• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORM No : F Rev : 01 SKEMA SERTIFIKASI TIPE 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FORM No : F Rev : 01 SKEMA SERTIFIKASI TIPE 5"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SKEMA SNI PELUMAS Secara Wajib : SNI 7069.1:2012, SNI 7069.2:2012, SNI 7069.3:2016, SNI 7069.4:2017, SNI 7069.5:2012, SNI 7069.6:2017 dan SNI 7069.7:2017

NO KEGIATAN PERSYARATAN

SERTIFIKASI AWAL DAN RE-SERTIFIKASI I SELEKSI

I.1 Permohonan 1. Pemohon Mengajukan Surat Permohonan Sertifikat Pengguna Tanda SNI.

2. Mengisi Daftar Isian Permohonan Sertifikat Pengguna Tanda SNI dengan melampirkan dokumen legal perusahaan, daftar informasi terdokumentasi, diagram alir proses produksi dalam bahasa indonesia serta klasifikasi produk yang dimohonkan SPPT--.

3. Dokumen legal perusahaan antara lain :

a. Akta pendirian atau perubahannya atau akta sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh penerjemah tersumpah.

b. Izin Usaha Industri (IUI) atau Tanda Daftar Industri (TDI) bagi produsen luar negeri yang sudah di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah.

c. Penggunaan merek :

1. Fotokopi sertifikat merek atau tanda daftar merek pelaku usaha yang di terbitkan oleh Direktorat Jendral kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

2. Fotokopi perjanjian lisensi dari pemilik merek, yang telah di daftarkan pada Direktorat Jendral kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sesuai ketentuan pasal 43 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek;

3. Fotokopi surat perjanjian makloon dari pemberi makloon untuk produk yang menggunakan merek dari pemberi makloon.

d. Fotokopi NPWP e. Struktur organisasi

f. Angka Pengenal Importir(API) bagi produk import g. Panduan Mutu

h. Daftar informasi terdokumentasi i. Ilustrasi pembubuhan tanda SNI

j. Pernyataan telah menerapkan atau fotokopi sertifikat ISO 9001:2008 atau revisinya

k. Perjanjian yang mengikat secara hukum antara produsen dan perwakilan di indonesia terkait pihak yang bertanggung jawab terhadap produk klien yang beredar di indonesia

l. Laporan pengawasan berkala terakhir (untuk perusahaan yang telah mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2015 atau revisinya)

m. Kontrak kerja sama (makloon) pemesanan produk dan/atau penggunaan merek Pelumas(untuk penggunaan

(2)

pemesanan produk dan/atau penggunaan merek Pelumas atas permintaan badan usaha lain)

4. Daftar produk yang dimohonkan sertifikasinya 5. Kelengkapan dokumen lainnya :

a. Daftar peralatan produksi

b. Daftar pengendalian mutu produk mulai dari bahan baku sampai produk akhir.

Keterangan :

Ketentuan penandaan SNI diatur dalam perjanjian penggunaan lisensi, Sertifikat dan tanda kesesuaian.

Permohonan ditujukan ke

LSPro Divisi Bisnis Migas Surveyor Indonesia Olympic Commercial and Business District,

Jl. Cahaya Raya H10 No. 1-3, Jl Desa Leuwinutug, Leuwinutug, Kec.

Citereup, Bogor, Jawa Barat 16810 I.2 Tinjauan

Permohonan Sesuai PM.7.2 Prosedur Permohonan dan Tinjauan Permohonan.

Tinjauan Permohonan dilakuan dengan memakai Format Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen dan Tinjauan Permohonan Tipe 5 (F.7.2-3) I.3 Tipe Sertifikasi Tipe 5

I.4 Sistem Manajemen Mutu dan

Standar Produk yang diterapkan

SNI ISO 9001:2015 atau revisinya

Sesuai SNI Pelumas Wajib yang dimohonkan. (SNI 7069.1:2012, SNI 7069.2:2012, SNI 7069.3:2016, SNI 7069.4:2017, SNI 7069.5:2012, SNI 7069.6:2017, atau SNI 7069.7:2017)

I.5 Durasi Audit Mengikuti perhitungan mandays berdasarkan Permeperin No.25 tahun 2018

I.6 Petugas Pengambilan

Contoh Petugas pengambil contoh (PPC) yang terdaftar di LSPro DB Migas Surveyor Indonesia

I.7 Laboratorium penguji yang digunakan

Laboratorium yang telah diakreditasi oleh KAN milik DB Migas Surveyor Indonesia

II DETERMINASI

II.1 Audit Kecukupan 1. Dokumen SMM (untuk pemohon dari luar negeri di

terjemahkan dalam bahasa indonesia dan dokumen legalitas diterjemahkan dalam bahasa indonesia oleh penerjemah tersumpah)

2. Melakukan tinjauan dokumen proses produksi dan sistem manajemen yang disediakan oleh pemohon untuk

menentukan kesiapan penilaian di lapangan.

3. Mempertimbangkan sertifikat sistem manajemen yang dimiliki pemohon yang telah terakreditasi KAN dan

(3)

kesesuaiannya dengan ruang lingkup produk yang dimohonkan sertifikasinya.

II.2 Audit

kesesuaian(oleh Tim Auditor)

Kompetensi tim audit Lingkup yang di audit

Audit dilakukan sesuai dengan Standar Kerja Kegiatan Audit SK.7.4-2 Salah seorang dari tim auditor memiliki kompetensi tentang proses produksi

1. Audit SMM

Jika sertifikat Sistem Manajemen Mutu yang dimiliki pemohon telah diakreditasi (Sesuai hasil audit kecukupan), maka pada saat sertifikasi awal/resertifikasi, audit dilakukan pada elemen sistem yang kritis untuk kesesuaian produk sesuai penjelasan pada ketentuan Pengendalian Proses Produksi Penerapan - Secara Wajib dalam Permen terkait 2. Asesmen proses produksi

Asesmen proses produksi dilakukan sesuai Permen terbaru Konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus diperiksa di lokasi produksi.

II.3 Kategori

ketidaksesuaian 1. Mayor apabila :

Ketidaksesuaiannya terkait langsung dengan mutu produk sehingga mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan; atau Sistem manajemen mutu tidak berjalan, maka perbaikan diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan.

2. Minor apabila terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu, maka perbaikan diberi waktu maksimal 2 (bulan) bulan.

3. Observasi apabila terdapat pernyataan terdokumentasi yang dapat menfidentifikasi area terentu untuk potensi perbaikan, tetapi tidak harus membuat rekomendasi yang spesifik.

Sesuai dengan format:

4. F.7.4-6 Format Laporan Hasil Audit 5. F.7.4-10 Format Laporan Ketidaksesuaian II.4 Pengambilan Contoh

Jumlah Contoh

1. Pengambilan contoh diatur dalam Standar Kerja Kegiatan Pengambilan Contoh (SK.7.4-1)

2. Rencana Pengambilan Contoh (F.7.4-3) yang di setujui oleh ketua tim auditor.

3. Pengambilan Contoh diambil di aliran produksi atau gudang produksi.

Berdasarkan Permenperin 25 Th. 2018 dengan ketentuan : - Untuk uji fisika kimia, contoh diambil mnimal 4 (empat) liter,

2 (dua) liter untuk uji dan 2 (dua) liter sebagai arsip.

- Untuk engine test, kebutuhan volume contoh pelumas diambil sesuai dengan volume engine yang digunakan.

II.5 Laporan Sampling Sesuai dengan Form pendukung :

1. Surat Perintah Tugas pengambilan contoh 2. Rencana pengambilan contoh

3. Data produk yang disertifikasi

(4)

4. Berita Acara Pengambilan Contoh 5. Label Contoh

6. Laporan Pengambilan Contoh Peralatan:

1. Peralatan Segel 2. Media Pengemas 3. Alat tulis

II.6 Pengujian Contoh Uji

Kompetensi laboratorium uji Metode uji

Pengujian Contoh Dilakukan sesuai dengan Standar yang relevan di Laboratorium Pengujian yang telah bekerja sama dengan LSPro DB Migas Surveyor Indonesia

Laboratorium uji independen yang telah terakreditasi oleh KAN dan telah ditunjuk Kementerian Perindustrian

Sesuai SNI yang berlaku II.7 Laporan Hasil Uji

(LHU) 1. Laporan Hasil Uji diterbitkan oleh Laboratorium uji yang terakreditasi sesuai SNI ISO 17025 yang bekerjasama dengan LSPro DB Migas Surveyor Indonesia

III TINJAUAN DAN KEPUTUSAN III.1 Tinjauan terhadap

laporan audit dan laporan hasil uji

1. Tim evaluasi memiliki kompetensi proses produksi Pelumas.

2. Bahan tinjauan meliputi laporan hasil audit, berita cara pengambilan contoh dan laporan hasil uji.

3. Tim Evaluasi dalam mengambil keputusan mengacu Pada Prosedur Tinjauan dan Pengambilan Keputusan Sertifikasi (PM.7.5)

4. Ketentuan untuk hasil uji Pelumas kualitas pertama : a. Hasil uji Pelumas kualitas pertama dievaluasi

berdasarkan SNI ISO Pasal 8 dan Tabel 1;

b. Jika hasil uji tidak memenuhi persyaratan keberterimaan, maka atas permintaan LSPro dilakukan pengambilan contoh ulang untuk produk yang sama dan dievaluasi berdasarkan persyaratan keberterimaan SNI ISO dan Tabel 1;

c. Jika evaluasi hasil uji contoh ulang tidak memenuhi, maka permohonan tidak dapat di proses lebih lanjut.

Jika pemohon sudah melakukan perbaikan dan

berkeinginan untuk melanjutkan proses sertifikasi, maka pemohon harus mengajukan permohonan baru.

5. Ketentuan untuk hasil uji Pelumas bukan kualitas pertama : a. Hasil uji Pelumas bukan kualitas pertama dievaluasi

berdasarkan SNI ISO.

b. Jika hasil uji tidak memenuhi persyaratan keberterimaan, maka atas permintaan LSPro dilakukan pengambilan contoh ulang untuk produk yang sama dan dievaluasi

(5)

berdasarkan persyaratan keberterimaan SNI ISO Serta lampiran 1 Peraturan Menteri Perindustrian.

c. Jika parameter uji yang tidak memenuhi persyaratan keberterimaan, dilakukan pengujian ulang terhadap arsip (untuk diuji parameter yang tidak lulus) atau, atas permintaan LSPro dilakukan pengambilan contoh ulang (untuk diuji seluruh parameter) pada produk yang sama dan dievaluasi berdasarkan persyaratan keberterimaan SNI ISO Tabel 1 Serta lampiran 1 Peraturan Menteri Perindustrian No.25 tahun 2018 atau revisinya

d. Jika evaluasi hasil uji contoh ulang tidak memenuhi, maka permohonan tidak dapat di proses lebih lanjut.

Jika pemohon sudah melakukan perbaikan dan

berkeinginan untuk melanjutkan proses sertifikasi, maka pemohon harus mengajukan permohonan baru.

III.2 Keputusan sertifikasi Sesuai pada Prosedur Tinjauan dan Pengambilan Keputusan Sertifikasi (PM.7.5)

IV LISENSI

IV.1 Penerbitan SPPT-SNI 1. Sebelum dilakukan penerbitan SPPT--, LSPro melakukan registrasi secara online ke Pusat Standarisasi Industri, BPPI, Kementerian Perindustrian.

2. Masa berlaku SPPT-- adalah 4 (empat) tahun;

3. SPPT-- mencantumkan informasi paling sedikit : a. Nama dan alamat produsen Pelumas;

b. Alamat pabrik;

c. Merek;

d. Nama dan alamat perusahaan perwakilan atau importir, bagi produsen Pelumas luar negeri;

e. Nomor dan judul SNI; dan.

4. Dalam 1 (satu) SPPT-- hanya dicantumkan 1 (satu) perusahaan perwakilan atau Importir.

5. Surat perjanjian Tanggung Jawab Lisensi Penggunaan Tanda SNI antara LSPro dengan perusahaan atau perwakilan di Indonesia (Jika produk berasal dari impor)

V Survailen

V.1 Tinjauan persyaratan

sertifikasi 1. LSPro memastikan bahwa :

a. Persyaratan sertifikasi masih berlaku; dan

b. Sistem pengelolaan mutu produk selalu memenuhi persyaratan.

2. Kegiatan survailen dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

3. Jika telah memiliki sertifikat dari LSSMM, dilakukan verifikasi terhadap :

a. Elemen kritis yang berkaitan dengan pengendalian mutu produk, yaitu pengendalian mutu pada proses produksi dan Quality Control , serta klausul lain apabila diperlukan;

b. Penggunaan tanda SNI;

c. Penanganan keluhan pelanggan; dan

(6)

d. Laporan ketidaksesuaian sebelumnya.

4. Jika menerapkan SMM yang belum bersertifikat dan dinyatakan dengan surat pernyataan, maka audit dilakukan untuk semua persyaratan SNI ISO 9001:2015 atau revisinya.

Termasuk verifikasi :

a. Pengguanaan tanda SNI; dan

b. Laporan ketidaksesuaian sebelumnya.

5. Apabila terdapat penambahan kelompok, keadaan permukaan, kegunaan, ukuran, baik dengan atau tanpa penambahan merek untuk jenis produk yang berdeda setelah SPPT-- di terbitkan, maka dilakukan audit proses produksi dan pengandalian mutu terhadapat penambahan yang diajukan serta pengambilan contoh.

V.2 Durasi Audit Mengikuti perhitungan mandays berdasarkan Permeperin No.25 tahun 2018

V.3 Kategori

ketidaksesuaian 1. Mayor apabila :

Ketidaksesuaiannya terkait langsung dengan mutu produk sehingga mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan; atau Sistem manajemen mutu tidak berjalan, maka perbaikan diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan.

2. Minor apabila terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu, maka perbaikan diberi waktu maksimal 2 (bulan) bulan.

3. Observasi adalah pengamatan yang didokumentasikan dan dapat di identifikasi untuk perbaikan yang potensial, tetapi tidak akan membuat rekomendasi spesifik. Ketika solusi yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh Klien, dapat menambahkan nilai melalui peningkatan operasi perusahaan dan/atau sistem manajemen.

Sesuai dengan format:

F.7.4-6 Format Laporan Hasil Audit F.7.4-10 Format Laporan Ketidaksesuaian V.4 Pengambilan Contoh

Jumlah Contoh

1. Pengambilan contoh diatur dalam Standar Kerja Kegiatan Pengambilan Contoh (SK.7.4-1)

2. Rencana Pengambilan Contoh (F.7.4-3) yang di setujui oleh ketua tim auditor.

3. Pengambilan Contoh diambil di aliran produksi atau gudang produksi.

Berdasarkan Permenperin 25 Th. 2018 dengan ketentuan : - Untuk uji fisika kimia, contoh diambil mnimal 4 (empat) liter,

2 (dua) liter untuk uji dan 2 (dua) liter sebagai arsip.

- Untuk engine test, kebutuhan volume contoh pelumas diambil sesuai dengan volume engine yang digunakan.

(7)

V.5 Laporan Sampling Sesuai dengan Form pendukung :

1. Surat Perintah Tugas pengambilan contoh 2. Rencana pengambilan contoh

3. Data produk yang disertifikasi 4. Berita Acara Pengambilan Contoh 5. Label Contoh

6. Laporan Pengambilan Contoh Peralatan:

1. Peralatan Segel 2. Media Pengemas 3. Alat tulis

V.6 Pengujian contoh uji Pengujian Contoh Uji

Kompetensi laboratorium uji Metode uji

Pengujian Contoh Dilakukan sesuai dengan Standar yang relevan di Laboratorium Pengujian yang telah bekerja sama dengan LSPro DB Migas Surveyor Indonesia

Laboratorium uji independen yang telah terakreditasi oleh KAN dan telah ditunjuk Kementerian Perindustrian Sesuai SNI yang berlaku

(8)

V7 Evaluasi Hasil Survailen dan Hasil Uji

1. Tim evaluasi memiliki kompetensi proses produksi Pelumas.

2. Bahan tinjauan meliputi laporan hasil audit, berita cara pengambilan contoh dan laporan hasil uji.

3. Tim Evaluasi dalam mengambil keputusan mengacu Pada Prosedur Tinjauan dan Pengambilan Keputusan Sertifikasi (PM.7.5)

4. Untuk Pelumas kualitas pertama, mencantumkan hasil uji dan syarat mutu sesuai SNI ISO

5. Untuk Pelumas bukan kualitas pertama, mencantumkan hasil uji dan syarat mutu sesuai persyaratan mutu dalam lampiran 1 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85/M-

IND/PER/12/2016.

6. Ketentuan untuk hasil uji Pelumas bukan kualitas pertama : a. Hasil uji Pelumas bukan kualitas pertama dievaluasi berdasarkan SNI ISO 10545-1:2011 pasal 8 Tabel 1 Serta lampiran 1 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85/M-IND/PER/12/2016.

b. Jika hasil uji tidak memenuhi persyaratan keberterimaan, maka atas permintaan LSPro dilakukan pengambilan contoh ulang untuk produk yang sama dan dievaluasi berdasarkan persyaratan keberterimaan SNI ISO pasal 8 Tabel 1 Serta lampiran 1 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor.

c. Jika parameter uji yang tidak memenuhi persyaratan keberterimaan, dilakukan pengujian ulang terhadap arsip (untuk diuji parameter yang tidak lulus) atau, atas permintaan LSPro dilakukan pengambilan contoh ulang (untuk diuji seluruh parameter) pada produk yang sama dan dievaluasi berdasarkan persyaratan keberterimaan SNI ISO Serta lampiran 1 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor.

7. Jika evaluasi hasil uji contoh ulang tidak memenuhi, maka proses survailen tidak dapat dilanjutkan dan LSPro Effispro melaksanakan prosedur sesuai dengan PM.7.11 Prosedur Penghentian, Pengurangan, Pembekuan atau pencabutan Sertifikasi.

V.8 Keputusan Survailen Sesuai dengan PM.7.9 Prosedur Pelaksanaan Survailen VI Ketentuan Penambahan dan pengurangan, Pembekuan, dan Pencabutan Sertifikasi VI.1 Penambahan dan

Pengurangan lingkup Sertifikasi

Pemohon dapat mengajukan penambahan dan pengurangan lingkup sertifikasi selama periode Sertifikasi sesuai dengan PM. 7.11 Prosedur Perluasan, Penghentian, Pengurangan, Pembekuan atau Pencabutan Sertifikasi

VI.2 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi

Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi dapat dilakukan sesuai dengan PM. 7.11 Prosedur Perluasan, Penghentian, Pengurangan, Pembekuan atau Pencabutan Sertifikasi

VII Keluhan dan Banding

VII.1 Keluhan dan Banding LSPro DB Migas Surveyor Indonesia menerima keluhan dan Banding dan melakukan penanganan sesuai dengan PM. 7.13 Prosedur Penanganan Keluhan dan Banding

(9)

Referensi

Dokumen terkait