• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan.didirikannya suatu perusahaan harus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan.didirikannya suatu perusahaan harus"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat berkumpulnya tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.Didirikannya suatu perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas.Tujuan perusahaan yang umumnya diketahui publik adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, namun tujuan yang sebenarnya tidak sebatas untuk mendapatkan laba, tetapi juga meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2009:233). Nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai dengan melihat kemampuan

perusahaan beroperasi dan mencapai laba yang ditargetkan. Profit yang maksimal akan mendorong kemakmuran bagi para pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham meningkat jika harga saham yang dimilikinya juga meningkat

(2)

dan ini berpengaruh dalam peningkatan nilai perusahaan. Ada banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaannya, yaitu dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, peningkatan profitabilitas, pembagian deviden ke pemegang saham secara teratur, meminimalkan resiko financial, dan sebagainya.

Di era globalisasi saat ini, dunia usaha banyak semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan perusahaan – perusahaan baru yang terus bermunculan.Semakin ketatnya persaingan tersebut, menyebabkan perusahaan harus lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan operasi agar dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Perkembangan bisnis yang semakin modern menuntut perusahaan mulai berkompetisi dalam mempertahankan usahanya, hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan bukan hanya dituntut untuk fokus pada perbaikan dan peningkatan kondisi internal perusahaan atau dalam artian mencari profit saja, namun juga perusahaan dituntut untuk fokus dalam mengembangkan hubungan sosial pada kondisi eksternal perusahaan yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada stakeholders.

Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena itu muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini.

Banyak perusahaan kini mengembangkanCSR (Corporate Social Responsibility).

CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk memperbaiki masalah sosial danlingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan.

(3)

Tanggungjawab sosial perusahaan dapat pula dikatakan sebagai hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Karena, kegiatan CSR merupakan keberpihakan

perusahaan terhadap masyarakat maupun lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan.

CSRsaat ini bukan lagi bersifat sukarela melainkan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang- Undang No 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang menyatakan:(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, (2) tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Secara umum, undang-undang mengenai CSRdi atas merupakan satu hal krusial dalam mendorong setiap perusahaan untuk mulai ikut serta dalam tanggung jawab lingkungan dan sosial.

Salah satu kasus yang muncul di Indonesia akibat perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosialnya adalah kasus dari perusahaan PT Silva Inhutani di Bandar Lampung. Dari tim gabungan pencari fakta menilai PT Silva Inhutani menyebutkan ada beberapa pelanggaran yang dilakukan perusahaan tersebut, yaitu membiarkan pembuangan limbah di hutan register, tidak

(4)

melaksanakan kewajiban penanaman lima persen tanaman kehidupan dengan pola kemitraan, tidak melaksanakan program CSR, dan lainnya. Dari kasus tersebut, memicu timbulnya pemikiran negatif dari masyarakat yang diikuti oleh berkurangnya bahkan menurunnya nilai perusahaan itu sendiri. Ini merupakan tugas bagi perusahaan untuk menghapus pemikiran negatif dari masyarakat, dengan cara menerapkan konsep CSR yang diharapkan agar dapat lebih meningkatkan nilai perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terus berlanjut.

Berbicara mengenai CSRpada perusahaan, tentunya berhubungandengan Good Corporate Governance (GCG). Pengungkapan CSR merupakan

implementasi konsep GCG. GCG merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan. Penerapan GCG secara konsisten akan menjauhkan perusahaan dari risiko dan masalah yang dapat mengganggu kelancaran operasional dan kelangsungan bisnis perusahaan serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Salah satu contoh kasus yang kurang menerapkan GCG yaitu kasus perusahaan Waskita Karya.Perusahaan BUMN jasa konstruksi tersebut diduga melakukan rekayasa laporan keuangan.Direktur utama Waskita Karya yang baru, M.Choliq menemukan pencatatan yang tidak sesuai, dimana ditemukan kelebihan pencatatan Rp 400 miliar. Direksi periode sebelumnya diduga melakukan rekayasa keuangan sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukkan proyeksi pendapatan proyek multitahun ke depan sebagai pendapatan tahun tertentu.

(5)

Dengan adanya contoh kasus tersebut mengharuskan perusahaan untuk memperkuat implementasi GCG. Perusahaan harus menyadari bahwa implementasi GCG mutlak diperlukan agar kasus yang sama tidak terulang. Tanpa adanya penerapan GCG yang baik maka akan menimbulkan peluang terjadinya fraud. Fraud dapat mudah terjadi, apabila perusahaan mendiamkan saja terjadinya

kejahatan bisnis seperti pengambilan keputusan oleh manajemen untuk kepentingan pribadi, penghindaran pajak, tidak melaporkan keuntungan, kolusi, dan lain sebagainya. Hal inilah yang pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan dimata investor dan masyarakat.

Selain CSR dan GCG, perusahaan juga harus dapat memperhatikan kebijakan dividennya. Perusahaan akan tumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba (Sjahrial, 2002: 305). Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan.Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan.Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan, sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Dividen adalah pembagian kepada para pemegang saham dari suatu perusahaan secara proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing- masing pemilik (Skousen, 2005: 902 ). Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibandingkan itulah yang merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan.Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Gitosudarmo (2002:

(6)

227) menyatakan “kebijaksanaan perusahaan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti yaitu dana yang dibagikan kepada para pemegang saham yang ditunjukkan oleh pembayaran kepada para pemegang saham dan dana untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha yang tercermin dalam neraca pada pos laba yang ditahan”. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai deviden. Dengan kata lain semakin besar keuntungannya yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi perusahaan untuk membayar deviden. Dan hal ini berpengaruh terhadap nilai suatu perusahaan.

Salah satu indikator untuk menilai nilai perusahaan memiliki prospek baik atau tidak di masa mendatang, adalah dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba pada periode tertentu.Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.Artinya profitabilitas suatu perusahaan dapat dianggap sebagai salah satu indikasi yang mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan.Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan.Dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerja perusahaannya baik, dan begitu juga sebaliknya.Setiap perusahaan selalu menginginkan profitabilitas yang tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

(7)

Profitabilitas dalam suatu perusahaan akan memengaruhi kebijakan investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.Penambahan profitabilitas sebagai variabel moderating dalam penelitian ini karena secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin kuat pula hubungan pengungkapan social dengan nilai perusahaan. Begitu juga terhadap dividen, apabila semakin besar keuntungan yang diperoleh semkin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya, sehingga profitabilitas dalam hal ini menjadi pertimbangan bagi investor dalam keputusan investasinya yang akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kusumadilaga (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh analisis CSR terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating yang menyatakan CSRberpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.

Purba (2016) melakukan penelitian dengan judul pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, Investment Opportunity Set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang menyatakan bahwa : (1) secara simultan kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity set,

(8)

likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) secara parsial kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan

likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Tampubolon(2016) melakukan penelitian dengan judul pengaruh pengungkapan CSR, GCG, beban dan pendapatan terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating menunjukkan hasil penelitian secara simultan yang diperoleh dalam pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan namun secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan GCG, beban, dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dari uraian diatas, maka penelititertarik untuk melakukan penelitian yang berbeda dengan menggabungkan CSR, GCG, dan kebijakan dividen untuk menganalis pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dan menambah profitabilitas sebagai variabel moderating untuk mengetahui apakah profitabilitas memperkuat atau memperlemah hubungan CSR, GCG, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini menganalisa laporan keuangan perusahaan sub sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang meliputi perusahaan tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, dimana pada penelitian-penelitian terdahulu belum ada yang menganalisa perusahaan sub sektor pertanian. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Dan Kebijakan Dividen

(9)

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sub Sektor Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah CSR berpengaruh secara parsial terhadap nilaiperusahaan pada perusahaan sub sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. ApakahGCG berpengaruh secara parsial terhadap nilaiperusahaan pada perusahaan sub sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh secara parsial terhadap nilaiperusahaan pada perusahaan sub sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah CSR, GCG, dan kebijakan dividen berpengaruh secara simultanterhadap nilaiperusahaan pada perusahaan sub sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah profitabilitas mampu memoderasi hubunganCSR, GCGdan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut di atas,maka tujuan penelitian adalah:

(10)

1. Untuk mengetahui CSR berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui GCGberpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui kebijakan dividen berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahun CSR, GCG, dan kebijakan dividen berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.

5. Untuk mengetahui pengungkapan profitabilitas memoderasi pengaruh CSR, GCG, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak, antara lain :

1. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan peneliti tentang pengaruh CSR, GCG, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating.

2. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan khususnya mengenai

(11)

pengaruh CSR, GCG, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating dan menjadi bahan tambahan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan serta dalam pelaksanaan CSRdan GCG.

3. Bagi pihak lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahanpengetahuan dan tambahan referensi untuk peneliti selanjutnya mengenai analisis pengaruh CSR, GCG, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating.

Referensi

Dokumen terkait

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya laba di masa mendatang diantaranya laba, piutang perusahaan, jumlah persediaan yang dimiliki, biaya operasional perusahaan,

ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi investor karena ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Equity (ROE) karena ROE merupakan salah satu indeks yang berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

Courties Dupont melihat tiga aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan yaitu; Pertama, Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh

Salah satu tujuan dalam mendirikan suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan laba, Laba (income) merupakan peristiwa terjadinya peningkatan pada pendapatan

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, profitabilitas memberikan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba yang

Kemampuan perusahaan dalam membayar dividen berhubungan erat dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, apabila perusahaan yang menerbitkan saham dapat

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat intelektualitas pemuda dan kemampuan dalam berorientasi ke masa depan dapat diketahui dari jenjang