• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL MEDIA PEMBELAJARAN SECARA DARING SELAMA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL MEDIA PEMBELAJARAN SECARA DARING SELAMA PANDEMI COVID-19"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1 MODUL

MEDIA PEMBELAJARAN SECARA DARING SELAMA PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :

Nur Faidati, S.IP., MA Enny Fitriahadi, S.SiT., M.Kes.

(2)

2

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2021

(3)

3

“MODUL MEDIA PEMBELAJARAN SECARA DARING SELAMA PANDEMI COVID-19”

Oleh :

1. Nur Faidati, S.IP., M.P.A 2. Enny Fitriahadi, S.SiT., M.Kes.

Setting & Layout : Genre Creative Desain cover : Genre Creative Cetakan 1, September 2021

ISBN : 978-602-0739-95-3

Diterbitkan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Jl. Siliwangi Ring road Barat No 63, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Telp : (0274) 4469199, Fax : (0274) 4469204 Email : [email protected]

Website : www.unisayogya.ac.id

(4)

4

“MODUL MEDIA PEMBELAJARAN SECARA DARING SELAMA PANDEMI COVID-19”

TIM PENYUSUN:

1. Nur Faidati, S.IP., M.P.A 2. Enny Fitriahadi, S.SiT., M.Kes.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan petunjuknya dapat menyelesaikan penyusunan buku bacaan yang juga diharapkan menjadi modul dalam ilmu pendidikan khusus nya tentang media pembelajaran secara daringselama pandemic covid-19 untuk mengenal, mempelajari, dan memahami tentang permasalahan yang di hadapi saat pembelajaran daring. Mudah-mudahan modul ini memberikan manfaat besar meningkatkan pengetahuan.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong dan memberikan motivasi penyusunan modul ini. Modul ini memang dirasakan jauh dari lengkap dan sempurna, keterangan detail tetap dianjurkan untuk membaca buku-buku dan kepustakaan yang tercantum dalam daftar referensi. Akhirnya guna penyempurnaan buku ini, kami tetap memohon masukan, kritik, saran agar nantinya terwujud sebuah modul yang praktis, informatif, penuh manfaat dan menjadi rujukan dalam memahami permasalahan pernikahan dini di Indonesia.

(6)

Yogyakarta, September 2021

Tim Penyusun-

(7)

DAFTAR ISI

Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I Pendahuluan ... 1

BAB II Menyiapkan Pembelajaran di Masa Pandemi: Tantangan dan Pelu ... 15

BAB III Merancang Pembelajaran Daring ... 31

BAB IV Menyiapkan Objek Pembelajaran ... 67

BAB V Macam-Macam Media Pembelajaran Daring ... 76

BAB VI Asesmen dan Umpan Balik Pembelajaran ... 91

BAB VII Evaluasi Pembelajaran ... 119 BAB VIII Trik Pembelajaran Daring yang Menyenangkan 141 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 menjadikan institusi pendidikan mendadak menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh, terutama secara daring. Pembelajaran jarak jauh secara daring adalah pembelajaran jarak jauh yang cara pengantaran bahan ajar dan interaksinya dilakukan dengan perantara teknologi internet. Oleh karena itu, keberlangsungan pembelajaran daring tidak dapat dilepaskan dari keberadaan infrastruktur internet sebagai teknologi utamanya.

Dalam pembelajaran daring, keberadaan kelas tempat penyelenggaraan pembelajaran digantikan oleh kelas virtual yang disebut learning management system (LMS). Kondisi infrastruktur dan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh digambarkan dalam 4 kuadran, modul ini disusun sebagai panduan bagi guru atau dosen yang dari sisi infrastruktur dan sumber daya manusianya berada dalam kuadran 1, meskipun

(9)

dalam beberapa bagian dapat juga digunakan untuk institusi yang berada dalam kuadran 2.

(10)

BAB II

MENYIAPKAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI:

TANTANGAN DAN PELUANG

Belajar Dari rumah merupakan kebijakan dan fasilitasi pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran di masa pandemic merupakan Pembelajaran Jarak Jauh Belum Optimal dan Banyak Tantangan, Pembelajaran Berbasis Teknologi yang mendapatkan Momentum. Pendidikan di Indonesia terdampak covid-19.

Gambar 2. Tantangan Pendidikan di Indonesia Ujian Nasional :

1. Ujian Nasional (UN) dan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) tahun 2020 dibatalkan

(11)

2. UN dan UKK tidak menjadi Syarat Kelulusan Atau seleksi jenjang berikutnya

Belajar dari rumah :

1. Siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum

2. Difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Covid-19

3. Tugas dan aktivitas disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, serta mempertimbangkan akses dan fasilitas belajar di rumah

4. Bukti atau Produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dari guru, tanpa harus berupa skor/nilai kuantitatif

Ujian Sekolah :

1. Dilarang mengadakan ujian sekolah (US) dengan mengumpulkan siswa

2. US tidak perlu mengukur capaian seluruh kurikulum

(12)

3. Sekolah dapat menggunakan nilai lima semester terakhir untuk menentukan kelulusan.

Ujian Kenaikan Kelas :

1. Dilarang mengadakan ujian dengan mengumpulkan siswa

2. dapat dilakukan bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen jarak jauh

3. Kenaikan Kelas dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna.

PPDB 2021 :

1. Dinas Pendidikan dan sekolah mengikuti protokol kesehatan, dilarang mengumpulkan orang tua, siswa 2. Jalur Prestasi (nonzonasi dan non-afirmasi)

menggunakan nilai rapor lima semester terakhir dan/atau prestasi akademik maupun non-akademik di luar rapor

(13)

BOS

Dana BOS dan BOP dapat digunakan membiayai pencegahan pandemi Covid-19 seperti penyediaan alat kebersihan, hand sanitizer, disinfectant, dan masker.

Fasilitas Pembelajaran Jarak Jauh :

Gambar 3. Akses pembelajaran daring

(14)

Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Belajar dari Rumah

Gambar 4. Hambatan yang di hadapi guru

Apa yang harus di siapkan oleh satuan Pendidikan ?

1. Setiap satuan pendidikan menyiapkan rencana pembelajaran selama semester ke depan, dengan memilih pembelajaran jarak jauh (PJJ) daring, luring atau gabungan.

2. Menyiapkan materi, bahan dan media pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih, dengan mengoptimalkan sumber belajar yang tersedia sesuai dengan lingkungan belajar masing-masing siswa.

3. Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang akan

(15)

melaksanakan, mengawal dan mendampingi proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih.

4. Mendorong gerakan guru berbagi dalam memberikan dukungan teknis bagi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

5. Mengoptimalkan program atau tayangan TV dan radio sebagai sajian utama atau pendukung pembelajaran bagi siswa selama belajar dari rumah, khususnya di daerah yang belum terjangkau akses internet.

6. Mendorong kolaborasi guru, orangtua, masyarakat dan birokrasi pendidikan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana.

(16)

BAB III

MERANCANG PEMBELAJARAN DARING

Pada pembelajaran daring, perancangan pembelajaran secara sistematis perlu dilakukan. Tujuannya untuk menghasilkan rencana pembelajaran semester (RPS) beserta perangkat pembelajaran, seperti instrumen penilaian dan objek pembelajaran yang efisien dan efektif. Dari berbagai model perancangan pembelajaran yang populer, modul ini menyajikan secara singkat tahapan sesuai model ADDIE. Tahapan pada model ini dilakukan secara sistematis, logis, dan terstruktur agar dapat menjamin tercapainya capaian pembelajaran lulusan (CPL). Berikut penjabaran tahapan ADDIE.

(17)

Gambar 5. Tahapan Perancangan Pembelajaran

Tahapan perancangan pembelajaran daring setidaknya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi CPL yang dibebankan pada mata kuliah;

b. Merumuskan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) yang bersifat spesifik terhadap mata kuliah berdasarkan CPL yang dibebankan pada MK tersebut;

c. Merumuskan sub-CPMK yang merupakan

(18)

kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran dan dirumuskan berdasarkan CPMK;

d. Melakukan analisis pembelajaran untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang tahapan belajar yang akan dijalani;

e. Melakukan analisis kebutuhan belajar untuk mengetahui kebutuhan keluasan dan kedalaman materi pembelajaran serta perangkat pembelajaran yang diperlukan;

f. Menentukan indikator pencapaian sub-CPMK sebagai kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi CPL;

g. Menetapkan kriteria penilaian dan mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian sub-CPMK;

h. Memilih dan mengembangkan bentuk pembelajaran daring, metode pembelajaran, dan

(19)

penugasan mahasiswa sebagai pengalaman belajar;

i. Mengembangkan materi pembelajaran yang beragam dalam bentuk bahan ajar dan sumber- sumber belajar daring yang sesuai;

j. Menyelenggarakan mata kuliah;

k. Mengadakan prapelatihan dan pengarahan kepada tenaga kependidikan yang berfungsi sebagai tenaga pendukung;

l. Mengembangkan dan melakukan evaluasi pembelajaran, baik evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif.

(20)

BAB IV

MENYIAPKAN OBJEK PEMBELAJARAN

1. Apa itu objek pembelajaran? IEEE mendefinisikan objek pembelajaran sebagai semua entitas, digital ataupun nondigital, yang dapat digunakan untuk pembelajaran, pendidikan, atau pelatihan. Dalam konteks pembelajaran daring, objek pembelajaran adalah sumber belajar digital yang dapat dikemas dan dipakai ulang dalam modul, unit, mata kuliah, atau program pembelajaran (Wibawanto, 2019). Berdasarkan definisi itu, beragam bentuk objek pembelajaran dapat dibuat, antara lain teks, gambar, video, audio, animasi, simulasi, kuis, tugas, dan forum diskusi. Beberapa objek pembelajaran kemudian disusun dan dirangkai sehingga menjadi desain course mata kuliah, seperti yang terlihat pada video dalam tautan dan kode QR dan pada gambar 6 berikut.

(21)
(22)

Gambar 7. Desain Course Pada LMS

(23)

2. Teks Dibandingkan dengan media pembelajaran berbasis audiovisual, media pembelajaran teks tidak begitu diminati oleh mahasiswa generasi milenial dan seterusnya. Namun, karena mudah dibuat, mudah diakses, dan dapat digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, media ini perlu disediakan.

Berikut tips pengemasan objek pembelajaran teks agar lebih diminati.

a. Gunakan e-book (misalnya format .pdf, .epub, .lit) dan flipbook yang dapat dibaca menggunakan beragam gawai, misalnya smartphone, komputer tablet, dan laptop.

Beberapa format teks mungkin memerlukan program bantu yang umumnya tersedia secara cuma-cuma di internet.

b. Objek pembelajaran teks dapat diperkaya dengan gambar atau ilustrasi visual lainnya, misalnya grafik, tabel, diagram, bahkan media audio-visual guna meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap pesan yang dibaca.

c. Pilih font yang berbentuk bulat supaya tidak memberi kesan terlalu formal dan kaku. Ukuran font yang

(24)

proporsional juga penting diperhatikan sebagai bagian dari estetika penampilan media.

Gambar 8. Media Teks

3. Infografis Infografis di sini adalah infografis yang berisi konten belajar. Lebih detailnya tentang infografis dapat dilihat pada penjelasan-penjelasan berikut.

A. Pengenalan Infografis Infografis secara sederhana dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Infografis adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis/gambar;

b. Infografis adalah informasi atau data yang diinterpretasikan secara visual; Secara detailnya infografis adalah informasi yang disajikan dalam

(25)

bentuk teks yang dipadukan dengan elemen visual, seperti grafik, gambar, ilustrasi, atau tipografi, supaya pembaca lebih tertarik dan lebih mudah mencerna informasi yang disampaikan (Ningtyas, 2020).

B. Pemanfaatan Infografis dalam Pembelajaran Dalam website Copypress (2020) dijabarkan bahwa dalam pembelajaran, infografis dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berikut.

a. Mengilustrasikan lini masa sejarah;

b. Menyorot statistik;

c. Meningkatkan kesadaran akan suatu isu/masalah;

d. Memberikan tips bermanfaat; dan e. Menjelaskan instruksi.

Selain itu, saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung, infografis dapat dimanfaatkan pada saat-saat berikut.

a. Memperkenalkan topik bahasan baru;

b. Memaparkan kesimpulan dari suatu data statistik;

c. Menstimulasi mahasiswa untuk mendiskusikan

(26)

suatu topik; dan

d. Menjadikan infografis sebagai projek atau tugas.

C. Pentingnya Infografis Sebagai konten yang bersifat visual, infografis mempunyai kelebihan sebagai berikut.

a. Otak manusia memproses konten visual 60.000 kali lebih cepat daripada konten lainnya;

b. Otak manusia mengingat informasi dalam wujud visual sebesar 80% dari yang dilihat;

c. Infografis mampu menyederhanakan informasi yang kompleks;

d. Infografis disajikan secara menarik; dan e. Infografis mudah diviralkan/disebarluaskan

D. Tipe-tipe Infografis Ada banyak tipe infografis, tetapi yang disampaikan di booklet ini hanya tipe-tipe infografis yang populer. Berikut delapan tipe infografis tersebut.

a. Grafik Campuran Infografis ini memuat informasi atau data dalam berbagai grafik. Sebagai contoh, grafik garis, diagram batang, pie chart, diagram

(27)

donat, dsb.

b. Daftar atau List Informasi atau data yang disajikan berupa daftar/deret yang disertai penjelasan dan elemen grafis.

c. Timeline atau lini masa Infografis yang menyajikan data yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

d. How to Guide Infografis ini menyajikan langkah- langkah atau proses.

e. Perbandingan Tipe ini membandingkan atau mengkontraskan dua atau lebih subjek yang berbeda.

f. Peta/lokasi Tipe ini menyajikan informasi yang berkaitan dengan suatu wilayah geografis.

g. Anatomi Infografis ini memaparkan informasi yang berkaitan dengan suatu bagian dari sebuah subjek yang besar.

(28)

E. Merancang Infografis Berikut tips dalam merancang infografis.

a. Menentukan konten infografis 1) Menentukan topik

• Tentukan apa yang ingin dibahas/disajikan.

• Topik spesifik dan mengerucut.

2) Identifikasi masalah

• Hal utama apa yang ingin dibahas.

• Seperti apa perinciannya.

b. Mengumpulkan data 1) Mencari data

• Kumpulkan data dengan cara brainstorming

• Membuat bank data.

2) Menyaring data

• Memilih data yang akan digunakan.

(29)

• Mengelompokkan data sesuai kategori.

c. Memvisualisasikan/menyajikan data

1) Menyorot angka Data yang berupa angka- angka yang menonjol atau menjadi highlight disajikan dalam ukuran besar dengan warna mencolok.

2) Diagram

• Digunakan untuk membandingkan antar data

• Beberapa jenis diagram yang popular ialah diagram batang, piechart, diagram garis, diagram donat, dan pictogram.

3) Flowchart, mindmap, & table Digunakan untuk data yang berupa pengelompokan atau pengorganisasi.

4) Peta Menjelaskan secara geografis tentang

(30)

apa yang terjadi pada suatu wilayah.

Contohnya peta tentang potensi suatu daerah atau perubahan geografis.

d. Tata Letak Elemen Infografis yang baik memadukan informasi dan elemen grafis yang mampu meningkatkan pemahaman pembaca.

Berikut tips menata elemen infografis.

1) Arus informasi alami

• Infografis harus bercerita.

• Data saling berhubungan (benang merah).

• Informasi bersifat kronologis.

2) Menggunakan grid Grid berfungsi sebagai berikut.

• Membantu mengelompokkan data.

• Membuat batasan yang jelas antar data 3) Manfaatkan template

• Template membantu kreator untuk mendesain tidak dari nol.

(31)

• Saat penggunaan template, periksa tipe data dan sesuaikan dengan template.

4) Tambahkan unsur estetis a) Mainkan font

• Buat secara sederhana, tetapi menonjol.

• Maksimal tiga tipe font b) Pengulangan elemen grafis

• Elemen grafis dapat berupa bentuk/shape

• Terapkan bentuk yang sama untuk kategori data yang sama/sejenis

• Pastikan elemen grafis yang ditambahkan simetris.

• Elemen yang berulang dan selaras menciptakan ritme visual yang dapat membuat komposisi terlihat baik.

• Gunakan bentuk dasar untuk menekankan header pada daftar elemen.

(32)

c) Manfaatkan ikon Kehadiran ikon yang mewakili konten dapat memperkuat konsep penting dalam teks.

d) Gunakan white space/ruang negatif

• Buat margin di sekitar tepi infografis.

• Beri spasi antara unsur-unsur yang tidak terkait satu sama lain.

• Whitespace juga digunakan untuk membagi warna.

e) Mainkan warna

• Menyoroti informasi penting.

• Mengelompokkan elemen terkait atau data sejenis.

4. Gambar Gambar dimanfaatkan untuk mendukung visualisasi bahan ajar berbasis teks agar lebih atraktif. Format image yang banyak digunakan adalah JPEG, PNG, dan GIF. Penggunaan gambar kadang dibatasi oleh hak cipta. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan gambar atau foto karya pribadi dan free

(33)

license image. Penggunaan proprietary image sebaiknya dihindari. Berikut beberapa website yang menyediakan free licence image.

30 Apabila gambar ingin dibuat lebih fokus dengan cara menghilangkan background, aplikasi online seperti https://www.remove.bg/ dapat digunakan.

5. Audio Media audio yang sedang populer saat ini ialah podcast.

Beberapa pemanfaatan media audio dalam pembelajaran yang cukup efektif di antaranya ialah untuk menyampaikan pesan- pesan yang sederhana, misal sapaan atau instruksi kegiatan pembelajaran. Tips mengemas bahan ajar audio berkualitas baik (jernih/tanpa noise) dan menarik.

a. Gunakan noise-cancelling microphone untuk merekam b. Manfaatkan software audio recording and editing,

seperti Audacity.

c. Gunakan backsound yang tepat.

Tipe video yang paling sering digunakan dalam pembelajaran ialah:

(34)

• Video narrator: video yang memaparkan informasi tanpa kehadiran penyaji (presenter) dalam scene video;

• Video presenter: video yang memaparkan informasi disertai kehadiran penyaji (presenter) dalam scene video

• Video demonstrasi: video yang mendemonstrasikan prosedur melakukan suatu kegiatan.

Ketiga tipe video tersebut saat ini populer dikemas dalam format microvideo atau video berdurasi pendek dengan topik bahasan yang sangat spesifik. Durasi microvideo tidak lebih dari 10 menit untuk video narrator dan presenter, sedangkan 15 menit untuk video demonstrasi/tutorial.

Dalam mengembangkan video pembelajaran dibutuhkan peran- peran berikut.

a. Pemilik ide;

b. Penulis skrip; dan c. Pengembang video.

Sementara tahapan yang dilalui dalam pengembangan video

(35)

meliputi hal-hal berikut.

a. Penulisan skrip;

b. Perekaman;

c. Penyuntingan;

d. Penilaian; dan e. Revisi video.

A. Penulisan Skrip Skrip dibuat oleh pemilik ide (misalnya dosen) sebagai sarana komunikasi dengan seluruh anggota tim pengembang video. Pentingnya penulisan skrip video adalah sebagai berikut.

• Menjaga durasi video;

• Menghindari pengulangan informasi;

• Menghindari jeda saat berbicara; dan

• Menghindari pengucapan kata-kata tak berarti.

• Tips menulis skrip video ialah sebagai berikut.

• Gunakan bahasa percakapan sehari-hari;

• Gunakan kalimat yang mudah dimengerti;

• Gunakan kalimat instruksi yang jelas dan urutan

(36)

yang sesuai jika video berupa video demonstrasi/tutorial; dan

• Tidak mengandung adegan dan/atau kalimat flashback.

B. Video Narrator dari Slide Presentasi

Video tipe ini atau voice layover dikembangkan dengan cara merekam suara narator di dalam setiap slide presentasi. Proses perekaman suara dapat dilakukan langsung menggunakan perangkat lunak presentasi.

(37)

BAB V

MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN DARING

Berbagai media pembelajaran daring yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:

a. Google Classroom

Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang digunakan dalam dunia pada lingkup pendidikan yang mampu mempermudah didalam sebuah pembelajaran yang sedang berlangsung terutama pada saat masa pandemi seperti sekarang ini (Roida, 2020). Disamping mudah didalam menggunakannya Google Classroom juga sangat efisien dan tidak terlalu rumit pada saat kita akan mengakses dan menggunakannya untuk melakukan pembelajaran yang diberikan oleh guru maupun dosen yang menggunakan platform ini didalam proses pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi ini.

(38)

Gmail, Youtube, Google Drive, Google Maps, dan Google Translate merupakan fitur-fitur pendukung yang ada pada platform google classroom. Di antara fitur yang dimiliki oleh google classroom adalah assignments (tugas), grading (pengukuran), communication (komunikasi), time-cost (hemat waktu), archieve course (arsip program), kode kelas tampilan, mobile application (aplikasi seluler), dan privacy (keamanan pribadi) (Islami, 2020).

b. E-learning

E-learning merupakan salah satu bentuk media atau platform pembelajaran yang didukung dengan pemanfaatan teknolgi informasi dan komunikasi. Serta bisa digunakan untuk penunjang pembelajaran daring seperti sekarang ini (Hanum, 2013). E-learning merupakan salahsatu platform yang digunakan untuk menunjang berjalannya suatu pendidikan dari berbagai

(39)

jenjang. Akan tetapi perlu kita ketahui juga bahwasanya elearning masih terbilang sangat baru sehingga perkembangan definisi dan implementasi dari sistem e- learning ini masih beragam dan masih belum mempunyai standar yang pokok. Dengan adanya e-learning tentu pembelajaran menjadi lebih efektif dan fleksibel bisa di akses dimana saja dan kapan saja asalkan ada paket internet yang mampu menjadi penunjang.

Definisi e-learning menurut The ILRT of Bristol University (2005) e-learning sebagai penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran, dan penilaian pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat kita ketahui bahwasanya dengan adanya elearning sebagai sarana untuk mempermudah dalam mengakses pembelajaran, karena memang ciri dari pembelajaran

(40)

menggunakan platform e-learning adalah terciptanya lingkungan belajar yang flexibel dan distributed (Suartama, 2014). Dikatakan flexibel karena pembelajaran dengan e-learning dapat diakses dimanapun kita berada dan kapan saja, tetapi perlu kita ketahui semua bahwasannya pembelajaran dengan menggunakan e-learning ini memerlukan sinyal internet atau hanya dapat dilakukan dengan sistem dalam jaringan yang mampu menjadi pendukung.

c. WhatsApp

WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita bahkan sangat populer sekali serta merupakan platform yang kita gunakan saat ini baik untuk kepentingan pribadi maupun sosial. Aplikasi yang satu ini, hampir dimiliki oleh semua pengguna gadget. Selain dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan jarak jauh, platform ini juga bisa

(41)

digunakan sebagai media penunjang pada proses pembelajaran seperti pada masa pandemi seperti sekarang ini. Platform ini merupakan alat yang digunakan untuk melakukan komunikasi jarak jauh berupa percakapan baik menggunakan tulisan, gambar, suara maupun video. WhatsApp mampu terhubung dengan teman serta keluarga kita yang ada dimanapun dan kapanpun ketika kita memiliki jaringan yang baik yang mampu menjadi pendukung untuk kita mengaksesnya (Roida, 2020).

d. Zoom

Zoom adalah aplikasi pertemuan dengan video dan berbagi layar dengan jumlah peserta hingga 100 anggota bahkan sampai 1000 lebih yang dapat bergabung di dalam aplikasi ini. Aplikasi video conference ini memiliki durasi waktu saat kita melakukan meeting dengan yang orang lain. Meskipun demikian, aplikasi ini

(42)

sangat membantu untuk mereka yang ingin melakukan diskusi secara langsung menggunakan ruang virtual karena memiliki kapasitas ruang yang cukup besar dalam sekali pertemuan.

Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan video sehingga pada saat digunakan untuk proses pembelajaran maka kita akan merasa bahwa kita sedang tatap muka secara langsung karena kita mampu melihat orang yang jauh dengan menyalakan camera yang kita miliki didalam menggunakan platform zoom ini (Astini, 2020).

(43)

BAB VI

ASESMEN DAN UMPAN BALIK PEMBELAJARAN 1. Bentuk-bentuk Asesmen

Penilaian/asesmen merupakan proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan sudah tercapai dan pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik/mahasiswa dengan kriteria tertentu. Di dalam Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 disebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi atau bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Penilaian dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, ulangan, penugasan, tes praktik, projek, dan portofolio disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

Penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk memenuhi

(44)

fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik sehingga dapat dilakukan perbaikan dan menghasilkan peningkatan performa selama proses berlangsung. Asesmen formatif merupakan metode yang dipilih untuk memastikan agar mahasiswa dapat menguasai kompetensi tersebut secara utuh dan menyeluruh.

Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning), tetapi juga penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning).

Penilaian sebagai pembelajaran adalah proses penilaian yang dilakukan pendidik yang memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar, misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman (peer assessment).

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir periode pembelajaran semester. Penilaian sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat

(45)

berpindah dari suatu unit pembelajaran mata kuliah ke mata kuliah berikutnya. Kegiatan penilaian sumatif dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan mahasiswa secara sistematis.

Penilaian hasil belajar mencakup 3 komponen berikut : a. Kognitif

Penilaian untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam memahami, menerapkan, dan melakukan analisis kembali terhadap apa pun yang telah dipelajari dan menjadi pengetahuan baru dengan pengembangan kemampuan intelektual masing- masing individu.

b. Afektif

Penilaian untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam penerimaan, penanggapan, perhitungan, serta pengelolaan data dan informasi sehingga dapat bermanfaat untuk mendorong pembentukan sikap

(46)

yang lebih baik.

c. Psikomotor

Penilaian untuk mengetahui kemampuan seseorang melalui gerakan fisik dan komunikasi sehingga penilaian yang dilakukan biasanya berhubungan dengan keterampilan atau aktivitas fisik.

Dalam pembelajaran daring, pemanfaatan sistem pengelola pembelajaran daring atau learning management system (LMS) dapat dioptimalkan untuk proses penilaian. Penilaian

ranah kognitif dapat dikembangkan dengan beberapa instrumen berikut:

a. Kuis

Kuis yang dilakukan secara berkesinambungan (setiap akhir minggu) dapat berkontribusi terhadap keberhasilan asesmen sumatif. Asesmen formatif berulang akan membangun motivasi intrinsik dalam diri mahasiswa untuk terlibat lebih dalam terhadap pembelajaran dan melatih penerapan strategi belajar dengan membagi

(47)

materi menjadi beberapa bagian. Penerapan strategi tersebut dapat meningkatkan retensi pengetahuan jangka panjang dan mendalam.

b. True-false item

True-false item adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik. Tes berupa pertanyaan sederhana dan singkat. Persoalan yang peserta didik harus pecahkan adalah kemungkinan jawaban benar (true) atau salah (false).

c. Extended matching item (EMI)

EMI tersusun dari satu tema, pilihan jawaban yang memungkinkan, dasar untuk menghubungkan, dan pertanyaan yang berarah (lead–in) serta suatu skenario.

EMI digunakan untuk kemampuan mengingat saja.

d. Multiple choice question (MCQ)

MCQ merupakan metode evaluasi yang paling sering digunakan. MCQ dapat mengevaluasi bagian pengetahuan secara cepat dan dapat digunakan untuk

(48)

kelompok mahasiswa yang banyak.

2. Umpan balik terhadap Asesmen

Umpan balik yang diotomatisasi ialah umpan balik untuk testes objektif. Umpan balik harus diberikan satu persatu kepada mahasiswa peserta pembelajaran. Umpan balik terhadap asesmen formatif yang diberikan harus:

• tepat waktu,

• menjelaskan kaitan antara konten, pertanyaan, capaian pembelajaran yang diinginkan dan kriteria penilaian,

• fokus pada apa yang harus dipelajari mahasiswa, dan

• memberi kesempatan mahasiswa untuk memperbaiki pengiriman tugas berikutnya.

(49)

BAB VII

EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi proses pembelajaran dapat dilakukan antara lain dengan cara mengukur:

a. efektivitas proses pembelajaran;

b. kesesuaian proses dan objek pembelajaran dengan capaian pembelajaran;

c. tingkat kepuasan pengguna (mahasiswa dan dosen) terhadap kualitas akses ke berbagai sumber belajar daring.

Evaluasi terhadap penyelenggaraan atau program pembelajaran daring dapat dibedakan atas evaluasi terhadap proses, luaran, dan dampak. Evaluasi terhadap proses terutama untuk melakukan asesmen terhadap proses penyampaian (delivery), mutu, dan tingkat kepuasan peserta terhadap seluruh proses pembelajaran daring. Evaluasi terhadap luaran lebih ditujukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran suatu mata kuliah yang terjadi dapat

(50)

menunjang capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK).

Sementara itu, evaluasi terhadap dampak lebih ditujukan untuk mengukur apakah seluruh proses pembelajaran memberikan dampak terhadap capaian pembelajaran lulusan (CPL). Salah satu instrumen atau model yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan adalah model evaluasi Kirkpatrick (Kirkpatrick’s 4 levels model) seperti yang digambarkan berikut.

Gambar 9. Kirkpatrick’s 4 Level Evaluation Model

(51)

Dari keempat level tersebut terlihat bahwa antar level saling berkaitan dan suatu level akan ditunjang oleh level sebelumnya. Hal yang penting juga dalam proses evaluasi penyelenggaraan/program ini adalah tindak lanjut terhadap hasil evaluasi yang telah dilakukan.

(52)

BAB VIII

TRIK PEMBELAJARAN DARING YANG MENYENANGKAN

Ada beberapa trik pembelajaran daring yang menyenangkan bagi dosen dan mahasiswa yakni :

1. Bagi Dosen

1) Agar materi pembelajaran secara oline lebih efektif dan menarik, dosen harus memetakan materi yang akan disampaikan, misal dengan mind map.

2) Dosen bisa menyiapkan materi pemebelajaran yang menarik, misal dengan menyiapkan power point yanag dilengkapi dengan audio visual.

3) Untuk meningkatkan perhatian/fokus mahasiswa, di awal materi dosen bisa membuat beberapa kuis yang dapat dijawab secara real time. Misalnya permainan tebak gambar atau tebak lagu atau bisa juga dengan memanfaatkan kuis online yang sudah banyak tersedia, misalnya kahoot.it atau qiuzizz.

(53)

4) Tingkatkan interaksi dosen dan mahasiswa dengan sesi tanya jawab dan cobalah project based learning.

5) Dosen juga bisa memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan lakukan evaluasi secara berkala terhadap capaian pembelajaran

2. Bagi Mahasiswa

1) Tanamkan motivasi yang kuat bahwa belajar adalah kebutuhan.

2) Upayakan mencari posisi atau tempat dengan sinyal internet yang baik dan mengondisikan ruang belajar yang nyaman dan aman.

3) Lakukan rutinitas selayaknya kuliah biasa.

4) Buatlah jadwal belajar harian dan pengumpulan tugas.

5) Usahakan menyimak materi dengan baik dan membuat catatan.

6) Selalu aktif bertanya atau berpendapat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(54)

7) Jangan lupa menjaga kesehatan selama belajar.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Adit, Albertus. 2021. Tips Pembelajaran Daring Bagi Guru dan Siswa,

https://edukasi.kompas.com/read/2021/08/31/051700471/ti ps-pembelajaran-daring-yang-menyenangkan-bagi-guru- dan-siswa?page=all diakses tangal 21 Oktober 2021

Arch Virtual: Custom Virtual Reality Development, 2018, Video VR Medical Simulation and Training from Arch Virtual, Develipers of Acadicus, https://youtu.be/LcD1VgOljLg , diakses tanggal 20 September 2020

Kemendikbud, 2020. Panduan Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi (?) Pixabay,

https://pixabay.com/photos/person-old-man-worker-hat- asian-768582/,diakses tanggal 20 September 2020

Salsabila, dkk.2020. Pemanfaatan Teknologi Media Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar. 2(2), 1-13.

(56)

Sari, R.C., Suyanto, Mustikawati, I., Aghni, R.I., Fitriana, E., dan Putri, T. M., 2019, Video KonsumenCerdas – Literasi Keuangan SD, https://youtu.be/TH5conu9Pd4 , diakses tanggal 20 September 2020

Sumantri, Agus dkk. 2020. Booklet Pembelajaran Daring.Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Kemdikbud RI

This Design Life, https://www.thisdesignlife.net/identity- designed-the-definitive-guide-to-visual-branding/m diakses tanggal 20 September 2020

Wibawanto, H. 2020. Metode Pengantaran Pembelajaran (dalam Era Pandemi dan Kenormalan Baru). Slide presentasi.

Disampaikan dalam Seminar Daring PGSD FIP Universitas Negeri Medan tanggal 29 Juli 2020

Wibawanto, H.. 2019. Perancangan Web Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka.

(57)
(58)

Nur Faidati, SIP, MA, lahir di Yogyakarta pada 18 Agustsu 1983, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Asfahani dan Wasliyah. Tahun 2005 menyelesaikan pendidikan S1 pada Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Menyelesaikan studi S2 di Program studi yang sama (S2 Politik dan Pemerintahan, Fisipol, UGM) pada tahun 2016. Menjadi peneliti di Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol UGM tahun 2011-2017.

Saat ini menjadi Staf pengajar pada Program Studi Administrasi Publik Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Mempunyai cukup banyak pengalaman penelitian di Papua, dan memiliki ketertarikan/minat yang besar pada masalah-masalah pembangunan daerah, perencanaan daerah, kebijakan public, pemberdayaan masyarakat dan keuangan daerah.

(59)

Enny Fitriahadi, S.Si.T., M.Kes, lahir di kota Cilacap, Jawa Tengah 27 April 1983, merupakan anak ketiga (tiga saudara) dari pasangan Hadi Isrof dengan Budiyati. Tahun 2004 menyelesaikan kuliah D III Kebidanan di Akademi Kebidanan Pemkab Cilacap, studi D IV Kebidanan Pendidik di STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, lulus tahun 2005 dan melanjutkan studi pasca sarjana di Universitas Diponegoro Semarang jurusan promosi Kesehatan, lulus tahun 2013. Pernah bekerja sebagai dosen tetap di Akbid Graha Mandiri Cilacap sejak tahun 2004-2014 dan mengajar beberapa mata kuliah : Asuhan Kehamilan, Asuhan Kebidanan Nifas, Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, KDPK, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi, Pemberdayaan masyarakat dan Asuhan Kebidanan patologi. Pada tahun 2014-2020 menjadi dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan dan sejak 2020 sampai dengan sekarang menjadi dosen di Prodi Diploma III Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2. Tantangan Pendidikan di Indonesia  Ujian Nasional :
Gambar 4. Hambatan yang di hadapi guru
Gambar 5. Tahapan Perancangan Pembelajaran
Gambar 7. Desain Course Pada LMS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Misalkan kita gunakan variabel seperti pada contoh korelasi parsial yang terdapat pada bagian sebelumnya, yaitu peneliti akan menguji hubungan antara variabel kondisi

Pendapat para informan ini dapat dikaitkan dengan hasil penelitian Kartono (2008) yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap motivasi kerja

Tentu ini bukan hanya dibebankan pada dosen, tapi diperlukan kerjasama dengan lembaga sebagai penyedia LMS, serta perlunya peran pemerintah dalam pengadaan

Selama pandemi Covid-19 proses pembelajaran dilakukan secara daring strategi pembelajaran yang digunakan di SD Muhammadiyah 1 Krembung dalam melaksanakan proses

1. Pola Pembelajaran guru SD Negeri Ngelowetan selama masa pandemi Covid-19 adalah menggunakan model pembelajaran daring. Teknik pembelajaran daring menggunakan

Bagaimana pengorganisasi yang efektif materi pembelajaran PAI secara daring kepada siswa pada masa pandemi Covid 19.. Apakah cara pembelajaran PAI kepada siswa sekaligus

Pada kalimat di atas, terdapat dua subjek berbeda, tetapi hanya terdapat satu predikat yang predikatnya tidak dapat berpasangan dengan satu dari kedua subjek