• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI SEKITAR PASAR PETISAH KECAMATAN MEDAN PETISAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI SEKITAR PASAR PETISAH KECAMATAN MEDAN PETISAH."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

DI SEKITAR PASAR PETISAH KECAMATAN

MEDAN PETISAH

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperolah gelar sarjana pendidikan

Oleh :

JESISCA MUNTHE

NIM. 308131058

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Jesisca Munthe

Nim : 308131058

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil

jiplakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas

perbuatan tersebut.

Medan, Februari 2014

Penulis,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih

setia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul: Kajian

Karakteristik Pedagang Kaki Lima Di Sekitar Pasar Petisah. Tujuan penulisan

skripsi ini adalah sebagai pemenuhan salah satu persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Gografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari skripsi ini tidak sempurna, karena keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan penulis. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Restu, MS sebagai Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Asnidar, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing sepanjang penyusunan

(6)

7. Bapak Darwin Lubis, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik

yang telah berbagi banyak pengalaman dan pengarahan selama penulis

duduk dibangku perkuliahan.

8. Bapak Drs. Ardin Siallagan dan Ibu Drs. Tumiar Sidauruk, M.Si sebagai

dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam

penyempurnaan skripsi ini.

9. BPS Kota Medan, Camat Medan Petisah dan seluruh staf Kecamatan yang

telah bersedia membantu penulis melaksanakan penelitian.

10.Teristimewa untuk Ayahanda D. Munthe dan Ibunda M. Sembiring dan

seluruh keluarga besar yang telah mendoakan, memotivasi, berkorban, dan

mengasihi penulis hingga saat ini.

11.Teman-teman A reg 2008 dan teman-teman PPLT 2012 SMP Masehi

Berastagi yang telah setia menjadi teman seperjuangan penulis dalam

menghadapi dunia perkuliahan.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah mendukung penulisan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,

khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, Januari 2014

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teoritis ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 15

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Lokasi Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 19

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 22

E. Tehnik Analisa Data ... 22

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 23

A.KondisiFisik ... 23

B. Kondisi Non Fisik ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 62

A.Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(9)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

1. Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah... 26

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 28

3. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk ... 30

4. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 31

5. Usia Responden ... 34

6. Alasan Pedagang Kaki Lima Memilih Lokasi Berdagang ... 36

7. Pekerjaan Sebelum Menjadi PKL ... 37

8. Daerah Asal Pedagang Kaki Lima ... 38

9. Status Kepemilikan Usaha Pedagang Kaki Lima... 39

10. Sarana Fisik Berdagang Pedagang Kaki Lima ... 39

11. Lama Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima... 43

12. Lama Usaha Pedagang Kaki Lima ... 44

13. Modal Pedagang Kaki Lima Tiap Bulan ... 44

14. Pendapatan Pedagang Kaki Lima Tiap Bulan ... 45

15. Jumlah Tenaga Kerja Pedagang Kaki Lima ... 46

16. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima ... 47

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

1. Kerangka Berpikir ... 18

2. Peta Administratif Kota Medan ... 24

3. Peta Administratif Kecamatan Medan Petisah ... 25

4. Pedagang Kaki Lima Yang TergolongUsiaProduktif ... 35

5. PKL Menggunakan Gerobak Sebagai Sarana Berdagang ... 40

6. PKL yang berdagang menggunakan meja... 40

7. Pedagang Kaki Lima Yang Berjualan Di Lahan Parkir ... 42

8. PKL yang berdagang dengan menggunakan badan jalan ... 42

9. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: Pakaian ... 47

10. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: Makanan Siap Saji ... 48

11. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: Kep. Rumah Tangga ... 48

12. Jenis Barang Dagangan Pedagang Kaki Lima: CD-DVD... 49

13. Luas Tempat Berdagang pedagang Kaki Lima <3 m2 ... 50

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. Identitas Pedagang Kaki Lima ... 69

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya

lapangan pekerjaan formal mengakibatkan bertambah besarnya angka

pengangguran. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang kemudian bekerja

atau berusaha pada sektor informal. Hal ini acap kali terjadi di kota-kota besar

suatu negara, termasuk Indonesia.

Keberadaan dan kelangsungan kegiatan sektor informal dalam sistem

ekonomi bukanlah gejala negatif, namun lebih sebagai realitas ekonomi

kerakyatan yang berperan cukup penting dalam pengembangan masyarakat dan

pembangunan nasional. Setidaknya, ketika program pembangunan kurang mampu

menyediakan peluang kerja bagi angkatan kerja, sektor informal dengan segala

kekurangannya mampu berperan sebagai penampung dan alternatif peluang kerja

bagi para pencari kerja.

Konsep sektor informal pertama kali muncul dalam penelitian Keith Hart

di Kota Acca dan Nima, Ghana. Menurut Hart, perbedaan kesempatan

memperoleh penghasilan antar sektor formal dan informal pada pokoknya

didasarkan atas perbedaan antara pendapatan/gaji dan pendapatan/hasil usaha

sendiri. Sampai saat ini, pengertian sektor informal sering dikaitkan dengan

ciri-ciri utama pengusaha dan pelaku sektor informal, antara lain: kegiatan usaha

bermodal utama pada kemandirian rakyat, memanfaatkan teknologi sederhana,

pekerjanya terutama berasal dari tenaga kerja keluarga tanpa upah, bahan baku

(13)

kebutuhan rakyat kelas menengah ke bawah, pendidikan dan kualitas sumber daya

pelaku tergolong rendah.

Di satu segi sektor informal masih memegang peranan penting

menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja muda yang masih belum

berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja. Keadaan

ini mempunyai dampak positif seperti mengurangi tingkat pengangguran terbuka

mengingat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia saat ini mencapai angka 7,7

juta jiwa (Capah, 2012). Tetapi di segi lain menunjukkan gejala tingkat

produktivitas yang rendah, karena masih menggunakan alat-alat tradisional

dengan tingkat pendidikan serta keterampilan yang relatif rendah.

Yang termasuk dalam jenis kegiatan sektor informal antara lain pedagang

kaki lima (PKL), pengusaha kecil, pedagang asongan, pemulung; dan yang

berkaitan dengan bidang jasa yaitu penarik becak, tukang semir sepatu, dan

tukang tambal ban.

Yeung (dalam Surya, 2006) mengemukakan bahwa pedagang kaki lima

yang termasuk kedalam sektor informal merupakan suatu usaha yang dilakukan

oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnnya. PKL mempunyai

pengertian yang sama dengan hawkers, yang didefenisikan sebagai orang yang

menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk

kepentingan umum, terutama dipinggir jalan, trotoar, taman kota, di atas saluran

drainase, kawasan tepi sungai untuk melakukan aktivitasnya. PKL biasanya

identik dengan sarana berupa tenda, kursi dan meja yang sifatnya tidak permanen

(14)

Masyarakat memilih menjadi PKL karena dinilai membutuhkan modal dan

keterampilan yang minim. PKL dianggap masyarakat sebagai solusi yang tepat

walaupun omset penjualan tidak tentu dan relatif kecil, namun dapat meringankan

beban hidup. Kurang antisipasi pemerintah dalam mengatasi perkembangan sektor

informal sebagai imbas krisis moneter serta ketidaksediaan lokasi yang

menampung perkembangan PKL tersebut mengakibatkan PKL berlokasi di sekitar

kawasan-kawasan fungsional perkotaan yang dianggap strategis.Adapun yang

dimaksud sebagai ruang fungsional kota adalah ruang perkotaan dengan fungsi

khusus yang tercermin dari kegiatan utama yang berlangsung di kawasan tersebut,

seperti kawasan pendidikan, perkantoran, kesehatan, perdagangan dan jasa,

permukiman, maupun industri.

Kehadiran ruang fungsional kota akan diikuti dengan kehadiran PKL

dengan karakteristik yang berbeda-beda. Setiap PKL mempunyai alasan yang

berbeda dalam menentukan lokasi maupun jenis aktivitasnya. Karakteristik PKL

yang berada di kawasan perkantoran berbeda dengan karakteristik PKL yang

berada di kawasan permukiman. Hal ini dapat dilihat berdasarkan karakteristik

aktivitasnya yang meliputi jenis dagangan, bentuk fisik sarana dagang, waktu

berdagang, sifat pelayanan, golongan pengguna jasa, dan lain sebagainya. Selain

itu, perbedaan karakteristik PKL dikaitkan juga dengan kegiatan utama yang

berlangsung di kawasan fungsional kota tersebut.

Jumlah PKL di Indonesia sampai saat ini mencapai 22,7 juta dan PKL

menjadi pemutar ekonomi terbesar di negeri ini, yakni mencapai 55 persen dari

PDB Indonesia. PKL yang selama ini dipandang sebelah mata, terbukti menjadi

(15)

menengah ke bawah di negeri ini, tak terkecuali di Kota Medan, berprofesi

sebagai PKL (www.jpnn.com).

PKL muncul di kota-kota besar di Indonesia yang memiliki berbagai

kawasan fungsional yang beragam. Begitu juga di kota Medan. Beberapa kawasan

fungsional di kota Medan saat ini berkembang aktivitas PKL yang cukup pesat

yang keberadaannya menimbulkan masalah serius bagi lingkungan di sekitarnya.

Seperti PKL yang terdapat di daerah Kecamatan Medan Petisah, tepatnya di

sekitar Pasar Petisah, yang merupakan daerah yang ramai dengan aktivitas

jual-beli sekaligus dijadikan masyarakat sebagai arena rekreasi. Keberadaan PKL di

daerah ini menyebabkan permasalahan dalam penataan tata ruang kota

sehubungan dengan ditempatinya trotoar, bahu jalan sebagai tempat berjualan

PKL lokasi tersebut menjadi tidak tertata rapi. Dengan kompleksnya masalah

tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kajian

karakteristik pedagang kaki lima di Sekitar Pasar Petisah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana karakteristik lokasi PKL di

sekitar Pasar Petisah; (2) Bagaimana karakteristik aktivitas PKL di sekitar Pasar

Petisah; (3) Bagaimana profil PKL di sekitar Pasar Petisah; (4) Bagaimana

persepsi PKL terhadap masalah keberadaan PKL di sekitar Pasar Petisah. (5)

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap masalah keberadaan PKL di sekitar

Pasar Petisah. (6) Bagaimana karakteristik profil konsumen PKL; (7) Bagaimana

(16)

Bagaimana pengaruh pedagang kaki lima bagi pembagunan wilayah Kecamatan

Medan Petisah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu meluas, maka dalam penelitian ini masalah

yang akan di teliti dibatasi pada: (1) Bagaimana profil PKL disekitar Pasar Petisah

(2) Bagaimana karakteristik aktivitas PKL di sekitar Pasar Petisah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana profil PKL (usia, jenis kelamin, tempat tinggal, daerah asal,

pekerjaan sebelum menjadi PKL) di sekitar Pasar Petisah.

2. Bagaimana karakteristik aktivitas PKL (pekerjaan sebelum menjadi PKL,

jenis usaha, status kepemilikan, tenaga kerja, modal, pendapatan, jenis barang

dagangan, sarana fisik dagangan,tempat berjualan, lama waktu aktivitas, sifat

pelayanan) di sekitar Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui profil pedagang kaki lima di sekitar Pasar Petisah

Kecamatan Medan Petisah.

2. Untuk mengetahui karakteristik aktivitas pedagang kaki lima di sekitar Pasar

(17)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumber informasi bagi Pemerintah setempat dalam upaya perencanaan

pengembangan wilayah Kecamatan Medan Petisah.

2. Sebagai sumbangan pemikiran, bahan studi atau tambahan wawasan bagi

mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil penelitian berupa data yang telah diolah maka

dapat disimpulkan ;

1. Berdasakan identitas diri dan usahanya, PKL di sekitar Pasar Petisah

didominasi oleh pekerja di usia produktif. PKL membuka usaha karena

kesulitan mendapatkan pekerjaan di sektor formal, jenis usaha yang

mereka jalankan merupakan usaha utama, usaha yang dijalankan adalah

usaha milik sendiri, modal dan pendapatan PKL setiap harinya

tergolong rendah. PKL memilih berlokasi di sekitar Pasar petisah

karena strategis dan dekat dengan pembeli, memilih usaha sebagai PKL

karena memberikan peluang usaha yang besar tanpa harus

menggunakan modal yang besar pula.

2. Aktivitas sebagai PKL memberikan peluang besar bagi siapa saja yang

tidak dapat memasuki sektor formal karna memiliki ciri-ciri mudah

dimasuki, tidak membutuhkan pendidikan tinggi, tidak memiliki modal

yang besar, jenis barang dagangan yang dijual PKL yang lebih banyak

adalah makan dan minuman siap saji serta barang keperluan rumah

tangga, sarana fisik yang digunakan berupa meja/jongkok, tempat

berjualan adalah lahan parkir, lama waktu aktivitas PKL 10 jam/perhari,

(19)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan disimpulkan, maka

penulis menyarankan :

1. Perlu diadakan pembinaan berkaitan dengan pengembangan masyarakat

sebagai masyarakat yang memiliki usaha mandiri contohnya

membangun usaha PKL yang baik dan sesuai dengan izin dari

pemerintah. Sebaiknya pemerintah dapat mengupayakan keberadaan

PKL sebagai sumber pendapatan daerah, misalnya dengan merelokasi

PKL ke tempat yang diperuntukkan bagi PKL, sehingga lokasi tersebut

bisa menjadi sebuah tujuan rekreasi baru bagi masyarakat.

2. Lebih disediakan ruang khusus bagi PKL tanpa mengabaikan daya tarik

lokasi sehingga PKL dapat tetap menjangkau dan terjangkau oleh

pembeli. Selain itu, PKL dalam menjalankan usahanya lebih

memperhatikan dan menjaga kondisi lingkungan tempat berjualan agar

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Surya, Octora Lintang.2006. Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Sekitar Fasilitas Kesehatan (Studi Kasus : Rumah sakit dr.

Kariadi kota Semarang) (online)

http://eprints.undip.ac.id/4177/1/Octora02.pdfdiakses pada 7 Mei 2012

pukul 06.27 wib

Simanjuntak, Payaman J.2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Capah, Juita.2012. Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima Dalam Konteks Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Medan Kota (Studi Kasus: Kawasan Teladan dan Kampus Institut Teknologi Medan).Skripsi.Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Widjajanti, Retno.2009. Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima pada Kawasan Komersial di Pusat Kota (Studi Kasus: Simpang Lima

Semarang) (online)

http://eprints.undip.ac.id/20379/1/retno_widjajanti.pdfdiakses pada 20

Agustus 2012 pukul 20.03 wib

Rosita, Poppy.2006. Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Dalam Beraktivitas dan Memilih Lokasi Berdagang di Kawasan Perkantoran Kota Semarang (Studi Kasus : Jalan Pahlawan-Kusumawardhani-Menteri

16:22

Digdoyo, Eko.2011. Analisis Usaha Sektor Informal di Perkotaan (Kajian Perspektif Antropologi Ekonomi Terhadap Profesi Tukang Ojek Sepda Ontel)http://lemlit.uhamka.ac.id/index.php?pilih=news&mod=yes&act=ta gs&tag=panduan+penelitian+edisi+viii&pg=6&stg=2&offset=25 diakses pada 5 Mei 2013 pukul 19:44 wib

Iswantoe, Danoe (2007). Tinjauan Keberadaan Pedagang Kaki Lima Aspek Pedestrian Area dan Parkir di Kawasan Solo Grand Mall. (Online)

http://eprints.undip.ac.id/18618/ diakses pada 15 Mei 2013 pukul 19.46 wib

(21)

Kurnia, Rahma (2006). Kepadatan Penduduk. (Online)

http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/kepadatan-penduduk.htmldiakses pada 11

Desember 2013 pukul 15.40 wib

Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Medan Petisah Dalam Angka: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

” Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik demografi sosial pedagang kaki lima: (1) (umur, jenis kelamin, pendidikan), (2) alasan memilih pekerjaan sebagai

Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil mengenai kebijakan penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima (PKL) dalam program relokasi pedagang kaki lima di

REAKSI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP KINERJA SAT POL PP PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA. (Stdudi di Pasar Bambu Kuning

Implementasi Kebijakan Penataan Kawasan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Relokasi Pedagang Kaki Lima Kawasan Alun-Alun Kota Pasuruan);Ria Novita

Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dan preferensi pedagang kaki lima serta persepsi masyarakat pada lokasi yang telah

Penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisis Kegiatan Usaha Pedagang Kaki Lima Dengan Metode Swot (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Jalan Kapten Muslim Kota Medan)”..

Hasil dari penelitian ini adalah penataan pedagang kaki lima belum efektif dikarenakan masih berada di tahap relokasi sementara yang mana tidak bisa menampung semua pedagang kaki lima

41 tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, dijelaskan bahwa Penataan pedagang kaki lima adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui