KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
DI SEKITAR PASAR PETISAH KECAMATAN
MEDAN PETISAH
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperolah gelar sarjana pendidikan
Oleh :
JESISCA MUNTHE
NIM. 308131058
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Jesisca Munthe
Nim : 308131058
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil
jiplakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas
perbuatan tersebut.
Medan, Februari 2014
Penulis,
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih
setia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul: Kajian
Karakteristik Pedagang Kaki Lima Di Sekitar Pasar Petisah. Tujuan penulisan
skripsi ini adalah sebagai pemenuhan salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Gografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari skripsi ini tidak sempurna, karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan penulis. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Restu, MS sebagai Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Asnidar, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing sepanjang penyusunan
7. Bapak Darwin Lubis, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah berbagi banyak pengalaman dan pengarahan selama penulis
duduk dibangku perkuliahan.
8. Bapak Drs. Ardin Siallagan dan Ibu Drs. Tumiar Sidauruk, M.Si sebagai
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini.
9. BPS Kota Medan, Camat Medan Petisah dan seluruh staf Kecamatan yang
telah bersedia membantu penulis melaksanakan penelitian.
10.Teristimewa untuk Ayahanda D. Munthe dan Ibunda M. Sembiring dan
seluruh keluarga besar yang telah mendoakan, memotivasi, berkorban, dan
mengasihi penulis hingga saat ini.
11.Teman-teman A reg 2008 dan teman-teman PPLT 2012 SMP Masehi
Berastagi yang telah setia menjadi teman seperjuangan penulis dalam
menghadapi dunia perkuliahan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah mendukung penulisan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teoritis ... 7
B. Penelitian yang Relevan ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19
A. Lokasi Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel ... 19
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 19
D. Tehnik Pengumpulan Data ... 22
E. Tehnik Analisa Data ... 22
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 23
A.KondisiFisik ... 23
B. Kondisi Non Fisik ... 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
A.Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan ... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 62
A.Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
1. Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah... 26
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 28
3. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk ... 30
4. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 31
5. Usia Responden ... 34
6. Alasan Pedagang Kaki Lima Memilih Lokasi Berdagang ... 36
7. Pekerjaan Sebelum Menjadi PKL ... 37
8. Daerah Asal Pedagang Kaki Lima ... 38
9. Status Kepemilikan Usaha Pedagang Kaki Lima... 39
10. Sarana Fisik Berdagang Pedagang Kaki Lima ... 39
11. Lama Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima... 43
12. Lama Usaha Pedagang Kaki Lima ... 44
13. Modal Pedagang Kaki Lima Tiap Bulan ... 44
14. Pendapatan Pedagang Kaki Lima Tiap Bulan ... 45
15. Jumlah Tenaga Kerja Pedagang Kaki Lima ... 46
16. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima ... 47
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
1. Kerangka Berpikir ... 18
2. Peta Administratif Kota Medan ... 24
3. Peta Administratif Kecamatan Medan Petisah ... 25
4. Pedagang Kaki Lima Yang TergolongUsiaProduktif ... 35
5. PKL Menggunakan Gerobak Sebagai Sarana Berdagang ... 40
6. PKL yang berdagang menggunakan meja... 40
7. Pedagang Kaki Lima Yang Berjualan Di Lahan Parkir ... 42
8. PKL yang berdagang dengan menggunakan badan jalan ... 42
9. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: Pakaian ... 47
10. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: Makanan Siap Saji ... 48
11. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: Kep. Rumah Tangga ... 48
12. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: CD-DVD... 49
13. Luas Tempat Berdagang pedagang Kaki Lima <3 m2 ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Identitas Pedagang Kaki Lima ... 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya
lapangan pekerjaan formal mengakibatkan bertambah besarnya angka
pengangguran. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang kemudian bekerja
atau berusaha pada sektor informal. Hal ini acap kali terjadi di kota-kota besar
suatu negara, termasuk Indonesia.
Keberadaan dan kelangsungan kegiatan sektor informal dalam sistem
ekonomi bukanlah gejala negatif, namun lebih sebagai realitas ekonomi
kerakyatan yang berperan cukup penting dalam pengembangan masyarakat dan
pembangunan nasional. Setidaknya, ketika program pembangunan kurang mampu
menyediakan peluang kerja bagi angkatan kerja, sektor informal dengan segala
kekurangannya mampu berperan sebagai penampung dan alternatif peluang kerja
bagi para pencari kerja.
Konsep sektor informal pertama kali muncul dalam penelitian Keith Hart
di Kota Acca dan Nima, Ghana. Menurut Hart, perbedaan kesempatan
memperoleh penghasilan antar sektor formal dan informal pada pokoknya
didasarkan atas perbedaan antara pendapatan/gaji dan pendapatan/hasil usaha
sendiri. Sampai saat ini, pengertian sektor informal sering dikaitkan dengan
ciri-ciri utama pengusaha dan pelaku sektor informal, antara lain: kegiatan usaha
bermodal utama pada kemandirian rakyat, memanfaatkan teknologi sederhana,
pekerjanya terutama berasal dari tenaga kerja keluarga tanpa upah, bahan baku
kebutuhan rakyat kelas menengah ke bawah, pendidikan dan kualitas sumber daya
pelaku tergolong rendah.
Di satu segi sektor informal masih memegang peranan penting
menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja muda yang masih belum
berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja. Keadaan
ini mempunyai dampak positif seperti mengurangi tingkat pengangguran terbuka
mengingat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia saat ini mencapai angka 7,7
juta jiwa (Capah, 2012). Tetapi di segi lain menunjukkan gejala tingkat
produktivitas yang rendah, karena masih menggunakan alat-alat tradisional
dengan tingkat pendidikan serta keterampilan yang relatif rendah.
Yang termasuk dalam jenis kegiatan sektor informal antara lain pedagang
kaki lima (PKL), pengusaha kecil, pedagang asongan, pemulung; dan yang
berkaitan dengan bidang jasa yaitu penarik becak, tukang semir sepatu, dan
tukang tambal ban.
Yeung (dalam Surya, 2006) mengemukakan bahwa pedagang kaki lima
yang termasuk kedalam sektor informal merupakan suatu usaha yang dilakukan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnnya. PKL mempunyai
pengertian yang sama dengan hawkers, yang didefenisikan sebagai orang yang
menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk
kepentingan umum, terutama dipinggir jalan, trotoar, taman kota, di atas saluran
drainase, kawasan tepi sungai untuk melakukan aktivitasnya. PKL biasanya
identik dengan sarana berupa tenda, kursi dan meja yang sifatnya tidak permanen
Masyarakat memilih menjadi PKL karena dinilai membutuhkan modal dan
keterampilan yang minim. PKL dianggap masyarakat sebagai solusi yang tepat
walaupun omset penjualan tidak tentu dan relatif kecil, namun dapat meringankan
beban hidup. Kurang antisipasi pemerintah dalam mengatasi perkembangan sektor
informal sebagai imbas krisis moneter serta ketidaksediaan lokasi yang
menampung perkembangan PKL tersebut mengakibatkan PKL berlokasi di sekitar
kawasan-kawasan fungsional perkotaan yang dianggap strategis.Adapun yang
dimaksud sebagai ruang fungsional kota adalah ruang perkotaan dengan fungsi
khusus yang tercermin dari kegiatan utama yang berlangsung di kawasan tersebut,
seperti kawasan pendidikan, perkantoran, kesehatan, perdagangan dan jasa,
permukiman, maupun industri.
Kehadiran ruang fungsional kota akan diikuti dengan kehadiran PKL
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Setiap PKL mempunyai alasan yang
berbeda dalam menentukan lokasi maupun jenis aktivitasnya. Karakteristik PKL
yang berada di kawasan perkantoran berbeda dengan karakteristik PKL yang
berada di kawasan permukiman. Hal ini dapat dilihat berdasarkan karakteristik
aktivitasnya yang meliputi jenis dagangan, bentuk fisik sarana dagang, waktu
berdagang, sifat pelayanan, golongan pengguna jasa, dan lain sebagainya. Selain
itu, perbedaan karakteristik PKL dikaitkan juga dengan kegiatan utama yang
berlangsung di kawasan fungsional kota tersebut.
Jumlah PKL di Indonesia sampai saat ini mencapai 22,7 juta dan PKL
menjadi pemutar ekonomi terbesar di negeri ini, yakni mencapai 55 persen dari
PDB Indonesia. PKL yang selama ini dipandang sebelah mata, terbukti menjadi
menengah ke bawah di negeri ini, tak terkecuali di Kota Medan, berprofesi
sebagai PKL (www.jpnn.com).
PKL muncul di kota-kota besar di Indonesia yang memiliki berbagai
kawasan fungsional yang beragam. Begitu juga di kota Medan. Beberapa kawasan
fungsional di kota Medan saat ini berkembang aktivitas PKL yang cukup pesat
yang keberadaannya menimbulkan masalah serius bagi lingkungan di sekitarnya.
Seperti PKL yang terdapat di daerah Kecamatan Medan Petisah, tepatnya di
sekitar Pasar Petisah, yang merupakan daerah yang ramai dengan aktivitas
jual-beli sekaligus dijadikan masyarakat sebagai arena rekreasi. Keberadaan PKL di
daerah ini menyebabkan permasalahan dalam penataan tata ruang kota
sehubungan dengan ditempatinya trotoar, bahu jalan sebagai tempat berjualan
PKL lokasi tersebut menjadi tidak tertata rapi. Dengan kompleksnya masalah
tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kajian
karakteristik pedagang kaki lima di Sekitar Pasar Petisah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana karakteristik lokasi PKL di
sekitar Pasar Petisah; (2) Bagaimana karakteristik aktivitas PKL di sekitar Pasar
Petisah; (3) Bagaimana profil PKL di sekitar Pasar Petisah; (4) Bagaimana
persepsi PKL terhadap masalah keberadaan PKL di sekitar Pasar Petisah. (5)
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap masalah keberadaan PKL di sekitar
Pasar Petisah. (6) Bagaimana karakteristik profil konsumen PKL; (7) Bagaimana
Bagaimana pengaruh pedagang kaki lima bagi pembagunan wilayah Kecamatan
Medan Petisah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka dalam penelitian ini masalah
yang akan di teliti dibatasi pada: (1) Bagaimana profil PKL disekitar Pasar Petisah
(2) Bagaimana karakteristik aktivitas PKL di sekitar Pasar Petisah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana profil PKL (usia, jenis kelamin, tempat tinggal, daerah asal,
pekerjaan sebelum menjadi PKL) di sekitar Pasar Petisah.
2. Bagaimana karakteristik aktivitas PKL (pekerjaan sebelum menjadi PKL,
jenis usaha, status kepemilikan, tenaga kerja, modal, pendapatan, jenis barang
dagangan, sarana fisik dagangan,tempat berjualan, lama waktu aktivitas, sifat
pelayanan) di sekitar Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui profil pedagang kaki lima di sekitar Pasar Petisah
Kecamatan Medan Petisah.
2. Untuk mengetahui karakteristik aktivitas pedagang kaki lima di sekitar Pasar
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber informasi bagi Pemerintah setempat dalam upaya perencanaan
pengembangan wilayah Kecamatan Medan Petisah.
2. Sebagai sumbangan pemikiran, bahan studi atau tambahan wawasan bagi
mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil penelitian berupa data yang telah diolah maka
dapat disimpulkan ;
1. Berdasakan identitas diri dan usahanya, PKL di sekitar Pasar Petisah
didominasi oleh pekerja di usia produktif. PKL membuka usaha karena
kesulitan mendapatkan pekerjaan di sektor formal, jenis usaha yang
mereka jalankan merupakan usaha utama, usaha yang dijalankan adalah
usaha milik sendiri, modal dan pendapatan PKL setiap harinya
tergolong rendah. PKL memilih berlokasi di sekitar Pasar petisah
karena strategis dan dekat dengan pembeli, memilih usaha sebagai PKL
karena memberikan peluang usaha yang besar tanpa harus
menggunakan modal yang besar pula.
2. Aktivitas sebagai PKL memberikan peluang besar bagi siapa saja yang
tidak dapat memasuki sektor formal karna memiliki ciri-ciri mudah
dimasuki, tidak membutuhkan pendidikan tinggi, tidak memiliki modal
yang besar, jenis barang dagangan yang dijual PKL yang lebih banyak
adalah makan dan minuman siap saji serta barang keperluan rumah
tangga, sarana fisik yang digunakan berupa meja/jongkok, tempat
berjualan adalah lahan parkir, lama waktu aktivitas PKL 10 jam/perhari,
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan disimpulkan, maka
penulis menyarankan :
1. Perlu diadakan pembinaan berkaitan dengan pengembangan masyarakat
sebagai masyarakat yang memiliki usaha mandiri contohnya
membangun usaha PKL yang baik dan sesuai dengan izin dari
pemerintah. Sebaiknya pemerintah dapat mengupayakan keberadaan
PKL sebagai sumber pendapatan daerah, misalnya dengan merelokasi
PKL ke tempat yang diperuntukkan bagi PKL, sehingga lokasi tersebut
bisa menjadi sebuah tujuan rekreasi baru bagi masyarakat.
2. Lebih disediakan ruang khusus bagi PKL tanpa mengabaikan daya tarik
lokasi sehingga PKL dapat tetap menjangkau dan terjangkau oleh
pembeli. Selain itu, PKL dalam menjalankan usahanya lebih
memperhatikan dan menjaga kondisi lingkungan tempat berjualan agar
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Octora Lintang.2006. Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Sekitar Fasilitas Kesehatan (Studi Kasus : Rumah sakit dr.
Kariadi kota Semarang) (online)
http://eprints.undip.ac.id/4177/1/Octora02.pdfdiakses pada 7 Mei 2012
pukul 06.27 wib
Simanjuntak, Payaman J.2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Capah, Juita.2012. Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima Dalam Konteks Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Medan Kota (Studi Kasus: Kawasan Teladan dan Kampus Institut Teknologi Medan).Skripsi.Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Widjajanti, Retno.2009. Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima pada Kawasan Komersial di Pusat Kota (Studi Kasus: Simpang Lima
Semarang) (online)
http://eprints.undip.ac.id/20379/1/retno_widjajanti.pdfdiakses pada 20
Agustus 2012 pukul 20.03 wib
Rosita, Poppy.2006. Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Dalam Beraktivitas dan Memilih Lokasi Berdagang di Kawasan Perkantoran Kota Semarang (Studi Kasus : Jalan Pahlawan-Kusumawardhani-Menteri
16:22
Digdoyo, Eko.2011. Analisis Usaha Sektor Informal di Perkotaan (Kajian Perspektif Antropologi Ekonomi Terhadap Profesi Tukang Ojek Sepda Ontel)http://lemlit.uhamka.ac.id/index.php?pilih=news&mod=yes&act=ta gs&tag=panduan+penelitian+edisi+viii&pg=6&stg=2&offset=25 diakses pada 5 Mei 2013 pukul 19:44 wib
Iswantoe, Danoe (2007). Tinjauan Keberadaan Pedagang Kaki Lima Aspek Pedestrian Area dan Parkir di Kawasan Solo Grand Mall. (Online)
http://eprints.undip.ac.id/18618/ diakses pada 15 Mei 2013 pukul 19.46 wib
Kurnia, Rahma (2006). Kepadatan Penduduk. (Online)
http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/kepadatan-penduduk.htmldiakses pada 11
Desember 2013 pukul 15.40 wib
Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Medan Petisah Dalam Angka: Badan Pusat Statistik Kota Medan