• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika

Bimbingan belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan non-formal bagi para siswa.

Bimbingan belajar merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal.

Dalam pendidikan nonformal, biasanya paket pendidikan diselenggarakan untuk jangka pendek saja. Setiap program pendidikan merupakan suatu paket yang sangat spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sangat dirasakan keperluannya. Persyaratan enrolmennya lebih fleksibel baik dalam hal usia maupun tingkat kemampuan, persyaratan unsur-unsur pengelolanya juga lebih fleksibel, sekuensi materi pelajaran atau latihannya relatif lebih luwes, tidak berjenjang kronologis. Secara umum, bisa dikatakan bahwa pendidikan nonformal relatif lebih lentur dan berjangka pendek penyelenggaraannya dibandingkan dengan pendidikan formal (Faisal,1981:48)

Pada awal munculnya, lembaga bimbingan belajar terkenal sebagai lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri untuk memberikan pengetahuan bagi siswa kelas tiga SMA yang akan mengikuti ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Munculnya lembaga bimbel didorong juga oleh adanya peraturan mengenai ujian untuk masuk ke perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, lembaga bimbel tidak hanya menawarkan jasa bagi siswa kelas tiga SMA saja melainkan juga program- program belajar secara intensif, reguler, dan privat bagi siswa SD, SMP, dan SMA untuk semua kelas.

Menjamurnya lembaga pendidikan non formal (lembaga bimbingan belajar) saat ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan dari stakeholder (pengguna jasa layanan pendidikan) meningkat tajam. Jika diukur dengan grafik,

(2)

maka grafik tersebut naik dari tahun ke tahun. Lembaga pendidikan non formal yang hampir menyamai dengan sekolah formal jika dilihat dari antusias para siswa yaitu lembaga bimbingan belajar (bimbel). Bimbel sangat diminati oleh siswa dan orang tua siswa, karena bimbel dirasakan para siswa dapat memberikan energi motivasi belajar dan bagi orang tua bimbel juga sangat membantu mereka yang sibuk bekerja agar anak mereka ketika diberikan tugas dari sekolah yang dirasa berat bagi orang tua untuk menyelesaikannya maka bimbel sebagai solusi bagi pendidikan anak.

Fenomena maraknya para siswa untuk mencari tambahan ilmu yang telah didapat dari sekolah merupakan sebuah bentuk dari tingginya motivasi siswa dalam belajar jika dilihat dari segi kuantitasnya. Tetapi ini menjadi permasalahan ketika dilihat dari segi kualitasnya para siswa yang belajar pada lembaga bimbingan belajar dapat diidentifikasi bahwa mereka merasa tidak puas belajar di sekolah mereka dan para siswa pada umumnya merasa perlu belajar tambahan karena mereka menilai sekolah hanya sebagai tempat formal dalam menuntut ilmu dan sekedar memenuhi kewajibannya sebagai pelajar.

Seiring dengan semakin maraknya lembaga-lembaga bimbingan belajar ini seperti menjawab keinginan para siswa maupun orang tua siswa untuk mengikuti bimbingan belajar dengan tujuan agar meraih prestasi belajar di sekolah.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Teknos Genius terhadap beberapa siswa dan orang tua siswa tentang alasan memilih lembaga bimbingan belajar sebagai solusi masalah kesulitan belajar, disimpulkan sebagai berikut:

1. Ketidakpercayaan siswa terhadap kemampuan guru di sekolah

2. Opini di kalangan siswa atau orang tua bahwa: (a) bimbingan belajar merupakan lembaga yang profesional untuk menjadikan siswa berprestasi di sekolah serta mampu mempersiapkan para siswa untuk masuk Penguruan Tinggi Negeri; (b) bimbingan belajar mampu memberikan motivasi belajar kepada siswa, sehingga siswa dapat berprestasi di sekolahnya; (c) bimbingan belajar merupakan problem solving bagi siswa.

(3)

3. Kenyamanan dalam belajar

4. Memiliki teman baru sehingga dapat memperluas kemampuan sosial

5. Mengenal guru-guru bimbingan belajar yang umumnya mahir dalam mengajar 6. Mengisi waktu kosong siswa yang digunakan untuk mendalami materi

pelajaran yang diajarkan di sekolah

Tingginya minat siswa-siswi mengikuti bimbel merupakan simbol ketidakpercayaan siswa dan orang tua terhadap proses pembelajaran di sekolah formal. Sekolah sering terpaku pada rutinitas dan aktivitas harian yang cenderung administratif dan birokratis, sehingga kurang berani melahirkan inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya inovasi-inovasi baru maka tidak terjadi peningkatan mutu dari pihak sekolah atau dengan adanya perubahan metode belajar dan memberikan pelayanan terbaik dalam bidang pendidikan hanya akan berakhir pada pernyataan bahwa sekolah hanyalah institusi untuk memperoleh ijasah saja. Kenyataan seperti ini telah membuat orang tua dan siswa sendiri menganggap perlu untuk memperoleh pengetahuan dari lembaga pendidikan lain untuk bisa meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan uraian di atas, lembaga bimbel merupakan lembaga pendidikan nonformal yang sistemnya lebih luwes dan lebih santai untuk para siswa.

Di zaman yang serba modern ini sudah banyak lembaga-lembaga yang menawarkan jasa dalam memberikan pendidikan kepada siswa dengan berbagai metode yang baru yang bisa menarik minat siswa untuk mengikuti bimbingan belajar tersebut, seperti:

1. Bimbingan Belajar (Bimbel) Menawarkan Rumus Cepat Membabat Soal Bimbingan belajar bagaikan ‘pil mujarab’ yang manjur yang memutus rasa takut: “Takut gagal UN” atau “Takut gagal ujian masuk PTN”. Meski faktanya banyak orangtua siswa harus menebus mahal ‘pil mujarab’ tersebut hingga puluhan juta. Namun, hal tersebut tak lantas membuat para orangtua menyesal karena terbayar dengan kartu tanda mahasiswa pada Perguruan Tinggi Negeri terkemuka yang tertera nama anaknya.

(4)

Cukup sulit dinafikan tentang peran sebuah lembaga bimbingan belajar yang diikuti sebagian besar siswa Indonesia secara intensif selama beberapa tahun. Ketika ditanya hal apa yang membuat sebuah lembaga bimbingan belajar lebih terpercaya jauh mengungguli sekolah formal dalam menghadapi soal UN dan soal ujian masuk PTN, tentu jawabannya adalah

“Rumus-rumus cepat”. Maka hal inilah yang menjadi ‘dagangan’ laris yang dijajakan sebagian besar lembaga bimbingan belajar.

Apabila rumus konvensional yang diajarkan di sekolah dapat menuntaskan soal-soal UN atau soal-soal ujian masuk PTN dalam empat langkah, rumus yang diberikan di lembaga bimbel cukup dilakukan dengan dua langkah bahkan lebih sederhana. Padahal lulus ujian yang telah disebutkan hanyalah perkara menjawab dengan akurat dan cepat soal-soal pilihan berganda. Karena orientasinya semata-mata pada hasilnya, bukan pada prosesnya. Dan hanya lembaga bimbel yang menyajikan rumus-rumus peraktis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Menurut pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Iiq Nurul Faiq, menungkapkan bahwa kurang tepat menyetarakan bimbel dengan pendidikan karena secara filosofis pendidikan di sekolah ditujukan untuk membangun dan mengembangkan potensi anak. Sementara lembaga bimbel lahir membawa misi tunggal yaitu membantu siswa sukses mengerjakan soal ujian.

Selain itu, menurut pengamat pendidikan dari Center for Better Education, Darmaningtyas, menyatakan bahwa pemantapan yang diadakan pihak sekolah sebetulnya merupakan amunisi yang cukup bagi para siswa untuk menghadapi soal-soal UN dan soal-soal ujian masuk PTN jika para siswa dapat mengikutinya dengan baik. Akan tetapi kebanyakan siswa-siswa sekarang tidak begitu serius mengikuti pelajaran dan lebih suka mencari suasana baru agar belajarnya serius.

(5)

Jurus andalan lain yang serupa dengan yang telah disebutkan sebelumnya dari lembaga bimbel adalah berbagai “cara cepat” atau yang lebih dikenal dengan smart solution, yang selalu digunakan dalam menyelesaikan soal. Para siswa sangat senang dengan smart solution tersebut karena dengan smart solution tersebut persoalan matematika dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Namun smart solution sendiri juga merupakan pro kontra bagi beberapa orang.

Bagi tutor lembaga bimbingan belajar, smart solution merupakan buah pikiran yang cerdas untuk mengatasi berbagai persoalan yang rumit untuk dipecahkan. Pengembangan yang dilakukan lembaga bimbingan belajar melalui smart solution tentu dengan tujuan memberikan wawasan tambahan kepada siswa yang tidak didapatkannya di sekolah. Smart solution yang dikembangkan oleh lembaga bimbingan belajar dapat dipandang sebagai suatu pengembangan wacana berpikir akademis, inovatif, dan merupakan kreativitas, sehingga dengan adanya pengembangan secara terus menerus, bukan hal yang mustahil jika di kemudian hari dapat ditemukan smart solution lainnya yang mutakhir sebagai hasil proses berpikir kreatif, inovatif, serta produktif.

Tetapi, tidak semua orang berpikir sama dengan apa yang dipikirkan para tutor lembaga bimbel mengenai smart solution. Beberapa guru berpendapat bahwa smart solution banyak “menjebak” dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Smart solution juga mempunyai beberapa kelemahan dan tidak semua smart solution sesuai dengan konsep materi yang sebenarnya. Bahkan terkadang smart solution itu menambah beban tugas para siswa, karena setiap smart solution tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan soal secara umum, untuk setiap smart solution terdapat kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar smart solution tersebut berlaku untuk penyelesaian soal tersebut. Dan siswa juga akan lebih memilih menghafal berbagai smart solution tersebut daripada harus memahami konsepnya. Dan tidak jarang

(6)

beberapa dari smart solution tersebut menghilangkan makna dari konsep matematika itu sendiri. Matematika tidak akan punya arti jika pembelajaran yang disuguhkan dengan latihan, latihan, dan latihan terus-menerus, ditambah dengan penyelesaian yang secara ringkas. Matematika menjadi sekedar hafalan rumus atau trik-trik cepat (smart solution), dan mengesampingkan konsep utuh dalam suatu materi tertentu, yang berakibat siswa hanya dapat menjawab “a, b, c, atau d” saja, namun jika ditanya mengenai konsepnya belum tentu siswa tersebut mampu menjelaskan dan paham asal-usul smart solution tersebut.

Beberapa hal yang dapat memotivasi dan mendukung fenomena banyaknya peserta didik yang menggunaka smart solution, khususnya mateatika, diantaranya disebabkan oleh alat evaluasi seperti Ujian Nasional (UN) bertipe pilihan ganda, dan sistem evaluasi pendidikan di Indonesia yang hanya melihat hasil akhirnya, bukan prosesnya. Oleh karena itu muncullah smart solution yang akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya, soal UN Matematika ada 40 soal, dan siswa hanya diberikan waktu 2 jam untuk mengerjakan semua soal tersebut. Maka mau tidak mau siswa pasti menggunakan smart solution agar semua soal UN tersebut dapat diselesaikan.

Rosidi (2014) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan rumus cepat untuk mengerjakan soal matematika, antar lain:

a. Kelebihan

1. Dapat menyelesaikan soal matematika dalam waktu yang lebih singkat (dalam hitungan detik) bahkan tanpa berpikir

2. Mempermudah dalam mengikuti tes-tes seperti Ujian Nasional dan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri yang menggunakan pilihan ganda

b. Kekurangan

(7)

1. Setiap soal yang berbeda, meskipun intinya sama akan tetapi memiliki rumus yang berbeda. Sehingga siswa harus menghafal semua bentuk soal dan cara cepatnya.

2. Pemahaman matematika siswa akan berkurang, karena matematika tidak hanya berhitung tetapi juga membutuhkan proses

3. Cara cepat tersebut akan sulit jika diterapkan dalam kehidupan nyata.

2. Garansi Lolos Bukan Mitos

Pengelola lembaga bimbel telah sepenuhnya yakin bahwa slogan

“Jaminan 100% lulus UN” atau “Jaminan 100% lulus PTN” bukan sekedar omong kosong. Karena jauh-jauh hari lembaga bimbel telah menyiapkan berbagai strategi guna mengantisipasi siswa agar tidak terantuk pada dua ujian besar tersebut.

Selain smart solution yang sebagai jurus andalan dari lembaga bimbel, ada lagi jurus andalannya, yaitu garansi yang diberikan kepada orang tua siswa. Jika menurut orang tua siswa bimbel itu dianggap perlu bagi anaknya, maka orang tua siswa tersebut harus siap dengan biaya bimbel yang relatif mahal, bahkan bisa lebih mahal dari biaya sekolah formal. Tetapi hampir setiap lembaga bimbel memasang garansi uang kembali jika siswa tersebut tidak lulus UN atau tidak lulus ujian masuk PTN atau PT swasta.

Berdasarkan salah satu penelitian mahasiswa pascasarjana unindra yang berjudul pengaruh peran lembaga bimbingan belajar terhadap prestasi hasil belajar pada tahun 2012 disimpulkan memiliki pengaruh yang signifikan karena peran lembaga bimbingan belajar mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan tentunya akan berdampak yang positif terhadap prestasi anak. Dari hasil ini, muncullah banyaknya lembaga bimbel yang didirikan dan bersaing satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan para siswa dan orang tua. Layanan jasa bimbel dinilai

(8)

sangat membantu para orang tua yang kesulitan dalam mengajari dan membimbing tugas-tugas anaknya dari sekolah.

Fadli (2009) menjelaskan bahwa harapan utama yang diinginkan siswa dari bimbingan belajar adalah keberhasilan dalam meraih prestasi belajar di sekolah. Di samping itu siswa yang mengikuti bimbingan belajar dalam sebuah lembaga menaruh harapan sebagai berikut:

1. Dapat memahami dan lebih menguasai mata pelajaran yang diberikan di sekolah

2. Memperoleh nilai-nilai ulangan harian, ujian semester, ujian nasional, serta ujian masuk PTN yang baik

3. Mendapatkan informasi penting tentang Perguruan Tinggi Negeri dan hal lainnya yang berkaitan dengan jenjang studi yang lebih tinggi

4. Dapat bersosialisai dengan siswa-siswa lain di lingkungan bimbingan belajar Oleh karena itu, perlunya lembaga bimbingan belajar untuk meningkatkan kualitasnya. Kemendikbud khususnya diharapkan untuk membuat kebijakan terhadap lembaga bimbingan belajar yang banyak bermunculan saat ini agar lembaga tersebut dapat memenuhi standar educational quality assurance.

Lembaga bimbingan belajar harus jelas memiliki visi dan misi mencerdaskan anak didiknya, bukan hanya kuantitas yang diraihnya tapi kualitas yang diprioritaskan karena terkait dengan sistem pembelajarannya.

Saat ini tidak ada pengawasan dari pemerintah (kemendikbud) terhadap lembaga pendidikan (bimbingan belajar) yang bersifat non formal. Pemerintah tidak mengetahui apakah lembaga bimbel memiliki kurikulum yang jelas atau tidak, apakah lembaga bimbel memiliki silabus, RPP yang terkait dengan pembelajaran atau tidak. Pemerintah sudah saatnya membuat pengawasan- pengawasan yang sifatnya supervisi terhadap lembaga bimbingan belajar khususnya agar mutu pendidikan di negeri ini selalu terjamin mutu yang bagus dan dapat bersaing dengan negara-negara lain.

(9)

Daftar Pustaka

Admin. (2012). Pro Kontra Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia: //http:

Konsultasi.dmiprimagama.com. (11 Nopember 2014)

Anonim. (2011). Pengaruh Tempat Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa di MAN 2 MODEL MEDAN Tahun Pembelajaran 2011/2012.

[Online]. Tersedia: //http: digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED- Undergraduate-22476-Bab%2011.pdf. (9 Nopember 2014)

Aulia, Zulfa. (2009). Sekolah dan Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia:

//http: Zulfa4wliya.wordpress.com. (10 Nopember 2014)

Soekirno, Soelastri. (2011). Bimbingan Belajar, Perlukah?. [Online]. Tersedia: //http:

Edukasi.kompas.com. (10 Nopember 2014).

Widyaningrum, Sri. (2012). Metode Pembelajaran Matematika di Lembaga Bimbel di Salatiga. [Online]. Tersedia: //http: Repository. Ukws. Edu. (9 Nopember 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan tingkat aman (safety margin), sebab bagi perusahaan penghasil jasa, angka 100% dikatakan sudah mencukupi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

Secara umum variabel financial deepening terbagi menjadi dua sektor, yang pertama pada sektor perbankan yaitu variabel yang digunakan adalah rasio jumlah uang beredar terhadap GDP

Penelitian ini merupakan penelitian internal perusahaan untuk mendapatkan nilai customer lifetime value dari setiap pelanggan dan secara keseluruhan perusahaan yang akan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mekanisme dalam pelaksanaan akad perjanjian pada pemberian dana kredit Usaha Ekonomi Produktif pada Unit Pengelola Kecamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam pelaksanaan pendidikan karakter di TK AL I‟DAD A n-Nuur Cahaya Umat. Pendidikan karakter adalah pendidikan

Dapat diambil kesimpulan dari pengerjaan penelitian ini berdasarkan hasil proses pengembangan dan pengimplementasian, yaitu dari hasil pengujian yang telah dilakukan baik itu

dihitung berdasarkan kumulatif selisih sudut yang timbul antara data posisi yang dihasilkan pada saat pengujian dan data posisi aktual/awal yang dikontrol dibagi dengan

Hasil analisis sidik ragam (lampiran 7) menunjukkan bahwa penggunaan gula aren dalam air minum ternak babi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)