• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pengelolaan Laboratorium 1. Kebijakan tentang pengelolaan Lab Ipa 1.1 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1. Memahami arti laboratorium 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Pengelolaan Laboratorium 1. Kebijakan tentang pengelolaan Lab Ipa 1.1 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1. Memahami arti laboratorium 2."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Pengelolaan Laboratorium 1. Kebijakan tentang pengelolaan Lab Ipa

1.1 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1. Memahami arti laboratorium

2. Mengetahui syarat menjadi tenaga laboratorium

3. Memahami apa saja yang diperlukan untuk mengelola laboratorium 4. Memahami pentingnya mengelola lab dengan baik

5. Mengaplikasikan teknik pengelolaan lab dengan benar 1.2 Pendahuluan

Laboratorium atau lebih sering disingkat dengan nama Lab, merupakan salah satu tempat yang memiliki peran penting di sekolah. Siswa mampu mengembangkan pemahamannya akan suatu teori yang didapatnya di kelas akibat adanya kegiatan praktik di lab. Selain itu, keterampilannya dalam menyiapkan berbagai alat dan bahan untuk keperluan praktikum juga terasah dengan baik. Tidak hanya itu, kewaspadaan dan kehati-hatian selama praktium pun lebih meningkat selama beraktivitas di laboratorium. Lab tidak hanya membelajarkan siswa secara kognitif tapi mampu pula mengasah aspek psikomotorik dan afektifnya.

Pentingnya arti laboratorium bagi pembelajaran, khususnya pada pembelajaran bidang IPA membuatnya harus dikelola sedemikian rupa. Tidak sembarang orang bisa mengoperasional laboratorium dengan tepat dan benar.

Dibutuhkan sosok pengelola lab yang cakap dan kompeten untuk mengelola lab agar siap digunakan sebagai sarana belajar bagi siswanya. Apa saja yang diperlukan untuk mengelola lab? Siapakah yang bisa mengelola lab?

Bagaimana cara mengelola lab? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada pembahasan selanjutnya akan disajikan penjelasan seputar laboratorium yakni 1) Arti laboratorium; 2) syarat menjadi tenaga laboratorium; dan 3) cara pengelolaan laboratorium.

1.3 Materi

A. Mengenal Laboratorium

Secara sederhana laboratorium dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas ilmiah yang bertujuan membuktikan suatu teori, menemukan teori baru dan melakukan simulasi sebuah teori yang telah diterima kebenarannya. Semua kegiatan ilmiah tersebut kebanyakan dilakukan didalam sebuah ruangan yang luasnya kurang lebih 100 m2 dan dipenuhi berbagai alat-alat dan bahan-bahan khas

(2)

laboratorium. Namun, apakah semua laboratorium berada didalam sebuah ruang tertutup seperti itu? Jawabannya tentu tidak, laboratorium ada pula yang berada pada ruangan terbuka seperti kebun biologi yang ada disekolah.

Akan tetapi, pembahasan pada modul ini dibatasi pada laboratorium yang berada pada ruang tertutup.

Decaprio (2013:16) mendefinisikan laboratorium sebagai tempat bagi sekelompok orang untuk menyelaraskan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu melalui berbagai macam riset, pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah. Sedangkan Hasdianah (2012:60) menyatakan laboratorium sebagai tempat untuk melakukan berbagai uji dan pemeriksaan terhadap suatu bahan secara terperinci. Secara ringkas Sitorus dan Ani (2013:1) mendefinisikan laboratorium sebagai tempat melakukan berbagai percobaan dan penelitian. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa laboratorium, khususnya laboratorium sekolah adalah tempat untuk melakukan berbagai macam kegiatan baik berupa praktikum maupun penelitian dan aktifitas ilmiah lainnya agar dapat membuktikan, menguji dan menemukan sebuah teori.

Laboratorium merupakan salah satu sarana pembelajaran yang membantu proses belajar mengajar (mulyasa, 2010:37). Beberapa fungsi laboratorium dalam pembelajaran dijabarkan oleh decaprio (2013:17) sebagai berikut:

1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik serta mampu menjadi sarana untuk menyatukan keduanya;

2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah;

3. Mampu memupuk keberanian peneliti/praktikan untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah suatu objek keilmuan;

4. Menambah keterampilan dan keahlian dalam menggunakan alat-alat laboratorium;

5. Memupuk rasa ingin tahu peneliti/praktikan akan berbagai macam cabang ilmu;

6. Memupuk dan membina rasa percaya diri peneliti/praktikan;

7. Menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik;

8. Menjadi sarana belajar bagi peneliti/praktikan.

Penjabaran singkat seputar fungsi laboratorium ini diharapkan dapat memberikan satu gambaran awal bagi pengelola laboratorium, untuk dapat

(3)

menyiapkan lab sedemikian rupa agar dapat digunakan oleh penggunanya.

Pada sub bahasan selanjutnya akan dijabarkan seputar hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang pengelola laboratorium

B. Tenaga Laboratorium

Laboratorium merupakan salah satu sarana prasana pembelajaran di sekolah. Sebagai sebuah sarana pembelajaran, laboratorium sebaiknya dikelola dengan baik agar dapat memfasilitasi kegiatan belajar. Siapakah yang bertanggung jawab untuk mengelola sebuah laboratorium? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita cermati Permen DIKNAS Nomor 26 Tahun 2008 Pasal 1. Bedasarkan perintah menteri tersebut, tenaga laboratorium yang bertanggung jawab penuh akan semua kegiatan yang ada di dalam laboratorium adalah kepala laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran.

Kepala laboratorium merupakan kepala pengelola dan penanggung jawab atas segala kegiatan dan segala yang ada di dalam laboratorium. Ia memiliki komando utama atas semua hal yang ada di laboratorium setelah kepala sekolah. Siapa sajakah yang bisa menjadi seorang kepala laboratorium? Kepala laboratorium bisa berasal dari guru yang telah memenuhi kualifikasi sesuai syarat yang dikeluarkan menteri pendidikan dalam permen diknas Nomor 26 tahun 2008. Selain guru, teknisi dan laboran pun bisa menjadi seorang kepala laboratorium asalkan ia telah memenuhi syarat menjadi seorang kepala laboratorium.

Apa sih syarat menjadi seorang kepala laboratorium? Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ada guru yang ingin menjadi kepala laboratorium. Syaratnya ialah:

1. Pendidikan minimal sarjana (s1);

2. Berpengalaman minimal 3 tahun menjadi pengelola praktikum;

3. Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah;

Sedangkan jika seorang teknisi dan laboran yang ingin menjadi Kepala laboratorium, syaratnya adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan minimal diploma tiga (D3);

2. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi;

3. Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah;

(4)

Teknisi laboratorium merupakan tenaga laboratorium yang bertanggung jawab dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan di laboratorium diluar hal yang menjadi subtansi kegiatan praktikum. Decaprio (2013:55) menyatakan bahwa teknisi laboratorium memiliki tugas untuk mengendalikan dan menginventarisasi segala kegiatan yang berlangsung di laboratorium. Teknisi laboratorium bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium, kelancaran praktikum dan mengusulkan pengadaan alat/bahan praktikum. Adapun kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menjadi teknisi laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Minimal lulusan program diploma dua;

2. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah;

Laboran merupakan tenaga laboratorium yang bertanggung jawab dengan hal-hal yang bersifat subtantif dengan kegiatan praktikum.

Keberadaan laboran selama kegiatan praktikum berlangsung amat penting.

Laboran bertanggung jawab agar setiap kegiatan praktikum berlangsung secara efisien, efektif dan lebih produktif. Cakupan tugas laboran ialah seputar pengerjaan administrasi laboratorium, penyiapan alat/bahan, penjagaan kebersihan laboratorium dan menjadi pendamping guru saat praktikum berlangsung. Adapun kualifikasi yang harus dipenuhi menjadi laboran adalah sebagai berikut:

1. Minimal lulusan diploma satu;

2. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah;

C. Pengelolaan Laboratorium IPA

Apa yang dimaksud dengan “pengelolaan laboratorium”? Untuk mendefinisikan dua kata tersebut, kita dapat mencermati arti kata per kata.

Pertama “pengelolaan”, Sobri dkk. (2009:3) menyatakan pengelolaan dalam bidang pendidikan adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengendalian dan pengembangan segala usaha untuk pengaturan dan pendayagunaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana agar tercapainya tujuan pendidikan. Kata kedua “Laboratorium”, memiliki arti sebagai tempat yang menjadi pusat berbagai aktifitas ilmiah seperti praktikum atau penelitian untuk menguji,

(5)

membuktikan dan menemukan sebuah teori baru. Jadi, pengelolaan laboratorium merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang secara sistematis, dimulai dari merencanakan, mengoorganisasi, memotivasi, mengendalikan dan mengembangkan sumber daya manusia yang terlibat dan berbagai peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk kelancaran praktikum di laboratorium.

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bahasan sebelumnya, laboratorium adalah sarana pembelajaran sains berbasis praktik. Selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di laboratorium, kita akan berhubungan dengan berbagai alat-alat dan bahan-bahan kimia yang jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dari alat dan bahan tersebut justru berbahaya untuk kehidupan kita, jika tidak digunakan secara hati-hati. Oleh sebab itu, kita perlu mengelola setiap kegiatan yang berlangsung di laboratorium dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan laboratorium yang baik, tidak hanya membuat proses belajar menjadi aman dan menyenangkan tetapi juga dapat menghindarkan semua pihak dari kecelakan dan cidera selama melakukan aktifitas ilmiah di laboratorium.

Masih ingatkah kalian akan peristiwa kecelakaaan kerja yang terjadi di laboratorium kimia kualitatif UI pada tanggal 16 maret 2015 yang lalu?

Walau tim labor mengakui telah menjalankan kegiatan sesuai dengan SOP yang ada, kecelakaan kerja akibat kelalaian praktikan masih saja bisa terjadi.

Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika laboratorium tersebut tidak dikelola dengan baik, mungkin tidak hanya 14 orang mahasiswa saja yang terluka, bisa saja gedung dan seluruh berkas penting yang ada di laboratorium tersebut juga bisa hangus terbakar. Dan tragedi kebakaran laboratorium yang pernah terjadi di UGM pada tahun 1995 pun akan terulang kembali. Dengan pengelolaan laboratorium yang baik, setidaknya kita bisa meminimalisir dampak dari kecelakaan saat bekerja di laboratorium,

Pengelolaan laboratorium yang baik membutuhkan adanya kerjasama antar berbagai pihak yang menggunakan laboratorium. Pihak-pihak yang dimaksud adalah pengelola laboratorium, petugas laboratorium dan praktikan atau peneliti yang menggunakan laboratorium. Setiap pihak yang terlibat langsung dengan kegiatan laboratorium, menurut Sitorus dan Ani (2013:2)

(6)

harus mengenal perangkat-perangkat manajemen laboratorium seperti berikut:

1. Tata ruang

2. Peralatan yang terkalibrasi 3. Infrastruktur

4. Administrasi laboratorium 5. Organisasi laboratorium 6. Fasilitas pendanaan

7. Inventarisasi dan keamanan

8. Pengamanan laboratorium 9. Disiplin yang tinggi 10. Keterampilan SDM 11. Peraturan dasar

12. Penangkalan masalah umum dan jenis-jenis pekerjaan

(7)

13.

14. Pengelolaan laboratorium menurut Decaprio (2013:60), membutuhkan enam unsur pokok. Ke enam unsur pokok tersebut ialah:

1. Perencanaan

15. Unsur pertama ini penting dilaksanakan pengelola lab sebelum memulai kegiatan inti pengelolaan laboratorium. Hal ini disebabkan karna setiap kegiatan di laboratorium tidak bisa dilakukan secara mendadak. Perencanaan merupakan langkah awal yang dilakukan agar semua kegiatan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam perencanaan adalah seputar teknis pelayanan praktikum, jadwal praktikum, keberadaan alat lab, bahan-bahan yang akan dibutuhkan dan pembagian tugas untuk setiap pihak yang terlibat dalam penggunaan dan pengelolaan laboratorium.

2. Pengaturan

16. Merupakan upaya yang dilakukan pengelola laboratorium agar setiap tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan praktikum dapat berjalan sesuai dengan harapan. Terdapat dua hal pokok yang dilakukan dalam pengaturan laboratorium, yakni pengaturan fisik laboratorium dan pengaturan setiap kegiatan praktikum. Keduanya dilakukan agar setiap kegiatan praktikum dapat berjalan dengan tertib dan tetap memperhatikan aspek keselamatan kerja praktikan.

17. Pengaturan fisik laboratorium merupakan kegiatan yang dilakukan pengelola untuk mengatur tata letak serta penempatan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium. Pengelola laboratorium sebaiknya memperhatikan tiga aspek pengelolaan fisik, yakni keselamatan, efektivitas dan efisien, serta kemudahan pengawasan. Jadi, pengaturan tata letak ruangan, alat dan bahan praktikum harus memperhatikan keselamatan praktikan, kemudahan akses setiap alat dan bahan oleh praktikan serta kemudahan pengelola untuk mengawasi setiap kegiatan praktikum.

18. Pengaturan kegiatan praktikum merupakan kegiatan pengaturan yang dibuat oleh pengelola agar setiap orang yang bekerja di laboratorium mengetahui batasan-batasan yang harus ditaati. Pengaturan ini mencakup keberadaan struktur organisasi, penjadwalan, deskripsi kerja

(8)

pekerja laboratorium, tata tertib, prosedur penggunaan alat, petunjuk praktikum dan prosedur keselamatan kerja. Agar setiap kegiatan praktikum berjalan lancar, pengaturan ini perlu dilakukan. Itulah sebabnya, mengapa kita sering kali melihat tata tertib laboratorium dengan jelas di setiap laboratorium yang terkelola dengan baik.

3. Pendataan

19. Pendataan merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pendokumentasian komponen fisik laboratorium. Pendataan ini dilakukan terhadap semua hal yang terkait dalam laboratorium, dimulai dari peralatan, bahan, kegiatan praktikum, peserta, tenaga pengajar, sponsor, mitra kerja hingga masalah keuangan. Kegiatan pendataan ini berguna untuk memantau jumlah alat dan bahan, alat yang rusak dan menjadi dasar untuk memprioritaskan kebutuhan di masa yang akan datang.

4. Pemeliharaan

20. Pemeliharaan merupakan segala upaya yang dilakukan secara terus-menerus untuk menjaga dan memelihara agar laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini dilakukan secara periodik. Pengelola laboratorium diminta jeli untuk melakukan perawatan pada alat-alat laboratorium, agar tetap berfungsi normal seperti saat pertama kali datang ke laboratorium. Terdapat beberapa hal pokok yang harus diperhatikan oleh seorang pengelola laboratorium yakni kondisi alat laboratorium dan aksesorisnya, listrik, gas, pemadam kebakaran dan keadaan ruangan laboratorium secara umum.

5. Pengamanan

21. Pengamanan merupakan segala upaya yang dilakukan pengelola laboratorim agar pengguna laboratorium dan siapapun yang berada dilaboratorium berada dalam keadaan yang aman. Pengamanan ini dilakukan untuk memperkecil terjadinya kecelakaan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung. Kecelakaan kerja selama kegiatan laboratorium bisa saja terjadi kapan saja. Oleh sebab itu, pengelola laboratorium sebaiknya menyiapkan berbagai alat yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja. Keselamatan kerja merupakan hal yang paling utama ketika berkeja di laboratorium.

6. Pendanaan

(9)

22. Unsur terakhir dari pengelolaan laboratorium adalah pendanaan.

Kegiatan pendanaan terhadap laboratorium akan membantu lancarnya penyediaan alat, bahan dan operasional dari laboratorium itu sendiri.

Sumber dana untuk pengelolaan laboratorium bisa didapat dari berberapa sumber yakni biaya praktikum peserta, uang pendaftaran bagi setiap orang yang ingin belajar, sponsor dan anggaran khusus dari lembaga yang menaungi laboratorium. Pengelolala laboratorium diminta pula dapat melakukan analisis kebutuhan dan menentukan prioritas, agar penggunaan dana lebih efisien dan efektif.

23. 1.4 Penutup

24. Laboratorium merupakan sarana prasarana pembelajaran sains yang berbasis praktik. Banyak kecelakaaan kerja selama di laboratorium terjadi akibat tidak adanya satu sistem pengelolaan laboratorium yang benar.

Padahal, pengelolaan yang baik akan mendatangkan rasa aman dan nyaman untuk berkarya di lingkungan laboratorium sehingga kita bisa mulai menanti hadirnya penemu-penemu Indonesia di masa yang akan datang.

1.5 Latihan

1. Apa yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan laboratorium?

2. Jelaskan mengapa pengelolaan laboratorium penting dilakukan?

3. Jelaskan syarat menjadi seorang kepala laboratorium?

4. Jelaskan enam hal pokok yang harus dilakukan dalam pengelolaan laboratorium!

5. Jelaskan perbedaan pengaturan fisik dan pengaturan kegiatan laboratorium!

25. 1.6 Panduan Kerja Mandiri

26. Penyusunan Tata Tertib Lab IPA di Sekolah

27. Tata tertib laboratorium IPA merupakan salah satu bentuk pengaturan kegiatan praktikum. Keberadaan tata tertib laboratorium IPA sangat diperlukan agar pengelolaan lab lebih mudah dilakukan. Berikut adalah beberapa tahapan yang bisa dijadikan acuan untuk menyusun tata tertib.

1. Analisislah keadaan laboratorium berdasarkan SWOT

2. Isilah tabel hasil analisis SWOT terhadap keadaan laboratorium

28. S

29. (Kelebihan)

30. W

31. (Kekurangan)

32. O

33. (Peluang)

34. T

35. (halangan)

36. 37. 38. 39.

40. 41. 42. 43.

44. 45. 46. 47.

(10)

48.

3. Setelah itu mulai lah untuk mengisi tabel Do dan Don’t untuk menginventarisasi tindakan apa saja boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan selama di laboratorium.

49. Do

50. (hal-hal yang boleh dilakukan selama di laboratorium)

51. Don’t

52. (hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama di laboratorium)

53. 54.

55. 56.

57. 58.

59. 60.

61.

4. Dengan memperhatikan kedua tabel tersebut, mulailah untuk menjabarkan tiap item hasil analisis dalam sebuah tata tertib.

5. Urutkan dari tata tertib yang ringan hingga yang berat.

62.

63. Daftar Pustaka

64. Decaprio,R. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah IPA, Bahasa, Komputer dan Kimia. Yogyakarta: Diva-Press.

65. Hasdianah. 2012. Panduan Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit. Yogyakarta: Nuha Medika-Press.

66. Mulyasa.2010.Implementasi Kurikulum tingkat satuan pendidikan, kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

67. Sitorus, M. Dan Ani S. 2013. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

68. Sobri, Asep J. dan Charul R. 2009.Pengelolaan Pendidikan.Yogyakarta: Multi Pressindo.

69.

(11)

2. Kompetensi Managerial

70. 2.1 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1. Mengetahui arti kompetensi manajerial

2. Memahami pentingnya memiliki kompetensi managerial bagi kepala laboratorium

3. Mengaplikasikan kompetensi managerial sebagai kepala laboratorium 71. 2.2 Pendahuluan

72. Mengelola laboratorium bukanlah tugas yang ringan, akan tetapi tidak pula seberat yang dibayangkan. Ada banyak hal yang harus diurus saat mengelola laboratorium, dimulai dari tata letak alat dan bahan, arah ventilasi, keadaan sumber air, jadwal praktikum siswa, pembagian tugas tenaga laboratorium dan berbagai hal lain yang terkait pengelolaan laboratorium.

oleh sebab itu, diperlukan sebuah kompetensi yang mampu memanage (mengatur) semua hal terkait dengan proses pengelolaan. Kompetensi itulah yang disebut dengan kompetensi managerial.

73. Kompetensi managerial secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang agar dapat mengatur berbagai hal menjadi lebih teratur. Seperti apakah kompetensi managerial bagi kepala laboratorium? apa pula pentingnya kompentesi ini untuk pengelolaan laboratorium? jawaban pertanyaan tersebut, dijelaskan pada sub bahasan selanjutnya.

74. 2.3 Materi

A. Arti kompetensi manajerial

75. Pribadi yang profesional sering kali dikaitkan dengan pribadi memiliki kompetensi tertentu sesuai bidang yang ia geluti. Bagi seorang guru yang profesional, ia wajib memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Begitu pula bagi kepala laboratorium, ia dikatakan profesional jika telah memiliki kompetensi manajerial, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi sosial.

Namun, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan kompetensi?

76. Banyak ahli yang telah mendefinisikan mengenai kompetensi. Uno (2011:67), mendefinisikan kompetensi sebagai kapasitas internal yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugas profesinya. Sedangkan Alma dkk. (2012:134) menyatakan kompetensi sebagai pilar utama dari sebuah profesi yang dijalankan seseorang. Spencer dan spencer dalam Uno (2011:81) menjabarkan kompetensi sebagai karakteristik menonjol dari seseorang yang

(12)

nanti akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Jadi, dapat disimpulkan kompetensi merupakan segala daya, upaya dan citra yang dimiliki seseorang yang akan berpengaruh terhadap kinerja kerjanya.

77. Lalu, apakah yang dimaksud dengan kompetesi manajerial?

Manajerial dalam KBBI berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan manajer. Sedangkan manajer itu sendiri adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk membuat rencana, mengatur, memimpin serta mengendalikan pelaksanaan satu program agar mencapai sasaran tertentu.

Jadi, kompetensi manajerial dapat didefinisikan sebagai segala daya, upaya dan citra yang dimiliki oleh pribadi yang bertanggung jawab atas kegiatan merencanakan, mengatur, memimpin serta mengendalikan segala kegiatan pengelolaan sebuah program. Karena yang dikelola oleh kepala laboratorium adala laborataorium, maka setiap kegiatan yang dikelola difokuskan pada kegiatan laboratorium.

78.

B. Pentingnya kompetensi manajerial bagi laboran

79. Apakah kepala laboratorium wajib memiliki kompetensi manajerial? Jawabannya tentu saja. Setiap kepala laboratorium yang profesinal wajib memiliki kompetensi manajerial. Dengan kompetensi manajerial yang dimilikinya, kepala laboratorium akan memiliki strategi manajemen laboratorium yang baik. Manajemen laboratorium yang baik, akan membuat setiap kegiatan laboratorium berjalan dengan baik. Selain itu, manajemen yang baik memungkinkan untuk meminimalisir kecelakaan kerja selama melaksanakan kegiatan laboratorium (zero accident).

C. Penjabaran kompetensi manajerial bagi kepala laboratorium

80. Adakah indikator yang bisa digunakan untuk meliha kepala laboratorium telah memiliki kompetensi manajerial? Ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk melihat kepala laboratorium telah memiliki atau belum memiliki kompetensi manajerial. Adapun indikatornya ialah ia mampu 1) Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah; 2) Mengelola kegiatan laboratorium sekolah dan madrasah; 3) Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah; 4) Memantau sarana dan prasarana laboratorium

(13)

sekolah/madrasah; dan 5) Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah.

81. Kegiatan perencanaan merupakan, kegiatan awal yang dilakukan kepala laboratorium dalam mengelola laboratorium. cermat dalam membuat perencanaan pengelolaan laboratorium, akan memudahkan pelaksanaan setiap kegiatan laboratorium. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seorang kepala laboratorium dalam merencanakan dan mengembangkan laboratorium skolah/madrasah yakni:

1. Menyusun rencana pengembangan laboratorium 2. Merencanakan pengelolaan laboratorium

3. Mengembangkan sistem administrasi laboratorium

4. Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium

82. Setelah mampu merencenakan kegiatan pengelolaan laboratorium, selanjutnya kepala laboratorium akan mengaplikasikan rencananya tersebut dalam tindakan pengelolaan laboratorium. pada tahap ini, mulai terlihat kecakapan kepala laboratorium dalam menkoordinir tiap kegiatan laboratorium mulai mengatur jadwal praktikum hingga menyusun laporan pelaksanaan kegiatan praktikum. Untuk memudahkan kegiatan pengelolaan laboratorium, terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan kepala laboratorim yakni:

1. Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru.

2. Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.

3. Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium.

4. Mengevaluasi kegiatan laboratorium.

5. Menyusun laporan kegiatan laboratorium.

83. Kecakapan kepala laboratorium tidak hanya sebatas mengelola kegiatan praktikum saja. Kepala laboratorium, dituntut pula cakap membagi tugas setiap staf laboratoriumnya. Kerjasama yang baik antar teknisi laboratorium dan laboran akan memudahkan pelaksanaan praktikum.

Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan kepala laboratorium dalam membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/madrasah, yakni 1. Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran

2. Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran 3. Mensupervisi teknisi dan laboran

4. Membuat laporan secara periodik

84. Pengawasan merupakan salah satu kegiatan yang perlu dilakukan kepala laboratorium. pengawasan yang dilakukan terutama dilakukan

(14)

terhadap pelaratan, kondisi bahan bahkan keadaan bangunan. Kondisi yang baik dari tiap peralatan dan kondisi ruang laboratorium akan berpengaruh pada kelancaran kegiatan praktikum. Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan ini, terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan kepala laboratorium yakni:

1. Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium 2. Memantau keamanan bangunan laboratorium

3. Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium

85. Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam mengelola laboratorium adalah mampu mengadakan evaluasi. Purwanto (2011:25) menjelaskan kegiatan evaluasi ini penting dilakukan untuk melihat sejauh mana program yang telah direncanakan berjalan efektif atau tidak. Penilaian yang dilakukan dalam proses evaluasi ini tidak hanya sebatas melihat hasil saja, tetapi juga menilai setiap proses yang dilalui. Saat evaluasi dilakukan akan diketahui, apakah program yang dibuat telah direncanakan dengan baik, ada tidaknya kegiatan yang terlewatkan dan berhasil atau tidaknya mencapai tujuan yang telah direncanakan. Saat melakukan evaluasi pengelolaan laboratorium terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan kepala laboratorium yakni:

1. Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium 2. Menilai hasil kerja teknisi dan laboran

3. Menilai kegiatan laboratorium

4. Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya 2.4 Penutup

86. Kompetensi manajerial bisa dikatakan sebagai kompetensi inti dari pengelolaan laboratorium. kompetensi manajerial mengisyaratkan bahwa seorang kepala laboratorium bertanggung jawab atas segala kegiatan perencanaan, pengaturan, pemimpinan dan pengendalian setiap kegiatan laboratorium. kepala laboratorium yang memiliki kompetensi manajerial, akan mampu membuat strategi manajemen laboratorium. melalui manajemen laboratorium yang baik, setiap kegiatan laboratorium akan berlangsung dengan lancar.

2.5 Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi manajerial?

2. Apa yang dapat dilakukan kepala laboratorium dalam merencanakan dan mengembangkan kegiatan laboratorium?

(15)

3. Jelaskan apa yang terjadi jika kepala laboratorium tidak memiliki kompetensi manajerial!

4. Jelaskan apa saja yang diperlukan agar proses evaluasi kegiatan laboratorium dapat dilaksanakan!

5. Jelaskan hubungan antara kegiatan pengawasan dengan kelancaran kegiatan praktikum!

2.6 Panduan Kerja Mandiri

1. Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium

87. Pada tahapan perencanaan ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan Kepala laboratorium sebelum mengajukan pengadaan alat dan bahan. Walau tidak ada aturan yang baku mengenai langkah-langkah perencanaan, namun langkah-langkah yang disyaratkan oleh Riandi (tahun:8) dapat diikuti. Berikut langkah-langkahnya:

a. Cek keadaan alat-alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium.

b. Diskusilah dengan guru senior dan asisten laboratorium untuk mendapat informasi seputar:

- Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk praktikum pada tahun ajaran mendatang.

- Bahan apa saja yang selalu habis dipakai saat praktikum.

- Alat-alat laboratorium yang rusak akut dan sangat dibutuhkan pada tahun ajaran mendatang.

- Alat-alat laboratorium yang rusak

- Alat-alat laboratorium yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum pada tahun ajaran mendatang.

c. Mencari informasi jumlah penerimaan siswa pada tahun ajaran baru, agar dapat mengestimasi kebutuhan jumlah alat dan bahan.

d. Melakukan pengecekan terhadap fasilitas-fasilitas dari laboratorium, dimulai dari ketersedian air, kondisi bangunan, kondisi kursi, meja dan ketersediaan peralatan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja.

e. Melakukan survei harga-harga alat dan bahan laboratorium.

f. Setelah melalui tahap satu dan lima, selanjutnya kepala laboratorium dapat membuat form ajuan pengadaan alat dan bahan.

g. Jika ada permasalahan dalam pengadaan alat dan bahan, kepala laboratorium dapat mendiskusikannya dengan kepala sekolah.

88. Form pengadaan alat dan bahan untuk keperluan praktikum dibuat secara rinci. Bentuk formnya ialah sebagai berikut:

89. Daftar Usulan Alat/Barang Laboratorium

(16)

90. Sekol ah

91. 92.

93. Labo ratori um

94. 95.

96. Seme ster

97. 98.

99. Tahu n ajara n

100. 101.

102.

103. No.

104.

N

105.

Spesif ik asi

106.

Ju

107.

Har g a s a t u a n

108.

H

109.

U

110.

I

111.

K 112. 113.

114. 115. 116.

117. 118. 119. 120. 121.

122. 123. 124.

125. 126. 127. 128. 129.

130. 131. 132.

133. ___________, __ _________ 2014 134. Mengetahui,

135. Kepala Sekolah Penanggung Jawab Laboratorium,

136.

137.

138. NIP. NIP.

139.

140. Daftar Usulan Bahan/Zat Laboratorium 141.

Sekolah

142. 143.

144.

Laborato

145. 146.

(17)

rium 147.

Semester

148. 149.

150.

Tahun ajara n

151. 152.

153.

154. No.

155. B

ahan/z at

156.

Spesifi ka si

157.

Ju

158.

H

159.

161. H N

162.

R 167.

U

168.

I

169.

K 170.

171. 172.

173. 174. 175.

176. 177. 178. 179. 180. 181.

182. 183. 184.

185. 186. 187. 188. 189. 190.

191. 192. 193.

194. ___________, __ _________ 2014 195. Mengetahui,

196. Kepala Sekolah Penanggung Jawab Laboratorium,

197.

198.

199. NIP. NIP.

2. Mengelola kegiatan laboratorium 200.

3. Membagi tugas teknisi dan laboran sekolah

201. Pembagian tugas teknisi dan laboran sekolah dapat dibuat kepala laboratorium dengan mengacu pada Lampiran Permen Diknas Nomor 26 Tahun 2008. Dalam lampiran tersebut, telah dijelaskan mengenai kompetensi-kompetensi seorang teknisi laboratorium dan laboran.

Kompetensi tersebutlah yang selanjutnya dijabarkan menjadi poin-poin tugas dari masing-masing petugas laboratorium.

4. Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah

202. Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium dapat dilakukan dengan membuat rubrik penilaian sarana dan prasarana yang ada di laboratorium.

5. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah

(18)

203. Evaluasi kinerja teknisi dan laboran dapat dilakukan dengan merefleksi kembali pelaksaan tugas dari teknisi dan laboran selama kegiatan praktikum berlangsung. Jika diperlukan dapat dikembangkan pula angket penilaian kinerja untuk teknisi dan laboran, sedangkan untuk indikator penilaiannya dapat dikembangkan kepala laboratorium berdasarkan kompetensi-kompetensi yang seharusnya dimiliki teknisi dan laboratoriu. Berikut bentuk form penilaiannya :

204.

205. Instrumen Penilaian Kinerja Teknisi Laboratorium

206.

No.

207. Kr

iteria 208. Indikator

209. Skor

210. Bukti yang teridentifikasi

214. 215. 216.melakukan 217.melakukan

1. Komponen 1: Kepribadian 219.

No.

220. Kr iteria

221. Indikator 222.

4

223.

3

224.

2

225.

1

226. Bukti 227.

1.1

228. Be rperilakuk arif dalam bentindak dan memecah akan masalah

1) Empati terhadap masalah yang dihadapi pengguna laboratorium

229.230.231. 232. 233.

236. 237.238.239. 240. 241.

242. Instrumen Penilaian Laboran Laboratorium

243.

No.

244. Kr

iteria 245. Indikator

246. Skor

247. Bukti yang teridentifikasi

251. 252. 253.melakukan 254.melakukan

3. Komponen 3: Administrasi 256.

No.

257. Kr iteria

258. Indikator 259.

4

260.

3

261.

2

262.

1

263. Bukti 264.

1.1

265. Te rampil menginve ntarisasi

1) Mecatatat semua perlatan dan bahan yang dimiliki

266.267.268. 269. 270.

(19)

perlatan dan bahan laboratori um

laboratorium 2) Melaporkan

penggunaan alat dan bahan di

laboratorium

273.274.275. 276. 277.

278. Daftar Pustaka

279. Alma, B., Hari M.,Girang R. dan Lena N. 2008. Guru Profesional:

menguasai metode dan terampil mengajar. Bandung: Alfabeta.

280. Alma, B., Hari M.,Girang R. dan Lena N. 2012. Guru Profesional:

menguasai metode dan terampil mengajar. Bandung: Alfabeta.

281. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

282. Sujanto, B.2007. Guru Indonesia dan perubahan kurikulum mengorek kegelisahan guru. Jakarta: Sagung seto.

283. Trianto dan Titik T.T.2007. Sertifikasi guru dan upaya peningkatan kualifikasi dan kesejahteraan. Jakarta: Prestasi pustaka publishing.

284. Uno, H.B. 2011.Profesi Kependidikan: Problema, Solusi dan reformasi pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

285.

286.

Referensi

Dokumen terkait

Persaingan bagi perusahaan dapat berpengaruh positif yaitu dorongan untuk selalu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, akan tetapi persaingan juga menimbulkan dampak negatif

Musha>rakah yang terdapat pada BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo ini termasuk musha>rakah ‘inan. Karena modal yang diberikan oleh BMT kepada nasabah bukan merupakan modal

37 HARYO BASKARA N L D4 PERANCANGAN JALAN & JEMBATAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 22 Juni 2019 38 RIANSYAH AGUNG SETIADI SITUMORANG L S1 TEKNIK SIPIL SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 22

Manfaat lain tidur tanpa bantal adalah terhindar dari debu atau kotoran yang menempel pada bantal atau sarung bantal, bah- kan kita pun sering tidur dengan bantal

Alhamduli llahi robbil ‘alamiin , segala puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan berpikir

[r]

Bangka Tengah, Komplek Perkantoran dan Permukiman Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka i Tengah, Jl Raya By Pass No. 1

Mengingat pentingnya acara ini, diharapkan yang hadir Direktur atau yang namanya tercantum di dalam Akte Pendirian Perusahaan serta perubahannya. Apabila di