PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN: BASIS PENDIDIKAN KARAKTER
Teks penuh
(2) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 130. PENDAHULUAN. P. ersoalan moral atau akhlak merupakan suatu hal yang sangat urgen untuk menjadi perhatian sebab ia menjadi pilar utama untuk tumbuh dan. berkembangnya peradaban suatu bangsa. Para ahli ilmu sosial, sependapat bahwa kualitas manusia tidak dapat diukur hanya dari keunggulan keilmuan dan keahlian semata, tetapi juga diukur dari kualitas akhlak. Ketinggian ilmu tanpa dibarengi dengan akhlak mulia akan menjadi sesuatu yang sia-sia bahkan ilmu tanpa akhlak dan moral dapat membawa kepada kehancuran Untuk menghasilkan manusia bermoral dan berakhlak mulia, maka manusia perlu dimininij, dikembangkan, dididik, dibina dan diberikan bimbingan, melalui pendidikan. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa di mana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan langkah kehidupan bangsa yang maju dan berpendidikan serta bermoral, dan berbudi pekerti yang baik. Pendidikan merupakan sebuah sistem sosial yang menetapkan pengaruh adanya efektifitas dari keluarga dan sekolah dalam membentuk generasi muda dari aspek jasmani, akal dan akhlak. (Tholhah Hasan, 2005: 37). Dalam hal ini pendidikan memegang peranan penting. Sebagaimana Allah berfirman, dalam (QS. Asy-Syams [91]: 7-10). ”..Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaan-Nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaanya, sungguh beruntung orang yang mensucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotoriya. (Depag, RI, 1998: 1064). Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa, manusia dilengkapi dengan jiwa oleh Allah, yang bisa berkembang kepada yang baik maupun yang buruk. Dalam menuju perkembangan tersebut manusia tidak bisa berkembang begitu saja, tanpa adanya sebuah usaha. Adapun salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia itu ialah melalui pendidikan. Manjemen pembinaan akhlak yang sesuai dengan tuntunan alQur’an dan menurut syariat Islam, yang pertama adalah meminij/membina akhlak diri sendiri, dilanjutkan pembinaan akhlak di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan dari masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota keluarga menjadi bagian yang harus diperhatikan dalam menajemn pembinaan akhlak dalam bentuk hak serta tanggung jawab masing-masing. Sehingga dengan pembinaan tersebut seseorang mampu hidup dengan baik dalam budaya lingkunganya. Tujuan utama manajemen pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak seseorang akan di anggap mulia jika perbuatanya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Perhatian Islam terhadap pendidikan akhlak disyariatkan dalam surat Luqman ayat 12-19,.
(3) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 131. bahwa seorang Luqman mempunyai akhlak yang baik dalam mendidik anak-anaknya. Luqman al Hakim adalah satu pribadi besar dan mulia yang diakui oleh Allah. Dalam al-Qur’an didapati satu surat yang disebut dengan surat Luqman. Nasehat-nasehat kemanusiaan Luqman al-Hakim diakui oleh Allah di dalam al-Qur’an sebagai nasehat yang Qur’ani, yang seharusnya menjadi pedoman terutama bagi orang tua dan ahli didik. Pertimbangan di atas, sangat menarik dan masuk akal untuk mengkaji konsepsi manajemen pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Qur'an yang terkait dengan perkembangan masalah saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan: (1) rumus/konsepsi pendidikan akhlak berdasarkan perspektif Al-Qur'an; (2) ikhtisar Konsepsi pendidikan akhlak berdasarkan perspektif Al-Qur'an Surat Lukman ayat 1219; dan (3) mendapatkan formula untuk manjemen pengembangan model pendidikan akhlah berdasarkan Al-Qur'an surat Lukman 12-17. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif sementara analisis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif, bukan inferensial. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka, bahwa penelitian kepustakaan ini, bertujuan untuk mencari dan membandingkan naskah atau pendapat pada ahli tafsir dan ahli pendidik tentang pendidikan akhlak. Data dan informasi dengan berbagai bahan yang tersedia di Perpustakaan seperti buku, majalah, skrip, catatan, sejarah, dokumen dan banyak lebih. Pada dasarnya, literatur atau bibliografi bisa menjadi alat dasar dan utama Analisis praktek penelitian. Penelitian kepustakaan akan menghasil suatu kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis dan sebagainya. PEMBASAN Konsep Dasar Manajemen pendidikan Karakter Dalam Al-Qur’an Makna dan Tujuan Manajemen Pendidikan Karakter Pendidikan akhlak terbentuk dalam dua kata “pendidikan” dan “akhlak”. Untuk memudahkan dan memahami pengertian pendidikan akhlak membutuhkan terlebih dahulu pemahaman akan dua kata tersebut. Dalam pendidikan banyak sekali para ahli berpendapat dalam mengartikan kata pendidikan, baik para ahli pendidikan barat ataupun para ahli pendidikan Islam. Menurut Langeveld (Hasbullah, 2009: 2), pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih cepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Dalam. bahasa. Arab. “pendidikan. sama. dengan. “At-Tarbiyyah”,. kata. (-َب َ َر ْ )بُو یَ َرyang berarti bertambah tumbuh (Mahmud Yunus, 1989: 120). Kata kedua “robaya” (َْ ) َربَيyang berarti mendidik, mengajar, mengasuh, dan yang ketiga adalah At-Tarbiyyah. berasal. dari. tiga. bentuk.. Pertama. kata. “rabaa-yarbuu”.
(4) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 132. kata “rabba- rabaya” (ََّرب- )ربيyang berarti mengasuh, mendidik, mengemong (Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, 2003: 952). Sementara ahli pendidik Islam menyatakan bahwa “Tarbiyah” adalah proses menyadarkan manusia agar dapat mewujudkan penghambaan diri kepada Allah SWT. Baik secara individu maupun bersama-sama. (Cahyadi Takariawan, 2003: 137). Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Ada istilah yang senantiasa disejajarkan ketika seseorang membicarakan tentang etika sosial manusia. Di antara istilah-sitilah itu adalah moral, etika, dan akhlak. Rachmat Djatnika (1996:26), dalam bukunya yang berjudul Sistem Ethika Islami menyatakan bahwa sinonim dari akhlak adalah etika dan moral. Manajemen Pendidikan akhlak adalah proses mengarahkan atau mendidik manusia mengenai ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicitacitakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat. Manajemen pendidikan akhlak adalah suatu usaha yang disengaja, memberikan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa penanaman akhlak mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan dalam hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan bersikap dalam membentuk kepribadian yang mulia. Adapun tujuan utama manajemen pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berjalan di jalan yang lurus yaitu jalan yang di ridai oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia bahagia di dunia dan akhirat. Dari gambaran itu, dapat dimaknai bahwa tujuan manajemen pendidikan akhlak adalah terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan dapat tercapai keselamatan di dunia dan akhirat. Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim dalam segala hal, baik dalam hal keagamaan maupun hal keduniaan. Meneladani Rasulullah merupakan kewajiban setiap muslim hingga tiba hari perhitungan nanti. Perintah untuk menjadikan beliau sebagai tauladan adalah firman Allah, dalam (Q.S. Al-Ahzab [33]: 21), sebagai berikut:. Artinya: “..Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Depag, RI, 1998: 670)..
(5) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 133. Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral atau bermanusiawi. Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik. Dalam konteks Kurtilas disebut pendidikan budi pekerti. Objek, Metode, dan Faktor yang memegaruhi Manajemen Pendidikan Akhlak Dalam garis besarnya, akhlak di bagi menjadi dua bagian yaitu, akhlak terhadap Allah (yang menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan). Kedua hal tersebut, dirincikan mencakup: (a) akhlak manusia kepada allah; (b) akhlak manusia kepada rasulullah; (c) akhlak manusia kepada diri sendiri; (d) akhlak manusia kepada sesama manusia; dan (e) akhlak manusia kepada alam sekitar. (Zubaedi, 2011: 66). Ada tiga metode Manajemen mendidik akhlak, yaitu: (a) secara langsung, yaitu cara memberi petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu; (b) secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti, seperti: mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga; (c) mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak, sebagai contoh mereka mempunyai kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka. Athiyah al-Abrasyi (1970: 133), Adapun, faktor utama yang mempengaruhi akhlak atau moral, yaitu: pertama; Faktor Intern, yang dimaksud faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luar sebagaimana firman Allah, dalam (QS. Ar-Ruum: [30]: 30), sebagai berikut:. Artinya: “...Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Depag, RI, 1998: 645). Kedua, faktor ekstern, adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia yang meliputi: (a) Pengaruh keluarga; Keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi diri pribadi atau dirinya sendiri. (b) pengaruh sekolah; pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan keluarga. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta sekolah dapat mempengaruhi akhlak anak (Hasbullah, 2009: 39). dan (c) pengaruh lingkungan. masyarakat; Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu.
(6) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 134. daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuanya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupanya. (Sutari Imam Barnadib, 1986: 133). Dengan demikian mannnnnajemen/pembentukan akhlak mulia membutuhkan pendidikan, baik dari keluarga, sekolah, ataupun lingkungan masyarakat. Menerapkan kebiasaan-kebiasaan, latihan-latihan serta contoh-contoh yang baik. Sehingga anak dapat memahami dan mengaplikasikan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Manusia yang digambarkan dalam al-Qur’an Secara. umum. Akhlak. digambarkan. dalam al-Qur’an. meliputi. akhlak. mahmudan dan akhlak mazmumah Akhlak Mammudah (akhlak baik) Di antara contoh-contoh akhlak baik (mahmudah) yang ada dalam al-Qur’an, antara lain: Pertama; Sabar; makna kata sabar dimaknai usaha menahan diri dari halhal yang tidak disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan. (Wahid Ahmad, 2004: 85). Sabar adalah konsekuen dan konsisten dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan serta dalam menerima segala cobaan. Firman Allah, dalam (QS.Albaqarah [2]: 45);. Artinya: “...Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang. demikian. itu. sungguh. berat,. kecuali. bagi. orang-orang. yang. khusyu',” (Depag, RI, 1998: 16). Kedua; menjaga kesucian diri (al-‘Ifafah), termasuk dalam akhlak baik (mahmudah) yang dituntun dalam ajaran Islam. Menjaga diri dari keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap waktu. Dengan menjaga diri secara ketat, hal ini dilakukan mulai dari memelihara hati (kalbu) untuk tidak berbuat rencana dan angan-angan yang buruk. Sebagian kebalikan dari sifat tersebut ialah sikap mempertaruhkan panggilan hawa nafsu. Untuk hal itu Allah berfirman, dalam (QS. Yusuf [12]: 53),. Artinya: “...Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (Depag, RI, 1998: 357). Ketiga; memelihara Amanah; secara etimologi, ialah kesetiaan ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran. Betapa pentingnya sifat dan sikap amanah dalam.
(7) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 135. masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari tatanan sosial umat Islam, maka kehancuran lah yang akn terjadi bagi umat Islam. Allah berfirman, dalam (QS. AnNisa [4]: 58);. Artinya: “...Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (Depag, RI, 1998: 128). Keempat; Bersifat Adil, kata adil berasal dari bahasa Arab. Artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sikap adil hanya bisa ditunjukan oleh mereka yang memiliki hati nurani yang bersih, keadilan hanya bisa ditunaikan dengan ketakwaan. Allah berfirman, dalam (Al-Maidah [5]: 8),. Arinya: “....berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Depag, RI, 1998: 159). Kelima; Bersifat Kasih Sayang, pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman) adalah fitrah yang dianugrahkan kepada makhluk. Allah berfirman, dalam (QS.AlBalad [90]: 17), yaitu:. Arinya: “Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (Depag, RI, 1998: 1062). Keenam; Bersifat kuat (al-Quwwah), termasuk dalam rangkaian keutamaan akhlak. Kekuatan pribadi manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian: (1) kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh, (2) kuat jiwa, bersemangat, inovatif dan inisiatif, (3) kuat akal, pikiran, cerdas, dan cepat mengambil keputusan yang tepat. Kekuatan ini hendaknya dibina dan diikhtiarkan supaya bertambah dalam diri, dan dapat digunakan meningkatkan amal perbuatan. Tambahan kekuatan itu diperoleh selain dengan usaha fitrah atau jalan yang wajar, juga memohon kepada Allah: Allah berfirman, dalam (QS. al-Kahfi [18]: 39);. Artinya: “...Dan Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah.
(8) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 136. semua Ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). sekiranya kamu anggap Aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,”(Depag, RI, 1998: 450). Ketujuh; Bersifat Malu (al-Haya’), ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri sendiri di kala melanggar peraturan Allah. Perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista. Allah berfirman dalam (QS. An-Nisa [4]: 108):. Artinya: ”..mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan Keputusan rahasia yang Allah tidak ridlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan” (Depag, RI, 1998: 139). Kedelapan; Bersifat Tawadhu, adalah bersikap tenang, sederhana, dan sungguhsungguh menjauhi perbuatan takabur (sombong). Allah berfirman, dalam (QS.Al- Furqon [25]: 63);. Artinya: “...Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Depag, RI, 1998: 568). Kedelapan contoh akhlak dipararkan di atas, merupakan sebagian kecil dari yang da dalam al-Qur’an. Selain itu, masih banyak lagi ayat-ayat yang menerangkan akhlak yang baik. Akhlak Mazmumah (akhlak tercela) Adapun, diantara contoh-contoh akhlak tercela (mazmumah) yang ada dalam alQur’an dan harus dijauhi oleh seorang muslim, menurut (Abu Jabir Al-Jazairi, (2000: 262), antara lain: (1) Zalim, adalah meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. Semua perilaku yang tidak pantas dan tidak di senangi oleh hati nurani dan juga agama, (QS. Luqman: 13); (2) Hasad, adalah harapan seseorang agar suatu nikmat hilang dari orang lain. Hasad ada dua tingkatan. Tingkatan pertama adalah setelah nikmat itu hilang dari orang lain, ia berharap pindah kepada dirinya. tingkat kedua adalah nikmat itu hilang dari orang lain meskipun juga tidak pindah ke tanganya (QS. An-Nisa: 54); (3) Ujub; adalah perasaan bangga terhadap diri sendiri. Karena ujub ini seseorang bisa terjerumus dalam kesombongan dan terperdaya, maka sifat ujub harus dijauhi oleh setiap muslim. Untuk dapat menjauhi ujub maka seorang muslim harus menyadari bahwa semua kemuliaan dan keagungan hanyalah milik Allah. Nikmat yang ada pada manusia, baik itu berupa fisik yang sempurna, harta yang melimpah, atau ilmu yang.
(9) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 137. tinggi, hanyalah limpahan dari kasih sayang Allah kepada manusia (QS Al-Infitar: 6); (4) Riya; adalah kemunafikan, dan syirik. Hakikat riya’ ialah seorang hamba taat kepada Allah dengan tujuan sampingan yaitu ingin mendapatkan kedudukan di hati manusia (QS. Al-Ma’un: 4-7); (5) Menipu adalah berkhianat dan pelanggaran janji. Menipu termasuk dalam perbuatan tercela karena sangat merugikan orang lain dan agama mengharamkan perbuatan yang menipu; dan (6) Kemalasan dan kelemahan adalah penyakit kepribadian manusia yang jika terjangkit akan membuat seseorang tidak bisa mencapai kemajuan dalam hidup (QS. Al-Ahzab:10); (7) Kemalasan dan kelemahan adalah penyakit kepribadian manusia yang jika terjangkit akan membuat seseorang tidak bisa mencapai kemajuan dalam hidup. Ajaran Islam menyuruh umatnya untuk bekerja keras, berlomba-lomba dalam kebaikan, berjuang meraih kejayaan dalam hidup. Perintah Allah swt, ”..Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”(Ali Imran: 133). Konsepsi Manajemen pendidikan akhlak perspektif QS. Lukman ayat 12-19 Luqman terkenal dengan al-Hakim. Al-Hakim adalah orang yang bijaksana, berupa pengetahuan, pemahaman, perkataan serta perbuatan, sehingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan jahat, dan bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Luqman bukan seorang nabi, tetapi ia hamba Allah yang banyak berbuat kebajikan, dan keyakinannya yang lurus dalam mendidik anak, antara lain: Pendidikan Syukur Bersyukur adalah mengfungsikan seluruh kenikmatan Allah pada tujuan yang sebenarnya. Allah berfirman dalam (QS. Luqman [31]: 12).. Artinya: ”..Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Depag, RI, 1998: 668). Kata ( )ال ِحك َمةal-Hikmah adalah bentuk masdar dari (َْ ) َح َكم, hakama, (ُْ )یَح ُكمyahkumu, () ِحك َمة hikmah (Miftahul Huda dan Muhammad Idris, 2008: 94). Al-Hakim adalah orang yang memiliki hikmah, sedang hikmah itu sendiri merupakan pengetahuan terdetail tentang sesuatu, dan dikatakan juga. dengan. istilah. al-Hakim. bagi. orang. yang. mengetahui. secara. detail. tentang ciptaan dan diyakininya. (Miftahul Huda, 2009: 77). Al-Hikmah. bermakna. kendali. hewan.. Dinamakan. demikian. karena. pengendalianya dapat mengendalikannya dari keliaran dan sejenisnya, dan kata “pemilik hikmah” artinya hikmah itu mencegah pemiliknya dari akhlak jelek. Melihat.
(10) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 138. beberapa pengertian di atas, sebenarnya makna hikmah dari sisi bahasa memiliki kedekatan arti, yaitu berdasar pada makna mengekang, karena orang yang memiliki hikmah mengekang dirinya dari perbuatan-perbuatan tercela. Al-Hikmah ( )ال ِحك َمةmenurut para etimolog mengandung arti yang banyak sekali, yaitu pemahaman, pengetahuan, kesabaran dan ketabahan, yang dapat mencegah seseorang dari kerusakan dan kehancuran, serta dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. (Miftahul Huda, 2009: 78). Syukur adalah menampakkan nikmat, yang artinya menggunakan nikmat pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, serta menyebut-nyebut nikmat dan pemberianya dengan lidah. (Zubaedi, 2011: 95). Syukur mencakup tiga sisi: pertama, syukur dengan hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah. Kedua, syukur dengan lidah dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya. Ketiga, syukur dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahanya (Zubaedi, 2011: 95). Kata syukur terambil dari kata (َْ ) َش َكر yang maknanya berkisar pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu. Syukur yang paling penting adalah syukur kepada Allah. Sebab Dialah pemberi segala kenikmatan kepada seluruh hambanya. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya manfaat dari syukur itu kembali kepada dirinya. Dan barang siapa yang kafir kepada nikmat Allah, maka dia sendiri yang akan menanggung akibat buruk kekafiran itu. Allah berfirman, dalam (QS.Ibrahim [14]: 7);. Artinya: “..Dan tatkala Tuhan kamu memaklumi: “Sesungguhnya demi, jika kamu bersyukur pasti aku tambah kepada kamu dan jika kamu kufur sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.” (Depag, RI, 1998: 380). (ّ ) َغنِيghaniyyun atau maha kaya terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ( )غghain, ( )نnun, (يya’) yang maknaya berkisar pada dua arti, Kata. pertama menunjukan cukup dan, kedua suara. (M.Quraish Shihab, 2003: 123). Kecukupan baik menyangkut harta maupun selainya. Dari sini lahir kata ghaniyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa berkecukupan hidup di rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup sendiri tanpa suami, dan yang kedua adalah suara. Dari sini lahir kata mughanniy dalam arti penarik suara atau penyanyi. Sebab penyanyi mempunyai suara yang baik. Kata (ٌّ ) َغنِيghaniyyun dalam ayat tersebut berarti Allah maha kaya bahwa Dia tidak butuh kepada sesuatu. Namun manusia betapapun kayanya, ia tetap butuh, paling tidak kebutuhan kepada yang memberikan kekayaan, yaitu Allah..
(11) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 139. Kata (ُ )ال َح ِمیدal-Hamid terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ( )حha, ()م mim, ( )دdal, yang maknanya menunjukan kepada antonim tercela. (M.Quraish Shihab, 2002: 25). Ada tiga unsur dalam perbuatan yang harus dipenuhi oleh pelaku sehingga dia mendapat pujian, yaitu: 1) indah (baik), 2) dilakukan secara sadar, dan 3) tidak terpaksa atau dipaksa. Kata (ُ )ال َح ِمیدal-Hamid berarti Dia menciptakan segala sesuatu dan segalanya diciptakan dengan baik serta atas dasar ikhtiar dan kehendakNya tanpa paksaan. Maka segala perbuatan-Nya terpuji dan segala yang terpuji merupakan perbuatanNya, sehingga wajar Dia menyandang sifat al-Hamid. Pendidikan keimanan Pendidikan keimanan berarti tidak syirik atau tidak menyekutukan Allah. Sebagaiman firman-Nya dalam (QS. Luqman [31]: 13),. Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Depag, RI, 1998: 668). Al-qur’an dalam menyebutkan anak ada kata (ُْ )إِبنibn, (ّْ )بُنَيbunayy, ( ) َولَدwalad. Kata ibn berarti sesuatu yang lahir oleh sesuatu. Kata tersebut dapat berarti: (a) anak yang dijadikan oleh Allah menjadi ada karena adanya orang tua, (b) segala sesuatu yang dihasilkan dari satu arah atau dari pendidikan, (c) banyaknya pengabdian yang dilaksanakan sesuai dengan perintah. Kata (َْ ّْ )بُنَيbunayy adalah tashghir dari ibn dapat berarti anak kecil, anak kandung, murid, atau anak didik, yang banyak mengabdi dan menaati perintahperintah Allah. Kata (ُْ ) َولَدwalad berarti sebagai dasar kelahiran anak keturunan yaitu anak kandung atau anak secara biologis. Kata iman berasal dari bahasa Arab (َْ )اَ َمنamana, (ُْ )یُؤ ِمنyu’minu, (َْ )إِیماَنimana, berarti percaya. Bagi seseorang yang percaya atau beriman akan menjadi dirinya menjadi aman. Pendidikan keimanan berarti tidak syirik. Syirik arti katanya adalah sekutu atau persekutuan. (Harun Nasution, 1992: 906). Syirik merupakan dosa yang paling besar yang tidak dapat diampuni. Musyrik adalah orang yang mempersekutukan, yaitu orang yang menganggap bahwa tuhan mempunyai sekutu. Allah berfirman dalam (QS.An-Nisa [4]: 48):.
(12) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 140. Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (Depag, RI, 1998: 126). syirik berasal dari bahasa Arab (َْ ) ِشرك syirka, (ُْ)یَ ُش َرك yasyuraku, (ُْ )ال ِّشركas-syirkun, menyekutukan Syirik dibagi menjadi dua, syirik besar Kata. dan syirik kecil. Syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi Allah, yaitu memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah. Syirik kecil adalah memelihara selain Allah menyertainya dari sebagian urusanya, dan merupakan wasilah dari syirik besar. Misalnya dalam perbuatan yaitu bersumpah selain nama Allah, dan dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’. َ ) zhalama yang mempunyai dua arti, pertama berarti Kata (ُْ )ظُلمzhulm dari (َْ ظلَم lawan dari bercahaya dan bersinar, kedua berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Zhalim adalah orang yang tidak mendapatkan cahaya dan sinar, serta berbuat sesuatu tidak pada tempatnya. Kezaliman secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) Zalim kepada Allah (mengingkari Allah) dan syirik (menyekutukan Allah). (2) Zalim kepada diri sendiri adalah semua perbuatan yang merugikan diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. (3) Zalim kepada orang lain berarti berbuat sesuatu yang merugikan atau melukainya. Baik itu menyangkut harga diri, harta maupun fisiknya. (Wahid Ahmad, 2004: 182-87). Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim, karena perbuatan syirik berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Yaitu menyamakan kedudukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak mempunyai kenikmatan apapun. Luqman memberi nasehat sebagai belas kasih sayang dan cinta terhadap anaknya, nasehat pertama adalah bertauhid, menyembah Allah semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, sesungguhnya menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang besar. (Muhammad Nasib ar-Rifa’i, 2000: 789). Kata (ُْ )یَ ِعظُھYa’izhuhu terambil dari kata ( ) َو ِعظwa’zh yaitu nasehat yang menyangkut berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati (M. Quraish Shihab, 2003: 127). Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasehat itu dilakukan dari saat ke saat. Sebagai mana dipahami dari bentuk kata kerja masa kini dan datang yaitu pada kata (ُْ )یَ ِعظُھya’izhuhu. Pendidikan berbakti kepada kedua orang tua Berbakti kepada kedua orang tua harus dilakukan oleh seorang anak, karena orang tua yang mengandung, melahirkan, menyusui serta menyapih sampai umur dua.
(13) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 141. tahun. Allah SWT, telam memeintakannya dalam (QS. Luqman [31]: 14-15), sebagai berikut:. Artinya: ”..Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Luqman: 14-15) Kata (ُْ )ا ِالن َسانal-insan yang diterjemahkan dengan “manusia” terambil dari akar kata (ُْ )أُنسuns, yang berarti senang, “jinak” dan “harmonis’, atau ia terambil dari akar kata (ٌْ )نِسيnis-y yang berarti “lupa”. Ada yang berpendapat dari (ٌْ )نَوسnawsun berarti bergerak dan dinamika. (M.Quraish Shihab, 1997: 87). Makna-makna di atas paling tidak memberikan gambaran tentang potensi atau sifat makhluk tersebut, yaitu bahwa ia memiliki sifat lupa, kemampuan bergerak yang melahirkan dinamika. Ia juga adalah makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang, harmonis dan kebahagiaan kepada pihak-pihak lain. (ِْ )بِ َوالِدَیھberarti kedua orang tuanya, kata tunggalnya adalah (ُْ ) َولِد walid, (ُْ ) َولِدwalid berarti orang tua kandung, sebab arti walad (ُْ ) َولَدsebagai dasar anak keturunan (M. Quraish Shihab, 2002: 290). Berbakti kepada kedua orang tua termasuk perbuatan kebajikan. Allah berfirman: dalam (QS.Maryam [19]:14).. Artinya: “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukan ia orang yang sombong dan durhaka.” (Depag, RI, 1998: 464). Allah berfirman, dalam (QS.Maryam [19]: 32).. Artinya: “Dan berbakti kepada ibuku dan Dia (Allah) tidak menjadi aku seorang yang sombong lagi celaka.” (Depag, RI, 1998: 466). Kata (َ )بَرbarran sama dengan birr berakar kata dari huruf ( )بba, (ra’), yang berarti baik hikayat, suara, daratan dan tumbuh-tumbuhan. Kata barran.
(14) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 142 dalam. ayat. tersebut. berarti. banyak. kebaktian. atau. yang. banyak. melimpah kebaikan. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang dicintai oleh Allah.. Mengingatkan betapa beratnya ibu ketika hamil dan menyusuhi maka bersyukurlah kepada Allah atas nikmat Islam dan Ihsan. Dan bersyukurlah kepada kedua orang tua atas nikmat pendidikan (mendidik) serta berbuat baik dan menjaga silaturrahim. Maka orang yang berbuat baik pasti dibalas akan kebaikanya dan orang yang berbuat jelek akan dibalas atas kejelekanya. Pengecualian menaati perintah kedua orang tua, jika mereka (orang tua) memaksa terhadap apa yang tidak kamu ketahui hakekatnya, yaitu berbuat syirik kepada Allah. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik selama mereka hidup dan dalam urusan dunia. Hal itu, merujuk pada al-Qur’an dan Hadis. Rasulullah bersabda:. Artinya: ”… dari Abu Hurairah r.a. katanya datang seorang laki-laki kepada Rasulullah, dan bertanya: “wahai Rasulullah siapa yang paling berhak saya pergauli? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya orang itu: sesudah itu siapa? Jawab beliau; “Ibumu”. Tanya: kemudian itu siapa lagi? Jawab beliau: “Ibumu”. Tanya: siapa lagi? Jawab beliau: kemudian itu bapakmu. (Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari al-Ju’fiy, 552 H: 91) Firman Allah, dalam (QS.Al-Ankabut [29]: 8),. Artinya: ”...Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Kulah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan” (Depag, RI, 1998: 629). Nasehat Luqman mengfokuskan ketaatan kepada Allah, dan mengingatkan ketaatan kepada kedua orang tua bahwa taat kepada kedua orang tua, merupakan bagian dari taat kepada Allah dan cerminan dari sifat ihsan (berbuat baik kepada sesama). Pendidikan Intelektual Pendidikan intelektual dimaksukan agar anak bisa berfikir kritis dan abstrak setelah mereka menangkap makna-makna yang riil. Hal ini selanjutnya dapat dipelajari sehingga menciptakan manusia yang intelektual. untuk menjadi manusia.
(15) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 143. yang intelek harus melalui pendidikan. Pengajaran ilmu pengetahuan dan sifat kelemahlembutan antara pendidik dan yang dididik. Untuk hal itu, Allah SWT, telah mwngajarkan kepada manusia, sebagaimana Firman-Nya dalam (QS. Luqman [31]:16), sebagai berikut:. Artinya: (Luqman berkata): "...Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. (Depag, RI, 1998: 655). Kata اهللا بھا یأتyang berarti (niscaya Allah akan mendatangkanya) maksudnya, Dia kelak akan menghisabnya, yaitu memberi balasan. Ayat ini menggambarkan kuasa Allah melakukan perhitungan atas amal-amal perbuatan manusia di akhirat nanti. Setiap amal dan perbuatan sekecil apapun meskipun tersembunyi pasti akan mendapatkan balasan nanti di akhirat. Kata ( )لطیفlathif terambil dari akar kata ()لطف lathafa yang hurufhurufnya terdiri dari ( )لlam, ( )طtha, dan ( )فfa’. (M.Quraish Shihab, 2003: 134). Kata ini mengandung makna lembut, halus, atau kecil. Dari makna ini lahir makna ketersembunyian dan ketelitian. Kata ( )خبیرKhabir, terambil dari akar kata yang terdiri dari hurufhuruf ( )خkha’, ( )بba’ dan (ra’), yang maknanya berkisar pada dua hal, yaitu pengetahuan dan kelemahlembutan. Khabir dari segi bahasa berarti mengetahui dan juga tumbuh yang lunak. Allah maha lembut, pengetahuanNya meliputi hal-hal yang tidak kelihatan, lagi Maha waspada, Dia mengetahui semua perkara yang tampak dan yang tidak tampak. (M.Quraish Shihab, 2003: 135). Pendidikan intelektual ini sudah diperintahkan sejak wahyu yang pertama dalam (QS.al-Alaq: 1-5), intinya mengajarkan: (a) pentingnya pendidikan bagi umat manusia, sehingga perlu jenjang pendidikan yang berkelanjutan dan perlu diulangulang; (b) membaca dan menulis dua komponen yang melahirkan proses pendidikan. Melalui bacaan, manusia mempunyai ilmu pengetahuan, baik yang tertulis maupun yang tidak. Sedangkan melalui tulisan, generasi terdahulu dapat mewariskan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada generasi penerus; dan (c) pendidikan pada hakikatnya untuk memperlihatkan kemahabijaksanaan dan kemahamurahan Allah terhadap hamba-Nya. Hal ini tercermin dengan adanya pengajaran dari-Nya melalui pena. Allah berfirman, dalam (QS. Al-‘Alaq [96]: 1-5):. Artinya: “..Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang.
(16) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 144. Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Depag, RI, 1998: 1078). Kata iqra’ ( )إِق َرأterambil dari kata kerja qara’a (َ )قَ َرأyang pada mulanya berarti menghimpun. (M.Quraish Shihab, 2002, 433). Iqra’ digunakan dalam arti membaca, menelaah, menyampaikan, mendalami, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Dalam pandangan al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi. kekhalifahan.. Manusia. memiliki. potensi. untuk. meraih. ilmu. dan. mengembangkan dengan seizin Allah. Keterangan dari al-Alaq menunjukan bahwa mancari ilmu hukumnya wajib. Hal ini diperkuat denga hadits:. Artinya: ” …dari Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah Saw: Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim. (Al-Khafidi Abu Abdillah Muhammad bin Yazid alQozwiny Ibnu Majah, 1997: 220). Pendidikan Shalat Salat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Seorang yang melakukan salat harus memiliki akhlak mulia, yaitu melakukan perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar. Untuk hal itu, Allah SWT, telah memerintahkan kepada manusia, sebagaimana Firman-Nya dalam (QS. Luqman [31]:17), sebagai berikut. Artinya: Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Depag, RI, 1998: 655). Kata. shalat. berasal. dari. bahasa. Arab. (صلى َ ). shalla,. (صلِّى َ ُ)ی. yushalli,. (ًصالَة َ ) shalatan. Menurut bahasa salat adalah doa. (M.Fauzi Rachman, 2007: 19). Sedang menurut istilah salat adalah ibadah yang terdiri dari bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah salah satu bentuk ibadah ritual yang merupakan sarana bagi setiap orang untuk selalu merasa dekat dalam suasana komunikasi spiritual dengan Allah. (Zubaedi, 2011: 87)..
(17) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 145. Dengan menjalin takarub tersebut, setiap orang akan dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman dalam batinnya, begitu pula perbuatannya senantiasa terjaga dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman, (QS.al-Ankabut [29: 45);. Artinya: “…Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Depag, RI, 1998: 635). Dalam salat mengandung ridha Allah, sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan di dalam salat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Kata. diterjemahkan suruhlah dari َْ. amara mempunyai lima arti,. yaitu perkara atau masalah, menyuruh atau memerintah, berkembang dan barakah, penunjuk jalan, dan ta’jub. Kata suruhan yang dimaksud bahwa agar yang disuruh dapat berkembang dengan baik mendapat barakah, dan mendapat jalan yang sesuai dengan perintahnya itu. Ma’ruf adalah yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama sejalan dengan kebajikan, yaitu nilainilai ilahi. Mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan dengan nilai-nilai ilahi. (M.Quraish Shihab, 2003: 137). Amar ma’ruf nahi mungkar adalah perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran, yaitu sebagai implementasi perintah Allah. Firman Allah, dalam (QS.Ali’Imran [3]: 104);. Artinya: ”...Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung” (Depag, RI, 1998: 93). . Kata ( )صبرshabr terambil dari akar kata yang terdiri dari hurufhuruf ( )صshad, ( )بba’, (ra’). Maknanya berkisar tiga hal: 1) menahan, 2) ketinggian sesuatu, 3) sejenis batu. (M.Quraish Shihab, 2003: 137). Ketiga makna tersebut sangat berkaitan, apabila pelakunya manusia. Seorang yang sabar, akan menahan diri, dan untuk itu manusia mempunyai kekukuhan jiwa, dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkan. Sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan demi mencapai sesuatu yang lebih baik, serta bertahan dalam kesempitan dan himpitan. Firman Allah, dalam (QS. Az-Zumar [39]:10);.
(18) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 146. Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Depag, RI, 1998: 747). Allah menyukai orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian atau musibah yang diberikan Allah kepada manusia. Rasulullah bersabda:. Artinya: … Dari Abdirrohman bin Abi Laila, dari Suhaib berkata, sesungguhnya Rasulullah bersabda: sangat mengagumkan keadaan orang mukmin, sebab segala keadaan untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi orang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila mendertia kesusahan sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya.” (Imam Abu al Husain Muslim bin al-Hujjaj alQusyairi Al-Nusaburi, 1992: 2295). Hadis di atas menjelaskan bahwa ketika seseorang ditimpa kesusahan, maka pahala kesabaran merubah suasana bala menjadi kenikmatan sebab pahala yang tersedia baginya, jauh lebih besar daripada penderitaannya. Kata (‘ )عَزمazm berarti ada keteguhan hati dalam menyelesaikan suatu perkara atau memelihara dengan benar-benar atas apa yang telah diperintahkan dan ada keinginan kuat untuk melaksanakan. Karena kesabaran telah masuk dalam bagian ‘azm. Allah berfirman, dalam (QS.ali-Imran [3]: 186);. Artinya: Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (Depag, RI, 1998: 109). Atas dasar itu, bersabar, menahan diri termasuk dalam ‘azm yaitu tekad dan keteguhan akan terus bertahan selama masih ada sabar. Dengan demikian, kesabaran diperlukan oleh tekad serta kesinambungan..
(19) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 147. Pendidikan larangan takabur atau sombong Takabur berasal dari bahasa Arab (َْ َ )تَ َكبtakabbara, (ُْ )یَتَ َكبرyatakabbaru, yang artinya sombong atau membanggakan diri. (Multahim, 2007: 136). Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain. Takabur atau sombong merupakan sifat tercela dan berbahaya. Allah berfirman (QS.An-Nahl [16]: 29):. Artinya: “...Maka masuklah pintu-pintu jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri”(Depag, RI, 1998: 406). Agar. manusia. menyombongkan. diri.. tidak. teperosok. Allah. SWT,. pada. telah. kelompok. mengisyaratkan. orang-orang kepada. yang. manusia,. sebagaimana Firman-Nya dalam (QS. Luqman [31]:18-19), sebagai berikut:. Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. ”(Depag, RI, 1998: 655). Kata ( )االرض فىfi al-ardh atau di bumi di sebut oleh ayat di atas, untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah, sehingga manusia hendaknya jangan menyombongkan diri dan angkuh di bumi. Kata (ًْ ) ُمختَاالmukhtalan terambil dari akar kata yang sama dengan (ْ ) َخیَالkhayal. (M.Quraish Shihab, 2003: 139). Karenanya kata ini pada mulanya berarti orang-orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalan, bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang yang semacam ini berjalan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Kata (َْ )فَ ُخورا fakhuran,. yaitu. sering. kali. membanggakan diri. (M.Quraish Shihab, 2003: 140). Kata (ْ ) ُمختَالmukhtal’, dan (ْ )فَ ُخورfakhur, mengandung makna kesombongan, yang pertama bermakna kesombongan yang terlihat dalam tingkah laku, sedang yang kedua kesombongan yang terdengar dari ucapan-ucapan. Hal ini menunjukan bahwa orang yang angkuh atau sombong sering dalam tingkah laku atau ucapan secara bersamaan..
(20) Vol. I No. 02, Agustus 2018. 148. Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong kepada orang lain dan merasa kagum terhadap diri sendiri. Allah tidak menyukai orang-orang yang bermegahmegah terhadap manusia, baik dengan harta, kemuliaan, ataupun kekuatan. Karena itu, Allah melarang manusia untuk berlaku sombong. Karena sesungguhnya hal itu adalah jalan orang-orang yang murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zhalim terhadap orang lain. Ayat. selanjutnya,. Luqman. menganjurkan. agar anaknya sederhana ُ dalam berjalan dan melunakkan suara. Kata (ْ )اعضُضughdhudh terambil dari kata (َ )غَضghadhdh dalam arti penggunaan sesuatu tidak dalam potensinya yang sempurna. (M.Quraish Shihab, 2003: 140).. Seseorang diminta untuk tidak berteriak sekuat. kemampuanya, tetapi dengan suara perlahan namun tidak harus berbisik. Dengan demikian ajaran di atas anak diminta untuk bersuara rendah atau perlahan, bukan seperti suara keledai. Kata (ُْ )ال َح ِمیرberarti keledai mengungkapkan adanya seseorang yang bertindak bodoh, karena kesombongan dan keangkuhan. Ayat di atas mengisyaratkan bahwa berlaku sederhanalah dalam berjalan, jangan terlalu tergesa-gesa dan jangan terlalu lamban. Rendahkanlah suara, jangan mengeraskan suara apabila tidak perlu. Sikap demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukanya. Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek adalah suara keledai. Nasehat Luqman terhadap anaknya, menggambarkan idealitas kebijaksanaan dalam bentuk perintah dan larangan yang memuat ajaran berbuat baik terhadap manusia, terhadap kedua orang tua dan ajaran mengikuti jalan hidup orang mukmin. Demikian pula ayat-ayat itu, menjelaskan bahwa berbuat baik yang termasuk ibadah ialah seperti berbuat baik dengan kedua orang tua, muraqabah dalam shalat, amar ma’aruf nahi mungkar, sabar, tawadhu, tidak memalingkan pandang dari manusia, dan meninggalkan berjalan dengan congkak. KESIMPULAN Setelah mengali berbagai pendapat para mufasirin di atas. Filosofi pendidikan akhlak Lukman, ”Apalah arti seorang anak pintar dan cerdas tapi tidak memiliki hati nurani, angkuh, sombong, tidak mensyukuri nikmat Allah, durhaka kepada kedua orang tua dan menganggap orang lain tidak ada apa-apanya”. Untuk mengatasi hal itu, para orang tua, Guru, disarankan agar dalam meinij Pendidik akhlak didasrkan pada al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19. Model manajemen pendidikan berbasis alQur’an surat Luqman ayat 12-19, diformulasikan pada gambar 1, sebagai berikut: Makna dapat ditarik kesimpulannya bahwa model Pengembangan Pendidikan Akhlak Berbasis QS. Lukman 12-19, antara lain: (1) Pendidikan Bersyukur; Bersyukur adalah mengfungsikan seluruh kenikmatan Allah pada tujuan yang sebenarnya. Syukur ada tiga yaitu: 1) syukur dalam hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah, 2) syukur dengan lidah dengan mengakui anugerah dan memuji pemberiannya, 3).
(21) Vol. I No. 02 Agustus 2018. 149. syukur dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahanya. Syukur yang paling penting adalah syukur kepada Allah, sebab Dialah pemberi segala kenikmatan kepada seluruh hamba Nya. (2) Pendidikan Keimanan; Pendidikan keimanan berarti tidak syirik atau tidak menyekutukan Allah. Syirik dibagi menjadi dua, syirik besar dan syirik kecil. syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi Allah, yaitu memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah. Syirik kecil adalah memelihara selain Allah menyertainya dari sebagian urusanya, dan merupakan wasilah dari syirik besar. Misalnya dalam perbuatan yaitu bersumpah selain nama Allah, dan dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’. (3) Pendidikan Untuk Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Berbakti kepada kedua orang tua harus dilakukan oleh seorang anak, karena orang tua yang mengandung, melahirkan, menyusui serta menyapih sampai umur dua tahun. Berbakti kepada kedua orang tua hukumnya wajib selama tidak bertentangan dengan agama, dan pergauli mereka (orang tua) dengan baik. Berbakti kepada kedua orang tua termasuk amal perbuatan yang paling utama sesudah salat. (4) Pendidikan Intelektual; Anak bisa berfikir kritis dan abstrak setelah mereka menangkap maknamakna yang riil. Hal ini selanjutnya dapat dipelajari sehingga menciptakan manusia yang intelektual. untuk menjadi manusia yang intelek harus melalui pendidikan. Pengajaran ilmu pengetahuan dan sifat kelemahlembutan antara pendidik dan yang dididik. (5) Pendidikan Salat; Salat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Seorang yang melakukan salat harus memiliki akhlak mulia, yaitu melakukan perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar. Dan (7) Pendidikan Larangan Takabur atau sombong; Takabur adalah membesarkan diri atau merasa dirinya hebat, sombong atau angkuh dan merasa lebih dari orang lain. Maka anak diminta untuk berbuat rendah diri, bersuara rendah atau sopan. Luqman terkenal dengan al-Hakim, adalah orang yang bijaksana, berupa pengetahuan, pemahaman, perkataan serta perbuatan, sehingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan jahat, dan bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Luqman bukan seorang nabi, ia hamba Allah, yang banyak berbuat kebajikan, dan keyakinannya yang lurus. Nasehat Luqman terhadap anaknya, menggambarkan idealitas kebijaksanaan dalam bentuk perintah dan larangan yang memuat ajaran berbuat baik terhadap manusia, terhadap kedua orang tua dan ajaran mengikuti jalan hidup orang mukmin. Demikian pula ayat-ayat itu, menjelaskan bahwa berbuat baik yang termasuk ibadah ialah seperti berbuat baik dengan kedua orang tua, muraqabah dalam shalat, amar ma’aruf nahi mungkar, sabar, tawadhu, tidak memalingkan pandang dari manusia, dan meninggalkan berjalan dengan congkak. Menjadikan anak-anaknya berakhlak mahmudah (berakhlak baik). Implikasi dari itu, maka pendidik dan orang tua diharapkan mampu untuk meminij pendidikan akhlak berdasar pada al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19, melalui pendidikan bersyukur; pendidikan keimanan; pendidikan untuk berbakti kepada.
(22) 150. Vol. I No. 02, Agustus 2018. kedua orang tua; pendidikan intelektual; dan pendidikan larangan takabur atau sombong. DAFTAR PUSTAKA Abu Jabir Al-Jazairi, 2000. al-Fiqh ‘ala al-Madhahib al-Arba’ah. Bairut: Dar al-Kutub alIlmiah. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail abu Abdullah 1987. Shahih Bukhari, juz 5, Beirut: Dar Ibnu Katsir, Al-Khafidi Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qozwiny Ibnu Majah, 1997. Sunan Ibnu Majah. Juz II, Beirut: Dar Al-Fikr. Atabik, Ali, dkk, 2003. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafik. Athiyah al-Abrasyi, 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. Djohar Bustani, dkk. Jakarta: Bulan Bintang. Cahyadi Takariawan, 2003, Dijalan Dakwah Aku Menikah. Yogyakarta: Talenta. Departemen Agama, RI, 1998. Al-Qur’an dan Terjehannya. Surabaya, Al-Hidayah. Fauzi Rachman, M. 2007. Islamic Parenting. Jakarta: PT. Erlangga. Nasution, Harun. 1992. Encyclopedi Islam Indonesia. Jakarta: Jambatan. Hasbullah, 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Imam Abu al Husain Muslim bin al-Hujjaj Al-Nusaburi, 1992. Jāmi'u as-Sahīh, Juz III, Beiru : Dar Al-Fikr. Mahmud, Yunus, 1989. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung. Miftahul, Huda, dkk., 2009. Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: ArRuzz Media. Muhammad Nasib, Rifa’i, 2000. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Jakarta: Gema Insani. Multahim, dkk, 2007. Agama Islam Penuntun Akhlak, PT Ghalia Indonesia Quraish Shihab, M.1992. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan. _______________, 1997. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka Hidayah. _______________, 2002. Tafsir al-Misbah, pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. Rachmat Djatnika, 1996. Sistem Ethika Islami. Jakarta: Bulan Bintang. Sutari Imam Barnadib, 1986. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: FIP FKIP. Tholhah Hasan, Muhammad 2005. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia (Cet. IV; Jakarta: Lantabora Press. Wahid, Ahmad, 2004. Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era Intermedia. Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group..
(23)
Dokumen terkait
Dapat disimpulkan dari tabel diatas uji validitas kepuasaan konsumen bahwa masing-masing item pertanyaan yang ada memiliki nilai r hitung yang lebih besar daripada
Pengujian keamanan secara klinis dilakukan dengan metode Uji Tempel Terbuka Berulang (UTTB) dan Uji Tempel Tertutup Tunggal (UTTT) pada lebih dari 50 relawan. Sifat iritasinya
Berdasarkan uraian di atas terlihat beberapa fenomena yang menarik untuk diteliti dan dianalisis, sehingga tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh
Keuntungan mengetahui pola sekuens, tidak hanya membantu proses identifikasi forensik tetapi juga dalam bidang antropologi dan arkeologi oleh karena perbedaan posisi
Renstra Inspektorat tahun 2016-2021 merupakan pedoman bagi aparatur di lingkungan Inspektorat Kota Banjarbaru dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi pengawasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa debu dapat menyebabkan penurunan fungsi paru baik secara obstruktif (penurunan FEV1) dan restriktif (penurunan FVC)
Menurut Tongat, apabila seseorang mengambil suatu barang milik orang lain secara melawan hukum, tidak secara otomatis hak kepemilikan dari barang tersebut beralih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme dan prosedur penyelesaian perkara pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anggota polri adalah melalui proses