• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PHPL (Re-Sertifikasi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PHPL (Re-Sertifikasi)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Surat No : 313.1/EQ.S/XI/2013 tanggal 20 November 2013 PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PHPL (Re-Sertifikasi)

Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Re-Srtifikasi), sebagai berikut :

I. Nama LP-PHPL Nomor Akreditasi Alamat Domisili

: : :

PT. EQUALITY INDONESIA LPPHPL-013-IDN

Perum Cibinong Griya Asri Blok A No. 20, Cibinong Bogor

Alamat Operasional : Jl.Raya Sukaraja 72 Ciater, Sukaraja Bogor 16710

Telp. : +62251 7550722, 7157103

Fax. : +62251 7550724

Email :

eq@equalityindonesia.com

Website :

http://www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Re-Sertifikasi) Terhadap : II. Nama IUPHHK-HT : PT SATRIA PERKASA AGUNG

No. SK IUPHHK-HT : SK.244/Kpts-II/2000 Tanggal 22 Agustus 2000 jo SK.633/Menhut-II/2009 Tanggal 7 Oktober 2009.

Luas : 77.702 Hektar

Lokasi : Kabupaten Siak, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir Provinsi Riau

Alamat Kantor : Jl. Teuku Umar No.51 Pekanbaru – Provinsi Riau Telp : 0761-23332

Fax : 0761-24071 III.

IV.

Waktu Pelaksanaan Hasil Penilaian

: :

21 - 30 Oktober 2013.

NILAI AKHIR PENILAIAN PHPL PREDIKAT BAIK SEHINGGA PT SATRIA PERKASA AGUNG BERHAK DIBERIKAN SERTIFIKAT PHPL

Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 20 November 2013 PT EQUALITY INDONESIA

Faisal Husnul Fuad, S.Hut

GM Divisi SSM & SDA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 13

(1) Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA b. Nomor Akreditasi : LPPHPL-013-IDN

c. Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72, Sukaraja, Kabupaten Bogor d. Nomor Telepon/Fax : Telp.: 0251-7550 722, Fax.: 0251-7550724,

Email: eq@equalityindonesia.com e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit :

1. Faisal Husnul Fuad, S.Hut. (Lead Auditor-Auditor Ekologi) 2. Asep Kurniawan, S.Hut. (Auditor Prasyarat)

3. Amin Muchakim, S.Hut. (Auditor Produksi) 4. M. Jamaluddin Al Afghoni, S.P. (Auditor Sosial) 5. Hari Seno Aji. S.Hut. (Auditor VLK)

6. Briliana Losdy, S.Hut. (Calon Auditor/Magang Produksi) 7. Marlan, S.Hut. (Calon Auditor/Magang Ekologi) g. Tim Pengambil Keputusan :

1. Ir. Agustri Warsono (Ketua PK Bidang Produksi) 2. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi) 3. Wiyono, S.Hut., M.Si. (Anggota PK Bidang Sosial)

(2) Identitas Auditee :

a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Satria Perkasa Agung (SPA)

b. Nomor & Tanggal SK IUPHHK-HT : SK.244/Kpts-II/2000 Tanggal 22 Agustus 2000 c. Luas dan Lokasi : ±76.017 Ha di Provinsi Riau

d. Alamat kantor :

Kantor Pusat : Sinarmas Land Plaza Tower II Lantai 19 Jl. Thamrin Kav. 51 Jakarta

Tlp (021) 39834473, Fax (021) 39834707 Kantor Cabang : Jl. Teuku Umar No 51 Pekanbaru

Tlp. (0761) 23332, 32509, Fax (0761) 24071 f. Pengurus Perusahaan:

Komisaris Utama : Muchtar Widjaja Komisaris : Stanley Najoan

Direktur Utama : John Ferdinand Pandelaki Direktur : Soebarjo

Direktur : Didi Harsa

(3) Ringkasan Tahapan :

Tahapan Waktu dan

Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I 09-11 Oktober

2013 di Bogor Dari hasil penelaahan dokumen yang disediakan oleh Auditee di Kantor Equality Indonesia di Bogor, masih terdapat ketidaklengkapan data/dokumen, dan olehkarenanya akan diverifikasi lebih lanjut pada Audit Tahap II.

Koordinasi Instansi Kehutanan

21 Oktober 2013 di Pekanbaru,

 Koordinasi dengan aparat Dinas Kehutanan dan Provinsi Riau

 Koordinasi dengan aparat BP2HP Wilayah III Pekanbaru

RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL

(8)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 13

Riau Konsultasi

Publik

22 Oktober 2013; di Hall Pertemuan Hotel Resty Menara Pekanbaru

 Selain dihadiri oleh perwakilan Auditee, juga hadir Perangkat Desa sekitar dan perwakilan tokoh-tokoh masyarakat sekitar areal kerja Auditee, perwakilan Muspika, perwakilan Dinas Kehutanan Kabupaten, serta utusan JPIK Riau. Jumlah peserta yang hadir pada acara konsultasi publik secara keseluruhan adalah 32 orang. Berdasarkan hasil diskusi, sebagian warga desa-desa sekitar dan perwakilan aparat pemerintah menyatakan bahwa hubungan mereka dengan Auditee selama ini berjalan cukup baik.

Keberadaan Auditee yang melaksanakan kegiatan pengusahaan hutan dalam kurun waktu yang cukup lama telah banyak memberikan manfaat bagi kepentingan publik, antara lain terbukanya perluang ekonomi dan terbukanya akses transportasi dengan dibangunnya kanal-kanal, beberapa dermaga dan infrastruktur jembatan.

 Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan batas areal kerja yang belum menemukan titik penyelesaian, khususnya dengan keberadaan pemukiman warga Desa Bukit Kerikil di sekitar areal kerja PT SPA Distrik Siak Kecil.

Beberapa harapan lain yang diajukan perwakilan masyarakat lebih banyak terkait dengan perlunya peningkatan kemitraan seperti pengembangan tanaman kehidupan. Sebagian aparat pemerintah juga mengharapkan adanya peningkatan bantuan dan kemitraan kerja dengan masyarakat sekitar, agar berdampak positif lebih luas.

Pertemuan

Pembukaan  23 Oktober 2013; Kantor Distrik Siak Kecil

 26 Oktober 2013; Kantor Distrik Simpang Kanan

Perkenalan anggota Tim Audit, Penyampaian tujuan dan ruang lingkup Penilaian Kinerja PHPL (Re-sertifikasi) Tahun 2013, jadwal/rencana kerja Audit II, metodologi dan prosedur, ketidaksesuaian dan rekomendasi pada periode sertifikasi sebelumnya; penyampaian jaminan kerahasiaan; serta konfirmasi dengan Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan peserta pertemuan penutupan. Pertemuan pembukaan diakhiri dengan pembuatan BAP.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan

24-28 Oktober 2013 di Distrik Siak Kecil dan Simpang Kanan

Tim Audit melakukan verifikasi terhadap Indikator dan verifier sebagaimana diatur dalam Perdirjen BPK No. P.8/VI-Set/2011 Lampiran 1. Dan Lampiran 2. Titik berat penilikan adalah kepada verifier yang bernilai “buruk” dari penilaian sebelumnya.

Pertemuan

Penutupan 30 Oktober 2013; di Kantor Auditee di Pekanbaru, Riau

Penyampaian terima kasih kepada Auditee atas kerjasamanya selama Audit Tahap I dan Tahap II; Pemaparan daftar periksa Audit II (Re-Sertifikasi), temuan ketidaksesuaian dan observasi penilaian; serta Menandatangani berkas penilaian. Pertemuan Penutupan diakhiri dengan pembuatan BAP.

Pengambilan

Keputusan 13 Nopember 2013; di Kantor PT EQUALITY Indonesia, Bogor

Rapat pengambil keputusan meninjau berkas penilaian hasil Audit Tahap II yang diajukan Tim Audit, untuk menjamin bahwa tahapan kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Re-Sertifikasi) dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan formal dan sesuai dengan sistem dan prosedur PT EQUALITY Indonesia. Nilai kinerja PHPL Auditee pada Re-Sertifikasi Tahun 2013 berpredikat Baik.

(9)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 13

(4) Resume Hasil Penilaian :

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Kriteria Prasyarat 1.1. Kepastian Kawasan Pemegang Izin/Hak Pengelolaan

BAIK  PT Satria Perkasa Agung (PT SPA-Auditee) memiliki dokumen legal dan administrasi tata batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah dilaksanakan.

 Realisasi tata batas areal kerja Auditee telah temu gelang (realisasi 100%).

 Terdapat konflik batas tetapi terdapat upaya dari Auditee untuk menyelesaikan konflik tersebut.

 Di dalam areal kerja Auditee tidak ada perubahan fungsi kawasan hutan.

 Di dalam areal kerja Auditee tidak terdapat peruntukan lain di luar sektor kehutanan.

1.2. Komitmen Pemegang Izin/Hak Pengelolaan

BAIK  Auditee memiliki dokumen visi misi dan kebijakan lingkungan secara legal dan sesuai dengan kerangka PHPL.

 Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang izin dan masyarakat setempat, serta ada bukti pelaksanaan (Berita Acara).

 Implementasi PHL seluruhnya sesuai dengan visi misi dan kebijakan lingkungan.

1.3. Jumlah dan kecukupan tenaga profesional terlatih dan tenaga teknis pada seluruh tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan implementasi

penelitian, pendidikan dan Latihan

BAIK  Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan di lapangan hanya tersedia pada sebagian bidang kegiatan pengelolaan hutan namun tidak menyalahi ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P. 8/VI-Set/2009 karena adanya surat dari Plt. Dirjen. BUK No. S.249/VI- BUKPHH/2012 Tgl. 4 April 2012.

 Realisasi peningkatan kompetensi SDM antara 50- 70% dari rencana.

 Dokumen ketenagakerjaan tersedia lengkap.

1.4. Kapasitas dan mekanisme untuk perencanaan pelaksanaan

pemantauan periodik, evaluasi dan penyajian umpan balik mengenai kemajuan pencapaian (kegiatan) Pemegang Izin/Hak Pengelolaan

BAIK  Struktur organisasi dan job description personal Auditee tersedia sesuai dengan kerangka PHPL.

 Perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia.

 Organisasi SPI/Internal Auditor tersedia dan berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan.

 Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi manajemen berbasis hasil monitoring dan evaluasi.

1.5. Persetujuan tanpa paksaan berdasarkan informasi yang lengkap

BAIK  Pelaksanaan tebangan kegiatan RKT Auditee yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah dikonsultasikan atas dasar informasi awal yang memadai.

 Terdapat persetujuan dalam proses pembuatan AMDAL dari seluruh pihak.

(10)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Terdapat persetujuan dalam proses tata batas dari para pihak.

 Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan CSR/CD Auditee dari sebagian kecil para pihak.

 Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung dari para pihak.

2. Kriteria Produksi 2.1. Penataan areal kerja jangka panjang dalam pengelolaan hutan lestari

SEDANG  Auditee telah memiliki dokumen Revisi RKUPHHK- HTI periode tahun 2011-2020 yang disusun dengan mempertimbangkan hasil Deliniasi Mikro dan IHMB dan sudah disetujui oleh pejabat yang berwenang melalui SK Menhut No. SK.172/VI-BPHT/2010 Tgl.

22 Desember 2010

 Auditee telah melakukan penataan areal kerja di lapangan (blok RKT) namun tidak seluruhnya sesuai dengan RKUPHHK. Adanya perbedaan PAK antara RKUPHHK dengan RKT disebabkan adanya luncuran dari RKT sebelumnya sehingga realisasi tidak sama persis dengan dokumen rencana jangka panjang.

 Penandaan batas petak/kompartemen dan batas blok berupa pal beton dan pal paralon yang berisi informasi petak dan blok RKT. Pemeliharaan batas petak/blok berupa pembersihan dan pengecekan sedimentasi kanal. Tanda batas petak dan blok dapat dikenali dengan jelas di lapangan namun belum terlihat seluruhnya, terutama di Distrik Siak Kecil.

2.2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe ekosistem

BAIK  Auditee memiliki data potensi tegakan per tipe ekosistem dari hasil kegiatan IHMB serta memiliki data potensi tegakan sebelum masak tebang dari hasil Pre-Harvesting Inventory (PHI) beserta kelengkapan peta pendukungnya berupa peta realisasi tanaman, rencana pemanenan, peta RKT dan hasil pengolahan data (LHC). rata-rata potensi tegakan sebelum masak tebang di areal kerja Auditee di Distrik Siak Kecil sebesar 110,81 m3/ha dan Distrik Simpang Kanan sebesar 131,45 m3/ha.

 Auditee telah memiliki data pertumbuhan riap tegakan berdasarkan hasil pengukuran Permanent Sample Plot (PSP) untuk semua tipe ekosistem yang ada dan telah dilakukan analisis. Riap rata-rata di PSP Distrik Siak Kecil sebesar 31,52 m3/ha/th, Distrik Simpang Kanan sebesar pada umur 1 tahun 14 m3/ha/tahun, 2 tahun 37,6 m3/ha/th, 3 tahun 38,1 m3/ha/th, dan umur 4 tahun sebesar 32,1 m3/ha/th.

 Auditee telah melakukan analisis data potensi dan riap tegakan dari hasil pengukuran PSP namun belum memanfaatkan hasilnya untuk menyusun perhitungan Jatah Tebang Tahunan (JTT) sendiri. JTT

(11)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

disusun berdasarkan hasil Pre-Harvesting Inventory (PHI)

2.3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK  Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan tahapan kegiatan sistem silvikultur THPB yang meliputi Penataan Areal Kerja, Risalah Hutan, Pembukaan Wilayah Hutan, Pembibitan, Penyiapan Lahan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Produksi.

SOP sudah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku..

 Auditee telah melaksanakan seluruh tahapan kegiatan sesuai dengan system silvikultur THPB yang meliputi Penataan Areal Kerja (PAK), Pembukaan Wilayah Hutan (PWH), Risalah Hutan,Pengadaan Bibit, Penyiapan Lahan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Produksi namun belum sepenuhnya mengacu pada SOP yang dikembangkan

 Auditee mengembangkan sistem silvikultur THPB dengan jenis tanaman pokok “Acacia crasicarpa”

daur tanam 5 tahun. Potensi tegakan sebelum masak tebang berdasarkan hasil PHI dalam 5 tahun terakhir di Distrik Siak Kecil rata-rata mencapai 110,81 m3/Ha, di Distrik Simpang Kanan mencapai 131,45 m3/Ha dengan rata-rata pada kedua distrik sebesar 124,41 m3/ha artinya bahwa potensi tegakan di areal kerja Auditee dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan hasil (≥ 120 m3/Ha).

 Persediaan permudaan tanaman umur 1 tahun di areal kerja Auditee berdasarkan hasil Plantation Assessment Team (PAT) dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan ( ≥ 90% dari jumlah tanaman per hektar) pada tahun 2009-2012 sementatara untuk tahun 2013 mencapai 82-88% (data sampai dengan bulan September).

2.4. Ketersediaan dan penerapan teknologi tepat guna untuk pemanfaatan hutan

BAIK  Auditee telah mengembangkan Standar Operasional Prosedur pemafaatan hutan ramah lingkungan yang terangkum dalam SOP Harvesting HTI Wet-Land (SOP/SMF/H001-02) yang telah mengadopsi prosedur pemanfaatan hutan ramah lingkungan (RIL) dalam kegiatan pemanenan. SOP ini telah sesuai dengan karakteristik kondisi setempat yaitu lahan Gambut.

 Hasil observasi lapangan menunjukan bahwa Auditee telah menerapkan teknologi pemanfaatan hutan ramah lingkungan (RIL) dari mulai kegiatan Pembukaan wilayah hutan, micro planning sampai dengan kegiatan produksi (penebangan, penyaradan, pemuatan, dan pengangkutan), artinya Auditee telah menerapkan teknologi ramah lingkungan pada 1-2 tahapan kegiatan pemanenan hasil (micro planning dan pelaksanaan).

(12)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Sistem silvikultur yang diterapkan Auditee adalah sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB), sehingga tidak terdapat tegakan tinggal di petak tebangan. Verifier 2.4.3 tidak dapat diterapkan(N.A.).

 Auditee telah memanfaatkan kayu dengan maksmimal, tinggi tunggul maksimal 5 cm di atas permukaan tanah, pemanfaatan kayu sampai dengan kayu berdiameter minimal 5 cm, sehingga limbah pohon yang tertinggal hanya berupa ranting- ranting kecil dan daun yang akan digunakan untuk membuat jalan sarad.

 Hasil penelitan terhadap kegiatan harvesting dalam rangka mengetahui faktor eksploitasi (fe) dan diperoleh fe ≥ 0,70 (0,8 di Distrik Siak Kecil dan 0,817 di Distrik Simpang Kanan).

2.5. Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja penebangan/pemanen an/ pemanfaatan pada areal kerjanya

SEDANG  Auditee telah memiliki dokumen RKT yang disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau (RKT 2008-2009) dan Self Approval oleh Direktur Utama PT SPA (RKT 2010-2013) namun berdasarkan hasil analisis terhadap dokumen RKUPHHK HTI dan RKT pada kegiatan Penataan Areal Kerja, Inventarisasi, PWH, Pengadaan Bibit, Penanaman, Pemeliharaan dan Pemanenan menunjukan bahwa rencana jangka pendek (RKT) hanya sebagian yang sesuai dengan dokumen RKUPHHK-HTI.

 Terdapat peta kerja RKT yang sudah disahkan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Riau (RKT 2008 -2009) dan secara self approval oleh Direktur PT. SPA (RKT 2010 – 2013) dan Peta Kerja RKUPHHK yang disahkan oleh Menteri Kehutanan yang menggambarkan areal yang boleh ditebang/dipanen/

dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi, tetapi peta RKT belum seluruhnya mengacu pada peta RKUPHHK yakni pada blok RKT yang mengalami pergeseran/perubahan luas dan lokasi karena terdapat luncuran RKT tahun sebelumnya.

 Auditee telah mengimplementasikan peta kerja berupa penandaan pada sebagian batas blok tebangan/

dipanen/dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.

 Realisasi volume tebangan 5 tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mencapai 53%

(<70%) dari rencana produksi tebangan tahunan dan lokasi panen telah sesuai dengan RKT yang disahkan.

2.6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan

SEDANG  Dalam 5 tahun terakhir realiasi biaya mencapai 96,8% dari anggaran artinya alokasi anggaran yang ditetapkan Auditee masih dapat meng-cover seluruh biaya pembangunan hutan tanaman atau realisasi

(13)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi dalam pengelolaan

hutan, administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta peningkatan

kemampuan sumber daya manusia

alokasi dana pembangunan hutan tanaman dalam 5 tahun terakhir mencapai >80% dari kebutuhan pembangunan hutan yang seharusnya.

 Auditee telah mengalokasikan anggaran pembangunan hutan tanaman namun alokasi anggaran untuk seluruh bidang kegiatan pembangunan hutan tanaman kurang proporsional karena terdapat perbedaan alokasi anggaran antara

kegiatan produksi dan sosial

kemasyarakatan/PMDH sebesar 49,6% (perbedaan 20-50%).

 Auditee mampu melaksanaan pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan secara lancar sesuai dengan tata waktu dibuktikan seluruh tahapan kegiatan THPB berjalan lancar serta dari kinerja keuangan nilai likuiditas 285% dan solvabilitas 116% yang menunjukan bahwa Auditee dapat memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya

 Auditee telah malakukan realisasi tanaman pokok mencapai 90 % dari realisasi tebang, tanaman unggulan mencapai 46% dari alokasi tata ruang dan tanaman kehidupan mencapai 82% dari alokasi tata ruangnya.

 Dalam 5 tahun terakhir Auditee telah malakukan realisasi tanaman pokok mencapai 31,8 % dari rencana RKT, tanaman unggulan mencapai 46%

dari alokasi tata ruang dan tanaman kehidupan mencapai 82% dari alokasi tata ruangnya.

3. Kriteria Ekologi 3.1. Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan

BAIK  Luas kawasan lindung di lapangan sesuai dengan dokumen RKU dan lebih luas dari dokumenh AMDALdan sesuai dengan kondisi biofisiknya.

 Kawasan lindung yang telah ditata batas di lapangan ≥ 90% dari yang seharusnya.

 Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencapai 80%.

 Belum semua pihak mengakui keberadaan kawasan dilindungi.

 Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan ketentuan terhadap sebagian kawasan dilindungi hasil tata ruang areal/Landscaping.

3.2. Perlindungan dan

pengamanan hutan BAIK  Tersedia prosedur perlindungan hutan yang mencakup seluruh jenis potensi gangguan yang ada.

 Sarana prasarana tersedia dengan jenis, jumlah dan fungsi sesuai dengan ketentuan dan berfungsi dengan baik .

 Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.

 Kegiatan perlindungan diimplementasikan di lapangan melalui tindakan tertentu (preemptif/

(14)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

preventif/ represif) sesuai dengan kondisi lapangan.

3.3. Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

BAIK  Prosedur pengelolaan dan pemantauan tersedia yang mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.

 Sarana pengelolaan dan pemantauan tersedia sesuai dengan ketentuan dan dokumen perencanaan serta berfungsi dengan baik .

 Tersedia SDM dengan jumlah dan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.

 Dokumen perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

 Dokumen perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah dan air tersedia dan diimplementasikan sesuai dengan ketentuan .

 Masih terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting terhadap tanah dan air, tetapi ada upaya pengelolaan dampak sesuai ketentuan.

3.4. Identifikasi spesies flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang (rare), terancam punah (threatened) dan endemik

BAIK  Tersedia prosedur identifikasi yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

 Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.

3.5. Pengelolaan flora untuk :

a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.

b. Perlindungan terhadap species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik

BAIK  Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.

 Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.

 Masih terdapat gangguan tetapi ada upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang izin.

3.6. Pengelolaan fauna untuk :

a. Luasan tertentu dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.

b. Perlindungan

terhadap species fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan endemik

BAIK  Tersedia prosedur pengelolaan fauna tetapi tidak

mencakup seluruh jenis yang

dilindungi/langka/jarang/ terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.

 Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi belum mencakup seluruh jenis dilindungi/langka/

jarang/terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja.

 Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh jenis fauna dilindungi/ langka/jarang/terancam punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee.

(15)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi 3. Kriteria Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi kawasan operasional perusahaan/unit manajemen dengan kawasan masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

BAIK  Auditee telah memiliki dokumen/laporan yang lengkap mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak- hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang izin Auditee.

 Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas partisipatif dan konflik batas kawasan yang diketahui para pihak, namun belum ada bukti bahwa mekanisme tersebut elah disepakati oleh para pihak.

 Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan hak- hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.

 Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum adat/ setempat.

 Auditee telah memiliki persetujuan oleh sebagian para pihak atas luas dan batas areal kerja IUPHHK, tetapi masih ada konflik.

4.2. Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

BAIK  Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan.

 Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan.

 Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &

legal tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap masyarakat.

 Auditee telah memiliki bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya sebagian.

 Auditee telah memiliki bukti yang lengkap tentang realisasi pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh masyarakat.

 Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan mekanisme dan

implementasi distribusi manfaat yang adil antar para Pihak

BAIK  Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap dan jelas tentang masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH.

 Auditee telah memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.

(16)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

 Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.

 Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian (<50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang izin.

 Auditee telah memiliki bukti dokumen/ Laporan mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik.

4.4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang handal

BAIK  Auditee telah memiliki mekansme resolusi konflik yang lengkap dan jelas).

 Terdapat konflik dan Auditee telah memiliki peta konflik yang lengkap dan jelas, namun peta tersebut tidak up to date.

 Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia, dan pendanaan kurang memadai dalam mengelola konflik.

 Auditee telah memiliki dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap dan jelas.

4.5. Perlindungan, pengembangan dan peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja

BAIK  Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial dengan seluruh karyawan.

 Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana pengembangan kompetensi.

 Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan baru sebagian diimplementasikan.

 Verifier 4.5.4. Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.

B. Verifikasi Legalitas Kayu

Dari 5 prinsip, 9 kriteria, 17 indikator dan 27 verifier berdasarkan Standar Verifikasi Legalitas Kayu Pada Hutan Negara yang Dikelola Pemegang Izin dan Pemegang Hak Pengelolaan, Lampiran 1.2 Peraturan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan No. P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17 Desember 2012 terdapat 3 Verifier tidak diterapkan, yaitu Verifier 3.3.1, 3.3.2 dan 2.2.1.b.

Sedangkan terhadap 24 Verifier yang dinilai, seluruhnya dinyatakan MEMENUHI.

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi 1.1.1. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan SK IUPHHK-HT dipenuhi seluruhnya dan IIUPHHK telah dibayarkan sesuai SPP.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan

MEMENUHI  Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK- HT, RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.

 Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang dan Peta blok/petak tebangan disahkan dan posisi blok

(17)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi oleh yang berwenang tebangan benar dan terbukti di lapangan.

 Peta Blok/Petak tebangan telah disahkan, posisi blok tebangan benar dan terbukti di lapangan.

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah 2.2.1. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI  Keabsahan dan kelengkapan dokumen RKUPHHK dipenuhi seluruhnya.

 Tidak diterapkan (n.a.), diverifikasi, tidak dinilai.

Berdasarkan kebijakan konservasi Hutan APP Group, maka seluruh pemasok kayu lingkup APP tidak diperkenankan melakukan penebangan kayu pada Hutan Alam.

2.2.2. Seluruh peralatan yg

dipergunakan dalam kegiatan pemanenan telah memiliki izin penggunaan peralatan dan dapat dibuktikan kesesuaian fisik di lapangan

MEMENUHI Peralatan sesuai dengan izin yang diberikan.

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan

MEMENUHI  LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang.

 LHP dengan fisik kayu sesuai.

3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara serta ke tujuan pengiriman kayu lainnya dilengkapi dengan surat keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH) sesuai ketentuan.

3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari Pemegang Izin/Hak Pengelolaan IUPHHKHA/ IUPHHK- HT/IUPHHK-RE/Hak Pengelolaan

MEMENUHI Tanda-tanda legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan dokumen.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK

MEMENUHI Dokumen FAKB lengkap dan sah (dibuat oleh petugas yang berwenang).

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan

MEMENUHI  Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai dengan LHP yang disahkan.

(18)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan/atau Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH)

 DR dan/atau PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan dokumen SPP.

 Pembayaran DR dan atau PSDH sesuai dengan persyaratan ukuran dan tarif.

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau 3.3.1. Pemegang

Izin/Hak Pengelolaan yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).

MEMENUHI Tidak diterapkan (n.a.), diverifikasi, tidak dinilai.

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia dengan izin yang sah

MEMENUHI Tidak diterapkan (n.a.), diverifikasi, tidak dinilai.

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki

dokumen

AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Tersedia Dokumen AMDAL yang lengkap dan telah disahkan instansi yang berwenang (meliputi ANDAL, RKL dan RPL).

4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI  Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada dokumen AMDAL yang telah disahkan.

 Tersedia laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan dan telah dilaporkan kepada Instansi yang berwenang.

 Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi di lapangan.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 5.1.1. Prosedur dan

Implementasi K3

MEMENUHI  Terdapat prosedur K3 dalam kegiatan operasional lapangan.

 Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan serta berfungsi baik.

 Mempunyai catatan kecelakaan kerja dan terdapat

(19)

EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 13

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program K3.

5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja 5.2.1. Kebebasan

berserikat bagi pekerja MEMENUHI Terdapat Serikat Pekerja dan surat pernyataan Direksi tentang Kebebasan Berkumpul dan Berserikat bagi karyawan yang ditandatangani di atas lembar bermeterai oleh Direktur Auditee.

5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)/

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Tersedia dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berafiliasi dengan PT Arara Abadi periode 2011- 2013.

5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur

MEMENUHI Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) melakukan perbandingan (compare) model perikanan equilibrium (tanpa shock) dan disequilibrium (dengan shock) terhadap biomas, hasil

a) Pemasaran, merupakan ujung tombak yang mewakili perusahaan di masyarakat, dimana tugasnya adalah menjual produk perusahaan, memberikan pelayanan dalam hal penyerahan

Jenis Permohonan Pelayanan Perizinan BUJK Asing dari: 01 Januari 2011 s/d 23 Nopember 2011 JENIS..

Jika penanggulangan konservatif tidak lagi dapat mempertahankan fungsi ginjal maka dilakukan terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis yang merupakan penggunan terapi

28 Dengan demikian pengertian pendidikan Islam yang dibahas di sini adalah segala usaha dalam rangka mengembangkan potensi manusia pada keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan,

Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki dokumen AMDAL/DPPL/UKL- UPL meliputi ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi

bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29

 Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap, legal dan jelas terkait prosedur peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat yang meliputi Prosedur