Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air
Menggunakan Motor AC dengan Sumber Listrik
Tenaga Surya
Cok. Gede Indra Partha, I Wayan Arta Wijaya, dan I Nyoman Setiawan Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bali, Indonesia
e-mail: cokindra@ee.unud.ac.id
Abstrak—Melihat letak geograis Indonesia pada daerah khatulistiwa yang sangat potensial, mengakibatkan
intensitas radiasi matahari yang bisa dimanfaatkan cukup merata sepanjang tahun. Sumber energi surya di Indonesia memiliki intensitas rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2/hari. Energi surya yang terdapat di Pulau Bali sangat
cocok dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Banyak daerah- daerah pertanian di Bali berbentuk trasiring, dengan sumber mata air berada lebih rendah dari permukaan tanah pertanian. melihat permasalahan di atas, dalam penelitian ini dilakukan sebuah rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber listrik tenaga surya. Dalam rancang bangun ini menggunakan empat panel surya sebagai sumber energi listrik dan sebuah penstabil tegangan/ regulator 12 Volt. Untuk merubah arus DC menjadi AC, menggunakan sebuah inverter. Untuk menaikan air digunakan sebuah pompa AC 220 Volt ; 60 Watt. Hasil dari rancang bangun
sistem pengangkatan air dengan sumber energi listrik tenaga surya, pada kondisi cuaca cerah dapat menaikkan air selama tujuh jam/hari, yaitu dari pukul 09.00-15.00 dan menghasilkan debit air 2100 liter/hari (5,0 liter/menit) dengan total head 2,6 meter.
Kata kunci: Tenaga Surya, energi alternatif
I. Pendahuluan
Air merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, baik itu untuk keperluan hidup sehari-hari maupun untuk kebutuhan yang menunjang proses produksi. Dengan kondisi pada daerah pertanian yang memiliki sumber mata air yang berada lebih rendah dari permukaan tanah pertanian, dimana proses untuk membawa air dari permukaan tanah yang lebih rendah, sampai ke permukaan tanah pertanian memerlukan tenaga dan waktu yang cukup banyak jika menggunakan cara yoltaiang konvensional. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu teknologi pompanisasi yang baik untuk memudahkan pengangkatan air tersebut. Dengan kondisi di daerah pertanian yang tidak dijangkau aliran listrik PLN, seiring dengan kemajuan teknologi pompanisasi untuk menaikkan air dari sumber mata air yang berada lebih rendah dari permukaan tanah, dapat memanfaatkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, sebagai sumber energi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Melihat letak Geograis Indonesia pada daerah khatulistiwa yang sangat potensial, yang mengakibatkan intensitas radiasi matahari yang bisa dimanfaatkan cukup merata sepanjang tahun. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, sumber energi surya di Indonesia memiliki intensitas rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2/hari. Provinsi Bali mempunyai
kapasitas energi surya di atas rata-rata [5]. Dengan intensitas sinar matahari di Provinsi Bali sangat baik maka energi matahari sangat tepat dimaanfaatkan sebagai energi alternatif. Kelebihan dari energi matahari adalah, energi yang diperbaharui, tidak menyebabkan polusi udara, tersedia hampir di mana-mana dan sepanjang tahun. Melihat permasalahan tersebut, dalam penelitian ini akan dirancang sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber listrik tenaga surya. Setelah perancangan rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber listrik tenaga surya, diharapkan dapat membantu proses pengangkatan air, terutama pada daerah pertanian yang sumber mata airnya berada lebih rendah dari permukaan tanah pertanian
II. KajIan PustaKa
A. Potensi Matahari
merupakan daerah sekitar katulistiwa dan daerah tropis dengan luas daratan hampir 2 juta Km2, dikaruniai penyinaran matahari lebih dari 6 jam sehari atau 2.400 jam dalam setahun. Pada keadaan cuaca cerah permukaan bumi menerima sekitar 1000Wh/m2. Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik di Indonesia ditargetkan akan mencapai 25 MW pada tahun 2020.
Selain untuk memenuhi listrik pedesaan, energi surya diharapkan juga mampu berperan sebagai salah satu sumber energi alternatif di wilayah perkotaan ataupun pedesaan, yang dimanfaatkan untuk lampu penerangan jalan, penyediaan listrik untuk rumah peribadahan, sarana umum, sarana pelayanan kesehatan, Kantor Pelayanan Umum Pemerintah, hingga untuk pompa air (solar power supply for waterpump) yang digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih [3].
B. Periode Jatuh Sinar Matahari
Untuk mendapatkan output yang maksimal, maka permukaan PV array harus dipasang atau dihadapkan tegak lurus dengan jatuhnya sinar matahari. Agar mengenai semua bidang pada PV array, mengingat poros bumi mempunyai kemiringan tetap 23,450 selama mengitari matahari, maka sinar matahari tidaklah selalu jatuh tegak lurus dengan garis khatulistiwa, akan tetapi pada saat-saat tertentu saja. Ini juga disebabkan karena bumi memiliki banyak iklim. Dalam satu tahun periode jatuhnya sinar matahari ke bumi dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Periode 21 Maret sampai dengan 20 Juni, terjadi
penyimpangan sebesar 23,450 kearah garis balik utara (northern hemisphere) terhadap garis khatulistiwa. 2. Periode 21 Juni sampai dengan 20 September, sinar
matahari jatuh ke bumi tepat pada garis khatulistiwa. 3. Periode 21 September sampai dengan 20 Desember,
di mana pada saat ini terjadi penyimpangan sebesar 23,450 kearah garis balik selatan (southern hemisphere) terhadap garis khatulistiwa.
4. Periode 21 Desember sampai dengan 20 Maret, sinar matahari jatuh ke bumi tepat pada garis khatulistiwa. C. Photovoltaic (PV)
Photovoltaic (PV) adalah suatu sistem atau cara langsung (direct) untuk mentransfer radiasi matahari
atau energi cahaya menjadi energi listrik [2]. Sistem photovoltaic ini bekerja dengan prinsip efek photovoltaic. Efek photovoltaic adalah fenomena dimana suatu sel photovoltaic dapat menyerap energi cahaya dan merubahnya menjadi energi listrik [8] [9]. Efek photovoltaic ini dideinisikan sebagai suatu fenomena munculnya beda potensial listrik akibat kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat diexpose di bawah energi cahaya. Energi solar atau radiasi cahaya terdiri dari biasan foton-foton yang memiliki tingkat energi yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat energi dari foton cahaya inilah yang akan menentukan panjang gelombang dari spektrum cahaya. Foton yang terserap oleh sel PV inilah yang akan memicu timbulnya energi listrik.
D. Pompa
Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengalirkan, memindahkan dan mensirkulasikan zat cair incompressible dengan cara menaikan tekanan dan kecepatan dari suatu tempat ke tempat lain, atau dengan kata lain pompa adalah alat yang merubah energi mekanik dari suatu alat penggerak (driver) menjadi energi potensial yang berupa head, sehingga zat cair tersebut memiliki tekanan sesuai dengan head yang dimilikinya[7].
Agar zat cair tersebut mengalir, maka diperlukan energi tekan yang diberikan pompa, dan energi tekan ini harus mampu membatasi berbagai macam kerugian-kerugian yang terjadi sepanjang lintasan atau instalasi pipa yang dilalui zat tersebut. Perpindahan zat cair ini dapat mendatar, tegak lurus atau arah campuran keduanya. Pada perpindahan zat cair yang tegak lurus harus dapat mengatasi hambatan-hambatan, seperti yang terdapat pada pemindahan zat cair arah mendatar, yaitu adanya hambatan gesekan. Hambatan gesekan ini akan mempengaruhi kecepatan aliran dan adanya perbedaan head antara sisi isap (suction) dengan sisi tekan (discharge).
E. Motor AC
Motor arus bolak-balik (AC) menggunakan arus listrik bolak balik secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: “stator” dan “rotor” [1]. Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar sumbu motor. Kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan, untuk mengatasi pengendalian kecepatan motor AC dapat dilengkapi dengan pengendalian frekuensi untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC) [7]. F. Regulator
tegangan digunakan untuk menstabilkan keluaran tegangan dari sumber daya atau power supply [4]. Unit sumber daya (power supply) biasanya terdiri atas rangkaian penyearah dan ilter. Keluaran tegangan dari sumber daya yang belum distabilkan sangat dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan (listrik jala-jala) dan perubahan beban. Oleh karena itu tujuan regulator tegangan adalah untuk mengatasi kedua pengaruh tersebut, sehingga dapat memperoleh tegangan keluaran yang stabil.
G. Inverter
Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent). Output suatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square wave) dan sinus modiikasi (sine wave modiied). Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, tenaga surya, atau sumber tegangan DC lainnya.
III. MetodelogI PenelItIan
A. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskritif, dengan analisa perhitungan pada data yang diperoleh dengan urutan sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah panel surya PV yang akan digunakan pada sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber listrik tenaga surya.
2. Menentukan jenis motor AC yang akan diperlukan untuk mengangkat air dengan sumber listrik tenaga surya.
3. Pengukuran berapa besar debit air yang bisa diangkat oleh pompa AC dengan sumber listrik tenaga surya. 4. Perhitungan daya dari setiap tegangan dan arus setiap
pengukuran dengan rumus sebagai berikut :
P=VxI ( )1
5. Eisiensi dari pompa air menggunakan motor AC untuk menaikkan air dengan sumber listrik tenaga surya.
η =P P x
OUT / IN 100% ( )2
B. Alur Penelitian
Secara sistematik langkah-langkah dari sistem pengangkatan air dengan motor AC ini dapat di tunjukan penelitian pada Gambar 2.
IV. hasIldan PeMbahasan
A. Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor AC dengan Sumber Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Perancangan sistem pengangkatan air pada percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari pompa AC jika menggunakan tenaga surya sebagai pembangkit listrik utamanya. Penggunakan regulator 12 Volt sebagai penstabil tegangan agar bisa tetap
mendapatkan tegangan 12 Volt, selanjutnya menggunakan inverter untuk mengubah dari arus searah DC yang keluar dari regulator 12 Volt menjadi arus bolak-balik AC. Beban berupa pompa AC 220 Volt sebagai alat penggerak untuk menaikkan air.
B. Pengujian dan Pembahasan Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor AC Dengan Sumber Listrik Tenaga Surya.
Pada pengujian dan pembahasan ini, akan dilakukan pengujian dan pembahasan dari setiap masing-masing komponen yang digunakan pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber listrik tenga surya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Maka akan dilakukan pengujian setiap bagian yang dibuat meliputi:
Pengujian sistem pompa AC dan PLTS
Perakitan sistem
pompa AC dan PLTS Perbaikan
Mulai
Observasi Awal
Pengambilan data pada sistem pompa AC dan sistem PLTS
Pembahasan
Simpulan
Selesai Apakah rangkaian bekerja?
Gambar 2. Alur Penelitian rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber listrik tenaga surya.
1. Pengujian Rangkaian Panel Surya tanpa beban 2. Pengujian rangkaian Panel Surya dengan beban 1 Ohm 3. Pengujian tegangan output dan Regulator 12 Volt saat
berbeban
4. Pengujian tegangan dan arus pada inverter 12 Volt DC-220 Volt AC dengan beban motor AC 220 Volt; 60 Watt.
5. Pengujian pompa AC dengan menghitung berapa debit air yang bisa dihasilkan.
B.1 Pengujian Panel Surya Tanpa Beban
Panel surya merupakan komponen yang sangat penting karena sebagai sumber pembangkit listrik yang akan mensuplay arus dan tegangan pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber listrik tenaga surya. Daya input yang kemudian menentukan daya listrik dari sel surya, semakin besar daya input yang diperoleh panel surya, listrik yang dihasilkan panel surya semakin besar. Daya listrik adalah besaran yang diturunkan dari tegangan dan arus, sehingga nilai tegangan dan arus yang di hasilkan merupakan nilai kelistrikan yang dimiliki panel surya. Pengujian tanpa beban ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tegangan yang dihasilkan oleh panel surya.
Hasil pengukuran dari panel surya tanpa beban dapat diperhatikan pada Tabel 1.
B.2 Pengujian Panel Surya dengan Beban Penuh.
Pengujian panel surya dengan beban penuh ini dimaksudkan mengukur output dari panel surya dengan menambahkan tahanan sebesar 1 Ohm sebagai beban, untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada blok diagram pengukuran arus dan tegangan pada Gambar 5.
Untuk mengetahui daya dari panel surya dapat dicari dengan persamaan daya listrik yaitu:
P = V.I.R
Berikut adalah perhitungan daya dari pengukuran pada panel surya dengan beban 1 ohm
P =V.I.R
Gambar 4. Blok diagram Pengukuran Tegangan Panel Surya tanpa beban.
Gambar 5. blok diagram pengukuran arus dan tegangan panel surya dengan beban penuh.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Panel Surya Tanpa Beban.
No Waktu Teg Panel Surya (Volt)
Kondisi Cuaca
1 07.00 17.87 Cerah
2 08.00 18.38 Cerah
3 09.00 18.49 Cerah
4 10.00 18.82 Cerah
5 11.00 18.19 Berawan
6 12.00 18.26 Berawan
7 13.00 18.67 Cerah
8 14.00 17.91 Berawan
9 15.00 18.22 Cerah
10 16.00 17.83 Cerah
11 17.00 17.76 Berawan
12 18.00 16.75 Berawan
Rata – rata 18.12
Maks 18.82
Min 16.75
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kapasitas Panel Surya Dengan Beban 1 Ohm.
No Waktu
Teg Panel Surya (Volt)
I Panel Surya (Amp)
Daya Panel Surya (Watt)
Kondisi Cuaca
1 07.00 4.87 3.88 18.89 Cerah
2 08.00 5.76 4.50 25.92 Cerah
3 09.00 9.43 7.38 69.59 Cerah
4 10.00 10.79 8.11 87.50 Cerah
5 11.00 11.22 8.59 96.37 Cerah
6 12.00 12.46 9.30 115.8 Cerah
7 13.00 11.68 8.39 97.99 Cerah
8 14.00 10.74 8.01 86.02 Cerah
9 15.00 9.33 7.32 68.29 Cerah
10 16.00 7.64 5.99 45.76 Cerah
11 17.00 3.21 2.57 8.249 Berawan
12 18.00 1.07 0.84 0.954 Berawan
Rata – rata
8.183 6.24 60.11
Maks 12.46 9.30 115.8
= 10.93 x 7.36 x 1 = 80.44 Watt
Hasil pengukuran dari panel surya dengan beban 1 Ohm dalam waktu 12 jam, dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. di tunjukkan pada Tabel 2.
B.3 Pengujian Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor AC dengan Sumber Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber listrik tenaga surya ini akan memanfaatkan sebuah inverter 12 Volt DC-220 Volt AC, sesuai dengan fungsi dari inverter yaitu merubah arus searah DC menjadi arus bolak-balik AC, karena output yang dihasilkan regulator 12 Volt sebagai penstabil tegangan masih berupa arus DC, sedangkan pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan sumber energi tenaga surya ini, memanfaatkan arus AC untuk menggerakkan motor AC 220; 60 Watt. Dalam inverter tegangan DC 12 Volt akan di kendalikan dengan sistem lip-lop atau menggunakan IC timer 555, sehingga menjadi arus AC yang kemudian dialirkan kebelitan sekunder yang terdapat di dalam trafo sehingga lilitan primer akan menghasilkan tegangan kurang lebih 220 Volt AC. Cara kerja yang dimiliki inverter ini hampir sama dengan cara kerja dari trafo Step Up. Selanjutnya pada rancang bangun ini, output yang dihasilkan inverter 12 Volt DC-220 Volt AC selanjutnya akan menjadi input dari beban inverter 220 Volt AC yaitu pompa AC 220 Volt; 60 Watt, untuk lebih jelas mengenai rancang bangun dengan sumber energi listrik tenaga surya, dapat diperhatikan blok diagram Gambar 6.
Dengan arus yang dihasilkan 0.3 Amper AC. Maka dapat ditentukan daya inverter 12 Volt DC-220 Volt AC dengan persamaan:
P = V.I.R
= 201.7 x 0.2 x 1 = 40.34 Watt
Jadi daya yang dihasilkan inverter 12 Volt DC - 220 Volt AC dengan dibebani motor AC 220 Volt ; 60 Watt dalam kondisi ON dan menaikkan air adalah sebesar 40.34 Watt, kondisi ini motor pompa sudah mulai beroperasi. Hasil pengukuran tegangan dan arus selama dua belas jam dengan kondisi cuaca yang berbeda-beda seperti ditunjukan pada Tabel 3.
B.4 Pengukuran Total Head Dan Debit Air Dari Motor AC 220 Volt ; 60 Watt.
Pada rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber energi tenaga surya ini akan memanfaatkan pompa celup, karena pompa celup ini bisa langsung dimasukkan ke dalam air, pompa celup yang dipergunakan adalah pompa celup yamano, dengan spesiikasi sebagai berikut:
Tegangan : 220 - 240 V ~ 50 Hz Daya motor : 60 Watt
Hmax : 2. 6m
Qmax : 2400 L/H.
Pada spesiikasi di atas adalah kemampuan maksimal yang dimiliki oleh pompa celup Yamano yang membutuhkan tegangan 220 – 240 Volt AC, total daya yang diperlukan pompa adalah 60 Watt, dengan total head 2,6 meter dan jumlah air yang dapat dihasilkan pompa hisap ini adalah 2400 liter per jam.
Setelah melakukan penelitian selama beberapa kali, debit air yang bisa di naikkan adalah 5 liter/menit, dengan total head 2,6 meter. Percobaan yang dilakukan pada kondisi cerah. Hasil pengujian pengangkatan air dapat di tunjukkan pada gambar 4.4. pada gambar 4.4 (a) menunjukkan debit air yang bisa di naikkan oleh pompa AC selama satu menit yang diukur pada sebuah bejana. Untuk gambar (b) adalah hasil tegangan dari regulator 12 Volt pada saat dibebani dengan inverter 220 Volt, dengan hasil yang ditunjukkan 11.01 Volt DC. Sedangkan gambar (c) adalah menunjukkan hasil pengukuran tegangan dari Gambar 6 rancang bangun dengan sumber energi listrik tenaga surya
dengan pompa motor AC 220 V; 60 W.
Tabel 3 Hasil Pengukuran Rancang bangun Sistem pengangkatan dengan beban motor AC 220 Volt ; 60 Watt.
No Jam
1 07.00 2.584 0.1 0.258 OFF Berawan
2 08.00 3.981 0.1 0.398 OFF Cerah
3 09.00 201.7 0.2 20.17 ON Cerah
4 10.00 201.4 0.2 40.28 ON Cerah
5 11.00 201.1 0.2 40.22 ON Cerah
6 12.00 201.9 0.2 40.38 ON Cerah
7 13.00 202.2 0.2 40.44 ON Cerah
8 14.00 201.6 0.2 40.32 ON Cerah
9 15.00 202.2 0.2 40.45 ON Cerah
10 16.00 201.3 0.2 40.26 ON Cerah
11 17.00 3.943 0.2 0.394 OFF Berawan
12 18.00 2.719 0.1 0.271 OFF Berawan
Rata –rata
135.9 0.2 26.38
Maks 202.2 0.2 40.45
inverter 12 Volt DC – 220 Volt AC yang dibebani pompa AC 220;60 Watt pada saat kondisi On dan disaat pompa menaikkan air yaitu adalah 202.1 Volt AC dengan arus 0.2 amper. Setelah mengetahui debit air yang dapat dinaikkan pompa AC 220;60 Watt adalah 5 liter/menit, maka dapat diketahui per jam pompa AC dengan sumber energi panel surya dapat menaikkan 300 liter air/jam. Dengan kondisi cuaca cerah, rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber energi tenaga surya, dapat menaikkan air selama tujuh jam/hari. Dengan demikian dalam sehari pompa AC 220 Volt ; 60 Watt, dapat menghasilkan 2100 liter/hari.
Selanjutnya dapat diketahui eisiensi dari pompa AC dengan hasil pengukuran pada tabel 4.4 di atas pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor AC dengan sumber energi tenaga surya dengan rumus sebagai berikut:
η
η
η =
=
=
P P x
x
OUT / IN %
. / %
. %
100
202 1 220 100
91 86
Jadi dapat diketahui eisiensi dari rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor AC 220 Volt ; 60 Watt, dengan sumber energi panel surya, pada kondisi On dan menaikkan air adalah 91.86 %.
V. KesIMPulan
Dari Pengujian dan pembahasan Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor AC dengan Sumber Listrik Tenaga Surya (PLTS), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber energi tenaga surya, menggunakan empat buah panel surya, sebuah penstabil tegangan/regulator 12 Volt, sebuah inverter 12 Volt DC-220 Volt AC, yang dapat menggerakkan pompa AC 220;60 Watt dengan putaran nominal pada kondisi cuaca cerah.
2. Pada rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber energi tenaga surya, dapat mengangkat 5 liter air/menit dengan total head 2,6 meter. Pada kondisi cuaca cerah, dalam satu hari rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber energi tenaga surya, dapat bekerja selama tujuh jam sehingga dapat menaikkan air 2100 liter/hari.
3. Eisiensi dari rancang bangun sistem pengangkatan air dengan sumber listrik tenaga surya, pada kondisi maksimum adalah 91,86%.
Dalam penelitian berikutnya di harapkan dapat di lengkapi dengan penambahan penyimpanan energi listrik seperti accu atau baterai, sehingga energi yang dihasilkan dapat disimpan sebagai energi cadangan dan dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya.
RefeRensI
[1] A.E. Fitzgerald, SC.D., “Dasar-dasar Elektro Teknik”, Northeastern university, 1983.
[2] Castaner, L., Markvart, T., “Practical Handbook of Photovoltaic : Fundamentals and Applications”, UK., 2003.
[3] BAPPEDA, “Peak Hour per Day untuk daerah Bali”, 2004.
[4] David E. Higginbotham, S.M., “Electrical Engineering Section”, United States Coast Guard Academy.
[5] Schweizer-Ries, P., Fitriana, I., “The BANPRES-LTSMD-Programme, Report on the Questionaire”, ISE – Fraunhofer, 1998.
[6] Skema-penstabil-tegangan-12-volt-20a, http://skema-rangkaianpcb.com/search/ (diakses pada: Rabu 20 Maret 2013).
[7] Sularso, “Pompa Dan Komperesor : Pemilihan, Pemakaian Dan Pemeliharaan”, PT Pradnya Paramita, Bandung, 2004.
[8] Tom markvart and Luis Castaner, “Practical Handbook of Photovoltaics Fundamentals and Application”, Edisi 1. United Kingdom: Elsevier, 2003.
[9] Tom Markvart and Luis Castaner, “Solar Cell Materials, Manufacture and Operation”, United Kingdom: Elsevier, 2003. (a)
(b) (c)