• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PEGAWAI DAN GURU SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG

(Studi Kasus SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG)

Oleh

Eni Cahyani dan Erni Lany

Program Studi Administrasi Niaga Politeknik Anika E-mail : eni_japung27@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan Penulisan ini adalah untuk mengetahui peran komunikasi dalam kegiatan pegawai dan guru di SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG sehingga komunikasi yang dapat menunjang kegiatan , bagi SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG. Metode dan teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, observasi, wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Kesimpulan komunikasi yang dilakukan di SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG adalah komunikasi verbal dan nonverbal yang belum berjalan dengan baik.

Kata Kunci: (1) Proses Komunikasi (2) Komunikasi Verbal (3) Komunikasi Non-verbal

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, hampir tidak mungkin manusia hidup tanpa berkomunikasi satu dengan yang lain. Komunikasi dilakukan manusia di hampir semua tempat dan aktivitas. Dalam aktivitas bisnis pun tidak bisa dipisahkan dari proses komunikasi. Dalam kontens dan aktivitas bisnis, komunikasi dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti mendengarkan, membaca, menulis (korespondensi), menelepon, negosiasi, presentasi, memberi perintah, menerima laporan, menyampaikan keluhan, menanggapi keluhan, dan berbagainya. Keberhasilan bisnis pun akan ditentukan oleh efektivitas komunikasi yang

dibangunnya. Terutama di dunia pendidikan pada SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG merupakan sekolah islam yang bergerak di bidang pendidikan dan saling menimbulkan persaingan diantara sekolah lain. Setiap sekolah mempunyai visi dan misi untuk mencapai setiap tujuan, agar tercapai tujuan tersebut sumber daya manusia atau pegawai harus berkomunikasi dengan baik agar visi dan tujuan instansi tercapainya.

(2)

penyampaian pesan-pesan bisnis. Menurut Agus M. Hardjana (2003:10-11) komunikasi merupakan kegiatan di mana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan kemudian memberikan tanggapan kepada pengirim pesan. Setiap orang yang melakukan komunikasi, memiliki peran penting dalam setiap kegiatan agar tujuan dari kegiatan tersebut tercapai.

Secara umum guru dan pegawai pada SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG mempunyai tugas pokok sebagai pelaksanaan administrasi dan kegiatan belajar mengajar hal ini berperan penting pada peningkatan mutu sekolah. Komunikasi yang dilakukan oleh pegawai dan guru kurang terjalin dengan baik, seperti pada saat akan melaksanakan kegiatan rapat bulanan atau kegiatan lainnya. Informasi disampaikan melalui komunikasi lisan (telepon) ataupun tertulis (pengumuman, surat pemberitahuan, atau sms) kegiatan tersebut diketahui oleh kepala sekolah, tetapi masih ada saja guru dan pegawai yang tidak mengetahui kegiatan tersebut (Discomunication).

Dampak yang terjadi akan menimbulkan pada karyawan itu sendiri seperti guru dan pegawai yang tidak mengetahui suatu kegiatan akan datang terlambat atau tidak menghadiri kegiatan tersebut dan saling menyalahkan satu sama lain. Pegawai dan guru harus bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan baik agar tidak salah paham dalam semua kegiatan apapun yang dilakukan di lingkungan sekolah SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG.

Komunikasi pegawai dan guru mempunyai pengaruh terhadap semua

kegiatan yang dilakukan di sekolah. Oleh karena itu komunikasi yang baik sangat penting, melalui media komunikasi non-elektronik yaitu bahasa lisan dan surat menyurat. Dukungan dari sarana dan prasarana bisa memperlancar komunikasi pegawai dan pengajar. Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Komunikasi Dalam Kegiatan Pegawai Dan Guru Sma ’Aisyiyah 1 Palembang”.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah yaitu “Bagaimana peran komunikasi dalam kegiatan pegawai dan guru di SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG ?”

II. TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Wahyudi (1986:29) Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan.

(3)

mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu– individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup

2.2 Fungsi Komunikasi

Menurut De Vito (Sutaryo, 2005:91), Bahwa fungsi komunikasi termasuk juga fungsi menghibur oleh media massa, juga memiliki tujuan supaya mendapat perhatian yang lebih banyak dari khalayak, sehingga media massa itu dapat memanfaatkan untuk menjual “kemasan hiburannya” kepada pihak industri massa untuk memasang iklan. Hal ini juga harus dipahami bahwa media massa itu sebagian besar merupakan institusi bisni yang memerlukan keuntungan (profit) untuk kelangsungan bisnisnya. Dari berbagai sumber informasi, antara lain dari diskusi dengan teman – teman praktisi dari berbagai media (cetak dan eletronik), dikatakan bahwa sumber keuntungan yang terbesar berasal dari iklan. Oleh karena itu, tayangan acara di televisi juga memperhatikan kepentingan ini sehingga cenderung mengikuti “selera massa”.

Menurut Charles R. Wright (Sutaryo, 2005:96), bahwa fungsi komunikasi termasuk juga fungsi pengawasan dalam arti sebagai peringatan kepada komunikan (massa). Sebagai contoh, berita berkaitan dengan akan terjadinya gempa, angin topan (badai), ataupun berbagai berita tentang kejahatan, pencurian, berbagai penipuan, ataupun berita wabah penyakit menular.

Menurut Thomas M. Scheidel, Gordon I. Zimmerman dan Rudolph F. Verderber (Dedy Mulyana, 2010:4-5), Bahwa komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Menjalin hubungan persaudaraan Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menjalin hubungan persaudaraan atau kontak sosial dengan orang sekitar kita terlihat dalam berbagai aktivitas kita sehari-hari. Sebagai contoh, dalam setiap awal perkuliahan di beberapa perguruan tinggi selalu diadakan rapat atau pertemuan para dosen yang akan mengajar pada semester yang bersangkutan. Dalam rapat itu biasanya selalu diawali dengan perkenalan para dosen terutama dosen-dosen yang baru dan dilanjutkan dengan saling “bersalam-salaman” (berjabat- tangan), “ngobrol” dan bahkan terutama bagi yang sudah kenal biasanya “saling mengejek” untuk menunjukkan keakraban/kedekatan hubungan mereka.

2. Memperteguh atau menguatkan hubungan

(4)

komunikasi dalam rangka memperteguh dan menguatkan hubungan mereka.

2.3 Tujuan dan Manfaat Komunikasi 2.3.1 Tujuan Komunikasi

Menurut Widjaja (2000:66-67) pada umumnya tujuan komunikasi antara lain ialah :

1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud. 2. Memahami orang lain. Kita sebagai

komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk melakukan.

2.3.2 Manfaat Komunikasi

Menurut Alo Liliweri (2007:18), secara umum ada lima Manfaat Komunikasi diantaranya:

1. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui penerima (informasi/to inform), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah

menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.

2. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima (pendidikan/to educate), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari penyebarluasan informasi itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dia ketahui. 3. Sumber memberikan instruksi agar

dilaksanakan penerima (instruksi), fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi (mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang diperintahkan.

4. Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi/to influence), fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi, fungsi persuasi adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.

(5)

2.4 Jenis Komunikasi

2.4.1 Komunikasi lisan (verbal)

Menurut De Vito 1978 (DR. Alo Liliwer, M. S: 1978:43-44) , Victoria dan Robert 1978 (DR. Alo Liliwer, M.S: 1983:43-44) Ada enam jenis komunikasi lisan (verbal).

Pertama, emotive speech, merupakan gaya bicara yang lebih mementingkan aspek psikologis. Ia lebih mengutamakan pilihan ‘kata’ yang didukung oleh pesan non verbal.

Kedua, phatic adalah gaya komunikasi verbal yang berusaha menciptakan hubungan sosial sebagaimana dikatakan oleh Bronislaw

Malinowski dengan phatic

communication, phatic speech ini tidak dapat diterjemahkan secara tepat karena ia harus dilihat dalam kaitannya dengan konteks di saat ‘kata’ diucapkan dalam suatu tatanan sosial suatu masyarakat. Ketiga, cognitive speech merupakan jenis komunikasi verbal yang mengacu pada kerangka berpikir atau rujukan yang secara tegas mengartikan suatu kata secara denotative dan bersifat informatif.

Keempat,rethorical speech mengacu pada komunikasi verbal yang menekankan sifat konatif. Gaya bicara ini mengarahkan pilihan ucapan yang mendorong terbentuknya perilaku. Cara ini biasanya digunakan oleh para politisi, salesman yang bersifat persuasi. Kelima, metalingual speech adalah komunikasi lisan secara verbal, tema pembicaraannya tidak mengacu pada obyek dan peristiwa dalam dunia nyata melainkan tentang pembicaraan itu sendiri. Tipe pembicaraan ini sangat berbeda dari yang lain, ia bersifat sangat abstrak dan berorientasi pada code / tanda-tanda komunikasi.

Keenam, poetic speech adalah komunikasi lisan yang secara verbal berkutat pada struktur penggunaan ‘kata’ yang tepat melalui perindahan

pilihan ‘kata’, ketepatan ungkapan biasanya menggambarkan rasa seni dan pandangan serta gaya-gaya lain yang khas.

2.4.2Komunikasi tertulis (non verbal) Menurut Jolilife (DR. Alo Liliwer, M. S : 1994:45-46)

Pertama, aspek pertama dari komunikasi verbal yang didiskusikan ini termasuk di dalamnya adalah konteks. Komunikasi bergerak dalam suatu keadaan yang berbeda, fisik, sosiologi, psikologis, bahkan konteks verbal. Inilah yang disebut komunikasi berada dalam konteks yang dialami pengirim dan penerima. Komunikasi dapat terjadi dalam suatu konteks fisik yang keluar dalam bentuk jarak fisik maupun jarak sosial. Jarak itu memungkinkan seseorang memilih pesan verbal maupun no-verbal.

Konteks psikologis, dapat ditunjukkan melalui surat yang terkirim pada hari yang baik, minggu yang cocok, jam yang tepat agar sesuatu wacana bisa dibaca. Konteks verbal merupakan hambatan yang dialami setiap orang. Misalnya masalah semantik yang dalam komunikasi dipelajari melalui studi perbedaan konteks verbal yang dimiliki setiap orang. Aspek studi ini memberikan pengajaran bagi para penulis surat-surat bisnis maupun laporan dinas.

(6)

bersifat personal dari pada denotasi bersama.

Ketiga, tingkat abstraksi, setiap konteks (aspek kedua tersebut di atas) mengakibatkan tingkatan abstraksi yang berbeda. Ada jenjang dari suatu konteks yang mengakibatkan perbedaan daya abstraksi tertentu terhadap suatu wacana. Hal ini sangat menentukan pola-pola wacana baku tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya struktur itu didekati. Ambil contoh yang sederhana bersurat kepada orang tua tentu sangat berbeda dengan kepada teman atau adik.

2.5 Metode Komunikasi

Mulyan (2005:61-68) Dalam metode komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Istilah transaksional mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interpendensi atau timbal balik, eksestensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan.

2.6 Prinsip-prinsip dalam komunikasi Menurut Seiler (Dr. Arni Muhammad, 2002:19-22) ada empat prinsip dasar dari komunikasi yaitu: suatu proses, suatu sistematik, interaksi dan transaksi, dimaksudkan atau tidak akan dijelaskan berikut ini:

1. komunikasi adalah suatu proses, komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai juga bukanlah suatu barang yang dapat di tangkap dengan tangan untuk diteliti.

2. Komunikasi adalah sistem, seperti telah dikatakan pada bagian C bahwa komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugas masing-masing. Tugas dari masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi.

3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi.

4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak sengaja. Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan, misalnya seorang pimpinan bermaksud mengadakan rapat dengan kepala bagiannya. Apabila pimpinan tersebut mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada kepala-kepala bagiannya, maka dinamakan komunikasi yang disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan atau dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menentunya maka itu dinamakan komunikasi tidak sengaja.

2.7 Proses Komunikasi

Menurut Effendy (2006 : 11-18)

membedakan proses

komunikasimenjadi dua tahap, yaitu: 1. Proses Komunikasi Secara Primer

(7)

komunikan. Bahasa adalah yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi dan jelas bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang.

Berlangsungnya proses komunikasi apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima komunikan. Dimana pertama kali komunikator menjadi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan dengan memformulasikan pikiran atau perasaannya kedalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator dengan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator.

Wilbur Schramm, dalam karyanya menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan, yakni paduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Menurut Schramm, bidang pengalaman merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator, bisa bersifat positif maupun negative.

Tanggapan atau response atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikator

enggan untuk melanjutkan komunikasinya maka disebut umpan balik bersifat negative. Umpan kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Umpan balik secara nonverbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga dapat segera mengubah gaya komunikasinya disaat mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negative.

2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efesiennya dalam mencapai komunikan.

(8)

Proses komunikasi media misalnya dengan surat, poster, spanduk, radio, televisi, atau film, umpan balik akan terjadi apabila komunikator mengetahui tanggapan komunikan jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Proses komunikasi sekunder ini merupakan lanjutan dari proses komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Setiap media memiliki ciri-ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu.

2.8 Unsur-unsur dan Faktor Komunikasi

2.8.1 Unsur-unsur Komunikasi

Unsur-unsur Komunikasi Menurut Heru Puji Winarso (Suharsono dan Lukas dwiantara:2005:6) terdiri dari :

a. Sumber penerima (Source-receiver) Individu yang terlibat dalam

komunikasi baik komunikator maupun komunikan (communicate) keduanya dalam proses komuniasi memiliki/menjalankan fungsi merumuskan dan mengirimkan pesan (fungsi sumber) dan merasakan serta memahami pesan (fungsi menerima), masing-masing memiliki keunikan (gaya) tersendiri.

b. Kompetensi (competence)

Kompetensi, pada dasarnya merupakan kemampuan setiap individu yang terlibat dalam proses komunikasi. Keampuan di sini meliputi : berbahasa, pengetahuan, pemilihan waktu yang tepat, gaya serta dengan

siapa berkomunikasi, dan sebagainya.

c. Pesan (messages)

Pesan merupakan sinyal yang merangsang bagi penerima pesan dapat berupa hal-hal yang dapat didengar, dirasa, dilihat, dibau, gerak tubuh, dan sebagainya.

d. Umpan balik dalam diri (self-feedback)

Ketika kita menyampaikan atau menerima pesan, kita bisa merasakan, melihat apa yang kita lakukan, dan mendengar suara kita sendiri. Atas dasar informasi ini maka kita dapat memperbaiki, cara, sikap suara kita, dan sebagainya. e. Umpan balik (I feed back)

Pada dasarnya merupakan respons atau tanggapan terhadap pesan yang diterima dari komunikator (pengirim). Tanggapan ini bisa berupa penerimaan atau penolakan. f. Umpan muka (feed forward)

Umpan muka merupakan informasi mengenai pesan-pesan yang belum (akan) disampaikan kemudian, coba perhatikan jeda-jeda yang sering ditampilkan dalam suatu acara di televisi, misalnya:

1) “Tunggu setelah yang satu ini” 2) “sebelumnya ari kita liat iklan

komersial berikut ini” g. Saluran (channel)

Saluran merupakan sarana atau alat bantu yang digunakan dalam proses komunikasi.

h. Gangguan (noise)

Gangguan pada dasarnya adalah sesuatu yang mengurangi bahkan menghilangkan efektifitas proses komunikasi yang sedang berlangsung. Gangguan ini dapat terjadi sebagai hasil dari proses komunikasi tersebut.

i. Akibat (effects)

(9)

dialami oleh satu atau semua pihak. Akibat ini pada dasarnya merupakan perubahan yang terjadi sebagai hasil dari proses komunikasi tersebut. j. Konteks (context)

Komunikasi selalu berlangsung dalam konteks tertentu. Komunikasi teks dapat berkaitan dengan lingkungan fisik, sosial-psikologis, dan waktu yang berpengaruh terhadap bentuk, cara/gaya dan isi komunikasi.

2.8.2 Faktor-faktor Komunikasi Menurut Onong Ichjana Effendy (1985:1) Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi harus tepat waktu dan

tepat sasaran

ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.

b. Komunikasi harus lengkap Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

c. Komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan

hal-hal yang penting yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat, bilamana komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.

d. Komunikasi perlu menghindarkan kata-kata yang tidak enak agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dan cukup jelas.

e. Adanya persuasi dalam komunikasi seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan komunikasi harus disertai dengan persuasi.

2.9Hambatan-hambatan dalam Komunikasi

Menurut Hendropuspito (Sutaryo 2005:30:38) Seringkali proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik karena munculnya hambatan-hambatan sebagai penyebabnya. ada beberapa kemungkinan hambatan komunikan tersebut, yaitu :

1. Hambatan amanat (pesan)

(10)

penting agar tidak menimbulkan keraguan dan salah tangkap (mengerti) serta salah dalam respon atau tindakannya. Pesan atau amanat itu harus betul-betul jelas dimengerti betul baik oleh komunikator maupun komunikan agar menimbulkan dampak yang efektif.

Adapun ungkapan-ungkapan yang biasanya digunakan dalam menyampaikan pesan antara lain : a. Bahasa isyarat, seperti gerak

tangan, kepala, kerlingan mata dan sebagainya biasanya hanya efektif untuk komunikasi langsung dengan jarak yang dekat. Pemaknaan yang sama hanya akan didapat jika komunikator dan komunikan memiliki latar belakang kehidupan dan budaya yang sama. b. Bahasa kata, penggunaan kata-kata yang tepat merupakan hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi pemaknaan pesan yang disampaikan. Seringkali komunikator lupa dengan siapa mereka berkomunikasi. Setiap ahli biasanya menggunakan kata-kata atau bahasanya sendiri yang belum tentu dapat dimengerti oleh semua lingkungannya.

c. Bahasa lambang, seperti halnya kata, lambang juga banyak digunakan komunikasi. Lambang pada dasarnya berfungsi untuk menjelaskan ide yang ingin disampaikan komunikator.

2. Kesulitan pada Komunikan

Dalam proses komunikasi, komunikan pada dasarnya adalah pihak yang menerima pesan. Keberhasilan komunikasi terkait erat dengan respons komunikan terhadap pesan ini. Dari berbagai pendapat di atas dapat dikatakan bahwa komunikasi akan berhasil jika terdapat respons dari komunikan

yang sesuai dengan pesan yang disampaikan komunikator. Ada beberapa hambatan berkaitan dengan komunikan antara lain :

a. Sikap, sikap ini berkaitan dengan minat, semangat terhadap pesan yang disampaikan komunikator. Sikap komunikan ini dapat dilihat dari respons terhadap pesan. Apabila pesan yang disampaikan itu menarik dan menguntungkan maka komunikan akan menerima dengan baik pesan itu. b. Kepentingan komunikan, pada dasarnya pesan akan lebih berhasil apabila dapat memenuhi kebutuhan atau kepentingan komunikan. Kebutuhan pesan pada dasarnya berkaitan dengan struktur sosial budaya komunikan.

3. Kesulitan pada media komunikasi, kesulitan di sini yang dimaksudkan terutama adalah kesulitan teknis pada komunikasi massa dengan menggunakan media massa (radio, koran, televisi, internet, dan lain-lain). Menjadi persoalan di sini terutama belum meratanya kualitas dan sarana pelayanan media komunikasi.

(11)

2.10 Peran Komunikasi dalam Suatu Organisasi

Menurut Zohorul (Suhardiman Yuwono :2005:35) Peran komunikasi organisasi terutama untuk menginformasikan karyawan tentang tugas mereka, kebijakan, dan isu-isu organisasi lain, dan kedua untuk membuat komunitas di dalam organisasi. komunikasi mengurangi ketidakpastian, meningkatkan keamanan, kerja dalam organisasi.

Menurut Suhardiman Yuwono (2005:35) apabila komunikasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan organisasi diatur dan diselenggarakan secara baik, maka akan terwujud dampak – dampak positif seperti tersebut di bawah ini :

1.Timbulnya kemahiran dalam pelaksanaan pekerjaan karena keterangan yang diperlukan untuk melaksanaan pekerjaan menjadi tersedia dan menjadi jelas pula hal-hal diharapkan dari suatu tanggung jawab. Efek kemahiran kerja itu juga diperoleh karena komunikasi merupakan input yang mendorong cara berfikir yang kreatif.

2. Timbulnya dorongan semangat kerja (kinerja) melalui komunikasi maka rasa ingin tahu yang kalau tidak tersalurkan dapat mengurangi semangat kerja tidak dapat dipenuhi. Dengan komunikasi dapat dipenuhi kebutuhan-kebutuhan personil dalam melaksanakan tugas-tugasnya, juga dapat dipahami mengapa mereka bekerja dan selanjutnya dapat didorong antusiasmenya.

3. Komunikasi merupakan alat yang utama bagi para personil untuk bekerja sama. Komunikasi membantu menyatukan organisasi dengan memungkinkan para personil mempengaruhi serta meniru satu dengan yang lainnya.

III. METODE DAN TEKNIK

PENGUMPULAN DATA

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, untuk mendapatkan serta mengumpulkan data-data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan juga menunjang dan melengkapi data yang digunakan maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Riset Lapangan (field Research) Riset ini dilakukan secara langsung dengan cara mengadakan kerja lapangan pada bagian Tata usaha SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, khususnya mengenai peranan komunikasi dalam kegiatan pegawai dan guru SMA’AISYIYAH 1 PALEMBANG.

b. Studi Pustaka (Library Research) Dalam hal ini penulis juga melakukan metode pustaka yaitu dengan membaca teori-teori dari berbagai literature yang berkaitan dengan pembahasan yang diangkat dalam laporan ini.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Teknik wawancara

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada Kepala Sekolah dan pegawai, tentang peran komunikasi dalam kegiatan pegawai

di SMA ’AISYIYAH 1

PALEMBANG. b. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data yang objektif mengenai sarana dan prasarana, kegiatan yang ada di ruang Tata usaha, dan sejarah singkat

SMA ’AISYIYAH 1

(12)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengolahan data

Berdasarkan pengamatan dan data yang penulis olah dari sekolah SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG bahwa setiap pegawai memiliki komunikasi berbeda-beda satu sama lainnya, dalam dunia bisnis pun tidak bisa dipisahkan dari proses komunikasi. Dalam konteks dan aktivitas bisnis, komunikasi dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti mendengarkan, membaca, menulis (korespondensi), menelepon, negosiasi, presentasi, memberi perintah, menerima laporan, menyampaikan keluhan, menangapi keluhan, dan sebagainya. Keberhasilan bisnis pun akan ditentukan oleh efektivitas komunikasi yang dibangunnya. Berkomunikasi dengan baik sangatlah penting dalam setiap kegiatan yang dilakukan terutama dalam lingkungan sekolah. Dengan berkomunikasi setiap pegawai dan guru akan tercapai pada tujuan tertentu. peran komunikasi sangat penting dapat diketahui pegawai dan guru harus menjalin komunikasi yang baik agar tercapai suatu tujuan. Pada lingkungan sekolah SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG terdapat pegawai dan guru oleh karena itu harus bekerjasama untuk mencapai visi dan misi sekolah.

Dalam melakukan komunikasi Pegawai dan guru SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG yang berjumlah 50 orang belum dilaksanakan dengan baik karena pada kegiatan rapat bulanan pegawai dan guru ada saja yang tidak mengetahui kegiatan rapat tersebut. Komunikasi yang dilakukan pada setiap kegiatan terutama rapat bulanan terlihat dari absensi kehadiran tidak semua hadir. Komunikasi yang dilakukan untuk kegiatan tersebut dengan verbal dan nonverbal. Seperti undangan rapat bulanan dengan cara diinformasikan

dengan ditelpon dan surat undangan di papan pengumuman agar pegawai dan guru mengetahui adanya kegiatan rapat bulanan. Namun masih ada saja pegawai dan guru tidak mengetahui kegiatan rapat bulanan tersebut dengan alasan tidak dihubungi oleh panitia dan tidak melihat surat undangan yang ditempel di papan pengumuman.

(13)

Peran Komunikasi

Pertanyaan Jawaban Keterangan

a b c d e

Peran komunikasi

dalam kegiatan pegawai dan

guru

1 30 20 adanya Peran Komunikasi dalam kegiata yang baik akan kurang terjadi kerjasama yang baik sehingga kegiatan yang dilakukan tidak menghasilkan hasil yang maksimal.

2 30 20 Komunikasi bertujuan

sangat penting dalam semua kegiatan yang dilakukan di mana saja, tanpa adanya peran komunikasi maka akan terjadi kesalahpahaman dan akan menimbulkan masalah yang baru bukan menyelesaikan masalah.

Peran komunikasi

dalam kegiatan pegawai dan

guru

3 40 10 Komunikasi verbal yang dilakukan dalam suatu kegiatan akan mencerminkan karakter seseorang itu sendiri, pesan dari komunikasi verbal yang berupa kata yang bermakna bagi individu atau kelompok dan menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. 4 30 20 Komunikasi yang jelas dan

informasinya jelas maka akan sesuai dengan perintah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam suatu kegiatan.

(14)

5 30 20 Komunikasi dua arus bersifat timbal-balik sangat berperan penting bila tidak ada maka terjadi kesalahpahaman dalam suatu kegiatan,dalam komunikasi interpersonal timbal-balik itu dapat terjadi interaksi atau hubungan langsung dan lebih cepat karena biasanya komunikasinya

berlangsung secara tatap muka.

Peran komunikasi

dalam kegiatan pegawai dan

guru

6 30 20 Komunikasi Kelompok

selalu diterapkan dalam setiap kegiatan suatu instansi. Komunikasi kelompok pada dasarnya ialah proses yang dilakukan oleh sejumlah orang dengan norma dan peran yang ditentukan oleh kelompok itu sendiri. 7 10 10 30 Komunikasi nonverbal

jarang digunakan dalam suatu kegiatan, karena tidak bisa mengungkapkan seluruh maksud dengan jelas.

(15)

Peran Komunikasi

dalam kegiatan pegawai dan

guru

pertanyaan Jawaban Keterangan

ST S KS TS STS

9 35 10 5 Proses Komunikasi

secara primer disebut penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain, komunikasi tatap muka biasanya dapat dijaga dengan baik dan lebih mudah karena masing-masing dapat dengan langsung bagaimana komunikasi itu berjalan.

10 20 30 Komunikasi arus

dilakukan pada suatu instansi dengan sesama pegawai dan pemimpin maka kinerja akan dinilai baik dan hasil diharapkan tercapai sesuai rencana

Kinerja Pegawai dalam

bekerja

11 10 10 10 20 Setiap pegawai selalu mengharapkan jabatan yang diinginkan, tetapi pekerjaan haruslah dengan sesuai kemampuan dalam bekerja dan jabatan yang diinginkan harus sesuai dengan aturan dan tanggung jawap pegawai dalam bekerja.

12 25 25 Dalam berkomunikasi

(16)

13 10 30 10 Suatu pekerjaan yang dilakukan harus memiliki pertimbangan kelemahan dan kelebihannya karena kita bisa mengetahui kelemahan diri sendiri dengan sesuai kemampuan.

14 30 5 5 10 Melakukan komunikasi yang baik dengan setiap pegawai lainnya sangat membantu kita untuk bekerja sama dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

15 30 20 Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan adanya kerjasama antar pegawai akan menjadi lebih ringan dan kekurangan, keterbatasan kita dapat di bantu oleh orang lain.

(17)

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan atau status, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Peran dari suatu organisasi terutama untuk menginformasikan karyawan tentang tugas mereka, kebijakan, dan isu-isu organisasi lain, dan kedua untuk membuat komunitas di dalam organisasi dan mengurangi ketidakpastian, meningkatkan keamanan kerja dalam organisasi. Peran komunikasi di sekolah sesuai dengan keinginan pegawai dan guru yang terjadi kerjasama yang baik sehingga kegiatan menghasilkan hasil yang maksimal.

Peran mencakup tiga hal, antara lain: 1. Peran meliputi norma-norma yang

dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakat.

2. Peran adalah suatu konsep apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi, peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

3. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan, manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok.

Ditinjau dari perilaku organisasi, peran ini merupakan salah satu komponen dari sistem sosial organisasi, selain norma dan budaya organisasi. Di sini secara umum ‘peran’ dapat didefinisikan sebagai “expectations about appropriate behavior in a job position (leader, subordinet)”. Ada dua

jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu (1) role perception: yaitu persepsi seseorang mengenai cara orang itu diharapkan berperilaku, atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari orang tersebut, dan (2) role expection: yaitu cara orang lain menerima perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam organisasi, akan terbentuk suatu komponen penting dalam hal identitas dan kemampuan orang itu untuk bekerja. Dalam hal ini, suatu organisasi harus memastikan bahwa peran-peran tersebut telah didefinisikan dengan jelas.

4.2 Pembahasan komunikasi dalam setiap kegiatan

Komunikasi merupakan kegiatan di mana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan kemudian memberikan tanggapan kepada pengirim pesan. Komunikasi berfungsi menjalin hubungan persaudaraan dan sebagai alat untuk menjalin hubungan atau kontak sosial dengan orang sekitar kita terlihat dalam berbagai aktivitas kita sehari-hari, dan komunikasi untuk memperteguh atau menguatkan hubungan baik antar individu maupun kelompok yang sudah terjalin baik tetapi karena suatu hal, hubungan tersebut seakan terputus.

Oleh karena itu komunikasi berperan penting tujuannya supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.

(18)

penerima. Komunikasi yang biasanya digunakan komunikasi verbal dan nonverbal, dalam berkomunikasi memiliki proses komunikasi adalah penyampaian pikiran perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Komunikasi harus tepat waktu dan tepat sasaran ketetapan waktu dalam menyampaikan komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan ada manfaatnya lagi.

Hambatan juga ada dalam komunikasi kemungkinan hambatan seperti penyampaian amanat (pesan) yang menjadi persoalan bagaimana pesan atau amanat itu jelas sehingga mudah diterimanya isi amanatnya, kejelasan amanat ini penting agar tidak menimbulkan keraguan dan salah tangkap (mengerti) serta salah dalam respon atau tindakannya. Pesan amanat itu harus betul-betul jelas dimengerti betul baik oleh komunikator maupun komunikan agar menimbulkan dampak yang efektif, kesulitan pada komunikan pada dasarnya adalah pihak menerima pesan. Keberhasilan komunikasi terkait erat dengan respons dari komunikan yang sesuai dengan pesan yang disampaikan komunikator. Hambatan pada media komunikasi dalam menggunakan media massa seperti radio, Koran, televisi, internet, dan lainnya. Persoalan menjadi terutama belum meratanya kualitas dan sarana pelayanan media komunikasi, hambatan pada unsur sosio-budaya maka paling tidak harus memahami apa sebenarnya hakikat budaya itu.

Berikut dijelaskan analisa pertanyaan dari kuesioner yang penulis sebarkan pada staf pengajar (guru) dan karyawan :

PERSENTASE REKAP KUESIONER

Tabel. 2

Komunikasi dalam kegiatan yang dilakukan sangat berfungsi penting.

Keterangan Jawaban Persentase

Adanya Peran Komunikasi dalam kegiatan yang baik akan terjadi kerjasama yang baik sehingga kegiatan yang dilakukan menghasilkan hasil yang maksimal. Menjawab sangat setuju ada 30 orang (60%), karena komunikasi sangat berfungsi di dalam kegiatan apapun. Menjawab setuju ada 10 orang (20%), Karena komunikasi harus dilakukan di setiap kegiatan yang dilakukan. menjawab kurang setuju ada 10 orang (20%), karena komunikasi di sekolah tidak berfungsi dengan baik. Berdasarkan teori komunikasi merupakan kegiatan di mana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan kemudian memberikan tanggapan kepada pengirim pesan.

Tabel. 3

(19)

KS -

-TS -

-STS -

-Total 50 100%

Komunikasi bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi di sekolah. Menjawab sangat setuju ada 30 orang (60%), karena adanya komunikasi suatu masalah bisa terselesaikan dengan baik. Menjawab setuju ada 20 orang (40%), karena bila tidak ada komunikasi masalah akan bertambah masalah baru. Berdasarkan teori tujuan komunikasi supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.

Tabel. 4

Komunikasi verbal (lisan) sangat mendorong terbentuknya perilaku

seseorang

Keterangan Jawaban Persentase

SS -

-S 35 orang 70% KS 15 orang 30%

TS -

-STS -

-Total 50 100%

Komunikasi verbal yang dilakukan bisa menyatakan perasaan, pikiran dan maksud seseorang tersebut. Menjawab setuju ada 35 orang (70%), karena komunikasi verbal baik dilakukan agar perilaku seseorang bisa terlihat dari cara berbicaranya. Menjawab kurang setuju ada 15 orang (30%), karena komunikasi verbal tidak cukup dilakukan, bisa saja seseorang

yang dilihat dari gaya berbicara tidak mencerminkan sikap aslinya. Berdasarkan teori komunikasi verbal merupakan gaya bicara yang lebih mementingkan aspek psikologi, ia lebih mengutamakan pilihan ‘kata’ yang didukung oleh pesan nonverbal.

Tabel. 5

Komunikasi sebagai kontrol akan berjalan apabila informasi jelas.

Keterangan Jawaban Persentase

SS 45

orang

90%

S 2 orang 4%

KS 3 orang 6%

TS -

-STS -

-Total 50 100%

(20)

Tabel. 6

Asas komunikasi dengan karyawan yakni komunikasi dua arus informasinya bersifat timbal-balik.

Keterangan Jawaban Persentase

SS 40

orang

80%

S 10

orang

20%

KS -

-TS -

-STS -

-Total 50 100%

Komunikasi dua arus bersifat timbal-balik sangat berperan penting bila tidak ada maka terjadi kesalahpahaman dalam suatu kegiatan, dalam komunikasi interpersonal timbal-balik itu dapat terjadi interaksi atau hubungan langsung dan lebih cepat karena biasanya komunikasinya berlangsung secara tatap muka. Menjawab sangat setuju ada 40 orang (80%), karena komunikasi yang dilakukan hanya satu arus tidak terjadinya timbal balik maka tidak ada kejelasan atau orang yang jadi lawan bicara kita tidak mengerti dan mereka tidak menerima pesan kita. Menjawab setuju ada 10 orang (20%), karena komunikasi dua arus yang bersifat timbal balik dalam bekomunikasi akan berjalan dengan lancar.

Tabel. 7

Komunikasi kelompok dalam kegiatan bisnis biasanya berlangsung dalam rapat.

Keterangan Jawaban Persentase SS 30 orang 60%

S 10 orang 20% KS 10 orang 20%

TS -

-STS -

-Total 50 100%

Komunikasi kelompok dalam kegiatan sekolah sering digunakan dalam kegiatan rapat yang berkomunikasi secara berkelompok. Menjawab sangat setuju ada 30 orang (60%), karena komunikasi kelompok dilakukan dalam rapat agar setiap masalah bisa ada solusinya. Menjawab setuju ada 10 orang (20%), karena sangat baik komunikasi kelompok dilakukan dalam rapat. Menjawab kurang setuju ada 10 orang (20%), karena komunikasi kelompok bisa juga dilakukan dalam sistem mengajar agar siswa bisa memiliki pengetahuan dan kerjasama dalam belajar yang baik.

Tabel. 8

Bila suatu kegiatan yang dilakukan melalui komunikasi nonverbal

(tertulis) maka akan berjalan dengan lancar.

Keterangan Jawaban Persentase

SS -

-S 2 orang 4%

KS 8 orang 16% TS 9 orang 18%

STS 31

orang

62%

Total 50 100%

(21)

setuju 9 orang (18%), karena komunikasi tersebut sering informasinya kurang jelas dan tidak di mengerti. Menjawab sangat tidak setuju ada 31 orang (62%), karena komunikasi tersebut tidak jelas sehingga orang lain tidak mengetahui informasinya dengan baik. Berdasarkan teori komunikasi nonverbal merupakan komunikasi berada dalam konteks yang dialami pengirim dan penerima, komunikasi dapat terjadi dalam suatu konteks fisik yang keluar dalam bentuk jarak fisik maupun jarak sosial.

Tabel. 9

Metode komunikasi yang dilakukan melalui media telepon sangat

efektif dan efesien.

Keterangan Jawaban Persentase SS 3 orang 6%

S 22 orang 44% KS 25 orang 50%

TS -

-STS -

-Total 50 100%

Komunikasi yang dilakukan melalui media telepon biasanya dilakukan di sekolah tetapi komunikasi tersebut tidak efektif. Menjawab sangat setuju ada 3 orang (6%), karena komunikasi melalui media telepon cukup jelas dilakukan dalam berkomunikasi. Menjawab setuju ada 22 orang (44%), karena komunikasi tersebut biasanya dilakukan bila melakukan kegiatan yang terdesak. Menjawab kurang setuju ada 25 orang (50%), karena komunikasi melalui media telepon sangat tidak efektif dan efisien biasanya komunikasi tersebut orang lain tidak mengetahui dengan jelas seharusnya dilakukan komunikasi langsung tatap muka. Berdasarkan teori

dalam metode komunikasi transaksional, komunikasi yang dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya.

Tabel. 10

Bila ada kendala dalam suatu kegiatan maka proses komunikasi

secara primer atau disebut penyampaian pikiran dan perasaan

seseorang kepada orang lain.

Keterangan Jawaban Persentase

SS 35

orang

70%

S 10

orang

20%

KS 5 orang 10%

TS -

-STS -

-Total 50 100%

(22)

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.

Tabel. 11

Setiap pekerjaan harus memiliki komunikasi yang baik dengan sesama pegawai dan pimpinan maka kinerja akan dinilai baik.

Keterangan Jawaban Persentase SS 20 orang 40%

S 30 orang 60%

KS -

-TS -

-STS -

-Total 50 100%

Komunikasi yang dilakukan sehari-hari di sekolah sangat baik maka kinerja seseorang bisa berjalan dengan baik dan timbul kerja sama antar pegawai dan pimpinan. Menjawab sangat setuju ada 22 orang (60%), karena harus ada komunikasi dengan sesama pegawai dan guru agar kinerja bisa berjalan dengan lancar. Menjawab setuju ada 30 orang (40%), karena komunikasi terjalin antar pimpinan dan pegawai agar melakukan kinerja sesuai dengan rencana dan tujuannya.

Tabel. 12

Saya berusaha untuk dapat bekerja dengan baik mengharapkan jabatan

tertentu.

Keterangan Jawaban Persentase

SS

-S 10 orang 20% KS 10 orang 20% TS 10 orang 20% STS 20 orang 40%

Total 50 100%

Setiap pegawai selalu mengharapkan jabatan yang diinginkan, tetapi pekerjaan haruslah dengan sesuai kemampuan dalam bekerja dan jabatan yang diinginkan harus sesuai dengan aturan dan tanggung jawab pegawai dalam bekerja. Menjawab setuju ada 10 orang (20%), karena setiap pegawai dalam bekerja pasti ingin mengharapkan jabatan yang diinginkan. Menjawab kurang setuju ada 10 orang (20%), karena pegawai yang bekerja harus sesuai kemampuan dalam bekerja. Menjawab tidak setuju ada 10 orang (20%), karena pegawai ingin mengharapkan jabatan tertentu maka kinerja harus sesuai dengan aturan suatu instansi. Menjawab sangat tidak setuju ada 20 orang (40%), karena seseorang yang bekerja di suatu instansi haruslah sesuai dengan kemampuan sendiri dan mengharapkan jabatan tertentu harus bertahap dalam pencapaian yang dilakukan, dan harus sesuai aturan yang berlaku di setiap instansi.

Tabel. 13

Dalam berkomunikasi memiliki hambatan sebagai penyebabnya.

Keterangan Jawaban Persentase SS 25 orang 50 %

S 25 orang 50 %

KS -

-TS -

-STS -

-Total 50 100%

(23)

harus memiliki komunikasi yang mudah di mengerti dan tidak menimbulkan salah paham komunikator dan komunikan.

Tabel. 14

Saya melakukan pekerjaan dengan pertimbangan kelemahan dan

kelebihan yang saya miliki.

Keterangan Jawaban Persentase SS 10 orang 20%

S 30 orang 60% KS 10 orang 20%

TS -

-STS -

-Total 50 100%

Suatu pekerjaan yang dilakukan harus memiliki pertimbangan kelemahan dan kelebihannya karena kita bisa mengetahui kelemahan diri sendiri dengan sesuai kemampuan. Menjawab sangat setuju ada 10 orang (20%), karena kemampuan seseorang pasti diketahui oleh orang itu sendiri. Menjawab setuju ada 30 orang (40%), karena suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai kelemahan dan kelebihan orang itu sendiri dapat menjalankan tugas sesuai kemampuan dan aturan yang berlaku. Menjawab kurang setuju ada 10 orang (20%), karena setiap pekerjaan yang dilakukan dengan pertimbangan kelemahan dan kelebihan maka pekerjaan itu menjadi ragu untuk dilakukan.

Tabel. 15

Saya selalu melakukan komunikasi dengan pegawai lainya sangat baik.

Keterangan Jawaban Persentase SS 30 orang 60%

S 5 orang 10%

KS 5 orang 10% TS 10 orang 20%

STS -

-Total 50 100%

Komunikasi yang dilakukan di sekolah sudah cukup baik antara pegawai dan guru dalam kegiatan sehari-hari. Menjawab sangat setuju ada 30 orang (60%), karena pentingnya komunikasi dengan pegawai lainnya agar pekerjaan berjalan dengan sesuai rencana. Menjawab setuju ada 5 orang (10%), karena komunikasi antar pegawai lainnya memicu suatu kinerja. Menjawab kurang setuju ada 5 orang (10%), karena komunikasi dengan pegawai dan guru tidak berjalan dengan baik. Menjawab tidak setuju ada 10 orang (20%), karena komunikasi yang dilakukan tidak sejalan dengan yang dibicarakan.

Tabel. 16

Saya percaya suatu pekerjaan dilakukan secara bersama akan

lebih mudah untuk menyelesaikannya. Keterangan Jawaban Persentase

SS 30 orang 60% S 20 orang 40%

KS -

-TS -

-STS -

-Total 50 100%

(24)

secara bersama bisa menyelesaikan masalah dalam bekerja.

Berdasarkan hasil kuesioner di atas terhadap peran komunikasi dalam kegiatan pegawai dan guru di sekolah, komunikasi sebagai kontrol akan berjalan apabila informasinya jelas. Presentase paling tinggi 90% sedangkan bila suatu kegiatan yang dilakukan melalui komunikasi nonverbal (tertulis) maka akan berjalan dengan lancar. Komunikasi ini dapat ditunjukkan melalui surat yang terkirim pada hari yang baik, minggu yang cocok, jam yang tepat agar suatu wacana bisa dibaca. Sedangkan presentase paling rendah adalah 4%, karena berdasarkan data yang terkumpul, komunikasi nonverbal kurang berjalan dengan baik. sebaiknya kegiatan yang dilakukan di sekolah menggunakan komunikasi melalui media telepon dan sms ke setiap pegawai dan guru.

V. KESIMPULAN

5.1 Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

a) Komunikasi yang dilakukan pada SMA ’AISYIYAH 1 Palembang adalah komunikasi verbal (lisan) dan nonverbal (tertulis) yang belum berjalan dengan baik oleh karena itu komunikasi perlu ditingkatkan. b) Proses komunikasi pada SMA

‘AISYIYAH 1 Palembang hanya sebatas komunikator saja (Sekolah) namun peran Komunikan (pegawai dan guru) belum berjalan dengan baik. c) Proses komunikasi pada SMA

’AISYIYAH 1 Palembang sangat penting guna mencapai

visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk meningkatkan peran komunikasi dalam kegiatan yang dilakukan di SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG disarankan untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Agar suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, hendaknya pegawai dan guru diberi kabar melalui media elektronik yang sudah tersedia pada zaman sekarang ini seperti, (Blackberry Messenger, line, email).

b) Metode komunikasi yang harus dilakukan pegawai dan guru

SMA ’AISYIYAH 1

PALEMBANG harus memiliki komunikasi timbal-balik, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, 2007, Manfaat Komunikasi, Yogyakarta: LKIS

Alo Liliweri. M. S, 1994, Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Arni Muhammad, 2002, Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Deddy Mulyana, 2010, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, 2006, Teori dan Praktik Ilmu

(25)

Remaja Rosdakarya, Universitas Sumatera Utara.

Mulyan, 2005, Komunikasi Organisasi, vol 4, Bandung: rosdakarya, Universitas Sumatera Utara.

Onong Ichjana Effendy, 1985, Faktor-faktor Komunikasi, Universitas Sumatera Utara.

Rahmat, 1998, Teknik Praktik Riset

Komunikasi, kencana:

Universitas Sumatera Utara.

Suharsono dan Lukas Dwiantara, 2013, Komunikasi Bisnis, Yogyakarta: CAPS (Center of academic Publishing Service).

Sutaryo, 2005, Sosiologi Komunikasi, Yogyakarta: ABI

Suhardiman Yuwono, 2010, Peran Komunikasi Organisasi Terhadap Semangat Kerja Vol 4, Surakarta, Harjanti Widiastuti Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Wahyudi, 1986, Media Komunikasi, alumni/1986 Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 1 Rekap kuesioner pertanyaan pada Karyawan dan GuruSMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG.
Tabel. 3Bila komunikasi bertujuan untuk
Tabel. 5Komunikasi sebagai kontrol akan
Tabel. 7Komunikasi kelompok dalam
+4

Referensi

Dokumen terkait

ayam pedaging yang berasal dari gudang kandang (60%) dan dari sampel pakan sisa konsumsi (30%) pada peternakan ayam pedaging komersial di Kota Kupang. UCAPAN

Pelaksanaan pengamalan budaya agama Islam di sekolah tidak akan berjalan dengan baik jika tanpa dukungan dan komitmen dari segenap pihak, di antaranya

Hasil dari analisis data yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan Excel dan SPSS terhadap hasil

Pembatasan akses yang dimaksudkan adalah kita, sebagai pemilik dari sebuah berkas, dapat menentukan operasi apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna lain terhadap berkas

Cara menilai suatu barang atau jasa yang tidak memiliki harga pasar adalah dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan yaitu nilai dari rekreasi alam.. Perhitungan besar nilai

Setelah individu belajar mengenali atau mengidentifikasi tingkah laku yang menyimpang atau menjadi permasalahan utamanya, Siswa mulai dilatih untuk mengembangkan

Kelayakan adalah suatu proses yang mempelajari atau menganalisis suatu permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan di capai, dalam

pengidentifikasin masalah dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan sistem yang sedang dijalankan untuk mengetahui