• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI

Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai pembahasan hasil kajian digunakan dua aspek, yang meliputi fungsi sosial dan ekonominya. Guna memudahkan analisis data hasil kajian, maka digunakan komparasi antara kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sukabumi selama kurun waktu dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

5.1 Fungsi Sosial

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden dalam penelitian ini, khusus bagi perusahaan daerah yang mengelola di bidang air, maka kinerja pada fungsi sosial dapat dijelaskan sebagai berikut :

5.1.1 Tingkat Cakupan Pelayanan

Penghitungan cakupan pelayanan ini dapat diperoleh dengan membagi jumlah penduduk yang mendapat pelayanan dengan total jumlah penduduk kabupaten/kota wilayah pelayanan dalam satu tahun. Gambaran cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Sukabumi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tingkat Cakupan Pelayanan Tahun

Jml penduduk

terlayani Jml penduduk

Rasio (%) Keterangan

2002 64.650 762.084 8,48 Tidak Baik

2003 69.115 713.840 9,68 Tidak Baik

2004 67.760 812.138 8,34 Tidak Baik

2005 71.350 831.380 8,58 Tidak Baik

2006 71.350 831.380 8,58 Tidak Baik

Sumber : PDAM Kabupaten Sukabumi, diolah.

Cakupan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

Cakupan pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Sukabumi pada tahun 2006

(2)

adalah sebesar 8,58 % atau baru sebagian kecil masyarakat Kabupaten Sukabumi yang menikmati pelayanan air bersih. Hal ini mengindikasikan cakupan pelayanan perusahaan berada pada kondisi tidak baik. Kondisi ini dikarenakan wilayah Kabupaten Sukabumi yang sangat luas dan penduduknya tersebar dalam wilayah tersebut, sementara kapasitas PDAM Kabupaten Sukabumi sangat terbatas.l Dengan demikian, hal ini harus mendapat perhatian yang serius bagi manajemen perusahaan dalam mengembangkan PDAM Kabupaten Sukabumi.

5.1.2 Tingkat Kualitas Air Distribusi

Kualitas air distribusi adalah hasil air yang diproduksi oleh perusahaan dan langsung dapat dirasakan oleh para pelanggan dalam jangka waktu satu tahun.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, air yang dihasilkan baru memenuhi syarat kualitas sebagai air bersih dan belum memenuhi syarat kualitas sebagai air yang langsung dapat diminum. Hal ini mengindikasikan kualitas air distribusi berada pada kondisi cukup, kondisi ini berdasarkan atas rekomendasi UPTD Laboratorium Dinkes Kabupaten Sukabumi melalui pengujian kimia air dan bakteriologi (e-coli) setiap tiga bulan sekali sesuai Permenkes RI No 416/Men.Kes/Per/IX/1990. Hasil rekomendasi selalu menyebutkan bahwa air dapat diminum apabila telah dimasak dahulu.

Hal tersebut dapat diketahui dari tingkat kejadian dan frekuensi laporan

para pelanggan (masyarakat) rata-rata selama kurun waktu tahun 2002 sampai

dengan tahun 2006 tidak ada yang mengeluhkan mengenai kualitas distribusi air,

karena secara teknis pihak perusahaan telah menggunakan sistem water treatment

process (WTP) sebagai salah satu upaya untuk menyaring berbagai kotoran

(3)

(lumpur) maupun benda-benda lainnya dapat merusak kejernihan dan kesehatan air.

Selain dilakukan pemeriksaan oleh UPTD Laboratorium Dinkes Kabupaten, pihak manajemen juga sudah menerapkan ketentuan dengan cara membuat prosedur operasi standar oleh Direktur Teknik PDAM untuk melakukan riset /pemeriksaan hasil produksi air yang sampai ke pelanggan dengan periode waktu seminggu sekali.

Keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat perhatian pihak perusaahan terhadap hasil produksi air cukup baik, yang selalu melakukan koordinasi dengan pihak Dinas kesehatan. Dengan kriteria tersebut, maka seluruh produksi air yang dihasilkan oleh perusahaan secara hieginis layak untuk didistribusikan kepada seluruh pelanggan (masyarakat) dan tidak membahayakan kesehatan.

5.1.3 Tingkat Kontinuitas Air

Kontinuitas air dapat dihitung melalui distribusi aliran air yang sampai kepada pelanggan dalam jangka waktu satu tahun. Para pelanggan secara umum menginginkan aliran air secara kontinyu dapat mengalir selama 24 jam. Kondisi pada PDAM Kabupaten Sukabumi, tingkat kontinuitas air nya dalam kurun waktu tahun 2002 memiliki rata-rata mengalir 23 jam, sedangkan pada tahun 2003 sampai dengan 2006 memiliki rata-rata mengalir 22 jam. Hal ini menunjukkan tingkat kontinuitas air pada PDAM Kabupaten Sukabumi pada kondisi tidak baik.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya jaringan pipa distribusi yang umurnya relatif

sudah tua, sehingga terdapat pipa distribusi yang bocor dan kondisi ini

penanganannya tidak dilakukan secara cepat. Oleh karena itu, perlu adanya

optimalisasi pelayanan kepada pelanggan, diantaranya dengan memperbaiki

(4)

kebocoran pipa transmisi dan distribusi air PDAM Kabupaten Sukabumi, dengan harapan masyarakat pelanggan dapat menikmati aliran air selama 24 jam.

5.1.4 Tingkat Kemudahan Pelayanan Pelanggan

Kemudahan pelayanan dapat diukur dari tersedia tidaknya sarana dan prasarana yang dapat membantu memberikan kemudahan bagi para pelanggan, dalam hal pembayaran rekening air setiap bulannya, prosedur pembayaran penyambungan saluran bagi pelanggan baru maupun kemudahan untuk menyampaikan pengaduan/komplen.

Hasil pengukuran tingkat kemudahan pelayanan bagi para pelanggan untuk menyampaikan berbagai kepentingannya yang mampu disediakan oleh PDAM Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan telah tersedianya service point diluar kantor pusat, hal ini mengindikasikan tingkat kemudahan pelayanan pelanggan pada kondisi baik.

Sarana dan prasarana ini berupa loket pembayaran rekening terdekat, kotak saran serta kontak langsung pelanggan. Kontak langsung pelanggan ini menggunakan ruangan yang disediakan pada setiap kantor cabang atau unit.

Untuk memudahkan terjadinya kontak langsung pelanggan dilakukan dengan membagi jadwal piket petugas teknis yang ada di kantor cabang dan kantor unit, termasuk yang ada di kantor pusat.

5.1.5 Tingkat Kepuasan Pelanggan

Dari survey yang dilakukan menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari karakteristik sambungan PDAM di Kabupaten Sukabumi.

Bahwa secara keseluruhan, masih banyak pelanggan PDAM merasa tidak puas

(5)

dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM. Pada beberapa daerah perbedaan musim antara musim hujan dan musim kemarau relatif tidak mempengaruhi kualitas pelayanan yang baik.

Daerah-daerah seperti Palabuhanratu, Cibadak dan Sagaranten merupakan daerah-daerah yang sistem pelayanannya tidak menggembirakan. PDAM belum dapat memberikan tingkat pelayanan yang optimal terutama pada aspek K3 (kualitas, kualitas dan kontinuitas) pada daerah-daerah tersebut. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan daerah pelayanan lainnya. Hal ini selanjutnya perlu dilakukan pengecekan di lapangan, misalnya pada daerah Cibadak hampir separuh pelanggannya terdapat banyak pelanggan yang teraliri kurang dari 6 jam.

Dari fokus survey yang diarahkan pada pengukuran tingkat perekonomian menunjukkan bahwa faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan untuk masyarakat mengakses sambungan PDAM. Tingkat penghasilan pelanggan dan non pelanggan hampir berada pada jumlah yang sama. Banyaknya masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas belum berkeinginan menyambung PDAM menunjukkan bahwa air tanah atau sumur sangat bersaing dengan air PDAM.

Persaingan antara air sumur dan air PDAM tidak hanya dalam hal kualitas, aspek

kontinuitas dan kuantitas juga perlu diperhatikan. Rendahnya tingkat kehandalan

(reliability) terhadap pengaliran air kepada pelanggan merupakan faktor utama

yang menyebabkan rendahnya keinginan calon pelanggan untuk menggunakan air

PDAM. Daerah Palabuhanratu yang memiliki kapasitas tersisa yang tinggi harus

segera dapat dimanfaatkan. Rendahnya tingkat pelayanan saat ini di daerah

Palabuhanratu harus segera ditingkatkan. Diharapkan jika kualitas pelayanan (K3)

dapat ditingkatkan, maka minat untuk menjadi pelanggan PDAM akan meningkat.

(6)

Kedepan diharapkan PDAM Kabupaten Sukabumi dapat lebih meningkatkan pelayanannya. Program peningkatan pelayanan ini dapat segera dilakukan melalui program penurunan kehilangan air yang saat ini sangat tinggi.

Turunnya tingkat kehilangan air ini, diharapkan dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya aspek kuantitas dan kontinuitas.

Apabila peningkatan pelayanan ini telah dilakukan, selanjutnya program sosialisasi yang lebih kepada masyarakat untuk lebih memakai PDAM daripada sumber air lainnya dapat dilakukan. Paparan perbandingan biaya antara penggunaan air PDAM dan air lainnya (sumur pompa) merupakan salah satu materi sosialisasi yang paling efektif.

5.2 Fungsi Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden dalam penelitian ini, kinerja pada fungsi ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut :

5.2.1 Rasio Laba Terhadap Penjualan

Laba perusahaan sebelum pengenaan pajak adalah pendapatan usaha dikurangi biaya langsung usaha. Sedangkan penjualan adalah pendapatan penjualan air dan non air. Rasio laba terhadap penjualan di PDAM Kabupaten Sukabumi pada kurun waktu dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rasio Laba Terhadap Penjualan

Tahun Laba (Rp) Penjualan (Rp) Rasio (%) Keterangan

2002 - 1.304.602.464 4.698.902.090 - 27,76 Tidak Baik 2003 - 1.507.513.815 8.294.385.327 - 18,18 Tidak Baik 2004 - 1.222.001.197 15.790.256.576 -7,74 Tidak Baik 2005 - 1.196.972.095 24.449.014.645 -4,90 Tidak Baik 2006 - 1.538.968.268 8.341.807.204 -18,45 Tidak Baik Sumber : PDAM Kabupaten Sukabumi, diolah

.

(7)

Dari Tabel 14 dapat kita lihat bahwa kondisi rasio laba terhadap penjualan selama kurun waktu dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 selalu bernilai negatif, yang mengindikasikan Rasio Laba Terhadap Penjualan berada pada kondisi tidak baik. Hal ini disebabkan kondisi PDAM Kabupaten Sukabumi yang selalu mengalami kerugian. Hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya kinerja keuangan selama beberapa tahun terakhir diakibatkan oleh rendahnya rata-rata tarif sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional, adanya peningkatan biaya operasional yang melebihi kenaikan pendapatan, dengan kata lain prosentase kenaikan biaya lebih besar dibandingkan dengan prosentase kenaikan pendapatan, tingginya tingkat kehilangan air dan adanya beban bunga kapitalisasi yang semakin besar.

5.2.2 Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi

Biaya operasi adalah biaya langsung ditambah dengan biaya administrasi umum. Sedangkan pendapatan operasi adalah pendapatan air ditambah dengan pendapatan non air. Adapun biaya operasi terhadap pendapatan operasi perusahaan pada kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi

Tahun Biaya Operasi (Rp)

Pendapatan Operasi (Rp) Rasio Keterangan

2002 6.003.504.553 4.698.902.090 1,28 Tidak Baik 2003 6.622.630.112 5.107.039.138 1,30 Tidak Baik 2004 7.317.028.308 5.928.041.140 1,23 Tidak Baik 2005 7.994.702.984 6.570.163.619 1,22 Tidak Baik 2006 10.724.402.397 8.341.807.204 1,29 Tidak Baik

(8)

Sumber : Analisis Data Sekunder, diolah.

Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi yaitu perbandingan antara biaya operasi dengan pendapatan operasi. Rata-rata rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi pada kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 adalah sebesar 1,26 artinya biaya operasi PDAM Kabupaten Sukabumi lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya, kondisi ini dikarenakan beban operasi yang cenderung meningkat setiap tahun seperti untuk pembiayaan karyawan yang semakin banyak, listrik yang naik secara regular dan pembelian peralatan yang semakin mahal, sementara pendapatan operasi cenderung tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi berada pada kondisi tidak baik, rasio paling besar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 1,30 karena pada tahun ini biaya operasi meningkat secara signifikan, tanpa disertai dengan naiknya pendapatan operasi yang memadai.

5.2.3 Jangka Waktu Penagihan Piutang

Jangka waktu penagihan piutang dihasilkan dari jumlah piutang usaha dibagi dengan jumlah penjualan air per hari. Piutang usaha didapat dari pertambahan piutang air, piutang non air, piutang ragu-ragu dan penyisihan piutang. Sedangkan penjualan air per hari adalah jumlah pendapatan operasi dibagi 12 bulan. Pengukuran jangka waktu penagihan piutang perusahaan pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Jangka Waktu Penagihan Piutang

Tahun Piutang Usaha

(Rp)

Penjualan per bulan (Rp)

Rasio Keterangan

2002 889.999.696 391.575.174 2,27 Baik

(9)

2003 1.347.055.940 425.586.595 3,17 Cukup 2004 2.250.059.376 494.003.428 4,55 Cukup

2005 2.687.457.213 547.513.635 4,91 Cukup 2006 2.684.666.124 695.150.600 3,86 Cukup Sumber : Analisis Data Sekunder, diolah

.

Jangka waktu penagihan piutang menunjukkan kemampuan untuk menagih piutang perusahaan. Rata-rata Jangka waktu penagihan piutang pada kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 adalah sebesar 3,75. Hal ini mengindikasikan jangka waktu penagihan piutang berada pada kondisi cukup.

Kondisi ini disebabkan pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi dari segi ekonomi pada kondisi cukup baik, karena sebagian besar pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi memiliki pekerjaan tetap.

5.2.4 Efektivitas Penagihan

Efektifitas penagihan didapat dari rumus jumlah rekening tertagih dibagi dengan hasil penjualan air dikali 100 %. Efektivitas penagihan yang berkaitan dengan jumlah rekening tertagih dan jumlah penjualan air pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 17.

Efektivitas penagihan menunjukkan kemampuan untuk memperoleh

penerimaan dari penjualan air yang telah dilakukan. Pada tahun 2006 efektivitas

penagihan menunjukkan rasio lebih dari 100% dikarenakan rekening tertagih

melebihi penjualan air, kondisi ini disebabkan rekening tertagih pada tahun-tahun

sebelumnya yang belum mencapai 100% dan tertumpu pembayarannya pada

tahun 2006. Rata-rata efektivitas penagihan pada kurun waktu tahun 2002 sampai

dengan tahun 2006 adalah sebesar 95,25 %. Hal ini mengindikasikan efektivitas

penagihan berada pada kondisi baik sekali. Kondisi ini disebabkan kemampuan

pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi untuk membayar cukup tinggi,

(10)

dikarenakan sebagian besar pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi memiliki penghasilan tetap.

Tabel 17. Efektivitas Penagihan Rekening Air

Tahun Rekening

Tertagih (Rp)

Penjualan Air (Rp)

Rasio (%) Keterangan

2002 3.636.189.613 4.409.452.440 82,46 Cukup 2003 4.448.172.841 4.927.510.870 90,27 Baik Sekali 2004 4.537.397.284 5.485.994.061 82,71 Cukup 2005 5.105.106.968 6.091.108.446 83,81 Cukup 2006 10.006.323.749 7.316.075.447 137 Baik Sekali Sumber : PDAM Kabupaten Sukabumi, diolah

.

5.3 Ikhtisar

Hasil evaluasi kinerja PDAM Kabupaten yang ditinjau dari fungsi ekonomi dan sosial yang telah kami uraikan sebelumnya, ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Tingkat Kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi

NO. INDIKATOR KETERANGAN

1 Cakupan pelayanan Tidak Baik

2 Kualitas air distribusi Cukup

3 Kontinuitas air Tidak Baik

4 Kemudahan pelayanan pelanggan Baik 5 Kepuasan Pelanggan Tidak Baik 6 Rasio laba terhadap penjualan Tidak Baik 7 Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi Tidak Baik 8 Jangka waktu penagihan piutang Cukup 9 Efektifitas penagihan Baik Sekali

Pada fungsi sosial, sebagian besar indikator menunjukkan kondisi tidak

baik. Aspek kepuasan pelanggan, kontinuitas air dan cakupan pelayanan harus

menjadi perhatian utama bagi PDAM Kabupaten Sukabumi dalam menentukan

rencana perusahaan kedepannya. Hal ini sejalan dengan salah satu misi PDAM

Kabupaten Sukabumi itu sendiri, yaitu meningkatkan pelayanan air bersih,

meningkatkan aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas air. Untuk mendukung hal

(11)

tersebut, maka perlu dibuatnya program pendukung, baik itu program pendukung bidang teknis maupun non teknis. Peran dari seluruh staf, pimpinan dan pelanggan penting sekali dalam menunjang keberhasilan PDAM Kabupaten Sukabumi.

Pada fungsi ekonomi, sebagian besar indikator menunjukkan kondisi tidak baik. Aspek rasio laba terhadap penjualan dan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi harus menjadi perhatian utama bagi PDAM Kabupaten Sukabumi dalam menentukan rencana perusahaan kedepannya, padahal dari segi ekonomi kemampuan pelanggan PDAM Kabupaten Sukabumi sudah cukup baik.

Hal ini mengindikasikan PDAM Kabupaten Sukabumi perlu melakukan pembenahan intern, baik itu pembenahan personil, pembiayaan maupun perlengkapan.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum

kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi yang di tinjau dari fungsi sosial dan

ekonominya memiliki rata-rata tingkat kinerja tidak baik. Sehingga perlunya

strategi pengembangan usaha PDAM Kabupaten Sukabumi, dengan harapan

kondisi PDAM Kabupaten Sukabumi di masa yang akan datang dapat ke arah

yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) memvisualisasikan data profil wilayah dalam bentuk peta multiskala, (2) mengetahui tingkat kemudahan pembacaan simbol pada

Dalam hal ini, realitas objektif masyarakat Desa Karangkedawang adalah apa yang diyakini dan dilakukan sebagai respon.. Sebagian besar masyarakat beragama Islam, tetapi

Sebagai Economist mencatat, respon perusahaan memiliki komponen yang saling bertentangan: view Diundangkan Alibaba bahwa tindakan korektif yang menunjukkan komitmennya

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Bangunan Sarana dan 1.553.860.000,00 Prasarana Gedung Lainnya.. Penyertaan Modal

Berbagai macam merk rokok dihasilkan oleh perusahaan ini, produk-produk rokok tersebut yaitu Gudang Garam International, Surya 12, Surya 16, Surya Slims, Surya

Dua jenis analisis multivariat yang dapat digunakan diantaranya PCA untuk untuk membedakan MHIK dengan minyak nabati, dan PLS untuk optimasi dalam menghasilkan model

Setiap karyawan, harus memiliki rasa keterikatan yang baik dengan perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja, karena secara tidak langsung mereka memiliki rasa antusiasme

Adapun materi yang diuraikan dalam laporan ini diperoleh dari mata kuliah yang berhubungan dengan Teknik Sipil, buku penunjang lainnya serta data- data selama pengerjaan