• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

17

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kabupaten Trenggalek dan menggunakan data yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek. Alasan pemilihan Kabupaten Trenggalek sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Trenggalek berada pada urutan kedua sebagai kabupaten dengan nilai PDRB rendah di wilayah Karesidenan Kediri yang dilihat dari output Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 pada tahun 2015-2019.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan jenis penelitian yang mendeskripsikan atau menjelaskan data secara sistematis dan akurat berdasarkan data resmi yang dipublikasikan oleh Badan atau Lembaga berwenang serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu sumber data yang diperolah dari publikasi data yang dilakukan oleh lembaga atau instansi berwenang yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) yang terdiri dari deret waktu (time series) tahunan dengan periode waktu penelitian 5 (lima) yaitu tahun 2015-2019.Data yang digunakan adalah Produk Domestik Regional (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Trenggalek Tahun 2015-2019 dan data Produk Domestik Regional (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010 Karesidenan Kediri Tahun 2015-2019.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik

dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data studi yang diperolehdengan cara

mengkutip dokumen-dokumen resmi, buku-buku, dan hasil-hasil penelitian

(2)

yang relevan dari lembaga atau instansi terkait E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah : a) Sektor Unggulan

Sektor unggulan adalah sektor yang memiliki potensi atau kekuatan untuk dikembangkan secara berkelanjutandengan tujuan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di masa depan. Suatu sektor dapat dikatakan sektor unggulan apabila sektor tersebut memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif dan bisa menjadi penggerak dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah (Mangilaleng, Rotinsulu, and Rompas 2015).

b) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto pada semua sektor barang dan jasa yang dihasilkan oleh daerah atau wilayah dosmestik akibat dari adanya kegiatan ekonomi masayarakat pada periode tahun tertentu.PDRB di bagi menjadi 2 (dua) yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dengan acuan harga pada tahun berjalan dan PDRB atas dasar harga konstan dengan acuan harga pada tahun dasar. (Tarigan, 2007:24). (Mangilaleng, Rotinsulu, and Rompas 2015).

c) Sektor-sektor Ekonomi

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badang Pusat Statistik, terdapat tujuh belas sektor ekonomi yang dikaji dan diteliti yaitu sektor ekonomi : Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan; Pertambangan Dan Penggalian; Industri; Pengadaan Listrik Dan Gas; Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah, Dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor; Transportasi Dan Pergudangan; Penyedia Akomodasi Dan Makan Minum; Informasi Dan Komunikasi; Jasa Keuangan Dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan;

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Dan Jaminan Sosia Wajib; Jasa

Pendidikan; Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial; Jasa Lainnya.

(3)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui dalam penelitian ini adalah

1. Analisis Location Quentiont (LQ)

Analisis Location Quentiont (LQ) merupakan suatu model pendekatan analisis yang digunakan untuk membandingkan besarnya peranan sektor ekonomi di suatu daerah regional dengan daerah referensi dengan cangkupan yang lebih luas.Indicator yang digunakan dalam analisis ini adalah data PDRB Kabupaten/Kota tertentu. Analisis Location Quentient dapat dilakukan dengan dua model perhitungan, yaitu menggunakan model Static Location Quotient (SLQ) dan Dinamic Location Quotient (DLQ).

a) Static Location Quentiont (SLQ)

Static Location Quotient (SLQ) merupakan alat analisis yang digunakan untukmengetahui secara akurat pemetaan sektor ekonomi basis maupun non basis di daerah. Dalam formulasimatematik SLQ membandingan secara relative antara kemampuan sektor ekonomi daerah yang diamati dengan kemampuan sektor ekonomi di daerah yang lebih luas.Perbandingan pangsa sektor i daerah studi k dengan pangsa sektor daerah referensi p, disebut dengan hasil bagi lokasi atau SLQ yang dapat ditulis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑆𝐿𝑄 = 𝑆

𝑖𝑘

𝑃𝐷𝑅𝐵

𝑘

⁄ 𝑆

𝑖𝑝

𝑃𝐷𝑅𝐵

𝑝

⁄ Keterangan:

S

ik

= Nilai output sektor i daerah studi k

(Kabupaten/kota) dalam pembentukan PDRB riil daerah studi k.

PDRB

k

= PDRB total di semua sektor di daerah studi k.

S

ip

= Nilai output sektor i daerah studi p

(4)

(Kabupaten/kota) dalam pembentukan PDRB daerah studi p.

PDRB

P

= PDRB total di semua sektor di daerah studi p.

Berdasarkan formulasi diatas maka diperoleh tiga kemungkinan nilai SLQ yaitu:

1. Nilai SLQ di sektor i = 1. “Artinya laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k = sama dengan laju pertumbuhan ekonomi sektor yang sama dengan perekonomian daerah referensip”.

2. Nilai SLQ di sektor i > 1. “Artinya laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k lebih besar dibandingkan dengan laju petumbuhan sektor yang sama dengan perekonomian daerah referensi p.”

3. Nilai SLQ di sektor i < 1. “Artinya laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k lebih kecil dibandingkan dengan laju pertembuhan sektor yang sama dengan perekonomian daerah referensi p.”

b) Dinamic Location Quotient (DLQ)

Dinamic Location Quotient (DLQ) merupakanmodel analisis LQ hasil dariperkembangan dari model SLQ yang dijelaskan dalam bentuk deret waktu (time series). Dalam DLQ notasi giS dan GiP digunakan untuk menentukan pangsa sektor (i) di daerah studi P dan di daerah referensi G, sedangkan notasi gP dan GG menyatakan rata-rata pangsa ekonomi daerah studi P dan daerah referensi G. dalam formulasi matematika persamaan Dinamic Location Quotient (DLQ) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐷𝐿𝑄

𝑖𝑃

= [

(1 + 𝑔

𝑖𝑃

)

(1 + 𝑔

𝑝

)

⁄ (1 + 𝑔

𝑖𝐺

)

(1 + 𝐺

𝐺

)

⁄ ]

= 𝐼𝑃𝑃𝑆

𝑖𝑃

𝐼𝑃𝑃𝑆

𝑖𝐺

Dimana :

𝐷𝐿𝑄

𝑖𝑃

= Indeks potensi sub sektor i di daerah studi

(5)

𝑔

𝑝

= Pangsa pertumbuhan PDRB sub sektor di daerah studi 𝐺

𝑖𝐺

= Rata-rata pangsa pertumbuhan PDRB seluruh sub sektor

didaerah studi

𝐺

𝐺

= Pangsa pertumbuhan PDRB sub sektor i di daerah referensi

𝐺

𝑖𝑃

= Rata-rata pangsa pertumbuhan PDRB seluruh sub sektor di daerah referensi

T = Selisih tahun akhir dan tahun awal

𝐼𝑃𝑃𝑆

𝑖𝑝

= Indeks potensi pengembangan sub sektor i di daerah studi 𝐼𝑃𝑃𝑆

𝑖𝐺

= Indeks potensi pengembangan sub sektor i di daerah referensi

Berdasarkan hasil perhitungan matematika diperoleh nilai DLQ yangdapat diartikan sebagai berikut :

1. Jika DLQ >1, maka potensi perkembangan sub sektor i di daerah studi lebih cepat dibandingkan sub sektor yang sama di daerah referensi.

2. Jika DLQ <1, maka potensi perkembangan sub sektor i di daerah studi lebih rendah dibandingkan sub sektor yang sama di daerah referensi.

Untuk mengetahu pemetaan sektor ekonomi prioritas atau unggulan di suatu daerah.dalam mengidentifikasi sektor unggulan dilakukan dengan melihat hasil dari penggabungan nilai SLQ dan DLQ.

Hasil dari perhitungan ini akan berorentasi pada pengelompokkan sektor

ekonomi kedalam empat klaster. Klasifikasi sektor ekonomi berdasarkan

gabungan nilai SLQ dan DLQ ditentukan berasarkan kriteria berikut :

(6)

Tabel 3.1Klasifikasi Sektor Ekonomi Berdasarkan Gabungan Nilai SLQ dan DLQ dibagi menjadi empat Klaster yaitu :

Kriteria SLQ < 1 SLQ > 1 DLQ > 1 Sektor Andalan Sektor Unggulan DLQ < 1 Sektor Tertinggal Sektor Prospektif Sumber: Modul Ekonomi Regional.

2. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share merupakan model analisis yang digunakan untuk mengukur perubahan dan pertumbuhan yang terjadi dalam struktur ekonomi pada daerah regional dengan acuan ekonomi regional yang lebih luas dalam jangka waktu tertentu.Analisis ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan bagaimana kinerja dan produkstifitas perekonomian disuatu daerah apabila dibandingkan dengan daerah yang lebih luas.

Analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang saling berkaitan satu sama lain dalam kinerja perekonomian yaitu :

a) National Share( Pertumbuhan Ekonomi Daerah) yaitu komponen yang memberikan gambaran mengenai perbandingan pertumbuhan ekonomi referensi provinsi atau nasional (nasional growth effect) dan pengaruhnya terhadap perekonomian daerah terkait.

Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan membandingkan perubahan-perubahan agregat secara sektoral dengan perubahan sektor pada wilayah acuan.

b) Proportional Shiftyaitu komponen yang memberikan penjesalasan tentang pergeseran proposional yang dilihatdari adanya perubahan relatif kinerja sektor ekonomi di daerah tertentu terhadap sektor ekonomi yang samapada daerahacuan. Pergeseran proporsonal (proportional shift) disebut juga pengaruh bauran industri (Industry Mix) . Analisis ini akan memberikan gambaran apakah

perekonomian di daerah tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih

lambat ketimbang perekonomian daerah yang dijadikan acuan.

(7)

c) Differential Shift (Pergeseran Differensial)merupakan komponen yang digunakan untukmengukur dan menentukan kemampuan daya saing industry di daerah terkait dengan perekonomian di daerah yang dijadikan acuan. Apabila suatu daerah secara defferensial bergeser positif maka industri daerah tersebut memiliki daya saing yang tinggi darpada industri di daerah yang dijadikan acuan.

Hajeri, et.al(2015), Variabel yang digunakan untuk menganalisis adalah nilai dari masing-masing sektor produk domestik regional bruto. Model aljabar yang digunakan dalam analisis shift share ini dapat dinyatakan dalam bentuk formula rumus sebagai berikut :

Dij = Nij + Mij + Cij Dimana :

i = Sektor-sektor ekonomi yang di teliti

j = Variabel daerah yang diteliti ( Kabupaten Trenggalek) Dij = Perubahan pertumbuhan ekonomi sektor i di daerah j Nij = Perubahan pertumbuhan ekonomi sektor i di daerah j Mij = Bauran industri sektor i di daerah j

Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j

Sedangkan untuk persamaan yang digunakan untuk menghitung analisis shift share klasik pada sektor i di daerah Kabupaten Trenggalek dengan konotasi (E) adalah nilai tambah dijabarkan sebagai berikut :

Dij = E.ij – E ij Nij = Eij . rn Mij = Eij (rin – rn) Cij = Eij (rij – rin)

Dari penjabaran rumus diatas, diperoleh formulasi matematika shift share klasik sebagai berikut :

Dij = Eij*rn + Eij (rin-rn) + Eij* (rij-rin)

(8)

Berdasarkan penjabaran rumus matematika diatas, analisis shift share klasik di bedakan menjadi tiga kriteria yaitu :

1) Apabila N bernilai positif maka diartikan bahwa sektor i pada daerah Kabupaten Trenggalek tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan Karesidenan Kediri.

2) Apabila M bernilai positif maka diartikan bahwa sektor i maju serta tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, apabila M bernilai negatif maka pertumbuhan sektor i lambat.

3) Apabila C bernilai positif maka diartikan bahwa sektor i memiliki kemampuan daya saing yang tinggi dibanding sektor lainnya di Kabupaten Trenggalek, sedangkan apabila nilai C bernilai negatif maka sektor i tidak memiliki kekuatan daya saing. (Hajeri, Yurisinthae, and Dolorosa 2015)

Menurut Seopono (1993), Shift Share Estaben-Marquilas (SS-EM) mempunyai kesamaan asumsi mendasar dengan analisis Shift Share Klasik yaitu sama-sama menjelaskan dan mengidentifikasikan kembali keunggulan kompetitif. Pada analisis SS-EM modifikasi pada persamaan ini memiliki unsur baru pada yang dikonotasikan sebagai E’ij dan didefinisikan sebagai variabel daerah (E’ij). Dengan adanya unsur baru ini, bila struktur wilayah sama dengan struktur nasional (Eij = E’ij) maka dapat ditulis rumus matematika seperti ini:

E’ij = Ej (Ein/En)

Apabila Eij diganti menjadi E’ij maka persamaan Cij = Eij (rij–rin) dapat diganti menjadi :

C’ij = E’ij (rij-rin).

Dimana :

C’ij = digunakan untuk mengukut keunggulan atau tidakunggulan kompetitif sektor ekonomi i pada suatu daerah j.

E’ij = merupakan nilai tambah atau pendapatan yang dicapai oleh

(9)

sektor i pada perekonomian di daerah j

untuk mengetahui pengaruh efek alokasi suatu variabel wilayah pada sektor i di daerah j (Aij) yaitu dirumuskan sebagai berikut :

Aij = (Eij – E’ij) (rij-rin) Dimana :

(Eij – E’ij), menjelaskan tingkat spesialisasi sektor i di wilayah pengembangan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan

(rij – rin) menjelaskan tingkat keunggulan kompetitif sektor i di wilayah pengembangan Kabupaten Trenggalek.

Berdasarkan uraian yang dijelasakan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu wilayah yang memiliki spesialisasi pada sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektor tersebut secara langsung juga memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Kemungkinan yang terjadi dari asumsi efek alokasi dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 3.2 Analisis Shift Share Estaben Marquillas

NO (rij – rin) ( Eij – E’ij) Keunggulan

Kompetitif Spesialisasi

1. > 0 > 0 √ √

2. > 0 < 0 √ x

3. < 0 > 0 x √

4. < 0 < 0 x x

Sumber :(Ma'mun and Irwansyah 2014) 3. Analisis Typologi Klassen

Analisis Typologi Klassen merupakan alat analisis yang

digunakan untuk mengidentifikasi usaha, komoditi prioritas, sektor

dan subsektor di suatu wilayah dengan cara membandingkan

pertumbuhan ekonomi daerah dengan pertumbuhan ekonomi daerah

referensi yang memiliki cangkupan lebih luas. Analisis ini

mendasarkan pengelompokkan suatu sektor dengan cara melihat

pertumbuhan ekonomi dan kontribusi sektor ekonomi terhadap total

PDRB disuatu daerah. Pada penelitian ini, data yang digunakan untuk

(10)

menghitung analisis. Berdasarkan analisis Typologi Klassen, sektor- sektor ekonomi terbagi kedalam empat klasifikasi/klaster. Berikut pembagian klasifikasi/klaster pada analisis Typologi Klassen:

Tabel 3.3 Klasifikasi/Klaster Analisis Typologi Klassen

y yi > y yi < y

r

ri > r

Kuadran I Kuadran III

Sektor Prima Sektor Berkembang

ri < r

Kuadran II Kuadran IV

Sektor Potensial Sektor Terbelakang Sumber :widodo,2006 (Rahayu 2010)

Dimana :

ri = laju pertumbuhan sektor ke i

r = laju pertumbuhan PRDB

yi = nilai kontribusi sektor ke i

y = rata-rata PDRB

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage terhadap efektivitas penerapan syariah governance dan pengaruh

Format observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati kinerja peneliti adalah lembar observasi sistematis. Dalam format hasil observasi dicantumkan aspek-aspek

b) menyadari bahwa Proposal ini akan digunakan sebagai dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis yang akan diterbitkan, oleh karenanya Tertanggung

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) Teridentifikasi ada 73 spesies tumbuhan obat dari 38 famili; 2) Cara pengolahan tumbuhan obat yang paling dominan

Penelitian sebelumnya telah dilakukan menggunakan metode AHP dalam menentukan pemilihan desa terbaik menggunakan metode AHP, yang telah dilakukan oleh Tri Rahayu,

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Semarang dengan ditunjukkan P value 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%, sehingga pada akhirnya