• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi Sarana dan Prasarana smp SWASTA JANNATUL FIRDAUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Administrasi Sarana dan Prasarana smp SWASTA JANNATUL FIRDAUS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Administrasi Sarana dan Prasarana smp SWASTA JANNATUL FIRDAUS

Abstrak

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu factor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar disekolah. Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolak ukur daei mutu suatu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan pemahaman dan pengapikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah.

Kata kunci: Administrasi Sarana dan Prasarana, Penunjang, Sekolah

I. PENDAHULUAN

Sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal. Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan.

Untuk mengoptimalkan

penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap

mengacu pada peraturan dan perundang- undangan pendidikan nasional yang berlaku.

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Pada Bab VII Pasal 42 dengan

tegas disebutkan bahwa; Setiap satuan

pendidikan wajib memiliki sarana yang

meliputi perabot, peralatan pendidikan,

media pendidikan, buku dan sumber

belajar lainnya, bahan habis pakai, serta

(2)

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolak ukur dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan pemahaman dan pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah.

Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.

Untuk itu keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, dan termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses pendidikan.

Tanpa sarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa mengagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang mesti dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.

Proses pendidikan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

Agar tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan tujuan pendidikan itu. Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Sehingga baik buruknya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan dan “agrere” yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja “to manage”, dengan kata benda

“management”, dan “manager” untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara aktif untuk mencapai sasaran.

Menurut Terry (1972, dikutip dalam Hermino 2014) bahwa manajemen adalah proses berbeda yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dipertunjukkan untuk menentukan dan menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah diteteapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber-sumber daya manusia dan lainnya.

Menurut Blanchard (1988, dikutip dalam Hermino, 2014) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses bekerja dengan dan melalui individu-individu dan kelompok-kelompok serta daya lainnya untuk menyelesaikan tujuan organisasi.

Selanjutnya, manajemen juga dapat

diartikan sebagai proses kerja sama dengan

mendayagunakan sumber daya manusia

(SDM) dan sumber daya non manusia

dengan menerapkan fungsi manajemen

yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, dan pengawasan untuk

mencapai tujuan yang efektif dan efisien

(3)

.

Dalam kegiatan belajar mengajar sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam rangka menunjang kelancaran proses kegiatannya, sehingga pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan oleh setiap instansi terutama sekolah.

Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang berupa barang, baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar.

Sarana dan prasarana menjadi bagian penting dalam mendukung pembelajaran, karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung, maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal, oleh karena itu pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif.

Dalam khazanah peristilahan pendidikan, sarana dan prasaran sering disebut dengan sarana dan prasarana pendidikan. Arikunto dan Yuliana (2008, dikutip dalam Mustari, 2014) menyatakan bahwa sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lacar, efektif, teratur, dan efisien. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus terpenuhi dalam menunjang manajemen pendidikan yang baik.

Menurut ketentuan umum Pemendiknas No. 24 tahun 2007 (dikutip dalam Mustari, 2014) sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat media

pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasana pendidikan antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah, dan lain-lain. Akan tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar maka komponen tersebut dapat dikatakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan didefinisikan oleh Sulistyorini (2006, dikutip dalam Mustari, 2014) diartikan sebagai proses kerja sama pendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasana yang ada harus didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran.

Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut dimaksudkan agar pendayagunaannya bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

Sejalan dengan itu Mulyas (2002, dikutip dalam Mustari, 2014) menjelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiataan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.

Dari beberapa definisi yang telah

disebutkan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen sarana dan

prasarana pendidikan adalah proses kerja

sama pendayagunaan semua sarana dan

prasana pendidian yang dimiliki oleh

sekolah dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan secara efektif dan

efisien.

(4)

B. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penginventarisasian, pemeliharaan dan penghapusan.

1. Perencanaan

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

Perencanaan dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas dan guru-guru bidang studi dan dibantu oleh staf sarana dan prasarana. Dalam kegiatan perencanaan ada beberapa prosedur yaitu sebagai berikut: 1) mengadakan analisis materi dan alat/media yang dibuthkan; 2) seleksi terhadap alat yang masih dapat dimanfaatkan; 3) mencari dan/atau menetapkan dana; dan 4) menunjuk seseorang yang akan diserahkan untuk mengadakan alat dengan pertimbangan keahlian dan kejuruan.

Selain itu terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha kualitas proses belajar mengajar.

b. Perencanaa harus jelas, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada:

c. Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai, penyusunan perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan.

d. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan

e. Petugas pelaksanaan

f. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan

g. Kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan

h. Bahwa suatu perencanaan harus realistis, yaitu dapat dilaksanakan dengan jelas, terprogram, sistematis, sederhana, luwes, fleksibel, dan dapat dilaksanakan.

i. Rencana harus sistematis dan terpadu.

j. Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani ataupun non insani yang baik.

k. Memiliki struktur berdasarkan analisis.

l. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana.

m. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan kondisi yang tidak disangka- sangka.

n. Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan.

o. Menunjukkan skala prioritas.

p. Disesuaikan dengan flapon anggaran.

q. Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis.

r. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun).

2. Pengadaan

Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah, dan lain- lain. Pengadaan sarana dan prasarana dapat berbentuk pengadaan buku, alat, perabot dan bangunan. Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

a. Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah.

Bantuan ini sifatnya terbatas

(5)

sehingga pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.

b. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli, baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.

c. Meminta sumbangan wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga sosial yang tidak mengikat.

d. Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam.

e. Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan sekolah.

3. Penginventarisasian

Penginventarisasian adalah kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke dalam satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuannya adalah untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang milik negara yang dipunyai suatu organisasi.

Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep.

225/MK/V/4/1971 (dikutip dalam Mustari, 2014) yang menyatakan bahwa barang milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara keseluruhan atau bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun dana lainnya yang barang-barang di bawah penguasaan kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, baik yang berada di dalam maupun luar negeri.

Barang/alat yang bersumber dari APBN/APBD harus dicatat dan dibukukan dalam Buku Inventaris atau Sistem Aplikasi. Barang milik negara atau

menjadi milik daerah setelah melalui proses pengalihan aset dari pusat ke daerah.

Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut Bafadal (2003, dikutip dalam Mustari, 2014) meliputi:

a. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan di dalam buku penerimaan barang, buku bukan inventaris, buku stok barang.

b. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan

menempelkannya atau

menuliskannya pada badan barang perlengkapan yang tergolong sebagai barang inventaris.

Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis golongannya.

Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan departemen, lokasi, sekolah, dan barang.

c. Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan.

Laporan tersebut sering disebut

dengan istilah laporan mutasi

barang. Pelaporan dilakukan dalam

periode tertentu, sekali dalam satu

triwulan. Dalam satu tahun ajaran

misalnya, pelaporan dapat

dilakukan pada bulan Juli, Oktober,

Januari, dan April tahun

berikutnya.

(6)

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara, dan menyimpan barang-barang sesuai dengan bentuk- bentuk maupun jenis barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama.

Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan, dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan keindahan, dan menghindarkan dari kehilangan atau setidaknya meminimalisir kehilangan.

Program perawatan ini dapat ditempuh melalui langkah-langkah berikut ini:

a. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.

b. Membuat daftar sarana dan prasarana termasuk seluruh perawatan yang ada di sekolah.

c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas sekolah.

d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian di sekolah.

e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.

Adapun program perawatan preventif di sekolah tersebut dapat dilaksanakan dengan:

a. Memberikan arahan kepada tim pelaksana perawatan preventif dan mengkaji ulang terhadap program

yang telah dilaksanakan secara teratur;

b. Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, untuk mengevaluasi aktivitas pelaksanaannya berdasarkan jadwal yang telah dilaksanakan;

c. Menyebarkan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah terutama guru dan siswa; dan

d. Membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemeliharaan sarana dan prasarana yang ditinjau dari sifatnya dan ditinjau dari waktunya. Jika ditinjau dari sifatnya kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. Sedangkan ditinjau dari waktunya pemeliharaan sarana dan prasarana bersifat pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabotan lainnya.

5. Penghapusan

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk:

a. Mencegah dan membatasi kerugian

yang lebih besar sebagai akibat

pengeluaran dana untuk perbaikan

perlengkapan yang rusak.

(7)

b. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi.

c. Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan.

d. Meringankan beban inventaris.

Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi persyaratan- persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundangan-perundangan yang berlaku.

Barang-barang yang memenuhi syarat untuk dihapus adalah:

a. Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan.

b. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

c. Barang-barang kuno yang penggunaannya sudah tidak efisien lagi.

d. Barang-barang yang terkena larangan.

e. Barang-barang yang mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus.

f. Barang-barang yang

pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya.

g. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi.

h. Barang-barang yang dicuri.

i. Barang-barang yang

diselewengkan.

j. Barang-barang yang terbakar dan musnah akibat bencana alam.

k. Perbaikan suatu barang yang memerlukan biaya besar.

l. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan.

C. Jenis dan Bentuk Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Keputusan Menteri P dan K No.

079/ 1975 menguraikan sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu.

1) Bangunan dan perabot sekolah.

2) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.

3) Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audio visual yangmenggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.

Selanjutnya, sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama.

Apabila dilihat dari bergerak atau tidaknya pada saat pembelajaran juga ada dua macam, yaitu bergerak dan tidak bergerak.

Sementara jika dilihat dari hubungan sarana tersebut terhadap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.

Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya, kapur tulis, kertas tulis, spidol, tinta spidol, bahan-bahan kimis untuk praktik dan sebagainya. Selain itu, sarana pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama.

Contohnya, meja, kursi computer, papan

tulis, alat-alat olahraga dan sebagainya.

(8)

Sarana pendidikan yang bergerak merupakan sarana pendidikan yang dapat digerakan atau dipindah tempatkan sesuai kebutuhan para pemakainya. Contohnya, meja, kursi, alat-alat praktik dan sebagainya. Kemudian, untuk sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak dapat dipindahkan atau sangat sulit jika dipindahkan, misalnya saluran listrik dan LCD yang dipasang permanen.

Dalam hubungan dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Alat pelajaran adalah alat yang dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran, misalnya buku, alat tulis, dan alat praktik. Alat peraga merupakan alat bantu pendidikan yang dapat berupa benda-benda yang dapat mengkonkretkan materi pembelajaran.

Materi pembelajaran yang tadinya abstrak dapat dikonkretkan melalui alat peraga sehingga siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang berfungsi sebagai perantara dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Media pengajaran ada tiga jenis yaitu visual, audio, dan audiovisual.

Adapun menurut Ibrahim Bafadal (2004, dikutip dalam Fardiyono, 2015), menjelaskan jenis-jenis prasarana pendidikan di Sekolah biasa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu.

1) Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.

2) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan

untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contoh prasarana sekolah jenis tersebut diantaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Sehubungan dengan itu maka terdapat macam-macam sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Ruang kelas yaitu tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

2) Ruang perpustakaan yaitu tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

3) Ruang laboratorium adalah tempat

siswa mengembangkan

pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan.

4) Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan tertentu.

5) Ruang kesenian adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni.

6) Fasilitas olah raga adalah tempat berlangsungnya latihan-latihan olah-raga.

Kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan harus terpenuhi agar kegiatan

pembelajaran dapat terlaksana sesuai

dengan visi dan misi sekolah sehingga

tujuan pendidikan dapat tercapai. Oleh

karena itu, sarana dan prasarana

pendidikan harus disediakan dengan porsi

(9)

yang ideal untuk mencukupi kebutuhan lingkungan pendidikan dan mendukung peningkatan prestasi sekolah.

Saran

Harapannya, setelah mengetahui III. PENUTUP

Kesimpulan

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, hal ini disebut dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang merupakan proses kerja sama dalam mengatur, mengelola, dan mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Satu hal yang perlu dipertegas dalam hal ini bahwasanya ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana pendidikan itu terdiri dari perencanaan, pengadaan, penginvantarisasian, pemeliharaan, dan penghapusan. Dengan semua kegiatan ini maka diharapkan perawatan terhadap sarana dan prasarana dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga bisa dapat meminimalisir biaya.

Sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran.

Sedangkan prasarana pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar dan prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar.

pengertian manajemen sarana dan prasarana pendidikan, ruang lingkup serta jenis dan bentuk sarana dan prasarana pendidikan dapat memberikan pengetahun kepada membaca, dapat menambahkan ilmu dan wawasan kepada para pembaca, serta diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada orang yang bekerja di dalam mengatur ataupun mengelola sarana dan prasarana baik di kantor, sekolah maupun instansi atau lembaga lainnya, sehingga dapat menerapkannya di dunia kerjanya.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Fardiyono, Arisandi. (2015). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah Dasar Kanisius Ekperimental (SKDE) Mangunan. Skripsi Manajemen PendidikanTersedia:

http://eprints.uny.ac.id/27281/1/Arisandi

%20Fardiyono_10101241013.pdf

Hermino, Agustinus. (2014).

Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

https://www.academia.edu/28714008/

JENIS_DAN_MACAM_SARANA_PRAS ARANA_PENDIDIKAN

http://ainamulyana.blogspot.com/2015/03/

sarana-dan-prasarana-sekolah.html

Mustari, Mohamad. (2014). Manajemen

Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh antara Agreeableness, Sikap, Norma subjektif dan Kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap intensi OCB. Beberapa literatur penelitian yang mengatakan tentang perilaku

Oleh karena itu, penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Model GI (Group Investigation) pada Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika” (Penelitian

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Implementasi Data Mining Menggunakan Algoritma C4.5 Untuk Memprediksi Kapabilitas Konsumen Dalam Mengambil Pinjaman KPR (Studi

Karakteristik kecerdasan verbal yaitu: (1) mampu mendengar dan merespon setiap suara, ritme, warna, dan berbagai ucapan kata; (2) menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis

Diterapkannya Manajemen Kelas Manajemen Kelas Melalui Beberapa Aspek dalam Pembelajaran Fiqh di MA Darul Huda Wonodadi

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menunjukkan perbe- daan tidak bermakna ekspresi cyclin D1 pada kelompok tumor karsinoma folikuler,

Seperti yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya, pada supervised maupun unsupervised learning , kita ingin mengestimasi sesuatu dengan teknik machine learning.. Kinerja

Pemanggangan dengan menggunakan frying pan juga dapat menurunkan kandungan benzo(a)piren yang sangat signifikan dan kandungan benzo(a)piren yang dihasilkan lebih