37
pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Adapun setiap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa tahap, antara lain: perencanaan, tindakan dan observasi, hasil observasi, dan refleksi di akhir.
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Jamusan Semester 2 tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah.
Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilakukan, ternyata masih terdapat 13 siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) dengan persentase 56,52%, sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 43,48%.
Dilihat dari jumlah persentase siswa yang belum tuntas, peneliti menduga masalah tersebut dikarenakan dari faktor kognitif siswa, lingkungan belajar siswa berupa dorongan atau motivasi orang tua kepada anak, atau mungkin cara mengajar guru yang konvensional, dan kurangnya interaksi antar individu dalam kelompok belajar. Adapun hal lainnya seperti pandangan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mudah atau menyepelekan karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar sehari-hari.
Dugaan masalah-masalah tersebut yang menyebabkan terjadinya hasil belajar siswa yang rendah dapat diatasi dengan cara menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
4.1.1.1 Perencanaan
Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi
“meringkas isi buku”, peneliti bersama guru kolabor mempersiapkan alat dan bahan berupa buku cerita anak maupun buku pengetahuan yang akan digunakan untuk pembelajaran. Ada juga perangkat pembelajaran juga dipersiapkan lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa Siklus 1, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta silabus. Untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran siswa diorganisasikan menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa.
4.1.1.2 Tindakan dan Observasi
a) Pertemuan Pertama
Beberapa kegiatan pada siklus 1 pertemuan pertama sebagai berikut:
Kegiatan Awal:
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mempresensi siswa, dan memastikan kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran dengan memeriksa kelengkapan alat tulis, kemudian guru bertanya “Apabila kalian akan tidur, hal apa yang sering orang tua kita lakukan? Apakah membacakan sebuah cerita atau menyanyikan sebuah lagu? Siswa dengan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Setelah itu, guru menyampaikan materi mengenai cara meringkas isi buku.
Kegiatan Inti:
Pada kegiatan ini guru membagikan buku cerita anak maupun buku pengetahuan kepada tiap siswa. Setiap 4-5 siswa mendapatkan judul buku yang sama. Guru menginstruksikan siswa untuk membaca sekilas isi buku tersebut sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai pokok isi bacaan dalam tiap bab.
Dari buku yang telah mereka baca, siswa diminta mencari judul buku dan nama penulis.
Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa sesuai judul buku yang sama. Dalam diskusi kelompok, siswa diminta menentukan pokok isi buku cerita anak maupun pengetahuan dengan mengkaji dari bab-bab maupun sub bab. Guru memfasilitasi siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok. Setelah itu, siswa menuliskan hasilnya dalam lembar kerja siswa yang telah dibagikan. Kemudian perwakilan siswa dari masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Kegiatan Akhir:
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Beberapa kegiatan pada siklus 1 pada pertemuan kedua sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mempresensi siswa, dan memastikan kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran.
Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan menyampaikan materi mengenai pokok-pokok isi cerita anak.
Kegiatan inti
Kegiatan inti meliputi guru memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca buku yang sama pada siklus 1 dari guru. Siswa diminta membuat catatan kecil berupa pokok-pokok isi buku yang mereka baca, kemudian guru membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang sama seperti siklus 1.
Masing-masing kelompok diminta untuk berdiskusi mengenai pokok-pokok isi cerita anak dari catatan kecil yang mereka buat secara individu. Guru meminta masing-masing perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas secara bergantian untuk mempresentasikan hasilnya. Siswa diminta kembali menuliskan cerita anak tersebut berdasarkan kalimat dan bahasanya sendiri secara individu.
Kegiatan Akhir:
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah itu, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mempresensi siswa. Guru mengecek kesiapan siswa sebelum mengerjakan tes evaluasi siklus 1, selanjutnya guru membagikan soal tes evaluasi siklus 1 kepada setiap siswa. Guru memberikan waktu untuk mengerjakan soal selama 50 menit.
Setelah waktu selesai soal beserta jawaban dikumpulkan. Guru mengucapkan salam diakhir pertemuan pada siklus 1.
4.1.1.3 Hasil Observasi
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan penerapan menggunakan model Think Talk Write dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer.
Hasil dari lembar observasi aktivitas guru yaitu pada perencanaan pembelajaran tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan anak untuk selalu terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada strategi pembelajaran menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri melalui tahap berpikir (think), memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat. Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah memanfaatkan seoptimal mungkin, yaitu guru sudah menggunakan buku paket sebagai sumber dan bahan pembelajaran. Pada penilaian aktivitas belajar siswa dipantau dengan baik oleh observer, penghargaan terhadap siswa berupa pujian.
Kelemahan dalam pembelajaran ini diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang .
Kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran pada pertemuan siklus 1 tersebut, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan tidak bersama-sama siswa, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan, penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah maupun maju ke depan kelas.
Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan.
4.1.1.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi mengenai segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi tersebut berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia melalui model Think Talk Write bagi guru kelas, observer, dan siswa. Hasil dari diskusi tersebut didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, dan bisa dikatakan aktivitas belajar siswa disini meningkat pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada tes evaluasi siklus 1 , dan memberikan pujian. Walaupun demikian masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya ketika guru memberikan bimbingan pada siswa, dan menejemen waktu.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan Siklus 2 terdapat 3 kali pertemuan, manakala pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi siklus 2 dengan rincian sebagai berikut:
4.1.3.1 Perencanaan
Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi “Menulis laporan pengamatan”, peneliti bersama guru kolabor mempelajari materi serta mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar menguasai yang akan diajarkan. Perangkat pembelajaran juga dipersiapkan lembar kerja siswa, lembar
evaluasi Siklus 2, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta silabus.
Untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran siswa diorganisasi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa.
4.1.3.2 Tindakan dan Observasi 1) Pertemuan Pertama
Beberapa kegiatan pada siklus 2 pertemuan pertama sebagai berikut:
Kegiatan Awal:
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mempresensi siswa, dan memastikan kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran dengan mengecek alat tulis siswa. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti:
Guru menyampaikan materi mengenai cara menulis laporan pengamatan, seperti menentukan topik pengamatan, tujuan pengamatan, objek pengamatan, membuat panduan pengamatan. Setelah guru menyampaikan langkah-langkah membuat laporan pengamatan, guru mengkondisikan siswa dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok besar yang terdiri atas 4-5 siswa. Guru membimbing siswa untuk keluar dari lingkungan sekolah menuju pasar di dekat SD Negeri Jamusan. Sesampainya di pasar siswa melakukan pengamatan serta membuat catatan-catatan kecil mengenai apa saja yang mereka amati secara individu.
Setelah selesai melakukan pengamatan selama 30 menit siswa dibimbing kembali ke kelas.
Di dalam kelas siswa duduk berdasarkan kelompok yang telah dibagi untuk mendiskusi hasil pengamatan dengan catatan-catatan kecil yang mereka tulis. Dari catatan-catatan kecil tersebut siswa diminta untuk menyimpulkan hasil pengamatan dengan kelompoknya. Kemudian masing-masing perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasi hasilnya.
Kegiatan Akhir:
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Beberapa kegiatan pada siklus 2 pada pertemuan kedua sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mempresensi siswa, dan memastikan kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran dengan mengecek alat tulis. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan mengulang sedikit kembali materi pada pertemuan pertama.
Kegiatan inti
Guru meminta siswa untuk mengamati kembali catatan-catatan kecil yang mereka buat pada pertemua 1. Setelah itu, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok besar yang terdiri dari 4-5 siswa. Dalam kegiatan kelompok siswa dimintaberdiskusi menganei membuat laporan pengamatan berdasarkan catatan- catatan kecil tersebut dengan memperhatikan ejaan. Setelah itu siswa secara individu membuat laporan pengamatan dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
Kegiatan Akhir:
Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Pertemuan Ketiga
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, mempresensi siswa. Guru mengecek kesiapan siswa sebelum mengerjakan tes evaluasi siklus 2, kemudian guru membagikan soal tes evaluasi siklus 1 kepada setiap siswa. Guru memberikan waktu untuk mengerjakan soal selama 50 menit.
Setelah waktu selesai soal beserta jawaban dikumpulkan. Guru mengucapkan salam diakhir pertemuan pada siklus 2.
4.1.3.3 Hasil Observasi
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan penerapan menggunakan model Think Talk Write dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa yang diamati oleh observer.
Hasil dari lembar observasi aktivitas guru yaitu pada perencanaan pembelajaran tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan anak untuk selalu terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada strategi pembelajaran menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran sudah baik, membantu siswa membangun pemahaman sendiri melalui tahap berpikir (think), memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan bersama-sama siswa. Pada pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, sudah lebih menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam mengamati objek secara langsung. Pada penilaian aktivitas belajar siswa dipantau dengan baik oleh observer, penghargaan terhadap siswa berupa pujian dan hadiah.
Kelemahan dari pembelajaran tersebut diantaranya pengelolaan waktu belum sempurna, namun hampir karena melebihi batas waktu 7 menit dari waktu yang ditentukan.
4.1.3.4 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi mengenai segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia melalui model Think Talk Write bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang melibatkan semua siswa aktif, dan bisa dikatakan aktivitas belajar siswa disini meningkat pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnyamengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada tes evaluasi siklus 2
, dan memberikan pujian serta hadiah. Walau demikian masih ditemukan kekurangan guru yaitu mengenai menejeman waktu yang belum sempurna.
4.1.4 Analisis Komparatif
4.1.4.1 Deskripsi Data Kondisi Awal
Hasil belajar pada kondisi awal dilihat dari hasil ulangan bahasa Indonesia yang dijabarkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal Rentang Nilai Banyak Siswa
1. 50 - 59 4
2. 60 – 69 9
3. 70 – 79 10
4. 80 – 89 -
Jumlah siswa 23
Dari tabel 4.1 dapat dilihat hasil ulangan harian bahasa Indonesia khususnya tentang meringkas cerita anak siswa yang belum tuntas sejumlah 13 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas (KKM =70) sejumlah 10 siswa yang dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat nilai antara 50-59 sejumlah 4 siswa, nilai antara 60-69 sejumlah 9 siswa, nilai antara 70-79 sejumlah 10 siswa, dan nilai antara 80-89 tidak ada. Jumlah keseluruhan siswa 23 dengan nilai tertinggi 76 dan nilai terendah 49.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dilihat pada diagram 4.1
Diagram 4.1 Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Kondisi Awal
4
9 10
0 0
2 4 6 8 10 12
50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89
Banyak Siswa
Rentang Nilai
4.1.4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan penerapan menggunakan model Think Talk Write dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
Pada siklus 1 dan siklus 2 aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Talk Write diamati oleh observer.
Perbandingan hasil penelitian observer dengan lembar observasi aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dalam siklus 1 dan siklus 2 tersaji pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Perbandingan Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 dan Siklus 2
No. Rata- rata
Hasil Penelitian
Jumlah Skor Persentase Kategori
1. Siklus 1 42 63,64% Baik
2. Siklus 2 57 86,36% Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.2 perbandingan lembar observasi aktivitas guru pada siklus 1 memperoleh skor 42 dari jumlah skor pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dari 33 poin kegiatan di tiap pertemuan dengan persentase 63,64% dikatakan baik, sedangkan pada siklus 2 memperoleh skor 57 dari jumlah skor pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dari 33 poin kegiatan di tiap pertemuan dengan persentase 86,36% dikatakan sangat baik. Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat lebih jelasnya pada diagram 4.2
Diagram 4.2 Perbandingan Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 dan Siklus 2
4.1.4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Selain pembelajaran yang dilakukan oleh guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan.
Perbandingan hasil penelitian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran tersaji pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Perbandingan Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Rata- rata
Hasil Penelitian
Jumlah Skor Persentase Kategori
1. Siklus 1 37 61,67% Baik
2. Siklus 2 49 81,67% Baik Sekali
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa selama mengikuti model pembelajaran Think Talk Write pada siklus 1 memperoleh skor 37 dari jumlah skor pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dari 30 poin kegiatan di tiap pertemuan dengan persentase 61,67% dikatakan baik, sedangkan siklus 2 mendapatkan skor 49 dari jumlah skor pada pertemuan 1 dan
42
57
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Skor
pertemuan 2 dari 30 poin kegiatan di tiap pertemuan dengan nilai persentase 81,67% dikatakan baik sekali. Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat lebih jelasnya pada diagram 4.3.
Diagram 4.3 Perbandingan Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
4.1.4.4 Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Berhasil atau tidaknya model pembelajaran Think Talk Write dapat dilihat dari hasil belajar bahasa Indonesia. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Hasil tes evaluasi siswa pra siklus diperoleh dari data hasil ulangan bahasa Indonesia. Perbandingan hasil belajar siswa selama tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2
No. Ketuntasan Belajar
Nilai (X)
Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Belum
Tuntas
< 70 13 57 8 35 2 9
2. Tuntas 70 10 43 15 65 21 91
Jumlah 23 100 23 100 23 100
Nilai tertinggi 76 95 100
Nilai terendah 49 50 60
37
49
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Skor
Dari tabel Perbandingan Nilai Hasil Belajar bahasa Indonesia kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 10 siswa, pada siklus 1ada 15 siswa dan 21 siswa pada siklus 2. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 13 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah siklus 1, siswa yang tuntas dalam pelajaran bahasa Indonesia ada 8 siswa dan siklus 2 sebanyak 21 siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti hanya ada 2 siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat lebih jelasnya pada diagram 4.4
Diagram 4.4 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Huinker dan Laughlin mengemukakan bahwa model ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Ketiga tahapan tersebut menumbuhkan kemampuan siswa dalam berpikir secara individu maupun dalam kelompok.
Kelebihan model ini adalah memberikan kesempatan siswa berinteraksi dan berkolaborasi membicarakan tentang catatan-catatan kecilnya dengan anggota kelompok.
13
8
2 10
15
21
0 5 10 15 20 25
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Banyak Siswa
Pada penelitian ini, peneliti mengambil mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Standar Kompetensi 8. mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Standar Kompetensi (SK) tersebut menekankan pada keterampilan berbahasa dan bersastra pada aspek menulis. Dengan model pembelajaran Think Talk Write yang menekankan pada tiga tahapan dengan tahapan terakhirnya yaitu menulis, maka model pembelajaran ini cocok untuk digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan aspek menulis. Tahap awal dalam model ini, yaitu siswa membaca atau menyimak, kemudian berdiskusi dan diakhiri dengan menulis.
Pada siklus 1 guru (tahap Think) sudah mengawalinya dengan meminta siswa untuk membaca buku yang sudah dibagikan, sedangkan pada silkus 2 guru (tahap Think) mengawalinya dengan mengajak siswa untuk melakukan pengamatan terhadap sebuah objek untuk dijadikan laporan pengamatan. Pada tahapan ini terjadi perbedaan antara siswa yang diminta membaca dan mengamati karena peneliti beranggapan bahwa sebaiknya memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di dalam maupun diluar lingkungan sekolah. Pada siklus 1 guru telah memanfaatkan buku yang ada diperpustakaan untuk siswa baca dan meringkas pokok-pokok isinya. Sedangkan pada siklus 2 guru memanfaatkan sarana yang ada diluar lingkungan sekolah untuk melakukan pengamatan dalam membuat laporan pengamatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 di SD Negeri Jamusan Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung tentang “Meringkas isi buku dengan memperhatikan penggunaan ejaan” terjadi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia yang diperoleh siswa dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal nilai ulangan Bahasa Indonesia yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sejumlah 10 siswa atau 57% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sejumlah 13 siswa atau 43%. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa pra siklus / pada kondisi awal adalah 76 sedangkan nilai terendahnya adalah 49. Pada siklus 1 perolehan nilai siswa yang mencapai
KKM sejumlah 15 siswa atau 65% dan yang belum mencapai KKM sejumlah 8 siswa atau 35%, dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendahnya adalah 50.
Ketuntasan pada siklus 1 masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan kelas siklus 1 ini antara lain dalam penyampaian pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dipahami ketika pembelajaran. Selain itu pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran belum optimal, kemudian kurang tepatnya manajemen waktu. Belum semua siswa terlibat aktif dalam kelompok. Hal tersebut dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas guru dan belajar siswa oleh observer. Pada siklus 1 ini, persentase dari hasil observasi aktivitas guru adalah 63,64%, sedangkan persentase dari hasil observasi belajar siswa adalah 61,67%.
Penelitian perbaikan hasil belajar siswa pada siklus 2 ini difokuskan pada kekurangan siklus 1. Selama pembelajaran siswa tampak beraktifitas positif karena siswa diajak secara langsung mengamati objek berupa bengkel dan toko onderdil di sekitar lingkungan sekolah. Dengan pengamatan secara langsung akan memudahkan siswa dalam menyusun laporan pengamatan yang menjadi KD dalam pembelajaran siklus 2. Dengan hal tersebut aktivitas belajar siswa menjadi lebih meningkat dibandingkan pada siklus 1. Selain itu, dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru sudah sesuai. Pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran sudah dilakukan bersama-sama siswa, walaupun ada satu siswa yang tidak memperhatikan. Manejemen waktunya sudah cukup sesuai yang diharapkan. Hal tersebut dilihat dari hasil observasi aktivitas guru yang mengalami peningkatan dari 63,64% menjadi 83,36%. Hasil dari observasi aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 61,67% menjadi 81,67%.
Melalui penelitian perbaikan yang dilakukan pada siklus 2. Hasil belajar yang semula pada siklus 1 adalah 65,22% meningkat menjadi 91,30%. Penelitian ini dinyatakan berhasil karena telah mencapai 90% dari keseluruhan siswa kelas 5 dengan mencapai nilai 70. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write terbukti secara signifikan dapat meningkatakan hasil belajar bahasa Indonesia.