• Tidak ada hasil yang ditemukan

: RIZKA OCTAVIANA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": RIZKA OCTAVIANA K"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOKOMOTOR PADA SISWA

KELAS III SD NEGERI 1 MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh :

RIZKA OCTAVIANA K4612123

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juni 2016

(2)

1 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOKOMOTOR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MENDAK DELANGGU KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Rizka Octaviana

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email: rizkaoctaviana123@yahoo.co.id

ABSTRAK

Rizka Octaviana. K4612123. PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOKOMOTOR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor melalui penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 8 siswa putri. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru, siswa dan peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data.

Analisis data menggunakan teknik deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan prosentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh peningkatan hasil belajar gerak dasar lokomotor siswa pada siklus I dari 16 siswa mencapai 68,75% atau sebanyak 11 siswa sudah masuk kriteria tuntas dan pada siklus II meningkat mencapai 93,75% atau sebanyak 15 siswa telah masuk kriteria tuntas dan hanya 1 siswa saja yang masuk dalam kriteria belum tuntas, dengan KKM 75.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016.

Kata kunci : Hasil Belajar, Gerak Dasar Lokomotor, Pendekatan Bermain

(3)

2

ABSTRACT

Rizka Octaviana. K4612123. IMPLEMENTATION PLAYING APPROACH TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES MOTION LOCOMOTOR BASIC AT THIRD GRADE STUDENT OF SD NEGERI 1 MENDAK DELANGGU KLATEN IN ACADEMIC YEAR 2015/2016. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University of Surakarta, June 2016.

This study aims to improve the learning outcomes of basic locomotor movements through the application of the approach play at third grade student of SD Negeri 1 Klaten Delanggu Mendak in academic year 2015/2016.

This research is a classroom action research. The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. The subjects were students at third grade of SD Negeri 1 Klaten Mendak Delanggu the 16 students consisting of 8 male and 8 female student.

Sources of data in this study came from teachers, students and researchers. Data collection techniques are observation and documentation. The validity of the data using data triangulation technique. Data analysis using descriptive technique that is based on a qualitative analysis by percentage.

The results of this study indicate that through the implementation of approaches to improve learning outcomes play a basic locomotor movement of pre-cycle to the first cycle and from the first cycle to the second cycle. Based on the results of the analysis of learning outcomes improvement of basic locomotor movements of students in the first cycle of 16 students reached 68.75% or as many as 11 students have already completed entry criteria and the second cycle increased to 93.75% or as many as 15 students have completed entry criteria and only 1 students included in the criteria have not been completed, with KKM 75.

The conclusions of this research is the application of the approach can improve learning outcomes play a basic locomotor movements at third-grade students of SD Negeri 1 Klaten Delanggu Mendak academic year 2015/2016.

Keywords : Learning Outcomes, Basic Motion Locomotor, Playing Approach

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi.

Tujuan dari pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan aspek jasmani dan rohani, dalam rangka

(4)

3 mengembangkan manusia seutuhnya.

Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Salah satu permasalahan utama dalam pendidikan jasmani ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani dan rendahnya kualitas pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah terutama sekolah dasar. Kondisi ini di sebabkan karena kurang optimalnya guru dalam menerapkan metode pembelajaran dan pemanfaatan alat bantu pembelajaran.

Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi pembelajaran, muncul banyak pendekatan pembelajaran yang dapat menjadi salah satu alternatif dalam rangka mencari jawaban dari permasalahan pembelajaran yang ada saat ini.

Tetapi, pendekatan pembelajaran yang sudah ada tersebut belum banyak diterapkan guru untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran.

Pengembangan gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement), di samping gerak dasar non-lokomotor dan gerak dasar manipulatif. Gerak dasar lokomotor diartikan sebagai gerakan atau keterampilan yang menyebabkan tubuh berpindah tempat, sehingga dibuktikan dengan adanya perpindahan tubuh (traveling) dari satu titik ke titik lain.

Pembelajaran gerak dasar lokomotor bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting untuk membina dan meningkatkan kesegaran jasmani. Namun, dalam proses pembelajarannya kebanyakan gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani cenderung tradisional, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat serta tidak berperan aktif dalam mengikuti pelajaran.

Hal itu terjadi pada siswa SD Negeri I Mendak terutama saat

(5)

4

pembelajaran gerak dasar lokomotor yaitu jalan, lari dan lompat. Gerak dasar lokomotor seperti jalan, lari dan lompat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan motorik anak dan dapat dijadikan untuk mengembangkan aktifitas gerak lain yang lebih kompleks.

Maka dari itu pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran gerak dasar lokomotor, sehingga pembelajaran lebih efisien, siswa tidak bosan, siswa lebih berperan aktif dan dapat lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut.

Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kemampuan gerak dasar lokomotor dan hasil belajar dengan olahraga permainan yaitu

dengan menggunakan pendekatan bermain.

Pendekatan bermain

merupakan pendekatan pembelajaran yang di kemas dalam konsep bermain dalam bentuk permainan yang bervariasi yang selalu di ubah- ubah sehingga dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Bermain merupakan cara untuk menciptakan suasana kompetitif pada siswa, seperti untuk mencapai kemenangan yang peraturannya telah ditentukan sebelumnya. Motivasi atau dorongan belajar merupakan hal yang paling penting bagi terciptanya tujuan belajar, oleh karena itu siswa perlu ditumbuhkan motivasi dan semangat belajarnya.

Berdasarkan observasi yang di lakukan di SD Negeri 1 Mendak terdapat banyak siswa yang tidak dapat melakukan gerak dasar lokomotor dengan benar setelah guru memberikan materi tentang gerak dasar jalan, lari dan lompat. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak memperhatikan guru yang mengajar, siswa bercanda sendiri dengan temannya, bermain-main sendiri,

(6)

5 serta siswa merasa bosan dengan

materi pembelajaran yang diberikan guru sehingga siswa tidak berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Dari jumlah 16 siswa, hanya 5 siswa atau 31,25% yang nilainya diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 11 siswa atau 68,75% yang nilainya masih dibawah KKM, dengan KKM 75.

Sehingga untuk mengetahui apakah dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor, maka peneliti tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2015/2016, dengan judul, “Penerapan Pendekatan Bermain untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lokomotor pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Mendak

Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 8 siswa putra dan 8 siswa putri.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data dan sumber data diperoleh dari siswa dan guru sebagai kolaborator. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data yang terdiri atas triangulasi data, triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Data yang dikumpulkan dari setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus Penelitian Tindakan Kelas dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar gerak dasar lokomotor dianalisis dari nilai rata- rata observasi kemampuan gerak

(7)

6

dasar lokomotor. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus Penelitian Tindakan Kelas dianalisis dengan menggunakan prosentase untuk melihat peningkatan hasil belajar gerak dasar lokomotor dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian dikategorikan dalam batas tuntas dan belum tuntas berdasarkan KKM yang digunakan yaitu 75.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016 yang mengikuti materi pembelajaran gerak dasar lokomotor jalan, lari dan lompat yang berjumlah 16 siswa, yang terdiri dari 8 siswa putri dan 8 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran materi gerak dasar lokomotor tersebut, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran, disebabkan karena kurang optimalnya guru dalam menerapkan metode pembelajaran dan pemanfaatan alat bantu pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa saat siswa mengikuti proses pembelajaran penjasorkes kebanyakan siswa tidak memperhatikan guru yang mengajar, siswa bercanda sendiri dengan temannya, bermain-main sendiri, serta siswa merasa bosan dengan materi pembelajaran yang diberikan guru sehingga siswa tidak berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan

(8)

7 karakteristik siswa sekolah dasar

yaitu bermain, sehingga membuat siswa kurang tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dilihat dari hasil penilaian guru penjasorkes pada materi gerak dasar lokomotor jalan, lari dan lompat, kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016 rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan materi gerak dasar lokomotor hanya 31,25% saja atau 5 siswa yang tuntas dari 16 siswa dengan KKM 75.

Berdasarkan hasil deskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil yang baik, prosentase ketuntasan hasil belajar hanya 31,25% dan prosentase ketidaktuntasan hasil belajar sebesar 68,75% dengan kriteria cukup 31,25%, kurang 18,75%, dan kurang sekali 50%.

Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang dapat dikatakan kurang sekali.

Maka guru beserta peneliti akan melakukan tindakan dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016.

Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang diterapkan masing masing menggunakan pendekatan bermain.

Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi akan dilakukan dengan cara melakukan observasi dan penilaian setiap tindakan tersebut. Sehingga pengamatan (observasi) dan penilaian dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dari hasil observasi dan penilaian tersebut kemudian dilakukan analisa, evaluasi dan refleksi untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yaitu: (1)

(9)

8

Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, (4) Analisis dan Refleksi.

Siklus I, materi pada pelaksanaan tindakan I adalah materi gerak dasar lokomotor, yaitu gerak dasar jalan, gerak dasar lari, dan gerak dasar lompat dengan penerapan pendekatan bermain yaitu permainan berjalan digaris, rob the nest dan lompat simpai. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru yang memberikan materi pembelajaran, namun guru mata pelajaran tetap memberi pengawasan pada proses pembelajaran dan penilaian ketika mengambilan nilai berlangsung.

Siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan.

Hasil belajar siswa dalam materi gerak dasar lokomotor jalan, lari dan lompat setelah Tindakan I pada pertemuan pertama menunjukkan hasil prosentase sebesar 50% yang masuk dalam kategori tuntas dengan jumlah 8 siswa dan 50% masuk dalam kategori tidak tuntas dengan jumlah 8 siswa. Pada pertemuan kedua

mengalami kenaikan prosentase ketuntasan sebesar 18,75% yaitu prosentase menjadi 68,75% yang masuk dalam kategori tuntas dengan jumlah 11 siswa dan 31,25% tidak tuntas dengan jumlah 5 siswa.

Siklus II, merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada siklus I.

Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I.

Materi pada pelaksanaan tindakan II masih hampir sama dengan siklus sebelumnya hanya saja pada pelaksanaan tindakan II ini pada penerapan pendekatan bermain lebih divariasi pada pemanfaatan alat bantu pembelajaran agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan dan menerapkan permainan yaitu lorong simpai, half and half relays, mencari nomor, dan meraih bendera.

Hasil dari pelaksanaan tindakan II sudah menunjukkan peningkatan dari pencapaian pada pelaksanaan

(10)

9 tindakan I, karena sudah melebihi

target yang ingin dicapai yaitu 90%.

Hasil belajar siswa dalam materi gerak dasar lokomotor setelah pelaksanaan tindakan II yang masuk dalam kriteria Baik Sekali 6,25%, Baik 50% , Cukup 37,50% dan Kurang 6,25%. Sejumlah 15 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, sedangkan hanya 1 siswa yang masuk dalam kriteria Tidak Tuntas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa dalam materi gerak dasar lokomotor dalam kategori berhasil karena telah memenuhi target bahkan melebihi target yang diharapkan, yaitu dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 93,75%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada data awal, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar lokomotor dengan penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016. Dari hasil analisis yang

diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal yang diperoleh sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal, prosentase ketuntasan belajar dengan kriteria Cukup 31,25%, Kurang 18,75%, dan Kurang Sekali 50%, hal tersebut menunjukkan bahwa yang termasuk Tuntas sebesar 31,25% atau hanya 5 siswa dan yang Tidak Tuntas sebesar 68,75% atau 11 siswa. Hal tersebut disebabkan karena guru belum

menemukan pendekatan

pembelajaran yang tepat untuk materi ajar belajar gerak dasar lokomotor, sehingga pembelajaran masih monoton, kurang menarik dan kurang menyenangkan bagi siswa yang berakibat kurang maksimalnya hasil belajar siswa pada materi ajar gerak dasar lokomotor.

Kemudian pada siklus I setelah diberikan tindakan dengan penerapan pendekatan bermain hasil belajar gerak dasar lokomotor sudah menunjukkan peningkatan.

(11)

10

Prosentase ketuntasan belajar meningkat sebesar 37,50% dari data awal menjadi 68,75% dengan kriteria Baik 18,75%, Cukup dengan prosentase 50% , Kurang dengan prosentase 12,50% dan Kurang Sekali dengan prosentase 18,75%, jumlah siswa yang Tuntas adalah 11 siswa dan 5 siswa Tidak Tuntas.

Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, siswa merasa senang dengan pembelajaran yang diberikan sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan membuat hasil belajar mereka meningkat.

Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi Siklus I maka pada Siklus II diberikan tambahan atau perbaikan agar target pencapaian hasil belajar siswa pada materi ajar gerak dasar lokomotor dapat tercapai. Keberhasilan yang ada pada pelaksanaan tindakan siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan pada pelaksanaan tindakan siklus II.

Dengan cara yaitu memberikan tambahan alat bantu pembelajaran pada beberapa permainan agar lebih efektif lagi saat proses pembelajaran berlangsung. Prosentase ketuntasan

hasil belajar pada siklus II meningkat sebesar 25% dari siklus I menjadi 93,75%, dengan kriteria Baik Sekali 6,25%, Baik dengan prosentase 50%

, Cukup dengan prosentase 37,50%

dan Kurang dengan prosentase 6,25%, jumlah siswa yang Tuntas adalah 15 siswa dan hanya 1 siswa yang Tidak Tuntas.

Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II setelah diberikan tindakan dengan penerapan pendekatan bermain. Hasil belajar gerak dasar lokomotor pada siklus I meningkat walaupun belum optimal.

Pada pelaksanaan siklus II setelah diadakan perbaikan menyebabkan hasil belajar gerak dasar lokomotor meningkat menjadi lebih baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, efisien, menarik, dan menyenangkan sehingga dapat mendukung suatu proses pembelajaran yang berkualitas.

SIMPULAN

1. Melalui penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu

(12)

11 Klaten tahun pelajaran

2015/2016. Ditinjau dari rerata tingkat ketuntasan belajar siswa pada tiap siklus pembelajaran terlihat ada peningkatan nilai, dari 68,75% pada siklus 1 menjadi 93,75 % pada siklus 2.

Dan dilihat dari jumlah siswa yang telah tuntas belajar juga mengalami peningkatan, dari 11 siswa pada siklus 1 menjadi 15 siswa pada siklus 2.

2. Dari hasil belajar pembelajaran gerak dasar lokomotor yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lokomotor pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mendak Delanggu Klaten tahun pelajaran 2015/2016.

SARAN

1. Guru hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran gerak dasar lokomotor. Hal ini dapat

dilakukan dengan

mengembangkan metode dan

strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis, serta mampu menguasai kelas agar selalu tercipta lingkungan belajar yang kondusif.

2. Pengembangan model, metode dan strategi pembelajaran hendaknya perlu ditingkatkan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

3. Guru hendaknya mampu mengembangkan media alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran penjasorkes terutama pada materi ajar gerak dasar lokomotor jalan, lari dan lompat agar pembelajaran tidak terkesan monoton dan lebih menarik serta menyenangkan bagi para siswa.

4. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.

5. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memperhatikan kondisi siswa agar dapat

(13)

12

menerapkan pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Department of Education. (2013).

Fundamental Movement Skills. Western Australia:

Education Department.

Dimyati & Mudjiono. (2006).

Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fardina, T. (2013). Pengembangan Pembelajaran Gerak Dasar Lokomotor (Lompat dan Loncat) Melalui Permainan untuk Anak Tunagrahita Tingkat SMALB-C. Diperoleh 8 Desember 2015, dari

http://tikafardina.blogspot.co.

id/2013/12/pembelajaran- penjas-adaptif.html.

FKIP. (2016). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unioversitas Sebelas Maret Tahun 2016. Surakarta: UNS Press.

Griffin ,L. L. & Butler, J.I.(Eds).

(2005). Teaching Game for Understanding.USA: Human Kinetics.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayatullah, M.F. (2008). Mendidik Anak dengan Bermain.

Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Kristiyanto, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga.

Surakarta: UNS Press.

Mahendra, A. & Saputra, Y.M.

(2006). Modul

Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ma’mun, A. & Saputra, Y.M.

(2000). Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Memmert, D & Steve, H. (2008).

Journal Of Teaching In Physical Education, 2008, 27,220-240. The Game Performance Assessment Instrument (GPAI): Some Concerns and Solutions for Furher Development.

Diperoleh 9 Maret 2016, dari http://web.uvic.ca/~thopper/i web09/GillPaul/Site/Assessm ent_files/08_J2904_Memmer t.pdf

Mukholid, A. & Satyawan, B.

(2009). Aktivitas Luar Kelas.

(14)

13 Surakarta: Pendidikan Profesi

Guru FKIP UNS.

Pranata, H. (2011). Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Rahayu, E.T. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Rosdiani, D. (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung:

Alfabeta.

Saputra, Y.M. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sidiq, K.N. (2015). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sepakbola Melalui Pendekatan Taktik Pada Siswa Kelas XI OA SMK

Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sport New Zealand. (2012).

Developing Fundamental Movement Skills Manual.

Online: www.sportnz.org.nz.

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Syarifuddin, A. & Muhadi. (1992).

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Widya, M.D.A. (2004). Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

biasa digunakan untuk algoritma pencocokan minutiae yaitu dengan menemukan fungsi transformasi T( ) yang merepresentasikan titik-titik yang berasal dari kedua sidik

Dari perhitungan jarak tempuh menggunakan Manhattan Distance dan dikalikan dengan frekuensi pekerja maka masing-masing fasilitas akan dapat ditetapkan koordinat

Berdasarkan perbedaan tersebut, maka dapat dilihat bahwa perbedaan strain N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja (satu sifat beda) sehingga diperoleh persilangan

“STUDI PERILAKU MAHASISWA DALAM POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA BIMBINGAN BELAJAR (Studi pada Jasa Bimbingan Belajar Mahasiswa Buka Buku dengan Pendekatan

AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: CHRISTANIA THENDEAN 3203009190 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS..

Hasil penelitian ini bagi perusahaan Samsung diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mempertahankan produk dan konsumennya serta

Pengaruh Pemberian Jus Buah Pare (Momordica charantia) Dosis Bertingkat terhadap Kenaikan Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Jantan Galur Wistar yang Diberi Pakan

Hasil dari penganalisisan dalam penelitian ini menyatakan rincian jenis kebutuhan neurotik yang digunakan dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie adalah: (1) kebutuhan