iv
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS SEBAGAI SAKSI KORBAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DIKAITKAN DENGAN HUKUM PEMBUKTIAN DAN PERLINDUNGAN
HAK ASASI MANUSIA
Abstrak
Perlindungan, pengakuan yang sama di depan hukum serta peradilan yang adil guna mendapatkan kepastian hukum adalah hak asasi bagi setiap manusia, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas banyak yang tidak dapat merasakan keadilan dan merasa tidak diakui di depan hukum karena mereka mengalami kesulitan apabila akan memberikan kesaksian dalam proses peradilan pidana. Ketentuan mengenai kesaksian yang diberikan oleh saksi penyandang disabilitas khususnya tuna rungu wicara sebenarnya sudah diatur dalam KUHAP, namun pada kenyataannya ketentuan tersebut belum diimplementasikan dengan baik. Meskipun Indonesia telah meratifikasi Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas) melalui Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tetapi hak-hak penyandang disabilitas tidak mendapat perhatian yang memadai dan perlindungan hukum yang sesuai, terutama terkait isu pelecehan seksual dimana dalam kasus tersebut para pelaku tidak diproses karena keterangan saksi korban tidak dimengerti oleh aparat penegak hukum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kesaksian yang diberikan oleh penyandang disabilitas dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila ditinjau dari KUHAP dan prinsip fair trial (peradilan yang adil) serta bagaimana penerapan hukum bagi penyandang disabilitas yang menjadi saksi korban tindak pidana apabila ditinjau dari viktimologi dan hak asasi manusia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif. Dilanjutkan dengan metode pengumpulan data dengan cara pengkajian dokumen, peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan wawancara.
v
JURIDICAL REVIEW ON PEOPLE WITH DISABILITIES AS VICTIM AND WITNESS IN CRIMINAL PROCEDURAL PROCESS WITH REGARDS
TO LAW OF EVIDENCE AND HUMAN RIGHTS
Abstract
Protection, equality before the law and fair trial in order to obtain legal certainty is a basic rights for every human being, with no exception to persons with disabilities. There are many persons with disabilities who cannot enjoy justice and equality before the law due to difficulties in giving testimony in criminal justice process. Nevertheless, regulation conserning testimony by people with disabilities particularly deaf has been stipulated in the Code of Criminal Prosedural Law (KUHAP). Yet, these provision has not been implemented well. Although Indonesia has ratified the Convention on the Right of Persons with Disabilities through Law Number 19 Year 2011, the rights of persons with disabilites do not receive adequate attention and legal protection accordingly, especially related to the issue of sexual harassment where in such cases the perpetrators are not processed because the victim witness’ testimony is not understood by law enforcement officers. This research aims to determine whether the evidence given by persons with disabilites can be used as legal evidence based on KUHAP and the principle of fair trial. Furthermore, to analyze the law enforcement for persons with disabilites based on victimology and human rights.
This research using descriptive metedology with normative juridical approach. Proceed with the method of data collection by analyzing documents, legislations, books and interviews.