• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemantulan bola ke udara dapat menggunakan seluruh bagian tubuh dari. orang pemain di setiap kelompoknya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemantulan bola ke udara dapat menggunakan seluruh bagian tubuh dari. orang pemain di setiap kelompoknya."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Voli

1. Devinisi Voli

Permainan bola voli merupakan suatu permainan dengan bola yang di pantulkan ke udara di atas net yang bertujuan untuk menjatuhkan bola di daerah lawan untuk sebuah kemenangan. Dalam permainan voli, proses pemantulan bola ke udara dapat menggunakan seluruh bagian tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bola voli merupakan permainan yang di mainkan oleh dua kelompok berbeda, masing masing kelompok memiliki 6 orang pemain di setiap kelompoknya.

2. Tehnik Permainan Bola Voli a. Servis

Servis merupakan suatu pukulan terhadap bola sebagai serangan pada daerah lawan sekaligus sebagai tanda di mulainya pertandingan.

Gerakan servis meliputi empat macam seperti servis dengan tangan atas, servis bawah, servis top spin,serta jump serve.

(2)

Gambar 2. 1 Servis (Nugroho & Mawadah, 2010)

b. Passing

Passing merupakan usaha pemain bola voli untuk mengoper bola kepada kawan main dalam satu regunya dengan menggunakan tehnik tertentu. Passing ada dua macam yaitu passing bawah dan passing atas.

Gambar 2. 2 Passing (Nugroho & Mawadah, 2010) c. Smash

Smash merupakan suatu serangan dengan pukulan kencang saat bola berada di atas jaring atau net untuk dimasukkan ke arah lawan. Ada beberapa urutan yang dilakukan saat akan melakukan smash terhadap lawan main yaitu awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan. Untuk

(3)

mendapatkan hasil yang maksimal maka seorang pemain bola voli harus memperhatikan poin-poin tersebut.

Gambar 2. 3 Smash (Nugroho & Mawadah, 2010) d. Block (membendung)

Block merupakan suatu bentuk pertahanan untuk menangkis serangan bola dari lawan main, blok di lakukan dengan menjulurkan tangan ke atas tanpa di ikuti dengan gerakan apapun. Blok dapat dilakukan dengan lebih dari satu orang, dua bahkan tiga orang. (Yusmar, 2017)

Gambar 2. 4 Block (membendung) (Nugroho & Mawadah, 2010)

Dalam sebuat tim permainan bola voli kemampuan yang di dapatkan ditentukan dengan ketrampilan dan penguasaan tehnik oleh setiap anggota bola voli dalam satu tim. Permainan yang menggunakan batasan lawan dengan net ini menuntut para pemain untuk memiliki daya ledak otot yang

(4)

baik untuk memaksimalkan tehnik yang terdapat pada permainan bola voli ini seperti smash dan bloking untuk mendapatkan poin ntuk kemenangan dalam permainan bola voli (Pratama, 2018)

B. Anatomi Tungkai

Otot penggerak pada pada bagian bawah dibedakan dalam beberapa macam diantaranya otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah serta otot kaki. Otot pangkal paha dan tungkai terdiri dari Sartorius, Rectus Femoris, Vastus Lateralis, Vastus Medialis dan Adductor Longus. Untuk otot bagian belakang meliputi Adductor Magnus, Gluteus Maximus, Biceps Femoris, Semitendinosus, Semimembranosus. Dan untuk otot bagian tungkai bawah meliputi Tibialis Anterior, Peroneus Longus, Gastrocnemius, Soleus, dan Extensor Digitorum Longus (Syaifuddin, 2012).

a. Rectus Femoris

Rectus femoris merupakan otot bagian depan dari paha, otot ini adalah otot penggerak utama dalam fleksi pinggul dan ekstensi lutut.

Rectus Femoris merupakan satu satunya otot yang menyebrangi pinggul, letak otot ini lurus ke bawah paha dan bergabung dengan otot vasti untuk menyatu dengan tendon patella.

(5)

Gambar 2. 5 Rectus Femoris(S. Lippert, 2011)

b. Sartorius

Sartorius merupakan otot terpanjang pada area tubuh, otot ini berbentuk seperti tali panjang yang berjalan diagonal dari lateral ke medial dan proksimal ke distal untuk melintang di lutut medial ke posterior. Otot ini mampu melenturkan dan memutar pinggul dan perut secara lateral.

Gambar 2. 6 Sartorius (S. Lippert, 2011)

c. Vastus Lateralis dan Vasus Medialis

Vastus lateralis terletak di lateral Rectus Femoris, otot ini berasal dari linea aspera paha memanjang ke lateral untuk menyatu dengan otot paha bagian depan lainnya. Untuk Vastus Medialis juga merupakan otot

(6)

yang berasal dari linea aspera tetapi letaknya di medial yang jauh dari Rectus Femoris.

Gambar 2. 7 Vastus Lateralis dan Vastus Medialis (S. Lippert, 2011)

d. Adductor Longus dan Adductor Magnus

Adductor Longus merupakan otot yang paling dangkal dibandingkan dengan Adductor Brevis dan Adductor Magnus, otot ini berasal dari permukaan anterior pubis yang dekat dengan tuberculum dan line aspera pada tulang paha. Sedangkan untuk Adductor Magnus merupakan otot paling besar pada kelompok otot adductor, otot ini menyisip di sepanjang linea aspera dan adductor tubercle.

Gambar 2. 8 Adductor Longus, Adductor Brevis, Adductor Magnus (S. Lippert, 2011)

(7)

e. Gluteus Maximus

Gluteus Maximus merupakan otot yang besar, tebal, dalam satu sendi yang terletak di pantat bagian posterior. Otot ini terbentuk dari area posterior sacrum, coccyx, dan illium dan berjalan kearah distal dan lateral femur posterior inferior, lalu ke trochanter yang lebih besar.

Gambar 2. 9 Gluteus Maximus (S. Lippert, 2011)

f. Biceps Femoris

Biceps femoris merupakan otot yang mempunyai two head yang berjalan ke paha secara lateral ke sisi posterior, long head muncul bersama dua otot pada ischial tuberosity dan short head muncul dari lateral lip di linea aspera. Keduanya bergabung ke posterior untuk menempel pada fibula dan small slip ke lateral condyle tibia.

(8)

Gambar 2. 10 Biceps Femoris (S. Lippert, 2011)

g. Semi Tendinosus dan Semi Membranosus

Semi tendinosus merupakan otot yang memiliki tendon lebih panjang dan sempit yang membentang pada sendi lutut posterior ke anterior menempel pada permukaan anteromedial tibia dengan Gracilis dan Sartorius. Dan untuk Semi Membranosus merupakan otot yang jauh lebih dalam dari Semi Tendinosus yang arahnya menuju ke bawah dan menyisip pada permukaan condylus medial di tibia.

Gambar 2. 11 Semi Tendinosus dan M. Semi Membranosus (S. Lippert, 2011)

(9)

h. Tibialis Anterior

Tibialis Anterior adalah otot yang berasal dari sisi lateral tibia dan membrane interoseus lalu turun ke tungkai dan meruncing pada metatarsal pertama. Otot ini berada pada pergelangan kaki lalu ke anterior dan medial yang membuat gerakan dorso fleksi dan pergerakan pada pergelangan kaki.

Gambar 2. 12 Tibialis Anterior (S. Lippert, 2011)

i. Peroneus Longus

Peroneus Longus merupakan otot yang superficial dari otot peroneal. Otot ini letaknya di dalam dan melintasi kaki dari sisi lateral ke medial kemudian menuju ke permukaan plantar dari metatarsal dan cuneiform.

(10)

Gambar 2. 13 Peroneus Longus (S. Lippert, 2011)

j. Gastrocnemius

Gastrocnemius merupakan otot yang melintasi lutut dan pergelangan kaki, otot ini bekerja untuk memperkuat otot pergelangan kaki. Otot ini berasal dari tungkai posterior superficial kemudian membentuk tendon achilless dengan M. Soleus serta menempel pada permukaan calcaneus. Fungsi utama otot ini ada pada pergelangan kaki namun otot ini juga memiliki peran penting pada lutut.

Gambar 2. 14 Gastrocnemius (S. Lippert, 2011)

(11)

k. Soleus

Soleus merupakan otot besar yang terletak pada satu sendi yang berada pada Gastrocnemius. Asal dari otot ini adalah tibia dan fibula posterior, Soleus menyatu dengan Gastrocnemius untuk membentuk tendon achilless yang kuat. Fungsi dari otot ini adalah untuk melakukan gerakan plantar dan melenturkan pergelangan kaki.

Gambar 2. 15 Soleus (S. Lippert, 2011)

l. Extensor Digitorum Longus

Extensor Digitorum Longus menempel pada anterior fibula, membrane interosseous, dan lateral condyle tibia. Fungsi dari otot ini adalah untuk memperpanjang jari kaki ke dua sampai ke lima, membantu melenturkan pergelangan kaki.

(12)

Gambar 2. 16 Extensor Digitorum Longus (S. Lippert, 2011)

C. Biomekanika Tungkai 1. Hip

Hip merupakan ujung proksimal dari ekstremitas bawah yang berfungsi sebagai penahan beban. Hip mempunyai stabilitas yang cukup kuat untuk menopang tubuh. ROM normal pada hip tidak lebih dari 120o untuk fleksi, ekstensi hip sekitar 20o, abduksi hip 40o, adduksi hip 25o, medial rotasi 35o, serta lateral rotasi sekitar 45o.

Gerakan yang terjadi pada hip meliputi fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, medial rotasi dan lateral rotasi. Fleksi adalah pergerakan dari tulang paha menuju panggul dan trunk, ekstensi merupakan gerakan kebalikan dari fleksi, abduksi adalah gerakan yang dimulai dari lateral panggul dan adduksi merupakan gerakan sebaliknya dari abduksi, lalu untuk lateral rotasi merupakan gerakan yang terjadi pada saat kepala femur berputar ke anterior di acetabulum, dan untuk medial rotasi yaitu berputarnya kepala femur ke posterior.(Oatis, 2009)

(13)

Table 2.1 Otot Penggerak Hip (Neumann, 2018) Flexor Adductors Internal

rotation

Internal rotation Abductors External rotators Primary Iliopsoas,

Sartorius Tensor fascia latae, Rectus Femoris Adductor, longus, Petineus

Pectineus, Adductor longus, Gracilis, Adductor brevis, Adductor magnus

Gluteus maximus, Biceps femoris, Semitendinosus, Semimembranosus, Adductor magnus

Gluteus medius, Gluteus minimus, Tensor fasciae latae

Gluteus maximus, Piriformis, Obturator internus, Gemellus superior, Gemellus inferior, Quadratus femoris Secondary Adductor

Brevis, Gracilis, Gluteus Minimus

Biceps femoris, Gluteus maximus, Qudratus femoris, Obturator externus

Gluteus minimus and medius Tensor fasciae latae Adductor longus Adductor brevis Pectineus

Gluteus medius, Adductor magnus

Piriformis , Sartorius, Rectus femoris, Gluteus maximus

Gluteus medius and minimus, Obturator externus Sartorius, Biceps femoris

2. Knee

Knee merupakan penghubung antara hip dengan ankle yang berfungsi sebagai stabilitator dan penggerak. Knee termasuk sendi ginglyus, gerakan yang ada dalam knee meliputi fleksi knee dan ekstensi knee. ROM dari knee saat fleksi 135o dan ekstensi 10o. Gerakan fleksi adalah gerakan posterior kebawah menjauhi posterior tungkai bawah, dan gerakan ekstensi adalah gerakan sebaliknya (Oatis, 2009).

(14)

Table 2.2 Otot Penggerak Knee (Neumann, 2018)

3. Ankle

Ankle merupakan ekstremitas bawah yang memberikan stabilitas, daya dorong serta sebagai penggerak. Gerakan yang terdapat pada ankle meliputi dorso flexi, plantar flexi, inversi, dan eversi. ROM yang terdapat pada saat dorso flexi 20o, plantar flexi 50o, inversi 20o dan eversi 10o (Oatis, 2009).

Muscle Action

Sartorius Fleksi knee, hip fleksi hip, external rotasi dan abduksi

Gracilis Fleksi knee, fleksi hip dan adduksi Quadriceps femoris

Rectus femoris Vastus group

Ekstensi knee dan fleksi hip

Popliteus Fleksi knee dan internal rotasi Semimembranosus Fleksi knee dan internal rotasi Semitendinosus Fleksi knee dan internal rotasi Biceps femoris (short

head)

Fleksi knee dan external rotasi

Biceps femoris (long head)

Fleksi knee dan external rotasi

Gastrocnemius Fleksi knee Plantaris Fleksi knee

(15)

Table 2.3 Otot Penggerak Angkle (Neumann, 2018)

D. Fisiologi Otot

Macam-macam kontraksi otot di kategorikan menjadi 3 yaitu kontraksi isometrik, kontraksi isotonik dan kontraksi isokintik yang merupakan gabungan dari kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik.

a. Kontraksi Isometrik

Kontraksi isometrik sering di sebut sebagai kontraksi statis yang mana kontraksi tersebut tidak menyebabkan otot memanjang atau memendek.

b. Kontraksi Isotonik

Kontraksi isotonik merupakan kontraksi yang dapat memanjang dan memendekkan otot. Kontraksi isotonic ada 2 macam.

1) Kontraksi konsentrik

Kotraksi ini merupakan kontraksi yang terjadi dengan adanya pemendekan otot .

Muscle Action

Tibialis anterior, Extensor digitorum longus, Extensor halucis longus, Fibularis tertius

Dorso flexi

Gastrocnemius, Soleus, Plantaris Plantar flexi Fibularis longus, Fibularis brevis Eversi Tibialis posterior, Flexor digitorum

longus, Flexor halluces longus

Inversi

(16)

2) Kontraksi eksentrik

Merupakan kontraksi yang terjadi karena adanya pemanjangan otot

c. Kontraksi Isokinetik

Merupakan kontraksi yang mengkombinasi antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometric

E. Daya Ledak

Menurut Edwarsah (2017) daya ledak merupakan suatu kemampuan dalam mengeluarkan kekuatan dengan cepat yang secara umum difokuskan pada tungkai. Pada dasarnya otot tungkai merupakan otot yang menjadi pusat kekuatan gerakan terutama untuk daya ledak otot. Sukadianto (2011) mengungkapkan daya ledak ini merupakan kombinasi dari kekuatan dan kecepatan, kekuatan dan kecepatan pada pemain bola voli sangat berperan penting pada atlet bola voli terutama saat melakukan loncatan saat pertandingan berlangsung. Penerapan kekuatan dan kecepatan akan sebanding jika dilaksanakan dengan semaksimal mungkin sebelum melakukan olahraga khususnya voli. Kekuatan sangat penting untuk melakukan olahraga baik itu terhadap atlet laki laki maupun perempuan.

Dalam permainan bola voli hal tersebut sangat diperlukan untuk bekal para atlet dalam melompat saat smash hingga memukul bola kearah lawan. Komponen fisik terhadap daya ledak tungkai atlet sangat berpengaruh untuk kelancaran permainan bola voli dalam melangsungkan lompatan saat melakukan smash atau bloking yang pada akhirnya

(17)

mendapatkan hasil dari tinggi lompatan yang baik (Yenes & Leowanda, 2019).

Memiliki daya ledak otot tungkai yang baik dapat dilakukan dengan menyempurnakan atau memperbaiki kemampuan berolahraga dengan menggunakan metode, teori dan praktik serta aturan yang memiliki prinsip latihan yang terencana (Hidayat, 2020). Daya tahan otot sangat penting untuk melakukan kekuatan otot. Apabila kekuatan otot meningkat maka daya otot akan ikut meningkat alaupun ukuran otot tidak ikut membesar.

1. Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ledak Otot Tungkai

Terdapat dua unsur yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai yaitu kekuatan dan kecepatan, Sajoto(1995:22) mengatakan bahwa daya ledak merupakan kekuatan yang di pengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan (Iqbal et al., 2015).

a. Kekuatan Otot

Demi mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan para atlet harus memiliki faktor penting untuk menunjang kemenangan pertandingan. Salah satu penunjang untuk kekuatan adalah otot, otot akan semakin berkontraksi dengan kuat apabila diberikan beban atau tekanan yang cukup berat. Kekuatan pada otot tungkai merupakan komponen penting dalam melakukan lompatan.

Dalam permainan bola voli kekuatan meloncat menjadi unsur yang sangat penting dikarena seorang pemain voli tidak mungkin akan berprestasi ketika tungkainya lemah atau tidak memiliki kekuatan otot (Iqbal et al., 2015).

(18)

b. Kecepatan

Kecepatan merupakan gerakan yang dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Kecepatan tidak akan berhasil dilakukan ketika kekuatan mulai berkurang, pada dasarnya kekuatan dan kecepatan itu bertolak belakang kecepatan dapat di lakukan apabila beban di luar itu rendah yang artinya semakin besar beban di luar makan akan semakin kecil juga kecepatan itu timbul. Apabila seorang pemain voli akan ingin mengembangkan kecepatannya maka juga harus mengembangkan kekuatan pada ototnya (Iqbal et al., 2015).

2. Fisiologi Daya Ledak Otot

Daya ledak otot merupakan suatu kekuatan yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan. Kunci dari daya ledak adalah kekuatan jika kekuatan tidak di pertahankan akan mengakibatkan penurunan produksi daya ledak (Iqbal et al., 2015). Daya ledak merupakan komponen penting untuk melakukan suatu gerakan seperti melempar, melompat, dan memukul. Bosco meyakini bahwa meningkatnya daya ledak otot dipengaruhi oleh dua faktor yaitu adaptasi dari organ bio motor dan peningkatan fungsi kerangka untuk menyimpan energi motorik dalam elastisitas elemen. Proses meningkatnya kekuatan otot secara tidak langsung akan mempengaruhi daya ledak otot (Aghajani et al., 2014).

Otot yang kuat menjadikan bentuk tubuh menjadi lebih baik serta gerakan tubuh lebih efisien. Apabila kekuatan otot tidak dilatih atau tidak dipergunakan dengan baik maka otot akan kehilangan kemampuan

(19)

untuk berkontraksi (Pangemanan et al., 2012). Kontraksi otot terjadi akibat dipengaruhi oleh aktin, myosin, troponin dan tropomyosin.

Mekanisme kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan dari otak melalui akson ke serabut otot kemudian akan terjadi potensial aksi dan menjadi pelepasan asetilkolin kedalam synaptic gutter. Asetilkolin akan berikatan dengan reseptornya pada sarkolema yang kemudian terjadi depolarisasi membrane otot, depolarisasi kemudian disebarkan ke sel tubulus Transversal. Kemudian sel tubulus T meneruskan potensial aksi dari membran sel, lalu merekam terminal sarkoplasma reticulum untuk dilepaskan ion kalsium. Ion akan berkaitan dengan troponin C pada filament aktin sehinggan filament tropomision menutup celah aktivesite aktin.

Proses potensial aksi dijalankan keseluruh fibril melalui sistem T.

Impuls T melepaskan ion Ca2+ dari lateral reticulum sarkoplasmik yang menyebabkan kontraksi ion Ca2+ yang diikat oleh troponin C.

Dari perjalan Ca2+ maka terjadi penguraian ATP yang menyebabkan kontraksi. Apabila ATP terhidrolisis myosin akan terikat dengan aktin, lalu miosin akan kembali ke posisi semula untuk menghasilkan tenaga (Madri, 2017).

F. Plyometric Exercise

Plyometric merupakan latihan yang dilakukan untuk menambah daya ledak pada atlet. Plyometric adalah latihan untuk menghasilkan gerak yang kuat serta cepat untuk meningkatkan power lompatan dalam olahraga menurut Vassil et al (2012). Plyometric ini dikenal sebagai latihan

(20)

melompat yang disusun untuk meningkatkan kekuatan dan daya ledak pada atlet. Latihan ini tidak hanya bisa di gunakan oleh atlet dewasa, melainkan juga dapat di berikan untuk melatih kekuatan dan daya ledak untuk anak anak bahkan bisa di gunakan untuk semua kalangan. Latihan plyometric memiliki ciri kontraksi otot yang kuat serta dapat menstimulasi otot dengan cepat dan terlihat. Latihan ini tidak hanya memperkuat otot, sendi, tendon, melainkan juga dapat di gunakan untuk melatih saraf agar lebih kondusif saat melakukan gerakan (Hiskya & Wasa, 2019).

Seseorang akan melompat lebih tinggi apabila menekuk sedikit lutut daripada hanya naik dengan sekuat tenaga yang mereka punya, dan mereka juga bisa mengurangi lompatan apabila mereka terlalu banyak menekuk lutut. Latihan plyometric ini apabila bercampur dengan kekuatan maka akan mendapatkan hasil yang baik karena plyometric ini merupakan penghubung antara kekuatan dan kecepatan.

1. Jenis Plyometric Exercise

a. Plyometric Split Squat Jump

Split squat jump merupakan jenis latihan dengan berdiri satu kaki kedepan dan satu kaki lagi kebelakang lalu lompat dengan setinggi dan selururs mungkin ditambah dengan mengayunkan lengan tangan ke atas guna untuk menambah pengangkatan. Ketika akan mendarat ke posisi semula usahakan lutut depan menekuk agar posisi tetap stabil, setelah posisi stabil lakukan gerakan yang sama.

Latihan ini adalah salah satu latihan yang terdapat pada plyometric, latihan ini sangat cocok untuk diterapkan pada atlet bola voli karena

(21)

baik untuk meningkatkan daya ledak pada otot tungkai atlet voli saat melompat. Plyometric split squat jump diberikan 10 kali repetisi 3 kali dalam satu minggu (Hardovi, 2019).

b. Plyometric Dept Jump

Plyometric dept jump merupakan latihan plyometric yang dilakukan menggunakan alat berbentuk persegi setinggi 30 cm (Barr

& Nolte, 2011). Latihan ini dimulai dengan posisi awal berdiri pada kotak dengan kaki sedikit keluar dari garis kota, posisi lutut sedikit membengkok dan lengan tangan rilex. Kemudian lompat dari atas kotak ke bawah tanah, saat mendarat lutut sedikit di bengkokkan untuk mengurangi kejutan saat mendarat di tanah. Setelah mendarat untuk mengulang gerakan yang sama lakukan gerakan mengangkat lengan tangan ke atas dan jongkokkan badan. Latihan dilakukan sebanyak 10 kali repetisi 3 kali dalam satu minggu (Hardovi, 2019).

c. Plyometric Double Leg Speed Hoop

Double leg speed hoop ini merupakan latihan yang mengembangkan kecepatan serta kekuatan untuk otot kaki, pinggul, khususnya gluteal, paha belakang, paha depan dan gastrocnemius dengan kekuatan dan kecepatan yang tinggi. Cara latihan pada jenis plyometric satu ini adalah dengan berdiri secara santai lalu punggung lurus atau tegak dan pandangan lurus ke depan, posisi bahu sedikit condong ke depan, posisi lengan di tekuk hingga 90 derajat. Lakukan lompatan setinggi tingginya dengan menekuk kaki hingga ke pantat setelah mendarat maka lakukan gerakan yang sama.

(22)

Dosis untuk latihan plyometric double leg speed hoop dilakukan 3- 6 set dengan pengulangan 10-12 kali dan waktu istirahat 1-2 menit (Suadmaji et al., 2020).

Beberapa latihan pliometrik di atas dapat dijadikan sebagai latihan yang tepat untuk melatih power pada tungkai bawah, latihan yang banyak mengandung unsur lompatan sangat baik untuk meningkatkan daya ledak pada tungkai.

2. Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan

a. Gerakan harus di lakukan secara maksimal, apabila gerakan dilakukan dengan tidak maksimal maka hanya akan mendapatkan sedikit manfaat terhadap power yang di dapat.

b. Saat awal melakukan latihan sudut terhadap tungkai tidak kurang dari 450 , saat otot tungkai mula kuat sudut dapat di kecilkan untuk memperoleh energi yang lebih besar.

c. Apabila latihan mengunakan bangku maka tinggi bangku tidak boleh lebih dari 30 cm. ketika otot tungkai sudah sangat kuat maka boleh di naikkan dengan ketinggian 80cm.

d. Intensitas latihan harus di terapkan untuk memantau perkembangan power yang baik.

e. Istirahat dalam setiap set latihan tidak boleh terlalu sedikit, karena akan mempengaruhi kualitas daya eksplosifnya yang berkurang.

f. Lakukan latihan plyometric dengan berhati hati karena jika latihan tidak di lakukan dengan benar maka akan mengakibatkan cedera.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan fakta dan upaya memenuhi kebutuhan pelanggan, kemudian diukur bagaimana efektivitas. Tindakan perbaikan menggambarkan

Ditinjau dari aspek kejelasan tampilan pada respon siswa, multimedia interaktif Electrolysis Multimedia yang dikembangkan dikatakan telah memenuhi kelayakan dengan

Pengambilan sebagian simplisia obat umumnya masih dilaku- kan dengan cara pemungutan di hutan-hutan sekitar desa, Untuk mengetahui pe- ranan dan spesies tumbuhan obat-obatan yang

Nisan pada makam Sultan Muhammad Tajul Arivin Sirajudin, yang berbentuk gada dengan bernggusu waru ( susun delapan), nisan bentuk gada menandakan bahwa orang

23 Sekretaris Dewas Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 24 Sekretaris Dewas Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar 25 Sekretaris Dewas Institut Agama Islam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah dihasilkan media pengayaan pembelajaran komik kimia untuk kelas XII SMA/MA semester gasal dengan materi Kimia Unsur, di mana

Bahkan jika kepercayaan bertentangan dengan rencana perawatan medis atau tampak aneh atau patologis, profesional kesehatan seharusnya tidak menantang kepercayaan

Namun dari semua usaha yang dilakukan guru maupun orang tuauntuk pencapaian hasil yang maksimal, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara