• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri

b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel Tergantung : Prokrastinasi akademik

B. Definisi Operasional 1. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda, mengesampingan, menangguhkan dan memperlamakan suatu tugas yang berhubungan dengan kegiatan dan pekerjaan akademik yang dapat menimbulkan perasaan tak nyaman berupa kecemasan, kegelisahan dan kegagalan seseorang dalam menghadapi kehadiran teman sebaya. Perilaku akademik ini selanjutnya diukur menggunakan skala adaptasi dari Tuckman Procrastination Scale yang dikembangkan oleh Tuckman (1990).

Tuckman Procrastination Scale terdiri atas tiga aspek yaitu

kecenderungan membuang waktu, menghindari tugas karena mengalami kesulitan ketika melakukan hal yang tidak menyenangkan dan kecenderungan menyalahkan kejadian diluar dirinya dan orang lain untuk setiap konsekuensi berikutnya dari pilihan prokrastinasi (Tuckman, 1990).

(2)

commit to user

Semakin tinggi nilai yang diperoleh dalam pengukuran skala prokrastinasi akademik, maka semakin tinggi frekuensi remaja pengguna game online dalam melakukan prokrastinasi akademik. Sebaliknya, semakin

rendah nilai yang didapatkan dari pengukuran skala prokrastinasi akademik, maka semakin rendah frekuensi remaja pengguna game online dalam melakukan prokrastinasi akademik.

2. Regulasi Diri

Regulasi diri adalah kemampuan untuk mengatur, menentukan dan merubah dorongan-dorongan yang sebenarnya tak diinginkan dalam rangka untuk memperoleh kontrol dari respon baru untuk menghasilkan suatu perilaku yang sesuai dengan standar seseorang dan lingkungan sosial. Skala regulasi diri diadaptasi dari Self-Report Trait Self-Regulation Questionnaire yang terdiri dari 32 aitem skala oleh Herl dkk. (1999).

Semakin tinggi total nilai yang diperoleh dari pengukuran skala regulasi diri, maka semakin tinggi pula regulasi diri yang dimiliki oleh remaja pengguna game online. Sebaliknya, semakin rendah total nilai yang didapatkan dari pengukuran skala regulasi diri, maka semakin rendah pula regulasi diri yang dimiliki oleh remaja pengguna game online.

(3)

commit to user 3. Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga

Komunikasi interpersonal dalam keluarga adalah adalah interaksi antar anggota keluarga secara langsung bertatapan muka; baik verbal dan non- verbal; yang di dalamnya ada proses timbal balik pertukaran pesan-pesan psikologis seperti sifat, watak, kebiasaan serta perasaan yang saling mempengaruhi dan menyesuaikan satu sama lain.

Komunikasi interpersonal dalam keluarga dengan skala adaptasi dari Interpersonal Communication Inventory yang dikembangkan oleh Bienvenu

(1987). Skala komunikasi interpersonal dalam keluarga tersebut terdiri dari lima aspek yaitu self concept, ability, skill experience, emotion dan self- disclosure.

Semakin tinggi total skor yang diperoleh dari pengukuran skala Komunikasi interpersonal dalam keluarga, maka semakin tinggi Komunikasi interpersonal dalam keluarga yang dimiliki remaja pengguna game online.

Sebaliknya, semakin rendah total skor yang didapatkan dari pengukuran skala Komunikasi interpersonal dalam keluarga, maka semakin rendah pula Komunikasi interpersonal dalam keluarga yang dimiliki remaja pengguna game online.

(4)

commit to user

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi penelitian ini yaitu pemain game online di warnet-warnet wilayah Surakarta. Populasi yang menjadi subjek penelitian memiliki ciri-ciri yaitu :

a. Remaja dengan rentang usia 13-18 tahun, sedang duduk di bangku SMP dan SMA (Hurlock, 2009),

b. Aktif bermain game online di warnet, yaitu bermain game online di warnet selama 20 jam per minggu atau minimal 3 jam tiap hari (Lin dan Tsai, 2002),

c. Tinggal bersama keluarga (minimal keluarga primer).

2. Sampling

Menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2010) penentuan ukuran sampel dalam suatu penelitian, yaitu :

a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500 orang b. Bila dalam suatu penelitian akan melakukan analisis dengan multivariat,

maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti.

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja pengguna game online di Surakarta dengan jumlah subjek yang harus dipenuhi minimal 30 orang didasarkan pada kententuan di atas, yaitu jumlah minimal sampel 10 kali dari

(5)

commit to user

jumlah variabel. Penelitian ini memiliki varibel berjumlah tiga, maka jumlah minimal anggota sampel adalah 10 x 3 = 30 subjek.

Sampel penelitian ini dijumpai secara kebetulan pada beberapa lokasi warnet, dengan karakteristik warnet sebagai berikut :

a. Warnet yang memiliki fasilitas game center sehingga dapat tepat sasaran pada subjek yang beraktivitas bermain game secara online, bukan aktivitas internet lainnya,

b. Warnet yang memiliki penawaran biaya paket, yaitu : 1) Paket 1 jam Rp 2.500-3.000,00

2) Paket 2 jam Rp 5.000,00 3) Paket 3 jam Rp 7.000,00

4) Paket 5 jam Rp 10.000-12.000,00 Terjangkau bagi kalangan pelajar remaja.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive incidental sampling, yaitu bentuk sampling dengan pemilihan

kelompok subjek yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri dari populasi yang diketahui sebelumnya (purposive) dan subjek yang akan dijadikan sebagai anggota sampel adalah subjek yang kebetulan dijumpai di tempat tertentu (Hadi, 2000).

(6)

commit to user

Pada penelitian ini, peneliti mengunjungi lokasi warnet dengan karakteristik tertentu secara tiba-tiba dan siapa pun pengunjungnya yang kebetulan dijumpai akan dijadikan subjek, tetapi selanjutnya dipilih sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan di wilayah Surakarta, khususnya pada kecamatan Banjarsari. Waktu yang peneliti gunakan untuk mengambil sampel pada jam setelah pulang sekolah yaitu di atas pukul 14.00 WIB saat siswa remaja telah pulang sekolah dan dapat melakukan aktivitas di luar kegiatan akademik sekolah.

Pemilihan warnet dalam penelitian ditentukan secara random sesuai dengan karakteristik warnet untuk penelitian. Pada Penelitian ini, dari hasil survai dan observasi dipilih Pinguin Warnet & Game Online yang berada di kelurahan Nusukan, Googlenet Warnet & Game Online yang berada di kelurahan Manahan, Sonic Warnet & Game Online yang berada di kelurahan Mangkubumen dan Zeronet Warnet & Game Online Kelurahan Punggawan.

(7)

commit to user

D. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Pada penelitian ini, data didapatkan dari remaja pengguna game online di warnet wilayah Surakarta.

Data tersebut berupa tanggapan atas sejumlah pernyataan yang dibuat ataupun diadaptasi oleh peneliti dalam skala prokrastinasi akademik, skala regulasi diri, dan skala komunikasi interpersonal dalam keluarga.

2. Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan skala psikologi sebagai alat pengumpul data. Skala tersebut meliputi skala prokrastinasi akademik, skala regulasi diri, dan skala komunikasi interpersonal dalam keluarga. Skala prokrastinasi akademik akademik dan skala regulasi diri akan menggunakan skala model Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban, sedangkan skala komunikasi

interpersonal dalam keluarga akan menggunakan skala model Likert dengan tiga alternatif pilihan jawaban.

a. Skala Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik pada penelitian ini diungkap menggunakan skala prokrastinasi akademik yang diadaptasi dari Tuckman Procrastination Scale milik Tuckman yang terdiri atas 35 aitem skala

Likert dengan tiga aspek, yaitu kecenderungan membuang waktu, menghindari tugas karena mengalami kesulitan ketika melakukan hal yang tidak menyenangkan, dan kecenderungan menyalahkan kejadian di

(8)

commit to user

luar dirinya serta orang lain untuk setiap konsekuensi berikutnya dari pilihan prokrastinasi (Tuckman, 1990).

Sistem penilaian dalam skala ini menggunakan modifikasi model Likert dengan empat alternatif jawaban. Penilaian aitem favorable akan bergerak dari skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju), skor 2 (tidak setuju), dan skor 1 (sangat tidak setuju). Sebaliknya, penilaian aitem unfavorable akan bergerak dari skor 1 (sangat setuju), skor 2 (setuju), skor 3 (tidak setuju), dan skor 4 (sangat tidak setuju). Semakin tinggi total skor yang diperoleh dari pengukuran skala prokrastinasi akademik, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dimiliki mahasiswa, sedangkan semakin rendah total skor yang didapatkan dari pengukuran skala prokrastinasi akademik, maka semakin rendah pula prokrastinasi akademik yang dimiliki mahasiswa.

(9)

commit to user Tabel 1

Blueprint Skala Prokrastinasi Akademik

No Aspek Indikator

Nomor Aitem F Fav Unfav 1. Membuang

waktu

a. Menunda untuk memulai mengerjakan tugas b. Menunda atau mengulur

waktu dalam menyelesaikan tugas

2,5,26, 28,32 1,3,7,1 8,22

12345 6 6,25, 29

5,7,8, 78 9

2. Menghin- dari tugas

a. Menghindari tugas karena dianggap tidak

menyenangkan

b. Menganggap suatu tugas sulit dan kurang penting untuk dikerjakan

4,10,12 ,15,21, 76,98 14,23, 31,35

8,11, 17,77, 89 13,30,

33,34

8,89, 99,78 ,88,9 8

3. Menyalah- kan pihak lain

a. Menganggap orang lain yang menyebabkan suatu tugas menjadi sulit

b. Mencari alasan lain untuk melakukan prokrastinasi

16,19, 20,27,9 9,00,99

9

4,99, 00,00 ,00,0 1

TOTAL 35

b. Skala Regulasi Diri

Regulasi diri pada penelitian ini diungkap menggunakan skala regulasi diri yang diadaptasi dari Self-Report Trait Self-Regulation Questionnaire oleh Herl dkk. (1999) yang terdiri dari 32 aitem skala

Likert dan menetapkan pengukuran sifat metakognisi dan motivasi dengan aspek-aspeknya yaitu planning, self-monitoring, effort dan self- efficacy.

Subjek diminta untuk mengindikasikan diri mereka secara umum dalam berpikir dan merasakan dengan merespons empat poin skala Likert,

(10)

commit to user

meliputi skor 1 (sangat tidak sesuai), skor 2 (tidak sesuai), skor 3 (sesuai), skor 4 (sangat sesuai).

Semakin tinggi total nilai yang diperoleh dari pengukuran skala regulasi diri, maka semakin tinggi pula regulasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah total nilai yang didapatkan dari pengukuran skala regulasi diri, maka semakin rendah pula regulasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa.

Tabel 2

Blueprint Skala Regulasi Diri

No Aspek Nomor

Aitem F

1. Planning 1,5,9,13,17,

21,25,29

8

2. Self-Monitoring 2,6,10,14,18,

22,16,30

8

3. Effort 3,7,11,15,19,

23,27,31

8

4. Self-efficacy 4,8,12,16,20,

24,28,32

8

TOTAL 32

c. Skala Komunikasi interpersonal dalam keluarga

Komunikasi interpersonal dalam keluarga pada penelitian ini diungkap menggunakan Interpersonal Communication Inventory yang dikembangkan oleh Bienvenu (1987) yang terdiri dari 40 aitem skala Likert, dengan aspek self concept, ability, skill experience, emotion, dan self- disclosure.

(11)

commit to user

Sistem penilaian dalam skala ini menggunakan modifikasi model Likert dengan tiga alternatif jawaban. Penilaian aitem favorable akan bergerak dari skor 3 (ya), skor 2 (kadang-kadang), skor 0 (tidak). Sebaliknya, penilaian aitem unfavorable akan bergerak dari skor 0 (ya), skor 1 (kadang- kadang), dan skor 3 (tidak). Semakin tinggi total skor yang diperoleh dari pengukuran skala komunikasi interpersonal dalam keluarga, maka semakin tinggi komunikasi interpersonal dalam keluarga yang dimiliki mahasiswa, sedangkan semakin rendah total skor yang didapatkan dari pengukuran skala komunikasi interpersonal dalam keluarga, maka semakin rendah pula komunikasi interpersonal dalam keluarga yang dimiliki mahasiswa.

Tabel 3

Blueprint Skala Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga

No. Aspek

Nomor Aitem F Fav Unfav

1. Memiliki konsep diri yang adekuat dalam keluarga

11,20, 38,40

10,13, 18,33,

8 2. Memiliki kemampuan untuk menjadi

pendengar yang baik

5,29,31,32 30,34, 37,39

8 3. Memiliki ketrampilan dalam

mengekspresikan pemikiran dan ide anggota keluarga secara jelas

2,9,26,35, 3,8,22, 24

8

4. Memiliki kemampuan untuk mengatasi emosi terhadap keluarga

12,14,15, 19

16,17, 21,28

8 5. Memiliki kesediaan untuk terbuka

terhadap anggota keluarga lainnya

1,7,23,36 4,6,25, 27

8

TOTAL 40

(12)

commit to user

E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas skala regulasi diri, komunikasi interpersonal dalam keluarga, dan prokrastinasi akademik dalam penelitian ini ditentukan menggunakan pendapat profesional (professional judgement). Hal tersebut dilakukan melalui suatu prosedur penelaahan aitem-aitem dalam skala oleh dosen pembimbing.

Langkah selanjutnya untuk menguji validitas skala regulasi diri, komunikasi interpersonal dalam keluarga , dan prokrastinasi akademik adalah melakukan uji coba skala tersebut pada subjek penelitian. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari uji coba skala, dilakukan perhitungan validitas menggunakan corrected item-total correlation. Menurut Azwar (2008), aitem dengan daya beda lebih besar dari 0,25 termasuk dalam aitem yang valid. Hal ini berarti bahwa aitem yang memiliki daya beda aitem di bawah 0,25 tidak dapat digunakan. Untuk mempermudah perhitungan, penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.00.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sama dengan consistency, atau stability, dan dependability yang pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila pengukuran dilakukan kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2008). Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik konsistensi internal. Hal

(13)

commit to user

ini disebabkan data yang digunakan untuk estimasi reliabilitas diperoleh dari satu kali pengukuran saja. Lebih lanjut, uji reliabilitas pada seluruh skala tersebut hanya dikenakan pada aitem-aitem yang telah memenuhi syarat validitas.

Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan untuk menentukan nilai reliabilitas itu sendiri menggunakan formula Cronbach’s Alpha. Untuk mempermudah perhitungan, penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.00.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dan komunikasi interpersonal dalam keluarga dengan prokrastinasi akademik adalah analisis regresi berganda. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007), model regresi berganda dikembangkan untuk melakukan estimasi atau prediksi nilai variabel tergantung dengan menggunakan lebih dari satu variabel bebas. Adapun penggunaan analisis regresi berganda didasarkan pada alasan sebagai berikut:

1) Penelitian terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel tergantung,

2) Penelitian tidak hanya bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel tergantung, melainkan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel bebas secara sekaligus dengan satu variabel tergantung,

(14)

commit to user

3) Penelitian tidak hanya dilakukan untuk mengetahui hubungan asosiatif antar variabel, melainkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung .

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan dua uji asumsi sebagai syarat dalam menggunakan analisis regresi berganda. Uji asumsi tersebut meliputi:

1. Uji Asumsi Dasar a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis model regresi. Hal ini penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi (Priyatno, 2012). Uji normalitas pada penelitian ini akan menggunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Data tergolong berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 dan begitu sebaliknya. Untuk mempermudah perhitungan, penelitian ini akan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.00.

b. Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Linearitas merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis model regresi. Uji linearitas pada penelitian ini akan menggunakan test for linierity dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Antar variabel dikatakan

(15)

commit to user

memiliki hubungan yang linear apabila memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 dan begitu sebaliknya. Untuk mempermudah perhitungan, penelitian ini menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.00.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya satu atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya (Purwanto dan Sulistyastuti, 2007). Tidak adanya multikolinearitas merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam analisis model regresi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah menambah data penelitian.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varians variabel untuk semua observasi dalam model regresi.

Syarat yang harus terpenuhi dalam analisis model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas ini muncul ketika varians variabel dalam model tidak konstan. Hampir sama dengan uji multikolinearitas, salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah menambah data penelitian.

(16)

commit to user c. Uji otokorelasi

Uji otokorelasi bertujuan untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu pada suatu periode berkorelasi atau tidak berkorelasi dengan variabel penganggu lainnya (Purwanto dan Sulistyastuti, 2007). Masalah autokorelasi muncul ketika terdapat saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan periode pengamatan. Hal ini dapat menyebabkan bias pada parameter yang diestimasi serta variannya tidak minimal.

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel ini juga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya efikasi diri yang dimiliki siswa laki-laki dengan siswa perempuan dalam satu kelas tidaklah sama, karena saat

Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja SKPD Provinsi Provinsi Kaltim difokuskan untuk optimalisasi pengelolaan kegiatan program SKPD, yaitu yang berkenaan dengan efisiensi,

tidak diisi (kosong) kemudian klik tombol daftar Nama (kosong), alamat (kosong, telepon (kosong), user Sistem akan menolak akses pendaftaran dan menampilkan “anda belum

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Mekanisme penerapan pembalikan beban pembuktian dalam tindak pidana pencucian uang hanya dilakukan atas harta kekayaan yang diduga diperoleh melalui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari di Desa Margorejo

Setelah peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan berbagi pihak, dalam pengembangan proyek migas Blok Cepu, terdapat unsur-unsur perjanjian kerjasama yang

Kegiatan Pembelajaran siswa MI Miftahul Huda Wonorejo Gandusari dan MI Hidayatul Mubtadiin Sukorame Gandusari Trenggalek, di dalam dan luar kelas4. Observasi dan