• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA DAN SIKAP SOSIAL SISWA PADA TEMA

CITA-CITAKU KELAS IV SD N 4 UBUNG

Putu Indra Kusuma1, Ni Wayan Suniasih2, I Wayan Wiarta3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Seklah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : indrakusuma444@gmail.com1, wyn_suniasih@yahoo.com2, wayan.wiarta@yahoo.com3

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD N 4 Ubung tahun pelajaran 2014/2015 dan (2) meningkatkan sikap sosial melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada tema cita-citaku siswa kelas IV SD N 4 Ubung tahun pelajaran 2014/2015.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 4 Ubung Kecamatan Denpasar Utara yang berjumlah 45 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk data hasil belajar pengetahuan matematika adalah metode tes dengan bentuk esay dan kuesioner untuk mengumpulkan data sikap sosial. Data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) nilai rata - rata hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 18 dari = 66 pada siklus I menjadi = 84 pada siklus II, (2) nilai rata-rata sikap sosial meningkat 1,39 dari = 86,38 pada siklus I menjadi

= 87,77 pada siklus II, (3) ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 35.56% dari 44,44% pada siklus I menjadi 80% dari 45 siswa pada siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika dan sikap sosial siswa pada tema cita-citaku kelas IV SD N 4 Ubung.

Kata Kunci : pendekatan saintifik, asesmen portofolio, hasil belajar pengetahuan matematika, dan sikap sosial.

ABSTRACT

This research aims to (1) improve student learning result through the application of mathematical knowledge scientific based on portfolio assessment themed "cita-citaku kelas IV SD N 4 Ubung tahun pelajaran 2014/2015", (2) increase the social attitudes of students through the application of scientific approach portfolio assessment based on the theme "cita-citaku kelas IV SD N 4 Ubung tahun pelajaran 2014/2015".

(2)

Subjects in this study were 45 students in fourth grade SD N 4 Ubung North Denpasar District. Tests and questionnaires were used in this research. Data were analyzed using descriptive analysis of quantitative methods and qualitative descriptive.

The results of this study showed that (1) an increase of learning result value of mathematical knowledge by 18 from = 66 in the first cycle to = 84 on the second cycle, (2) an increase social attitudes in the average value by 1,39 of = 86,38 in the first cycle to = 87,77 in the second cycle, (3) occurs improvement of learning result classical completeness of mathematical knowledge by 35.56% from 44.44% in the firs cycle to 80% of the 45 students in the second cycle.

Based on these results, can be concluded that the application of scientifically based approach to portfolio assessment can improve students learning result of mathematical knowledge and social attitudes on the theme cita-citaku grade IV SD N 4 Ubung.

Keywords : scientific approach, portfolio assessment, learning result of mathematical knowledge, and social attitudes.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Mengingat pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan nasional, kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang utama. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan mencakup standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan, standar penilaian pendidikan,

Kedelapan standar isi tersebut yang berubah dalam kurikulum 2013 adalah standar isi, standar proses, standar penilaian dan standar kelulusan. Ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar adalah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak – banyaknya karena siswa jaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.

Sedangkan untuk siswa didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal,

antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. (Kurniasih, 2014, 7)

Perbaikan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, dalam pelaksanaanya dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum yang ditemukan. (Daryanto, 2014, 51).

Kurikulum 2013 pembelajarannya tematik terpadu integratif menggunakan tema yang di dalam tema tersebut semua muatan materi pelajaran di rangkum menjadi satu kesatuan dan terkait antara pelajaran satu dengan pelajaran lainya sehingga siswa menjadi lebih mudah mengerti pelajaran karena dalam satu tema sudah mencakup semua muatan materi pelajaran. Namun pada kenyataannya dalam pelaksanaan di sekolah masih banyak siswa yang mengalami kesuitian memahami keterpaduan tersebut sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa belum mencapai standar yang ditetapkan.

Menurut Daryanto (2014, 51) Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

(3)

mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Sedangkan menurut Sani (2014 : 50) Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah), pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Salah satu muatan materi yang harus dikuasai siswa adalah muatan materi matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep – konsep dan aturan – aturan matematika. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep – konsep matematika, tanpa memahami maksud dan isinya. Jika konsep dasar diterima siswa secara keliru, maka sangat sukar memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal – soal matematika.

Apabila siswa bersifat terbuka dalam masalah yang dihadapi masih ada harapan untuk memperbaikinya. Namun jika siswa bersifat tertutup, maka kesalahan itu akan dibawa terus sampai pada suatu saat mereka menyadari bahwa konsep – konsep dasar yang siswa miliki adalah keliru. Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana siswa memahami konsep – konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga pemahaman mereka terhadap pengetahuan dan penerapannya dalam menyelesaikan soal – soal matematika benar adanya.

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran akan diketahui selain dari proses pembelajaran dan juga dari hasil belajar siswa. Kalau proses pembelajaran

siswa dilakukan dengan sangat baik tetapi hasil belajar siswa kurang baik maka siswa masih memiliki kesulitan dalam belajar matematika.

Menurut Suprihatiningrum (2012 : 37) hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau poses belajar. Hasil belajar pada sasarannya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dibedakan menjadi empat macam, yaitu pengetahuan tentang fakta – fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan konsep, dan keterampilan untuk berinteraksi.

Menurut Wasliman (dalam Susanto 2014:12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.

Faktor Internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal meliputi kecerdasan minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pengetahuan adalah suatu hal sejumlah yang didapat dari berbagai pengalaman dan juga dari pembelajaran yang dilakukan. Bloom dalam (Kurniawan, 2014 : 10) menyatakan pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal – hal yang telah dipelajari sebelumnya.

Kemampuan ini merupakan kemampuan awal yang meliputi kemampuan mengetahui sekaligus menyampaikan ingatannya bila diperlukan. Hal ini termasuk mengingat bahan – bahan, benda, fakta, gejala, dan teori. Hasil belajar dari pengetahuan merupakan tingkatan rendah.

Sedangkan menurut Wiyani (2013:58) pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

Matematika merupakan cara berpikir logis yang dipersentasikan dalam bilangan,

(4)

ruang, dan bentuk dengan aturan – aturan yang telah ada (Susanto 2014 : 189).

Dan menurut Hamzah (2009:109) matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur- unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis.

Selain itu di sekolah masih banyak sikap – sikap sosial siswa yang perlu ditingkatkan yakni kurang komunikasi dengan teman sebaya, dengan guru yang masih malu atau takut bertanya jika menemukan kesulitan pada pelajaran matematika hal inilah juga menyebabkan perkembangan pengetahuan siswa menjadi kurang sehingga berpengaruh kepada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Manusia diciptakan untuk hidup saling ketergantungan dengan alam semesta beserta isinya. Manusia selalu ketergantungan dengan sesama dan dilingkungan tempat tinggalnya. Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia memerlukan bantuan antar sesamanya.

Manusia akan membentuk suatu kelompok agar dapat hidup saling membutuhkan.

Dalam kelompok manusia terdapat keanekaragaman karakter yang ada pada setiap individu. Setiap individu akan menilai antar sesamanya berdasarkan perilaku yang dimunculkan dari individu yang lainnya. Penilaian tersebut dimulai dari sikap yang dimunculkan oleh individu.

Setiap individu akan melakukan perbuatan dengan sikap dasar yang dimilikinya lewat interaksi dalam kelompok.

Menurut Ahmadi (2009:149) sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial dan ) faktor faktor yang memengaruhi sikap sosial ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi siswa itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih siswa untuk menerima dan mengolah pengaruh – pengaruh yang datang dari luar dan Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi siswa. Faktor ini berupa interaksi

sosial diluar kelompok. Sikap adalah kesadaran individu untuk melakukan perbuatan dalam kegiatan sosial. Sikap sosial merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial (Widoyoko, 2014:44).

Dari observasi yang telah dilakukan pada tanggal 8 Desember 2014 di SD N 4 Ubung ditemukan sebagian besar siswa kelas IVA hasil belajar matematika masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 70. Dari seluruh siswa yang berjumlah 45, siswa yang tergolong tuntas 11 orang siswa (25%) dan siswa yang belum tuntas berjumlah 34 orang siswa (75%) dan sikap sosial siswa masih kurang baik. Hal ini dimungkinkan karena pemahaman dan konsep belajar matematika belum begitu dikuasai oleh siswa.

Agar bisa mengetahui

perkembangan siswa dan hasil belajar siswa apakah meningkat atau menurun setiap tugas yang diberikan untuk siswa, guru mengumpulkan tugas – tugas tersebut dan mendokumentasikan dalam bentuk portofolio yang berguna sebagai bukti otentik guru untuk mengetahui perkembangan siswa di sekolah. Asesmen portofolio pada dasarnya adalah kumpulan dari tugas – tugas atau karya dari siswa yang dijadikan satu dan akan dijadikan acuan untuk guru. Asesmen portofolio adalah pengukuran sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi serta merefleksi suatu karya dengan cara mengoleksi atau mengumpulkan karya dari siswa sehingga dapat dinilai dan dikomentari oleh guru.

Asesmen portofolio merupakan pengajaran yang mendorong adanya interaksi antara lingkungan terkait seperti interaksi antara siswa, guru, dan masyarakat yang pada akhirnya dapat membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik (Trianto, 2010:277).

Sedangkan menurut Samatowa (2011 : 172) asesmen portofolio adalah asesmen yang berupa kumpulan koleksi dari hasil kerja siswa yang dibuat oleh siswa sendiri dan disimpan dalam suatu file

(5)

atau boks oleh guru. Kumpulan koleksi tersebut merupakan hasil penilaian yang dilakukan dalam suatu periode tertentu.

Selain itu pula asesmen portofolio dapat menilai kemajuan siswa disamping itu asesmen portofolio terkandung pula penilaian siswa oleh dirinya sendiri.

Fungsi dari asesmen portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang disimpan dalam suatu file dan hasil tersebut yang digunakan sebagai acuan untuk siswa dan guru serta dapat dijadikan informasi bagi orang tua siswa itu sendiri agar mengetahui sejauh mana sudah berkembang.

Upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar matematika serta sikap sosial siswa di SD dapat tercapai bila proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat terlaksana bila guru berperan langsung dalam mengajar dan mendidik siswa sehingga dapat ditingkatkan kemampuannya, dibina secara teratur dan berkesinambungan

Sesuai dengan uraian di atas, dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portopolio untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Matematika Dan Sikap Sosial Pada Tema Cita – Citaku Siswa Kelas IV SD N 4 Ubung Tahun Ajaran 2014 – 2015”. Dari latar belakang yang telah dipaparkan, adapun rumusan masalah yang diambil yaitu (1) Apakah penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika pada tema cita – citaku siswa kelas IV SD N 4 Ubung tahun ajaran 2014 – 2015?, (2) Apakah penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan sikap sosial pada tema cita – citaku siswa kelas IV SD N 4 Ubung tahun ajaran 2014 – 2015?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada tema cita – citaku siswa kelas IV SD N 4 Ubung tahun ajaran 2014 – 2015, (2) Untuk

meningkatkan sikap sosial melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada tema cita – citaku siswa kelas IV SD N 4 Ubung tahun ajaran 2014 – 2015.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dirancang dalam siklus tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pengetahuan matematika dan sikap sosial siswa. Siklus ini menggunakan model yang dikutip dari Arikunto (2012) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 sampai tanggal 21 Februari 2014 pada siklus I dan 24 sampai 27 Februari 2014 pada siklus II semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 4 Ubung. Lokasi SD N 4 Ubung berada di Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar semester II tahun ajaran 2014/2015.

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV A SD N 4 Ubung yang berjumlah 45 siswa yang terdiri dari 26 siswa laki – laki dan 19 siswa perempuan. Siswa kelas IV A ini dipilih karena di kelas IV A /mengalami permasalahan pada hasil belajar pengetahuan matematika. Objek penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan matematika dan sikap sosial siswa dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar pengetahuan matematika dan sikap sosial siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk hasil belajar pengetahuan matematika dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap sosial siswa.

Metode tes dalam kaitannya dengan penelitian adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan dan dikerjakan oleh seorang atau

(6)

sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval) (Agung, 2012:66). Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya.

Menurut Widoyoko (2014:51) tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek yang diantara objek tes adalah kemampuan siswa. Secara garis besar tes dapat dikelompokkan menjadi tes penguasaan dan tes kemampuan. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes penguasaan. Tes penguasaan adalah tes yang diujikan setelah peserta didik memperoleh sejumlah pengetahuan.

Termasuk dalam tes penguasaan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar (THB) merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa (Purwanto, 2013:64).

Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut.

Menurut Sanjaya (2008, 354) tes adalah teknik penilaian yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk angka.

Berdasarkan angka itulah selanjutnya ditafsirkan tingkat penguasaan kompetensi siswa. Menurut Thoha (2003, 43) Tes adalah pengukuran berupa penyertaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk esai. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar

pengetahuan matematika digunakan setiap akhir siklus.

Dan metode kuesioner menurut Agung (2012 : 64) metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan pernyataan kepada responden/subjek penelitian. Metode kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang perubahan ranah afektif seperti: sikap/rasa senang, tertarik, dan kepuasan, termotivasi dalam pembelajaran dengan tindakan tersebut. Kuesioner memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan alat pengumpul data lainnya. Beberapa keunggulan kuesioner menurut Darmadi (2013:302) diantaranya dapat dilihat sebagai berikut. a.

dapat mengungkapkan pendapat atau tanggapan seseorang baik secara individual maupun kelompok terhadap permasalahan, b. dapat disebarkan untuk responden yang berjumlah besar dengan waktu yang relatif singkat, c. tetap terjaganya objektivitas responden dari pengaruh luar terhadap satu permasalahan yang diteliti, d. tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab sesuai dengan pendapat pribadi, d. karena diformat dalam bentuk surat, maka biaya akan lebih murah, e.

penggunaan waktu yang lebih fleksibel sesuai dengan waktu yang telah diberikan peneliti, f. dapat menjaring informasi dalam skala luas dengan waktu cepat.

Tujuan penggunaan kuesioner dalam kegiatan pengajaran menurut Sudjana (2013:72) adalah : a) untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya, b) untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, c) untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar-mengajar.

Instrumen berupa tes tertulis dalam bentuk esay. Dalam penelitian ini menggunakan tes esay sebanyak 5 butir tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan matematika dan menggunakan kuesioner sebanyak 10 butir yang digunakan untuk sikap sosial siswa.

Tes hasil belajar pengetahuan matematika

(7)

dan sikap sosial diketahui setelah memberikan tes esay sebanyak 5 butir dan angket sebanyak 10 butir yang diberikan terkait dengan materi pembelajaran pada pertemuan I, II, dan III pada siklus I dan II.

Pada tes esay, satu butir tes diberi bobot 20 sehingga diperoleh skor maksimal ideal (SMI) = 100 dan pada angket satu butir pernyataan diberi bobot 4 yang dikalikan jumlah skor maksimal 40 dikali 100 sehingga diperoleh skor maksimal ideal (SMI) = 100.

Tes esay yang digunakan telah disesuaikan dengan syarat – syarat tes yang baik yaitu memenuhi validitas isi. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator, kompetensi dasar dan kompetensi inti yang dituangkan dalam kisi – kisi. Validitas isi ini dilakukan dengan membuat kisi-kisi soal dan uji validitas isi. Purwanto (2013 : 120) menyatakan bahwa, validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan atas isinya untuk memastikan bahwa tes hasil belajar sesuai dengan suatu keadaan yang diukur yaitu hasil belajar matematika.

Pengujian validitas isi ini dilakukan dengan mengonsultasikan kepada guru kelas IV di SD N 4 Ubung dan mengkonsultasikan

dengan dosen pembimbing sekaligus pengampu mata kuliah Matematika. Angket yang digunakan juga telah disesuaikan dengan syarat – syarat angket yang baik yaitu memenuhi validitas isi. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir pernyataan dengan indikator yang dituangkan dalam kisi – kisi. Uji validitas isi ini dilakukan dengan membuat kisi-kisi lembar kuesioner dan pengujian validitas isi ini dilakukan dengan mengonsultasikan kepada guru kelas IV di SD N 4 Ubung dan mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah dilakukan analisis data. Adapun cara yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan matematika siswa adalah (1) menentukan nilai tes secara individu, (2) menghitung rata – rata (mean), (3) menghitung tingkat ketuntasan belajar pengetahuan matematika. Sedangkan ketuntasan secara individu hasil belajar pengetahuan matematika siswa di konversikan ke PAP skala 100 sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Konversi tentang Hasil Belajar Pengetahuan Matematika

Konversi Nilai Akhir Predikat (Pengetahuan

Dan Keterampilan)

Sikap Skala 1-100 Skala 1-4

86-100 4 A SB

81-85 3,66 A-

76-80 3,33 B+ B

71-75 3,00 B

66-70 2,66 B-

61-65 2,33 C+ C

56-60 2 C

51-55 1,66 C-

46-50 1,33 D+ K

0-45 1 D

Sumber: Sunarti, (2014:216) Kemudian rumus yang digunakan untuk

sikap sosial siswa adalah (1) menentukan

nilai tes secara individu, (2) menghitung rata – rata (mean)

(8)

Sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya penelitian ini maka ditetapkan indikator keberhasilan yaitu (1) penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan matematika siswa dan ketuntasan secara klasikal telah mencapai 75% dari jumlah siswa telah memperoleh ketuntasan hasil belajar pengetahuan matematika dengan nilai > 71, (2) Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan nilai rata rata sikap sosial siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analsis data hasil belajar pengetahuan matematika pada siklus I diperoleh nilai rata – rata = 66 dan ketuntasan secara klasikal yaitu 44% yang artinya belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%

dari jumlah siswa. Karena pada siklus I hanya 20 siswa yang tuntas dari total 45 siswa. Karena data analisis pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan maka dapat dikatakan hasil belajar pengetahuan matematika siswa pada siklus I kelas IV A belum tuntas sehingga dilanjutkan pada siklus II.

Kemudian hasil analisis data sikap sosial pada siklus I diperoleh nilai rata rata = 86,38 di mana 33 siswa memperoleh predikat Sangat Baik (SB), 10 siswa memperoleh predikat Baik (B) dan 2 siswa memperoleh predikat Cukup (C). Nilai rata – rata sikap sosial yang diperoleh dibandingkan pada siklus II untuk mengetahui tercapai atau tidaknya indikator keberhasilan sikap sosial yang ditargetkan yaitu terjadi peningkatan nilai rata – rata sikap sosial siswa.

Dari hasil analisis data hasil belajar pengetahuan matematika pada siklus II diperoleh nilai rata – rata = 84. Nilai rata rata hasil belajar pengetahuan matematika telah meningkat dibandingkan pada siklus I. Peningkatan nilai rata – rata hasil belajar pengetahuan matematika siswa sebanyak 18 yakni pada siklus I diperoleh nilai rata – rata = 66 pada siklus II diperoleh nilai rata – rata = 84.

Kemudian ketuntasan klasikal hasil belajar

pengetahuan matematika telah meningkat sebanyak 35,56% dari 44% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.

Berdasarkan analisis data siklus II yang diperoleh menunjukkan hasil belajar pengetahuan matematika sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan pada siklus I diperoleh nilai rata – rata = 66 kemudian pada siklus II menjadi = 84.

Ketuntasan klasikal siswa juga sudah memnuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 75% siswa memperoleh skor > 71. Pada siklus II ketuntasan klasikal mencapai 80% dimana 36 siswa yang tuntas dari 45 siswa. Karena hasil analisis data hasil belajar pengetahuan matematika siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian ini dapat dihentikan.

Kemudian hasil analisis data sikap sosial pada siklus II diperoleh = 87,77.

Nilai rata – rata sikap sosial siswa pada siklus II telah meningkat dari siklus I yang diperoleh nilai rata – rata = 86,38.

Peningkatan nilai rata – rata sikap sosial dari siklus I ke siklus II sebanyak 1,39.

Berdasarkan analisis data siklus II yang diperoleh menunjukkan sikap sosial sudah memenuhi indikator keberhasilan hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata – rata sikap sosial dari = 86,38 pada siklus I menjadi = 87,77 pada siklus II maka penelitian ini dihentikan.

Penerapan model pembelajaran saintifik sebagai pendekatan pembelajaran yang dipadukan bersama asesmen portofolio dan penggunaan media pembelajaran yang disertai lingkungan yang sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu model pembelajaran saintifik juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan ketrampilan sendiri dalam artian tidak semata – mata diberikan oleh guru. Melalui pendekatan ini siswa menjadi lebih aktif saat mengikuti proses pembelajaran di kelas, selain itu dengan portofolio juga siswa dapat mengetahui perkembangan sendiri yang nantinya

(9)

portofolio terebut digunakan sebagai motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Setelah menganalisis data hasil belajar pengetahuan matematika siswa, hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada pelaksanan tindakan siklus I diperoleh nilai rata – rata hasil belajar pengetahuan matematika siswa = 66 dan nilai rata rata sikap sosial siswa = 86,38.

Sedangkan siswa yang berhasil pada hasil belajar pengetahuan matematika ini sebanyak 20 siswa dari 45 siswa yang berarti hanya 44,44% siswa yang sudah mencapai indikator keberhasilan. Hasil belajar pengetahuan matematika ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, siswa masih bingung karena belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, masih kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas, siswa masih belum termotivasi, dan siswa masih tidak berani untuk mengemukakan pendapat yang dimiliki dan masih takut untuk bertanya kepada guru apabila menemukan masalah. Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan memberikan penjelasan kepada siswa tentang kegunaan dari portofolio.

Menjelaskan kembali hal – hal yang harus diperhatikan dan menekankan kembali tentang hasil belajar pengetahuan matematika.

Berdasarkan kendala – kendala tersebut, dilakukan perbaikan tindakan terhadap proses pembelajaran dengan melakukan kegiatan yaitu membiasakan siswa untuk membuat pertanyaan, mempertegas siswa agar mengerjakan tugas tepat waktu dengan mengingatkan siswa jika waktu hampir habis dan langsung disetor, memberikan penjelasan berupa contoh pada siswa, menunjuk langsung dan memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan, menanyakan kepada siswa tentang kesalahannya pada hasil portofolio yang sudah diperlihatkan.

Refleksi yang dilakukan pada siklus I memberikan dampak yang baik pada

siklus II, siswa sudah terbiasa bertanya dan membuat pertanyaan sebagai salah satu dari tahapan pendekatan saintifik, siswa sudah memperhatikan dan menginstropeksi dirinya dari kesalahannya pada kegiatan asesmen portofolio yang dilaksanakan, siswa sudah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya.

Upaya perbaikan yang dilakukan membuahkan hasil yang baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, diperoleh nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa meningkat. Pada siklus II nilai rata – rata hasil belajar pengetahuan matematika menjadi = 84 dan sikap sosial siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan dengan nilai rata – rata = 87,77. Sedangkan siswa yang berhasil pada hasil belajar pengetahuan matematika ini sebanyak 36 siswa dari 45 siswa yang berarti sudah 80% siswa yang sudah berhasil. Dilihat dari kriteria keberhasilan pada penelitian ini, ketuntasan hasil belajar pengetahuan matematika dan sikap sosial siswa pada siklus II sudah mencapai target yang ditentukan yakni > 75% dari jumlah siswa yang meperoleh nilai > 71. Sesuai dengan nilai tersebut maka penelitian ini sudah mencapai tingkat keberhasilan yang telah ditargetkan.

Dengan pengingkatan tersebut, maka dapat disimpulkan penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika dan sikap sosial siswa pada tema cita – citaku kelas IV SD N 4 Ubung tahun ajaran 2014 – 2015 secara signifikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu (1) Penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 18 dari = 66 pada siklus I menjadi = 84 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal pada hasil belajar pengetahuan matematika meningkat 35,56% dari 44,44%

(10)

pada siklus I yang artinya sebanyak 20 siswa dari 45 siswa berhasil menjadi 80%

pada siklus II yang artinya sebanyak 36 siswa dari 45 siswa sudah berhasil. yang berarti sudah mencapai keberhasilan yang ditetapkan yakni 75%. (2) Penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dapat meningkatkan sikap sosial.

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata sikap sosial meningkat 1,39 dari = 86,38 pada siklus I menjadi = 87,77 pada siklus II.

Berdasarkan simpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran kepada (1) Kepala Sekolah, untuk memberikan kebijakan dalam penerapan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio sebagai alternatif dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa dan sikap sosial siswa (2) Guru, agar menggunakan pendekatan saintifik dipadukan dengan asesmen portofolio dalam pembelajaran karena dapat memotivasi belajar siswa serta orang tua siswa dapat mengetahui perkembangan siswa sehingga orang tua, guru dan sekolah dapat bekerja sama dengan baik dalam mendidik siswa. (3) Siswa, untuk lebih sering mengumpulkan dan menjadikan file hasil – hasil kerjanya dalam portofolio sehingga mengetahui kelebihan serta kekurangan yang dimilikinya di mana nantinya akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. (4) Bagi peneliti lain, yang tertarik dengan penelitian ini dapat menggunakannya sebagai bahan kajian untuk meneliti permasalahan yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Sosial.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi – dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial Bandung : Alfabeta.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta : Gava Media.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. 2014.

Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta:

PT Raja Grafindo.

Kurniasih, Imas dan Berin Sani. 2014.

Sukses Mengimpelementasikan Kurikulum 2013. Jakarta : Kata Pena.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran TEMATIK (Teori, Praktik, dan Penilaian). Bandung : Alfabeta.

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samatowa, Usman. 2011.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT.

Indeks.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Sunarti dan Sellyrahmawati. 2014.

Penelitian Dalam Kurikulum. 2013.

Yogyakarta : ANDI

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : AR- RUZZ MEDIA.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakata : Kencana.

(11)

Thoha, Chabib. 2003. Teknik evaluasi pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif.

Jakarta : Kencana.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan. Jakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Referensi

Dokumen terkait

Tim Penilai Pusat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi rehabilitasi pada Badan Narkotika Nasional untuk Angka Kredit Konselor Adiksi Ahli Madya di

Zina dalam pengertian istilah adalah hubungan jelamin di antara seorang laki-laki dan perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan 39. Para fuqaha

Asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, BAB I Pasal 1: “Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga

Dengan mengungkapkan kembali isi biografi B.J.Habibie siswa dapat mengambil nilai-nilai yang dapat diteladani dan keistimewaan tokoh untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari,

DPRD selaku wakil rakyat pembuat kebijakan seharusnya mengetahui apa yang diingginkan masyarakat dan berusaha untuk mewujudkannya demi kesejahteraan masyarakat,

Berbanding terbalik dengan hal tersebut, rata-rata waktu paling lama yang dibutuhkan adalah 135,6 second yaitu waktu yang diperoleh ketika variasi ketinggian pompa 3,5 meter

Pada diesel engine udara yang terhisap ke dalam ruang bakar dikompresikan sehingga mencapai tekanan dan temperatur yang tinggi lalu bahan bakar diinjeksikan dan