• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KINERJA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

MANADO 18 Maret 2009 MANADO, 18 Maret 2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL

2009

(2)

GAMBARAN UMUM TUGAS PEMBANTUAN TUGAS PEMBANTUAN

A. Pengertiang

Tugas Pembantuan adalah penugasan khusus dari Pemerintah Pusat kepadap Daerah dan/atau Desa, dan Pemerintah Provinsi, kepada Kabupaten, atau Kota

k d D t k l k k

kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban

melaporkan dan

melaporkan dan

mempertanggungjawabkan

pelaksanaannya kepada yang

p y p y g

menugaskan (PP Nomor 7 Tahun 2008).

(3)

GAMBARAN UMUM TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

B R Li k T P b t

B. Ruang Lingkup Tugas Pembantuan.

• Aspek penyelenggaraan meliputi penugasan urusan pemerintahan tata cara penugasan urusan pemerintahan, tata cara penugasan, tata cara penyelenggaraan dan penghentian tugas pembantuan.

p g g p

• Aspek pengelolaan dana meliputi prinsip pendanaan, perencanaan dan

l d

penganggaran, penyaluran dan pelaksanaan serta pengelolaan Barang Milik Negara hasil pelaksanaan tugas Milik Negara hasil pelaksanaan tugas pembantuan.

• Aspekp pertanggungjawabanp gg gj dan pelaporan meliputi penyelenggaraan tugas pembantuan dan pengelolaan dana tugas pembantuan

pembantuan.

(4)

GAMBARAN UMUM TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

C Pertanggungjawaban dan pelaporan C. Pertanggungjawaban dan pelaporan.

Pertanggungjawaban dan pelaporan mencakup aspek manajerial dan aspek akuntabilitas, yaitu :

akuntabilitas, yaitu :

Aspek manajerial meliputi : perkembangan realisasi penyerapan dana pencapaian target realisasi penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala yang dihadapi, dan saran tindak lanjut

tindak lanjut.

Aspek akuntabilitas meliputi : realisasi anggaran neraca catatan atas laporan anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan, dan laporan barang.

(5)

GAMBARAN UMUM TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

Kepala SKPD Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas pembantuan atas nama melaksanakan tugas pembantuan atas nama gubernur menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang setiap triwulan dan setiap berakhirnya Tahun Anggaran kepada Menteri/Pimpinan Tahun Anggaran kepada Menteri/Pimpinan lembaga pemberi dana tugas pembantuan dengan temb san kepada SKPD ang dengan tembusan kepada SKPD yang membidangi pengelolaan keuangan daerah.

(Psl.66 (1) PP No.7 / 2008)

(6)

TUGAS PEMBANTUAN TUGAS PEMBANTUAN

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

Pemberi Tugas Pembantuan adalah Departemen Perindustrian cq. Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Perindustrian cq. Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Tahun 2007 Tahun 2007.

Kepada 18 Kabupaten/Kota.

Dana dialokasikan RpRp..2020..000000..000000..000000 -- Dana dialokasikan RpRp..2020..000000..000000..000000,, P

Program/kegiatannya, meliputi :

Pendidikan dan pelatihan teknis;

Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (mesin / peralatan);

Pameran / visualisasi / publikasi dan promosi;

P l i li i/ k h / i /

Penyelenggaraan sosialiasi/ workshop/seminar/

publikasi;

Total

Total realisasirealisasi sebesarsebesar RpRp..1515..854854..627627..816816,,-- ((7979,,2727%%))..

(7)

TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN (LANJUTAN)

T h 2008 Tahun 2008

Kepada 80 Kabupaten/Kota.

Dana dialokasikan RpRp 5858 118118 138138 000000 Dana dialokasikan RpRp.. 5858..118118..138138..000000,,-- P

Program/kegiatannya, meliputi :

Pendidikan dan pelatihan teknis;

Pendidikan dan pelatihan teknis;

Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (mesin / peralatan);

p )

Pameran / visualisasi / publikasi dan promosi;

Penyelenggaraan sosialiasi/ workshop/seminar/

blik i publikasi;

Pemberdayaan unit pelayanan pembinaan IKM;

Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;

Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;

Monitoring dan evaluasi;

Total

Total realisasirealisasi sebesarsebesar RpRp.. 4545..522522..072072..812812,,-- ((7878,,3333%%))..

(8)

PENGAWASAN PENGAWASAN

TUGAS PEMBANTUAN

A. Dasar Hukum

Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai peraturan Perundang – Undangan Pemerintah sesuai peraturan Perundang Undangan (Psl. 218 UU No.32 /2004).

I kt t J d l D t d U it

Inspektorat Jenderal Departemen dan Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen melakukan pengawasan terhadap :

melakukan pengawasan terhadap :

a. Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

b Dstnya

b. Dstnya……

(Psl.26 (1) PP No.79 / 2005).

(9)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

Inspektorat Jenderal secara fungsional melaksanakan pengawasan terhadap seluruh melaksanakan pengawasan terhadap seluruh kegiatan, dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara / tugas dan fungsi kementerian negara / lembaga yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Pendapatan dan Belanja Negara.

(Psl.49 (4) PP No.60 / 2008).

(10)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

B. Prinsip dasar pelaksanaan pengawasan :

1 Pengawasan diselenggarakan berdasarkan 1. Pengawasan diselenggarakan berdasarkan pendekatan pembinaan dan menempatkan unit kerja Eselon I maupun unit kerja pusatj p j p didaerah (termasuk Dinas Perindag) sebagai mitra kerja.

2. Pengawasan dititik beratkan kepada aspek ketaatan, ketertiban, efektifitas, efisiensi dan ke ekonomian pencapaian sasaran dan tujuan ke-ekonomian pencapaian sasaran dan tujuan program kerja.

3 Tidak mencari cari kesalahan tetapi 3. Tidak mencari-cari kesalahan, tetapi mencegah, memberikan peringatan dini agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan program/kegiatan.

(11)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

4. Berorientasi pembinaan untuk perbaikan sistem/metode, perubahanp perilakup manajemen dan aparatur menuju tercapainya sasaran/target yang ditetapkan.

5. Berusaha memberikan Reward daripada Punisment (baik untuk auditan maupun auditor) Penindakan dilakukan untuk auditor). Penindakan dilakukan untuk pembinaan yang bersifat edukatif.

6 Sistem pengawasan dilaksanakan secara 6. Sistem pengawasan dilaksanakan secara optimal agar lebih objektif, transparan, akuntabel dan institusional.

(12)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

Klasifikasi Temuan

KODE KLASIFIKASI TEMUAN 01 Kasus yang merugikan Negara

02 Kewajiban penyetoran kepada negara

03 Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

04 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang 04 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang

ditetapkan

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksaaan anggarany p g p gg 06 Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

07 Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok 08 Kelemahan administrasi

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 10 Temuan audit lainnya

(13)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

Temuan pemeriksaan tahun 2008

Di l h 150 t ik d l l k

Diperoleh 150 temuan pemeriksaan dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan pada 18 Kabupaten/kota, dengan klasifikasi sebagai berikut :

klasifikasi sebagai berikut :

KODE KLASIFIKASI TEMUAN JUMLAH

01 Kejadian yang merugikan negara 0

02 Kewajiban penyetoran kepada negara 0

03 Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku 14 04 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang ditetapkan 6 04 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang ditetapkan 6

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran 44

06 Hambatan terhadap kelancaran kegiatan 12

07 Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok 15

08 Kelemahan administrasi 42

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 0

10 Temuan audit lainnya 17

JUMLAH 150

JUMLAH 150

(14)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

DIAGRAM TEMUAN TUGAS PEMBANTUAN

140

160 150

80 100 120

Temuan

40 60 80

44 42

JumlahT

0 20 40

0 0 14

6 12 15

0

17

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 Total Klasifikasi Temuan

(15)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

E. Jenis Temuan Terbanyak

1. Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggarany p g p gg (kode 05) ada 44 temuan, antara lain ketidaklengkapan dokumen administrasi pengadaan barang/ jasa, tidak dilakukan pengumuman pengadaan di media, pelaksanaan dilakukan pengumuman pengadaan di media, pelaksanaan pengadaan belum sesuai prosedur;

2. Kelemahan Administrasi (kode 08) ada 42

l i b k id kl k b k i

temuan, antara lain berupa ketidaklengkapan bukti pertanggungjawaban, laporan kegiatan belum dibuat, materi laporan tidak sesuai KAK, dan penatausahaan BMN yang belum tertib;

3. Temuan Audit Lainnya (kode 10) ada 17 temuan, antara lain berupa tidak maksimalnya pencapaian target realisasi lain berupa tidak maksimalnya pencapaian target realisasi anggaran, pengadaan mesin peralatan tidak sesuai dengan spesifikasi, pemanfaatan mesin tidak optimal, belum seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai program

seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai program.

(16)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

4. Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok (kode 07) ada 15 temuan, antara lain ; terdapat kegiatan pelayanan IKM dalam program belum dilaksanakan rekruitmen IKM dalam program belum dilaksanakan, rekruitmen peserta pelatihan tidak sesuai kriteria, unit pelayanan teknis di dinas belum beroperasi optimal;

5. Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (kode 03) ada 14 temuan, antara lain nilai aset dalam neraca tidak sesuai dengan yang tercantum aset dalam neraca tidak sesuai dengan yang tercantum pada LBMN, PPK dan panitia pengadaan barang/jasa yang belum memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa, Barang Inventaris Milik Negara (BMN) banyak yang belum diberi Inventaris Milik Negara (BMN) banyak yang belum diberi kode;

6. Hambatan terhadap kelancaran kegiatan (kode 06) ada 12 temuan, antara lain : pengadaan mesin dan peralatan belum terpasang.

(17)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

F. Status Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

™Selesai ditinjak lanjuti : 123 Kasus (82%)

™Dalam Proses : 12 Kasus (8%)

™Dalam Proses : 12 Kasus (8%)

™Belum ditindaklanjuti : 15 kasus (10%)

™Jumlah : 150 kasus (100%)

No UNIT KERJA TEMUAN YANG BELUM TEMUAN MASIH DALAM

Temuan dengan status dalam proses dan belum di tindak lanjuti sebagai berikut :

No UNIT KERJA TEMUAN YANG BELUM

DITINDAKLANJUTI

TEMUAN MASIH DALAM PROSES

1 Dinas Perindag Kota Palu 3 4

2 Dinas Perindag Kab. Poliwali Mandar 1

3 Dinas Perindag Kab. Sorong 7

4 Dinas Perindag Kab. Lampung Barat 1

5 Dinas Perindag Kab. Katingan 3

6 Dinas Perindag Kab. Sumba Timur 1 4

7 Dinas Perindag Kab. Gianyar 1 2

(18)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

G. Evaluasi

Pelaksanaan programp g

• Masih banyak mesin dan peralatan hasil pengadaan yang belum dioperasikan walaupun sudah terpasang, sehingga

tid k b f t b i d h H l i i k k

tidak segera bermanfaat bagi daerah. Hal ini karena kurang cermatnya perencanaan antara Pusat dengan Daerah.

• Masih banyak kegiatan kegiatan dalam program DIPA yang

• Masih banyak kegiatan-kegiatan dalam program DIPA yang tidak terealisasi. sehingga sasaran program tidak maksimal.

• Pengadaan mesin dan peralatan sebagian tidak dilakukan kajian analisis kebutuhan terlebih dahulu dan survey

l hi d i d l t tid k

lapangan, sehingga pengadaan mesin dan peralatan tidak sesuai kebutuhan UPT/KUB IKM.

(19)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

• Ketidaksiapan atau lemahnya kemampuan manajerial penerima mesin dan peralatan (KUB/UPT) sehingga pemanfaatan mesin dan peralatan tidak optimal

pemanfaatan mesin dan peralatan tidak optimal.

• Alokasi anggaran Tugas Pembantuan, saat ini masih lebih banyak untuk kegiatan non fisik (kegiatan penunjang ) spt;y g ( g p j g ) p ; pelatihan, promosi, sosialisasi, belanja pegawai. Dan masih kurang untuk kegiatan fisik.

Anggaran dan keuangan

• Alokasi anggaran Tugas Pembantuan, saat ini masih lebihAlokasi anggaran Tugas Pembantuan, saat ini masih lebih banyak untuk kegiatan non fisik (kegiatan penunjang ) spt;

pelatihan, promosi, sosialisasi, belanja pegawai. Dan ih k t k k i t fi ik

masih kurang untuk kegiatan fisik.

• Laporan realisasi keuangan bulanan tidak tepat waktu pengirimannya

pengirimannya .

(20)

PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN (LANJUTAN)

Sumberdaya manusia Sumberdaya manusia

• Terbatasnya jumlah personil dinas yang langsung membina IKM.

• Kompetensi personil pembina IKM masih terbatas.

• Personil pengelola dana Tugas Pembantuan perlu ditingkatkan kompetensinya dalam administrasi keuangan dan pengadaan barang dan jasa.

Inventaris dan Barang Milik Negara

• Pengelolaan inventaris BMN belum seluruhnya sesuaig y prinsip-prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sehingga status kepemilikan BMN yang tersebar di UPT/KUB menjadi belum jelas

UPT/KUB menjadi belum jelas.

• Mesin peralatan yang sudah dimanfaatkan dengan baik oleh KUB IKM dapat diajukan proses hibahnya kepada oleh KUB IKM dapat diajukan proses hibahnya kepada Menteri Keuangan melalui Ditjen IKM.

(21)

KESIMPULAN KESIMPULAN

1. Realisasi anggaran Tugas Pembantuan belum maksimal (tahun 2007 = 79,27% sedangkan tahun 2008 turun = 78 33%)

78,33%).

2. Program dan kegiatan Tugas Pembantuan masih belum fokus padap upaya-upayap y p y untuk mengembangkang g kompetensi inti industri daerah yang bersangkutan.

3. Dalam perencanaan program dan anggaran Tugas Pembantuan, belum didasari kajian analisa kebutuhan daerah yang bersangkutan.

4 Pelaporan periodik realisasi anggaran Tugas 4. Pelaporan periodik realisasi anggaran Tugas

Pembantuan pengirimannya belum tepat waktu.

5. Tugas Pembantuan bidang Industri di Dinas 5. Tugas Pembantuan bidang Industri di Dinas Kabupaten/Kota masih didominasi anggaran dari APBN pusat, sedangkan anggaran dari APBD Tk I masih kecil.

(22)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

(23)

DINAS YANG MENANGANI PERINDUSTRIAN DI KAB/KOTA UNTUK TUGAS PEMBANTUAN

No KAB/KOTA No KAB/KOTA No KAB/KOTA No KAB/KOTA

1 KAB. PAK PAK BARAT (Sumut) 21 KOTA BANDA ACEH (NAD) 41 KAB. TANAH DATAR (Sumbar) 61 KAB. DELI SERDANG (Sumut) 2 KAB. LINGGA (Kepri) 22 KAB. ACEH PIDIE (NAD) 42 KAB. TJG JABUNG TIMUR (Jambi) 62 KAB. PDG PARIAMAN (Sumbar) 3 KAB. LEBAK (Banten) 23 KOTA BUKITTINGGI (Sumbar) 43 KOTA PALEMBANG (Sumsel) 63 KOTA JAMBI (Jambi)

4 KAB. SUMEDANG (Jawa Barat) 24 KOTA DUMAI (Riau) 44 KAB. REJANG LEBONG (Bengkulu) 64 KOTA BENGKULU (Bengkulu) 5 KAB. PEKALONGAN (Jateng) 25 KAB. OKU (Sumsel) 45 KAB. KEPAHIANG (Bengkulu) 65 KAB. BENGKULU SEL (Bengkulu) 6 KAB TEMANGGUNG (Jateng) 26 KAB BENGKULU UTR (Bengkulu) 46 KAB PANDEGLANG (Jabar) 66 KAB LAMPUNG BARAT (Lampung) 6 KAB. TEMANGGUNG (Jateng) 26 KAB. BENGKULU UTR (Bengkulu) 46 KAB. PANDEGLANG (Jabar) 66 KAB. LAMPUNG BARAT (Lampung) 7 KAB. SURAKARTA (Jateng) 27 KAB. BOGOR (Jabar) 47 KAB. BOJONEGORO (Jatim) 67 KAB. CIREBON (Jabar)

8 KAB. SUMBAWA (NTB) 28 KAB. PURBALINGGA (Jateng) 48 KAB. SIDOARJO (Jatim) 68 KAB. BANTUL (DIY) 9 KAB. BIMA (NTB) 29 KAB. MAGETAN (Jatim) 49 KAB. PASURUAN (Jatim) 69 KAB. MADIUN (Jatim) 10 KAB. DOMPU (NTB) 30 KAB. LOMBOK TIMUR (NTB) 50 KAB. PROBOLINGGO (Jatim) 70 KAB. BONDOWOSO (Jatim) 11 KAB. BENGKAYANG (Kalbar) 31 KAB. PONTIANAK (Kalbar) 51 KAB. LOMBOK BARAT (NTB) 71 GIANYAR (Bali)

12 KAB. BANJAR (Kalsel) 32 KAB. SANGGAU (Kalbar) 52 KOTA MATARAM (NTB) 72 KAB. SUMBA TIMUR (NTT) 13 KOTA SAMARINDA (Kaltim) 33 KAB. KETAPANG (Kalbar) 53 KAB. SINTANG (Kalbar) 73 KAB. BELU (NTT)

14 KAB. NUNUKAN (Kaltim) 34 KAB. SEKADAU (Kalbar) 54 KAB. KATINGAN (Kalteng) 74 KAB. TIMOR TENGAH SEL (NTT) 15 KAB. KEP. TALAUD (Sulut) 35 KAB. BANDUNG (Jabar) 55 KAB. BARITO SELATAN (Kalteng) 75 KAB. GORONTALO (Gorontalo) 16 KAB POSO (Sulteng) 36 KOTA BANJARMASIN (Kalsel) 56 KAB TAPIN (Kalsel) 76 KAB POLIWALI MANDAR (Sulbar) 16 KAB. POSO (Sulteng) 36 KOTA BANJARMASIN (Kalsel) 56 KAB. TAPIN (Kalsel) 76 KAB. POLIWALI MANDAR (Sulbar) 17 KOTA PALU (Sulteng) 37 KAB. MAMUJU (Sulbar) 57 KOTA BITUNG (Sulut) 77 KAB. KONAWE (Sultra)

18 KAB. GOWA (Sulsel) 38 KOTA TERNATE (Malut) 58 KOTA TOMOHON (Sulut) 78 KOTA AMBON (Maluku) 19 KOTA MAKASSAR (Sulsel) 39 KAB. HALMAHERA BARAT (Malut) 59 KAB. BONE (Sulsel) 79 KAB. PULAU BURU (Maluku) 20 KOTA KENDARI (Sultra) 40 KAB. SORONG (Papua Barat) 60 KAB. ENREKANG (Sulsel) 80 KAB. SERAM BAG BRT (Maluku)

Gambar

DIAGRAM TEMUAN TUGAS PEMBANTUAN

Referensi

Dokumen terkait

Enkripsi adalah salah satu cara untuk menyimpan data kedalam bentuk yang sifatnya tidak terbaca dan tersandikan dalam file XML[7]. Dalam algoritma simetris Enkripsi

Disamping itu, tingginya curahan jam kerja untuk berburuh tani dapat dijadikan indikator bahwa sebagian petani menggarap lahan yang sempit, dibanding dengan ketersediaan tenaga

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan dan

Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal tersebut (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain). FINANCIAL STATEMENTS As of December 31,

(Sumber: Departemen Pemukiman & Prasarana Wilayah, Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, 2003)... 99 Lampiran 2 Nomogram Analisa fatik dan beban ijin berdasarkan rasio

Dengan mempelajari emosi kita sebagai seorang pendidik dapat mengenal emosi diri sendiri dan peserta didik dan mampu mengembangkan kecerdasan emosi yang sehat yang

a) Pengembangan Bahasa Arab. Pada Dinasti Umayyah, Bahasa arab dijadikan Bahasa resmi dalam tata usaha negara dan pemerintahan sehingga pembukuan dan surat-menyurat

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian pupuk abu boiler terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada semua