4 dalam benda tersebut.
2.1.1. Mekanisme pengeringan
Pengeringan adalah proses rumit yang meliputi perpindahan kalor dan massa air secara transien serta beberapa laju proses, seperti transformasi fisik atau kimia yang dapat menyebabkan perubahan mutu hasil maupun mekanisme perpindahan kalor dan massa.
Mekanisme pengeringan meliputi dua proses perpindahan yaitu perpindahan kalor dan perpindahan massa uap air dengan mengkondisikan udara pengering. Proses perpindahan kalor terjadi karena suhu bahan lebih rendah daripada suhu udara pengering yang dialirkan di sekelilingnya. Udara panas yang dialirkan ini akan meningkatkan suhu bahan dan menyebabkan tekanan uap air bahan menjadi lebih tinggi daripada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi perpindahan massa uap air dari bahan ke udara. Apabila tekanan parsial uap air dalam bahan ternyata lebih besar daripada tekanan parsial udara sekitarnya, maka uap air akan mengalir dari dalam bahan. Begitu pula sebaliknya, apabila tekanan parsial uap air di luar bahan lebih tinggi, maka uap air akan mengalir masuk ke dalam bahan. Dan apabila tekanan parsial uap air di dalam bahan sama besarnya dengan tekanan parsial uap di luar bahan maka dalam keadaan demikian tidak akan terjadi pergerakan uap air serta dalam keadaan demikian ini terjadi “moisture equilibrium content” atau kadar air yang seimbang.
Ketika proses pengeringan tersebut sedang berlangsung, laju perpindahan kalor dapat dihubungkan dengan laju perpindahan massa uap air ke udara (Earle, 1983) proses pengeringan tidak bisa berlangsung dalan waktu yang bersamaan, namun butuh waktu istirahat, yaitu waktu yang
dibutuhkan oleh seluruh air di dalam bahan agar mencapai keseimbangannya.
Ketika proses pengeringan berlangsung biasanya terdapat dua kejadian, yaitu panas harus diberikan pada bahan yang akan dikeringkan, dan air harus dikeluarkan dari dalam bahan. Dua kejadian ini menyangkut perpindahan panas ke dalam dan perpindahan massa keluar. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pengeringan adalah:
1. Perbedaan suhu yang ada disekitar pengering
Pada umumnya, semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan semakin cepat pindah panas ke bahan pangan dan semakin cepat pula penguapan air dari bahan pangan. Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak uap air yang dapat ditampung oleh udara tersebut sebelum terjadi kejenuhan. Dapat disimpulkan bahwa udara bersuhu tinggi lebih cepat mengambil air dari bahan pangan sehingga proses pengeringan lebih cepat.
2. Luas pengering
Ketika terjadi pengeringan biasanya bahan pangan yang dikeringkan akan mengalami pengecilan ukuran, baik dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Proses pengecilan ukuran dapat mempercepat proses pengeringan dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Semakin kecil ukuran cengkeh akan menyebabkan permukaan yang dapat kontak dengan pemanas menjadi lebih baik.
b. Dengan lebih luasnya permukaan pengeringan akan menyebabkan air pada cengkeh lebih cepat menguap sehingga cengkeh bisa kering lebih cepat.
c. Dengan ukuran yang lebih kecil bisa memperpendek jarak yang harus ditempuh oleh panas ketika bergerak menuju inti dari cengkeh, begitu juga dengan jarak pergerakan air dari pusat cengkeh ke permukaan menjadi lebih pendek.
4. Waktu
Lamanya pengeringan menentukan lamanya cengkeh berada pada mesin pengering. Bahan cengkeh sangat sensitif terhadap panas, oleh karena itu waktu pengeringan dirancang untuk lebih pendek dan temperatur yang ada di dalam pengering dinaikkan agar bisa meminimalisir kerusakan yang terjadi pada cengkeh.
2.1.2. Jenis-jenis alat pengering
Untuk mengeringkan suatu bahan kita memiliki banyak pilihan cara, tergantung dari bahan apa yang akan kita keringkan. Alat pengering ada bermacam-macam, tapi yang dibahas disini yaitu pengering yang menggunakan bahan bakar dan pengering gabungan, dimana keduanya memiliki beberapa jenis, yaitu:
a. Pengering dengan menggunakan bahan bakar
Pengering yang menggunakan bahan bakar sebagai sumber panasnya, misalnya mminyak, listrik, batu bara, dll. Pengering ini disebut juga pengering mekanis, yang mana meliki beberapa jenis yaitu freze dryer, tray dryer, spray dryer, rotary dryer.
a) Freeze Dryer (pengering beku) yaitu salah satu metode pengeringan yang unggul dalam mempertahankan kualitas bahan hasil pengeringannya, mesin pengering yang bisa digunakan untuk padatan yang sangat sensitif panas (bahan farmasi, bahan kesehatan tertentu, pangan dengan kandungan aroma yang tinggi). Proses pengeringan terjadi dengan menyublim air beku menjadi uap, kemudian dikeluarkan dari ruang pengering dengan pompa vakum mekanis. Produk yang
dihasilkan yaitu produk bermutu tinggi dibanding dengan teknik dehidrasi lain.
Gambar 2. 1 Freeze drayer
b) Tray dryer (alat pengering berbentuk rak) yaitu jenis alat pengering yang didalamnya seperti rak-rak yang disusun dan memiliki bentuk kotak, pengering ini cocok untuk mengeringkan bahan yang memiliki bentuk padat dan butiran.
Gambar 2. 2Tray drayer
c) Spray Dryer (pengering semprot) yaitu sebuah alat pengering yang cocok digunakan untuk mengubah pasta, bubur, atau cairan dengan viskositas rendah menjadi padatan kering. Metode yang digunakan pada alat pengering ini merupakan pengeringan tertua yang lebih sering digunakan dalam industri farmasi.
Gambar 2. 3 Spray drayer
d) Rotary Dryer (pengering berputar) yaitu mesin pengering yang bekerja dengan cara berputar secara kontinyu. Jenis pengering ini biasanya digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk bubuk, granula, atau gumpalan partikel padat dalam ukuran yang besar. Biasanya pengering ini dimiringkan beberapa derajat dari bidang horizontal untuk memasukkan bahan basah pada ujung yang lebuh tinggi, dan akan keluar melalui ujung yang lebih rendah.
Gambar 2. 4 Rotary drayer b. Pengering gabungan
Pengering gabungan merupakan alat pengering yang menggabungkan antara energi sinar matahari dengan bahan bakar yang menggunakan konveksi paksa (suhu pada udara panas dukumpulkan dalam kolektor kemudian dihembuskan ke komoditi). Suhu lingkungan yang hanya sekitar 23 °C, sedangkan suhu pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60 °C – 70 °C. Maka udara dikumpulkan dalam satu kolektor surya
kemudian dihembuskan ke komoditi dengan tujuan untuk meningkatkan suhu yang ada pada lingkungan sekitar.
2.2. Cengkeh
Tanaman cengkeh yaitu tanaman yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10-20 m, memmiliki daun yang berbentuk lonjong dan berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai pada pohon cengkeh ini awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika sudah mekar. Musim panen cengkeh sendiri dapat dilakukan jika panjangnya sudah mencapai 1,52 cm. Tumbuhan ini adalah flora identitas provinsi Maluku Utara, pohon cengkeh sendiri bisa mencapai umur lebih dari 100 tahun. Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk kerucut, piramid atau piramid ganda, dengan batang utama menjulang keatas. Memiliki cabang yang banyak dan rapat, pertumbuhannya agak mendatar dengan ukuran relatif kecil jika dibandingkan batang utama. Daunnya kaku berwarna hijau atau hijau kemerahan dan berbentuk elips dengan kedua ujung runcing. Daun-daun ini biasa keluar setiap periode dalam satu periode ujung ranting akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri dari dua daun yang terletak saling berhadapan ranting daun secara keseluruhan akan membentuk suatu tajuk yang indah.
Pada tanaman cengkeh ini, bunganya akan tumbuh pada pucuk-pucuk rantingnya, tangkai dan tandanya memiliki panjang 4-5 cm. Umumnya tiap tandan sekaligus tumbuh 3 kelompok bunga. Jadi satu tandan biasanya tumbuh 3-20 pucuk bunga. Kuncup bunga tumbuh beberapa bulan sebelum bunga itu muncul. Pada ujung badan bunga terdapat tajuk bunga atau kelopak berbentuk gerigi yang bersifat permanen. Diatas tajuk bunga terdapat empat daun mahkota bunga berwarna putih kemerah-merahan. Awalnya bunga tersebut berwarna kelabu keungu-unguan, lalu menjadi kuning kehijau-hijauan, akhirnya berwarna merah muda. Pada waktu bunga sudah berwarna merah muda dan sudah mencapai panjang 1,5 – 2 cm dan berdiameter 1 cm adalah saat yang setepat-tepatnya untuk dipanen, karena bunga belum membuka, masih berbentuk kuncup. Bila pemetikan bunga terlambat, maka bunga akan membuka sehingga kualitasnya menjadi jelek. (Agus, 2004).
Gambar 2. 1 Bunga cengkeh (syzigium aromaticum) 2.2.1. Jenis-jenis Cengkeh
Pohon cengkeh di Indonesia memiliki banyak sekali jenis yang mana meskipun berbeda jenis tetapi memiliki ciri yang hampir sama sehingga sangat sulit untuk dibedakan. Jenis-jenis cengkeh yang ada di indonesia antara lain jenis ambon, sakit, indari, afo, dokiri, raja dan tauro.jenis-jenis cengkeh yang ada ini berasal dari perkawinan antara cengkeh dengan jenis yang berbeda, sehingga membuat cengkeh jenis baru bermunculan dan menjadi sangat sulit digolongkan. Jenis-jenis cengkeh di Indonesia terdapat 4 golongan, yaitu: si putih, sikotak, zanzibar dan ambon. Dimana jenis cengkeh sikotak mirip dengan jenis zanzibar dan jenis cengkeh siputih mirip dengan jenis ambon, maka pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri hanya memusatkan perhatian pada tipe zanzibar dan tipe ambon, sifat masing-masing jenis cengkeh itu adalah sebagai berikut:
a. Cengkeh jenis zanzibar
Cengkeh jenis ini merupakan jenis cengkeh terbaik, sangat dianjurkan untuk melakukan pembudidayaan dengan cengkeh jenis ini karena adanya adaptasi yang luas, produksi tinggi dan berkualitas baik, daunnya berwarna merah muda kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap di atas permukaannya dan hijau pucat memudar di permukaan bawahnya, pada pangkal tangkai daun berwarna merah dan cengkeh ini memiliki bentuk daun yang agak langsing dengan bagian lebar tepat di tengah, ruas daun dan percabangan sangat rapat merimbun, cabang utama yang pertama
hidup sehingga percabangannya rapat dengan permukaan tanah dengan sudut-sudut cabang lancip (kurang dari 45°C) sehingga mahkotanya berbentuk kerucut, jenis cengkeh ini mulai berbunga pada umur 4,5 sampai 6,5 tahun sejak disemaikan, setelah matang petik percabangan bunganya banyak dengan jumlah bunga bisa lebih dari 50 kuntum pertandannya. (Soenardi, 1981)
Gambar 2. 6 Jenis Bunga Cengkeh Zanzibar b. Cengkeh si putih
Daun yang terdapat pada jenis cengkeh si putih berwarna hijau muda (kekuningan) dengan helaian daun relatif lebih besar. Jenis cengkeh ini memiliki kualitas bunga yang rendah. Cabang-cabang utama pada pohonnya yang pertama mati sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5 - 2 m dari permukaan tanah, cabang dan daun jarang sehingga kurang rindang mahkota berbentuk agak bulat, relatif lebih besar dari sikotak dengan jumlah pertandan kurang dari 15 kuntum, Bila bunganya masak tetap berwarna hijau muda atau putih dan tidak berubah menjadi kemerahan, tangkai bunganya relatif panjang, mulai berproduksi pada umur 6,5 sampai 8,5 tahun. (Soenardi, 1981) .
Gambar 2. 7 Jenis Bunga Cengkeh Si Putih c. Cengkeh si kotak
Daun yang terdapat pada cengkeh si kotak mulanya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan mengkilap, helaian daunnya agak langsing dan ujungnya berbentuk agak bulat, cabang utama yang pertama hidup, sehingga percabangan kelihatan rendah sampai permukaan tanah. Ruas daun dan cabang rapat merimbun, mahkota bunga berbentuk piramid atau silindris, bunganya relative kecil dibanding dengan si putih, bertangkai panjang antara 20-50 kuntum pertandan, mulai berbunga pada umur 6,5 sampai 8,5 tahun, adaptasi dan produksinya lebih baik dari pada si putih tetapi lebih rendah dari zanzibar dengan kualitas sedang. (Danarti & Najiyati, 1991)
Gambar 2. 8 Jenis bunga cengkeh si kotak
Jenis cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam karena produksi dan daya adaptasinya rendah, kualitas yang dihasilkan juga kurang baik, daun yang muda berwarna hijau muda (lebih muda dari zanzibar), daun yang tua permukaan atasnya berwarna hijau tua dan kasar sedang permukaan bawah berwarna hijau keabu-abuan, memiliki daun agak lebar 2/3 kali panjangnya, cabang dan daunnya jarang sehingga tampak kurang rimbun, mahkotanya bulat pada bagian atasnya sedang bagian bawahnya agak meruncing, cabang-cabang utamanya mati sehingga seolah percabangannya mulai dari ketinggian 1,5 - 2 m, cengkeh jenis ini mulai berbunga pada umur 6,5 sampai 8,5 tahun, percabangan bunganya sedikit dengan jumlah bunga kurang dari 15 kuntum pertandan. (Agus, 2004)
Gambar 2. 2 Jenis Bunga Cengkeh Ambon
Kandungan komposisi kimia dan nutrisi cengkeh ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
komponen Bunga Cengkeh Basah Eks. Indonesia %
Bunga Cengkeh Kering Eks. Zanzibar % a Kadar Air 75.1 5.0 – 8.3 a Kadar Abu 1.6 5.3 – 7.6 a
Kadar Minyak Astiri 5.2 14.0 – 21.0
a
Kadar Fixed Oil & Resin
0.8 5.0 – 10.0
a
Kadar Protein 0.2 5.0 – 7.0
a
Kadar Serat Kasar 7.6 6.0 – 9.0
a
Kadar Tannin - 10.0 – 18.0
Tabel 2. 2 komponen Nutrisi dalam 100 gr Bunga Cengkeh 2.3. Konveyor
Konveyor yaitu alat yang digunakan untuk mengangkut bahan sesuai lintasannya. Konveyor disini digunakan sebagai alat angkut cengkeh melewati pemanas dimana media penggeraknya akan menggunakan motor listrik. konveyor yang dirancang untuk mesin pengering cengkeh ini harus tahan terhadap perlakuan panas, agar tidak mudah terjadi kerusakan.
2.3.1. Komponen-komponen Konveyor a. Belt (sabuk)
Belt atau sabuk pada konveyor memiliki beberapa jenis bahan tergantung dari apa yang akan diangkut oleh konveyor itu sendiri, pada perancangan konveyor ini belt yang akan digunakan yaitu belt yang terbuat dari baja anyaman, berfungsi sebagai pengangkut cengkeh melewati pemanas.
b. Drum
Drum pada konveyor disini yaitu sebagai pemutar dari belt, pada konveyor ini menggunakan 2 drum, dengan menggunakan bahan baja agar bisa tahan panas.
c. Idler aNa (mg) 243 250 aK (mg) 1102 1200 aFe (mg) 8.68 9.5 aThiamin (mg) 0.115 0.11 aRiboflamin (mg) 0.267 - a Niacin (mg) 1.458 1.5 aAsam Askorlat 80.81 81 aVit. A (RE) 53 53
Idler disini berfungsi sebagai penyangga belt agar tidak kendor ketika konveyor berputar, idler memiliki beberapa jenis menurut letak dan fungsinya:
Idler atas, digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.
Idler penahan, digunakan untuk menahan ditempat pemuatan.
Idler penengah, digunakan untuk penahan agar belt tidak bergeser dari jalur yang seharusnya.
Idler bawah, digunakan sebagai penarik dari belt yang kosong agar belt tidak kendur.
2.3.2. Perhitungan beban yang terdapat pada konveyor yaitu: a. Berat beban sabuk permeter( q )
Q = x Atotal Dimana :
= Berat jenis muatan ( ton / m3 ) = Luas penampang muatan ( m2 ) Jenis muatan Berat jenis ton/ Sudut kaki derajat
Koefisien gesek statis baja Karet Batu krikil 1.5 – 1.9 45 1.0 - Bijih besi 2.1 – 2.24 50 1.2 - Enceng gondok 1.4 45 0.8 0.56 Batu pecah 1.8 45 0.63 0.6 Air 1 50 0.65 0.64 Pasir 1.4 – 1.65 45 0.8 0.56
Tabel 2. 3 Daftar Berat Jenis Muatan Sumber : Spivakopsky,hal 15 b. Kecepatan konveyor
⁄ Dimana :
Dimana: D : diameter drum n : jumlah rpm d. Panjang Sabuk L =
[
(
r1+ r2 ) + 2.X +]
Dimana : r1 = Jari – jari ( mm ) r2 = Jari Jari Dp2 ( mm ) x = Jarak sumbu poros ( m )sumber : ( R S Khurmi, J.K. Gupta.1987.66 ) 2.4. Bearing (Bantalan)
Bearing merupakan sebuah komponen mesin yang berfungsi sebagai pembatas gerak relatif dari dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak sesuai arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros agar berputar terhadap sumbu porosnya.
Bearing ini merupakan salah satu elemen mesin yang cukup penting perannya karena berfungsi sebagai tumpuan dari sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bearing pada perancangan mesin pengering cengkeh ini ditempatkan pada poros yang ada pada drum konveyor dan juga pada idler untuk membantu mengurangi gesekan yang terjadi. Bearing sendiri memiliki 5 jenis yaitu bola (ball bearing), rol jarum (needle roller), rol silinder (cilindrical roller), rol tirus (tapered roller), dan rol bulat.
2.5. aProses Perpindahan Panas
proses perpindahan panas ( Heat Treatment ) yaitu suatu energi yang bergerak dari suatu sistem, dikarenakan adanya perbedaan temperatur yang mempengaruhi antara dua sistem yang ada.
Suhu panas yang berpindah tidak bisa kita ukur secara langsung ataupun kita lihat, akan tetapi pengaruhnya dapat diukur dan arah perpindahan panas tersebut yaitu melalui suatu media yang mempunyai temperatur lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Berdasarkan cara perpindahannya maka perpindahan panas dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
aPerpindahan Panas Secara Konveksi
aPerpindahan Panas Secara Konduksi
aPerpindahan Panas Secara Radiasi
2.5.1. aPerpindahan panas secara konveksi
Suhu panas yang diakibatkan adanya molekul – molekul bahan yang berada pada tingkat energi yang relatif tinggi berpindah kebagian lain dari sistem mekanisme akibat gerakan molekul – molekul yang bekerja secara alamiah , seperti pada perbedaan harga densitas bahan yang satu dengan bahan yang lainnya maka dari situ sifat ini dinamakam perpindahan panas secara konveksi. Dalam perpindahan panas secara konveksi ada 2 macam, yaitu:
a. aKonveksi Alamiah ( Natural Cnvection )
Disebut dengan konveksi alamiah berdasarkan gerakan gerakan molekul panas melayang - layang disebabkan oleh perbedaan temperatur didalam fluida. Perhitungan perpindahan konveksi terbatas pada perhitungan konveksi paksa saja. Yaitu sistem dimana fluida didorong
dalam kontak fluida itu dipanaskan, oleh karena itu persamaan yang digunakan dimana angka Prandtl Pr = V / a digunakan secara bersama, suatu persamaan tak berdimensi baru disebut Angka Grashof.
Persamaan Angka Grashof : Grd = Dimana : Gr = aAngka Grashof g = aKecepatan Grafitasi ( 9.8 m/s 2 )
= aKoefisien temperatur konduktifitas thermal 1/
o C Tw = aTemperatur permukaan (
o C ) T = aTemperatur aliran fluida (
o C ) V = aViskositas ( m
2 /s )
Dan untuk angka Nusselt yang digunakan bahwa koefisien perpindahan panas konveksi alamiah atau konveksi bebas rata - rata untuk berbagi situasi. ( J.P Holman, 1994 )
Persamaaan Angka Nurselt : Nu = C ( Gr x Pr )m Dimana : Nu = Angka Nusselt C = Konsentrasi m = Nilai konstanta Gr = Angka Grashof b. Koveksi Paksa ( Forced Convection )
Konveksi paksa yaitu apabila gerakan molekul digunakan sebagai kekuatan mekanis misalnya dihembuskan oleh pompa. Perpindahan kalor konveksi paksa untuk digunakan dalam beberapa kasus praktis, proses konveksi paksa dan hubungannya ditunjukan dalam dinamika fluida. Hubungan antara tebal lapisan batas yang berubah menurut angka reynold yang cuup sederhana dan memberikan hasil yang besar.
Aliran laminar yang belum berkembang penuh, aliran yang dimana sifat – sifat fluidanya yang berubah dengan suhu dan aliran turbulen jauh akan lebih rumit dari yang seharusnya dapat diketahui, tetapi sangat penting arti praktisnya dalam perancangan penukaran kalor yang berkaitan dalam mencari beban kalor maupun mencari beban pemanasannya. ( J.P. Holman, 1994 )
Persamaan laju konveksi paksa : Q = m x c x p ( Tb2 – Tb1 ) Dimana :
Q = Laju perpindahan kalor ( W ) m = Massa aliran air ( kg )
Cp = Panas air jernih ( kj / kg ) Tb1= Temperatur permukaan (o C ) Tb2= Temperatur permukaan (o C )
Maka bisa disimpulkan bahwa perpindahan panas konveksi merupakan perpindahan panas yang terjadi antar bahan yang dikerjakan dan fluida yang bergerak pada batas permukaan pada suhu ( T ) berbeda.
a
Persamaan laju konveksi :
Q = h A ( Tw - T ) Dimana :
Q = aLaju perpindahan kalor ( W )
h = aKoefisien perpindahan panas konveksi ( W/m
2 .oC ) Tw = aTemperatur permukaan fluida (
o C ) T = aTemperatur aliran fluida (
o C ) A = aLuasan penampang aliran fluida ( m
2 )
konduksi digunakan persamaan dari hukum Fourier. ( J.P. Holman, 1994 ) Hukum Fourier :
Q = K x A Dimana :
Q = Laju perpindahan kalor ( W ) K = Konduktifitas thermal ( W/m.oC ) A = Luas penampang aliran ( m2 )
∂T/∂x = Gradien suhu kearah perpindahan kalor ( o C/m ) Untuk perpindahan panas menyeluruh menggunakan rumus :
Q = Dimana :
T1 = Suhu gas kering masuk ( oC ) T2 = Suhu gas kering keluar ( oC ) R = Resistansi ( jam. oC / kj )
Daya panas penghantar perpindahan panas thermal dan laju
perpindahan aliran kalor konduksi ditentukan dari struktur bahan. Semakin rapat penyusunannya molekul yang biasanya terdapat pada benda logam akan memindahkan energi yang lebih cepat dibandingkan yang penyusunan tidak rapat, yang umumnya terdapat pada logam.
2.5.3. aPerpindahan panas secara radiasi
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpndahan panas yang tidak disertai zat perantara. Radiasi thermal merupakan sebuah energi yang disalurkan oleh benda yang berada pada temperatur yang sangat tinggi,
hingga energi benda yang berada pada medan radiasi disalurkan oleh gelombang-gelombang elektromaknetik, lain halnya dengan konveksi dan konduksi bebas radiasi tidak memerlukan media penghantar dan bisa digunakan diruangan hampa , dengan cara menembakan elektron.
Pada pembahasan Thermodinamika menuju kepada penyinar
(radiator) atau benda hitam ( Black body ) memancarkan energi dengan laju
yang sebanding dengan pangkat empat suhu absolute benda itu dan berbanding langsung dengan luas permukaan. ( J.P Holman, 1994 )
Rumus persamaan thermal untuk benda hitam : Qpancaran =
x A x T4
Dimana :
Q = aLaju pancaran kalor ( W )
O = aKonstanta proposionalitas Stefan Boltman 5.699x10
4
(W/m2.oC) A = aLuas penampang aliran fluida ( m
2 ) T = aTemperatur Absolute benda hitam (
o K ) 2.6. Burner
Burner atau bisa disebut juga sumber panas memiliki jenis yang banyak, jenis burner yang akan digunakann disini yaitu kompor, kompor yaitu alat untuk memasak yang akan menghasilkan panas yang tinggi. kompor memiliki ruang yang terisolasi dari luar sebagai tempat bahan bakar yang diproses sebagai pemanasan bagi barang – barang yang diletak kan diatasnya .
Kompor awalnya diperkenalkan oleh para penjajah belanda pada masa kolonial. Kompor yang dikenalkan bangsa Belanda menggunakan bahan Bakar cair yaitu minyak tanah, spirtus bakar, dan gas ( dalam bentuk padatan cair LPG atau leawat pipa saluran). Penggunaan kompor biasanya didapur ataupun laboratorium untuk pengujian dalam percobaan. Alat pemanas yang berfungsi sama dengan kompor, tetapi menggunakan bahan bakar padat seperti arang ataupun kayu yang sudah kering, batu bara diruang yang terbuka di Indonesi lebih dikenal dengan sebutan Anglo.
mendukung LPG adalah propana (C3H8) dan butana ( C4H10 ). Gas LPG sendiri
memiliki banyak kelebihan diantaranya menggunakan bahan bakar energi BTU ( British Thermal Units ) :
Propana : 21500 BTU per pon
Butana : Butana 21200 BTU per pon Besin : 17500 BTU per pon
Batu Bara : 10000 BTU per pon Kayu : 7000 BTU per pon
Kelebihan lain yang dimiliki oleg gas LPG yaitu gas in memiliki sifat-sifat pembakaran sebagai berikut :
a. Gas yang terkandung didalamnya tidak beracun, tidak memiliki warna dan baunya sangat menusuk.
b. aSangat mudah terbakar dalam bentuk masih cair maupun sudah menjadi
gas.
c. aCairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
d. aGas lebih berat bila dibandingkan dengan udara yang ada dalam tabung
LPGnya sehingga gas lebih banyak berada dibawah udara yang letaknya sama-sama terletak dalam tabung LPG.