• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Murni 1 Surakarta, tepatnya di Jl. Dr. Wahidin 33 Surakarta. Alasan dilakukannya penelitian di sekolah tersebut ialah melalui observasi ditemukan bahwa sebagian siswa kelas XI Tahun Ajaran 2015/2016 berada pada tingkat kemandirian emosional tinggi, dan sebagian siswa lain berada pada tingkat kemandirian emosional rendah. Peniliti ingin mencari tahu apakah terdapat hubungan antara kemandirian emosional dengan kedemokratisan pola asuh orang tua. Mengingat pentingnya kemandirian emosional sebagai bekal untuk mengahadapi tantangan dan tugas perkembangan di masa dewasa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 tepatnya pada bulan September – November 2015. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti harus melalui beberapa tahapan. Adapun tahap- tahap penelitiannya adalah:

a. Tahap persiapan, meliputi kegiatan pengajuan judul, permohonan dosen pembimbing, survey ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, penyusunan proposal, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari angket kemandirian emosional dan angket kedemokratisan pola asuh orang tua.

b. Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu uji coba angket dan pengambilan data dengan pemberian angket.

Pengambilan data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian emosional dengan kedemokratisan pola asuh orang tua.

29

(2)

30

c. Tahap penyelesaian, meliputi analisis data hasil penelitian dan penyusunan skripsi.

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang memfokuskan pada peristiwa atau gejala yang terjadi saat dilakukan penelitian, dan dirancang untuk mendeskripsikan atau melukiskan dan menginterpretasikannya (Sutarno, 2010). Gejala yang ditemui dalam penelitian ini adalah kemandirian emosional ada yang tinggi dan ada yang rendah. Hal tersebut diinterpretasikan bahwa terdapat variabel bebas yang mempengaruhinya. Variabel bebas tersebut ialah kedemokratisan pola asuh orang tua. Desain penelitiannya ialah sebagai berikut:

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa desain penelitian ini akan menjawab hubungan antara kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua berdasarkan data yang diungkap melalui instrumen angket.

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemandirian emosional.

Secara Konseptual, kemandirian emosional adalah kemampuan individu untuk tidak tergantung pada orang tua (lepas dari ikatan orang tua) dengan rasa puas, bangga, tidak cemas, dan mampu bertanggung jawab atas perilakunya.

Secara operasional, kemandirian emosional adalah Kemandirian emosional adalah kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang tua dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat memandang orang tua sebagai dewasa lainnya, bergantung pada dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Kemandirian Emosional Kedemokratisan Pola Asuh Orang Tua

(3)

31

2. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kedemokratisan pola asuh orang tua.

Secara konseptual, bahwa pola asuh demokratis adalah pola asuh yang di dalamnya terdapat hubungan yang hangat antara orang tua dan anak. Orang tua mau mendengarkan pendapat anak dan tidak semerta menetapkan peraturan kepada anak tanpa meminta pertimbangan kepadanya. Jika anak melanggar peraturan tersebut maka ia harus menerima konsekuensi dari peraturan yang telah dibuat bersama. Namun jika menaati peraturan, maka ia akan mendapatkan reward (penghargaan). Dalam hal ini, anak dilibatkan dalam pembuatan hukuman dan penghargaan yang akan diberikan.

Secara operasional, kedemokratisan pola asuh orang tua adalah pola asuh yang di dalamnya terdapat hubungan yang hangat antara orang tua dan anak, menghargai kebebasan anak, dan adanya pengendalian atau kontrol terhadap perilaku anak.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Murni 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah total siswa sebanyak 112 siswa, dengan rincian:

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Murni 1 Surakarta

Kelas Jumlah

XI TP 1 17

XI TP 2 16

XI TSM 27

XI TKR 24

XI KP 28

(4)

32

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang tidak dikenai uji coba instrumen. Siswa yang dikenai uji coba instrumen sebanyak dua kelas yaitu kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) dan XI KP (Keperawatan). Sehingga, sampel diambil dari tiga kelas yaitu XI TKR, XI TP 1, dan XI TP 2 yang berjumlah 56 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara keseluruhan yang disebut populatif. Hal ini dikarenakan jumlah subyeknya yang sedikit.

D. Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval yang dihasilkan dari penskoran dua instrumen, yaitu angket kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu melaui angket yang kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua yang diisi oleh peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengungkap informasi secara subjektif terhadap sampel yang diteliti.

3. Teknik Angket

Teknik angket adalah teknik pengambilan data untuk mengukur kemandirian emosional siswa dan kedemokratisan pola asuh orang tua. Sukardi (2008: 76) mengatakan angket sering disebut sebagai kuesioner. Angket yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan empat pilihan jawaban.

(5)

33

Bentuk kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya.

Sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada masing-masing jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan dirinya. Penskoran pada item favorable adalah sangat sesuai diberi skor 4, sesuai diberi skor 3, tidak sesuai diberi skor 2, dan sangat tidak sesuai diberi skor 1. Penskoran pada item unfavorable adalah sangat sesuai diberi skor 1, sesuai diberi skor 2, tidak sesuai diberi skor 3, dan sangat tidak sesuai diberi skor 4.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket. Adapun blue print atau kisi-kisi kedua intrumen tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Penyusunan Blue Print Atau Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Emosional.

Definisi

Operasional Aspek Indikator Nomor Item

Favorabel Unfavorabel Kemandirian

emosional adalah kemampuan siswa untuk tidak tergantung pada orang lain dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat memandang orang tua sebagai dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri

1. Remaja tidak mengidealkan orang tuanya.

a. Remaja tidak

memandang orang tua sebagai orang yang paling hebat.

32, 40 31, 39

b. Remaja memandang orang tua tidak selamanya benar dan tahu akan segala hal.

36 35

c. Tidak menganggap orang tua sebagai orang yang berkuasa atas dirinya.

34, 38 33, 37

d. Remaja tetap menghargai dan menyayangi orang tuanya

30 29

2. Remaja dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya.

a. Remaja memandang dan berinteraksi dengan orang tua sebagai orang tua sesungguhnya maupun orang dewasa pada umumnya.

26, 28 25, 27

(6)

34

Definisi

Operasional Aspek Indikator Nomor Item

Favorabel Unfavorabel b. Bertindak positif

dalam perbedaan pendapat

22, 24 21, 23

3. Remaja bergantung pada dirinya sendiri

a. Remaja bersandar pada kemampuan diri sendiri.

16, 18, 20 15, 17, 19

b. Remaja mampu menunda keinginan untuk segera meminta dukungan emosional kepada orang tua.

8, 12 11, 13

c. Remaja tidak bergantung kepada orang tua dalam mencari jalan keluar permasalahan.

10 9

d. Remaja tidak begitu saja datang kepada orang tua jika mendapat kesulitan, kesedihan, dan kekhawatiran.

14 7

4. Remaja merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

a. Remaja bertanggung jawab terhadap perilakunya.

6 3

c. Remaja bertanggung jawab terhadap kewajiban.

2, 4 1, 5

Tabel 3.3. Penyusunan Blue Print Atau Kisi-Kisi Instrumen Kedemokratisan Pola Asuh Orang Tua.

Definisi Operasional Aspek Indikator Nomor Item

Favorabel Unfavorabel Kedemokratisan pola

asuh orang tua adalah pola asuh yang di dalamnya terdapat hubungan yang hangat antara orang tua dan anak, menghargai kebebasan anak, dan adanya pengendalian atau kontrol terhadap

1. Terdapat hubungan yang hangat antara orang tua dan anak

a. Penuh perhatian terhadap anak.

38, 40, 56, 58, 60

27, 29, 55, 47, 59 b. Adanya komunikasi

yang hangat antara orang tua dan anak.

52, 54, 42, 44, 46, 48,

50

37, 39, 41, 43, 45, 57, 49 c. Orang tua

memberikan motivasi terhadap anaknya.

32, 34, 36 31, 33, 35

2. Menghargai kebebasan anak

a. Mengijinkan dan mendukung anak

28, 30 51, 53, Tabel 3.2 Lanjutan...

(7)

35

Definisi Operasional Aspek Indikator Nomor Item

Favorabel Unfavorabel perilaku a

nak.

dalam mengambil keputusan.

b. Mendukung kegiatan yang dilakukan anak.

24, 26 1, 25

c. Mendukung anak dalam

mengembangkan pertemanan.

10, 12, 19, 21

3.Adanya

pengendalian atau kontrol terhadap perilaku anak

a. Penanaman nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat terhadap anak.

20, 22, 14, 16, 18

9, 11, 13, 15, 17

b. Memberikan nasehat atau teguran kepada anak.

6, 8 5, 7

c. Adanya penghargaan atau hukuman sesuai yang telah disepakati bersama.

2, 4 3, 23

E. Validasi Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian adalah validitas. Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012). Pada item angket kemandirian emosional dan angket kedemokratisan pola asuh orang tua digunakan uji validitas isi, uji validitas konstruk, uji coba instrumen. Uji validitas isi dilakukan dengan membandingkan isi angket dengan rancangan yang telah dibuat pada kisi-kisi instrumen. Validitas konstruk dilakukan untuk menguji apakah pernyataan yang ada pada angket sesuai dengan yang akan diukur atau tidak. Uji validitas konstruk dilakukan melalui professional judgment dalam hal ini diperoleh melalui dosen pembimbing.

Tabel 3.3 Lanjutan...

(8)

36

Setelah dilakukan uji validitas isi dan uji validitas konstruk, dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI KP (Keperawatan) dan XI TSM (Teknik Sepeda Motor) SMK Murni 1 Surakarta dengan jumlah responden sebanyak 49 siswa. Uji validitas pada kelas XI KP dilakukan pada tanggal 21 September dan uji coba pada kelas XI TSM dilakukan pada tanggal 22 September 2015. Rumus penghitungan validitas yaitu menggunakan pearson correlation product moment dengan menggunakan bantuan SPSS 20. Uji validitas ini dilakukan dengan melihat signifikansi korelasi item dengan item total. Jika hasil signifikansi < 0,05 dan koefisien korelasi ≥ 0,30 maka ada korelasi item tersebut dengan item total. Sehingga item tersebut dapat digunakan. Namun jika hasil signifikansi > 0,05 dan koefisien korelasi < 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur atau tidak dapat digunakan. Dalam penelitian ini, kriteria soal valid, lebih lanjut digunakan sebagai instrumen penelitian, sedangkan soal yang tidak valid dihapus. Hasil uji validitas angket kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua dirangkum pada Tabel 3.4

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Validitas

2. Uji Reliabelitas

Selain validitas, instrumen yang baik diindikasi memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi. Reliabel berarti instrumen tersebut apabila digunakan beberapa kali

Jenis Instrumen Jumlah Item

Kriteria Nomor Item Valid Valid Invalid

Angket kemandirian emosional

40 25 15 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 26, 28,

29, 31, 32, 33, 34, 39, 40 Angket kedemokratisan pola

asuh orang tua

60 45 15 1, 2, 3, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56,

57, 58, 59

(9)

37

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula (Sugiyono, 2012).

Tabel 3.5. Koefisien Reabilitas Alpha Cronbach menurut Guilford (1956: 145)

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel > 0,900

Reliabel 0,700 – 0,900

Cukup Reliabel 0,400 – 0,700 Kurang Reliabel 0,200 – 0,400 Tidak Reliabel < 0,200

Hasil uji reliabilitas angket persepsi siswa tentang ketrampilan mengajar guru, angket kemandirian belajar, dan tes kemampuan kognitif dirangkum pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

Jenis Instrumen Reliabilitas Kriteria Angket kemandirian

emosional

0,721 Reliabel

Angket kedemokratisan pola asuh orang tua

0,827 Reliabel

F. Analisis Data

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan dua variabel.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu analisis deskriptif dan analisis correlation product moment.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk untuk memperoleh gambaran umum tentang tinggi rendahnya kemandirian emosional dan kedemoktratisan pola asuh orang tua terhadap subjek yang diteliti, yaitu siswa kelas XI SMK Murni 1

(10)

38

Surakarta. Dalam hal ini akan dilakukan kategorisasi tiga jenjang menurut (Azwar, 2012) yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

2. Analisis Correlation Product Moment

Sebelum melakukan perhitungan correlation product moment , ada beberapa uji prasyarat yang harus dilakukan. Beberapa uji prasyaratnya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari sampel penelitian berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan terikat bersifat linear.

c. Uji Heroskedastisitas

Pada model corellation product moment harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dapat terjadi apabila dalam papan Scatterplot membentuk suatu pola tertentu.

Analisis correlation product moment merupakan metode statistik yang berfungsi untuk menguji hubungan antara variabel bebas disini adalah kedemokratisan pola asuh orang tua dan variabel terikat disini adalah kemandirian emosional. Analisis correlation product moment dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama dengan pengambilan keputusan hipotesis; kedua, dengan melihat kekuatan hubungan dua variabel; dan ketiga, melihat arah hubungan.

a. Pengambilan keputusan hipotesis.

Menurut Priyatno (2012), jika nilai signifikansi tabel perhitungan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya jika signifikansi tabel perhitungan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan:

Jika angka sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis penelitian diterima dan berbunyi ada hubungan

(11)

39

antara kemandirian emosional dengan kedemokratisan pola asuh orang tua.

Jika angka sig > 0,05, maka Ho dierima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis penelitian ditolak dan berbunyi tidak ada hubungan antara kemandirian emosional dengan kedemokratisan pola asuh orang tua.

b. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara kemandirian emosional dengan kedemokratisan pola asuh orang tua dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.7 koefisien korelasi menurut Sugiyono (2012: 257)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

c. Interpretasi ketiga dengan melihat arah hubungan.

Dalam penelitian ini, ada dua arah hubungan, yaitu searah dan tidak searah.

Pada SPSS hal ini ditandai dengan pesan two tailed. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika kemandirian emosional nilainya tinggi, maka kedemokratisan pola asuh orang tua juga tinggi. Jika koefesien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika kemandirian emosional nilainya tinggi, maka kedemokratisan pola asuh orang tua akan rendah dan sebaliknya.

(12)

40

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah secara urut dari awal hingga akhir yang dilakukan dalam penelitian.prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembuatan proposal penelitian 2. Pembuatan instrumen tes 3. Seminar proposal

4. Melakukan perijinan ke lembaga terkait 5. Pelaksanaan penelitian

a. Uji coba instrumen

Instrument yang telah disusun dan dikonslutasikan kepada dosen pembimbing kemudian diujicobakan terhadap subjek. Uji coba instrument dalam penelitian ini adalah kelas XI KP (Keperawatan) yang seharusnya berjumlah 28 siswa dan XI TSM (Teknik Sepeda Motor) yang berjumlah 27 siswa. Namun dikarenakan tidak kehadiran siswa dari kelas XI KP sejumlah 4 siswa dan dari XI TSM sejumlah 2 siswa maka uji coba instrumen dikenakan pada 49 siswa. Uji coba instrumen pada kelas XI KP dilakukan pada Senin, 21 September 2015.

Sedangkan pada kelas XI TSM dilakukan pada Selasa, 22 September 2015.

Penyajian dan pengisian instrumen yang harus diisi oleh siswa, dilakukan di masing-masing kelas dengan waktu 1 jam pertemuan (±45 menit).

b. Analisis validitas dan reliabilitas instrument

Setelah didapatkan data skala kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua selanjutnya dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas dengan berpedoman pada perhitungan statistik. Analisis ini akan mengungkapkan butir-butir yang valid pada setiap skala dan menentukan tingkat reliabilitas instrumen.

c. Revisi instrumen

Instrumen yang valid disusun kembali kemudian digandankan sesuai jumlah sampel yang dikenai penelitian.

(13)

41

d. Pelaksanaan penelitian

Dalam tahap ini akan didapatkan data tentang kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua melalui instrument yang telah disusun.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Murni 1 Surakarta dengan waktu yang berbeda. Pertama pada hari Senin 28 September 2015, peneliti melakukan penelitian di kelas XI TP 2 (Teknik Permesinan 2). Kedua, peneliti melakukan penelitian di kelas XI TKR (Teknik Kendaraan Ringan) pada tanggal 1 Oktober 2015. Dan yang ketiga peneliti melakukan penelitian pada tanggal 6 Oktober 2015 di kelas TP 1 (Teknik Permesinan1). Penyajian dan pengisian instrumen yang harus diisi oleh siswa, dilakukan di masing-masing kelas dengan waktu 1 jam pertemuan (±45 menit). Penelitian dilakukan dengan memberikan 2 instrumen, yaitu Angket Kemandirian Emosional dan Angket Kedemoktisan Pola Asuh Orang Tua untuk diisi sesuai dengan pengalaman atau keadaan diri siswa masing-masing. Pengisian instrumen dilakukan siswa dengan mengikuti arahan dan pengawasan dari peneliti.

6. Penyusunan laporan

Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data yang telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam bentuk skripsi kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

7. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi.

Gambar

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa  desain  penelitian ini akan menjawab hubungan  antara kemandirian emosional dan kedemokratisan pola asuh orang tua berdasarkan  data yang diungkap melalui instrumen angket
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Murni 1 Surakarta
Tabel  3.2.  Penyusunan  Blue Print  Atau Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian  Emosional.
Tabel 3.3. Penyusunan Blue Print Atau Kisi-Kisi Instrumen Kedemokratisan Pola   Asuh Orang Tua
+5

Referensi

Dokumen terkait

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segalaa anugerah-Nya sehinga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN

Dalam upaya pengembangan literasi informasi terdapat beberapa potensi yang belum secara optimal dimanfaatkan, potensi tersebut antara lain potensi kewenangan,

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret