• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya untuk"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

5.1. Analisa

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya untuk menentukan bentuk persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, maka hasilnya dapat dilhat sebagai berikut :

1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Tahun 2007

Bentuk Asli :

Q2007 = e M2007 L2007 T2007

Q

2007 = e4,148 M20070,943 L2007-0,491 T20071,400

(2)

Q2007 = 63,317 M20070,943

L2007-0,491

T2007

Bentuk Transformasi :

1,400

ln Q2007 =  + lnM2007 + β ln L2007 +  ln T

ln Q

2007

2007 = 4,148 + 0,943 lnM2007 - 0,491 ln L2007 + 1,400 ln T2007

2. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Tahun 2008

Bentuk Asli :

Q2008 = e M2008 L2008 T2008

Q

2008 = e12,761 M20080,043 L20082,442 T2008 Q

-1,444

2008 = 348,362 M20080,043 L20082,442 T2008 Bentuk Transformasi :

-1,444

ln Q2008 =  + lnM2008 + β ln L2008 +  ln T

ln Q

2008

2008 = 12,761 + 0,043 lnM2008 +2,442 ln L2008 - 1,444 ln T

Dari dua bentuk persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas yang didapat dua periode yang berbeda, maka dapat diperoleh beberapa informasi yang berkaitan dengan pengukuran produktivitas dari PT. Sumber Bahagia Metalindo sebagai berikut :

2008

(3)

1. Indeks efisiensi produksi dari PT. Sumber Bahagia Metalindo pada tahun 2007 adalah sebesar δ =63,317 ; sedangkan indeks efisiensi produksi dari PT. Sumber Bahagia Metalindo pada tahun 2008 adalah sebesar δ =

348,362. Hal ini berarti efisiensi produksi pada tahun 2008 mengalami peningkatan dibandingkan dengan efisiensi produksi pada tahun 2007, yaitu mengalami peningkatan sebesar 63,317/348,362 = 0,18, tampak bahwa efisiensi telah meningkat 18 %.

2. Elastisitas output dari input yang dgunakan oleh PT. Sumber Bahagia Metalindo pada tahun 2007 sebesar koefisien  + β +  = 1,852, sedangkan Elastisitas output dari input yang dgunakan oleh PT. Sumber Bahagia Metalindo pada tahun 2008 sebesar koefisien  + β +  = 3,929.

Hal ini berarti penambahan input total bahan baku, tenaga kerja dan mesin sebesar 1 % pada tahun 2008 akan mampu memberikan tambahan output produksi sebesar 3,929 ( ceteris paribus = dengan asumsi bahwa semua faktor lain yang mempengaruhi produksi dianggap konstan). Sementara itu, pada tahun 2007 penambahan input total bahan baku, tenaga kerja dan mesin hanya mampu memberikan output sebesar 1,852 % ( ceteris paribus = dengan asumsi bahwa semua faktor lain yang mempengaruhi produksi dianggap konstan). Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi produksi di PT. Sumber Bahagia Metalindo pada tahun 2008 mengalami peningkatan.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini.

(4)

Tabel 5.1. Perbandingan Angka Koefisien Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Koefisien

Periode

2007 2008

Indeks Efisiensi Produksi ( δ )

63,317 348,362

Elastisitas Produksi dari Input

( + β +  )

1,852 3,929

Apabila diterjemahkan dalam bentuk histogram, hasilnya akan tampak seperti grafik di bawah ini.

(5)

Grafik 5.1. Perbandingan Angka Koefisien Fungsi Produksi Cobb-Douglas

5.1.1. Analisa Produktivitas Bahan Baku

Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas seperti yang ditunjukkan dalam persamaan fungsi produksi, terlihat bahwa nilai elastisitas output dari input bahan baku pada tahun 2008 lebih kecil yaitu sebesar 0,043 apabila dibandingkan dengan nilai elastisitas output dari input bahan baku pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,943. Sebagai

perbandingan, pada gambar berikut akan ditunjukkan tingkat produktivitas bahan baku berdasarkan tingkat output yang dihasilkan.

0 50 100 150 200 250 300 350 400

2007 2008

Tahun

Produktivitas

Indeks efisiensi

(6)

Grafik 5.2. Tingkat Produktivitas Bahan Baku

Tingkat produktivitas bahan baku seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2 mencerminkan bahwa jumlah hasil produksi yang diciptakan perusahaan menunjukkan grafik yang naik turun. Berdasarkan pengamatan menggunakan perhitungan fungsi produksi Cobb-Douglas maka keseluruhan tingkat elastisitas produktivitas bahan baku mengalami penurunan.

0 2 4 6 8 10 12 14

Jan

Feb Mar Apr Mei

Jun Jul

Agu sep

Okt Nov

Des

Bulan

Produktivitas

PBB (2007) PBB (2008)

(7)

5.1.2. Analisa Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas seperti yang ditunjukkan dalam persamaan fungsi produksi, terlihat bahwa nilai elastisitas output dari input tenaga kerja pada tahun 2008 lebih besar yaitu sebesar 2,442 apabila dibandingkan dengan nilai elastisitas output dari input tenaga kerja pada tahun 2007 yaitu sebesar -0,043. Sebagai perbandingan, pada gambar berikut akan ditunjukkan tingkat produktivitas tenaga

kerja berdasarkan tingkat output yang dihasilkan.

Grafik 5.3. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 0

2 4 6 8 10 12 14

Jan

Feb Mar Apr Mei

Jun Jul

Agu sep

Okt Nov

Des

Bulan

Produktivitas

PTK 2007 PTK 2008

(8)

Tingkat produktivitas tenaga kerja seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2 mencerminkan bahwa jumlah hasil produksi yang diciptakan perusahaan menunjukkan grafik yang naik turun. Berdasarkan pengamatan menggunakan perhitungan fungsi produksi Cobb-Douglas maka keseluruhan tingkat elastisitas produktivitas tenaga kerja mengalami kenaikan.

5.1.3. Analisa Produktivitas Mesin

Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas seperti yang ditunjukkan dalam persamaan fungsi produksi, terlihat bahwa nilai elastisitas output dari input mesin pada tahun 2008 lebih kecil yaitu sebesar -1,444 apabila dibandingkan dengan nilai elastisitas output dari input mesin pada tahun 2007 yaitu sebesar 1,400. Sebagai perbandingan, pada gambar berikut akan ditunjukkan tingkat produktivitas mesin

0 10 20 30 40 50 60

Jan

Feb Mar Apr Mei

Jun Jul

Agu sep

Okt Nov

Des

Bulan

Produktivitas

PM 2007 PM 2008

(9)

berdasarkan tingkat output yang dihasilkan.

Grafik 5.4. Tingkat Produktivitas Mesin

Tingkat produktivitas mesin seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2 mencerminkan bahwa jumlah hasil produksi yang diciptakan perusahaan menunjukkan grafik yang naik turun. Berdasarkan pengamatan menggunakan perhitungan fungsi produksi Cobb-Douglas maka keseluruhan tingkat elastisitas produktivitas mesin mengalami penurunan.

5.2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas dengan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, secara keseluruhan tingkat produktivitas pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,5 % dibandingkan dengan tingkat produktivitas pada tahun 2007. Berdasarkan elastisitas output dari input yang digunakan di PT. Sumber Bahagia Metalindo setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja mengalami kenaikan pada tahun 2008, sedangkan tingkat produktivitas bahan baku dan mesin mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2007.

5.2.1. Penyebab Penurunan Produktivitas Bahan Baku

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap karyawan bagian produksi, ada beberapa faktor penyebab penurunan produktivitas bahan baku.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

(10)

1. Penurunan Kualitas Bahan Baku

Penggunaan bahan baku manjadi salah satu faktor uyang paling diutamakandi perusahaan, karena bahan baku merupakan hal yang paling terlihat ketika produksi berjalan. Bahan baku yang kualitas buruk tentunya akan menghasilakn produk yang kurang baik, selanjutnya bahan baku juga dapat mempengaruhi keuangan, jika bahan baku kulaitas buruk maka jumlah cacat produk semakin meningkat dan itu mempengaruhi keuangan perusahaan.

2. Persediaan Bahan Baku

Selain memperhitungkan jumlah bahan baku yang akan digunakan untuk diproduksi, persediaan bahan baku pun menjadi faktor yang diutamakan oleh perusahaan. Bahan baku yng tersedia di temapt penyimpanan atau gudang harus selalu terpenuhi, karena jika tidak akan terjadi kekurangan bahan baku dan itu dapat menghmabat proses produksi, dan jika hal itu terjadi maka waktu produksi akan banyak yang terbuang.

3. Ketepatan Pengiriman dan Pembelian Bahan Baku

Waktu pengiriman dan pembelian yang dibutuhkan harus diperhitungkan, jika tidak maka akan terjadi keterlambatan ketersediaan bahan baku di temapt penyimpanan.

(11)

5.2.2. Penyebab Penigkatan Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap karyawan bagian produksi, ada beberapa faktor penyebab peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran Manajemen Dalam Pelatihan SDM

Pelatihan terhadap karyawan telah dilakukan pada tahun 2008, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, sehingga karyawan mengetahui posisi dan tugas kerjanya. Ternayata hal itu membawa dampak positif terhadap kinerja dan motivasi, sekaligus tingkat produktivitas perusahaan meningkat.

2. Disiplin Karyawan yang Terus Ditingkatkan

Disiplin kerja karyawan yang terus ditingkatkan agar terjadi ketidakterlamabatan dalam melakukan pekerjaan. Penerapan disiplin kerja sangat membawa efek besar bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta dengan saknsi yang tegas bagi karyawan yang tidak disiplin.

3. Lingkungan Kerja yang Nyaman

Lingkungan kerja yang nyaman akan menciptakan kondisi kerja yang seimbang.

Perusahaan mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, yang memberikan efek bagi karyawan tidak terganggu. Dengan hal itu pekerja dapat bekerja dengan baik secara maksimal.

(12)

4. Motivasi Kerja yang dibangun oleh perusahaan

Motivasi kerja menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan produktivitas secara perlahan, karena motivasi biasanya dibarengi semangat kerja yang sehat dan terkendali.

5.2.3. Penyebab Penurunan Produktivitas Mesin

Untuk mengetahui penyebab permaslahan produktivitas mesin diperlukan suatu alat analisa untuk mencari akar penyebab dari permasalahan produktivitas di PT.

Sumber Bahagia Metalindo, bertany mengapa beberapa kali (five whys) merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mencari akar penyebab masalah sehingga tindakan yang sesuai pada akar penyebab masalah yang ditemukan itu akan menghilangkan masalah. Berikut adalah tabel Five Whys untuk mencari akar penyebab penurunan produktivitas mesin.

Tabel 5.2. Five Whys Kondisi Mesin ( Gear Aus )

No Bertanya Mengapa Jawaban

1 Mengapa produktivitas mesin menurun? Sebab gear-gear pada mesin telah aus

2 Mengapa gear pada mesin aus? Sebab sering terjadi gesekan pada gear

3 Mengapa sering terjadi gesekan pada Sebab gear yang menggerakkan

(13)

gear? mesin

4 Mengapa gear yang menggerakkan mesin?

Sebab gear tersambung dengan motor yang menghasilkan putaran

5 Mengapa motor menghasilkan putaran? Sebab motor tersambung dengan arus listrik

Tabel 5.3. Five Whys Kondisi Mesin ( lemahnya putaran motor )

No Bertanya Mengapa Jawaban

1 Mengapa produktivitas mesin menurun? Sebab putaran motor sudah lemah

2 Mengapa motor sudah lemah? Sebab lilitan tembaga pada motor terbakar

3 Mengapa lilitan tembaga pada motor terbakar?

Sebab terjadi konslet arus pendek

4 Mengapa terjadi konslet arus pendek? Sebab ada lilitan yang terkena benda cair

5 Mengapa lilitan terkena benda cair? Sebab tutup motor tidak tepat

(14)

Tabel 5.4. Five Whys Kebijakan Manajemen

No Bertanya Mengapa Jawaban

1 Mengapa produktivitas mesin menurun? Sebab mesin tidak memberikan hasil ynag optimal

2 Mengapa mesin tidak memberikan hasil yang optimal?

Sebab mesin sering mengalami kerusakan

3 Mengapa mesin sering mengalami kerusakan

Sebab mesin kurang mendapatkan perawatan secara rutin

4 Mengapa mesin kurang mendapat perawatan secara rutin?

Sebab manajemen kurang memberikan perhatian

5 Mengapa manajemen kurang Sebab manajemen hanya memikirkan

(15)

memberikan perhatian ? keuntungan

Dari tabel-tabel five whys di atas dapat dibuat diagram sebab-akibat dari akar penyebab turunnya tingkat produktivitas mesin.

KONDISI MESIN

Gear yang telah aus Putaran motor mesin

lemah Sering terjadi gesekan pada gear

Lilitan tembaga pada motor terbakar

Produktifitas

Mesin sering rusak Mesin menurun

Perawatan tidak Dilakukan secara berkala

Kebijakan Suku cadang Manajemen

Gambar 5.1 Diageram Sebab-Akibat

(16)

Penurunan Produktivitas Mesin

Dari identifikasi akar penyebab penurunan produktivitas yang telah dilakukan dalam evaluasi produktivitas mesin, sudah seharusnya rencana peningkatan produktivitas perusahaan berfokus pada tindakan-tindakan untuk menghilngkan akar penyebab dari masalah-masalah produktivitas yang ada.

Berikut adalah langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk menghilangkan akar penyebab penurunan produktivitas mesin yang ada di PT.

Sumber Bahagia Metalindo.

1. Pemeliharaan dan Tata Cara Penggunaan Mesin

Hal ini berhubungan dengan waktu pemeliharaan mesin secara berkala yang dilakukan oleh perusahaan dan tata cara penggunaan mesin oleh operator. Apabila mesin yang digunakan dengan baik, dibersihkan dari kotoran sisa produksi dengan rutin dan dilakukan perawatan secara berkala, niscaya akan mempercepat waktu set-up serta mendukung peningkatan produktivitas perusahaan dan mesin itu sendiri.

2. Suku Cadang

Ketersediaan suku cadangakan memperlancar jalannya proses produksi, sehingga tidak akan ada waktu yang terbuang ataupun waktu mengganggur mesin yang terlalu lama apabila mengalami kerusakan.

(17)

3. Kebijakan Manajemen

Pengaturan penggunaan mesin produksi yang tidak tepat akan mempengaruhi tingkat produktivitas dari mesin itu sendiri. Karena jika mesin yang digunakan berlebihan, maka akan terjadi pemborosan penggunaan input mesin. Selain itu, waktu penjadwalan perawatan terhadap mesin dan peralatan produksi harus ditinjau ulang agar tidak mengganggu jalannya proses produksi.

Gambar

Tabel 5.1. Perbandingan Angka Koefisien Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Grafik 5.1. Perbandingan Angka Koefisien Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Grafik 5.3. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja 02468101214JanFebMarAprMeiJunJul AgusepOktNovDesBulanProduktivitasPTK 2007PTK 2008
Tabel 5.2. Five Whys Kondisi Mesin ( Gear Aus )
+4

Referensi

Dokumen terkait

Indra Suhendra (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Faktor Fundamental, Faktor resiko dan Ekspektasi Nilai Tukar terhadap Nilai Tukar Rupiah (Terhadap

Kedua , koefisien-koefisien disequilibrium error sumber guncangan bagi upah riil sektor pertanian juga telah sesuai dengan yang diharapkan dimana: (1) tanda positif pada koefisien

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) berpengaruh signifikan terhadap Prestasi kerja karyawan, oleh karena itu karyawan hendaknya dapat memanfaatkan pendidikan dan

Hal ini ditunjukkan dari uji paired t test dan tabel penurunan skala nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian mahkota dewa.Ini berarti ada pengaruh ekstrak mahkota dewa

Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi hanya difokuskan di daerah-daerah yang tertinggal saja karena daerah ini mempunyai pendapatan per

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut.1) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah pada materi kubus dan balok