METODE KAJIAN
Tipe KajianTipe kajian dalam rancangan ini adalah Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan, dan lain-lain); penilaian dan perumusan tentang tipe-tipe intervensi yang efektif dan kondisi untuk mencapai efektivitas tersebut (Sitorus dan Agusta, 2006). Evaluasi sumatif ini akan diterapkan untuk mengetahui efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Aras Kajian
Kajian dirancang pada aras mikro, dengan pendekatan subyektif-mikro. Pendekatan subyektif mikro adalah mengkaji pandangan, keyakinan dan konstruksi realitas sosial. Pendekatan ini mensyaratkan adanya interaksi langsung antara peneliti dengan tineliti (Sitorus dan Agusta, 2005). Pada kajian ini pengkaji akan melakukan interaksi langsung dengan subyek kajian yaitu ketua dan anggota Tim Pelaksana Kegiatan Desa, pengurus dan anggota kelompok pemanfaat dana PPK yang berhasil dan yang kurang berhasil untuk mengetahui pandangan, keyakinan dan realitas masalah, yang dapat dipakai sebagai bahan untuk menyusun rancangan program peningkatan efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan.
Strategi Kajian
Kajian dirancang dengan menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah penerapan metode kerja penelitian untuk memperoleh pengetahuan/ pemahaman atas satu atau lebih kejadian / gejala sosial, merupakan studi aras mikro yang menyoroti satu atau lebih kasus terpilih (Sitorus dan Agusta, 2005). Studi kasus dalam kajian ini adalah menerapkan metode kerja eksplanasi untuk memahami permasalahan mendasar dalam kelompok pemanfaat dana PPK yang mencakup efektivitas kelompok.
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kajian Lokasi kajian
Lokasi kajian adalah Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertimbangan pengkaji memilih lokasi tersebut adalah;
1. Kecamatan Kalibawang merupakan salah satu kecamatan penerima dana PPK yang mendapat penilaian berhasil dari Bank Dunia.
2. Dana PPK dikelola dengan menggunakan sistem tanggung renteng melalui kelompok masyarakat yang sudah ada atau minimal sudah berjalan satu tahun.
3. Dalam pelaksanaannya, ada kelompok yang berhasil mengelola dana PPK dan tidak sedikit yang gagal.
4. Dilihat dari keadaan sosial ekonomi dan adat istiadatnya relatif sama yakni daerah pedesaan dengan pola hidup yang mengutamakan kebersamaan dan mempunyai ikatan emosional yang kuat karena saling mengenal dengan intens.
5. Dari empat desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Kalibawang, Desa Banjararum merupakan salah satu desa dengan jumlah pedukuhan terbesar sehingga permasalahannya pun relatif banyak (mempunyai tunggakan terbesar).
6. Semua kondisi diatas sangat potensial untuk menyusun strategi peningkatan efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan.
Waktu pelaksanaan kajian
Kajian dilaksanakan dari bulan juni 2007 sampai dengan Mei 2008 dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : observasi, penyusunan proposal, kolokium, perbaikan proposal, persetujuan proposal oleh dosen pembimbing, kerja lapangan dalam rangka mengumpulkan data kajian dan penyusunan program, Analisis data dilakukan secara terus menerus selama kajian berlangsung, Penulisan laporan kajian, Seminar hasil kajian, Ujian akhir, perbaikan laporan, dan penggandaan laporan.
Penentuan Kasus Kajian
Untuk menggambarkan efektivitas kelompok akan dilihat dari : (1) Suasana kelompok ;(2) Kepemimpinan bergilir ; (3) Perumusan tujuan ; (4) Fleksibilitas ; (5) Mufakat ; (6) Kesadaran kelompok ; (7) Penilaian yang kontinu. Dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok akan dilihat dari : (1) Gaya kepemimpinan ketua kelompok ; (2) Motivasi kerja anggota ; (3) Kohesi anggota kelompok ; (4) Integrasi anggota kelompok ; (5) Norma kelompok ; (6) Sikap anggota terhadap kelompok. Serta keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan akan dilihat dari ; (1) Prestasi individu ; (2) Prestasi kelompok ; (3) Prestasi organisasi.
Semua ini dilakukan perbandingan antara kelompok Usaha Bersama “Semangka” dan kelompok Rukun Tetangga ”78” guna mengetahui tingkat kefektifan masing – masing kelompok. Pemilihan dua kelompok tersebut, karena kedua kelompok mempunyai karakteristik yang berbeda yang disyaratkan dalam kerjasama yang efektif, selain itu meskipun kedua kelompok mendapatkan fasilitas yang sama, tetapi mempunyai efektivitas yang berbeda
Selanjutnya disusun program peningkatan efektivitas kelompok untuk mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan bagi masing-masing kelompok.
Metode Pengumpulan Data Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam kajian ini meliputi :
1. Peta Sosial Desa Banjararum
2. Program Pengembangan Masyarakat (P2KP dan PPK) 3. Efektivitas kelompok Usaha Bersama “Semangka” dan
Rukun Tetangga “78” dalam mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
4. Faktor–faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok Usaha Bersama “Semangka” dan kelompok Rukun Tetangga “78” dalam mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
5. Strategi yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan
Sumber Data
Data dalam kajian bersumber dari :
1. Data primer : bersumber dari responden dan informan. Responden terdiri dari anggota, pengurus kelompok Usaha Bersama Semangka dan kelompok Rukun tetangga 78, anggota Tim Pelaksana Desa. Informan terdiri dari aparat desa, pengurus Unit pengelola kegiatan tingkat Kecamatan, ketua LPMD. Responden dan Informan tidak ditentukan jumlahnya, tetapi berpatokan pada kecukupan informasi tentang masalah kajian.
2. Data sekunder : bersumber dari dokumen Tim Pelaksana Kegiatan Desa, dokumen Desa (monografi desa) yang dapat mendukung kecukupan data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kajian adalah :
1. Studi dokumen, yaitu mempelajari data yang bersumber dari dokumen Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan, Tim Pelaksana Kegiatan Desa, kelompok pemanfaat dana PPK, dan dokumen desa. Data yang dikumpulkan dari studi dokumen ini meliputi data tentang monografi desa, data administrasi Tim Pelaksana Kegiatan Desa dan kelompok pemanfaat dana PPK. Pedoman studi dokumen disajikan pada Lampiran 1. 2. Pengamatan berperan serta, yaitu melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data
dengan berinteraksi sosial dengan subyek kajian dalam lingkungan subyek kajian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas pengurus dan anggota Tim Pelaksana Kegiatan Desa dan kelompok pemanfaat dana PPK dalam kegiatan rutinnya. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan peran serta ini adalah kecakapan (ketrampilan) Tim Pelaksana Kegiatan Desa dan pengurus kelompok pemanfaat dana PPK dalam memberikan pelayanan, partisipasi pengurus dan anggota dalam setiap kegiatan. Pedoman pengamatan berperan serta tersaji di Lampiran 2. 3. Wawancara mendalam, yaitu mengumpulkan data dengan temu muka berulang antara
peneliti dengan responden dan informan dalam suasana kesetaraan, keakraban dan informal untuk memahami pandangan hidupnya, pengetahuan yang dimiliki, pengalaman-pengalamannya, motivasinya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap dan perilakunya dalam pengelolaan dan pemanfaatan dana PPK melalui pendekatan kelompok.Pedoman wawancara tersaji pada Lampiran 3.
4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) yaitu mengadakan diskusi secara sistematis dengan spesifik melibatkan, pengurus dan anggota Tim Pelaksana Kegiatan tingkat Desa, anggota kelompok pemanfaat dana PPK, aparat desa, aparat dusun, tokoh masyarakat untuk menyusun strategi peningkatan efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasilan PPK. Pada diskusi ini, peneliti berperan sebagai fasilitator. Untuk mendukung kegiatan diskusi, pengkaji bekerjasama dengan orang yang dianggap mampu untuk membantu sebagai notulis. Pedoman diskusi tersaji pada Lampiran 4.
Secara lebih rinci, metode pengumpulan data disajikan pada Tabel 1
Tabel 1. Masalah, Topik, Sumber Data, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data No Masalah Topik Sumber Data Teknik Instrumen
1 Peta Sosial Desa Banjar arum Gambaran lokasi Kependudukan Sistem ekonomi Stuktur komunitas Kelembagaan Dokumen desa Aparat desa Pengamatan lapangan Wawancara Studi dokumen Pedoman pengamatan lapangan Pedoman wawancara Pedoman studi dokumentasi 2 Evaluasi P2KP dan PPK Deskripsi pengelolaan proram P2KP dan PPK Dokumen BKM, Pengurus BKM, Tim Pelaksana Desa, Dokumen PPK Pengamatan lapangan Wawancara Studi dokumen Pedoman pengamatan lapangan Pedoman wawancara Pedoman studi Dokumentasi 3 Efektivitas kelompok Suasana kelompok Kepemimpinan bergilir Perumusan tujuan Fleksibilitas Mufakat Kesadaran kelompok Penilaian yang kontinyu Pengurus Anggota Pengamatan lapangan Wawancara Pedoman Pengamatan Lapangan Pedoman Wawancara 4 Faktor-faktor yang Gaya kepemimpinan Ketua kelompok Pengamatan lapangan Pedoman Pengamatan
mempenga ruhi efektivitas kelompok ketua kelompok Motivasi kerja anggota Kohesi anggota kelompok Integrasi anggota kelompok Norma kelompok Sikap anggota terhadap kelompok Bendahara kelompok Anggota Wawancara lapangan Pedoman wawancara 5 Strategi dalam mening katan efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasil an PPK Identifikasi potensi Inventarissasi masalah Merancang strategi program peningkatan efektivitas kelompok Ketua kelompok Anggota Ketua LPMD Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Desa Ketua Unit Pengelolaan Kegiatan Kecamatan Diskusi Kelompok Terfokus Pedoman Diskusi Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif melalui tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi data, yaitu melakukan katagori data. Kegiatan dalam reduksi data ini adalah pemilihan, pemilahan dan penyederhanaan data. Pengkaji menyeleksi data yang telah dikumpulkan, membuat ringkasan dan mengkategorikan data berdasarkan tujuannya. Hasil kategori data tentang permasalahan yang dikaji dijadikan konsep awal dalam diskusi kelompok. Selanjutnya dilakukan tukar pendapat dengan responden dan informan untuk memperoleh kategori data yang sesuai dengan kondisi nyata kelompok.
2. Penyajian data, yaitu mengkonstruksikan data dalam bentuk narasi dan grafik atau bagan, sehingga memudahkan dalam analisis masalah. Data yang telah dikategorisasi bersama masyarakat disajikan dalam bentuk bagan dalam diskusi kelompok.
3. Penarikan kesimpulan, yaitu menghubungkan suatu permasalahan dengan permasalahan lain secara kualitatif melalui diskusi, sehingga ditemukan permasalahan
yang sesuai dengan kondisi nyata kelompok. Alur penarikan kesimpulan dimulai dari analisis permasalahan pengelolaan dana PPK yang mencakup kinerja Tim Pelaksana Kegiatan Desa, kinerja kelompok pemanfaat dana PPK
4. Hubungan antara hasil analisis keempat aspek tersebut digunakan untuk memahami efektivitas kelompok dalam mendukung keberhasilan PPK yang meliputi aktivitas pencapaian tujuan, aktivitas memelihara kelompok secara internal, aktivitas mengubah dan mengembangkan cara peningkatan efektivitas kelompok.
5. Verifikasi kesimpulan, yaitu pengkaji meninjau kembali kesimpulan yang telah diperoleh, kemudian bertukar pendapat dengan responden dan informan.
Rancangan Penyusunan Program
Hasil penelitian lapangan tersebut dibahas melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan Program Pengembangan Kecamatan, untuk menyusun strategi penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil FGD, kemudian disusun program secara partisipatif.