• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK GALILEO DISKI TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK GALILEO DISKI TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia Dini SI pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Proposal ini berjudul “UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK

USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF DI TK GALILEO DISKI TAHUN AJARAN 2012/2013.” Selama dalam proses penyelesaian proposal ini masih

banyak kendala yang dialami penulis. Namun berkat kesabaran dan bimbingan dosen pembimbing Ibu Kamtini, S.Pd. M.Pd yang penuh perhatian akhirnya proposal ini penulis selesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan FIP UNIMED Bapak Drs. Nasrun, M.S

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S, selaku Pembantu Dekan FIP UNIMED.

3. Ibu Kamtini, S.Pd. M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan saran hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd, Ibu Dra. Nasriah, M.Pd, dan Dra.Sariana Marbun, M.Pd selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepala sekolah TK Galileo Diski, yakni miss Melly Yani Batubara, S.si dan miss Roida Simbolon, S.Pak selaku guru TK-B1 yang telah membantu penulis selama dalam penelitian.

(6)

7. Seluruh civitas akademika FIP UNIMED, dosen dan pegawai yang tidak disebutkan namanya dalam tulisan ini.

8. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua saya yang tersayang Ikuten Tarigan dan Katarsada Br Surbakti serta S. Barus dan N. Keliat yang memberikan dana, motivasi dan doa kepada penulis.

9. Demikian juga buat abang, kakak dan adik saya serta keponakan saya.

10. Khusus buat suami tercinta, Pdt. Resta Riswanto Barus dan anakku tersayang, Ibre Kristy Charolita Barus.

11.Teman-teman PAUD Transfer 2010 khususnya Kak Sabtika Juliasti dan Haendryani Munthe serta kepada adik-adik PAUD 2008 yang tidak saya sebutkan namanya satu persatu

12.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang maha Esa. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Medan, 10 Agustus 2012

Penulis

(7)

ABSTRAK

MARTHA LENA BR. TARIGAN, NIM :1104313006, ” UPAYA MENGEMBANGKAN

KEMANDIRIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN

KONSTRUKTIF DI TK GALILEO DISKI TAHUN AJARAN 2012/2013.”

Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemandirian anak usia 5-6 tahun di TK Galileo Diski dapat dikembangkan dengan permainan konstruktif. Oleh sebab itu, diupayakan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemandirian anak kelas B di TK Galileo Diski pada kegiatan permainan konstruktif.

Jenis tindakan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa tahap. Objek dalam penelitian tersebut adalah anak kelas B TK Galileo Diski berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di TK Galileo Diski dengan persetujuan kepala sekolah dan yang menjadi subjek adalah permainan konstruktif dengan menyusun stik warna menjadi bentuk segitiga dan persegi empat. Pelaksanaan PTK dilakukan selama 2 bulan mulai Juli sampai dengan Agustus. Dengan alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi. Adapun indikator yang dibuat yaitu Kemampuan fisik, Aspek pengembangan percaya diri, Bertanggung jawab, disiplin, Pandai bergaul, Saling berbagi dan Mengendalikan emosi. Tingkat perubahan kemandirian anak dalam permainan konstruktif pada Siklus I pertemuan 1 menunjukkan kemandirian anak belum berkembang dengan skor rata-rata 1,47 dan pertemuan 2 kemandirian anak cukup berkembang dengan skor rata-rata 2,31. Pada siklus II pertemuan 1 kemandirian anak berkembang dengan skor rata-rata 2,68 dan pertemuan 2 kemandirian anak sangat berkembang dengan skor rata-rata 3,30.

(8)

DAFTAR ISI

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian .. ... 12

c. Perkembangan Kemandirian ... ... 13

d. Pengertian Permainan Konstruktif ... 16

e. Tingkatan Permainan Konstruktif ... 18

(9)

Usia Dini ... ... 20

h. Tahap-Tahap Permainan Konstruktif ... 22

2.2 Kerangka Konseptual ... .. 23

2.3 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III :METODE PENELITIAN ... .. ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 25

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 25

3.4 Desain Penelitian... 26

3.5 Prosedur Penelitian ... 27

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Teknik Analisis Data ... 33

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 36

BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 37

4.2 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .. 59

A. Kesimpulan ... ... 59

B. Saran ... ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 34

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Observasi... 35

Tabel 3.3 Kriteria Keputusan ... 35

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pengembangan Kemandirian Anak Siklus I Pertemuan 1... 43

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pengembangan Kemandirian Anak Siklus I Pertemuan 2... 45

Tabel 4.3 Perkembangan Kemandirian Anak selama Siklus I... 53

Tabel 4.4 Kriteria Keputusan pada Siklus I... 54

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto ...25

Gambar 2 Kegiatan dalam Permainan Konstruktif pada siklus I... 42

Gambar 3 Kegiatan dalam Permainan Konstruktif pada Siklus II...52

Gambar 4 Anak menunjukkan hasil karya pada siklus I...93

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Perubahan Kemandirian Anak pada Siklus I... 46 Grafik 4.2 Persentase Perubahan Kemandirian Anak pada Siklus II... 55 Grafik 4.3 Perubahan Kemandirian Anak dalam Permainan Konstruktif

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RKH Penelitian Tindakan Kelas ... 63

Lampiran 2 RKH Penelitian Tindakan Kelas... 71

Lampiran 3 Lembar Observasi Kemandirian Anak Siklus I ... 78

Lampiran 4 Lembar Obserasi Kemandirian Anak Siklus II... 84

Lampiran 5 Panduan Observasi Kemandirian Anak... 88

Lampiran 6 Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Siklus I... 90

Lampiran 7 Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Siklus II... 91

Lampiran 8 Nama-nama Anak TK Galileo Diski... 92

Lampiran 9 Dokumentasi ... 93

Lampiran 10 Tabel Hasil Daftar Ceklist peristiwa pada Tahap Observasi Siklus I Pertemuan 1... 94

Lampiran 11 Tabel Hasil Daftar Ceklist peristiwa pada Tahap Observasi Siklus I Pertemuan 1... 97

Lampiran 12 Tabel Hasil Daftar Ceklist peristiwa pada Tahap Observasi Siklus I Pertemuan 1... 100

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Para ahli psikologi mengatakan bahwa Usia Dini (0-8 tahun) sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan pontensinya. Partini (2010:2) menyatakan usia ini sering disebut “usia emas” (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulangi lagi.

Perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 mengatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Saat ini perkembangan dan pembinaan pontensi anak usia dini tengah mendapatkan perhatian serius dari sejumlah pihak khususnya pemerintah. Karena disadari bahwa anak usia dinilah yang akan menjadi penerus generasi yang akan datang. Untuk mewujudkan generasi penerus yang unggul dan tangguh serta mampu bersaing menghadapi kehidupannya di masa yang akan datang diperlukan upaya pengembangan dan pembinaan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya.

(15)

satu rentang umur yang ada pada anak usia dini, yaitu 4 sampai 6 tahun. Dewi (2005:2) menyatakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon pendidik anak usia dini adalah dengan mengenal perkembangan anak, yakni perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan perkembangan sosial emosional anak. Anak yang mengalami masa bahagia ketika terpenuhinya segala kebutuhan fisik, maupun psikis di awal perkembangannya diramalkan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 27 tahun 1990, tentang Pendidikan Prasekolah, Bab 1, Pasal 1, butir (1) mengatakan pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. Anak Usia Dini belajar tentang dunia sekitarnya melalui kegiatan mendengar, melihat, membicarakan serta membuat sesuatu. Asalkan diberi kesempatan, anak di bawah enam tahun giat dan ingin tahu tentang berbagai hal. Mereka sangat tertarik untuk belajar melalui penyelidikan terhadap lingkungan mereka. Mereka senang sekali mencari sesuatu yang baru.

Untuk memperoleh informasi baru serta memperoleh pengalaman, anak mempunyai dorongan yang kuat untuk menjelajah dan meneliti lingkungannya. Dengan melakukan sesuatu hal, seperti permainan yang dapat memberi pengalaman baru bagi anak. Anak juga mempunyai dorongan untuk mencoba kemampuan dan keterampilannya terhadap sesuatu. Kegiatan untuk melakukan sesuatu ini tidak hanya memberikan kesenangan bagi anak tetapi juga memberi pemahaman tentang suatu benda. Rasa ingin tahu anak tentang lingkungannya sangat kuat, maka permainan dapat membantu anak untuk memahami lingkungannya.

(16)

mengontrol diri sendiri. Maka biarkan anak melakukan hal yang diinginkannya, tetapi harus tetap diawasi. Anak terlambat mandiri karena orang tua yang cenderung terlalu protektif. Anak yang tidak kunjung mandiri akan bersikap manja. Dalam kegiatan pembelajaran anak selalu merasa tidak mampu mandiri ketika sedang melakukan permainan konstruktif, sehingga ia akan meminta bantuan pada pendidiknya. Ini tidak sesuai dengan harapan orang tua yang ingin anaknya mampu memiliki kemandirian setelah memasuki Pendidikan Anak Usia Dini.

Pada faktanya semua usaha untuk membuat anak menjadi mandiri sangatlah penting agar anak dapat mencapai tahapan kedewasaan sesuai dengan usianya. Orang tua dan pendidik diharapkan dapat saling bekerjasama untuk membantu anak dalam usia yang masih sangat dini dimana mereka tetap saja membutuhkan kemandirian sebagai kebutuhan fisik mereka. Anak-anak dapat memperoleh kebiasaan dengan apa mereka melakukan permainan, apa yang mereka senangi untuk dimakan, dan kapan waktu mereka untuk tidur. Anak yang sudah siap memperoleh pengalaman akan dihadapkan pada banyak situasi yang merupakan tantangan tidak hanya untuk anak melainkan untuk pendidik dan orangtua.

(17)

tersentuh oleh strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga anak yang pendiam dan tertutup menjadi tidak tersentuh.

Permainan konstruktif merupakan salah satu kegiatan tepat bagi anak untuk dapat mandiri dan bersosialisasi dengan orang lain membuat suatu bentuk dengan imajinasi yang telah ia lihat sehari-hari, seperti atap rumah dengan bentuk segitiga. Banyak sekali jenis permainan konstruktif yang dapat dipilih dalam kegiatan permainan konstruktif. Akan tetapi, pendidik juga harus memilih jenis permainan yang tepat bagi anak sesuai dengan usianya. Pendidik harus selalu memberi motivasi pada anak dengan memberikan contoh bagi anak berupa demonstrasi agar anak lebih mudah memahami tugas yang diberikan. Pendidik dapat memberi bantuan pada anak yang belum memahami cara membuat bentuk geometri, tetapi harus ada motivasi yang diberikan pada anak bahwa ia dapat membuat bentuk geometri sendiri.

Pendidik anak usia dini di TK Galileo melakukan permainan konstruktif dengan pemberian tugas pada anak serta waktu untuk melakukan kegiatan permainan konstruktif sudah ditentukan sebelumnya. Sehingga anak merasa tidak mampu membuat bentuk geometri dan kurang percaya diri menyelesaikan bentuk geometri tersebut. Pendidik juga senantiasa memberikan bantuan pada anak dalam mengikuti permainan konstruktif. Permainan konstruktif seharusnya dilakukan dengan waktu yang cukup serta memilih kegiatan yang sangat disukai oleh anak. Hasil penelitian Azizah menunjukkan bahwa kemandirian anak dapat dikembangkan dengan permainan konstruktif pada siklus II yang mencapai 83.00% (http://etd.eprints.ums.ac.id).

(18)

prestasi akademik saja dan belum pada aspek pengembangan, aspek sosial dan kemandirian serta kreativitas. Dampak dari kemandirian seorang anak akan terlihat dalam sikap dan kesiapannya dalam menghadapi masa depan dan sangat berpengaruh dalam hubungannya dengan masyarakat serta berinteraksi dengan lingkungan. Dalam melatih kemandirian anak dalam permainan konstruktif tidak ada salahnya pendidik memberikan penghargaan kepada anak atas semua usaha yang telah dilakukannya. Kemandirian erat kaitannya dengan disiplin, dengan mengajarkan disiplin kepada anak sejak dini, berarti pendidik telah melatih anak untuk bisa mandiri di masa yang akan datang. Kunci kemandirian sebenarnya ada ditangan orang tua dan guru. Disiplin yang konsisten dan bantuan dari orang tua serta guru untuk mengerjakan sesuatu sendiri pada masa yang akan datang akan menjadi bagian yang penting dari diri anak. Anak-anak yang tidak mandiri cenderung tidak percaya diri. Akibatnya perkembangan kemandirian mengkhawatirkan karena anak akan bergantung pada orang lain.

Kemandirian anak melalui permainan konstruktif penting karena di dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak aspek kemandirian termasuk ke dalam salah satu ruang lingkup kurikulum Taman Kanak-Kanak dan termasuk ke dalam salah satu bidang pengembangan di Taman Kanak-Kanak. Meningkatkan kemandirian anak usia dini dengan permainan konstruktif sangat penting sebagai cara untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Maka hal ini mendorong penulis melakukan penelitian tentang: “UPAYA MENGEMBANGKAN

KEMANDIRIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PERMAINAN

KONSTRUKTIF DI TK GALILEO DISKI TAHUN AJARAN 2012/2013”.

1.2.Identifikasi Masalah

(19)

1. Orang tua sebagai pengasuh belum sepenuhnya menekankan kemandirian pada anak karena kesibukan bekerja.

2. Pendidik selalu membantu anak mengerjakan tugas permainan konstruktif. 3. Pendidik lebih mengutamakan kemampuan akademik anak.

4. Salah satu permainan yang dapat mengembangkan kemandirian anak adalah membuat bentuk geometri dengan stik spon warna.

5. Anak cenderung tidak percaya diri melakukan kegiatan permainan konstruktif.

1.3.Pembatasan Masalah

Melihat banyaknya masalah yang ada tentu memerlukan pemecahan masalah yang beragam pula. Maka dalam sebuah penelitian diperlukan pembatasan masalah agar masalah dapat diteliti dengan luas dan mendalam. Maka berdasarkan masalah di atas penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, yakni mengenai “Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun melalui Permainan Konstruktif di TK Galileo Diski”.

1.4.Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah melalui permainan konstruktif kemandirian anak dapat dikembangkan?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan pendidikan penelitian ini adalah:

“Untuk meningkatkan Pengembangan Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun melalui Permainan

Konstruktif di TK Galileo Diski”.

(20)

Penelitian tindakan kelas ini manfaatnya adalah:

a. Peneliti : sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan kemandirian melalui permainan konstruktif.

b. Anak : proses permainan konstruktif akan menjadi menyenangkan dan perkembangan kemandirian anak akan meningkat.

c. Pendidik : sebagai salah satu alternatif bagi pendidik dalam mengembangkan kemandirian anak, yakni melalui permainan konstruktif.

d. Sekolah : meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan pengembangan kemandirian anak melalui permainan konstruktif.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan temuan penelitian tentang siklus I dan siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat perubahan kemandirian anak dalam permainan konstruktif pada Siklus I pertemuan 1 menunjukkan kemandirian anak belum berkembang dengan skor rata-rata 1,47 dan pertemuan 2 kemandirian anak cukup berkembang dengan skor rata-rata 2,31 Pada siklus II pertemuan 1 kemandirian anak berkembang dengan skor rata-rata 2,68 dan pertemuan 2 kemandirian anak sangat berkembang dengan skor rata-rata 3,30.

2. Permainan konstruktif dapat dijadikan sebagai kegiatan untuk mengembangkan kemandirian anak usia 5-6 tahun di TK Galileo Diski.

3. Peningkatan persentase kemandirian anak dari siklus I dan siklus II. Perkembangan kemandirian anak pada kategori sangat berkembang berjumlah 13 anak, kategori berkembang berjumlah 11 anak dan kategori belum berkembang berjumlah 1 anak.

4. Permainan konstruktif juga dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Hal ini terlihat dari analisis pada siklus II dengan gambaran data yang mencapai ketuntasan melakukan kegiatan 24 anak atau 96% dari jumlah keseluruhan anak (dengan nilai ≥60) dan yang belum mencapai ketuntasan 1 anak atau 4% ( dengan nilai ≤60).

(22)

B. Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permainan konstruktif dapat mengembangkan kemandirian anak, untuk itu disarankan:

1. Permaianan konstruktif dapat dijadikan solusi untuk mengembangkan kemandirian anak yang berdampak pada perkembangan motorik halus anak.

2. Bagi pihak sekolah dapat menggunakan permainan konstruktif untuk mengembangkan tingkat kemandirian anak.

3. Kegiatan permainan konstruktif belum mampu secara sempurna diterapkan olh peneliti namun perkembangan kemandirian anak sudah berkembang.

(23)

1

DAFTAR PUSTAKA

Afiatus Sholihatul F. 2011. Kemandirian Anak Usia Dini. Arti Kemandirian Anak Usia Dini, (Online), dalam (blog.elearning.unesa.ac.id), diakes 24 Juni 2012. Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. 2005.Psikologi Perkembangan.Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Ciptarja, Benny. 2008. How to Teach Your Baby Talk. Yogyakarta: Andi. Offset. Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Elizabeth, B. Hurlock. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Fakhruddin, Asef Umar. 2010. Sukses menjadi Guru TK-PAUD. Jakarta: Bening. Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Partini. 2010. Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo

Litera Media.

Rumengan, Jemmy. 2010. Metodologi Penelitian dengan SPSS. Batam: Uniba Press

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media Group.

Sdit Ar Rahma Makassar. 2010. Manfaat Permainan Konstruktif Pada Anak. Pengertian Bermain, dalam (http://sdit-arrahmah-mks.blogspot.com), diakses 24 Juni 2012.

(24)

2

Tri Nur Azizah. 2011. Upaya Peningkatan Kemandirian Anak melalui Permainan Konstruktif Kelompok B di TK Islam Al-Anis Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011. Abstrak, dalam (http://etd.eprints.ums.ac.id, diakses 7 Juni 2012. .

Yamin, Martinis. dan Sanan, Jamilah, S. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: GP Press.

Yus, Anita. 2005. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian .....................................................................
Gambar 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto ..............................25
Grafik 4.1 Persentase Perubahan Kemandirian Anak pada Siklus I....................

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

Demikian Proposal ini kami buat, kami panitia penyelenggara berharap kegiatan MSG (Majors Solidarity Games) berjalan lancar dan dapat mempererat tali silatuhrahmi antar

Parameter pengujian yang dilakukan antara lain: kapasitas dispersi sejalan dengan pembentukan biosurfaktan selama 7 hari inkubasi; tingkat emulsifikasi dengan mengukur

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gusjigang dan penerapan akuntansi terhadap literasi keuangan pra-nikah.. Jenis penelitian yang digunakan

Dengan pertimbangan tersebut maka penelitian ini dibatasi pada pengembangan media pembelajaran mandiri fisika menggunakan lectora inspirepada materi fluida statis

Berkebalikan denga n dampak negatif daya-paksa negara yang tinggi terhadap tingkat main hakim sendiri sebagaimana tertuang dalam H 1 , hasilnya menunjukkan bahwa tingkat main

Setelah di potong sesuai dengan pola potong langkah selanjutnya diseset dengan mesin seset. Mesin seset adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyeset atau mengurangi

Analisis secara empirik terkait tingkat kesukaran, daya pembeda soal, efektivitas pengecoh, validitas internal butir, dan reliabilitas belum pernah dilakukan