• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

91 BAB VII

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menjelaskan mengenai simpulan yang menjawab tujuan dari penelitian berdasarkan analisis data. Kemudian berdasarkan simpulan tersebut, penulis memberikan rekomendasi yang menunjukkan implikasi dari hasil penelitian untuk diterapkan sebagi hasil pertimbangan yang dapat diterapkan pada objek penelitian.

7.1 Simpulan

Dalam penelitian ini, penulis banyak menemukan berbagai kasus yang terjadi dalam pengelolaan piutang. Namun temuan ini merupakan sumber bagi penulis dalam memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan serta pengembangan profesionalisme dalam pekerjaan sehari-hari penulis.

7.1.1 Pengelolaan Piutang Yang Diterapkan Pada Lemigas Sebelum Dan Setelah Ditetapkan Sebagai Satker Pola PK-BLU

Dari hasil penelitian di lapangan dan analisa data, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan piutang yang dilaksanakan oleh Lemigas sudah berjalan secara efektif dibandingkan dengan sebelum penetapan Pola PK-BLU. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Diperbaharuinya Standar Operasional Prosedur (SOP), Urusan Penatausahaan PNBP telah berusaha untuk melakukan usulan-usulan mengenai pembaharuan dan pemuktahiran Standar Operasional Prosedur (SOP). Sehingga tujuan,

(2)

ruang lingkup pekerjaan, dan tata cara pelaksanaan pekerjaan dapat secara jelas dijalankan.

b. Pemantauan (monitoring) piutang yang lebih ditingkatkan. Dari hasil penelitian lapangan DAN analisa data dapat dilihat bahwa Lemigas melalui Urusan Penatausahaan PNBP telah melakukan banyak perubahan, seperti telah melakukan analisa umur piutang (penetapan kualitas piutang) yang sesuai dengan PMK 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang, yang mana untuk menilai kualitas piutang. Dari hasil analisis umur piutang ini, dapat digunakan untuk mengambil tindakan atau kebijakan, seperti mengirimkan surat tagihan, melakukan kunjungan langsung hingga penyerahan piutang macet ke KPKNL. c. Penagihan, telah dilakukan pendampingan oleh Urusan Penatausahaan PNBP

dengan maksud agar tagihan yang dikirimkan tepat sasaran dan tidak kepada pihak perorangan pemberi kerja, namun langsung kepada bagian keuangan pelanggan atau pemakai jasa. Sehingga tepat waktu penerimaan dapat ditingkatkan.

d. Validasi data pelanggan, Lemigas telah berusaha memperbaharui data kelengkapan pelanggan. Hal ini terus ditengkatkan sejak ditetapkannya sebagai satker BLU. Tujuannya agar penagihan tepat sasaran dan mengurangi kemungkinan piutang tak tertagih.

e. Pemisahan tugas, urusan penatausahaan PNBP telah melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penerbitan, pelaporan dan pembukuan, serta penagihan. Pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan piutang ini bertujuan untuk lebih memudahkan dalam proses

(3)

pengelolaan serta untuk mengurangi terjadinya kesalahan dan kecurangan, misalnya terdapat pembayaran tagihan, jika tugas bendahara penerima, pencatat dan penagih piutang dikerjakan oleh orang yang sama, bisa saja piutang yang berhasil ditagih tidak di-input atau dicatat dalam rekening perusahaan.

f. Kelemahan, dari hasil penelitian dilapangan terdapat beberapa temuan atas kemungkinan kelemahan yang terjadi pada Lemigas, diantaranya sebelum dan setelah penerapan BLU, Lemigas tidak melakukan penilaian atas pemberian kredit, sehingga dapat memungkinkan terjadinya hambatan dan kendala dalam penagihan. Selain itu masih terdapat beberapa kelemahan sistem pengelolaan piutang dimana pencatatan piutang masih dilaksanakan dalam bentuk manual tidak memakai sistem komputer pada umumnya untuk pengelolaan piutang, serta sistem pengelolaan kartu piutang pelanggan yang belum dibuat.

g. Penghapusan atau penyelesaian piutang tak tertagih. Dalam kasus ini, penulis mencoba menelusuri lebih dalam mengapa hal tersebut terjadi. Hasil yang didapatkan bahwa kelemahan pihak urusan penatausahaan PNBP dan Bidang/KP3 Teknologi dalam melakukan koordinasi internal dan dengan para pelanggan atau pemakai jasa.

7.1.2 Penilaian Efektivitas Pengelolaan Piutang yang Dijalankan Lemigas Pengukuran atas pengelolaan piutang dilakukan penulis untuk mengetahui sejauhmana pengelolaan piutang yang dilaksanakan oleh Lemigas sudah dijalankan secara efektif, khususnya dilihat dari perputaran piutang, rata-rata

(4)

pengumpulan piutang, rasio penagihan dan rasio tunggakan. Hasil didapat dari pengukuruan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perputaran piutang yang terjadi setelah penetapan BLU adalah sebanyak 3 kali, yang artinya dalam satu tahun piutang jasa teknologi berputar sebanyak 3 kali. Meskipun perputaran piutang setelah penerapan satker BLU lebih kecil 0,5 kali dari sebelum penerapan, hal ini tidak memperlihatkan adanya penurunan kinerja yang dilakukan. Selain itu, tingkat dan jumlah pelayanan jasa yang diberikan terus berkembang.

b. Rata-rata pengumpulan piutang, meskipun secara perhitungan terlihat belum dijalankan secara efektif. Namun dari hasil observasi di lapangan, pengelola urusan penatausahaan PNBP telah berusaha melakukan penagihan seperti penagihan tiap bulan dengan cara penagihan via pos, telepon dan datang langsung. Dibandingkan dengan hasil wawancara bahwa sebelum penetapan satker BLU, penagihan cenderung dilakukan lamban. Setelah penetapan, menjadi satker BLU, Lemigas cenderung lebih melakukan fokus pada perbaikan data-data pelanggan dan tata cara penagihan. Dan terlihat dari hasil perhitungan yang pada tahun 2013 merupakan titik tercepat waktu pengumpulan piutangnya.

c. Rasio penagihan, persentase rasio penagihan mengalami pergerakan yang berfluktuatif, namun kinerja penagihan yang terjadi pada Lemigas sudah cukup baik. Dimana rata-rata rasio penagihan per tahunnya adalah sebesar 77%. d. Rasio tunggakan, menggambarkan berapa jumlah piutang yang telah jatuh

(5)

dilakukan oleh LEMIGAS. Rata-rata rasio tunggakannya adalah sebesar 24% per tahun. Hal ini cenderung baik, terlebih dari rata-rata tersebut pada tahun 2013 rasio tunggakan ini berada pada angka 16% yang artinya kinerja pengelolaan piutang dilakukan perbaikan dan dijalankan secara membaik.

Setelah dilakukan evaluasi pengelolaan piutang yang dilakukan pada Lemigas terlihat bahwa pengelolaan yang dilakukan sudah cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari kinerja yang terus diperbaiki dan dikembangkan sehingga memberikan output yang diinginkan, yaitu dapat meminimalkan terjadinya piutang tak tertagih.

7.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan penelitian, dengan segala kerendahan hati, penulis mencoba memberikan rekomendasi pengelolaan piutang yang diterapkan pada Lemigas agar kinerjanya dapat lebih efektif antara lain: 1. Penilaian pemberian kredit, perlunya kebijakan mengenai pemberian kredit

untuk meminimalkan terjadinya piutang tidak tertagih kepada pelanggan atau pemakai jasa.

2. Keakuratan data pelanggan, koordinasi antara Urusan Penatausahaan PNBP dengan para Bidang/KP3 Teknologi harus lebih ditingkatkan. Hal ini untuk menghindari masalah penagihan dan untuk menjaga penerimaan.

3. Ketepatan penerimaan, ketepatan penerimaan berhunbungan dengan penerimaan yang belum teridentifikasi. Agar penerimaan dapat teridentifikasi dan lebih terkoordinasi, Lemigas harus dapat bekerjasama dengan pihak Bank untuk membahas mengenai mekanisme pembayaran dari pelanggan atau

(6)

pemakai jasa teknologi melalui bank. Kiranya ada suatu kerjasama dengan bank dengan cara pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan harus lengkap mencantumkan nomor tagihan, keterangan pelanggan, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mengamankan penerimaan-penerimaan dari pelanggan atau pemakai jasa. Sehingga uang tersebut dapat jelas dipertanggungjawabkan. 4. Kebijakan terkait penyerahan dan penghapusan piutang oleh negara, piutang

tak tertagih merupakan suatu kendala bagi Lemigas dalam menjalankan kinerjanya. Dari data yang didapat dilapangan, masih terdapat piutang tak tertagih yang belum ada penyelesaiannya. Untuk itu perlu dibentuk suatu kebijakan untuk tindak lanjut piutang bermasalah, serta ada kiranya pertimbangan untuk memberikan batasan kredit bagi pelanggan atau pemakai jasa yang masih memiliki piutang.

5. Penerapan sistem dan prosedur yang telah ada, perlu diterapkan secara konsisten, sehingga setiap bagian yang terkait memiliki perhatian dan tanggung jawab pada tugasnya masing-masing.

6. Ketegasan dalam pemberian sanksi denda keterlambatan, hal ini perlu dilakukan oleh Lemigas dengan maksud dan tujuan sebagai sarana meningkatkan kepatuhan bagi para pelanggan atau pemakai jasa teknologi dan meminimalkan terjadinya kerugian atas piutang tidak tertagih.

7. Ketegasan dalam peraturan penerbitan dan penagihan piutang, pendampingan penagihan yang dilakukan oleh Lemigas merupakan suatu cara yang telah dilakukan untuk meminimalkan terjadinya keterlambatan dan kehilangan penerimaan. Namun agar lebih terkoordinasi, perlu adanya ketegasan dari

(7)

pengelola urusan penatausahaan PNBP dan Bidang/KP3 Teknologi mengenai pembagian tugas yang jelas.

8. Reviu mengenai pengelolaan piutang, kegiatan penatausahaan PNBP yang telah dilakukan, ada baiknya dapat diriviu setiap bulannya. Agar dapat memperbaiki kekurangan yang mungkin terjadi dalam pengelolaan piutang.

7.3 Keterbatasan

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini:

1. Terdapat data yang sifatnya tidak dapat dipublikasikan, sehingga penulis terpaksa harus menyamarkan dan menutupi sebagian data yang tidak dapat dipublikasikan tersebut.

2. Penerapan Pola PK-BLU pada Lemigas yang cenderung baru, sehingga banyak pegawai Lemigasyang belum memahami sepenuhnya makna Pola PK-BLU. Selain itu kebijakan mengenai Pola PK-BLU masih dalam tahap penyempurnaan oleh Pemerintah, sehingga penulis harus memperkaya ilmu pengetahuan khususnya mengenai kebijakan dalam penerapan Pola PK-BLU.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menentukan arahan pengembangan komoditas apel melalui konsep agroindustri di Kecamatan Bumiaji Kota Batu agar dapat

Kemudian,dengan menggunakan analisis anova 2x2 (General Linier Models) SPSS 22 IBM for Windows dan menggunakan MS.Excel ditemukan bahwa Modifikasi Task-based

Penyandingan nama sponsor dengan kegiatan Ya - - - Ad-lip oleh MC saat acara Ya Ya Ya Tidak Ad-lip dalam media Elektronik Ya Ya Ya Tidak Stand untuk mempromosikan produk

tertuduh dusta, dan hadits tersebut tidak diketahui kecuali hanya pada melalui jalannya 14. Pada umumnya seorang perawi yang tertuduh dusta adalah karena ia

Berdasarkan temuan di lapangan melalui survei terhadap sampel yang terdiri atas 400 guru kelas IV dan V serta 1200 grup peserta didik dari 10 UPT yang ada di lima

Gordon dan Milakovich (1995:6), mendefinisikan pentadbiran awam sebagai segala proses, organisasi, dan individu yang terlibat dalam perlaksanaan undang-undang dan peraturan

a) Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah

Sedangkan dari hasil uji statistik yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan adalah nilai stabilitas dan marshall quotient pada prosentase penambahan serbuk karet ban