• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN SMART GREENHOUSE DENGAN TEKNOLOGI MOBILE UNTUK EFISIENSI TENAGA DAN WAKTU DALAM PENGELOLAAN TANAMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANGAN SMART GREENHOUSE DENGAN TEKNOLOGI MOBILE UNTUK EFISIENSI TENAGA DAN WAKTU DALAM PENGELOLAAN TANAMAN."

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN TEKNOLOGI MOBILE

UNTUK EFISIENSI TENAGA, BIAYA DAN WAKTU

DALAM PENGELOLAAN TANAMAN

SKRIPSI

Oleh :

M. SYAHRUL MUNIR

0734010303

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR

2010

(2)

DENGAN TEKNOLOGI MOBILE

UNTUK EFISIENSI TENAGA, BIAYA DAN WAKTU

DALAM PENGELOLAAN TANAMAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

M. SYAHRUL MUNIR

0734010303

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR

2010

(3)

RANCANGAN SMART GREENHOUSE

DENGAN TEKNOLOGI MOBILE

UNTUK EFISIENSI TENAGA, BIAYA DAN WAKTU

DALAM PENGELOLAAN TANAMAN

Disusun oleh :

M. SYAHRUL MUNIR

0734010303

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2010 / 2011

Pembimbing I

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. M.Kom

NPT. 3700 6060 210

Pembimbing II

Rizky Parlika, S.Kom

NPT. 3840 5070 219

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat S.Si,MT NPT. 3690 7060 213

(4)

RANCANGAN SMART GREENHOUSE

DENGAN TEKNOLOGI MOBILE

UNTUK EFISIENSI TENAGA DAN WAKTU DALAM

PENGELOLAAN TANAMAN

Disusun Oleh :

M. SYAHRUL MUNIR

0734010303

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 8 Oktober 2010

Pembimbing :

Prof. DR. Ir. Ahmad Fauzi, M.MT NIP. 030 212 918

2.

Rizky Parlika, S.Kom NPT. 3840 5070 219

2.

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NIP. 3790 03040 197

3.

Yusron Rizal, S.Si. MT NPT.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT

NIP. 030 191 025

(5)

v M. SYAHRUL MUNIR

RANCANGAN SMART GREENHOUSE DENGAN TEKNOLOGI MOBILE UNTUK EFISIENSI TENAGA DAN WAKTU DALAM PENGELOLAAN TANAMAN

DOSEN PEMBIMBING I : I GEDE SUSRAMA MAS D, ST. M.KOM DOSEN PEMBIMBING II : RISKI PARLIKA, S.KOM

ABSTRAK

Dengan adanya pengembangan teknologi mobile digabung dengan teknologi sensor berukuran mikro menarik untuk dibuat. Dengan karakteristik berdaya rendah, ukuran yang kecil, dan harga yang murah, node ini mampu melakukan komunikasi secara nirkabel maupun dengan kabel, sensing dan komputasi sekaligus. Jadi, jaringan sensor dapat dikatakan sebagai kombinasi teknik sensing, teknik embedded, pemrosesan informasi yang terdistribusi dan teknik komunikasi.

Disisi lain sebagai negara agraris, Indonesia justru menemui berbagai masalah dari kekurangan lahan, ketidakstabilan kualitas komoditas, hingga globalisasi. Sistem pemantauan tanaman untuk aplikasi greenhouse ini dirancang sebagai solusi permasalahan manajemen pertanian di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi desktop, teknologi web, teknologi sensor dan teknologi jaringan nirkabel.

Jaringan nirkabel dan sensor adalah suatu sistem terpadu yang terdiri dari sekelompok node/modul sensor yang terdistribusi dan terhubung pada suatu topologi jaringan dan berfungsi untuk mengekstrak dan berbagi informasi untuk diolah sesuai aplikasinya. Pengembangan sistem dilakukan dengan pemantauan langsung oleh sensor-sensor yang terpasang pada greenhouse antara lain sensor suhu, tekanan udara dan kelembaban, dan dilengkapi dengan kamera IP untuk memantau kondisi tanaman pada greenhouse. Semua proses pemantauan oleh sensor diolah pada mikrokontroller kemudian data akan disimpang pada database server. Sistem pemantauan dan pengendalian sistem dapat dilakukan secara on line dengan teknologi mobile berbasis web.

Jadi dengan menggunakan greenhouse yang berbasis teknologi informasi (dengan teknologi sensor, teknologi kamera, teknologi mobile, desktsop serta teknologi web) akan dapat meningkatkatkan efisiensi tenaga sampai dengan 50%, efisiensi waktu kerja (pengamatan ke lapangan, pengolhan data) sampai dengan 75% dan biaya sampai 15% sehingga pada penelitian ini, diharapkan akan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Skripsi ini.

Skripsi yang dikerjakan ini adalah Rancangan Smart Greenhouse Dengan Teknologi Mobile Untuk Efisiensi Tenaga Dan Waktu Dalam Pengelolaan Tanaman. Karena greenhouse adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pertanian Indonesia dengan membangun suatu sistem pengolahan pertanian yang terpadu antara komponen utama dan pendukung, menerapkan proses kontrol dan otomasi, dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Proyek Skripsi ini merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh di Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya Proyek Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

(7)

vii

segala kerendahan hati dan selalu memberikan kemudahan dan kesempatan bagi saya untuk berkreasi.

4. I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. M.Kom selaku dosen pembimbing utama pada Proyek Skripsi ini di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Skripsi ini.

5. Bapak Rizky Parlika, S.Kom selaku dosen pembimbing Pendamping (Pembimbing II) yang sekaligus sebagai PIA di Jurusan Teknik Informatika, ini yang telah memberikan banyak kritik dan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua tercinta, H. Nanang P, S.H dan mamaku HJ. Khoirun Nisa’ dan Adek-adek Ku yang kusayangi, atas semua doa, dukungan dan motivasi serta harapan-harapanya pada saat menyelesaikan skripsi ini. 7. Dan semuanya yang telah memberikan dorongan yang tidak bisa saya sebut

satu persatu, terima kasih hanya Tuhan yang dapat membalasnya.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Tujuan Penelitian ... 10

1.5. Manfaat Penelitian ... 11

1.6. Metodoogi Penelitian ... 11

1.7. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

2.1 Greenhouse ... 19

2.1.1 Kelebihan Greenhouse ... 21

2.1.2 Persyaratan ... 23

2.1.3 Bahan Penutup Greenhouse ... 24

(9)

2.2.Jaringa Komputer... 28

2.2.1 Karakteristik Sistem ... 37

2.2.2 Pengertian Informasi... 40

2.2.3 Komponene Sistem Informasi ... 41

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen... 41

2.2.5 Teknik Memperoleh Informasi ... 41

2.3.Konsep Dasar Sistem dan Informasi ... 37

2.3.1 Karakteristik Sistem ... 37

2.3.2 Pengertian Informasi... 40

2.3.3 Komponen Sistem Informasi ... 41

2.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen... 41

2.3.5 Teknik Memperoleh Informasi ... 41

2.4. Kebutuhan-Kebutuhan Sistem ... 43

2.4.1 Alir Dokumen (Document Flow) ... 43

2.4.2 Sistem Flowchart (Flowchart System) ... 44

2.5Desain Sistem... 46

2.6.3 Bentuk-bentuk Normalisasi ... 53

2.6.4 ER Diagram (Entity Relation Diagram) ... 54

(10)

2.7. Server Web Apache ... 56

2.8. Pemrogaman Web ... 57

2.8.1 HTML (Hypertext Markup Language)... 57

2.8.2 PHP ... 62

2.8.3 Pengenalan MySql... 64

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM... 68

3.1 Analisa Data... 68

3.2 Analisa Sistem ... 70

3.3 Perancangan Perangakat Keras ... 75

3.3.1 Sensor Suhu dan Tekanan Udara (HPO3)... 76

3.3.2 Sensor Suhudan Kelembapan Relatif Udara (HS15P)... 77

3.3.3 Mikrokontroler ATMega8 ... 78

3.3.4 Rangkaian Relay Pompa Air... 81

3.4 Perancangan Database... 82

3.4.1 System Flow... 83

3.4.2 Diagram Konteks ... 86

3.4.3 Diagram Berjenjang ... 87

3.4.4 Data Flow Diagram (DFD) ... 88

3.4.5 ER-Diagram ... 91

3.4.6 CDM & PDM... 92

3.4.7 Tabel ... 95

3.5 Perancangan Perangkat Lunak Dekstop... 96

(11)

3.5.1 Pembuatan Aplikasi Visual Basic 6.0 ... 97

3.6 Perancangan Perangkat Lunak Web Device ... 102

3.7 Perancangan Server... 108

3.7.1Instalasi Ubuntu 10.04... 108

3.7.2Partisi Hard Disk ... 110

3.7.3Setting Linux Ubuntu Dekstop Menjadi Web Server ... 113

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM... 116

4.1Kebutuhan Pada Greenhouse ... 116

4.1.1Pembuatan Greenhouse... 116

4.2Kebutuhan Perangkat Keras ... 120

4.2.1Server ... 121

4.2.2 Komputer Pengendali... 121

4.2.3Kamera IP ... 122

4.2.4Rangkaian Sensor... 123

4.3 Implementasi Web ... 124

4.3.1 Form Uama ... 124

4.3.2 Form Registrasi ... 125

4.3.3 Form Berita ... 127

4.3.4 Form Admin... 129

4.3.5 Form Tekanan ... 131

4.3.6. Form Suhu... 132

4.3.7 Form Kelembapan... 132

(12)

4.3.8 Form Action ... 132

4.3.9 Form Video ... 133

BAB V Uji Coba Sistem ... 134

5.1. Pengujian dan Pengukuran pada Sensor Suhu dan Tekanan Udara... 134

5.1.1 Pengujian Pertama ... 135

5.1.2 Pengujian Kedua ... 136

5.1.3 Pengujian Ketiga ... 136

5.1.4 Pengujian Keempat ... 137

5.2. Uji Coba Sensor Suhu dan Kelembaban Relatif Udara (HS15P) ... 138

5.3. Pengujian dan Pengukuran Terhadap Rangkaian Penguat... 141

5.4. Pengujian dan Pengukuran Terhadap Rangkaian ADC ... 141

5.5. Pengujian Pompa Air Sebagai Alat Pengabut... 142

5.6. Pengujian Pada Software ... 143

5.6.1 Pengujian Server Data... 143

5.6.2 Pengujian Pada Web Site Sistem ... 144

5.7. Pengujian Pertumbuhan Tanaman Sawi Pada Greenhouse... 148

5.8. Beberapa Kegiatan Yang sudah dilakukan dalam bentuk foto ... 153

BAB VI P E N U T U P ... 159

6.1. Kesimpulan ... 159

6.2. Saran Pengembangan ... 160

(13)

xii

(14)

Gambar 1.1 Perkembangan Harga Teknologi Nirkabel... 2

Gambar 1.2 Sistem Pemantauan Tanaman... 7

Gambar 1.3 Rule Map Penelitian Smart Greenhouse ... 9

Gambar 1.4 Model Greenhouse untuk Uji Lapangan ... 14

Gambar 1.5 Sketsa Uji pada Tanaman... 16

Gambar 1.6 Uji Banding greenhouse smart dan greenhouse Manual... 16

Gambar 2.1 Konsep Client-server... 29

Gambar 2.2 Simbol dalam Data Flow Diagram ... 51

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Pemantau dan Pengendali Greenhouse... 72

Gambar 3.2 Sistem Monitoring Greenhouse dengan Jaringan Nirkabel... 74

Gambar 3.3 Blok Diagram Perangkat Keras Pemantau Greenhouse... 76

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Suhu dan Tekanan Udara ... 77

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Suhu dan Kelembaban... 78

Gambar 3.6 Rangkaian Mikrokontroller ... 80

Gambar 3.7 Rangkaian Relay ... 81

Gambar 3.8 Simbol Relay ... 82

Gambar 3.9 Rangkaian Relay Untuk Menghidupkan Mesin ... 82

Gambar 3.10 Sistem Flow... 85

Gambar 3.11 Diagram Kontek ... 87

(15)

Gambar 3.12 DFD level 1 ... 89

Gambar 3.13 DFD level 2 Proses Registrasi... 90

Gambar 3.14 DFD level 2 Proses Login ... 90

Gambar 3.15 E-R Sistem Monitoring ... 92

Gambar 3.16 CDM Aplikasi Monitoring Greenhouse... 93

Gambar 3.17 Relasi Tabel Tanam dengan Tabel Report ... 93

Gambar 3.18 Relasi Tabel Report dengan Tabel Action ... 94

Gambar 3.19 Relasi Tabel Admin dengan Tabel Tanam... 94

Gambar 3.20 PDM Aplikasi Monitoring Greenhouse ... 95

Gambar 3.21 Komunikasi antara aplikasi dengan alat... 97

Gambar 3.22 Komunikasi pengiriman signal dan feedback dari alat... 98

Gambar 3.23 Form Registrasi ... 99

Gambar 3.24 Form Login... 99

Gambar 3.25 Form Penginputan Data tanaman ... 101

Gambar 3.26 Rancangan Form Utama Web ... 103

Gambar 3.27 Rancangan Form Menu Login sebagai Peneliti ... 104

Gambar 3.28 Rancangan Form Menu Login sebagai User/Tamu... 104

Gambar 3.29 Form Registrasi Anggota ... 105

Gambar 3.30 Rancangan Form Untuk Deteksi Suhu ... 105

Gambar 3.31 Rancangan Form Untuk Deteksi Tekanan Udara... 106

Gambar 3.32 Rancangan Form Untuk Deteksi Kelembaban Udara ... 106

Gambar 3.33 Rancangan Form Untuk Pengendali sistem ... 107

Gambar 3.34 Form Proses Install pada Linux 10.4... 108

(16)

Gambar 3.35 Form Untuk Menentukan Wilayah ... 109

Gambar 3.36 Form Proses Install Keyboard ... 109

Gambar 3.37 Form Proses Partisi Harddisk... 110

Gambar 3.38 Form Proses Install Untuk Password ... 111

Gambar 3.39 Form Siap Install ... 112

Gambar 3.40 Form Install Sistem ... 112

Gambar 3.41 Form Input Pasword ... 113

Gambar 4.1 Greenhouse... 117

Gambar 4.2 Ruang Server ... 118

Gambar 4.3 Alat Semai Tanaman ... 118

Gambar 4.4 Alat Pengabut Air... 119

Gamabr 4.5 Alat Pompa Otomatis ... 120

Gambar 4.6 Komputer Server ... 121

Gambar 4.7 Komputer Pengendali... 122

Gambar 4.8 Komputer Kamera Ip... 122

Gambar 4.9 Rangkaian Sensor... 123

gambar 4.10 Form halaman utama... 125

Gambar 4.11 Form Registrasi ... 126

Gambar 4.12 Form Lost Password... 126

Gambar 4.13 Form Monitoring Tanaman ... 127

Gambar 4.14Form data Report Tekanan ... 128

Gambar 4.15 Form data Report Suhu ... 128

Gambar 4.16 Report Kelembaban... 128

(17)

xvi

Gambar 4.17 Diagram Statistik... 129

Gambar 4.18 Form Admin data Tanaman... 130

Gambar 4.19 Form Admin data Edit Tanaman... 131

Gambar 4.20 Form Report Tekanan ... 132

Gambar 4.21 Form data Report Suhu ... 132

Gambar 4.22 Form data kelembapan ... 132

Gambar 4.23 Form data Action... 132

Gambar 4.24 Form Video ... 133

Gambar 5.1 Perbandingan Antara Besarnya Perubahan Resitansi Dan Besarnya Perubahan Kelembaban Relatif Untuk Sensor HS-15P ... 139

Gambar 5.2 Uji Coba pada Apache... 144

Gambar 5.3 Jaringan ad-hoc. ... 144

Gambar 5.4 Hasil Ujicoba pada Database... 146

Gambar 5.5 Ujicoba Temp@greenhouse_new ... 147

Gambar 5.6 Uji Coba Pada Simpanan Data ... 147

Gambar 5.7 Sketsa Uji pada Tanaman... 150

(18)

Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram (PowerDesigner) ... 52

Tabel 2.2 Simbol ER Diagram (PowerDesigner)... 56

Tabel 5.1 Hasil Pengujian Tegangan Sensor HP-03 ... 135

Tabel 5.2 Hasil percobaan alat terhadap kondisi normal ... 136

Tabel 5.3 Hasil Percobaan Alat Terhadap Kondisi Panas ... 137

Tabel 5.4 Hasil percobaan alat terhadap kondisi dingin ... 137

Tabel 5.5 Karakteristik dari sensor HS-15P... 139

Tabel 5.6 Hasil Uji Coba Beberapa Minggu untuk Sensor... 140

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Dan Pengukuran Terhadap Rangkaian Penguat .... 141

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini teknologi komunikasi nirkabel telah mengalami perkembangan pesat. Aplikasi teknologi nirkabel sekarang mampu digunakan untuk menjangkau komunikasi di setiap tempat di muka bumi ini. Aplikasi di dalam dan luar ruangan yang berhasil membuat teknologi nirkabel kini dipakai di berbagai bidang, mulai dari industri hingga ke universitas dan rumah tangga. Kini informasi mengalir dan terbagi tanpa hambatan dimanapun dan kapan pun saja.

Gambar 1.1. Teknologi Informasi pendukung Pertanian

Produk-produk teknologi bermunculan berdasarkan rentang kerjanya, misal untuk short range: Infra Red, Bluetooth, Zigbee, WPAN (Wireless Personal

Area Network), untuk middle range: WLAN (Wireless Local Area Network), dan

(20)

semakin lama semakin menurun. Hal ini didukung oleh data yang dapat dilihat pada Gambar 1.2. di bawah ini. Penurunan harga teknologi ini mendekati linier, sehingga estimasi biaya dalam penerapan teknologi yang aplikatif dapat dilakukan dengan representatif.

Gambar 1.2. Perkembangan harga teknologi nirkabel.

Pada dasarnya, suatu jaringan nirkabel memiliki 2 bentuk dasar yaitu

infrastructure mode dan ad-hoc mode [1]. Pada bentuk infrastructure mode, jika

ada data yang ingin dikirim dari satu node ke node lain, maka jalur komunikasinya harus melewati suatu base-station terlebih dahulu. Contoh sistem yang memakai bentuk ini adalah sistem selular [1]. Sedangkan pada bentuk ad-hoc mode, tidak terdapat jalur komunikasi berbasis base-station. Data akan langsung dikirim dari node asal ke node tujuan jika berada dalam rentang komunikasi, jika tidak, maka dapat menggunakan node lain sebagai node relay. Sehingga bentuk ad-hoc ini memungkinkan komunikasi secara single-hop dan

(21)

ad-2 hoc ini. Aplikasi ini memiliki bitrate yang rendah dan berbasis sensor yang disebut Jaringan Sensor Nirkabel / Wireless Sensor Networks.

Disisi lain, berbagai permasalahan muncul di sektor pertanian, keterbatasan lahan merupakan permasalahan paling utama, berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah penduduk yang sukup signifikan. Di Indonesia, permasalahan tersebut menjadi cukup rumit, karena beberapa faktor, antara lain: produk lokal yang tidak memenuhi spesifikasi industri pangan, hasil produksi terbatas, perubahan selera konsumen, dan perlunya mempertahankan ketersediaan produk-produk pertanian tersebut untuk menunjang kelangsungan industri-industri terkait. Selain permasalahan internal pertanian yang terkait dengan kualitas dan

yield produksi tersebut, tantangan juga datang dari dunia, terutama dari

negara-negara maju. Pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi pertanian menyebabkan dunia pertanian Indonesia harus segera merespon dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut untuk terus bersaing, salah satunya adalah pertanian berbasis greenhouse.

Greenhouse atau rumah kaca pada prinsipnya adalah sebuah bangunan

(22)

Greenhouse yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk

penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa, para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.

Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan greenhouse di Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya greenhouse yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya greenhouse penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba dapat dicegah. Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar greenhouse dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga.

1.2. Perumusan Masalah

(23)

kawasan industri akhir-akhir ini membuat lahan pertanian makin berkurang. Padahal kebutuhan akan pangan di dalam negeri semakin lama semakin besar dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan pemikiran itulah penggunaan greenhouse untuk kegiatan bisnis pertanian semakin diperlukan. Pemikiran pengembangan greenhouse untuk agribisnis hortikultura yang didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan produk pertanian yang kontinyu tanpa kenal musim.

(24)

Sistem pemantauan ini secara umum berfungsi untuk mengamati parameter-parameter tertentu pada lingkungan di sekitar tanaman, maupun dari sisi pertumbuhan tanamannya atau fisik tanaman, dengan menggunakan beberapa teknologi sensor, teknologi kamera, teknologi mobile, desktsop serta teknologi web yang kemudian akan disimpan dalam database (server), dianalisa dan dirancang serangkaian aksi sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi pada sistem, yang akan menjadi informasi bagi peneliti, petani maupun para pengusaha pertanian secara on-line.

Secara garis besar, sistem pemantauan tanaman ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.

a. Sistem Pengukuran, melakukan pengambilan data berdasar format tertentu

b. Sistem Informasi, merubah data mentah menjadi data yang siap dianalisis,

c. Sistem Pengolah Data, melakukan evaluasi data dan pengambilan keputusan

d. Sistem Kontrol, melakukan aksi kontrol dari hasil Sistem Pengolah Data (c) terhadap fungsi peralatan, sehingga peralatan dapat bekerja secara maksimal

(25)

Gambar 1.3. Sistem Pemantauan Tanaman

Energi, air, dan unsur hara membuat tanaman dapat melangsungkan hidupnya dan menghasilkan sesuatu. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka parameter-parameter tersebut harus dapat dikontrol dengan baik. Sistem ini kemudian dirinci kembali menjadi beberapa bagian. Sensor-sensor digunakan sebagai pendeteksi dan pengukur nilai parameter-parameter yang terkait dengan tanaman, bagian akuisisi data berperan untuk mengolah data fisik tanaman tersebut menjadi data yang siap untuk dikirim ke pusat pengolahan data untuk dilakukan proses penyimpanan dan analisis.

(26)

Aplikasi pertanian yang dipilih pada penelitian Skripsi ini adalah pada sistem greenhouse. Sistem pertanian dalam greenhouse yang tertutup akan mereduksi pengaruh komponen eksternal alam lain sehingga parameter-parameter fisik dan lingkungan tanaman dapat lebih mudah diamati daripada sistem pertanian terbuka.

Jadi dengan menggunakan greenhouse yang berbasis teknologi informasi (dengan teknologi sensor, teknologi kamera, teknologi mobile, desktsop serta teknologi web) akan dapat meningkatkatkan efisiensi tenaga sampai dengan 50%, efisiensi waktu kerja (pengamatan ke lapangan, pengolhan data) sampai dengan 75% dan biaya sampai 15% sehingga pada penelitian ini, diharapkan akan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian.

1.3. Batasan Masalah

Pada Skripsi ini, pada jangka panjang adalah menginginkan

greenhouse-greenhouse menjadi pintar, dimana secara otomatis sistem yang mengendalikan

(27)

Gambar 1.4. Rule Map Penelitian Smart Greenhouse

(28)

Garis kuning putus-putus adalah penelitian yang akan dapat dikembangkan yaitu dengan menambahkan pengendali untuk mengendalikan kondisi ruangan yang diinginkan (sesuai dengan aturan penggunaan greenhouse). Suatu misal :

greenhouse dibuat untuk pembibitan kentang, maka kondisi ruangan pada

greenhouse harus sesuai dengan aturan yang dikehendaki, seperti temperatur

harus berkisar 28 – 30 ’C, maka jika diluar dari jangkauan tersebut, secara otomatis sistem akan mengontrol, tentunya untuk menjadikan smart harus menggunakan suatu metode. Jadi Batasan masalah pada skripsi ini adalah :

a. Prototype greenhouse ukuran 10 x 5 cm2. b. Server data.

c. Perangkat keras system monitoring (sensor, kamera digital, mikrokontroller).

d. Perangkat lunak pengolahan data dan pengendalian system e. Perangkat lunak akses data pada mobile dan desktop.

f. Manajemen pengelolaan greenhouse, dari hasil pemantauan beberapa tanaman pada greenhouse smart

g. Laboratorium greenhouse berbasis teknologi informasi.

1.4. Tujuan Penelitian

a. Membangun greenhouse berbasis teknologi informasi.

(29)

c. Memudahkan monitoring dan pengendalian kondisi pada greenhouse karena berbasis mobile, sehingga dapat diakses, dimonitoring dan dikendalikan dimanapun serta dapat melakukan pengolahan data dengan cepat.

d. Memberikan informasi kepada pengguna secara on-line dari hasil pemantauan pada greenhouse

1.5. Manfaat Penelitian

a. Menghasilkan greenhouse yang berbasis teknologi informasi (dengan teknologi sensor, teknologi kamera, teknologi mobile, desktsop serta teknologi web) akan dapat meningkatkatkan efisiensi tenaga sampai dengan 50%, efisiensi waktu kerja (pengamatan ke lapangan, pengolhan data) sampai dengan 75% dan biaya sampai 15%

b. Menghasilkan teknologi greenhouse smart

c. Membantu pemerintah membangun sektor pertanian berbasis teknologi informasi

1.6. Metodologi Penelitian

(30)

Indonesia, maka disusun metodologi yang dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengembangan Konsep Sistem

Pada tahap ini, proses dominan yang dilakukan adalah studi literatur. Beberapa hal yang dipelajari antara lain, definisi dan konsep sistem, sejarah pengembangan, posisi penelitian ilmiah, dan aspek teknis. Disamping itu pada tahap ini dilakukan survey pada kondisi nyata setiap greenhouse, survey ini dilakukan di Mojokerto dan beberapa greenhouse yang ada pada masyarakat, serta di greenhouse BPTP Malang.

2. Penentuan Spesifikasi Sistem

Pada tahap ini, selain studi literatur dan survey lanjutan yang lebih spesifik, dilakukan pula penentuan spesifikasi mulai dari spesifikasi sistem secara keseluruhan, pemrograman dan database, sistem jaringan dan spesifikasi protokol komunikasi yang digunakan.

3. Perancangan, Simulasi dan Pembuatan Sistem Pada penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :

฀ Merancang dan membuat arsitektur server.

฀ Merancang dan membuat peaatan / perangkat keras sistem monitoring

greenhouse (menggunakan teknologi : java,vb,php dan my sql ).

฀ Merancang dan membuat perangkat lunak pengendali sistem.

฀ Merancang dan membuat pengolah data sistem.

฀ Merancang dan membuat arsitektur database.

(31)

4. Pengujian dan Analisis

Pada tahap ini akan dilakukan perbandingan desain yang dibuat dengan desain yang sudah dikembangkan dalam simulator dan modul tersebut. Pengujian dilakukan adalah :

a. Pengujian Laboratorium

o Proses Pengujian Sub sistem, dilakukan untuk mengetahui tiap-tiap modul / sub sistem berjalan dengan baik, selanjutnya adalah pengujian secara keseluruhan

o Proses pengujian sistem di laboratorium meliputi uji fungsionalitas sistem dan optimasi desain

o Uji fungsionalitas dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja sistem dalam menjalankan protokol yang digunakan.

o Uji Optimasi Desain dilakukan untuk menentukan uji konsumsi energi pada sistem, peralatan penghubung termasuk jaringan nirkabel-nya b. Pengujian Lapangan

o Pengujian Lapangan akan dilakukan di laboratorium greenhouse dan beberapa greenhouse yang ada pada masyarakat, serta di greenhouse BPTP Malang.

(32)

Gambar 1.5. Model Greenhouse untuk Uji Lapangan 6 Line

o Prosedur pengujian dilakukan dengan memasang tiga sensor (S1, S2 dan S3) dan satu Kepala klaster (MC = Mikrokontroller) yang ditempatkan secara merata pada setiap line (ada 3 line/jalur) tanam, yang perlakuan sementara akan dilakukan penanaman pada 2 jalur. o Pengujian yang akan dilakukan terkait dengan homogenitas

lingkungan internal greenhouse dan pengaruh AC pada lingkungan o Pengujian server sebagai pengolah data

o Pengujian Jaringan Nirkabel, dengan konsep localhost maupun internet o Pengujian data hasil sensor dengan peralatan mobile (Handphone,

iphone, PDA, Laptop dan lain-lainnya)

c. Pengujian Tanaman (Diambil Tanaman Jenis Sawi / Caisin / Brassica

Campestris)

(33)

o Proses penyiapan jalur (bedengan) dengan lebar jalur 50 cm Panjang 700 cm (sesuai dengan kondisi lahan) dengan jarak antar jalur 10-20 cm (seperti gambar 3), baik greenhouse smart dan greenhouse Manual o Proses pemasangan peralatan, seperti pada gambar 2) pada greenhouse

smart

o Proses pemindahan bibit pada julur greenhouse smart dan greenhouse

Manual

o Melakukan terhadap setting program system, misalnya kadar pH (antara 6 -7), Suhu, penyiraman tanaman, kelembaban

o Pemasangan kamera untuk memantau fisik tanaman, pada greenhouse

smart

o Uji coba sistem terhadap sistem dan kondisi tanaman a. Kondisi sekeliling tanaman

i. Suhu, kelembaban, Tekanan, akan di catat secara otomatis dan disimpan dalam data base

ii. Penyiraman dilakukan oleh sistem : pagi dan sore iii. Pemupukan dengan menggunakan pupuk cair

(34)

Gambar 1.6. Sketsa Uji pada Tanaman

o Membandingkan hasil pada hasil produksi tanaman pada greenhouse

smart dan greenhouse Manual, seperti gambar 1.7.

o Hasil analisa sebagai rekomendasi

Gambar 1.7. Uji Banding greenhouse smart dan greenhouse Manual

J o 3, sensor tekanan o 4, Kamera

o 5, alat siram dan pupuk cair

4

PEMANTAUAN TANAMAN PADA GREENHOUSE SMART

PEMANTAUAN TANAMAN PADA GREENHOUSE

฀ Hasil produksi Tanaman ฀ Hasil produksi Tanaman

Hasil produksi Tanaman

(35)

5. Dokumentasi

Dokumentasi berupa penulisan laporan penelitian sudah dilakukan sejak awal penelitian. Hasil laporan tiap bab penyusun merupakan keluaran (deliverables) tertulis dari setiap tahapan penelitian.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam dokumentasi laporan skripsi ini, pembahasan disajikan dalam enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan

pembuatan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI, Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori

pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam

pembuatan skripsi ini.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM, Bab ini dijelaskan

tentang tata cara metode perancangan sistem yang digunakan untuk mengolah

sumber data yang dibutuhkan sistem antara lain : Perancangan perangkat keras,

perancangan perangkat lunak, seperti pada Flowchart , Data Flow Diagram

(DFD) dan perancangan server data

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM, Pada bab ini menjelaskan implementasi

dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi , implementasi

(36)

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI, Pada bab ini menjelaskan tentang

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang

dibuat.

BAB VI PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem .

(37)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Greenhouse

Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang green house ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house sebagai penunjang agribisnis.

(38)

greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum indonesia mengadopsi tekhnologi tersebut.

Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian. Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat Mendukung Upaya Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk

(39)

Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi pertanian, peranan green house bagi dunia pertanian semakin lama semakin dibutuhkan. Dengan semakin maraknya pembangunan perumahan maupun kawasan industri akhir-akhir ini membuat lahan pertanian makin berkurang. Padahal kebutuhan akan pangan di dalam negeri semakin lama semakin besar dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan pemikiran itulah penggunaan green house untuk kegiatan bisnis pertanian semakin diperlukan. Pemikiran pengembangan green house untuk agribisnis hortikultura yang didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan produk pertanian yang kontinyu tanpa kenal musim.

Biasanya bila suatu produk hortikultura terjadi panen raya maka harga dipasaran akan jatuh, sehingga para petani menderita kerugian, apalagi harga benih, pupuk, pestisida maupun tenaga kerja mulai naik. Pada saat paceklik dimana produk hortikultura langka atau tidak ada dipasaran sedangkan permintaan banyak maka akan mengakibatkan kenaikan harga 2 sampai 3 kali lipat. Maka dengan adanya green house ini akan dapat menanam suatu jenis / crop tanaman horticultura diluar musim yang ada, sehingga harga jual produk tersebut dapat dijaga sehingga keuntungan yang didapatkan menjadi optimal.

2.1.1. Kelebihan Greenhouse

(40)

Agricultural Western Australia 2000 mengungkapkan beberapa keunggulan dari penggunaan green house ini antara lain :

a. Tanaman dapat berproduksi secara kontinyu dan berkesinambungan sepanjang tahun. Hal ini disebabkan pada green house dapat mengatur suhu, kelembaban, tekanan udara maupun pH sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan crop. Hal ini berkaitan dengan subsistem yang berkelanjutan dalam agribisnis yaitu pengolahan/agroindustri maupun pemasaran dimana dengan produksi yang kontinyu maka pasokan ke pasar maupun industri selanjutnya pun bisa terpenuhi juga.

b. Penggunaan air, pupuk maupu pestisida lebih efisien, baik dalam dosis penggunaan, waktu maupun tempat. Karena menggunakan polybag yang tentu sangat efektif dalam penggunaan pupuk, air dan pestisida.

c. Resiko tanaman terserang penyakit menjadi lebih kecil karena lingkungan dalam green house sendiri secara langsung maupun tidak telah terlindung dari lingkungan luar.

(41)

2.1.2. Persyaratan

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bila bermaksud mendirikan green house. Hal ini sangat erat kaintannya dengan investasi, pertimbangan pemasaran, pengadaan sarana produksi, infrastruktur serta industri pengolahan dan pemasarannya.

Sehingga pembuatan green house ini tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa pertimbangan. Adapun beberapa lokasi ideal yang dapat dijadikan tempat green house harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya : (1) intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi pada musim hujan, (2) suhu yang cukup dan mendukung, dalam arti tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin, (3) dekat dengan pusat keramaian/pasar, (4) dekat sumber air yang baik dan cukup sepanjang tahun, (5) dekat dengan instalasi listrik, (6) tempatnya harus datar tidak boleh mempunyai kemiringan (7) tanah yang digunakan merupakan tanah yang tidak bergerak dan terakhir (8) dekat dengan sarana penunjang seperti kantor, laboratorium, jalan besar (mudah dijangkau kendaraan) untuk mempermudah pengawasan dan penggunaannya.

(42)

Tanpa mengesampingkan aspek kekokohannya, struktur konstruksi bangunan green house haruslah bisa menjaga agar penetrasi (cahaya yang masuk) tetap maksimal. Agar penetrasi cahaya sesuai dengan kebutuhan tanaman, sebaiknya atap penutup haruslah terbuat dari bahan yang sangat transparan. Selain itu pilar-pilar penyokong sebaiknya dicat dengan warna yang dapat memantulkan cahaya.

2.1.3.Bahan Penutup Green House

Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.

(43)

menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :

1. Acrylic, Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah tergores/tidak tahan gores.

(44)

3. Fiberglass Reinforced Polyester, Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.

4. Polyethylene film, Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.

(45)

Cara pembuatan green house ini tidak jauh berbeda dengan membuat bangunan gudang atau kantor. Pertama-tama yang perlu dibuat pondasi bangunan yang dalam, semakin besar ukuran green house maka semakin dalam pondasi yang dibuat. Besi yang dibuat untuk kerangka green house tersebut harus anti karat dan terbuat dari bahan pipa yang tebal. Pipa yang satu dengan pipa yang lain harus disambung secara kuat dan berulang-ulang.

(46)

diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan green house pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat dikontrol dengan sebaik-baiknya. Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura karena pertanian greenhouse mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.

2.2. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau peripheral yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. (Tanenbaum, 2002)

1. Konsep Client-Server

(47)

Sumber : www.ilmukomputer.com

yang menyimpan data. Sebagai tanggapan permintaan data ini, maka komputer penyimpan data akan memberikan tanggapan (response).

Tanggapan ini berupa pengiriman data yang ingin diakses oleh komputer yang melakukan permintaan data. Dalam konsep client-server, komputer peminta data dinamakan sebagai client dan komputer pemilik data dinamakan sebagai

server. Datanya sendiri dapat berupa antara lain file, web, email dan lain-lain.

Implementasi dari konsep client server ini adalah program yang memiliki fungsi seperti dideskripsikan pada konsep tersebut. Contohnya sebuah program web client berfungsi mengajukan request berupa data web, sementara program yang berfungsi sebagai web server berfungsi menunggu permintaan dan mengirimkan data web kepada peminta data web.

Gambar 2.1. Konsep Client-server

2. Protokol Jaringan

(48)

berfungsi mirip dengan bahasa. Untuk mempermudah pengertian, penggunaan, desain serta agar terjadi penyeragaman di antara perusahaan pembuat peralatan jaringan komputer, Internasional Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model lapisan jaringan yang disebut Open Systems

Interconnection (OSI). Di dalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi

dalam tujuh lapisan (layer) dimana masing-masing lapisan mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model OSI tidak membahas secara detail cara kerja dari tiap-tiap lapisannya. Selain model OSI, ada juga model TCP/IP (Transmission

Control Protocol/Internet Protocol) yang dikeluarkan oleh Department of

Defense America (DOD). Jika OSI terdiri dari tujuh lapisan maka TCP/IP

hanya terdiri dari empat lapisan. Komputer-komputer yang terhubung ke jaringan dapat saling berkomunikasi karena menggunakan protokol yang sama, yaitu protokol TCP/IP. Perbedaan jenis komputer dan sistem operasi tidak menjadi masalah. Komputer dengan sistem operasi Windows dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun SPARC yang menjalankan Solaris.

3. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)

HTTP adalah suatu metode atau protokol untuk men-download file ke komputer. Protokol ini berbasis hyper text, sebuah format teks yang umum digunakan di Internet. (Maseleno, 2003).

(49)

situs yang dibuka umumnya akan berupa file HTML (Hyper Text Markup

Language)

4. Internet

Internet adalah kepanjangan dari Interconnection network, merupakan interkoneksi antara komputer-komputer (node) di seluruh dunia yang membentuk sebuah jaringan komputer global. Internet adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk menunjuk jaringan (Network) tingkat dunia yang terdiri dari komputer dan layanan atau servis untuk pemakai komputer, dan bermacam-macam sistem informasi termasuk e-mail (surat elektronik), FTP (File Transfer Protocol)dan World Wide Web /www.

Saat ini teknologi internet sudah merambah ke hampir seluruh kalangan masyarakat. Internet digunakan untuk mencari dan menempatkan data dan atau informasi, berkomunikasi dan juga bersosial secara elektronis.

5. Komunikasi Nirkabel(Wireless)

(50)

menggunakan perangkat nirkabel terus meningkat.(Prasetyo, 2005). Berikut adalah beberapa teknologi komunikasi tanpa kabel yang telah berkembang. a. GSM (Global System for Mobile Communication)

GSM adalah teknologi seluler digital atau standar komunikasi yang digunakan di seluruh dunia. GSM pertama kali diperkenalkan tahun 1991 dan pada tahun 1997 sudah dipakai secara luas di lebih dari 100 negara, dan telah menjadi suatu standar telekomunikasi seluler bagi Asia dan Eropa. GSM menggunakan frekuensi radio 900 MHz dan 1800 MHz di Eropa, Asia dan Australia. Di Amerika Utara dan Amerika latin, frekuensi yang digunakan adalah 1900 Mhz. Teknologi GSM memungkinkan sampai dengan 8 (delapan) panggilan secara simultan pada frekuensi yang sama dan menggunakan jalur data narrowband Time Division Multiple

Access (TDMA). TDMA sendiri adalah teknologi yang digunakan untuk

mengelola transmisi digital seperti sinyal bergerak pada mobile phone dan BTS (Base Transceiver System). Dalam TDMA, sebuah pita frekuensi dipecah-pecah menjadi beberapa channel, atau time slot, yang ditumpuk (stack) menjadi beberapa unit waktu yang lebih pendek. Pemecahan ini memungkinkan adanya pembagian sebuah channel dipakai oleh beberapa panggilan (call).

b. WAP (Wireless Application Protocol)

(51)

(open standard). WAP berbasis pada standar Internet, dan beberapa protokol yang sudah dioptimasi untuk lingkungan wireless, seperti kebutuhan kompresi data, long latency dan keterbatasan bandwidth, serta keterbatasan perangkat wireless. Desain dari informasi yang dikirimkan melalui WAP biasanya menggunakan format WML (Wireless Markup

Language). WML ini mirip HTML, hanya lebih spesifik untuk perangkat

wireless yang memiliki keterbatasan seperti di atas. (Maseleno, 2003).

c. GPRS (General Packet Radio Service)

GPRS adalah layanan komunikasi berbasis paket, tanpa kabel sebagai media komunikasi. Layanan ini diperuntukkan bagi komputer jinjing (notebook) dan telepon seluler model-model saat ini. Dasar dari GPRS adalah komunikasi GSM (Global System for Mobile Communication). Kecepatan yang ditawarkan mulai dari 56 Kbps sampai dengan 114 Kbps, memungkinkan untuk mengakses Internet dengan lebih cepat. (Maseleno, 2003).

Sedangkan menurut Cisco (www.cisco.com), GPRS dapat diuraiakan sebagai berikut : “GPRS adalah Sebuah teknologi paket terhubung yang menyediakan internet nirkabel dan komunikasi lain pada jaringan GSM. GPRS ditujukan untuk pengiriman dan penerimaan data dalam ukuran kecil. GPRS tidak ada hubungannya dengan GPS (Global Positioning

System), sebuah teknologi berdasarkan frekuensi sejenis komunikasi

mobile, dikhususkan untuk teknologi yang sensitif terhadap lokasi

(52)

Dengan GPRS, informasi dapat dikirim atau diterima dengan cepat, seolah pengguna dalam kondisi “selalu terhubung”, tidak seperti pada koneksi

dial-up modem, yang membutuhkan koneksi terus menerus. Keuntungan

dari penggunaan teknologi GPRS antara lain kecepatan transmisi data yang tinggi; kemampuan untuk mobile; persiapan koneksi yang instan; koneksi ke banyak sumber data di dunia; serta kompatibel dengan banyak protokol termasuk IP (Internet Protocol); dan GPRS merupakan langkah awal teknologi menuju layanan 3G. GPRS menyediakan fasilitas

download file yang cepat, dan pencarian di internet yang efektif, karena

pengguna GPRS hanya dikenai biaya berdasarkan besarnya data yang dikirm atau diterima, bukan berdasarkan lamanya waktu koneksi.”

d. CDMA (Code Division Multiple Access)

(53)

menjadi paten dan hak privat perusahaan Qualcomm dan telah dikomersialkan. (editors@wirelessdevnet.com,2002) .

Menurut Qualcomm, pengertian CDMA adalah sebgai berikut “CDMA bekerja dengan cara mengkonversi suara menjadi informasi digital, yang kemudian di transmisikan sebagai sinyal radio pada jaringan nirkabel. Dengan menggunakan kode yang unik untuk menutup setiap panggilan yang berbeda. CDMA dapat melayani lebih banyak pengguna untuk berbagi gelombang radio pada saat yang sama tanpa saling ganggu dan kesalahan sambungan komunikasi.” (Cualcomm Inc, 2002)

e. Web Mobile

Web Mobile adalah sebuah teknologi baru telah mengakomodasi

kebutuhan akan akses internet melalui perangkat mobile (bergerak). Jika sebelumnya web atau internet hanya dapat diakses melalui komputer (PC /Personal Computer), maka dengan adanya teknologi web mobile, sebuah

web akan dapat diakses melalui perangkat bergerak seperti telepon seluler

(mobile phone) dan atau PDA/Pocket PC . Wireless web atau internet web

mobile memungkinkan pengguna untuk mencari informasi melalui

peralatan wireless atau mobile device miliknya.

f. Mobile device

Sebuah perangkat bisa dikatakan sebagai mobile device jika memenuhi kriteria seperti mampu dibawa ke mana (ringkas); bisa menyediakan sumber energi sendiri (dalam jangka waktu tertentu) seperti baterai atau

(54)

fitur komunikasi dan atau komputasi, seperti komunikasi suara, teks, maupun data. Mobile device yang dimaksud dalam skripsi ini adalah telepon seluler (mobile phone) dan atau Pocket PC atau PDA (personal digital assistant). Untuk PDA dan Pocket PC, fitur komunikasi data lewat internet sudah merupakan fasilitas standar, di mana semua tipe PDA dan

Pocket PC pasti mendukung serta menyertakan mini browser atau

mobile browser dalam fitur-fiturnya. Sedangkan untuk telepon seluler,

belum semua tipe mampu mendukung fasilitas browsing internet. Umumnya, hanya tipe-tipe dengan kelas menengah ke atas dan atau terbaru yang menyediakan fitur ini.

g. Arsitektur Mobile Web Application (Microsoft Corporation,2005)

Dalam teknologi web mobile, terdapat banyak komponen dan proses yang saling mendukung untuk terciptanya sebuah layanan web mobile. Di bagian ini, akan diuraikan secara detail proses dan komponen yang terlibat dalam akses sebuah halaman web mobile. Karena teknologi dan fitur antara telepon seluler dan Pocket PC atau PDA berbeda, maka penjelasannya akan dipisah menjadi 2 (dua) proses.

h. Mobile Web Application Architecture untuk Pocket PC /PDA

(55)

2.3. Konsep Dasar Sistem Dan Informasi

Sistem adalah kesatuan beberapa keadaan, metode teknik dan kumpulan elemen yang saling berkaitan unntuk memproses input menjadi output yang diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.

2.3.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain

mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray), lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input), keluaran (Output), pengolahan (Process)

(56)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem-subsistem atau bagian-bagain dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem itu sendiri yang akan menjalankan suatu fungsi tertentu dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem. Sedangkan didalam suatu subsistem masih dimungkinkan terdapat lagi subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.

(57)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input) untuk subsistem yang lainnya dengan malalui penghubung ini. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya yang membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance input) dan masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.

g. Pengolah Sistem

(58)

sesuatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akan mengolah data masukan berupa data transaksi barang dan data-data lainnya menjadi keluaran berupa laporan transaksi.

2.3.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian even adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.

Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen dasar berikut :

1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.

2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya. 3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu

(59)

2.3.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan blok bangunan (Building block) yaitu blok masukan (Input block), blok model (Model block), blok keluaran (Output block), dan blok kendali (Control block). Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.

2.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide dari lingkungan, kemudian disajikan dalam bentuk informasi. Konsep sistem manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem yang lain.

2.3.5 Teknik Memperoleh Informasi

(60)

sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan data. Beberapa cara pengumpulan data :

1. Pengamatan atau Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem dapat juga berpartisipasi atau mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan kegiatan tertentu yang sedang diobservasi itu. Seringkali dalam sistem analis dan desain akan menjalani suatu sistem untuk mengamati aliran-aliran informasi dari segi-segi keputusan yang penting sekali.

2. Wawancara

Wawancara telah diakui sebagai pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarainya. Seperti halnya dengan teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah satu-satunya teknik yang terbaik di semua situasi.

3. Questioner

(61)

2.4. Kebutuhan-Kebutuhan Sistem 2.4.1. Alir Dokumen ( Document Flow )

Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

Formulir adalah suatu dokumen yang memuat informasi konstan yang tercetak dan mempunyai bagian luang untuk diisi dengan variabel. Bagi perusahaan tentunya harus mencatat transaksi setiap harinya, yang mana semua ini harus dikonversikan dari satu media ke media lainnya dan dimanipulasi berulang-ulang yang pada akhirnya berakhir pada suatu formulir yang berguna bagi manajer di dalam mengambil keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan juga tergantung dari formulir-formulir yang digunakan. Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa alasan pemakaian formulir adalah untuk memudahkan suatu arus, proses dan analisa, yaitu berupa :

1) Penyusunan data.

2) Meminimumkan waktu pencatatan dan penghapusan penulisan data konstan.

3) Memungkinkan kontrol terhadap kegiatan. 4) Mengurangi terjadinya kesalahan tulis menulis.

(62)

2.4.2 Sistem Flowchart ( Flowchart System )

Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk, laporan dan lain-lainnya.

Adapun simbol-simbol standar yang digunakan untuk membuat bagan alir adalah sebagai berikut :

Simbol Dokumen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokument input dan output baik untuk proses manual, mekanik maupun komputer.

Simbol Kegiatan Manual

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual.

Simbol Operasi Luar

(63)

Simbol Arsip Sementara

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut :

A : menurut Abjad

N : menurut Nomor Urut

T : menurut Tanggal

Simbol Penghubung

Penghubung pada halaman yang sama. Dalam menggambarkan bagan alir dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan maka diperlukan simbol penghubung yang memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan dilokasi lain pada halaman yang sama.

Simbol Penghubung

(64)

dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan maka diperlukan simbol penghubung yang memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan dilokasi lain pada halaman yang berbeda.

Simbol Terminal

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem.

Simbol Keputusan

Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.

2.5. Desain Sistem

(65)

prosedur-prosedur dan pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.

2.5.1. Desain Input

Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar sampah pula (Garbage in garbage out). Supaya tidak dihasilkan sampah seperti kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.

2.5.2. Desain Output

Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru yang diinginkan oleh pemakai, sampai pada tahap desain output. Selama tahap desain, isi terinci dan format output harus dipersiapkan dan ditetapkan. Tahap ini perlu berkonsultasi dengan para pemakai output sistem untuk menentukan data spesifik atau informasi apa yang diperlukan oleh mereka, bagaimana mereka memakai data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah :

(66)

c. Menyusun sistem informasi agar lengkap dan mudah dibaca. Untuk itu perlu diperhatikan :

- Beri judul pada setiap informasi yang diberikan. - Semua data tepat dibawah judul tiap kolom. - Beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu. - Harus berurutan.

2.6. Database

Database adalah sekumpulan file-file yang mempunyai ikatan antara file yang satu dengan yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu yang berhubungan dengan instansi dalam batasan yang tertentu.Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lain tersebut bukanlah kelompok dari suatu database, ia akan membentuk kelompok database sendiri.

Database dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi

sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah dan cepat.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama se-demikian rupa tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

(67)

Kumpulan dari file yang saling berkaitan bersama dengan program pengelolanya disebut Database Management System (DBMS). Data base me-rupakan kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, pengecekan data, meng-hapus data, melaporkan data.

2.6.1. Istilah Dalam Database

Berikut ini merupakan istilah-istilah dalam database yang perlu diketahui sebagai dasar, antara lain:

1. Entity

Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada administrasi mahasiswa misalya, maka entitynya mahasiswa, mata kuliah, nilai.

2. Atribute

Setiap entity mempunyai atribute atau sebutan untuk mewakili entity. Tabel mahasiswa dapat dilihat atributnya misalnya Npm, Nama, Alamat.Atribut juga di-sebut sebagai elemen, data field, data item.

3. Data Value

(68)

4. Record/Tuple

Kumpulan elemen- elemen yang saling berhubungan menginformasikan tentang seseorang misalnya: nomor mahasiswa, nama mahasiswa, alamat, nomor telepon. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang.

5. Atribut Kunci

Dalam setiap file selalu terdapat kunci yang berupa satu field atau satu set field yang dapat diwakili record. Macam-macam kunci adalah sebagai berikut:

a.Kunci Primer (Primary Key)

Adalah atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity .Setiap kandidat mempunyai peluang menjadi kunci primer.

b.Kunci Kandidat (Candidate Key)

Adalah suatu atribut yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu minimal set atribut menyatakan secara tak langsung dimana beberapa atribut dalam satu set tidak dapat dibuang tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika suatu kandidat berisi lebih dari satu atribut , maka biasanya disebut kunci komposit (gabungan).

c.Kunci Tamu (Foreign Key)

(69)

Hubungan antara entity anak dan entity induk adalah hubungan set lawan banyak (one to many relationship) .

d.Kunci Alternatif (Alternate Key)

Adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci primer. Kerap kali kunci alternatif dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan.

6. Relasi

Adalah hubungan antar file yang direlasikan dengan kunci relasi (Relation Key), yang merupakan kunci utama dari masing-masing file.

2.6.2. Data Flow Diagram

Data flow diagram adalah gambaran sistem secara logikal. Gambaran ini tidak tergantung pada perngkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi file. Keuntungan menggunakan data flow diagram adalah memudahkan pemakai atau user yang awam di bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dibuat. Simbol-simbol yang akan digunakan adalah:

Alur

Penyimpanan Data

Entity

Prose

(70)

Dalam perancangan sistem penulis menggunakan tools PowerDesigner sebagai media pembantu dalam pembuatan sistem. Simbol–simbol yang digunakan antara Data Flow Diagram secara konvensional dengan simbol–simbol Data Flow Diagram yang ada pada tools PowerDesigner ada beberapa perbedaan. Pada tabel dibawah ini merupakan simbol–simbol Data Flow Diagram yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan sistem dengan menggunakan tools PowerDesigner.

Tabel 2.1. Simbol Data Flow Diagram (PowerDesigner)

Simbol Keterangan Simbol Entity, “Entt_1” merupakan nama dari entity

Simbol Arus Data, “Flow_4” atau “Flow_6” merupakan nama dari arus data

0

Prcs_1

Simbol Proses, angka nol “0” menjelaskan tentang identifikasi dari proses, sedangkan “Prcs_1 “ merupakan nama proses. Proses ini tidak mempunyai sub proses, karena tidak ada tanda “+” pada sudut kiri bawah proses

Simbol ini merupakan simbol proses seperti yang dijelaskan sebelumnya, bedanya proses ini memiliki sub proses, karena pada sudut kiri bawah terdapat tanda “+”

(71)

2.6.3. Bentuk-bentuk Normalisasi

Pada proses normalisasi ini perlu dikenal dahulu definisi dari tahapan normalisasi.

1. Bentuk Tidak Normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikat. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/ First Normal Form)

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri data dibentuk dalam flat file(file rata.Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tipe field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF /Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk kedua data telah mempunyai keriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah ber-gantung secara fungsi pada kunci utama /primary key.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/ Third Normal Form)

Gambar

Gambar 1.6. Sketsa Uji pada Tanaman
Tabel 2.1. Simbol Data Flow Diagram (PowerDesigner)
Gambar 2.3.  Simbol dalam ER Diagram
Tabel 2.3 Simbol ER Diagram (PowerDesigner)
+7

Referensi

Dokumen terkait