• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF

Betty Purwaningtyas

Akademi Kebidanan Pamenang Pare, Kediri

ABSTRAK

Keluhan nyeri yang merupakan suatu keluhan umum dari ibu bersalin tersebut sering dianggap sebagai hal yang biasa, sehingga perhatian yang diberikan oleh bidan tidak cukup memuaskan di mata pasien (Yuliatun, 2008 : 33). Salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan adalah kompres hangat dan kompres dingin pada daerah punggung (Yanti, 2008 : 126). Penelitian ini adalah

pre-eksperimental dengan menggunakan design Cross sectional. Populasi yang

digunakan adalah seluruh ibu bersalin dengan pemilihan sampel dengan cara Purposive sampling. Data dikumpulkan dengan observasi, kemudian di analisis dengan menggunakan uji man-withney (U-Test). Dari 30 responden dapat diketahui bahwa responden yang diberikan kompres hangat sebagian besar mengalami nyeri sedang dan tidak ada satupun yang mengalami nyeri berat. Sedangkan pada responden yang diberi kompres dingin separuh responden mengalami nyeri sedang dan masih ada responden sebanyak 26,7% mengalami nyeri berat. Dari hasil analisis menggunakan korelasi Mann-Whitney diketahui : Sig(p)=0,041 ,α=5%=0,05, sig(p)< α maka Ho ditolak berarti ada perbedaan nyeri kelompok kompres hangat dan kompres dingin. Melihat hasil penelitian ini maka disimpulkan bahwa ada Perbedaan kompres hangat dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pada proses persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSUD pare. Dengan bukti ibu yang diberikan kompres hangat intensitas nyerinya lebih berkurang dari pada ibu yang diberikan kompres dingin.

Kata kunci : Kompres hangat, kompres dingin, nyeri persalinan

ABSTRACT

The pain is a common complaint of women giving birth is often regarded as a matter of course, so that the attention given by the midwives are not quite satisfactory in the eyes of patients (Yuliatun, 2008: 33). A method that can cope with the pain of labor is a method that is often used to deal with the pain of labor is a warm compress and cold compress on the area of the back (Yanti, 2008: 126). Warm compresses and cold compresses is one of non-pharmacological methods will be undertaken to reduce labor pain. This study was pre-experimental design with use Cross sectional. The population used is purposive sampling. Data were collected by observation, then in the analysis by using man-Whitney test (U-test). Of the 30 respondents were given a warm compress over 15 and 15 were given a cold compress. Were given a warm compress as much as 3 respondents (20.0%) mild pain, which was given a cold compress as much as 3 respondents (20.0%) mild pain, a warm compress as much as 12 respondents (80.0%) moderate pain, which was given a cold compress by 8 respondents (53.3%) moderate pain, which was given a warm compress as much as 0 respondents (0%) severe pain, which was given a cold compress by 4 respondents (26.7%) severe pain. From the results of the correlation analysis using the Mann-Whitney known: Sig (p) = 0.041, α = 5% = 0.05, sig (p) <α then Ho is rejected means no group differences in pain warm compresses and cold compresses. So it can be concluded based on the results of cross

(2)

tabulation is no difference in warm compress and cold compress to the intensity of pain in the active phase of the first stage of labor in women giving birth at hospitals pare. With evidence that the mother was given a warm compress over reduced pain intensity than women given a cold compress.

(3)

PENDAHULUAN

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan, kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Nyeri persalinan merupakan suatu rasa nyeri yang dialami oleh semua ibu bersalin, namun rasa nyeri tersebut berbeda-beda antara individu yang lainnya ( Yuliatun, 2008 : 32).

Keluhan nyeri yang merupakan suatu keluhan umum dari ibu bersalin tersebut sering dianggap sebagai hal yang biasa, sehingga perhatian yang diberikan oleh bidan tidak cukup memuaskan di mata pasien ( Yuliatun, 2008 : 33 ). Suatu metode yang dapat mengatasi rasa nyeri persalinan yaitu metode yang sering di gunakan untuk menangani rasa nyeri persalinan adalah kompres hangat dan kompres dingin pada daerah punggung (Yanti, 2008 : 126). Kompres hangat dan kompres dingin merupakan salah satu metode non farmakologi yang di lakukan untuk mengurangi nyeri persalinan.

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Bonica terhadap 2.700 parturien di 212 pusat obstetric dari 36 negara menemukan bahwa persalinan yang berlangsung tanpa nyeri 15%,

persalinan dengan nyeri sedang 30%, persalinan di sertai dengan nyeri hebat 35%, dan persalinan dengan nyeri yang sangat hebat 20%. (Handaya dalam Murhadi, 2006 : 79).

Nyeri adalah proses alamiah dalam persalinan. Apabila tidak dilatasi dengan baik akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan kecemasan karena kurangnya pengetahuan dan belum adanya pengalaman pada ibu saat menghadapi persalinan sehingga produksi hormon adrenalin meningkat. pada kala I fase aktif ini biasanya ibu merasa nyeri yang hebat.

Metode non farmakologi dapat mengatasi rasa nyeri dengan efektif, salah satunya yaitu metode pereda nyeri menggunakan kompres hangat dan kompres dingin. Bidan bisa memberikan langsung atau menganjarkan kepada ibu bersalin sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri pada proses persalinan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Perbedaan Kompres Hangat dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Pada Proses Persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSUD Pare Tahun 2013.

(4)

METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis analitik korelasional. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April- Mei 2013 dan tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Ruang bersalin di RSUD Pare kabupaten Kediri Tahun 2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUD pare Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Pada penelitian ini sample yang diambil adalah ibu bersalin di RSUD pare Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.

Variabel bebas dari penelitian ini adalah kompres hangat dan kompres dingin, sedangkan variabel terikatnya adalah intensitas nyeri persalinan kala I.

Pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan pada responden dengan alat atau fasilitas pada waktu penelitian menggunakan suatu metode Observasi untuk intensitas nyeri persalinan kala I. Dalam penelitian ini menggunakan Checklist yang terdiri dari 10 item observasi dengan model jawaban iya dan tidak.

Indikator pemberian kompres hangat, lamanya 20 menit, tempat bagian punggung, suhu 40-500C. Pemberian kompres dingin, lamanya 20 menit, tempat bagian punggung.

Data yang akan terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data, Setelah data terkumpul melalui skala nyeri kemauan dilakukan pengelolahan data menggunakan uji statistic

Mann-Whitney ( U-Test) berlaku untuk kasus 2

sampel dengan skala ordinal.

HASIL PENELITIAN 1. Data umum

A. Karakteristik responden

berdasarkan usia

Diagram 4.1 : Distribusi

frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di RSUD Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan diagram 4.1. diatas, mayoritas responden berusia 26-30 tahun sebanyak 12 responden (40%), minoritas

(5)

berusia 36-40 tahun sebanyak 2 responden (7%).

B. Karakteristik berdasarkan pendidikan

Diagram 4.2 : Distribusi

frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di RSUD Kabupaten Kediri Tahun 20133

Berdasakan 4.2 diatas mayoritas pendidikan responden SMA sebanyak 14 responden (46,7 %) , minoritas pendidikan responden SD sebanyak 3 responden (10 %) C. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Diagram 4.3 : Distribusi

frekuensi karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan di RSUD Kabupaten Kediri Tahun 2013 .

Berdasarkan diagram 4.3. diatas, mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 19 responden (63,3%) dan minoritas responden memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 4 responden (13,3%).

2. Data Khusus

a. Intensitas Nyeri Pada Ibu bersalin yang dilakukan Kompres Hangat Tabel 4.1 : Distribusi

Frekuensi Intensitas Nyeri Pada Ibu bersalin yang dilakukan Kompres Hangat di RSUD Pare kabupaten Kediri Tahun 2013

No Intensitas Nyeri F (%)

1 Nyeri Ringan 3 20,0

2 Nyeri Sedang 12 80,0

3 Nyeri Berat 0 0

Total 15 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang diberikan kompres hangat sebagian besar (80%) mengalami nyeri sedang dan tidak ada responden (0%) yang mengalami nyeri berat

(6)

b. Intensias Nyeri Pada Ibu bersalin yang dilakukan Kompres Dingin Tabel 4.2 : Distribusi

Frekuensi Intensitas Nyeri Pada Ibu bersalin yang dilakukan Kompres Dingin di RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang diberi kompres dingin sebagian besar (53,3%) mengalami nyeri sedang, namun ada sebagian kecil (26,7%) yang mengalami nyeri berat.

c. Tabulasi silang Perbedaan kompres hangat dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pada proses persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSUD Kabupaten kediri tahun 2013 Tabel 4.3 Tabulasi silang Perbedaan kompres hangat dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pada proses persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSUD Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang diberi kompres hangat sebagian besar mengalami nyeri sedang dan tidak ada satupun respon yang mengalami nyeri berat, pada respon yang diberi kompres dingin sebagian besar 8 responden (53,3%) mengalami nyeri sedang, masih ada sebagian kecil 4 responden (26,7%) mengalami nyeri berat.

d. Analisa Data

Tabel 4.4 Hasil Analisa

Data Perbedaan Kompres Hangat dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Pada Proses Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin di RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Perbedaan Kompres Hangat Dan Kompres Dingin

Terhadap Intensitas Nyeri Z Signifikasi -2,102 0,041α N o Kelompok Katagori Nyeri Kompres hangat Kompres dingin Jumlah F % F % F % 1 Nyeri ringan 3 20 3 20 6 20 2 Nyeri sedang 12 80 8 53 20 66,7 3 Nyeri berat 0 0 4 26, 7 4 13,3 Jumlah 15 100 15 100 30 100 No Intensitas Nyeri F (%) 1 Nyeri Ringan 3 20,0 2 Nyeri Sedang 8 53,3 3 Nyeri Berat 4 26,7 Total 15 100

(7)

Berdasarkan Tabel 4.4 Hasil analisa data dengan uji

mann-whitney menggunakan SPSS

diperoleh Sig (p) = 0,041 ,α =5%=0,05, sig(p)< α maka Ho ditolak jadi kesimpulannya ada Perbedaan Kompres Hangat dan

Kompres Dingin Terhadap

Intensitas Nyeri Pada Proses Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin di RSUD Pare

Kabupaten Kediri Tahun

2013,pada kompres hangat tidak terjadi nyeri berat, pada kompres dingin terjadi nyeri berat sejumlah 4 responden (26,7%).

PEMBAHASAN

1. Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin yang dilakukan Kompres Hangat

Sesuai dengan teori gate control bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan deta-A berdiameter kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres menggunakan air hangat akan meningkatkan aliran darah, dan

meredakan nyeri dengan

menyingkirkan produk-produk

inflamasi, seperti bradikinin,

histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Stimulus ini akan merangsang serat saraf menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan ke otak dihambat.

Menurut pendapat peneliti tingkat nyeri dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,kultur, makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping, support keluarga.

Berdasarkan karakteristik menurut kelompok umur sebagian besar 26-30 tahun sebanyak 6

responden (20%). Perbedaan

perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat

mempengaruhi bagaimana ibu

bersalin bereaksi terhadap nyeri. (Potter, 2005:1511).

Jadi kesimpulan dari penelitian diatas, bahwa intensitas nyeri seseorang itu tidak sama karena respon nyeri dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,kultur, makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping, support

keluarga. Tidak menutup

kemungkinan bahwa faktor-faktor respon nyeri tersebut sangat berpengaruh terhadap intensitas nyeri.

(8)

Jadi diharapkan tenaga kesehatan untuk selalu menganjurkan keluarga mendampingi ibu dan memberikan support keluarga dan

kemampuan saat menjelang

persalinan..

2. Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin yang dilakukan Kompres Dingin

Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri (Price, 2005).

3. Perbedaan Kompres Hangat dan Kompres Dingin

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistik Mann-Whitney didapatkan adanya perbedaan antara kompres hangat dan kompres dingin pada intensitas nyeri, signifikasi 0,041, α = 0,05 dengan istilah lain 0,041 < 0,05 H0 ditolak berarti ada perbedaan nyeri kelompok kompres hangat dan kompres dingin. Pada kompres hangat

tidak terjadi nyeri berat, pada kompres dingin terjadi nyeri berat sejumlah 4 responden (26,7%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat dari tabulasi silang ada perbedaan kompres hangat dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pada proses persalinan kala I aktif pada ibu bersalin di RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013, pada kompres hangat tidak terjadi nyeri berat pada kompres dingin terjadi nyeri berat sejumlah 4 responden (26,7%).

Jadi kesimpulan dari

penelitian diatas,bahwa intensitas nyeri seseorang itu tidak sama dan

faktor-faktor respon nyeri

dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,kultur, makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping, support keluarga.tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor respon nyeri tersebut sangat berpengaruh terhadap intensitas nyeri.

Jadi diharapkan tenaga kesehatan untuk selalu menganjurkan keluarga mendampingi ibu dan memberikan support keluarga dan

kemampuan saat menjelang

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Ada Perbedaan Antara

Kompres Hangat dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri pada Proses Persalinan Kala I Fase Aktif. Hasil analisa signifikasi 0,041 < 0,05 H0 ditolak berarti ada perbedaan nyeri kelompok kompres hangat dan kompres dingin.

B. Saran

1) Bagi Peneliti salanjutnya

Diharapkan kegiatan

penelitian ini dapat

meningkatkan pengetahuan, pemahaman, wawasan dalam

mengembangkan dan

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan serta sebagai pengalaman belajar dalam proses penelitian.

2) Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan responden dapat meningkatkan pemahaman ibu bersalin tentang perbedaan kompres hangat dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri pada proses persalinan. Maka melihat hasil penelitian kompres

hangat lebih baik dibandingkan dengan kompres dingin.

3) Bagi Lokasi Penelitian

Pemberian Kompres

Hangat menjadi salah satu masukan dalam permasalahan terhadap penanganan nyeri persalinan.

4) Bagi Institusi

Diharapkan hasil

penelitian ini dapat menambah literature perpustakaan dan dalam bimbingan serta konseling pada ibu bersalin . disarankan pula

untuk menyebarluaskan

penelitian ini sebagai bahan

bacaan bagi mahasiswa

kebidanan selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz.2009. Metode Penelitian

Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Anas,T.(2006). Konsep dan

penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC

Baety Aprilia Nurul. (2012). Kehamilan

dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan.

(10)

Batbual, B. (2010). Hypnosis Hypnobirthing Nyeri Persalinan dan Berbagai Metode Penanganannya.

Yogyakarta : Gosyen

publishing

Helen,Varney.2009.Asuhan

Kebidanan.Jakarta : EGC

Hidayat Alimul Aziz. (2004). Buku Saku

Praktikum kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC

Judha Mohammad dkk.( 2012. ). Teori

Pengukuran Nyeri Persalinan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Notoatmodjo, S.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta ____________. 2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka Cipta

Nursalam dan Siti Pariani (2008).

Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: salemba

Medika

Nursalam. (2011). Pedoman Skripsi,

Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Rohani dkk. (2011). Asuhan Kebidanan

Pada Masa Persalinan.

Jakarta : Salemba Medika Simkin, P .et.all. (2008). Buku Saku

Persalinan. Jakarta : EGC

Sugiono. (2011). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D : Bandung : Alvabeta

Uliyah Musrifatul. (2009). Ketrampilan

Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika

Yuliatun, L. (2010). Penanganan Nyeri

Persalinan dengan Metode Non Farmakologi. Malang : Bayumedia

Gambar

Diagram 4.2 :  Distribusi
Tabel 4.4   Hasil  Analisa  Data  Perbedaan  Kompres  Hangat  dan  Kompres  Dingin  Terhadap  Intensitas  Nyeri  Pada  Proses  Persalinan  Kala  I  Fase  Aktif  Pada  Ibu  Bersalin  di  RSUD  Pare  Kabupaten Kediri Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Rangsang nyeri yang digunakan pada metode ini berupa hot-plate yang panas dengan suhu suhu 55 ± 0,5 ºC dimana kaki mencit diletakkan ke atas hot-plate, maka nanti mencit

Kemerahan (rubor), kemerahan terjadi pada tahap pertama inflamasi (Kee dan Hayes, 1993). Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai darah itu melebar,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan mengenai pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, Harga, Loyalitas Konsumen terhadap Kepuasan Konsumen Zara di Kota Bandung,

Penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran orang lain yang pasif selama subjek mengalami nyeri memiliki pengaruh yang rendah terhadap pengalaman nyeri yang

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi gambar/video yang disajikan oleh guru sehingga memunculkan berbagai pertanyaan dari peserta didik

1) Lebih dari sebagian ibu bersalin mengalami nyeri berat pada persalinan kala I fase aktif sebelum dilakukan kompres dingin. 2) Hampir seluruh ibu bersalin

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk budaya organisasi dan komitmen organisasi ialah sebesar