• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN HASIL BELAJAR “MEMBUAT POLA KEMEJA DI ATAS KAIN” PADA PEMBUATAN POLA KEMEJA KONFEKSI DALAM PRAKTEK KERJA LAPANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN HASIL BELAJAR “MEMBUAT POLA KEMEJA DI ATAS KAIN” PADA PEMBUATAN POLA KEMEJA KONFEKSI DALAM PRAKTEK KERJA LAPANGAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN HASIL BELAJAR “MEMBUAT POLA KEMEJA DI ATAS

KAIN” PADA PEMBUATAN POLA KEMEJA KONFEKSI DALAM PRAKTEK

KERJA LAPANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh

SRI WAHYUNI 0902730

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Kemeja Konfeksi Dalam Praktek Kerja

Lapangan

Oleh

Sri Wahyuni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Sri Wahyuni 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SRI WAHYUNI

PENERAPAN HASIL BELAJAR “MEMBUAT POLA KEMEJA DI ATAS

KAIN” PADA PEMBUATAN POLA KEMEJA KONFEKSI DALAM PRAKTEK

KERJA LAPANGAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. Arifah A.Riyanto, M.Pd

19460829 197501 2 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Astuti, M.Pd

19601205 198703 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Dra. Hj. Tati Abas, M.Si

(4)
(5)

i

1. Tinjauan Mata Pelajaran Membuat Pola Kemeja Di Atas Kain ... 7

2. Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Di Atas Kain Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ... 42

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

iii

2.18 Contoh Pembuatan Pola Kemeja Lengan Panjang Di Atas Kain lebar kain 150cm ... 31

2.19 Contoh Pembuatan Pola Kemeja Lengan Panjang Di Atas Kain lebar kain 115cm ... 33

2.20 Contoh Pembuatan Pola Kemeja Lengan Panjang Di Atas Kain lebar kain 90cm ... 33

2.21 Kemeja motif kotak-kotak... 34

2.22 Contoh Pembuatan Pola Kemeja Corak Kotak-Kotak Di Atas Kain lebar kain 150cm ... 35

2.23 Kemeja Lengan Pendek Dengan Kerah Shiler ... 36

2.24 Contoh Pembuatan Pola Kemeja Pendek Dengan Kerah Shiler Di Atas Kain lebar kain 150cm ... 38

2.25 Kemeja Lengan Panjang Bermanset ... 39

2.26 Contoh Pembuatan Pola Kemeja Lengan Panjang Bermanset Di Atas Kain lebar kain 150cm ... 41

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Data penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain ditinjau dari kompetensi dasar dalam menentukan ukuran pada

pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan ... 106 4.2 Data penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain

ditinjau dari kompetensi mempersiapkan dan menggunakan alat untuk

membuat pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan ... 108 4.3 Data penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain

pada pembuatan pola kemeja konfeksi ditinjau dari membuat pola di atas kain dengan efisien sesuai dengan tanda pola dan teknik yang digunakan pada pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah menengah kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

yang diselenggarkan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta

mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan

mengembangkan sikap professional.

SMK Pariwisata Negeri 3 Bandar Lampung merupakan salah satu lembaga

pendidikan kejuruan yang menghasilkan tenaga kerja terampil tingkat menengah

dalam lingkup Direktorat Menengah Kejuruan. SMK Pariwisata Negeri 3 Bandar

Lampung memiliki beberapa keahlian, yaitu program Perhotelan, Unit Jasa

Pariwisata, Tata Boga, Tata Busana dan Tata Kecantikan.

Program Keahlian Tata Busana memiliki tujuan membekali peserta didik

dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam pembuatan busana dan

mengelola usaha di bidang busana seperti yang tercantum dalam kurikulum SMK

(2004 : 1) yaitu :

Secara khusus tujuan program Keahlian Tata Busana adalah membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten : 1. Mengukur, membuat pola menjahit dan menyelesaikan busana

2. Memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat 3. Menggambar macam-macam busana sesuai kesempatan 4. Menghias busana sesuai desain

5. Mengelola usaha di bidang busana

Realisasi dari tujuan di atas, maka program keahlian tata busana SMK Negeri 3

Bandar Lampung pada saat ini membekali peserta didik dengan sejumlah mata

pelajaran yang meliputi kelompok mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif.

Salah satu mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran produktif adalah mata

pelajaran membuat pola busana di atas kain yang diberikan pada semester IV.

Standar kompetensi membuat pola busana di atas kain dilaksanakan pada

tingkat XI semester IV, disajikan dalam bentuk teori 30 % tentang pengenalan dan

(10)

pembuatan pola busana di atas kain. Kompetensi dasar membuat pola busana di

atas kain, sebagaimana tercantum dalam silabus kompetensi keahlian tata busana

SMK Negeri 3 Bandar Lampung (2009:43) yaitu :

a. Menentukan ukuran badan sipemakai

b. Mempersiapkan dan menggunakan alat untuk membuat pola di atas kain c. Membuat pola di atas kain dengan efisien sesuai dengan teknik yang

digunakan

d. Memeriksa bagian pola sesuai dengan ukuran sipemakai dan komponen pola yang disiapkan untuk digunting.

Tujuan yang diharapkan dari standar kompetensi membuat pola busana di

atas kain yaitu peserta didik memiliki kemampuan pengetahuan, sikap dan

keterampilan dalam membuat pola busana di atas kain.

Mata pelajaran membuat pola busana di atas kain secara garis besar

membahas tentang teknik pembuatan pola busana kemeja pria dan blus wanita.

Membuat pola kemeja pria di atas kain menjadi salah satu kompetensi yang harus

dikuasai oleh peserta didik sebagai bekal untuk praktek kerja lapangan di

konfeksi..

Materi yang diajarkan pada pembuatan pola kemeja di atas kain meliputi

cara menentukan ukuran badan, alat untuk membuat pola kemeja pria di atas kain,

dan teknik membuat pola kemeja pria di atas kain yang dikerjakan sesuai dengan

prosedur yang berlaku di konfeksi. Pembuatan pola kemeja di atas kain

mempunyai kelebihan yaitu proses pengerjaannya lebih efektif, sistem

pembuatannya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat, tenaga yang

diperlukan lebih hemat, dan menggunakan ukuran standar.

Peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran membuat pola kemeja

pria di atas kain dengan sungguh-sungguh, akan mendapatkan nilai positif berupa

perubahan tingkah laku yang disebut hasil belajar. Hasil belajar adalah susunan

kecakapan yang dapat dicapai peserta didik setelah melalui proses belajar dalam

kurun waktu tertentu, yang di ikuti oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada

siswa yang mengalaminya. Perubahan tingkah laku mencangkup tiga aspek yaitu

aspek kognitif, afektif dan psikomotor, seperti yang diungkapkan oleh Nana

(11)

3

Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui proses belajar mengajar. Perubahan sebagai hasil belajar ditunjukan dalam bentuk seperti pengetahuannya, pemahamannya, sikapnya, tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapannya, dan kemampuan daya reaksinya, daya penerimanya, dan aspek lain yang pada pada individu.

Hasil belajar dari mata pelajaran membuat pola kemeja di atas kain yang

diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik dalam kemampuan kognitif, afektif

dan psikomotor yaitu kemampuan kognitif antara lain mengetahui dan memahami

untuk menentukan ukuran badan, dalam kemampuan afektif dapat berupa sikap

yang tepat dalam menggunakan alat pada pembuatan pola kemeja pria di atas

kain, sedangkan kemampuan psikomotor berasal di dalamnya kemampuan dalam

teknik membuat pola kemeja pria di atas kain yang dikerjakan sesuai dengan

prosedur yang berlaku di konfeksi.

Hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain diharapkan dapat

diterapkan oleh peserta didik pada pembuatan pola kemeja konfeksi dalam

praktek kerja lapangan. Praktek kerja lapangan merupakan suatu program sekolah

yang wajib dilaksanakan oleh semua peserta didik SMK, untuk mengaplikasikan

materi-materi yang diajarkan di sekolah ke dunia nyata yaitu dunia industri yang

secara langsung akan terjun bekerja di lapangan.

Praktek kerja lapangan yang diprogramkan oleh SMK Pariwisata Negeri 3

Bandar Lampung dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah. Fokus dari penelitian

ini adalah praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di dalam sekolah, difokuskan

untuk memproduksi kemeja pria dengan sistem konfeksi, untuk memenuhi

keperluan seragam sekolah bagi siswa baru yang diterima di SMK Pariwisata

Negeri 3 Bandar lampung.

Peserta didik yang melaksanakan praktek kerja lapangan di dalam sekolah

harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menentukan ukuran badan,

menggunakan alat untuk pembuatan pola kemeja pria di atas kain, membuat pola

kemeja pria di atas kain dan menjahit kemeja dengan sistem konfeksi. Sistem

kerja dalam pembuatan suatu produk di konfeksi bisa dilakukan secara borongan

atau dengan sistem ban berjalan, yaitu pengerjaan suatu produk yang dilakukan

(12)

Uraian tersebut menjadi titik tolak penulis dalam melakukan penelitian

mengenai Penerapan Hasil Belajar “Membuat Pola Kemeja Di Atas Kain” Pada Pembuatan Pola Kemeja Konfeksi dalam Praktek Kerja Lapangan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah perlu ditentukan terlebih dahulu untuk memudahkan dan

mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah :

a. Hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain dari kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotor yang meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan

dalam menentukan ukuran badan pria, dan alat untuk pembuatan pola kemeja

pria di atas kain, serta teknik membuat pola kemeja pria di atas kain yang

dapat diterapkan pada pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja

lapangan.

b. Pembuatan pola kemeja konfeksi di atas kain pengerjaannya memerlukan

kecermatan dan ketelitian, serta menggunakan ukuran standar.

c. Praktek kerja lapangan adalah pelatihan yang dilakukan di luar kelas sebagai

penerapan dan perbandingan antara pekerjaan nyata yang ada di dunia industri

dengan teori yang telah didapat di dalam kelas.

Setelah mengidentifikasi permasalahan seperti yang di uraikan di atas,

maka diperlukan perumusan masalah sebagai langkah awal untuk memperjelas

ruang lingkup penelitian dan bagian pokok dari kegiatan penelitian. Sugiono

(2006:39) menyatakan bahwa “Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan

yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Rumusan Masalah yang dimaksud adalah bagaimana penerapan hasil

belajar membuat pola kemeja di atas kain pada pembuatan pola kemeja konfeksi

(13)

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang :

1. Penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain ditinjau dari

kompetensi dasar dalam menentukan ukuran badan dalam praktek kerja

lapangan.

2. Penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain ditinjau dari

kompetensi dasar mempersiapkan dan menggunakan alat untuk membuat pola

di atas kain dalam praktek kerja lapangan.

3. Penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain ditinjau dari

kompetensi dasar membuat pola kemeja di atas kain pada pembuatan kemeja

konfeksi dalam praktek kerja lapangan.

Penerapan hasil belajar pembuatan pola kemeja di atas kain dari

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang meliputi menentukan ukuran

badan, alat untuk membuat pola kemeja pria di atas kain, dan teknik membuat

pola kemeja pria di atas kain pada pembuatan pola kemeja konfeksi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, baik secara teoritis dan praktis. Manfaat yang dapat diperoleh dalam

penelitian ini antara lain:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

mengembangkan ilmu dan memperkaya kepustakaan ilmiah serta sebagai evaluasi

dalam perbaikan dan penambahan materi mengenai pembuatan pola kemeja di

atas kain yang akan diajarkan pada tahun berikutnya.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bahwa

manfaat hasi belajar membuat pola kemeja di atas kain dapat dijadikan bekal dan

(14)

lapangan sehingga peserta didik memiliki kompetensi kerja yang produktif dalam

membuat pola kemeja.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi ini terdiri dari lima bab yaitu : Bab I Pendahuluan,

mencangkup Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat / Signifikasi Penelitian dan Struktur Organisasi. Bab II

Kajian pustaka mengenai Tinjauan Pembelajaran pembuatan pola kemeja dengan

teknik di atas kain, Hasil Belajar pembuatan pola kemeja dengan teknik di atas

kain, Hasil Belajar pembuatan pola kemeja dengan teknik di atas kain dalam

pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan. Bab III Metode

Penelitian mencangkup Lokasi, dan Sampel, Metode Penelitian, Definisi

Operasional, Instrument Penelitian, Proses Pengembangan Instrument, Teknik

Pengumpulan Data dan Analisis Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(15)

51 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan guna memperoleh

data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian ini bertempat di SMK N 3

Bandar Lampung, jl.Cut Mutia No.21 Teluk Betung Bandar Lampung, Lampung.

Lokasi ini dipilih dengan tujuan agar memudahkan peneliti mengumpulkan

responden secara langsung dan bersama-sama dikarenakan peneliti alumni di

SMK tersebut, dengan harapan akan memudahkan melakukan penelitian.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber

yang dapat dipercaya, agar data dan informasi tersebut digunakan untuk

menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis. Sugiono (2009:117) memberikan pengertian bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri objek atau subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diterik kesimpulannya”. Populasi

dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK N 3 Bandar Lampung tingkat XI

tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 76 orang peserta didik dan telah

mengikuti pelajaran pembuatan pola busana di atas kain.

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sampel yang ditentukan dengan tujuan tertentu, yaitu sampel purposif berjumlah

30 orang yang melaksanakan praktek kerja lapangan di dalam sekolah, sesuai

dengan pendapat Winarno Surakhmad (2004:101), bahwa : “Sampel purposif,

yakni yang ditarik dengan sengaja (non random) karena alasan-alasan

(16)

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitik yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran pemecahan masalah yang

terjadi pada masa sekarang. Metode tersebut sejalan dengan yang dikemukakan

oleh Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2001: 44) bahwa penelitian deskriptif yaitu “Penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data”.

Ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (2004:140)

adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masa-masa yang actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini disebut deskriptif analitik.

Metode deskriptif analitik dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh jawaban atas masalah yang ada pada masa sekarang dengan

menggunakan, menyusun, menjelaskan dan menganalisis data tentang penerapan

hasil belajar pembuatan pola kemeja di atas kain pada pembuatan produk konfeksi

dalam praktek kerja lapangan peserta didik tingkat XI tahun ajaran 2010/2011

program keahlian tata busana SMK N 3 Bandar Lampung.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan dalam penelitian sebagai upaya untuk

menghindari salah pengertian tentang istilah-istilah yang digunakan dalam

penelitian, khususnya istilah yang ada pada judul skripsi ini. Istilah-istilah tersebut

sebagai berikut :

1. Penerapan Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria di Atas Kain

a. Penerapan adalah “ Kemampuan menggunakan atau menfasirkan suatu bahan

yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru yang kongkrit seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip dan teori”. ( Muhammad Ali 1984:43) b. Hasil belajar adalah “ Kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah

(17)

53

mencangkup perubahan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki oleh peserta didik setelah mereka mengalami proses belajar”. (Nana Sudjana, 2010 : 22)

c. Membuat pola kemeja pria di atas kain merupakan salah satu mata pelajaran

yang dirancang secara terstruktur dalam kurikulum SMK 2004 dan termasuk

kelompok pembelajaran yang mempelajari persiapan pembuatan pola busana

di atas kain dan membuat pola kemeja di atas kain. (Kurikulum SMK : 2009 :

43).

Pengertian penerapan hasil belajar dalam penelitian ini mengacu pada

pengertian hasil belajar yang dikemukakan di atas yaitu kemampuan peserta didik

pada bidang kognitif, afektif dan psikomotor dalam menerapkan mata pelajaran

membuat pola kemeja di atas kain.

2. Pembuatan Pola Kemeja konfeksi Dalam Praktek Kerja Lapangan

a. Pembuatan berasal dari kata buat yang berarti “Cara atau proses yang menghasilkan suatu benda”. (W.J.S Poerdarminta, 1997:636)

b. Pola adalah “Potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian”. Porrie Muliawan (1990:2)

c. Kemeja adalah “ Busana bagian atas untuk pria dengan kerah board berlengan

panjang dengan manset dan ada pula dengan kerah sport berlengan pendek

disebut sporthem”. Arifah A Riyanto (2003:16)

d. Konfeksi adalah “ Kegiatan usaha bidang busana sebagai usaha kelompok…

berkiprah pada bidang produksi busana, baik pelayanan pembuatan busana atau busana jadi yang akan disebarkan ke pangsa pasar yang relevan”. (Arifah A Riyanto, 2003:275-276)

e. Praktek kerja lapangan adalah “ Bekerja di luar kelas pada suatu instansi yang

sedang beroprasi, sebagai upaya bagian penerapan dan perbandingan antara

pekerjaan yang nyata dengan teori-teori yang di dapat ketika di dalam kelas

sebagai bagian dari kurikulum yang diwajibkan untuk setiap siswa”.

(Rachmawati, 2008:114)

Pengertian pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan

(18)

pembuatan pola kemeja pria dengan sistem konfeksi yang wajib dikerjakan secara

nyata dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan yang meliputi pembuatan pola

kemeja pria.

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah suatu kegitan pengukuran data, oleh

karena itu diperlukan alat ukur yang baik untuk membantu proses penelitian

sehingga proses penelitian menjadi lebih mudah dan terukur. Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Riduwan (2004:37) “ Instrumen adalah alat bantu yang dipilih

oleh peneliti dalan kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket

dalam penelitian ini memuat indikator yang berkaitan dengan “ Membuat pola kemeja di atas kain” mulai dari alat pembuatan pola, ukuran standar yang digunakan, tanda-tanda pola, dan teknik pembuatan pola kemeja di atas kain.

Instrumen selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran bersama kisi-kisi instrumen.

E. Proses pengembangan instrument

Proses pengembangan instrument yang baik meliputi pengkajian

masalah-masalah yang sedang diteliti, membuat kisi-kisi instrument, pembuatan butir

angket penelitian, mengadakan revisi terhadap angket penelitian yang kurang

baik, dan penyebaran instrument kepada responden.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses penerapan metode penelitian pada

masalah yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data diperlukan untuk

mendapatkan data yang benar-benar valid, lengkap dan objektif. Alat

(19)

55

“Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna” (Riduwan, 2009:71). Angket yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah daftar pertanyaan untuk memperoleh data tentang penerapan hasil belajar “ membuat pola kemeja di atas kain”, pada pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan, yang diberikan pada 30 peserta didik program

keahlian tata busana tingkat XI SMK N 3 Bandar Lampung.

G. Analisis data

Analisis data dilakukan sesuai dengan pendekatan penelitian yang

digunakan. Mengolah data adalah usaha yang kongkrit untuk membuat data itu “berbicara”, karena besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul apabila data tidak disusun secara sistematis yang benar data tersebut tidak dapat

akurat. Teknik pengolahan data dalam penelitian yang dilakukan dengan

langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan data ini sebagai berikut :

1. Mengolah data angket

Angket yang di isi dengan lengkap oleh responden pada tiap item sesuai

dengan pedoman jawaban, dan tes tindakan yang dikerjakan sesuai dengan job

seet yang telah diberikan lalu angket dan tes tindakan dikumpulkan kembali.

2. Tabulasi data

Tabulasi data bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi

tiap item option dalam tiap item sehingga terlihat jelas tiap setiap frekuensi

jawaban responden (n), kedua responden dapat menjawab lebih dari satu jawaban

dalam kriteria kedua ini menunjukan jumlah frekuensi jawaban yang bervariasi.

3. Prosentase data

Prosentasi data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat

besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan pada responden, karena

jumlah jawaban respond tiap item berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari

(20)

p = x 100%

Keterangan :

p = Angka presentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya n = jumlah frekuensi/banyaknya individu 100% = bilangan tetap

Kemudian data ditafsirkan setelah depresentasikan dengan menggunakan

kriteria berdasarkan batasan-batasan yaitu :

100% : Seluruhnya

76%-99% : Sebagian besar

51%-75% : Lebih dari setengahnya

50 % : Setengahnya

26%-49% : Kurang dari setengahnya

25%-1% : Sebagian kecil

0% : Tidak seorang pun f

(21)

57

1) Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi,

yakni untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan

mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan chi kuadrat.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagi berikut :

a) Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

R = skor maksimum - skor minimum

b) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan

sturgess

BK = 1+3,3 log n

Keterangan

Bk = banyaknya kelas n = jumlah responden

c) Menggunakan panjang interval (P)

P =

Suprian A S, 2007:9

R

BK

(22)

Keterangan

P = panjang kelas

R = rentang skor tertinggi – skor terendah Bk = banyaknya kelas

d) Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y

e) Menghitung Mean (M) skor

X =

Keterangan

X = Nilai rata-rata

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x xi = tanda kelas interval

f) Membuat table distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dalam uji Chi

kuadrat, yaitu :

(1) Menentukan batas kelas interval

(2) Menentukan angka baku (Z) dengan rumus :

Z =

Keterangan :

X : Batas kelas interval X : Mean

S : Simpangan baku

(3) Menentukan batas luas tiap kelas interval (L), dengan rumus :

L = Z tabel (1)– Z tabel (2)

(4) Menentukan frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas

kelas interval (L) dengan jumlah responden (n)

∑fixi

∑fi

Nana Sudjana, 2001: 109

Nana Sudjana, 2001: 68 X - X

(23)

59

Ei = L x n

(5) Menghitung besarnya distribusi Chi kuadrat dengan rumus :

χ2= ∑ pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika χ2

hitung < χ 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk = d-3) pada taraf nyata α = 0,05

begitu juga sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika χ2 hitung < χ 2 tabel

2) Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi, untuk mengetahui apakah data tersebar disekitar garis

linier atau tidak. Pengujian linieritas regresi menggunakan rumus fisher (F),

dengan langkah sebagai berikut:

a) Mencari harga persamaan regresi variable X dan Y melalui persamaan regresi

linier sederhana : Ỳ= a + bX, dimana harga a dan b diperoleh dari :

a =

b =

(24)

(1) Menghitung jumlah kuadrat regresi

JK (a) =

(2) Menghitung jumlahkuadrat regresi b terhadap a

JK (b/a) = b

[

XY-

]

(3) Menghitung jumlah kuadrat residu

JK res =∑ Y2– JK (a) – JK (b/a)

(4) Menghitung kuadrat kekeliruan

JK (kk) = JK (E) =

[

Y 2 -

]

(5) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok

JK(TC) = JK (res) – JK (kk)

(9) Menghitung rata-rata kuadrat tuna cocok

(25)

61

F(TC) = Rjk (TC) : Rjk (kk)

(11)Menentukan derajat kebebasan regresi b terhadap a

(12)Menentukan derajat kebebasab residu

Db(r) = n - 2

(13)Menentukan RJKL (b/a) = Jk b/a

(14)Menentukan jumlah rata-rata kuadrat residu

Rjk (r) = s2res = JK(res) : db(r)

(15)Mencari korelasi dengan menghitung F table dan F hitung

F hitung = Rjk (TC) : Rjk (kk) dan F hitung =

(16)Perolehan hasil penelitian regresi linieritas diuji dengan menggunakan uji

fisher, dengan maksud untuk mengetahui kelas keberartian perolehan

persamaan linieritas regresi.

F=

Kriteria pengujian : jika F hitung < F tabel, maka linieritas data signifikansi

pada taraf kepercayaan 95 %

3) Uji hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan cara mencari koefisien korelasi antara dua variable, dengan menggunakan

rumus korelasi product moment dari Pearson, sebagai berikut :

r

=

Rjk (ba)

Rjk (r)

s2(TC)

s2(E)

√{n∑X2-(∑X) 2}{ n∑Y2-(∑Y) 2}

Nana Sudjana, 2010:144

(26)

Keterangan :

r = koefisien korelasi ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total n = jumlah responden

Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan rumus Rank Spearman sebagai berikut :

r

ho =

Keterangan :

∑D2 = jumlah beda ranking antara variable X dan variable Y n = jumlah responden

Kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut J.P Guilford (riduwan,

2004:138), sebagai berikut:

menggunakan uji t untuk menentukan taraf signifikansinya dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

t = r

Keterangan :

t = Nilai t hitung

(27)

63

Kriteria pengujian : instrument penelitian dikatakan valid bila t hitung > t

tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %

4) Perhitungan koefisien determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya hubungan variable X dan variable Y. rumus koefisien menurut nana

sudjana (1992 : 253), sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD = koefisien determinasi yang dicari r2 = kuadrat koefisiensi korelasi

Kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, yakni :

80,00 ≤ KD ≤ 100,00 % : Sangat Besar 60,00 ≤ KD ≤ 80,00 % : Besar

40,00 ≤ KD ≤ 60,00 % : Cukup 20,00 ≤ KD ≤ 40,00 % : Kecil

00,00 ≤ KD ≤ 20,00 % : Sangat Kecil

(28)

Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini disusun berdasarkan

seluruh kegiatan penelitian tentang “ Penerapan hasil belajar “membuat pola kemeja di atas kain” pada pembuatan pola kemeja konfeksi pada praktek kerja lapangan pada peserta didik program keahlian tata busana SMK N 3

Bandar Lampung.

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian dibuat berdasarkan pada tujuan penelitian,

pertanyaan penelitian, pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian

yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Penerapan Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Di Atas Kain Ditinjau Dari Kompetensi Dasar Dalam Menentukan Ukuran Badan

Penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain pada

pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan ditinjau dari

kompetensi dasar menentukan ukuran badan pada umumnya lebih dari

setengahnya responden dapat menerapkan hasil belajar membuat pola

kemeja di atas kain dalam pembuatan pola kemeja konfeksi dengan

menerapkan ukuran medium(M) dengan lingkar badan 92-96 cm dan ukuran

untuk membuat pola kemeja di atas kain, yang dipengaruhi oleh alasan

peserta didik memilih SMK program keahlian tata busana lebih dari

setengahnya ingin mendapatkan pengetahuan dibidang busana, sementara

yang tertarik ingin membuka usaha di bidang busana kurang dari

setengahnya, sehingga untuk memperluas wawasan pengetahuan dalam

pembuatan pola kemeja di atas kain peserta didik mencari sumber

(29)

113

2. Penerapan Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Di Atas Kain Ditinjau Dari Kompetensi Dasar Mempersiapkan Dan Menggunakan Alat Untuk Membuat Pola Di Atas Kain

Penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain pada

pembuatan pola kemeja konfeksi praktek kerja lapangan dari kompetensi

dasar mempersiapkan dan menggunakan alat untuk membuat pola di atas

kain pada umunya lebih dari setengahnya peserta didik dapat menerapkan

fungsi pengetahuan alat untuk membuat pola kemeja di atas kain pada

pembuatan pola kemeja konfeksi dengan baik dan benar, yang dipengaruhi

oleh intelegensi yang dimiliki peserta didik.

3. Penerapan Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Di Atas Kain Ditinjau Dari Membuat Pola Di Atas Kain Sesuai Dengan Tanda Pola Dan Teknik Yang Digunakan Pada Pembuatan Pola Kemeja Konfeksi Dalam Praktek Kerja Lapangan.

Penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain

pada pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek kerja lapangan ditinjau

dari membuat pola di atas kain sesuai dengan tanda pola dan teknik yang

digunakan pada pembuatan pola kemeja di atas kain, umumnya sebagian

besar peserta didik sudah mampu menerapkan pembuatan pola kemeja di

atas kain pada pembuatan pola kemeja konfeksi sesuai dengan

langkah-langkah pembuatan pola di atas kain dalam praktek kerja lapangan, yang

diperoleh dengan cara belajar dan berlatih dengan terus menerus dan

berulang-ulang sehingga dapat memanfaatkan hasil belajar yang optimal

sesuai dengan hasil yang diharapakan.

B. Saran

Saran penulis yang diajukan berikut ini dapat memberikan manfaat

dan menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan masukan bagi pihak-pihak

yang bersangkutan.

1. Peserta didik

Hasil penelitian mengenai penerapan hasil belajar membuat pola

(30)

dapat menerapkannya ditinjau dari kompetensi menentukan ukuran badan,

mempersiapkan dan menggunakan alat untuk pembuatan pola kemeja di atas

kain, dan membuat pola di atas kain dengan efisien sesuai dengan tanda pola

dan teknik yang digunakan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

bahan informasi dan motivasi agar peserta didik dapat mengembangkan dan

meningkatkan wawasan, sikap dan keterampilan dengan cara banyak

berlatih dan mempelajari buku sumber mengenai membuat pola kemeja di

atas kain, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembuatan pola kemeja di

atas kain dan peserta didik lebih siap untuk mengaplikasikan pengetahuan,

sikap dan keterampilan dalam praktek kerja lapangan.

2. Guru mata diklat

Hasil penelitian menunjukkan penerapan hasil belajar membuat pola

kemeja di atas kain pada pembuatan pola kemeja konfeksi dalam praktek

kerja lapangan pada umumnya berada pada kategori lebih dari setengah.

Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

informasi bagi guru untuk meningkatkan ketrampilan pembelajaran

membuat pola kemeja di atas kain dengan memberikan kesempatan berlatih

yang lebih banyak pada peserta didik sehingga peserta didik termotivasi

(31)

115

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ali, M. (1993).Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Alwi,H. (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

,(2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: tidak diterbitkan

Ernawati, dkk (2010). Tata Busana untuk smk jilid 3. Bandung: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Riduwan, M.B. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta

Riyanto, Arifah A. (2003). Teori Busana. Bandung: Yapembo

, (2003). Desain Busana. Bandung: Yapembo

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta

SMK Negeri 3 Bandar lampung.(2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Lampung: SMK Negeri 3 Bandar Lampung

Soekarno.(1999) Pelajaran Menjahit Pakaian Pria. Jakarta Timur: Karya Utama

.(2005) Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

.(2010) Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

(32)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian dan Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito

Wancik, M.H. (2005). Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakain Pria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Skripsi :

Irawan, Asep. (2011). Manfaat Hasil Belajar “ Membuat Busana Pria” Sebagai Kesiapan Menjadi Operator Jahit Di Konfeksi pada peserta didik SMK 2 Baleendah. Skripsi sarjana pada FPTK UPI: tidak diterbitkan

Pujiasih, Ari. (2012). Penerapan Hasil belajar “Membuat Hiasan Busana” Pada Pembuatan Hiasan Busana Wanita. Skripsi sarjana pada FPTK UPI: tidak diterbitkan

Internet :

Ayuna (2006) [ online ]. Tersedia http://ayuna.abatasa.com/post/detail/11506/alat-jahit-dan-penggunaannya. [Juli 2011]

Ernawati (2005) [ online ]. Tersedia http://www.scribd.com/doc/53704302/13/A-Pengertian-Pola-Busan. [ Juli 2012 ]

Gambar

Tabel                                                                                                          2.1     Ukuran Standar Kemeja Pria Dewasa  .........................................
Grafik                                                                                                           4.1   Data penerapan hasil belajar membuat pola kemeja di atas kain
tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %

Referensi

Dokumen terkait

Pencemaran nama baik merupakan suatu tindak kejahatan dunia maya atau cybercrime yang diatur pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 310 sampai dengan 321 dan juga diatur

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini secara umum bertujuan untuk melaksakan workshop pengembangan desain dan strategi pembelajaran dengan pendekatan

[r]

Ketidakhadiran dalam Pembuktian Kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima sebagaimana pada butir 3 diatas, maka perusahaan saudara dinyatakan Mengundurkan

Indonesia di Mojokerto, ( 130 halaman ), bcrkai tan dcngan biaya-biaya pcmasarnn yang tclah d1kcluarkan oleh pcrusahaan ini maka tujmm pcnclitian : untuk

[r]

ƒ Pada diskusi yang dilakukan, mahasiswa dibimbing untuk mencari keterkaitan pengertian dasar media pembelajaran tadi dengan beberapa permasalahan yang diurakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak n-heksan daun tumbuhan maja (A. marmelos Linn) yang berasal dari