• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN WILAYAH DI KECAMATAN MEDAN KOTA (STUDI KASUS: KAWASAN STADION TELADAN DAN KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN WILAYAH DI KECAMATAN MEDAN KOTA (STUDI KASUS: KAWASAN STADION TELADAN DAN KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAIKILIMA DALAM

KONTEKS PEMBANGUNAN WILAYAH

DI KECAMATAN MEDAN KOTA

(Studi Kasus: Kawasan Stadion Teladan Dan Kampus Institut Teknologi Medan )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JUITA CAPAH NIM. 308131059

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Juita Capah

Nim : 308131059

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagi hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/ plagiasi,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

Juita Capah NIM. 308131059

(5)

vii

ABSTRAK

Juita Capah. Nim 308131059. Kajian Karakteristik Pedagang Kakilima

Dalam Konteks Pembangunan Wilayah Kecamatan Medan Kota (Studi Kasus: Kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM). Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui profil PKL (jenis kelamin, umur responden, pendidikan, pekerjaan sebelum PKL, jenis usaha PKL, status kepemilikan, tempat tinggal PKL, asal PKL, tenaga kerja, lama usaha, modal, pendapatan) di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM. (2) Untuk mengetahui karakteristik aktivitas PKL (jenis barang dagangan, sarana fisik dagangan,tempat berjualan, lama waktu aktivitas, sifat pelayanan) di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM. (3) Untuk mengetahui karakteristik berlokasi PKL (lokasi berjualan, pola penyebaran PKL, luas ruang aktivitas, jarak lokasi dengan tempat tinggal, alasan memilih lokasi, izin mendirikan usaha) di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM. (4) Untuk Mengetahui pengaruh PKL dalam pembangunan wilayah Kecamatan Medan Kota

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Kota Kawasan Stadion teladan dan Kampus ITM. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PKL yang berjualan di kawasan Stadion teladan dan Kampus ITM yaitu sebanyak 164 PKL, dengan sampel sebanyak 20%,yaitu 33 PKL. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik komunikasi secara langsung dan tidak langsung, data diolah dengan mengunakan tehnik deskriptif kualitatif.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala Berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Kajian Karakteristik Pedagang Kakilima Dalam Konteks Pembangunan Wilayah

di Kecamatan Medan Kota (Studi Kasus: Kawasan Stadion Teladan dan Kampus

ITM) ”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2012.

Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,

namun demikian penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan ,

dengan demikian diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca demi perbaikan skripsi. Dengan tidak mengurangi rasa terima kasih

dan hormat penulis kepada semua pihak yang telah membantu hingga

terselesainya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapakn terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas

Negeri Medan beserta stafnya.

2. Bapak Drs. H. Restu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan beserta stafnya.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Geografi Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si,selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

(7)

iv

6. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.

7. Bapak Parlindungan Purba, S.SOS selaku Camat Kota Medan beserta

Stafnya.

8. Teristimewa kepada ayah (Alm.Peris Capah) dan Ibu (Tianggur Malau)

terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang penulis dapatkan selama

ini.

memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dengan semangat

dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Buat kakakku Roni Panjaitan, Rumiris Sitanggang, Risna Situmorang,

Lastiman Pasaribu, Ribka Naibaho dan Bang Gio Sitorus terimakasih atas

perhatian dan motivasinya

11.Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu bersama dalam suka maupun duka:

Ria Sipayung, Eksar Situmorang, Hetty Mariaty, Elida Manihuruk, Jesisca

Munthe, Cici Terimakasih atas motivasi, doa, dan kebersamaanya.

12.Teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Geografi Kelas A Reguler

2008, Wulan, Idola, Aksara, Yuni, Rita, Sabar, Elida, Marcell, Lady, , dan

seluruh teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi UNIMED yang tidak

(8)

v

13.Buat satu kostku Jl.Pardamean 136 Rika, Murli, Ana, Yuni, Desi, Minah,

Septrisan, trimakasih semangatnya dan kebersamaanya.

14.Seluruh teman-teman PPL di SMA Swasta Teladan Pematang Siantar yang

telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

Semoga kebaikan yang mereka berikan mendapat imbalan dari Tuhan

Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi pembaca dan

menjadi masukan bagi jurusan Pendidikan Geografi.

Medan, Agustus 2012

JuitaCapah

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi suatu negara akan selalu berhubungan dengan jumlah

penduduk dari suatu negara tersebut. Jika ekonomi suatu negara meningkat maka akan

mengurangi angka kemiskinan dan jumlah penganguran. Sama juga halnya dengan di

Indonesia dimana jumlah tenaga kerja lebih banyak dibandingkan lapangan kerja yang

tersedia. Akibat tidak mencukupinya lapangan kerja meyebabkan penganguran di Indonesia

masih tergolong tinggi. Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia terbuka ada 7,7 juta jiwa.

Akibat masalah ekonomi yang tidak mencukupi kebutuhan, banyak masyarakat yang

masuk ke sektor informal. Keberadaan sektor informal dalam suatu negara bukanlah hal yang

buruk, namun sebagai suatu realitas ekonomi kerakyatan yang berperan penting dalam

pengembangan masyarakat dan pembangunan dan mengurangi tingkat penganguran. Sektor

informal merupakan sabuk penyelamat perekonomian masyarakat dimana pada saat peluang

kerja tidak mampu menanpung pencari kerja sektor informal mampu menjadi alternatif

peluang kerja bagi masyarakat yang penganguran.

Sektor informal adalah kelompok pekerjaan yang tidak terorganisasi atau tidak

terdaftar. Secara umum sektor informal memiliki karakteristik seperti kegiatan usaha skala

kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang sederhana dan padat tenaga

kerja. Tingkat pendidikan dan keterampilan rendah, dan tingkat upah yang relatif lebih

rendah dibandingkan sektor formal dan waktu kerja yang banyak.

Konsep sektor informal pertama kali diistilahkan oleh Keith Hart pada tahun 1971,

seorang Antroplog Inggris melalui penelitian di Kota Acca dan Nima, Gahana, menurut Hart

perbedaan kesempatan memperoleh penghasilan antar sektor formal dan informal pada

pokoknya didasarkan atas perbedaan antara pendapatan dari gaji dan pendapatan usaha

sendiri.

(10)

2

Adapun jenis pekerjaan yang termasuk dalam sektor informal antara lain adalah

pedagang kaki lima (PKL), pengusaha kecil, pedagang asongan, pemulung dan yang

berkaitan dengan sektor jasa transportasi seperti penarik becak mesin, tukang semir, cukur

dan lain-lain.

Yeung (dalam Surya, 2006) mengemukakan bahwa pedagang kaki lima yang

termasuk kedalam sektor informal merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan hidupnnya. PKL mempunyai pengertian yang sama dengan

hawkers, yang didefenisikan sebagai orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di

tempat yang merupakan ruang untuk kepentingan umum, terutama dipinggir jalan dan trotoar.

Akibat tidak tersedianya ruang bagi PKL, maka mereka mengunakan ruang publik, seperti

badan jalan, trotoar, taman kota, diatas saluran drainase, kawasan tepi sunggai untuk

melakukan aktivitasanya, pengunaan ruang publik tersebut biasanya terjadi di tempat-tempat

strategis seperti diantara aktivitas formal kota. PKL biasanya identik dengan sarana berupa

tenda dan kursi dan meja yang sifatnya tidak permanen atau bisa dikatakan bongkar pasang.

Dalam masalah lokasi PKL biasanya terkait dengan sektor formal yang ada di

sekitarnya. PKL di jumpai dalam semua sektor kota. Terutama berpusat di tengah kota di

sekitar stadion, taman kota, sekolah dan pusat hiburan dimana ketika ada pertunjukan yang

bisa menarik sejumlah besar penduduk.

Cukup banyaknya kegiatan PKL di ruang perkotaan, menyebabkan pola dan struktur

kota dan bangunan kumuh berbaur menjadi satu sehingga menimbulkan suatu tampilan yang

kontras. Tampilan perbedaan fisik tersebut terjadi diseluruh ruang kota terutama di kawasan

fungsional kota. Adapun yang termasuk sebagai ruang fungsional kota adalah ruang

perkotaan dengan fungsi khusus yang tercermin dari kegiatan utama yang berlangsung di

kawasan tersebut, seperti kawasan pendidikan, perkantoran, kesehatan, perdagangan dan jasa,

(11)

3

kehadiran pedagang kaki lima dengan karakteristik yang berbeda-beda. Setiap pedagang kaki

lima mempunyai alasan tertentu dalam menentukan lokasi dan jenis aktivitasnya.

Karakteristik pedagang kaki lima yang berada di kawasan perkantoran berbeda dengan

karakteristik pedagang kaki lima yang berada di kawasan permukiman. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan karakteristik aktivitasnya yang meliputi jenis dagangan, bentuk fisik sarana

dagang, waktu berdagang, sifat pelayanan, golongan pengguna jasa, dan lain sebagainya.

Keberadaan PKL yang umumnya berada di kota-kota besar yang padat penduduknya

seperti Jakarta, Surabaya dan kota-kota lainnya. PKL juga muncul di kota Medan, beberapa

kawasan fungsional di kota Medan saat ini berkembang aktivitas PKL cukup pesat yang

keberadaannya menimbulkan masalah serius bagi lingkungan di sekitarnya. Seperti PKL

yang terdapat di daerah Kecamatan Medan Kota daerah Stadion Teladan dan Kampus Institut

Teknologi Medan yang merupakan daerah yang ramai dan merupakan tempat pendidikan

sekaligus daerah hiburan. Keberadaan PKL di daerah Stadion Teladan dan Institut Teknologi

Medan menyebabkan permasalahan dalam penataan tata ruang kota sehubungn dengan

ditempatinya trotoar, bahu jalan sebagai tempat berjualan PKL lokasi tersebut menjadi tidak

tertata rapi selain hal diatas perlu juga di perhatikan apa saja yang menjadi daya tarik

sehingga PKL banyak memilih lokasi berjualan di kawasan Stadion Teladan dan Kampus

ITM, dan apakah PKL tersebut berepengaruh terhadap pembangunan wilayah Kecamatan

Medan Kota

Masalah PKL yang ada di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM perlu dikaji

supaya tidak menimbulkan masalah bagi PKL maupun pemerintah. Selain hal tersebut Juga

perlu dikaji mengenai karakteristik berlokasi PKL, Profil pedangang, profil konsumen,

aktivitasnya serta bagaimana persebsi masyarakat terhadap keberadaan PKL di kawasan

Stadion Teladan dan Kampus ITM dan pengaruh pedagang kaki lima bagi pembagunan

(12)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah (1) Bagaimana karakteristik berlokasi PKL di kawasan Stadion Teladan

dan Kampus ITM; (2) Bagaimana karakteristik aktivitas PKL di daerah Stadion Teladan dan

Kampus ITM; (3) Bagaimana karakteristik profil PKL di kawasan Stadion Teladan dan

Kampus ITM; (4) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap PKL di daerah Stadion Teladan

dan Kampus ITM. (5) Bagaimana karakteristik profil konsumen PKL; (6) Bagaimana

kebijakan pemerintah dalam penanganan PKL di daerah Stadion Teladan Dan Kampus ITM;

(6) Bagaimana pengaruh pedagang kaki lima bagi pembagunan wilayah Kecamatan Medan

Kota.

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana karakteristik berlokasi PKL di kawasan

Stadion Teladan dan Kampus ITM; 2) Bagaimana karakteristik aktivitas PKL di kawasan

Stadion Teladan dan Kampus ITM; 3) Bagaimana karakteristik profil PKL di kawasan

Stadion Teladan dan Kampus ITM; (4) Bagaimana pengaruh PKL terhadap pembangunan

Kecamatan Medan Kota.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah:

1. Bagaimana profil PKL (jenis kelamin, umur responden, pendidikan, pekerjaan

sebelum PKL, jenis usaha PKL, status kepemilikan, tempat tinggal PKL, asal PKL,

tenaga kerja, lama usaha, modal, pendapatan) di kawasan Stadion Teladan dan

(13)

5

2. Bagaimana karakteristik aktivitas PKL (jenis barang dagangan, sarana fisik

dagangan,tempat berjualan, lama waktu aktivitas, sifat pelayanan) di kawasan Stadion

Teladan dan Kampus ITM

3. Bagaimana karakteristik berlokasi PKL (lokasi berjualan, pola penyebaran PKL, luas

ruang aktivitas, jarak lokasi dengan tempat tinggal, alasan memilih lokasi, izin

mendirikan usaha) di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM

4. Bagaimana pengaruh PKL dalam pembangunan wilayah Kecamatan Medan Kota

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profil PKL (jenis kelamin, umur responden, pendidikan, pekerjaan

sebelum PKL, jenis usaha PKL, status kepemilikan, tempat tinggal PKL, asal PKL,

tenaga kerja, lama usaha, modal, pendapatan) di kawasan Stadion Teladan dan Kampus

ITM

2. Untuk mengetahui karakteristik aktivitas PKL (jenis barang dagangan, sarana fisik

dagangan,tempat berjualan, lama waktu aktivitas, sifat pelayanan) di kawasan Stadion

Teladan dan Kampus ITM

3. Untuk mengetahui karakteristik berlokasi PKL (lokasi berjualan, pola penyebaran PKL,

luas ruang aktivitas, jarak lokasi dengan tempat tinggal, alasan memilih lokasi, izin

mendirikan usaha) di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM

4. Untuk mengetahui pengaruh PKL dalam pembangunan Kecamatan Medan Kota

F. Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, dengan mengetahui karakteristik berlokasi, profil dan aktivitas PKL maka

(14)

6

2. Bagi pemerintah, dengan diketahuinya karakteristik berlokasi, profil dan aktivitas PKL

maka pemerintah diharapkan semakin memperhatikan keberadaan PKL dan

mengembangkan usaha PKL di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM

3. Bagi masyarakat, dengan diketahuinya karakteristik, profil, aktivitas PKL maka

(15)

58

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dari lapangan dipembahasan, maka dapat

beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasakan profil PKL di kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM. PKL yang

berjualan di kawasan tersebut yang bekerja lebih banyak adalah usia kerja,

berdasarkan pendidikan lebih banyak tamatan SMA, PKL membuka usaha karna

tidak memiliki pekerjaan, jenis usaha yang mereka jalankan merupakan usaha utama,

usaha yang dijalankan merupakan usaha sendiri, modal PKL setiap harinya tergolong

rendah,dan pendapatan PKL juga tergolong rendah.

2. Aktivitas PKL merupakan salah satu alternatif mata pencaharian bagi warga yang

tinggal di daerah Kecamatan Medan Kota, yang tidak dapat memasuki sektor formal

karna memiliki ciri-ciri mudah dimasuki, tidak membutuhkan pendidikan tinggi,

tidak memiliki modal yang besar, jenis barang dagangan yang dijual PKL yang lebih

banyak adalah makan dan minuman siap saji, sarana fisik yang digunakan berupa

gerobak / kreta dorong, tempat berjualan adalah trotoar, lama waktu aktivitas PKL

lebih dari 10 jam/perhari, sifat pelayan PKL tetap.

3. Lokasi yang dipilih oleh PKL mempunyai ciri-ciri strategis, aman, ramai dan dekat

dengan aktivitas masyarakat seperti kampus, pusat pertokoan seperti Ramayana, pola

penyebaran PKL mengelompok yaitu mengelilingi Taman dan Stadion Teladan, PKL

menempati lokasi tersebut tidak meiliki izin dari pemerintah stempat.

(16)

59

4. PKL di Kawasan Stadion Teladan dan Kampus ITM tidak memiliki pengaruh dalam

pembangunan wilayah Kecamatan Medan kota.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan disimpulkan, maka pada

bagian ini ada beberapa hal yang disarankan penulis, yaitu:

1. Sebagai sektor yang dapat menampung tenaga kerja yang besar, seharusnya PKL

tidak dapat dianggap remeh. Oleh karena itu perlu pembinaan terhadap PKL agar

mereka dapat mengembangkan usahanya yang merupakan sebagai usaha utama PKL

sebagai mata pencaharian.

2. Menentukan besaran ukuran yang lebih spesifik bagi ruang kegiatan PKL agar sesuai

dengan karakteristiknya seperti jenis dagangan (makanan, non makanan dan jasa),

sarana fisik yang dipergunakan (warung/tenda, gerobak,gelaran, kios) serta

memperhitungkan kebutuhan ruang bagi masyarakat dan menentukan waktu

berjualan bagi PKL dan menegakkan hukum terhadap masyarakat dan PKL.

3. Lokasi PKL di kawasan Stadion Teladan (lokasi taman ) merupakan lokasi yang

diminati oleh pedagang dan juga masyarakat, oleh karena itu seharusnya lokasi ini

dapat dilegalkan untuk menjadi lokasi PKL dengan beberapa syarat seperti jenis

sarana dagang yang diperbolehkan, jumlah PKL yang diperbolehkan, luas tempat

yang diperbolehkan dan waktu aktivitas PKL ditentukan dan di tegakkannya hukum

(17)

60

4. Sebaiknya berdasarkan jumlah PKL yang berjualan, PKL seharusnya sudah dapat

dipungut biaya untuk pemasukan dana ke Kantor Camat, dengan menyeseuaikan

(18)

61

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Ari Sulistiyo.2006. Kajian Lokasi Pedagang Kaki lima Berdasarkan Preferensi

PKL Serta Persepsi Masyararakat Sekitar Di Kota Pemalang.

(Online)http://eprints.undip.ac.id/16503/1/ARI_SULISTIYO_BUDI.pdf diakses pada 11 mei 2012 pukul 18:14

Digdoyo, Eko.2011. Analisi Usaha Sektor Informal Di Perkotaan (Kajian Presfektif

antropologi Ekonomi Terhadap Profesi Tukang Ojek Sepeda

Ontel) http://lemlit.uhamka.ac.id/index.php?pilih=news&mod=yes&act=tags &tag=panduan+penelitian+edisi+viii&pg=6&stg=2&offset=25 diakses pada 13 Mei 2012 Pukul 22:06

Harsiwi, Th Agung M .2008. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keberadaan Pedagang

Kaki Lima (online)

http://id.shvoong.com/social-sciences/1776191 dampak krisis ekonomi terhadap keberadaan/#ixzz1ZXlc1a fJ diakses 14 Mei 2012 pukul 21:13

Iswanto, Danoe (2007). Tinjauan Keberadaan Pedagang Kaki lima Aspek Pedestarian

Area Dan Parkir Di Kawasan Solo Grand Mall. (Online)

http://eprints.undip.ac.id/18618/ diakses Pada 14 mei 2012 Pukul 19:03

Kadir, Ishak, 2010, Studi Karakteristik Pengunaan Ruang Pedagang Kaki lima (PKL) di Kawasan Pasar Eks Pasar Lawata, Studi Kasus: Jl. Taman Surapati Kendari

(Online)

http://www.scribd.com/doc/58815926/Studi-Karakteristik-Penggunaan-Ruang-Pedagang-Kaki-Lima-Pkl diakses 08 Mei 2012 pukul 06:45

Priono, Agus. 2004. Persepsi dan Preferensi Pedang Kaki lima Taman Kota Terhadap Rencana Pemindahan ke Taman di Tuk Buntung Kota Cepu.(online) http://eprints.undip.ac.id/4997/ diakses 08 Mei 2012 Pukul 06:30

Simanjuntak, Payaman J .2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya manusia. Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas ekonomi Universitas Indonesia.

Surya, Octora Lintang.2006. Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki lima di Kawasan Sekitar Fasilitas Kesehatan (Studi Kasus: Rumah Sakit dr.Kariadi kota Semarang) (online) http://eprints.undip.ac.id/4177/1/Octora0 2.pdf diakses pada 08 Mei 2012 pukul 06:29

Widjajanti, Retno. 2009. Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki lima Pada Kawasan

Komersial di Pusat Kota (Studi Kasus: Simpang Lima

Semarang) (online) http://eprints.undip.ac.id/20379/1/retno_wijayantii.pdf diakses pada 11 Mei 2012 pukul 16:38

(19)

62

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/08/21/pengembangan-wilayah-menuju-pembangunan-nasional-dalam-ekonomi-dan-hukum/ diakses pada 31 Juli 2012 Pukul 23:47

Referensi

Dokumen terkait

Secara makro, karakteristik berlokasi PKL di kawasan pendidikan Tembalang adalah lokasi yang strategis dekat dengan kampus maupun kompleks kos-kosan yang ramai oleh

Output dari ketiga analisis tersebut dijadikan input dalam analisis karakteristik berlokasi aktivitas PKL di Kawasan Pecinan Semarang sehingga nantinya akan menghasilkan