• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

mengalami berbagai keterbatasan yaitu responden, waktu, tenaga, dan biaya. 2. Penelitian Fitriah Isky Farida pada tahun 2011, judul penelitian: Analisis

Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspres

Pakuan Jabodetabek (Studi Kasus Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor Jakarta).

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan di Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor – Jakarta dan

menganalisis hubungan antara karakteristik pelanggan Kereta Api Ekspres

Pakuan Bogor – Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan. Penulis

menggunakan cara observasi langsung, wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer. Metode pemilihan sampel yang digunakan

adalah metode non probability sampling dengan menggunakan teknik

convenience sampling.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tedapat kesenjangan/Gap yang

cukup besar antara harapan pelanggan dengan kualitas pelayanan yang diterima pelanggan. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan objek yang lebih luas, tidak hanya dalam satu jenis transportasi tetapi juga dalam transportasi lainnya seperti bus dan penerbangan.

H. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar II.1

Dari kerangka konseptual penelitian di atas menggambarkan bahwa Kepuasan Konsumen dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang ada pada maskapai penerbangan.

Kepuasan Konsumen Kualitas Pelayanan

I. Hipotesis

Pada hal ini kepuasan konsumen terjadi setelah mendapatkan kualitas

pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai dari sebuah maskapai itu tersebut. Apabila maskapai penerbangan telah memiliki kualitas pelayanan dan fasilitas yang baik maka kepuasan konsumen tersebut akan tercapai. Kepuasan konsumen itu dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah

H1 : Ada perbedaan kepuasan konsumen dilihat dari jenis kelamin.

H2 : Ada perbedaan kepuasan konsumen dilihat dari usia.

H3 : Ada perbedaan kepuasan konsumen dilihat dari pekerjaan.

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus. Studi kasus yaitu menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, menyeluruh atas objek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungannya. (Husein Umar, 2003:43).

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subjek penelitian inilah terdapat objek penelitian. Subjek penelitian adalah responden yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sifat dan keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro- kontra, simpati- antipasti, keadaan

batin, dan bisa juga berupa proses. Objek penelitian adalah kepuasan konsumen terhadap pelayanan dan fasilitas maskapai penerbangan, yakni mencakup perlengkapan, waktu, kemanan, dan perilaku karyawan terhadap konsumen.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 1-31 Mei 2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Agen atau Biro Perjalanan di Yogyakarta yaitu para penumpang yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

D. Variabel Penelitian

Dalam menentukan variabel penelitian terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut (Tjiptono & Chandra, 2011:198).

1. Reliabilitas (Reliability)

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

2. Daya Tanggap (Responsiveness)

Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3. Jaminan (Assurance)

Yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya.Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

4. Empati (Empathy)

Berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Bukti Fisik (Tangibles)

Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

E. Definisi Operasional

1. Persepsi konsumen terhadap pelayanan adalah pendapat konsumen setelah

2. Persepsi konsumen terhadap fasilitas adalah pendapat konsumen setelah menggunakan fasilitas terhadap jasa maskapai penerbangan.

3. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen terhadap pelayanan

sebelum menggunakan dan setelah menggunakan jasa maskapai penerbangan. Ada lima faktor utama yang berkaitan dengan kepuasan konsumen menurut Lupiyoadi (2001) yaitu:

a. Kualitas Produk

Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhannya.

b. Kualitas Pelayanan

Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan.

c. Emosional

Konsumen akan merasa puas bila seseorang memuji dia karena menggunakan merek yang mahal.

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.

e. Biaya

Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2010:117). Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh penumpang maskapai Agen atau Biro Perjalanan di Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010:118). Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagian penumpang maskapai penerbangan Agen

atau Biro Perjalanan di Yogyakarta yang pernah menggunakan jasa maskapai penerbangan.

2. Ukuran Sampel

Sampel yang diambil adalah pengguna atau penumpang jasa maskapai penerbangan.Sampelnya berjumlah 100 orang responden. Rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Siagian: Bila sampel berukuran n diambil dari populasi berukuran N, maka nilai harapan dan standar deviasi distribusi sampling rata-rata adalah:

G. Teknik Pengambilan Sampel (Teknik Sampling)

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih

berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat pertimbangan tertentu tersebut dengan anggapan bahwa yang dianggap- paling tahu tentang apa yang kita harapkan (Sugiyono, 2009: 300).

H. Sumber Data

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.

2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah

disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel-tabel ataupun dalam bentuk diagram-diagram dalam buku-buku, literature, dan internet.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden.

2. Metode Kepustakaan

Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena sosial yang tengah dicermati.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Instrument yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrument dikatkan sahih, apabila mempu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Iqbal Hasan, 2002; 79). Untuk uji validitas menggunakan

rumus Koefisien Product Moment (Pearson) (Supardi, 2013;169) yaitu:

Keterangan:

n = banyaknya pasang data (unit sampel)

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrument. Reliabilitas menujukkan apakah instrument tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang suatu yang diukur pada waktu yang berlainan (Iqbal Hasan, 2002; 77). Untuk uji validitas

Keterangan:

= reliabilitas internal seluruh instrument

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

K. Teknik Analisis Data

1. Untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen penulis menggunakan hasil

jawaban konsumen dengan rumus indeks kepuasan pelanggan yaitu: IKP = PP – EP

Dimana:

IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan

PP = Perceived Performance (Kerja nyata)

EP = Expectations Performance (Kinerja harapan)

Kriteria Indek Kepuasan Konsumen:

 PP > EP = Sangat Puas

 PP = EP = Puas

 PP < EP = Tidak Puas

2. Untuk menguji perbedaan kepuasan konsumen tiap karakteristiknya

digunakan uji chi kuadrat.

Uji Chi Kuadrat dapat dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih dan data berjenis nominal, sehingga datanya bersifat diskrit. Dalam

uji Chi Kuadrat dihadapkan pada suatu pengujian apakah perbedaan antara frekuensi hasil observasi (disimbolkan fo) dengan frekuensi yang dihadapkan oleh peneliti (disimbolkan fe) dari sampel terbatas merupakan perbedaan yang signigikan atau tidak. Uji Chi Kuadrat digunakan untuk uji beda kepuasan konsumen menurut jenis yaitu:

Keterangan:

fo = frekuensi observasi

fe = frekuensi yang diharapkan (teoritis), bila fe tidak dapat

diketahui

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM MASKAPAI PENERBANGAN A. SEJARAH SINGKAT GARUDA INDONESIA

1. Sejarah Singkat

Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke

Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari

1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3

Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda

Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput

Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat Laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji

ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke kawasan Eropa dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

a. Tahun 1980

Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training Center.

b. Tahun 1990

Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasidan restrukturisasi besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.

c. Tahun 2000

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda

Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.

d. Tahun 2010

Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras serta dedikasi berbagai pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia sebagai emiten dan Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%), karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).

Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada produk/jasa pendukung bisnis

Perusahaan induk, yaitu PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink Indonesia. Dalam menjalani kegiatan operasionalnya, Perusahaan didukung oleh 7.861 orang karyawan, termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Garuda Indonesia, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400.

Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional.

Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian “code share” dengan 14 maskapai internasional.

Selain itu, pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi bergabung dengan aliansi global, SkyTeam, sebagai bagian dari program

perluasan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung bersama SkyTeam, penumpang Garuda Indonesia kini dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178 negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota SkyTeam dengan lebih dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh dunia.

Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas “Garuda Indonesia Experience”, yang menghadirkan kerahmahtamahan,

budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk diimplementasikan dalam

layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post-journey.

Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai

IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar

kemanan dan keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu.

2. Pelayanan Penumpang

a. GarudaMiles

Merupakan program maskapai bagi para penumpang yang setia menggunakan Garuda. Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap melakukan penerbangan yang dilakukan bersama Garuda

bersama partner yang akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket yang memberi setiap penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit atau Upgrade Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada penerbangan pilihan Anda.

Sebagai anggota GarudaMiles, penumpang juga dapat menikmati banyak keuntungan dan keistimewaan eksklusif, seperti: check-in khusus di Bandara keberangkatan, peningkatan kuota bagasi dan prioritas bagasi serta prioritas waktu tunggu untuk reservasi tiket tentunya, akses untuk lounge Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di seluruh dunia.

b. Kelas penumpang

1) Kelas utama/ first class

Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti:

Sliding door disetiap suite.

Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas 82 inci dan lebar 22 inci yang dapat diubah menjadi tempat

tidur datar (180°) dan dilengkapi dengan matras, selimut, bantal, dan lengkap dengan ottoman.

Meja yang bisa digunakan untuk menikmati menu yang disajikan.

Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan

penggunaan.

Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan untuk mempermudah percakapan dengan penumpang suite yang berada di sebelahnya.

In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD, dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.

Lemari penyimpanan pribadi.

Lampu baca pribadi

2) Kelas bisnis/ executive class

Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:

Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.

Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi.

Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.

3) Kelas ekonomi/ economy class

Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9- inci dengan AVOD.

B. SEJARAH SINGKAT CITILINK 1. Sejarah Singkat

Citilink telah menjadi maskapai yang paling cepat berkembang di Indonesia sejak tahun 2011, ketika mengambil A320 pertama dan percepatan ekspansi sebagai bagian dari upaya grup Garuda untuk bersaing lebih agresif pada segment budget traveler.

PT Citilink Indonesia (Citilink atau Perusahaan) adalah anak perusahaan Garuda Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 2009, berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan pengesahan dari Menkhumham No. AHU-1455.AH.01.01 Tahun

2009 tanggal 22 April 2009. Kepemilikan saham Citilink pada saat didirikan adalah 67% PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk dan 53% PT Aerowisata.

Perkembangan Citilink pada awalnya merupakan penerbangan yang dikelola oleh SBU Citilink milik Garuda Indonesia yang beroperasi AOC Garuda dan menggunakan nomor penebangan Garuda sejak Mei 2011.

Selanjutnya sesuai dengan Akta No. 23 tanggal 13 Januari 2012 mengenai perubahan setoran permodalan, dan Akta No. 91 tanggal 10 Agustus 2012 mengenai penyertaan tambahan modal berupa pesawat maka kepemilikan saham Citilink adalah 94,3% Garuda dan 5.7% Aerowisata.

Dengan dimilikinya ijin usaha penerbangan SIUAU/NB-027 tanggal 27 Januari 2012, dan sertifikat penerbangan AOC 121-046 tanggal 22 Juni 2012, Citilink mulai beroperasi secara independen tanggal 30 Juli 2012 dengan IATA flight code “QG”, ICAO designation “CTV” dan call sign “Supergreen”.

2. Pelayanan Penumpang

Sekarang Citilink mengoperasikan 34 buah pesawat Airbus A320 dengan kapasitas 180 kursi. Citilink melayani 42 rute penerbangan domestik dan 184 frekuensi penerbangan setiap hari.

C. SEJARAH SINGKAT LION AIR

1. Sejarah Singkat

Lion Air mulai mengangkasa dari Indonesia pada tahun 2000 dengan satu buah pesawat dalam armadanya. Selama delapan tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam dengan armada Boeing 737-900ER yang baru.

Sebagai perusahaan transportasi swasta yang terbesar di Indonesia, kami bukan hanya menawarkan harga yang terjangkau kepada penumpang kami, namun juga perjalanan udara yang aman, menyenangkan, dapat diandalkan dan nyaman.

2. Pelayanan Penumpang

Lion Air melayani berbagai rute domestik dan internasional. Lion Air hanya menyediakan kursi kelas ekonomi saja. Armada yang digunakankan sebagian besar merupakan Boeing 737-900ER.

D. SEJARAH SINGKAT BATIK AIR 1. Sejarah Singkat

Maskapai ini merupakan anak perusahaan Lion Air yang berlayanan penuh. Penerbangan perdana dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 3 Mei 2013 dari Jakarta ke Manado. Pesawat ini lepas landas dari Jakarta pada jam 10:00 WIB

dan tiba di Manado pada jam 14:00 WITA. Untuk mengalihkan jumlah pesanan yang banyak dipesan oleh Lion Air, maskapai yang didirikan oleh Rusdi Kirana ini merencanakan untuk sebuah maskapai penerbangan berpelayanan penuh bernama Batik Air yang berdiri pada bulan Maret 2013 dengan menggunakan pesawat Boeing 737-900ER. Selain itu, untuk melayani rute jarak jauh.

2. Pelayanan Penumpang

Batik Air memiliki 27 buah armada yang terdiri dari beberapa jenis yaitu Airbus A320-200, Boeing 737-300, dan 737-900ER. Terdiri dari 2 kelas kursi yaitu ekonomi dan bisnis. Hingga saat ini Batik Air telah melayani 12 rute penerbangan di Indonesia.

E. SEJARAH SINGKAT INDONESIA AIRASIA 1. Sejarah Singkat

Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT. AWAIR International. Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada tahun 2000, yang kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri (Singapura). Persaingan yang ketat di sektor penerbangan di Indonesia membuat AWAIR menghentikan operasinya sekitar setahun kemudian.

Pada tahun 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya

dimulai pada Desember tahun itu. Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti

nama menjadi PT. Indonesia AirAsia. 2. Pelayanan Penumpang

Indonesia AirAsia memiliki 22 buah armada yang berjenis Airbus A320-200. Kelas kursi yang ada di Indonesia AirAsia kelas ekonomi saja, tetapi terdiri dari kursi standart dan kursi hot seat. Hot seat memiliki ruang kaki yang lebih lapang dari kursi standart dan hanya tersedia di bangku nomor 1, 2, 3, 4, 5, 12, dan 14.

F. SEJARAH SINGKAT SRIWIJAYA AIR 1. Sejarah Singkat

PT SRIWIJAYA AIR lahir sebagai perusahaan swasta murni yang

Dokumen terkait