

tidur datar (180°) dan dilengkapi dengan matras, selimut,

bantal, dan lengkap dengan ottoman.

Meja yang bisa digunakan untuk menikmati menu yang

disajikan.

Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan

penggunaan.

Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan

untuk mempermudah percakapan dengan penumpang suite

yang berada di sebelahnya.

In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD,

dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.

Lemari penyimpanan pribadi.

Lampu baca pribadi

2) Kelas bisnis/ executive class

Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:

Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat

disandarkan hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan

(61)

Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi.

Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.

3) Kelas ekonomi/ economy class

Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35"

tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus

A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi

kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD

9-inci dengan AVOD.

B. SEJARAH SINGKAT CITILINK

1. Sejarah Singkat

Citilink telah menjadi maskapai yang paling cepat berkembang di

Indonesia sejak tahun 2011, ketika mengambil A320 pertama dan percepatan

ekspansi sebagai bagian dari upaya grup Garuda untuk bersaing lebih agresif

pada segment budget traveler.

PT Citilink Indonesia (Citilink atau Perusahaan) adalah anak

perusahaan Garuda Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Notaris

Natakusumah No. 01 tanggal 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur,

(62)

2009 tanggal 22 April 2009. Kepemilikan saham Citilink pada saat didirikan

adalah 67% PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk dan 53% PT Aerowisata.

Perkembangan Citilink pada awalnya merupakan penerbangan yang

dikelola oleh SBU Citilink milik Garuda Indonesia yang beroperasi AOC

Garuda dan menggunakan nomor penebangan Garuda sejak Mei 2011.

Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012

mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10

Agustus 2012 mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat maka

kepemilikan saham Citilink adalah 94,3% Garuda dan 5.7% Aerowisata.

Dengan dimilikinya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 tanggal

27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 tanggal 22 Juni

2012, Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012

dengan IATA flight code “QG”, ICAO designation “CTV” dan call sign

“Supergreen”.

2. Pelayanan Penumpang

Sekarang Citilink mengoperasikan 34 buah pesawat Airbus A320

dengan kapasitas 180 kursi. Citilink melayani 42 rute penerbangan domestik

(63)

C. SEJARAH SINGKAT LION AIR

1. Sejarah Singkat

Lion Air mulai mengangkasa dari Indonesia pada tahun 2000 dengan

satu buah pesawat dalam armadanya. Selama delapan tahun beroperasi, Lion

Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan-tujuan

penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam dengan

armada Boeing 737-900ER yang baru.

Sebagai perusahaan transportasi swasta yang terbesar di Indonesia,

kami bukan hanya menawarkan harga yang terjangkau kepada penumpang

kami, namun juga perjalanan udara yang aman, menyenangkan, dapat

diandalkan dan nyaman.

2. Pelayanan Penumpang

Lion Air melayani berbagai rute domestik dan internasional. Lion Air hanya

menyediakan kursi kelas ekonomi saja. Armada yang digunakankan sebagian

besar merupakan Boeing 737-900ER.

D. SEJARAH SINGKAT BATIK AIR

1. Sejarah Singkat

Maskapai ini merupakan anak perusahaan Lion Air yang berlayanan penuh.

Penerbangan perdana dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 3 Mei 2013 dari

(64)

dan tiba di Manado pada jam 14:00 WITA. Untuk mengalihkan jumlah

pesanan yang banyak dipesan oleh Lion Air, maskapai yang didirikan oleh

Rusdi Kirana ini merencanakan untuk sebuah maskapai penerbangan

berpelayanan penuh bernama Batik Air yang berdiri pada bulan Maret 2013

dengan menggunakan pesawat Boeing 737-900ER. Selain itu, untuk melayani

rute jarak jauh.

2. Pelayanan Penumpang

Batik Air memiliki 27 buah armada yang terdiri dari beberapa jenis yaitu

Airbus A320-200, Boeing 737-300, dan 737-900ER. Terdiri dari 2 kelas kursi

yaitu ekonomi dan bisnis. Hingga saat ini Batik Air telah melayani 12 rute

penerbangan di Indonesia.

E. SEJARAH SINGKAT INDONESIA AIRASIA

1. Sejarah Singkat

Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT.

AWAIR International. Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa

kota di Indonesia pada tahun 2000, yang kemudian diikuti pembukaan

penerbangan ke luar negeri (Singapura). Persaingan yang ketat di sektor

penerbangan di Indonesia membuat AWAIR menghentikan operasinya sekitar

(65)

Pada tahun 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan

orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya

dimulai pada Desember tahun itu. Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti

nama menjadi PT. Indonesia AirAsia.

2. Pelayanan Penumpang

Indonesia AirAsia memiliki 22 buah armada yang berjenis Airbus A320-200.

Kelas kursi yang ada di Indonesia AirAsia kelas ekonomi saja, tetapi terdiri

dari kursi standart dan kursi hot seat. Hot seat memiliki ruang kaki yang lebih

lapang dari kursi standart dan hanya tersedia di bangku nomor 1, 2, 3, 4, 5,

12, dan 14.

F. SEJARAH SINGKAT SRIWIJAYA AIR

1. Sejarah Singkat

PT SRIWIJAYA AIR lahir sebagai perusahaan swasta murni yang

didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy

Halim. Sriwijaya air kemudian memulai usahanya dengan bermodalkan satu

pesawat Boeing 737-200. Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi pionir

berdirinya Sriwijaya Air diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt.

Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.

Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya

Gambar

Gambar II.1   Kerangka Konseptual Penelitian  ..................................................
Gambar II.1
Hasil penghitungan validitas variabel XTabel 5.1 1 :
Hasil penghitungan validitas variabel XTabel 5.2 2 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh para karyawan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah membantu.. Kepada

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan vitamin E dengan dosis berbeda pada pakan terha- dap nilai malondialdehid hati dan akumulasi logam berat pada tubuh

Persepsi menentukan seseorang memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk suatu persepsi maka setiap individu harus

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor S-594/PK/2018 Tanggal 1 November 2018 Hal Pemberitahuan Rincian Alokasi Transfer Ke

Sedangkan implementasi pemilik usaha Bank Sampah terhadap konsep Eco-commitment, adalah komitmen yang kuat dalam menjalankan usaha, tentunya dapat menjadikan suatu usaha tersebut

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Good Corporate Governance dan Kualitas Audit dalam

Secara khusus, bab IV merangkum beberapa cara pembatasan informasi dalam jaringan yang dilakukan oleh negara, diantaranya dengan cara: pemblokiran yang