• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian Reception Analysis ini, subtek dalam penentuan penerimaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian Reception Analysis ini, subtek dalam penentuan penerimaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Subyek

Dalam penelitian Reception Analysis ini, subtek dalam penentuan penerimaan dari program tayangan Film Dua Garis Biru dalam penelitian ini adalah Siswa – siswi OSIS yang ada di SMAN 6 Kota Malang. Dalam hal ini dapat digambarkan atau dijabarkan bahwa subyek yang diambil oleh peneliti adalah penonton tayangan film Dua Garis Biru di Bioskop yang minimal telah menonton tayangan tersebut. Karena dilihat dari judul Film tersebut yang didalamnya film tersebut mengkisahkan 2 remaja yang terjerumus dalam seks bebas, maka peneliti megkotak-kotakkan nya dalam kategori usia, yaitu remaja yang berusia 17 tahun.

Adapun subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 Anggota OSIS SMAN 6 Kota Malang, yang didapatkan dengan cara pengambilan anggota OSIS SMAN 6 Kota Malang yang berusia 17 tahun dan sudah pernah menonton film Dua Garis Biru. Berikut 9 profil subyek:

SUBYEK 1 ( Hafid Al Fauzi )

Anggota OSIS yang akrab disapa dengan panggilan Hafid ini adalah siswa kelas XI IPS 4, jabatannya di anggota OSIS adalah sebagai Ketua OSIS.

ketertarikan hafid dengan pada film “Dua Garis Biru” karena film ini dianggap sebagai film memiliki daya tarik tersediri sampai-sampai subyek ini hafal dengan gaya bicara salah satu aktor pemeran film tersebut yang dimainkan oleh Angga Yunanda. Selain itu, ia juga tergolong Siswa yang kritis dalam menanggapi

(2)

tayangan-tayangan yang ada di film Dua Garis Biru dimana dalam menjawab pertanyaan peneliti ia menjelaskan secara detail tentang tayangan film Dua Garis Biru.

SUBYEK 2 ( Fatma Azzahra)

Anggota Osis yang akrab disapa dengan panggilan Fatma ini adalah siswi XI IPS 5, jabatannya dianggota osis adalah sebagai Sekretaris OSIS I. Subyek ini tergolong subyek yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan peneliti, ia selalu menjawabnya dengan apa yang sering ia temui disekelilingnya. Apalagi ada salah satu kerabat fatma ini juga sedang menjalin hubungan pacaran yang berdampak pada kehamilan diluar nikah diusia dini, sehingga bisa menilai tayangan “Dua Garis Biru” ini memang benar seperti yang dialami oleh kerabatnya. Itu merupakan salah satu ketertarikan Fatma dengan tayangan ini.

Fatma juga adalah subyek yang dalam berpendapat bukan hanya denga sudut pandang menyalahkan acara ini saja namun juga memberikan hal positif juga. Namun disisi lain ia siswi IPS dimana banyak pengetahuan tentang perkembangan remaja seusianya dan anak-anak dibawah umur, ia berpendapat bahwa setelah melihat tayangan Dua Garis Biru menjadikannya sebagai sebuah wacana, gambaran mengenai dampak jika melakukan pacaran diluar batasannya apalagi melakukan seks bebas.

SUBYEK 3 ( Vera Putri Narila )

Anggota Osis yang akrab disapa dengan panggilan Vera ini adalah siswa XI MIPA 4, jabatannya dianggota osis adalah sebagai Sekbid 3. Ia termasuk subyek yang mempunyai respon yang baik dalam menjawab. Dibuktikan dari ia

(3)

menjawab pertanyaan peneliti pasti dengan jawaban yang mendasar dan dalam menilai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam tayangan “Film Dua Garis Biru”

SUBYEK 4 ( Rizka Ramadhan)

Anggota OSIS yang akrab disapa dengan panggilan Rizka ini adalah siswi XI MIPA 4, jabatannya dianggota OSIS adalah sebagai Bendahara OSIS 2.

Subyek satu ini adalah subyek yang menurut peneliti berkarakter pendiam. Setiap peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, dia menjawab dengan jawaban yang simple tapi tegas. Selain itu, dalam menanggapi hal-hal yang berhubungan tentang percintaan termasuk cukup bagus.

SUBYEK 5 ( Izza Azainda Zuhri)

Anggota Osis yang akrab disapa dengan panggilan Izza ini adalah siswi XI MIPA 2, jabatannya dianggota osis adalah sebagai SIE. Walaupun dalam penyampaianya singkat namun bagi peneliti subyek ini bisa memaparkan tanyangan ini dengan jelas. Izza menanggapi acara ini mempunyai daya tarik sendiri dengan apa yang dipertontonkan. Dari pembawaan ia menjawab pertanyaan peneliti dengan baik tentang Film Dua Garis Biru.

SUBYEK 6 ( Vivi Novitasari)

Anggota Osis yang akrab disapa dengan panggilan Vivi ini adalah siswi XI IPS I, jabatannya dianggota osis adalah sebagai SEKBID 7. Menurut peneliti Vivi adalah siswi yang to the point dalam menjawab pertanyaan peneliti. Saat wawancara berlangsung, dia selalu memberikan komentar yang jelas, padat serta tidak basa-basi.

SUBYEK 7 ( Aisyah Prameswari)

(4)

Anggota Osis yang akrab disapa dengan panggilan Aisyah ini adalah siswi XI IPS I, jabatannya dianggota osis adalah sebagai Ketua Harian I. Walaupun dalam penyampaianya yang tergolong singkat namun bagi peneliti subyek ini bisa memaparkan tanyangan ini dengan jelas.

SUBYEK 8 ( DIMAS ARANDA )

Anggota OSIS yang akrab disapa dengan panggilan Dimas ini adalah siswa kelas XI MIPA 3, jabatannya di anggota OSIS adalah sebagai SEKBID 4, ketertarikan Dimas pada film “Dua Garis Biru” karena film menuai pro dan kontra, dan dianggap sebagai film yang tidak mendidik untuk standart film indonesia. Dari situ Andi penasaran untuk menonton. Dimas juga tergolong Siswa yang aktif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti tentang tanyangan-tanyangan pada film Dua Garis Biru.

SUBYEK 9 ( Mahendra Ayus)

Anggota Osis yang akrab disapa dengan panggilan Hendra ini adalah siswa kelas XI IPS 5, jabatannya di anggota osis adalah sebagai SEKBID 2.

Hendra tertarik dengan pada film “Dua Garis Biru” karena film ini dianggap sebagai film yang langka dengan adanya kata Dua Garis Biru. Film yang slogannya menurut Rahyan sudah menuai pro dan kontra. Selain itu, ia juga tergolong Siswa yang kritis dalam menanggapi tanyangan-tanyangan yang ada pada film Dua Garis Biru. Hendra menjawab pertanyaan peneliti dengan menjelaskan secara detail tentang tanyangan film Dua Garis Biru ini.

(5)

5.2 Hasil Wawancara Subyek

5.2.1 Pernikahan Yang Dilangsungkan Saat Dara Mengandung

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan Bagaimana pendapat Anda mengenai Bagaimana pendapat Anda mengenai pernikahan yang dilangsungkan saat Dara mengandung? Dari 9 subyek terdapat 2 subyek dengan jawaban yang masuk dalam kategori Oppositional diantaranya: Hafid, dan Vera. Sedangkan terdapat 7 subyek yang memiliki pendapat berbeda dari 2 subyek dengan jawaban yang masuk dalam kategori Dominant diantaranya: Fatma, Rizka, Izza, Vivi, Aisya, Dimas dan Hendra.

Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut:

HAFID AL FAUZI: “Ya,… memalukan sekali sih mas, kalau menurut saya . (Oppositional Reading)

FATMA AZZAHRA: “Saya gak bisa bayangin mas, soalnya menikah dalam keadaan hamil, malu banget pastinya. Tapi ya gimana lagi memamg keharusan juga mas, kalau enggak dinikahin, terus nanti selanjutnya gimana ..

. (Dominant Reading )

VERA PUTRI NARILA : “ Menurut saya ya gimana ya mas, kalau saya diposisi itu, mending nikahannya enggak dpublikasikan, atau mending ya nikahnya pas anak udah lahir kali yaa… soalnya malu banget. (Oppositional Reading)

RIZKA RAMADHAN: “Ya, memang harus menikah mas, soalnya juga sebelum perut semakin membesar dan kalau dilihat dari sisi agama kan emh,, gapapa nikah dalam kondisi hamil selagi janin yang dikandung belum ada nyawanya .. kayak nya gitu hehe.”. (Dominant Reading)

(6)

IZZA AZZAINDA ZAHRI: “Dari pandangan saya sendiri,,.. mending ya dinikahkan mas….”. (Dominant Reading)

VIVI NOVITA SARI: “wahh.. yang wes wajar sih mas… memang harus nikah, banyak aku liat juga beberapa anak dilingkungan sekitarku yang nikah dalam kondisi hamil, malah ada yang nikah dalam keadaan hamil dengan kondisi perutnya udah besar atau janin yang dikandung udah sekitar 6 bulanan mas hehe.“( Dominant Reading).

AISYAH PRAMESWARI : “ya kalau menurut saya , ya jelas harus bahkan wajib dinikahkan mas, orang udah hamil… ntar keenakan Bimanya , malah kabur lagi nanti hehehhe…. (Dominant Reading).

DIMAS ARANDA : “ Ya sudah seharusnya dinikahkan , soalnya kan ya resiko juga kalau enggak dinikahkan, resiko dibelakang lebih besar. . gapapalah malu nya didepan dari pada nunggu bayi keluar baru nikah

…”(Dominant Reading).

MAHENDRA AYUS “setuju banget kalau dinikahkan dalam kondisi hasil, masak iya nunggu lahiran dulu baru nikah hehehe, ntar malah jadi anak haram mas ,..hehe (Dominant Reading).

5.2.2 Gaya Berpacaran dan Gaya Berpakaian Dalam Film Dua Garis Biru

Film Dua Garis Biru menceritakan tentang kehidupan percintaan remaja dimana harusnya digambarkan sebagaimana remaja berperilaku dan bagaimana mereka merespon berbagai masalah yang mereka alami sehingga memperlihatkan sebagaimana remaja pada umumnya berpacaran dan disini

(7)

peran aktor dalam sebuah. Penulis memberi pertanyaan kepada subyek tentang bagaimana dua remaja sekolah yang berpacaran serta berpenampilan dalam film “Dua Garis Biru”, apakah dianggap terlalu berlebihan atau memang benar adanya kalau para remaja sekarang berperilaku seperti itu.

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan tentang Gaya Berpacaran dan gaya berpakaian Film Dua Garis Biru?. Dari 9 subyek , terdapat 2 subyek dengan jawaban yang masuk dalam kategori Dominant diantaranya : Fatma dan Hendra Sedangkan terdapat 7 subyek dengan jawaban yang berbeda dari 2 subyek diatas, 7 jawaban subyek tersebut masuk dalam kategori Oppositional diantaranya : Hafid, Rizka, Izza, Vera, Vivi, Aisya dan Dimas. Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut : HAFID AL FAUZI : “Menurut saya yang ditampakan itu keterlaluan atau berlebihan mas . Seperti perilaku gaya berpacarannya yang terlalu fulgar, yaaa.. terus juga cara berpakaian dara juga kurang sopan, memang pada kenyataannya ada sebagian remaja yang seperti itu, tapi juga tidak semua gaya berpacaran dan berpakaian anak remja dalam sekolah yang ada pada film Dua Garis Biru terjadi pada dunia nyata (Oppositional Reading)

FATMA AZ-ZAHRA : “Mengenai hal itu kalau saya lihat perilaku-perilaku yang ada pada film “Dua Garis Biru” termasuk gaya pacranya memang pernah saya temui juga didunia nyata, jadi ya layak ditayangin mas..

(Dominant Reading)

VERA PUTRI NARILA : “Kalau menurut saya sih, gaya berpcarannya terlalu berlebihan engga tau tempat jugak mas. Terus gaya pakaiannya si Dara juga terlalu pendek gunakan rok sekolahnya, pokoknya gak sopan banget lah

(8)

mas. Ya walaupun memang benar adanya dikehidupan sehari- hari, di sebagian sekolah memang ada yang seperti itu gaya berpakaiannya. ” (Oppositional Reading)

RIZKA RAMADHAN : “Yaa…bagaimana remaja bersikap dalam berpacaran, tapi bagi saya perilaku yang di tampakan di sana terlalu berlebihan mas, gaya pacarannya itu loh dewasa banget dan nggak wajar”.(Oppositional Reading)

IZZA AZZAINDA ZUHRI : “Kalau menurut saya itu terlalu berlebihan banget , gaya pacarannya sampek peluk-pelukan disekolah gitu, kek-nya ngga ada deh mas, kalau secara nyata disekolah ada siswa pacaran sampek peluk- pelukan gitu, akunya juga gak pernah tau juga sihh... Untuk gaya berpakaian nya pakaian yang digunakan terlalu ketat banget (Membentuk Lekuk Tubuh nya mas)”. (Oppositional Reading)

VIVI NOVITA SARI : “Kalau menurut saya dua-duanya itu terlalu berlebihan mas, gak wajar lah untuk kelas usia 17an hehe” (Oppositional Reading)

AISYAH PRAMESWARI : “itu loh mas ada adegan yang berpacaran gak tau tempat, contohnya di sekolah mereka pacaran (adegan berpelukan), padahal kan pada kenyataanya tidak ada seperti itu yang saya tau, karena yang pastii sekolah punya aturan mengenai hal itu, jadi ya kalau bisa gak usah ditayangin ” (Oppositional Reading)

DIMAS ARANDA : “ Gimana yah mas, kalau untuk gaya berpacarannya emang ngga wajar menuurt saya. Sama halnya juga gaya berpakaian dara

(9)

engga sopan banget , karena kan itu juga bias memicu syahwat laki-laki nya mas hehehe”.(Oppositional Reading)

MAHENDRA AYUS : “Gaya pacarannya emang wajar banget, gaya berpakaian jug biasa aja sih menurut saya. Soalnya hal tersebut yang ditayangin di film Dua Garis Biru benar adanya di dunia nyata, karena saya juga pernah mengetahui kasus seperti itu.” (Dominant Reading)

5.2.3 Permasalahan Yang Terjadi Di Setiap Adegan Dalam Tayangan Film Dua Garis Biru

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan Apakah Permasalahan Yang Terjadi Di Setiap Adegan Dalam Tayangan Film Dua Garis Biru, Telah Menggambarkan Kenyataan Yang Ada Saat Ini Atau Tidak? Dari 9 subyek , terdapat 3 subyek dengan jawaban yang masuk dalam kategori Oppositional diantaranya : Izza, Vivi dan Dimas. Dan terdapat 6 subyek dengan jawaban berbeda dari 3 subyek tersebut, jawaban subyek tersebut masuk dalam kategori Dominant diantaranya : Hafid, Fatma, Vera, Rizka, Aisya, dan Hendra. Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut:

HAFID AL FAUZI : “apa yang di angkat dalam tayangan fim “ Dua Garis Biru” bukanlah sebuah permasalahan yang sering saya temui di kalangan remaja saat ini, ya ada beberapa aja sih tapi mungkin bukan di lingkungan saya “. (Dominant Reading)

FATMA AZZAHRA : Bisa saya katakan menggambarkan kenyataan saat ini.

Karena memang dilingkungan saya juga saya menemui beberapa permasalahan remaja yang di tampilkan dalam film “Dua Garis Biru”

(Dominant Reading)

(10)

VERA PUTRI NARILA ; “…Memang benar menggambarkan kenyataan yang ada saat ini mas... Karena apa…Yang sering saya lihat di sekeliling saya, remaja yang pacaran, mereka punya drama percintaan masing – masing dan itu seperti yang ada di film Dua Garis Biru (Dominant Reading).”

RIZKA RAMADHAN : …bisa menggambarkan kenyataan dalam kehidupan nyata kita saat ini. Karena memang dalam acara “Dua Garis Biru ” ada adegan kehamilan diluar nikah itu merupakan tayangan yang memang terjadi nyata pada remaja saat ini (Dominant Reading)

IZZA AZAINDA ZUHRI : di beberapa adegan film “Dua Garis Biru” yang pernah saya lihat. Tidak menggambarkan sama sekali kenyataan yang ada saat ini mas.. (Oppositional Reading).

VIVI NOVITASARI : “saya pernah mas melihat orang tua yang sedang memarahi anaknya dengan menampar anaknya didepan umum karena anaknya melakukan kesalahan, namun yaa…gak seperti yang ditanyangkkan di film

“Dua Garis Biru” mas… yang terlalu medramatisir permasalahan. Itu gak menggambarkan sama sekali kenyataan yang ada saat ini” (Oppositional reading)

AISYAH PRAMESWARI : “ sangat menggambarkan kenyataan yang ada.

Karena apa yang di angkat dalam tayangan film “Dua Garis Biru”

permasalahan yang sering saya temui di kalangan para remaja saat ini “.

(Dominant Reading)

DIMAS ARANDA : tayangan dalam film “Dua Garis Biru” dimana orang tua yang menampar anaknya didepan umum karena anaknya melakukan

(11)

kesalahan, Itu gak menggambarkan sama sekali kenyataan yang ada saat ini”

(Oppositional Reading)

MAHENDRA AYUS : Permasalahan hamil diluar nikah, sangat kelihatan kalau itu memang kebanyakan benar adanya dengan yang sedang terjadi pada remaja saat ini mas..” (Dominant Reading).

5.2.4 Penetapan Pemeran / Tokoh

Dalam tayangan Film Dua Garis Biru, Aktor uatama yang memerankan film tersebut aktris yang bernama Dara JKT dan Angga Yunanda adalah seorang remaja dengan usia yang masih belasan tahun. Serta Arswendi Nasution yang berperan sebagai orang tua ( ayahnya Bima) , Dwi Sasono sebagai ayahnya Dara. Tokoh atau pemeran dalam tayangan Dua Garis Biru sangat penting karena dia yang menentukan apakah akting nya mampu dipercaya oleh masyarakat dan mengena.

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan. Disini peneliti menayakan “bagaimana pemain yang ditampilkan untuk memerankan film “Dua Garis Biru” ini…apakah sudah cocok dan sesuai ?, serta film tersebut apakah bisa membuat penonton mempercayai kalau dalam film tersebut ” ini nyata dalam kehidupan sehari-hari?”. Dari 9 subyek, terdapat 2 subyek dengan jawaban yang masuk dalam kategori Oppositional diantaranya : Hafid dan Vera. Sedangkan terdapat 7 subyek dengan jawaban yang berbeda dari 2 subyek sebelumnya. 7 Jawaban subyek tersebut masuk dalam kategori Dominant diantaranya : Fatma, Rizka, Vivi, Izza, Aisya, Dimas dan Hendra. Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut:

(12)

HAFID AL FAUZI : “Pemerannya bagus banget , apalagi adegan pas yang di uks itu mas..”. (Oppositional Reading)

FATMA AZZAHRA : “ Kalau menurut saya..dari segi pemainnya cukup bagus mas….apalagi saat memeranin adegan-adegan adu kata-kata antara para orang tua dan anaknya itu seperti yang pernah saya lihat dalam kehidupan nyata”. (Dominant Reading),.

VERA PUTRI NARILA: “ Kalau boleh saya katakan apa yang ditampilkan oleh pemain yaa…kurang natural mas…walaupun pada acara ini seperti yang terjadi dikehidupan sehari-hari” (Oppositional Reading)

RIZKA RAMADHAN :“Pemainnya cukup bagus memeraninya...jadi bisa kelihatan kalau itu memang benar adanya yang sedang terjadi mas..”

(Dominant Reading)

IZZA AZZAINDA ZUHRI : “Keren mas…menjiwai banget. Jadi seakan- akan yang nonton ini seperti terbawa dalam film itu dan seakan-akan seperti terjadi dalam kehidupan shari-hari dan bukan sekedar film hehe” ” (Dominant Reading).

VIVI NOVITA SARI : “Actingnya Zara JKT dan Angga Yunanda bagus banget, mengena banget mereka meranin remaja yang terlibat dalam pernikahan dini .. pokoknya mereka berdua cocok banget memainkan peran remaja yang berusia 17 tahun ” . (Dominant Reading)

AISYAH PRAMESWARI : “Kalau untuk mempercayai film ini seperti kenyataan yang ada saya rasa tidak sulit, iya karena secara nyata juga memang banyak jaman sekarang remaja gaya cara berpacarannya seperti yang ditayangkan dalam film “Dua Garis Biru”. (Dominant Reading)

(13)

DIMAS ARANDA : Untuk peran orang tua menampar anaknya, cocok banget peraninnya. (Dominant Reading).

MAHENDRA AYUS: ‘Dara cocok bgt meranin sebagai remaja yang hamil dluar nikah, adeganya mengena banget mas, emh…. menggambarkan kenyataan dalam kehidupan nyata kita saat ini mas,. Karena memang dalam film “Dua Garis Biru ” ada adegan hamil diluar nikah itu merupakan tayangan yang memang terjadi nyata pada beberapa remaja saat ini (Dominant Reading)

5.2.5 Dampak Setelah Menonton Film Dua Garis Biru

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan “Apa Dampak yang dialami subyek setelah menonton film Dua Garis Biru?” . Dari 9 subyek yang ada , semua jawaban 9 subyek tersebut masuk dalam kategori Dominant diantaranya : Hafid, Fatma, Vera, Rizka, izza,vivi,Aisyah, Dimas, Hendra. dan Hendra. Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut:

HAFID AL FAUZI : “ Bisa dibuat pelajaran , bisa tau gambaran, bagaiamana tanggung jawab yang harus dilakukan ketika kita melakukan seks bebas, dan menikah muda, ”. (Dominant Reading)

FATMA AZZAHRA : “ Mengingat pergaulan remaja pada zaman sekarang yang sepertinya kurangnya pengetahuan, disinilah pada fillm “Dua Garis Biru” ini dapat dijadikan sebagai wacana / wadah pembeajaran/ gambaran mengenai dampak jika melakukan pacaran diluar batasan kewajaran.

(Dominant Reading)

(14)

VERA PUTRI NARILA : “ Y tentunya, ada dampak positif dan negatifnya mas, tapi ya itu tergantung penonntonya sih, kalau saya ambil positifnya aja jadi ambil pelajaran bahwa menikah muda / dini itu ya seperti itu “ (Dominant Reading)

RIZKA RAMADHAN : “Kalau dilihat dari segi positifnya sangat jelas film “Dua Garis Biru “ ini bisa dijadikan pelajaran buat kita para remaja mengenai batasan-batasan berpacaran”. (Dominant Reading).

IZZA AZZAINDA ZAHRI : “Saya jadi bisa lebih berhati-hati mas, dalam berpacaran nanti, ya dalam berpakaian juga , pokok jaga diri banget deh hehe. Soalnya film ini mengandung edukasi tentang pernikahan dini, dan cocok banget buat para remaja tonton”. (Dominant Reading)

VIVI NOVITA SARI: “ Mendidik banget buat para remaja, supaya bisa lebih bisa jaga diri, ingat bahwa usia 17 tahun adalah masa yang masih sngat muda dan masa depan masih panjang, jadi gak usah aneh-aneh, pacaran yang dalam batasan wajar aja …. “(Dominant Reading).

AISYAH PRAMESWARI : “kalau saya sih melihatnya dari segi positif aja, yaa film ini bisa dibuat pengetahuan oleh para remaja seusia saya.

(Dominant Reading).

DIMAS ARANDA : “Kalau menurut saya film ini bagus , ada value-nya lah, karena didalam film ini mengandung edukasi seks yang ngga ada mata pelajarannya di sekolah. Tapi ya gitu gak bagusnya ending dari film nya gantung mas..”(Dominant Reading).

(15)

MAHENDRA AYUS : “Jadi gak ada keinginan buat pacaran diusia muda takut kebablasan hehe, tapi film ini emang bisa bikin kita para remaja lebih bisa berfikir panjang mas, karena dari film ini kita bis atau dampak apa yang terjadi kalau kita sampai melakukan pacaran diluar batasan nya dan sampai menikah muda..” (Dominant Reading).

5.2.6 Kebijakan sekolah terhadap kasus di luar nikah dalam film Dua Garis Biru

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan “Bagaimana ketika dara dikeluarkan dari sekolah sedangkan bima tidak, apakah yang dilakukan pihak sekolah sudah benar? dan benar adanya dikehidupan nyata tentang kebijakan pihak sekolah dalam mengeluarkan muridnya yang sama-sama melakukan kesalahan”. Dari 9 subyek, 8 jawaban subyek masuk dalam kategori Dominant diantaranya:

Hafid, Fatma ,Aisyah,Rizka, Izza, Dimas, vivi, dan Hendra. Sedangkan ada 1 jawaban subyek masuk dalam kategori Oppositional yaitu Vera,Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut:

HAFID AL FAUZI : “ Benar itu mas, kebanyakan di semua sekolah yang ada ya seperti itu kalau ada kasus kayak gitu. Soalnya ngga mungkin juga kan yang wanita enggak dikeluarkan karena posisi hamil juga, kalau ada apa-apa disekolah gimana. ”. (Dominant Reading)

FATMA AZZAHRA : “Saya pribadi ya setuju mas, karena memang kondisi hamil, masak iya tetep sekolah. (Dominant Reading)

(16)

VERA PUTRI NARILA : “Gak adil mas, kalau dara aja yang dikeluarkan, soalnya kan yang melakukan kesalahan dua-duanya,masak yang dikeluarkan cuman dara aja.“ (Oppotional Reading)

RIZKA RAMADHAN : “Ya wajar mas, soalnya kalau dua-duanya dikeluarkan ya pihak laki-lakinya rugi, karenakan nantiknya gak punya ijazah , kan juga berpengaruh dalam mencari pekerjaan. Sedangkan si bima nanti jadi kepala rumah tangga dan menghidupi keluarganya, kalau sampai gak terus sekolah ya gimana..”. (Dominant Reading).

IZZA AZZAINDA ZAHRI : “Menurut saya wajar aja sih mas”.

(Dominant Reading)

VIVI NOVITA SARI: “Disisi lain memang wajar jika dara dong yang dikeluarkan karena alas an dia hamil, ya walau yang melakukan kesalahan dua-duanya “(Dominant Reading)

AISYAH PRAMESWARI : “ya gapapa sih , karena kalau bima dikeluarin masa depannya juga gimana . karena nantik dia harus kerja untuk tanggung jawab pada istri dan anak-anaknya. (Dominant Reading).

DIMAS ARANDA : “Yo wajar mas, kebanyakan gitu emang mas disemua sekolahan, perempuannya dikeluarkan soalnya hamil (Dominant Reading).

MAHENDRA AYUS : “ ya memamg gitu mas, walau yang salah dua- duanya , tapi kmana yang masih bisa dipertimbangkan, ya itu pihak laki- laki harus tetap sekolah.” (Dominant Reading).

(17)

5.2.7 Keputusan orang tua Dara dalam menghadapi masalah hamil di luar nikah

Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pertanyaan “Bagaimana ketika orang tua dara menginginkan agar anak dara di asuh oleh tantenya , apakah hal tersebut sudah menggambarkan dengan kondisi yang sebenarnya di dunia nyata ?”.Dari 9 subyek yang ada , 7 jawaban subyek masuk dalam kategori Oppositional diantaranya : Hafid, Fatma, Rizka, Izza, Vera, Vivi dan Aisyah. Sedangkan ada 2 jawaban subyek masuk dalam kategori Dominant yaitu Dimas dan Hendra. . Berikut jawaban-jawaban subyek sebagai berikut:

HAFID AL FAUZI : “Wah menurut saya itu bukan hal baik atau solusi yang baik dalam mengatasi sebuah permasalahan yang terjadi mas”.

(Oppositional Reading).

FATMA AZZAHRA : “Saya pribadi ya gak setuju banget mas.

(Oppositional Reading).

VERA PUTRI NARILA : “ya gimana ya, ngapain harus dikasihkan tantenya, mending ya harus ibunya aja yang ngerawat, lagian yang bersangkutan juga biar tau rasanya ngerawat anak diusia dini.“

(Oppositional Reading)

RIZKA RAMADHAN : “Biar si dara aja yang ngerawat, biar ada tau caranya mempertanggung jawabkan apa yang udah dia lakuin..”.

(Oppositional Reading).

(18)

IZZA AZZAINDA ZAHRI : “mending ya dirawat ibunya aja sih kalau menurutku, lagian bayinya kan dia Butuh ASI juga hehehe”. (Oppositional Reading).

VIVI NOVITA SARI: “ dirawat yang udah berbuat aja, soalnya biar tau rasanya jadi Ibu, tapi kadang emang ada sih didunia nyata yang kaya gitu itu mas.. anaknya suruh ngrawat saudara/orang lain“(Oppositional Reading).

AISYAH PRAMESWARI : “Ya mending biar dirawat ibunya aja mas, karna bagaimanapun akan lebih baik dirawat ibunya, dia juga memperoleh ASI. (Oppositional Reading).

DIMAS ARANDA : “Ya. Tapi kadang yang begitu emang ada di dunia nyata mas, tapi mereka melakukan seperti itu karena untuk menghilangkan aib keluarga, agar nama keluarga tidak tercoreng mas”. (Dominant reading).

MAHENDRA AYUS : “ Ya gapapa sih dirawat tantenya dara, mungkin takutnya ibunya dara si bayi engga bisa mendapat pengasuhan yang tepat, karena dara masih dini juga, itu sisi positifnya sih mas hehe.” (Dominant Reading).

5.3 Pembahasan

Berikut Tabel 1. Hasil Wawancara Peneliti dengan 9 Subyek

Indikator Resepsi

Subyek

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(19)

(Hafid) (Fatma) (vera) (Rizka) (Izza) (Vivi) (Aisyah) (Dimas) (Hendra) Pernikahan

Yang

Dilangsungkan Saat Dara Mengandung

OR DR OR DR DR DR DR DR DR

Gaya Berpacaran dan Gaya Berpakaian Dalam Film Dua Garis Biru

OR DR OR OR OR OR OR OR DR

Permasalahan Yang Terjadi Di Setiap Adegan Dalam Tayangan Film Dua Garis Biru

DR DR DR DR OR OR DR OR DR

Penetapan Pemeran / TokoH

OR DR OR DR DR DR DR DR DR

(20)

Dampak Setelah Menonton Film Dua Garis Biru

DR DR DR DR DR DR DR DR DR

Kebijakan sekolah

terhadap kasus di luar nikah dalam film Dua Garis Biru

DR DR OR DR DR DR DR DR DR

Keputusan orang tua Dara dalam

menghadapi masalah hamil di luar nikah

OR OR OR OR OR OR OR DR DR

Keterangan :

DR : Dominant Reading OR : Oppositional Reading

(21)

Tabel diatas menjelaskan tentang hasil wawancara peneliti dengan 9 Subyek yang di temukan bahwa dalam penelitian yang dilakukan mengenai pemaknaan film Dua Garis Biru telah ditemukan dua kategori resepsi yaitu Dominant (Hegemonic) Reading dan Oppositional –Reading. Berikut penjelasanya:

1. Dominant ( Hegemonic) Reading

Melihat dari tabel 1. Hasil wawancara ditemukan bahwa 7 Subyek yang masuk atau cenderung dalam kategori Dominant Reading diantaranya adalah:

Subyek 2 (fatma), Subyek 4 (Rizka), Subyek 5 (Izza), Subyek 6 (Vivi), Subyek 7 (Aisyah), Subyek 8 (Dimas), dan Subyek 9 (Hendra). Mereka semua cenderung dalam posisi ini yang diartikan bahwa dalam kategori Dominant (Hegemonic) Reading mereka semua menerima pesan yang disampaikan dalam film Dua Garis Biru .

Latar belakang keluarga, pendidikan, organisasi serta pengalaman berinteraksi dengan berbagai orang dan pengalaman dengan media massa mampu mempengaruhi subyek dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Hal ini tergambar dari hasil wawancara kepada Hedra (Subyek 9), yang memberikan jawaban yang seadanya mengenai pemakanan dalam film Dua Garis Biru. Akan tetapi sangat tegas dalam menjawab pertanyaan mengenai film Dua Garis Biru. Hal itu juga bisa dikaitkan dengan latar belakang subyek dimana subyek hidup dilingkungan keluarga yang berlatar belakang keluarga yang berprofesi di dunia pendidikan. Dimana ayah Hendra adalah seorang Guru,dan Ibunya juga seoang Guru di Sekolah Dasar di dearah tempat subyek ini tinggal,

(22)

selain itu keluarga subyek ini sangat mengutamakan ketegasan entah dalam soal sikap atau pun dalam hal berkata untuk menyampaikan pesan.

Selain itu, subyek satu ini juga merupakan subyek ini juga adalah siswa yang tergolong cerdas disekolah walaupun terkesan pendiam .Sehingga tak heran jika subyek satu ini memberikan jawaban yang sangat tegas tentang film Dua Garis Biru dan mengatakan bahwa film tersebut sangat mendidik serta subyek satu ini menerima dengan baik apapun yang telah ditayangkan dalam film Dua Garis Biru ini. Hal tesersebut senada dengan jawaban yang peneliti terima dari infroman lainnya seperti Rizka (Subyek 4), Vivi (Subyek 6), Aisyah (Subyek 7) dan Dimas (Subyek 8), mereka semua juga menerima semua isi pesan dari film Dua Garis Biru dengan sangat baik dengan menyatakan bahwa film tersebut sangat mendidik bagi kalangan remaja seperti mereka, apalagi remaja yang sebagian masih belum begitu paham mengenai edukasi seks / pernikahan dini.

Sedangkan Izza (Subyek 5), juga menerima semua isi pesan dari Film Dua Garis Biru dimana peneliti melihat subyek ini mengatakan pada wawancara mengenai Kebijakan sekolah terhadap kasus di luar nikah dalam film Dua Garis Biru yaitu mengeluarkan Dara dari sekolah, subyek ini mengatakan bahwa hal itu wajar –wajar saja karena melihat kondisi pihak wanita yang sedang hamil, Yang dapat diartikan bahwa subyek satu ini memaknai

Menurut peneliti hal ini didukung dengan pengalaman subyek ini, dimana subyek ini juga melihat dari sekitarnya bahwa subyek ini sering tau kasus – kasus seperti yang ada dalam film Dua Garis Biru dan memang yang dikeluarkan dari sekolah adalah pihak wanitanya itu tutur subyek yang akrap disapa Izza ini.

(23)

Berbeda dengan Fatma (Subyek II) yang hampir dalam semua jawaban yang ia berikan selain menerima apa yang telah disampaikan dalam tayangan Film. Dalam wawancara yang diajukan oleh peneliti, subyek ini juga banyak mengatakan bahwa setiap tayangan film dua garis biru banyak menggambarkan kisah nyata yang benar-benar dilihatnya dalam lingkungannya atau dunia nyata.

Menurut peneliti hal ini didukung oleh pengalaman Fatma dalam berorganisasi di sebuah komunitas perkumpulan Remaja diwilayahnya dan bekerja freelance di media Kompasindo sejak ia duduk di bangku SMP. Subyek ini banyak mendengar dan membaca kabar kabar miring yang terjadi dalam dunia nyata lewat bak sosmed atau surat kabar.

2. Oppositional (counter hegemonic) Reading

Melihat hasil dari tabel 1. Menjelaskan bahwa ada 2 subyek yang masuk dalam kategori Oppositional Reading yaitu subyek 1 dan subyek 3. Kedua subyek ini ini cenderung tidak sejalan atau tidak menerima isi pesan adengan- adegan apa yang ditayangkan dalam film Dua Garis Biru.

Namun Subyek satu ini, setiap wawancara yang diajukan oleh peneliti dia mempunyai pendapat sendiri yang mengatakan bahwa apa yang ditayangkan film Dua Garis Biru tidak mendidik jika ditonton untuk kalangan para remaja, sekalipun film itu dikhususkan atau ditujukan untuk para remaja. Subyek satu ini mengatakan seperti itu karena dia melihatnya dari sisi syariat. Menurut peneliti, jawaban hafid tersebut, di dasari oleh latar belakang sebagai seorang anggota di organisasi PPAC GP ANSHOR di wilayahnya. Senada dengan jawaban subyek 3 (Vera), yang juga cenderung tidak sejalan dengan apa yang ditayangkan oleh film Dua Garis Biru. Walaupun subyek ini juga sempat menyatakan pada beberapa

(24)

jawabannya bahwasannya apa yang ditayangkan dalam film Dua Garis Biru beberapa tayangan menggambarkan dikehidupan sehari – hari, seperti gaya pacaran dan gaya berpakaian dalam tayangan Dua garis Biru, yang menurutnya memang benar adanya dikehidupan sehari-hari. Tetapi baginya hal tersebut tetap dianggap terlalu berlebihan dan sangat tidak sopan.

Menurut peneliti jawaban yang diungkapkan oleh Subyek 3 (Vera) didukung berdasarkan pengalaman dalam lingkungan sekitar Vera. dimana Subyek satu ini kerap melihat remaja seusianya bahkan temannya, dengan masih memakai seragam sekolah berboncengan sepeda motor dan berpelukan, selain itu vera juga sering menggetahui beberapa sekolah memang tidak terlalu memperhatikan gaya berpakaian siswanya, yang menurutnya sama persis dengan yang ditayangkan dalam film dua garis biru yaitu berpakaian ketat dan menggunakan rok pendek.

Meskipun subyek sebagai penonton dalam pemaknaan dapat dikatakan memiliki pemahaman yang sama dengan makna resistensi sesuai tampilan media, akan tetapi reaksi yang terungkap dari jawaban-jawaban mereka berangkat dari penerimaan yang berbeda saat menonton film. Karena sejatinya menonton film tidak dapat diasumsikan sebagai aktivitas satu dimensi yang memiliki arti setara setiap saat bagi semua orang yang melakukannya.

Gambar

Tabel  diatas  menjelaskan  tentang  hasil  wawancara  peneliti  dengan  9  Subyek  yang  di  temukan  bahwa  dalam  penelitian  yang  dilakukan  mengenai  pemaknaan  film  Dua  Garis  Biru  telah  ditemukan  dua  kategori  resepsi  yaitu  Dominant  (Hegem

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelajaran ke-7 ini, kita akan berlatih bagaimana menindak-lanjuti perkenalan yang lalu, bagaimana menjawab atau menanggapi pernyataan positif dan negatif, dan kita juga

Sedangkan, pada bagian belakang kartu matching cards menggunakan warna kontras dari biru tua yaitu merah marun dengan warna emas yang melambangkan pekerjaan

Sedangkan perbedaan yang terjadi antara periode pertama dan kedua mengenai pendidikan dan sosial kemasyarakatan, jika pada periode pertama penddikan Al-Qur’an sebagai satu

Selanjutnya, guru menunjuk kelompok 2 untuk maju kedepan, kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang langkah-langkah penerapan role playing dalam materi wafatnya Nabi

4 Melihat kondisi lingkungan masyarakat yang ada di kelurahan ciseureuh pun masih sangat kotor dan masih dipenuhi oleh sampah sampah yang bertumpukan menjadi

Sasaran sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan penyuluhan sebab media yang digunakan berupa gambar dan video yang menarik mengandung pesan anjuran konsumsi sayur

Kasus bila ternyata alamat hasil fungsi hash tidak berisikan kunci yang sama (artinya terjadi collision saat penyisipan), berarti kita harus mencari alamat record

menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik