• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-32 23 Year 2019/2020

Dika Sumanti1, Rivo Yulse Viza, dan Arista Ratih 3. Koresponden: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh interaksi pembelajaran di dalam kelas yang berlangsung satu arah, sehingga siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru.

Respon siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Hal ini berdampak pada hasil hasil belajar. Hal Ini dibuktikan dari hasil belajar UAS siswa kelas XI IPA SMAN 2 Merangin yang masih rendah dan belum mencapai KKM 75. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar biologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give yang lebih baik darii pada hasil belajar biologi dengan model konvensional pada siswa kelas XII IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian posttest-only kontrol design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA N 2 Merangin yang terdiri dari tiga kelas, dari kelas XII IPA 1, dan XII IPA 2, dan XII IPA 3, yang berjumlah 68 siswa. Setelah dilakukan langkah-langkah dalam menentukan kelas sampel, peneliti memperoleh kombinasi kelas AC, dimana A (XII IPA 1) menjadi kelas eksperimen, dan kelas C (XII IPA 3) menjadi kelas control. Teknik penggumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah tes (test). Sebelum digunakan tes dianalisis menggunakan uji validitas, daya pembeda, indeks kesukaran, dan uji reliabilitas. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa harga thitung > ttabel yaitu 2,948 >2,016. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Take and Give terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif take and give, Hasil Belajar

This research is motivated by the interaction of learning in the classroom that takes place in one direction, so that students take for granted the information provided by the teacher. Student responses to learning tend to be low. During the learning process, student participation only records and listens to the teacher's explanation. This has an impact on learning outcomes. This is evidenced from the UAS learning outcomes of class XI students of SMAN 2 Merangin, which are still low and have not yet reached KKM 75. Therefore this study aims to describe the results of learning biology with the type of cooperative learning model Take and Give better than the results of learning biology with the conventional model of class XII science students of SMAN 2 Merangin 2019/2020 school year. This research was conducted with a quantitative approach with a posttest-only control design research design.

The population in this study were all students of class XII IPA of SMA N 2 Merangin consisting of three classes, from class XII IPA 1, and XII IPA 2, and XII IPA 3, totaling 68 students. After steps are taken in determining the sample class, the researcher obtains a combination of the AC class, where A (XII IPA 1) becomes the experimental class, and class C (XII IPA 3) becomes the control class. Data collection techniques used to obtain the data

(2)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 24 needed is a test (test). Before being used the test was analyzed using the validity test, distinguishing power, difficulty index, and reliability test. Based on the results of hypothesis testing it is known that the price of tcount> ttable or 2.948> 2.016. From these results it can be concluded that there is an influence of the Take and Give learning model on the learning outcomes of biology class XII students of SMAN 2 Merangin 2019/2020 school year.

Keywords: Cooperative Learning, Take and Give, Learning Outcomes .

PENDAHULUAN

Secara umum pendidikan diperoleh dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dari sejak lahir hingga saat ini, manusia tidak luput dari pendidikan. Proses pendidikan dilakukan untuk membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki kemampuan melaksanakan peran-perannya untuk masa yang akan datang.. Adapun fungsi dari pendidikan adalah untuk membekali, memberikan pengalaman dan keterampilan kepada peserta didik sehingga kemampuannya untuk mempertahankan hidupnya.

Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dapat dipahami sebagai suatu proses pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju ke arah kedewasaan. Dalam proses pembelajaran Biologi melibatkan banyak unsur yang saling berikatan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah peran guru. Peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran Biologi sangatlah penting.

Pada tanggal 21 Januari 2019 dilakukan observasi dan wawancara di SMA Negeri 2 Merangin, dari hasil wawancara dengan guru Biologi diketahui bahwa siswa kelas XI IPA masih belum mengikuti pembelajaran dengan serius. Menurut guru Biologi kelas XI IPA SMA Negeri 2 Merangin

hal ini terjadi karena dua hal, yaitu: a) siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, b) siswa kurang siap dalam menerima materi.

Sementara itu, nilai UAS SMAN 2 merangin tahun pelajaran 2019/2020 dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 1. Ketuntasan Hasil Belajar UAS Semester Genap Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Merangin Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kela s

Jumla h siswa

Persentase Ketuntasan

Nilai rata

- rata Tunta

s

Tidak Tunta

s XI

IPA 1

24 100% 0% 84,5

XI IPA

2

22 96,5% 4,5% 79.1 8 XI

IPA 3

22 100% 0% 82,5

4

Dapat dilihat darii tabel di atas bahwa pada kelas XI IPA 2 terdapat 1 orang siswa atau 4,5% yang tidak tuntas.

Sementara itu, seluruh siswa yang lainnya telah tuntas.

Hasil pengamatan awal di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Merangin menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih

(3)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 25 berlangsung satu arah, sehingga siswa

menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respon siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah.

Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Guru belum mampu menguasai kelas yang mengakibatkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah hasil belajar siswa yang rendah tersebut. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran Take and Give.

Menurut Istarani (2017:187), model pembelajaran take and give adalah rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu pada siswa yang didalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh siswa masing-masing. Kemudian siswa mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan kartu yang ada, lalu diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada pada dirinya dan yang ia terima penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi darii guru dan peserta didik yang lain. Langkah-langkah mode pembelajaran Take and Give.

Menurut Istarani (2017:187-188) menyatakan bahwa terdapat langkah- langkah di dalam model pembelajaran take and give. Adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar 2. Siapkan kelas sebagaimana mestinya 3. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai

4. Untuk memantapkan penguasaan peserta setiap peserta didik diberi masing- masing satu kartu untuk dipelajari (dihafal) ± 5 menit.

5. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu

6. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling menerima materi masing-masing (take and give)

7. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain) 8. Model ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan

9. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan di atas melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Merangin Tahun Pelajaran 2019/2020”.

MATERI DAN METODE

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.

Eriyani, dkk (2013:14) menyatakan

“penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan / tindakan / treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa”.

Menurut Ridwan (2012:50) “metode eksperimen adalah metode penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel

(4)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 26 tertentu terhadap variabel yang lain dalam

kondisi yang terkontrol secara ketat”.

Untuk mengetahui hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran take and give tidak lebih baik dariipada menggunakan teknik konvensional pada siswa kelas XI IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020, maka perlu adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah model posttest-only kontrol design. Desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok yang diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (y1 : y2). Menurut Sugiyono (2011: 112), dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test, apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan”.

Rancangan penelitian yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Posttes-Only Control Group Design

Kelompok Perlakuan Post- test Kelompok

Eksperimen

X Y1

Kelompok Kontrol

- Y 2

Keterangan:

X :Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran take and give pada kelas eksperimen.

Y 1: Hasil belajar biologi.

- :Perlakuan dengan menggunakan

model pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol.

Y 2 : Hasil belajar biologi.

Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu (Ridwan, 2012:54). Sedangkan menurut Prasetyo dan Jannah (2012:119) menyatakan “populasi adalah keseluruhan satuan yang ingin diteliti”.

Berdasarkan teori para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung kualitatif maupun kuantitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA N 2 Merangin yang terdiri darii tiga kelas, darii kelas XII IPA 1, dan XII IPA 2, dan XII IPA 3, yang berjumlah 68 siswa. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi siswa, berikut disajikan dalam tabel :

Tabel 3. Rincian Jumlah Siswa Kelas XI IPA

Kelas XII IPA I

XII IPA 2

XII IPA 3 Jumlah

Siswa 24 22 22

sampel adalah bagian darii populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan yang akan diteliti”. Sugiono (2012:118) menyatakan “sampel adalah bagian darii jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pendapat tersebut, karena metode penelitiannya adalah metode eksperimen maka akan ditentukan satu kelas eksprimen dan satu kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah teknik simple random sampling.

Pengambilan sampel secara random (acak) ini adalah pengambilan sampel pada populasi untuk menentukan kelas mana yang dijadikan sebagai kelas eksperimen.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menentukan kelas sampel :

(5)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 27 a. Mengumpulkan nilai tes ujian

semester biologi siswa kelas XI IPA SMAN 2 Merangin. Lampiran nilai ujian semester genap biologi dapat dilihat pada lampiran 2.

b. Melakukan uji normalitas terhadap nilai ujian akhir semester. Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal darii distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov- Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

   



 

 



 

 

2 1 2

1

2 2 2 2 1 1

1 2

1 . 1

2 1 1

n n n

n

S n S n

X t X

Sugiyono(2012:197)

c. Keterangan:

X 1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen 1

X 2 = Nilai rata-rata kelas eksperimen 2 S12 = Standar deviasi

kelas eksperimen 1 S22 = Standar deviasi

kelas eksperimen 2 n1 = Jumlah siswa kelas

eksperimen 1 n2 = Jumlah siswa kelas

eksperimen 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 2 Merangin. Sekolah ini berlokasi di desa Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Jumlah siswa pada kelas XII adalah 68 siswa, yang terdiri darii laki-laki 3 kelas, XII IPA 1, XII IPA 2, dan XII IPA 3.

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020. Tes hasil belajar pada kedua kelas sampel dilakukan perhitungan rata-rata ( X , simpangan ) baku (S), skor tertinggi (Xmax), dan skor terendah (Xmin) untuk melihat perbedaan hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel 12. Deskripsi Data Statistik Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskrpsi Nilai

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

N 24 22

(Xmax) 87.5 83

(Xmin) 50 50

X 72,91 66,27

S 9,454 9,14

Sumber Data: Rata-rata ( X , ) Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi (Xmax), dan Skor Terendah (Xmin)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperiment 72,91, sedangkan nilai kelas kontrol 66,27. Nilai tertinggi di kelas eksperimen adalah 87,5, sedangkan nilai terendah adalah 50. Di sisi lain, di kelas control nilai tertingginya aalah 83, sementara nilai terendahnya adalah 50. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai siswa di kelas eksperiment lebih tinggi dariipada nilai siswa di kelas kontrol.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat, Ridwan

(6)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 28 (2012:121). Hasil uji normalitas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas N

o

Kelas N X2h itung

X2t abel

Kesim pulan

Ket

1 Ekspe rimen

2 4

28, 8

35, 17 2

X2hitung<

X2tabel

Data norma l 2 Kontr

ol 2 2

8,6 2

32, 67 1

X2hitung<

X2tabel

Data norma l Darii tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai X2hitung semuanya lebih rendah darii pada nilai X2tabel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data sampel pada penelitian ini (kelas eksperimen dan kelas kontrol) berdistribusi normal karena X2hitung< X2tabel.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua data dalam penelitian homogen, yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. Jika variansnya sama besar maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena data sudah dianggap homogen.

Namun jika variansnya tidak sama besarnya, perlu dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil darii penghitungan ini diperoleh bahwa Untuk 𝛼 = 5%, darii daftar distribusi X2 tabel dengan dk = (2 – 1) = 1 didapat X2tabel = 3,841 ternyata bahwa X2hitung = = 0,280 < X2 tabel = 3,841 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel pada penelitian ini (kelas eksperimen dan kelas kontrol) variansnya homogen.

c. Uji Hipotesis

Setelah memperoleh hasil bahwa data hasil penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, maka peneliti melanjutkan dengan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Hipotesis penelitian yakni sebagai berikut:

Ha:Terdapat pengaruh model pembelajaran Take and Give terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020

Ho :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Take and Give terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020.

Dalam peneliti ini langkah-langkah model pembelajaran Take And Give yang dilakukan oleh peneliti ada terdapat keliruan. Peneliti yang dalam hal ini bertindak sebagai guru seharusnya meminta semua siswa dapat saling memberi dan menerima materi yang terdapat pada kartu. Pada kartu tersebut seharusnya tercatat seluruh nama siswa tetapi kenyataannya peneliti hanya meminta siswa bertukar kartu dengan teman sebangkunya.

Pada analisis data yang diperoleh untuk menjawab hipotesis yaitu pengaruh model pembelajaran Take and Give terhadap hasil belajar biologi dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa dapat disimpulkan menolak Ho (thitung > ttabel atau 2,397 >

2,016) artinya kemampuan koneksi menggunakan model pembelajaran Take and Give lebih baik dariipada pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi karena pada model pembelajaran Take and Give memberikan kesempatan kepada siswa untuk memantapkan penguasaan siswa tentang materi yang sudah dijelaskan, dan kemudian setiap siswa diberikan satu kartu untuk dipelajari (dihafal) selama 5 menit.

Setelah itu siswa diperintahkan untuk mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi yang telah diterimanya. Dengan demikian siswa menjadi lebih paham dan ingat tentang materi yang telah diterima secara bergantian bersama pasangannya.

(7)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 29 Pada kelas konvensional materi dan

konsep-konsep dikenalkan dalam bentuk ceramah. Siswa lebih banyak menunggu penjelasan darii guru sehingga siswa kurang aktif pada kelas konvensional.

Dalam pembelajaran ini terdapat hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya dan memberikan tanggapan tentang materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Dalam mengerjakan soal, latihan maupun tugas siswa dapat mengerjakan jika soal-soal tersebut sudah pernah dibahas atau dikerjakan. Namun apabila diminta untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi pelajaran baru, sebagian besar siswa bingung dan tidak bisa menyelesaikannya. Hal ini mengakibatkan hasil akhirpun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, darii penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang telah diuraikan merupakan penyebab lebih baiknya hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan model pembelajaran Take and Give dariipada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian ini juga bersesuaian dengan penelitian yang relevan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Penelitian yang relevan tersebut antara lain Yunita (2013) yang menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil belajar biologi siswa aspek kognitif yang diajarkan dengan model pembelajaran aktif tipe Take and Give lebih baik darii pada hasil belajar biologi siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen 80,35 dan nilai ratarata pada kelas kontrol 71,96.

Kemudian Ester (2016) yang menemukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (76,41) lebih besar darii kelas kontrol (69,84) dari data hasil post-test dianalisis dengan menggunakan uji t hasilnya menunjukan nilai thitung > ttabel (2,56 > 1,671). Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Take and

Give terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 12 Musi Rawas.

Penelitian relevan terakhir adalah Amaliah (2011) yang menyimpulkan bahwa perhitungan uji hipotesis retensi kedua kelompok diperoleh nilai thitung sebesar 1,50 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 78 yaitu sebesar 1,69, maka dapat dikatakan bahwa thitung < ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa hasil retensi kedua kelompok tidak berbeda nyata. Sementara itu, pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa nilai rata-rata di kelas eksperiment setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Take and Give adalah 72,91. Sementara itu, nilai rata- rata di kelas kontrol setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 66,27. Berdasarkan hasil uji hipotesis juga diperoleh data bahwa harga thitung > ttabel atau 2,397 >

2,016, sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan Terdapat pengaruh model pembelajaran Take and Give terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII IPA SMAN 2 Merangin tahun pelajaran 2019/2020.

(8)

BIOCOLONY Vol. 2 No. 2 , Desember 2019. Hal: 23-30 30 DAFTAR PUSTAKA

Eriyani, Elfa dkk. 2013. Panduan Menyusun Skripsi. Bangko : STKIP YPM Bangko.

Istarani. 2017. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. 2012. Metode

penelitia kuantitatif. Jakarta : Grafindo Persada.

Sugiyanto. 2009. Pembelajaran kooperatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono. 2009. Statistik Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif jenis Drill and Practice yang layak dengan kriteria, media pembelajaran interaktif

Dari salah satu serbuk hasil percobaan yang dianggap paling optimum yaitu percobaan yang menggunakan konsentrasi HCl 1:1 dengan waktu pemanggangan selama 2 jam

- Proses : Mengenalpasti sama ada item pertama wujud atau tidak - Output : Jika terdapat item pertama, senarai tidak kosong. b) Proses menentukan senarai penuh

penerus bangsa yang tidak memiliki masa depan yang baik dan tidak mengharumkan nama baik bangsa ini. Pada dasarnya, pembelajaran berbasis karakter pada peserta

Keluarga sejahtera III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum

Gagal jantung didapatkan lebih banyak pada laki-laki dibanding dengan wanita serta mengalami peningkatan pada usia 35 dan paling tinggi pada usia di atas 70 tahun memiliki

Metoda faktorisasi berguna jika ada lebih dari satu SPL yang harus diselesaikan dimana matriks A tetap dan vektor b yang berubah-ubah, sehingga OBE/ eliminasi Gauss tidak

Di Madrasah Tsanawiyah Ar-Ridho ada beberapa hari dimana siswa akan disuguhi film-film yang menggunakan bahasa arab, hal tersebut dilakukan agar para siwa menemukan