BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan keberhasilan proses pembelajaran. Penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Adanya kegiatan penilaian untuk memastikan apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan, atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan. Guru sebagai salah satu komponen pelaksana kurikulum semestinya harus menguasai prosedur dan kriteria suatu penilaian sehingga kurikulum yang dijalankan mencapai hasil yang maksimal.
Salah satu bentuk penilaian dalam proses pembelajaran adalah penilaian produk. Penilaian ini dimaksudkan sebagai kegiatan menghimpun fakta-fakta berdasarkan produk hasil karya siswa. Penilaian ini untuk memastikan keberhasilan kinerja siswa dalam menyiapkan, membuat, dan menyelesaikan suatu barang yang memiliki nilai seni dan teknologi. Penilaian produk juga dimaksudkan untuk menilai keberhasilan siswa dalam mengaplikasikan kompetensi pembelajaran tertentu.
Penilaian produk dapat dilakukan untuk setiap mata pelajaran, termasuk matematika. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan model penilaian produk untuk mata pelajaran matematika.
B. Permasalahan
Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian produk?
2. Bagaimanakah tahap penilaian produk?
3. Bagaimanakah jenis dan contoh penilaian produk ?
4. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan penilaian produk?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian penilaian produk.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap penilaian produk. 3. Untuk mengetahui jenis dan contoh penilaian produk.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa dalam membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam (Depdiknas, 2006).
Menurut Ahiri (2008: 58) penilaian produk dimaksudkan untuk: (1) menilai keterampilan siswa dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan keterampulan sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan berikutnya; (3) menilai kompetensi yang telah dicapai siswa pada akhir jenjang tertentu pada sekolah kejuruan; dan (4) menilai keterampilan seseorang sebagai prasyarat untuk memasuki sekolah kejuruan. Selain itu, penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam: (1) Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain; (2) Memilih bahan-bahan yang tepat; (3) Menggunakan alat; (4) Menunjukkan inovasi dan kreasi; dan (5) Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.
Kriteria yang digunakan guru untuk memilih produk siswa yang akan dilibatkan dalam penilaian yaitu: (1) relevan dan mewakili kompetensi yang akan dinilai. Cara menentukan relevan tidaknya suatu produk adalah menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa, dan menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pembuatan produk; dan (2) jumlah produk dan obyektifitas penilaian. Semakin banyak produk yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin tepat. Penilaian produk yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk produk serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
B. Tahap Penilaian Produk
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Adapun kriteria penilaian produk menurut Depdiknas (2006) adalah sebagai berikut.
Tahap Deskripsi Skor
Persiapan Kemampuan merencanakan seperti:
- Menggali dan mengembangkan gagasan
- Mendesain produk, menentukan alat dan bahan
1 – 10
Pembuatan
produk -- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat - Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik
1 – 10
Penilaian produk - Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan/fungsinya
- Produk memenuhi kriteria keindahan
1 – 10
Sumber: Puskur Balitbang, Depdiknas, 2006
Secara lebih spesifik, Ahiri (2008: 59) merinci tahap-tahap penilaian produk adalah sebagai berikut.
Tahap Deskripsi 1 2 3 4 5 Nilai
Persiapan pembuatan produk Mengembangkan ide Merancang produk Menentukan alat Menentukan bahan Proses pembuatan produk
Kemampuan menyeleksi bahan Kemampuan menggunakan bahan Kemampuan menyeleksi alat Kemampuan menggunakan alat Kemampuan menyeleksi teknik pembuatan produk
Kemampuan menggunakan teknik pembuatan produk
Kemampuan membuat produk Produk jadi Bentuk produk
Kualitas produk Ukuran produk Kegunaan produk Kriteria penskoran : 1 = tidak tampak (0%) 2 = kurang tampak (1% - 25%) 3 = cukup tampak (26% - 50%) 4 = sering tampak (51% - 75%) 5 = selalu tampak (76% - 100%)
C. Jenis dan Contoh Penilaian Produk
Terdapat dua jenis untuk menilai produk siswa yaitu penilaian analitik dan penilaian holistik. Penjelasan kedua jenis penilaian tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penilaian analitis
Teknik analitis adalah teknik penilaian dengan menggunakan instrumen atau bagan pemberian skor secara terpisah terhadap setiap bagian dari produk siswa, kemudian dilanjutkan dengan menjumlahkan keseluruhan hasil penilaian untuk mendapatkan total skor setiap produk yang dinilai. Bebarapa jenis instrumen analitis yang dapat digunakan adalah: daftar cek, skala penilaian, dan catatan anekdotal.
a. Daftar cek
Daftar cek bertujuan untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur, komponen, ciri atau sifat dari persiapan hingga proses penyelesaian tugas. Daftar cek hanya digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam membuat suatu produk, tidak digunakan untuk menilai kualitas produk.
Contoh Daftar Cek untuk Menilai Keterampilan Siswa Nama Mata Pelajaran : Matematika
Nama Tugas : Membuat Papan Sesatan Hexagon
Fungsi/kegunaan : Untuk mengetahui peluang kejadian suatu percobaan Alokasi waktu : 1 Minggu
Nama Kelompok : …..
Petunjuk: Beri tanda cek pada tempat yang sesuai
No Aspek yang dinilai Cek
1 Persiapan Alat-alat 1. Gergaji kayu 2. Kuas 3. Jangka 4. Penggaris 5. Pensil 6. Busur lingkaran 7. Spidol hitam 8. Skrup
9. Engsel ukuran kecil 10. Kaca setebal 3 mm 11. Amplas kayu 12. Tatah kayu 13. Bor 14. Paku 15. Kayu Bahan-bahan 16. Papan tripleks 17. Kelereng 18. Cat kayu
2. Pelaksanaan: 19. Membuat sketsa 20. Memotong tripleks
21. Membuat segi enam beraturan 22. Mengamplas segi enam beraturan 23. Membuat lengan penampung 24. Membuat lubang permukaan atas 25. Memasang kaca
26. Mengecat
27. Kecepatan dalam bekerja K3 28. Keamanan 29. Keselematan 30. Kebersihan 3. Penyelesaiaan Produk 31. Kualitas bahan 32. Kerapihan 33. Kesesuaian ukuran Total skor
b. Skala penilaian (rating scale)
Skala penilaian adalah suatu instrumentasi penilaian yang menggunakan perosedur terstruktur untuk memperolah informasi tentang sesuatu yang akan diamati, yang menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan yang lain. Bentuk instrumen skala penilaian serupa dengan daftar cek, namun daftar cek hanya memberikan dua kategori penilaian saja, sedangkan skala penilaian lebih dari dua kategori.
Contoh Daftar Skala Penilaian untuk Menilai Keterampilan Siswa Nama Mata Pelajaran : Matematika
Nama Tugas : Membuat Papan Sesatan Hexagon
Fungsi/kegunaan : Untuk mengetahui peluang kejadian suatu percobaan Alokasi waktu : 1 Minggu
Nama Kelompok : …..
Petunjuk: Beri tanda cek pada tempat yang sesuai
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4 5 1 Persiapan Alat-alat 1. Gergaji kayu 2. Kuas 3. Jangka 4. Penggaris 5. Pensil 6. Busur lingkaran 7. Spidol hitam
8. Skrup
9. Engsel ukuran kecil 10. Kaca setebal 3 mm 11. Amplas kayu 12. Tatah kayu 13. Bor 14. Paku 15. Kayu bahan-bahan 16. Papan tripleks 17. Kelereng 18. Cat kayu 2. Pelaksanaan: 19. Membuat sketsa 20. Memotong tripleks
21. Membuat segi enam beraturan 22. Mengamplas segi enam beraturan 23. Membuat lengan penampung 24. Membuat lubang permukaan atas 25. Memasang kaca
26. Mengecat
27. Kecepatan dalam bekerja K3 28. Keamanan 29. Keselematan 30. Kebersihan 3. Penyelesaiaan Produk 31. Kualitas bahan 32. Kerapihan 33. Kesesuaian ukuran Total skor c. Catatan anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat.
Contoh catatan anekdotal atas perilaku siswa di kelas
Nama siswa : Dendy Tanggal : 28 Des. 2013 Pengamat : Rahmat
Tempat pengamatan : Ruang kelas / Pelajaran Matematika
Pengamatan : Ketika pelajaran Matematika sedang berlangsung, Dendy kelihatan gelisah. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, dan beberapa kali dia keluar ruangan kelas. Selama pembelajaran berlangsung, sebanyak 7 kali Dendy ke luar ruangan.
Penafsiran : Dendy berbuat seperti ini kemungkinan kurang tertarik pada pelajaran Matematika. Menurut penuturan guru Kimia dan Fisika, ia kerap keluar ruangan. Tampaknya Dendy ketakutan dengan pelajaran yang mengandung unsur hitungan
Rekomendasi : Sebaiknya Dendy berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, atau psikolog untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya sehingga proses pembelajarannya berlangsung dengan baik
2. Penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya. Jika guru menggunakan lebih dari satu instrument penilaian produk maka dia harus membuat kesimpulan sebagai rangkuman yang menggambarkan kondisi siswa secara utuh.
Salah satu contoh sakala penilaian secara holistik atas produk siswa adalah sebagai berikut.
Nilai A = Sangat Tinggi
- Hasil karya mengandung pesan yang sangat kuat - Menggunakan elemen seni yang sangat meyakinkan - Menunjukkan keterampilan yang sangat prima - Penyelesaian hasil yang sangat sempurna - Menggunakan bahan yang sangat tepat - Penampilan produk sangat prima - Kualitas produk sangat prima - Mempunyai tujuan yang sangat jelas Nilai B = Baik
- Penyampaian pesan yang baik - Menggunakan elemen seni yang baik - Menunjukkan keterampilan yang baik - Penyelesaian hasil yang baik
- Menggunakan bahan yang tepat - Penampilan produk menarik - Kualitas produk baik
- Mempunyai tujuan yang jelas Nilai C = Cukup
- Penyampaian pesan yang cukup
- Menggunakan elemen seni yang cukup untuk mengkomunikasikan ide pokok - Memiliki keterkaitan yang cukup antara kesan dengan ide dan tujuan - Penyelesaian hasil yang cukup
- Menggunakan bahan yang cukup - Penampilan produk yang cukup - Mempunyai tujuan yang cukup jelas Nilai D = Kurang
- Penyelesaian hasil yang kurang baik - Menggunakan bahan yang kurang baik - Penampilan produk kurang menarik - Kualitas produk kurang baik
- Tujuannya kurang tampak
- Kesan dan gagasan kurang terkait Nilai E = Tidak Tampak
- Penyelesaian hasil buruk
- Menggunakan bahan tidak tampak - Penampilan produk tidak menarik - Kualitas produk tidak tampak - Tujuannya tidak tampak
- Tidak ada keterkaitan antara kesan dan ide
D. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk
Kelebihan dari penilaian produk adalah : 1) Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi, 2) Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif, 3) Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real, 4) Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.
Sedangkan kekurangan dari penilaian produk adalah: 1) Memerlukan waktu yang cukup banyak, 2) Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak, 3) Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal, 4) Proses pembuatan perlu waktu yang lama, 5) Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama, dan 6) Subjektif penskorannya.
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
2. Tahap pengembangan suatu produk meliputi: tahap persiapan, tahap pembuatan produk (proses), dan tahap penilaian produk (appraisal).
3. Terdapat dua jenis untuk menilai produk siswa yaitu penilaian analitik dan penilaian holistik. Teknik analitis dilakukan melalui pemberian skor secara terpisah terhadap setiap bagian dari produk siswa, kemudian dilanjutkan dengan menjumlahkan keseluruhan hasil penilaian untuk mendapatkan total skor setiap produk yang dinilai, sedangkan penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahiri, Jafar. 2008. Teknik Penilaian Kelas Dalam Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA Press. Depdiknas, 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Departemen
Pendidikan Nasional.
Nugroho, Riadi. 2011. Abstraksi Pembuatan Papan Sesatan Hexagon. http://dc429.4shared.com/doc/I9WTrwHx/preview.html