10
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bulutangkis
Menurut Subardjah (2000) bulutangkis merupakan bentuk permainan bola kecil yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang atau tunggal dan dua orang melawan dua orang atau ganda. Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar lapangan. Namun demikian, semua pertandingan resmi yang diselenggarakan sampai saat ini dilakukan di dalam ruangan. Hal ini dikarenakan didalam ruangan laju shuttlecock relatif tidak terpengaruh oleh angin. Ruangan untuk bermain bulutangkis idealnya mempunyai langit-langit minimal setinggi 7,62 meter, penerangan didalam ruangan diusahakan tidak menyebabkan silau pemain.
Bentuk lapangan bulutangkis resmi dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentuyaitu 13,40 meter dan 6,10 meter, dengan ketebalan garis 3,8 cm. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua bidang sama besar dan dipisahkan oleh net yang terpasang di tiang net yang berdiri tepat dipinggir lapangan dengan tinggi 1,542 meter. Alat yang digunakan adalah raket sebagai alat pemukul serta shuttlecock sebagai bola yang dipukul.
Peraturan bulutangkis tidak menyebutkan persyaratan-persyaratan khusus mengenai raket. Umumnya panjang raket 56-67 cm dan beratnya 78-89 gram.
Shuttlecock tersedia dalam dua macam: bulu angsa dan nilon. Shuttlecock yang dipakai dalam pertandingan-pertandingan ialah yang terbuat dari bulu angsa, dengan berat 4,8 -5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu.
Berikut ini gambar bentuk dan ukuran lapangan bulu tangkis.
Gambar 2.1 Bentuk dan Ukuran Lapangan (BWF:2011)
Menurut Suharno HP (1993:18) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”. Penguasaan teknik dasar permainan bulutangkis merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
2. Teknik-Teknik Dasar Bulutangkis
Dalam permainan bulutangkis teknik dasar harus dipelajari lebih dahulu guna mengembangkan mutu permainan bulutangkis dimainkan oleh dua regu ataupun ada juga perorangan. Mengingat permainan bulutangkis ada yang beregu, maka kerjasama antar pemain mutlak diperlukan sifat toleransi antar kawan serta saling percaya dan saling mengisi kekurangan dalam regu.
Pemain, untuk dapat berprestasi semaksimal mungkin, maka harus menguasai teknik dasar permainan bulutangkis supaya strategi yang diterapkan oleh pelatih akan berjalan di pertandingan. Salah satu teknik yang harus dikuasai oleh para pemain antara lain:
a. Sikap berdiri (stance)
Sikap berdiri dalam permainan bulutangkis harus dikuasai oleh setiap
pemain, adapun sikap berdiri dapat dibagi dalam tiga bentuk, yaitu (1) sikap
berdiri saat servis, (2) sikap berdiri saat menerima servis dan (3) sikap saat permainan berlangsung (in play).
Gambar 2.2 Berdiri Saat Permainan Berlangsung In Play (BWF:2011) b. Pegangan raket (grip)
Ada 2 (dua) cara memegang raket dalam permainan bulutangkis menurut Purnama (2010:14), antara lain:
1. Forehand grip
Teknik pegangan forehand dilakukan ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan pegangan yang sempit (sejajar dengan kepala raket).
Yang perlu diperhatikan dalam teknik pegangan ini adalah pergelangan tangan dapat bergerak leluasa untuk mengarahkan pukulan, agar dapat leluasa yang menjadi kunci adalah letak pangkal pegangan raket berada dalam genggaman tangan, tidak menonjol keluar dari genggaman tangan.
Gambar 2.3 Pegangan Forehand (BWF:2011)
Keuntungan teknik pegangan forehand diantaranya:
a. Raket tidak mudah lepas dan pukulan yang dihasilkan keras.
b. Memudahkan melakukan pukulan terhadap bola yang datangnya di sebelah kanan badan (forehand) dan
c. Dapat memutar pergelangan tangan untuk menempatkan posisi kepala raket tegak lurus dengan kepala shuttlecock.
Kelemahan teknik pegangan forehand, yaitu:
a. Lemah terhadap bola yang datangnya di sebelah kiri badan dan b. Lemah dalam menerima bola serangan yang mengarah ke badan.
2. Backhand grip
Dari posisi teknik pegangan forehand, dapat dialihkan ke teknik pegangan backhand yakni dengan memutar raket seperempat putaran ke arah kiri. Dari pegangan backhand dapat dialihkan ke teknik pegangan gebuk kasur dengan memutar setengan putaran ke arah kiri.
Keuntungan pegangan backhand adalah pemain dengan leluasa dapat mengembalikan bola yang datangnya di sebelah kiri badan. Sebaliknya kelemahan dari teknik pegangan ini, pemain akan kesulitan dalam mengembalikan bola, terutama semes yang mengarah ke sebelah kanan badan.
Gambar 2.4 Pegangan Backhand (BWF:2011) c. Servis
Pukulan servis merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu
permainan bulutangkis. Pukulan ini boleh dilakukan baik dengan forehand
maupun dengan backhand. Pukulan servis merupakan pukulan yang sangat
menentukan dalam awal perolehan nilai, karena pemain yang melakukan servis
dengan baik dapat mengendalikan jalannya permainan, misalnya sebagai strategi
awal serangan. Dalam permainan bulutangkis ada dua macam servis, yaitu servis
panjang dan servis pendek. Pukulan servis dengan panjang banyak digunakan dalam permainan tunggal, sedangkan pukulan servis pendek umumnya digunakan dalam permainan ganda. Arah Servis dilakukan dengan menyilang dari sisi pemain yang melakukan dan menerima servis
Servis dalam bulutangkis harus sesuai dengan peraturan permainan bulutangkis, adapun ketentuan tersebut antara lain:
1. Ketinggian bola saat perkenaan dengan kepala raket berada di bawah pinggang.
2. Saat perkenaan dengan bola, kepala raket harus condong ke bawah.
3. Kedua kaki berada pada bidang servis, tidak menyentuh garis tengah atau garis depan.
4. Tidak ada gerakan ganda (saat perkenaan dengan bola satu kali gerakan).
Gerakan raket harus berkelanjutan tanpa adanya saat yang putus-putus.
1. Servis pendek
Pelaksanaan servis pendek dapat dilaksanakan dengan cara forehand maupun backhand:
a. Berdirilah sedekat mungkin dari garis depan
b. Letak kedua kaki dapat sejajar atau depan-belakang sesuai kebiasaan c. Bola dipegang salah satu tangan dengan ketinggian dibawah pinggang d. Kepala raket ditempatkan dibelakang kepala bola
e. Tentukan arah sasaran servis, lihat bola, lakukan pukulan dengan halus untuk mendapatkan arah bola yang sesuai sasaran tipis diatas net.
Gambar 2.5 Servis Pendek Forehand (BWF:2011)
2. Servis panjang
Pelaksanaan servis panjang biasanya dilaksanakan dengan cara forehand servis tinggi sering digunakan dalam permainan tunggal, latihan servis tinggi sering diabaikan oleh pemain maupun pelatih, padahal servis tinggi yang baik adalah melambung tinggi dan jatuhnya dibidang belakang lapangan lawan, sedekat mungkin dengan garis belakang.
Tujuan servis tinggi yang baik antara lain:
a. Untuk menghindari permainan bagi lawan yang bagus main netting b. Untuk mempercepat kelelahan fisik lawan, pada saat lawan sudah
mulai kehabisan tenaga (daya tahan kardiorespirasi lemah).
c. Mengukur kemampuan forehand clear lawan d. Membuka posisi depan lawan
Gambar 2.6 Servis Panjang (BWF:2011)
d. Dropshot
Dropshot adalah pukulan menyerang dengan menempatkan bola tipis
dekat jaring pada lapangan lawan. Dropshot mengandalkan kemampuan feeling
dalam memukul bola sehingga arah dan ketajaman bola tipis di atas net serta jatuh
didekat net. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot
(pukulan potong) yang baik adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan
tidak melewati garis ganda. Karakteristik pukulan potong ini adalah shuttlecock
senantiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu mampu
melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari
sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yaang cepat,
posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini. Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan forehand clear. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan shuttlecock pada sudut- sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan shuttlecock, yang menyebabkan lawan terlambat mengantisipasi dan bereaksi atas datangnya shuttlecock secara mendadak.
Gambar 2.7 Pukulan Dropshot (BWF:2011) e. Drive
Pukulan drive adalah jenis pukulan keras dan cepat yang arahnya mendatar. Pukulan drive biasanya digunakan untuk menyerang atau mengembalikan bola dengan cepat dengan arah lurus maupun menyilang ke daerah lawan, baik dengan forehand maupun backhand.
Gambar 2.8 Forehand Drive dan Backhand Drive (BWF:2011)
f. Netting
Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan di depan net dengan tujuan untuk menempatkan bola setitpis mungkin jaraknya dengan net di daerah lawan.
Netting sangat menentukan akhir dari pertandingan bulutangkis, kualitas netting yang baik memungkinkan pemain mendapatkan umpan dari lawan untuk di forehand clear atau diserang dengan pukulan mematikan yang lain. Karena pengembalian bola netting yang baik tidak banyak pilihan yang harus dilakukan oleh lawan, hanya ada dua pilihan naik ke belakang daerah lawan atau dibalas dengan netting lagi. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Karakteristik teknik dasar ini adalah shuttlecock senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan shuttlecock saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.
Gambar 2.9 Netting Backhand dan Netting Forehand (BWF:2011) g. Footwork
Dalam permainan bulutangkis kaki berfungsi sebagai penompang tubuh untuk bergerak kesegala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh sedemikian rupa supaya dapat melakukan gerakan pukulan dengan efektif.
Langkah kaki dalam permainan bulutangkis sering diistilahkan footwork.
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu
apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi baik,
seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa
dicapai kalau footworknya tidak teratur. Prinsip dasar footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai dengan tangan yang digunakan untuk memegang raket saat memukul selalu berakhir sesuai arah tangan tersebut.
h. Forehand clear
Pukulan forehand clear adalah shuttlecock yang dipukul dari atas kepala, posisi biasanya dari belakang dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan lawan. Pukulan lob merupakan pukulan yang paling sering dilakukan oleh setiap pemain bulutangkis. Pukulan lob sangat penting dalam mengendalikan permainan bulutangkis, sangat baik untuk mempersiapkan serangan atau untuk membenahi posisi sulit saat mendapat tekanan dari lawan. Posisi tubuh sangat menentukan untuk dapat melakukan pukulan lob yang baik, sehingga kaidah- kaidah teknik pukulan ini harus dilaksanakan saat latihan.
3. Teknik Forehand Clear Bulutangkis
Forehand clear adalah pukulan overhead (atas kepala) yang diarahkan ke atas dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini digunakan untuk mengatur tempo permainan. Karena itu tujuan utamanya untuk mengendalikan permainan.
Pukulan forehand clear adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah tinggi melambung, laju jalannya shuttlecock sedang dari bidang belakang lapangan kita diarahkan menuju ke bidang belakang lapangan lawan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis (Pool 2010:44).
a. Pukulan forehand clear
Teknik pukulan forehand clear tersebut secara bertahap setiap pemain
harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk
meningkatkan kualitas permainan.
Gambar 2.10 Rangkaian Gerakan Forehand Clear (http://badminton.chorwong.com)