• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Korelasional Kuantitatif tentang Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

ADE SORAYA 150904031 Public Relations

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

(Studi Korelasional Kuantitatif tentang Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

ADE SORAYA 150904031 Public Relations

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)
(4)

TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA

(Studi Korelasional Kuantitatif tentang Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah dicantumkan dengan benar. Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum.

Medan, Maret 2019

Ade Soraya NIM. 150904031

(5)

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ade Soraya NIM : 150904031 Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikankepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free-Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA

Beserta perangat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini, Universitas sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir Saya selama tetap mencantumkan nama Saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : Maret 2019

Yang Menyatakan,

Ade Soraya

(6)

Nama : Ade Soraya

NIM : 150904031

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : Pengaruh Penggunaan Media Sosial

Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa

(Studi Korelasional Kuantitatif Tentang Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : (...)

Penguji : (...)

Penguji Utama : (...)

Ditetapkan di : Medan

Tanggal : Maret 2019

(7)

rahmat dan hidayat-Nya yang telah memberikan nikmat ilmu, kesehatan dan kemudahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menggapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Peneliti berharap skripsi ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Skripsi ini peneliti persembahkan kepada kedua Orang tua tercinta, Ayah saya, Alm. Sofyan Parinduri SH, dan ibu saya Ema Sari Lubis A.md yang telah memberikan kasih sayang dan mendukung serta mendidik saya setiap harinya hingga saya bisa meenyelesaikan sarjana. Serta kedua saudara kandung peneliti, abang saya Ahmad Riyansyah Parinduri SE. ME dan adik saya Alya Nur Safira Parinduri yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada peneliti dalam melakukan setiap aktivitas. Serta Ompumg saya Alm. H. M Lud Lubis yang dari awal mendukung saya untuk masuk di fakulta ilmu sosial dan politik khususnya jurusan ilmu komunikasi yang selalu semangat membimbing dan mengarahkan. Dan Mak Ican saya Rizaldi Lubis, SH Yang selalu memberikan saya dukungan. Peneliti juga menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, dari awal masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya.

2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing peneliti. Terimakasih atas waktu, tenaga dan sumbangsih pemikiran serta masukan yang telah diberikan dengan sabar untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

(8)

Utara.

4. Ibu Dr. Nurbani M.si selaku dosen penasehat akademik peneliti.

5. Kak Maya dan Kak Yanti, yang selalu membantu peneliti dalam mengurus segala hal yang peneliti butuhkan selama masa perkuliahan. Baik dalam surat menyurat maupun dalam pengurusan KRS dan KHS.

6. Seluruh dosen serta jajaran staff di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khusunya Program Studi Ilmu Komunikasi.

7. Teman-teman seperjuangan peneliti selama perkuliahan, Lambe Syar’i Reza Fahlepi, Ismaliyah Yusuf Rangkuti, Khairi Wahyuni, Rendi Surbakti, Renu Fatahillah, Lisma Sari Ratu,Billqis Efriza Lubis dan Novi Handayani terimakasih sudah menghibur, memberikan warna pada masa perkuliahan serta selalu memberikan semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi.

8. Terimakasi kepada para gadis, yaitu Ayu windari dan Maya sari Simbolon yang selalu mengerti aku.

9. Keluarga Besar IMAJINASI FISIP USU Periode 2018/2019 yang telah memberikan pengalaman kepada peneliti dalam berorganisasi.

10. Teman-teman seperliburan, Yudhistira Sandy, Fadhlan Habibi, Shifa Nabila, dan Almh. Rekha Farina Ray .

11. Teman-teman sepermainan. Rere, wawan, dan mol

12. Kepada para responden penelitian di Universitas Sumatera Utara khusnya Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan Fakultas Keperawatan, terimakasih telah meluangkan waktu dalam mengisi kuisioner.

13. Seluruh teman-teman Program Studi Ilmu Komunikasi, khususnya stambuk 2015, terimakasih atas saran dan dukungan yang telah diberikan, dan semangat untuk kita semua dalam memperjuangkan gelar sarjana.

14. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanan penelitian dan proses penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Apabila terdapat kesalahan/kekhilafan dalam bentuk kata, bahasa penyampaian, dan teknik

(9)

peneliti berharap Allah AWT berkenan membalas semua kebaikan, doa serta dukungan yang diberikan.

Medan, Maret 2019 Peneliti

Ade Soraya NIM. 150904007

(10)

Dalam Menggunakan Media Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan mulai dari 15 Februari-20 Februari 2019. Teori yang menjadi pendukung dalam penelitian ini antara lain, Komunikasi, Teori Uses and Gratification, New Media, Media Sosial, Instagram, Gaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebanyak 36.689 orang. Penentuan sampel digunakan rumus Taro Yamane sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan proporsional stratified sampling dan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dan penelitian lapangan (field research). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan yaitu 14% dalam dalam skala hubungan yang rendah tapi pasti antara Instagram dengan gaya hidup dikalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hal ini berarti Instagram memberikan pengaruh terhadap gaya hidup Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Kata Kunci: Instagram, Gaya Hidup, Mahasiswa

(11)

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PIBLIKASI ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 8

2.1.1 Komunikasi ... 8

(12)

2.1.4 Media Sosial ... 18

2.1.5 Instagram ... 20

2.1.6 Gaya Hidup ... 22

2.2 Kerangka Konsep ... 24

2.3 Variabel Penelitian ... 25

2.4 Variabel Operasional ... 25

2.5 Definisi Operasional... 26

2.6 Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 28

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 28

3.1.2 Sejarah Universitas Sumatera Utara ... 28

3.1.3 Visi dan Misi Universitas Sumatera Utara ... 30

3.1.4 Tujuan Universitas Sumatera Utara ... 31

3.2 Metode Penelitian... 32

3.3 Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 34

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.6 Teknik Analisis Data ... 37

(13)

4.1.1 Tahapan Awal ... 40

4.1.2 Penelitian Kepustakaan ... 40

4.1.3 Penelitian Lapangan ... 40

4.1.4 Proses Pengolahan Data ... 41

4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 42

4.2.1 Karakteristik Responden ... 42

4.2.2 Variabel Bebas (X) Penggunaan Media Sosial Instagram ... 46

4.2.3 Variabel Terikat (Y) Gaya Hidup ... 62

4.3 Analisis Tabel Silang ... 72

4.4 Uji Hipotesis... 74

4.5 Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

5.2.1 Saran Dari Responden Penelitian ... 82

5.2.2 Saran Dalam Kaitan Akademis ... 82

5.2.3 Saran Dalam Kaitan Praktis ... 82

DAFTAR REFERENSI ... 83

(14)

No. Judul Halaman

2.1 Operasional Variabel ... ... 25

3.1 Jumlah mahasiswa Aktif Universitas Sumatera Utara ... 32

3.2 Tabel Populasi ... 33

3.3 Jumlah Sampel ... 35

4.1 Jenis Kelamin ... 43

4.2 Status Tempat Tinggal ... 44

4.3 Uang Saku ... 45

4.4 Fakultas ... 46

4.5 Menggunakan Media Sosial Instagram ... 47

4.6 Frekuensi Menggunakan Media Sosial Instagram ... 48

4.7 Frekuensi Mengakses Media Sosial instagram ... 49

4.8 Keseharian Dalam Mengakses Instagram ... 50

4.9 Lama Waktu Menggunakan Instagram ... 51

4.10 Durasi Waktu Menggunakan Instagram ... 52

4.11 Alasan Dalam Menggunakan Waktu Instagram ... 53

4.12 Pengaruh Fitur Instgaram Terhadap Gaya Hidup ... 54

4.13 Fitur “Share Foto” Pada Instagram ... 55

4.14 Fitur “Instastory” Pada Instagram ... 56

4.15 Fitur Explore Pada Instagram ... 57

4.16 Mengakses Berita/Informasi Melalui Instagram ... 58

4.17 Mengkases Public Figure Melalui Instagram ... 59

4.18 Mengakses Hiburan Melalui Instagram ... 60

4.19 Mengakses Onlineshop/Kuliner Melalui instagram ... 61

(15)

4.22 Pengaruh Instagram Terhadap Membeli Makanan ... 64

4.23 Pengaruh Instagram Terhadap Minat Memilih Tempat Travelling ... 65

4.24 Instagram Mempermudah Dalam Kegiatan Berkomunikasi ... 66

4.25 Keseringan Menghabiskan Waktu Dengan Instagram ... 67

4.26 Pengaruh Instagram Terhadap Kehidupan Mahasiswa ... 68

4.27 Pendapat Tentang Orang Yang Membuat Instastory Setiap Hari ... 69

4.28 Pendapat Tentang Orag Yang Memposting Foto Secara Rutin ... 70

4.29 Pendapat tentang Pengguna Yang Sering Menghapus Postingan ... 71

4.30 Fitur Explore Pada Instagram Terhadap Minat Mencari Tempat Wisata ... 72

4.31 Penggunaan Isntastory Dan Pendapat Tentang Pengguna Instagram Yang Mengunggah Instastory Setiap Hari ... 73

4.32 Uji Hipotesis... 74

(16)

Nomor Hal Halaman

Gambar 1. Model Komunikasi ... 10

Gambar 2. Proses Komunikasi ... 12

Gambar 3. Cara Beroprasional Teori Uses and Gratifications ... 15

Gambar 4. Variabel Penelitian ... 25

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas sosial manusia. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia sebab manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan dalam kehidupan sehari-hari dan dimanapun manusia itu berada.

Tak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Interaksi sosial merupakan sebuah syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam melakukan interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial.

Teknologi informasi di era globalisasi sangat berkembang pesat di dalam kehidupan masyarakat. Penggunaan fasilitas komunikasi yang semakin canggih memberikan peluang bagi setiap individu untuk mengakses informasi sesuai keinginan serta dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa memikirkan waktu.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan suatu perubahan besar dalam komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat di era modern. Pada masa ini, komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka (untuk dua orang atau lebih), namun juga dapat dilakukan melalui media seperti media sosial.

Melalui media seperti komputer, laptop, handphone, dan lain-lain kita dapat mengakses berbagai situs jejaring sosial seperti whatsapp, facebook, twitter, line, dan sebagainya. Komunikasi yang terjadi adalah ketika pengguna media sosial tersebut menyampaikan pesan melalui fitur yang ada di dalam aplikasi tersebut dan diterima oleh penerima pesan kemudian terjadi interaksi ketika pesan yang disampaikan di respon dan ditanggapi oleh si penerima pesan atau pengguna media sosial lainnya. Adapun pesan yang ditampilkan untuk dilihat pengguna lain.

Dewasa ini teknologi semakin canggih, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak sudah dapat menggunakan internet melalui handphone, laptop dan alat komunikasi lainnya, dengan kemajuan teknolgi yang semakin canggih ini masyarakat dapat dengan mudah untuk meng-akses apa yang dibutuhkan dengan

(18)

waktu yang relatif cepat, serta dengan cara penggunaannya. Berdasarkan data di Departemen Komunikasi dan Informasi (DEPKOMINFO) (2013, hlm. 1) dapat diketahui bahwa Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.

Data yang diambil dari data Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2014, dalam riset kominfo dan UNICEF mengenai

“Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet” diketahui bahwa penggunakan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Studi ini menemukan bahwa 98%

dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5%

diantaranya adalah pengguna internet (sumber: https://Kominfo.go.id). Remaja pada masa peralihan anak menjadi dewasa di antara umur 11-21) tahun, pada umumnya membutuhkan tempat untuk bisa berinteraksi dengan individu lain, pada umumnya, usia 18 – 21 tahun oleh para ahli psikologi perkembangan masih digolongkan pada remaja lanjut, Gunarso (2000: 128) menyebutkan istilah remaja lanjut biasa di sebut juga dengan “pemuda”, yang menunjukkan mereka masih pada tahapan peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa, peneliti menjadi tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai penggunaan media sosial terhadap gaya hidup di kalangan remaja lanjut atau pemuda.

Sekarang ini, remaja merupakan kalangan yang sering menggunakan media internet khususnya media sosial sebagai sarana untuk mencari informasi, hiburan maupun berkomunikasi dengan teman di situs jejaring sosial berdasarkan data yang diperoleh DEPKOMINFO (2012, hlm. 1) dapat diketahui bahwa semakin banyak pengguna internet merupakan anak muda. Mulai dari usia 15-20 tahun dan 10-14 tahun meningkat signifikan. Media sebagai sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan.

Media sosial termasuk kedalam salah satu New media. Istilah New media sendiri baru muncul pada akhir abad 20 yang dipakai untuk menyebut sebuah media baru yang menggabungkan media-media konvensional dengan internet.

New media memegang kemungkinan akses secara langsung untuk semua konten kapanpun kita mau. Perbedaan New media dengan Media Konvensional, sebenarnya bukan dilihat dari digitalisasi konten media ke bit. Akan tetapi

(19)

kehidupan yang dinamis dari isi New media itu sendiri dan hubungan interaktif dengan konsumen media. Kehidupan yang dinamis ini bergerak, bernapas dan mengalir kegembiraan secara real time.

Banyaknya teknologi yang bermunculan di era globalisasi ini, seperti teknologi digital serta berkembang pesatnya teknologi komputer di sepanjang dekade 1980-an, telah melahirkan new communication technologies atau teknologi komunikasi baru, atau disebut juga dengan istilah New media. Pemahaman mengenai New media dalam penelitian ini meminjam pendekatan yang digunakan Sonia Livington, bahwa istilah “New” disini lebih dipahami sebagai apa yang baru bagi Mahasiswa, yakni dalam konteks sosial dan kultur, bukan dengan semata- mata memahaminya hanya sebagai sebuah piranti atau artefak dimana lebih berkaitan dengan konteks teknologi itu sendiri (Terry Flew, 2005:2). Artinya defenisi New media disini dapat dibatasi sebagai ide, perasaan, dan pengalaman yang diperoleh seseorang melalui keterlibatannya dalam medium dan cara berkomunikasi yang baru, berbeda dan lebih menantang (Peter Ride & Andrew Dewdney, 2006:4).

Salah satu media sosial yang sangat diminati di kalangan mahasiswa adalah Instagram. Sebagai media komunikasi yang digandrungi oleh banyak kalangan muda khususnya mahasiswa, saat ini Instagram memiliki peringkat tertinggi keempat sebagai salah satu aplikasi yang banyak diunduh di Indonesia berdasarkan.

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagai foto yang memungkinkan pengguna menggambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan berbagai foto-foto kepada pengguna lainnya. Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang popular atau

(20)

tidak. Oleh karena itu para mahasiswa dan anak-anak zaman sekarang berlomba mengunggah foto sedemikian rupa agar dapat mendapatkan banyak like dan fotonya juga si pemilik akun tersebut menjadi popular. Dalam membagi foto tersebut, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya.

Dikutip dari berbagai sumber, pada perkembangan media sosial di Indonesia saat ini, Instagram menjadi salah satu media sosial popular di tahun 2017. Dengan 19,9 juta pengguna aktif perbulannya Instagram diprediksi masih akan berkembang di Indonesia. Pengguna Instagram di Indonesia tercatat sebagai teraktif ke 4 didunia. (sumber: www.ridwandfajar.com). Media sosial intagram yang pada umunya banyak digunakan oleh mahasiswa, sebagai sarana komunikasi penyebaran informasi kepada khalayak. Instagram memiliki jangkauan yang luas untuk melakukan komunikasi secara tidak langsung. Sebuah penelitian membuktikan bahwa penggunaan smartphone berpengaruh terhadap gaya hidup.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa rata-rata menggunakan smartphone dengan frekuensi yang tinggi. Konten yang digunakan biasanya beragam, mulai dari media sosial, game, video, musik, email, dll. Penggunaan smartphone berpengaruh terhadap gaya hidup mereka. Menggunakan smartphone agar mendapatkan pengalaman baru, ingin mendapat respon, dan ingin diakui oleh lingkungan sekitar (Gifary, 2015:174).

Instagram merupakan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan Burbn, Inc.

Yang berdiri pada tahun 2010. Burbn inc merupakan perusahaan teknologi start- up yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam.

Pada awalnya Burn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5 peranti bergerak, namun kedua COD, Kevin Systrom dan Mike Krieger memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk mebuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burn yang sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan iPhone yang isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto,

(21)

komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram. (https://wikipedia.org/wiki/Instagram)

Instagram memiliki makna dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata

“insta” berasal dari kata “insta”, seperti kamera Polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto- foto secara intan, seperti Polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata

“gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat.

Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disaampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itu Instagram merupakan gabungan kata dari “instan” dan “telegram” https://wikipedia.org/wiki/Instagram).

Mahasiswa saat ini cendrung menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial salah satunya Instagram, melihat-lihat fashion terkini, tempat nongkrong favorit terkini, dan lain sebagainya. Mahasiswa tersebut cendrung berkutat di dunia maya, sehingga tidak menyadari dampak negatif yang ditimbulkan bagi pergaulan dan kehidupan sosialnya. Seperti yang kita ketahui perkembangan teknologi pasti menimbulkan dampak negatif, terlebih Instagram yang banyak digemari remaja pada era ini (Bambang, 2012:5).

Dalam setiap kehidupan kita mungkin sudah mengenal apa yang namanya gaya hidup. Gaya hidup adalah sesuatu yang selalu ada dan dipraktekkan oleh manusia disekelilingnya., karena dengan seperti itu akan nampak cara hidup yang mereka inginkan, sesuai kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan orang lain, asiknya gaya hidup juga bisa dirasakan oleh beberapa kaum remaja yang masih melihat tren-tren gaya hidup sekarang ataupun masa depan, yang lebih dikenal dengan yang hidup modern. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Instagram merupakan media sosial yang mendukung untuk melakukan segala aktifitas yang mempengaruhi gaya hidup bagi penggunanya baik dari berbagai bidang. Sampai saat ini faktor yang sangat mempengaruhi di dalam sosial media instagram berupa postingan yang menjadi tolak ukur bagi pengguna untuk memperlihatkan gaya hidupnya baik dari segi fasion, makan, belanja ataupun kegiatan lainnya yang mendukung gaya hidup

(22)

Mahasiswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh Instagram terhadap gaya hidup Mahasiswa dalam penggunaan media sosial di Universitas Sumatera Utara. Apakah gaya hidup yang ditimbulkan mengarah pada gaya hidup positif atau justru mengarah pada gaya hidup negatif yang memiliki dampak pada penggunanya.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk memudahkan peneliti agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas. Maka pembatasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat korelasional yaitu untuk menguji hubungan atau korelasi antara pengaruh Instagram terhadap gaya hidup mahasiswa Universitas Sumatera Utara

2. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2016 yang menggunakan Instagram.

3. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang menggunakan Instagram.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut:

“Bagaimana pengaruh Instagram terhadap gaya hidup Mahasiswa dalam penggunaan media sosial?”.

(23)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan media sosial Instagram oleh mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui gaya hidup penggunaan media sosial intagram mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi dalam gaya hidup terhadap penggunaan media sosial.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi yang lebih mendalam mengenai pemahaman tentang pengaruh media sosial khususnya Instagram.

3. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan keilmuan Ilmu Komunikasi, khususnya bagi Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU.

(24)

2.1 Kerangka Teori

Teori merupakan “jantung utama” dalam penelitian kuantitatif yang harus diuji kebenarannya dalam suatu topik penelitian. Seorang peneliti kuantitatif harus memilih dan menemukan teori yang cocok dengan permasalahan yang diteliti sebagaimana yang didefinisikan oleh Nawawi (1995: 39) bahwa setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti, sedangkan Kerlinger (Rahmat, 2004:6) mengatakan teori adalah himpunan konstruk atau konsep, definisi, dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Menurut Kriyanto (2008:43) fungsi teori dalam riset yaitu membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Adapun teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa.

(25)

Adapun definisi baru yang dikembangkan oleh Rogers bersama D.

Lawrence Kincaid (1981) komunikasi merupakan suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

2.1.1.2 Fungsi Komunikasi 1. Fungsi Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisaratkan bahwa komunikasi itu penting dalam membangun konsep diri seseorang, aktualisasi-diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga atau kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial merupakan komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok.

Komunikasi ekspresif tidak bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, perihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku non verbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Seorang atasan menunjukkan simpatinya kepada bawahannya yang istrinya baru meninggal dengan menepuk bahunya.

Orang dapat menyalurkan kemarahan dengan mengumpat, berkecap pinggang, mengepalkan tangan seraya memelototkan matanya. Mahasiswa memperotes kebijakan penguasa Negara atau penguasa kampus dengan melakukan demonstrasi, unjuk rasa, mogok makan atau aksi diam.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif merupakan komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab qabul, sungkeman kepada orang tua, sawer, dan sebagainya), ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (sholat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara

(26)

wisuda, perayaan lebaran (idul fitri) atau natal, juga merupakan komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, Negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai tujuan umum yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau mengerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Maka dapat disimpulkan maka tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persusasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarannya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pertanyaannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahwa komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung mebujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

2.1.1.3 Model Komunikasi

Menurut Lasswell dalam buku public relations (Ropingi El Ishaq, 2017:119). Komunikasi adalah who, say what, in which channel, to whom, with what effect (komunikasi adalah siapa yang mengatakan, apa yang dikatakan, melalui saluran apa yang digunakan, dan apa pengaruhnya).

Gambar 1 : Model Komunikasi Menurut Lasswell dalam buku public relations (Ropingi El Ishaq, 2017:119)

2.1.1.4 Komponen Komunikasi

Menurut Onong uchjana dalam buku “public relations” (Ropingi El Ishaq 2017:119) dari pengertian tersebut dapat dirincikan bahwa proses komunikasi melibatkan beberapa komponen, yaitu :

dan Apa Akibatnya Kepada

Siapa Mengatakan

Apa

Melalui Apa Siapa

(27)

1. Komunikator (communicator, sender, source)

Komunikator merupakan orang yang menyampaikan pesan kepada pihak lain/komunikan. Komunikator dapat berupa perorangan, kelompok, bahkan instituasional.

2. Pesan (message)

Pesan dapat berisi sebuah informasi, konsep, nilai dan lainnya yang disampaikan komunikator dalam bentuk bahasa verbal maupun non verbal 3. Media (channel, media)

Media merupakan saluran yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Media dapat berbentuk bahasa maupun dalam bentuk tanda seperti kantongan dan sandi. Media juga dapat disalurkan melaui media massa, elektronik dan online.

4. Komunikan (communicant, receiver)

Komunikan merupakan orang yang menerima pesan dari komunikator.

Sama halnya seperti komunikator, komunikan juga dapat berupa perorangan, kelompok maupun institusional

5. Efek (effect, impact, influencer)

Efek merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari proses komunikasi yang berlangsung, misalnya adanya perubahan persepsi komunikan terhadap suatu masalah, atau merubah sikap dan perilaku si komunikan.

2.1.1.5 Proses Komunikasi

Berdasarkan jenisnya, menurut onong Uchjana dalam buku “public relation”(Ropingi El Ishaq, 2017:121) proses komunikasi dibagi menjadi dua jenis antara lain :

1 Komunikasi primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang dalam komunikasi ini adalah bahasa, kial (gestur), isyarat, gambar, warna, dan lambang lainnya yang dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

2 Komunikasi sekunder, yaitu proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah lambang sebagai media pertama. Media yang digunakan dalam proses ini adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet dan sebagainya.

(28)

Proses Komunikasi

Gambar 2 : Proses komunikasi menurut Philip Kotler

 Sender adalah komunikator sebagai pihak yang merumuskan dan menyampaikan pesan kepada seorang atau sejumlah orang

 Encoding adalah (penyandian) proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang yang memuat makna yang dimaksudkan komunikator

 Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh sender

 Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari sender kepada komunikan

 Decoding adalah (pengawasandian), yaitu suatu proses yang menerjemahkan/memahami makna pada lambang yang disampaikan oleh sender kepadanya

 Receiver adalah komunikan sebagai pihak yang menerima pesan dari sender

 Response adalah tanggapan atau seperangkat reaksi yang dilakukan oleh komunikan setelah menerima pesan dari sender

 Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan yang diberikan oleh receiver kepada sender apabila tersampaikan oleh komunikator

 Noise adalah gangguan yang muncul dan menghambat proses komunikasi.

Gangguan ini bisa berupa perbedaan pesan yang diterima oleh receiver dari sender karena faktor alam, kendala semiotika, kendala psikologis, kendala budaya dan sebagainya (Philip Kotler).

2.1.1.6 Gangguan Komunikasi

Sebagaimana di atas telah disinggung bahwa tidak selamanya komunikasi berjalan dengan lancar. Maka hal tersebut seringkali terjadi karena adanya gangguan datang menghadang. Gangguan tersebut mencakup:

1. Gangguan/hambatan sosio-antro-psikologi, yaitu gangguan yang bersifat sosiologis, antropologis, serta psikologis. Secara sosiologis proses komunikasi dapat terganggu karena adanya stratifikasi atau klasifikasi dalam kehidupan sosial.

Sender Encoding Message Media

Response

Receiver Decoding

Feedback

Noise

(29)

2. Gangguan/hambatan semantis, yaitu gangguan dalam proses komunikasi yang disebabkan oleh masalah simbol, bahasa, dan tanda yang digunakan.

3. Hambatan mekanis, yaitu gangguan yang muncul karena peralatan komunikasi yang digunakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga penyampaian pesan mengalami kendala, seperti masalah pada pengeras suara.

4. Gangguan ekologis, yaitu gangguan yang muncul karena kondisi ataupun bencana alam yang terjadi.

5. Gangguan budaya, yaitu gangguan yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya.

2.1.2 Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Kepuasan)

Menurut Surip (2011: 210) menjelaskan teori Uses and Gratification untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu katz pada tahun 1974 dalam buku the uses of mass communication : Current Perspectives on Gratifications Research. Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Benard Barelson (1959) yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati, menegaskan bahwa sebenarnya yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan “apa yang dilakukan media untuk khalayak (what do the media do to people). Teori milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut, serta lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa ada banyak alasan/motif khalayak untuk menggunakan media (nurudin, 2011:192)

Perspektif ini memiliki pandangan bahwa perilaku audien dibimbing oleh pencapaian tujuan dan kebutuhan tertentu. John Fiske (Surip, 2011:211) menyatakan bahwa teori uses and gratifications secara tidak langsung menyatakan bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya, teori uses and gratificasions merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa para anggota khalayak memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang bisa dipenuhi dengan menggunakan sumber-sumber media dan non media. Uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari

(30)

media massa atau sumber lainnya (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratifications memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratification atau pemenuhan kebutuhan.

Katz, Blumer & Gurevith (Ardianto, 2004:70), menjelaskan mengenai beberapa asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications yaitu:

1 khalayak di anggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2 Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3 Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhinya media lebih luas.

4 Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

5 Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tententu.

6 Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Kebutuhan dan motif penggunaan media atau uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan-kebutuhan khlayak dalam pemenenuhan informasi serta kepuasan penggunaan media massa.

Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian.

Menurut Effendy (2003:294) kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitif needs) kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan, kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Kebutuhan Afektif (Affective needs) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi (Personal integrative needs) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan stabilitas, dan status individual. Hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social integrative needs) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.

(31)

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist needs) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Kemudian Mc. Quail, Blumer, dan Brown (Novianto, 2013: 17) mengusulkan empat kategori motif penggunaan media berdasarkan penelitian mereka di Inggris, antara lain:

1. Pengawasan (surveillance), informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

2. Pengalihan (diversion), pelarian dan rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi.

3. Idetitas pribadi atau psikologi individu (personal indentity and individual psychology), penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri;

dan sebagainya.

4. Hubungan sosial (social relationship), manfaat sosial informasi dalam percakapan ; pengganti media untuk kepentingan perkawinan.

Gambar 3. Cara Beroprasional Teori Uses and Gratifications

Lingkunga n sosial:

1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadia n

Kebanyakan khalayak:

1. Kognitif 2. Afektif 3. Integrative personal 4. Integrative sosial 5. Pelepasan keterangan/

melarikan diri dari kenyataan

Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media:

1. Keluarga, teman- teman

2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Tidur

Penggunaan media massa:

1. Jenis-jenis media surat kabar, majalah, radio, TV, dan film 2. Isi media

3. Terpaan media 4. Konteks sosial dan terpaan media

Pemuasan media (fungsi):

1. Pengamatan lingkungan 2.

Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial

(32)

2.1.3 New media

Era informasi merupakan sebuah era yang mana media komunikasi telah menjadi pusat dari hampir semua yang kita lakukan. Alat untuk pengiriman, transmisi, dan menerima informasi selalu menempati tempat penting dalam aktivitas manusia. Teknologi komunikasi memiliki dampak luas terhadap kehidupan pribadi dan profesional, kelompok dan organisasi kita, dan masyarakat seluruh dunia. Media baru muncul hampir di setiap aspek kegiatan sosial dan profesional pada saat ini. Dalam industri hiburan berbagai perangkat seperti, televisi kabel, telekomunikasi, video game, layanan internet, rekaman dan pemutar ulang, telah sangat memperluas dan memperbanyak tempat rekreasi bagi kita (Ruben, 2014:214)

Sebutan media baru/new media ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini.

Media seperti televisi, radio, majalah, Koran digolongkan jadi media lama/ old media, dan media internet yang mengandung muatan interaktif digolongkan sebagai media baru/ new media. Sehingga pengistilahan ini bukan lah berarti kemudian media lama menjadi hilang digantikan media baru, namun ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik yang muncul saja (Watie,2011:70).

Media baru (new media) yang dibahas disini adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang berbagai ciri yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Rossler (McQuail, 2011: 148) mengatakan secara umum, media baru telah disambut (termasuk media lama) dengan ketertarikan yang kuat, positif, dan bahkan pengharapan serta perkiraan yang bersifat eforia, serta perkiraan yang berlebihan mengenai signifikasi mereka.

Media baru atau new media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry,2008:13).

(33)

Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang world wide web (www) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. (http://enwikipedia.org)

Definisi lain mengemukkan, media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang kompleks dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital (modern media/ new media).

Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0.

(web two point-oh), dimana sebuah menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun ke dalam internet.

Perkembangan web 2.0 sebagai platform telah mengubah sifat interaktivitas di web dan membuka alam semesta bagi pengguna media.

Internet adalah salah satu bentuk dari media baru ( new media). Internet dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan kedepannya.

Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan, memanipulasi dan menerima pesan. Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memilki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh

(34)

sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroprasi berdasarkan protokol yang terhubung secara intensional dan beroprasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama.

Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam operasi internet (McQuail,2009: 28-29).

2.1.4 Media Sosial

2.1.4.1 Pengertian Media Sosial

Media sosial merupakan sebuah istilah yang menggambarkan bermacam- macam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang kedalam suatu kalaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan yang berbasis web. Dikarena internet selalu mengalami perkembangan, maka berbagai macam teknologi dan fitur yang tersedia bagi pengguna pun selalu mengalami perubahan. Hal ini menjadikan media sosial lebih hypernim dibandingkan sebuah referensi khusus terhadap berbagai penggunaan satu rancangan (Michael Cross, 2013)

2.1.4.2 Jenis-jenis Media Sosial

Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media sosial ke dalam 6 (enam) jenis, yaitu :

1. Collaborative projects memungkinkan adanya kerjasama dalam kreasi konten yang dilakukan oleh beberapa pengguna secara simultan, misalnya adalah Wikipedia. Beberpa situs jenis ini mengizinkan penggunanya untuk melakukan penambahan, menghilangkan, atau mengubah konten, bentuk lain dari collaborative projects adalah social bookmarking yang mengizinkan koleksi berbasis kelompok dan peringkat kaitan internet atau konten media.

2. Blogs merupakan salah satu bentuk media sosial yang paling awal yang tumbuh sebagai web pribadi dan umumnya menampilkan date-stamped entries dalam bentuk kronologis. Jenis blog yang sangat popular adalah blog berbasis teks.

3. Content communities memiliki tujuan utama untuk berbagi konten media diantara para pengguna, termasuk didalamnya adalah teks, foto, video, dan powerpointpresentation. Para pengguna tidak perlu membuat halaman profil pribadi.

4. Social networking sites memungkinkan para pengguana untuk terhubung dengan menciptakan inforfacebook, informasi profil pribadi dan

(35)

mengundang teman serta relasi untuk mengakses profil dan untuk mengirim surat elektronik serta pesan instan. Profil pada umumnya meliputi foto, video, berkas audio, blogs dan lain sebagainya. Contoh dari social networking sites adalah facebook, MySpace, dan Goole+

5. Virtual games worlds merupakan platform yang mereplikasi lingkungan ke dalam bentuk tiga-dimensi yang membuat para pengguna tampil dalam bentuk avatar pribadi dan berinteraksi berdasarkan aturan-aturan permainan.

6. Virtual social worlds memungkinkan para inhabitan untuk memilih perilaku secara bebas dan untuk hidup dalam bentuk avatar dalam sebuah dunia virtual yang sama dengan kehidupan nyata. Contohnya adalah Second Life.

2.1.4.3 Karaktereristik Media Sosial

Menurut Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010) Media sosial memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

1. Kualitas distribusi pesan melalui media sosial memiliki berbagai variasi yang tinggi, mulai dari kualitas yang sangat rendah rendah hingga kualitas yang sangat tinggi tergantung pada konten.

2. Jangkauan teknologi media sosial bersifat desentralisasi, tidak bersifat hierarki

3. Frekuensi menggambarkan jumlah waktu yang digunakan oleh pengguna untuk mengakases media sosial tiap harinya.

4. Aksesibilitas menggambarkan kemudahan media sosial untuk diakses oleh pengguna.

5. Kegunaan menggambarkan siapapun yang memiliki akses internet dapat mengajarkan berbagai hal dengan menggunakan media sosial seperti mem-posting foto digital, menulis online dan lain-lain.

6. Segera menggambarkan waktu yang dibutuhkan pengguna media sosial untuk berkomkunikasi dengan orang lain secara instan.

7. Tidak permanen menggambarkan bahwa pesan dalam media sosial dapat di sunting sesuai dengan kebutuhan.

2.1.4.4 Fungsi Media Sosial

Fungsi media sosial dapat kita ketahui melalui sebuah kerangka kerja honeycomb. Pada tahun 2011, jan H. Kietzmann, Kritopher Hermkens, Ian p.

McCarthy dan Bruno S. Silvestre menggambarkan hubungan kerangka kerja honeycomb sebagai penyajian sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan media sosial dengan menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi yaitu identity, conversations, sharing, presence, relationships, reputation, dan groups.

(36)

1. Identity menggambarkan pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah media sosial menyangkut nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi sert foto.

2. Conversations menggambarkan pengaturan para pengguna berkomunikasi dengan pengguna lainnya dalam media sosial.

3. Sharing menggambarkan pertukaran, pembagian, serta penerimaan konten berupa teks, gambar, atau video yang dilakukan oleh para pengguna.

4. Presence menggambarkan apakah para pengguna dapat mengakases pengguna lainnya.

5. Relationship menggambarkan para pengguna terhubung atau terkait dengan pengguna lainnya.

6. Groups mengambarkan para pengguna dapat membentuk komunitas san sub-komunitas yang memiliki latar belakang, minat, atau demografi.

2.1.5 Instagram

Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagai foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasul kamera Kodak instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.

Instagram berasal dari kata “insta” berasal dari kata “instan”. Seperti kamera Polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti Polaroid didalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata

“telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diditerima dengan cepat. Oleh karena itu Instagram merupakan lakuran dari kata instan dan telegram.

Diikuti dari Wikipedia.org terdapat banyak fitur instagram yang dimiliki dengan berbeda fungsi di setiap masing-masing fitur :

1. Pengikut

Sistem sosial didalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan

(37)

demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto- foto yang telah di unggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi termasuk unsur yang penting dalam fitur ini, serta jumlah tanda suka dari pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi popular atau tidak.

2. Mengunggah Foto

Instagram adalah sebagai tempat untuk berbagi foto kepada pengguna lainnya dengan cara mengunggah foto yang ada di galeri maupun melalui kamera (salah satu fitur di Instagram).

3. Kamera

Instagram juga menyediakan fitur kamera di dalamnya. Foto yang diambil melalui kamera dalam Instagram juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan penggunanya. Foto-foto yang diunggah tidak terbatas atas jumlah tertentu, namun memiliki keterbatasan ukuran.

Ukuran yang digunakan adalah dengan rasio 3:2 atau sebatas bentuk kotak saja. Setelah pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah, maka pengguna akan dibawa kehalaman selanjutnya untuk menyunting foto tersebut.

4. Efek Foto

Mulanya Instagram memiliki 15 efek foto yang dapat digunakan oleh pengguna. Adapun efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sustro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham, 1997, dan Lord Kelvin. Kemudian Instagram menambahkan 4 efek baru yaitu: Valencia, Amora, Rise, Hudson, dan menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham.

Fitur lainnya yang ada pada bagian penyuntingan adalah tilt-shift yang berfungsi untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto dan sekelilingnya menjadi buram. Dalam penggunaanya aplikasi tilt-shift memiliki 2 bentuk, yaitu persegi panjang dan bulat, kedua bentuk tersebut dapat diatur besar kecilnya dengan titik fokus yang diinginkan. Tilt-shift juga mengatur rupa foto di sekeliling titik fokus tersebut, sehungga para pengguna dapat mengatur tingkat keburaman pada sekeliling titik fokus di dalam foto tersebut.

5. Judul Foto

Setelah penyuntingan foto, maka foto akan dibawa ke laman selanjutnya kemudian foto tersebut akan diunggah. Sebelum mengunggah foto pengguna dapat memasukkan judul untuk menamai foto tersebut sesuai dengan apa yang ada di pikirkan oleh pengguna.

Pengguna juga dapat memberikan label pada judul foto tersebut sebagai tanda untuk mengkelompokkan foto tersebut dalam sebuah katagori antara lain :

o Arroba

Seperti facebook dan twitter, Instagram juga memiliki fitur untuk menyinggung pengguna lain dengan memaksukkan tanda arroba (@) kemudian memasukkan nama akun Instagram dari pengguna yang ingin di singgung. Pengguna tidak hanya dapat menyinggung

(38)

pengguna lainnya dalam foto, namun juga dapat juga menyinggung dalam kolom komentar.

o Label Foto

Label dalam Instagram merupakan sebuah kode yang memudahkan pengguna untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan kata kunci. Lebel dapat digunakan dalam segala bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto tersebut.

Pengguna dapat memasukkan namanya sendiri, lokasi pengambilan foto, untuk menginformasikan sebuah acara, untuk menandakan sebuah lomba, atau menandakan bahwa foto tersebut merupakan sebuah komunitas. Foto yang telah diunggah dapat dicantumkan label yang sesuai dengan informasi yang berkaitan dengan foto.

o Geotagging

Geotagging adalah identifikasi metadata geografis dalam situs web ataupun foto dengan geotag, pengguna dapat mendeteksi lokasi tempat penggambilan foto. Bagian geotag akan muncul ketika para pengguna Instagram mengaktifkan gps mereka.

6. Tanda suka

Fitur ini berfungsi sebagai penanda bahwa pengguna lain menyukai foto yang telah diunggah. Jumlah pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting untuk mebuat foto menjadi terkenal. Bila foto tersebut terkenal, maka secara langsung foto tersebut masuk kedalam halaman popular.

7. Peraturan Instagram

Ada beberapa peraturan yang tersedia dalam Instagram agar pengguna tidak mengunggah foto yang tidak sesuai dengan peraturan. Seperti pelarangan untuk mengunggah foto-foto yang berbau pornografi, dan juga mengunggah foto pengguna lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. Bila ada salah satu foto dari akun yang terlihat sama oleh pengguna lain, maka pengguna tersebut memiliki hak untuk menandai foto tersebut dengan bendera atau melaporkannya kepada pihak Instagram.

2.1.6 Gaya Hidup

Blackwell, James dan Paul (1994) dalam Aprianti (2005) menyatakan bahwa gaya hidup didefenisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi dan variable lain.

Blackwell, James dan Paul (1994) dalam Aprianti (2005) juga menyatakan bahwa gaya hidup terdiri dari kegiatan (activities), minat (interest), dan opini (opinion).

Kegiatan adalah tindakan nyata seperti menonton media, berbelanja di toko atau menceritakan pada orang lain mengenai hal yang baru. Walaupun

(39)

tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang diukur secara langsung. Minat akan semacam objek, peristiwa atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya.

Opini adalah “jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana semacam “pertanyaan” diajukan. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Gaya hidup tersebut akan menentukan perilaku seseorang terhadap kehidupan. Gaya hidup menggambarkan orang seutuhnya, yang berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi dengan lingkungan yang terjalin terus menerus akan membentuk gaya manusia yang seutuhnya. Berge dan Arthur Asa (1998) mengatakan bahwa gaya hidup adalah istilah menyeluruh yang meliputi cita rasa seseorang di dalam fashion, mobil, hiburan dan hal-hal lain. Gaya hidup mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup remaja dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan bersama teman-temannya, minat-minat apa saja yang mereka miliki, dan bagaimana opini mereka tentang hal yang berlangsung.Meskipun rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan lingkungan budaya dan historinya, kini di Amerikas Serikat dan sebagian besar budaya lainnya, masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun (John W. Santrock, 2007; 20).

Gaya hidup merupakan sebagai cara bagaimana seseorang mengkonsumsi waktu dan uangnya untuk mengaktualisasikan dirinya. Gaya hidup juga dapat menjadi ajang ekspresi dan adaptasi seseorang terhadap budaya yang tengah melanda, sehingga tindakannya didasarkan pada pola baru yang dilahirkan akibat perkembangan zaman. Dalam hal ini, bentuk budaya modern meghadirkan gaya hidup modern, yang menjadi acuan dalam bersikap maupun bertindak. Termasuk ketika hadir produk-produk baru dianggap bagian dari bentuk simbolis gaya hidup masa kini.

Gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari berguna untuk mengenali dan menjelaskan adanya kompleks identitas dan afiliasi sosial yang lebih luas. Gaya

(40)

hidup menunnjukkan pola-pola tindakan dan pengelompokan tipe-tipe sosial yang berbeda yang berlaku dalam pergaulan modern.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konep adalah penejelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka konsep merupakan argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Untuk merumuskan hipotesis, maka argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya (Usman, 2009:34). Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adaalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas penggunaan Media Sosial Instagram.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Dalam sebuah desain penelitian, seorang peneliti harus mengetahui secara pasti, apakah ada faktor yang muncul, ataukah tidak muncul, atau berubah seperti yang diperkirakan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku komunikasi pada Gaya Hidup Mahasiswa.

(41)

2.3 Variabel Penelitian

2.4 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Oprasional Variabel Bebas (X)

Penggunaan Media Sosial Instagram

Penggunaan meliputi:

- Kebutuhan Kognitif (Cognitif needs)

- Kebutuhan Afektif (Affective needs)

- Kebutuhan Pribadi (Personal integrative needs)

- Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social integrative needs)

- Kebutuhan Pelepasan (Escapist needs)

Variabael Terikat Gaya Hidup Mahasiswa

Gaya Hidup meliputi : - Kegiatan (activities) - Minat (Interest) - Opini (Opinion) Karakteristik Responden - Jenis kelamin

- Usia

Variabel Terikat Perilaku Komunikasi

pada Gaya Hidup Mahasiswa Variabel Bebas (X)

Penggunaan Media Sosial Instagram

Karakteristik Responden

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah S-O-R dimana penelitian ini akan mengkaji hubungan sebab akibat kemudian mendeskripsikan dan pengaruh media sosial

perpustakaan tentang pengaruh penggunaan celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pengguna media sosial instagram , serta dapat menjadi pembanding bagi mahasiswa lain

BERBELANJA SECARA ONLINE MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (Studi Kasus pada Mahasiswa Pengguna Aktif Media Sosial Instagram) Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang

Hal ini menunjukkan pengaruh terbesar sehingga perusahaan jika ingin terus menjaga tingkat keinginan dari pengguna social media terutama pengguna Instagram J&T Express

Menurut Teori Modelling ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus berupa Gaya Hidup Hedonis Followersnya terhadap stimulus khusus yang berupa Media Sosial

Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek foto (filter) yang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting foto nya, Sebelum

Samson Fajar2 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro ibnuummi@gmail.com Fathur Rohman3 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro fathurbey80@gmail.com

1 Juni 2023 DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v18i1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA EDUKASI GIZI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN ZAT BESI