• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM

UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI

DENGAN METODE SAVINGS MATRIX

DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

ASTIEN ALIMUDIN NPM : 0732215011

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM

UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI

DENGAN METODE SAVINGS MATRIX

DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Tenik

Jurusan Teknik Industri

Oleh :

ASTIEN ALIMUDIN NPM : 0732215011

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” JAWA TIMUR

(3)

SKRIPSI

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI

DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

Oleh :

ASTIEN ALIMUDIN NPM : 0732215011

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 17 Desember 2010

Tim Penguji Pembimbing

1.

Ir. Enny Ariyani, MT NIP 957 000 041

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiono, MT NIP 1900713 198703 1 001

2.

Ir. Endang PW, MT

NIP 19591228 198803 2 001 1.

Ir. M. Tutuk Safirin, MT NIP 19630406 198903 1 001

3.

Ir. M. Tutuk Safirin, MT NIP 19630406 198903 1 001 2.

Ir. Sumiati, MT

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan kasih

sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE

DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA”. Tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain doa

yang tulus sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih yang sedalam-dalamya

atas segala yang diberikanNya.

Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan

bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Teknik Industri Universitas Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Ir. H. MT. Safirin, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

(5)

4. Bapak Ir. H. MT. Safirin, MT. dan Ibu Endang PW, MMT, selaku Dosen

Pembimbing.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Ibu Ari Sulistiyowati selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan

fasilitas dan bantuan kepada penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini.

7. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat dan bantuan

baik secara material maupun spiritual dalam memotivasi saya sehingga

terselesainya skripsi ini.

8. Buat istriku Floria Anggraeni beserta keluarga terima kasih atas do’a dan

semangatnya yang sudah diberikan kepada saya.

9. Kepada seluruh teman-teman Jurusan Teknik Industri yang telah memberikan

motivasi dan tenaga dalam proses penyusunan sehingga terselesaikan skripsi

ini

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang telah

diberikan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga

saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga hasil

pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca

pada umumnya dan PT. Kamadjaja Logistics Surabaya pada khususnya.

Surabaya, Desember 2010

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Asumsi ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Distribusi……….. 7

2.1.1 Transportasi………..7

(7)

2.1.3 Metode yang digunakan dalam

memecahkan persoalan transportasi……… 8

2.1.4 Distribusi……….. 9

2.1.5 Saluran Distribusi……….10

2.1.6 Fungsi dasar manajemen distribusi dan transportasi…………... 10

2.2 Metode Saving Matrix………... 13

2.2.1 Pengertian metode saving matrix………. 13

2.2.2 Langkah-langkah metode saving matrix……….. 14

2.3 Peramalan (Forecasting)……….. 21

2.3.1 Peramalan dalam horizon waktu……….. 22

2.3.2 Beberapa sifat hasil peramalan……… 23

2.3.3 Prosedur Peramalan………. 23

2.4 Metode Time Series………..28

2.4.1 Metode yang digunakan dalam time series……….. 29

2.4.2 Ukuran akurasi dari peramalan……… 32

2.4.3 Pola permintaan………... 34

2.5 Efisiensi penjadwalan jalur distribusi……….. 36

2.6 Analisa keputusan……… 37

2.6.1 Langkah-langkah dalam analisa keputusan………. 38

2.7 Penelitian Terdahulu……… 39

(8)

3.2 Identifikasi dan definisi operasional variabel……….. 43

3.3 Metode pengumpulan data………... 44

3.3.1 Penelitian pustaka (Library research)……….. 45

3.3.2 Penelitian lapangan (Field research)……… 45

3.4 Metode pengolahan data……….. 45

3.5 Langkah-langkah pemecahan masalah……… 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data ... 59

4.1.1 Data permintaan customer ……….. 59

4.1.2 Data kapasitas alat angkut………... 60

4.1.3 Data rute awal ………..……….. 60

4.1.4 Data biaya transportasi awal ………..……… 61

4.2 Pengolahan data……….……….. 61

4.2.1 Menghitung jarak koordinat lokasi customer…………..……… 61

4.2.2 Mengalokasikan permintaan customer tahun 2009 pada rute awal ... 65

4.2.2.1 Penentuan alokasi customer pada rute awal berdasarkan permintaan tahun 2009 ... 65

4.2.2.2 Biaya Transportasi Sebelum Penerapan Metode Savings Matrix………... 66

(9)

4.2.3.1 Mengalokasikan Permintaan Customer dengan

Metode Savings Matrix... 69

4.2.3.1.1 Mengidentifikasi Matriks Jarak... 69

4.2.3.1.2 Mengidentifikasi Matriks

Penghematan (Penghematan Jarak)... 71

4.2.3.1.3 Penentuan Alokasi customer pada

Rute Baru berdasarkan Permintaan

Tahun 2009... 73

4.2.3.1.4 Mengurutkan Customer dalam rute baru………. 89

4.2.3.2 Biaya Transportasi Sesudah Penerapan

Metode Savings Matrix... 91

4.2.4 Peramalan ( forcasting) Permintaan... 93

4.2.4.1 Ploting Data Permintaan

tahun 2009... 93

4.2.4.2 Perhitungan Nilai MSE... 95

4.2.4.3 Pemilihan Nilai MSE terkecil……….. 95

4.2.4.4 Melakukan Uji MRC dari Metode Peramalan

Yang digunakan... 96

4.2.4.5 Peramalan dengan metode peramalan yang terpilih

untuk tahun 2010...………98

4.2.5 Rute Baru (Penerapan Metode Savings Matrix)

(10)

4.2.5.1 Penentuan alokasi customer pada rute baru

berdasarkan permintaan tahun 2010... 99

4.2.5.2 Mengurutkan Customer dalam rute baru... 113

4.2.6 Penghitungan Biaya Transportasi tahun 2010 Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix... 116.

4.3 Analisa dan Pembahasan... 118

4.3.1 Analisa Peramalan... 118

4.3.2 Analisa perbandingan rute / jalur distribusi... 119

4.3.3 Analisa Perbandingan Biaya Transportasi Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Savings Matrix... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 122

5.2 Saran... 124

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perubahan yang terjadi dengan menggabungakn customer 1

dan customer 2 ke dalam satu rute……… 16

Gambar 2.2 Trend component (pola trend)……… 34

Gambar 2.3 Seasonal component (pola musiman)………... 35

Gambar 2.4 Cylical componentl (pola siklus) ...… 35

Gambar 2.5 Random component (pola acak)……… 36

Gambar 2.6 Siklus Analisa Keputusan……….……….... 38

Gambar 3.1 Langkah-langkah pemecahan masalah……….… 48-49 Gambar 4.1 Peta Pulau Jawa ...………..……. 62

Gambar 4.2 Diagram Pencar Data Permintaan Customer 1……… 94

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lokasi tujuan dan ukuran order... 14

Tabel 2.2 Matrix jarak dari pabrik ke customer dan antar customer... 15

Tabel 2.3 Matrix pengehematan jarak dengan menggabungan dua rute yang berbeda... 17

Tabel 2.4 Langkah awal semua customer memiliki rute terpisah... 18

Tabel 2.5 Semua customer memiliki rute terpisah... 19

Tabel 2.6 Customer 4 masuk ke rute A dan customer 3 masuk ke rute C... 20

Tabel 3.1 Matrik Jarak dari Pabrik ke Customer dan antar Customer………. 53

Tabel 3.2 Matrik penghematan jarak dengan menggabungkan dua rute berbeda ……….. 54

Tabel 3.3 Semua Customer Memiliki Rute Terpisah... 55

Tabel 3.4 Customer 4 Masuk ke Rute a dan Customer 3 Masuk ke Rute c…. 55 Tabel 4.1 Data permintaan per bulan………. 59

Tabel 4.2 Rata-rata besarnya order per bulan………. 60

Tabel 4.3 Kapasitas Alat Angkut... 60

Tabel 4.4 Rute awal pendistribusian dari gudang ke customer... 61

Tabel 4.5 Jenis dan besarnya biaya transportasi awal... 61

(13)

Tabel 4.7 Biaya transportasi tahun 2009

sebelum diterapkan metode Savings Matrix………..…. 68

Tabel 4.8 Matriks Jarak………...… 70

Tabel 4.9 Matriks Penghematan……… 72

Tabel 4.10 Matriks kapasitas truk... 73

Tabel 4.11 Matriks Rekapitulasi Iterasi 1 sampai 5... 88

Tabel 4.12 Biaya transportasi tahun 2009 setelah penerapan metode savings matrix... 92

Tabel 4.13 Nilai MSE dari masing-masing metode... 95

Tabel 4.14 Metode yang digunakan untuk peramalan masing-masing customer berdasarkan MSE terkecil... 96

Tabel 4.15 Besarnya Order Size Hasil Peramalan permintaan tiap customer.... 98

Tabel 4.16 Biaya transportasi bulan Juli 2010 sampai bulan Juni 2011 setelah menggunakan metode Savings Matrix……...………...117

Tabel 4.17 Rute pengiriman Juli 2009 sampai Juni 2010 sebelum penerapan metode Savings Matrix ...119

Tabel 4.18 Rute pengiriman Juli 2009 sampai Juni 2010 sesudah penerapan metode Savings Matrix...120

(14)

ABSTRAKSI

Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia industri, menuntut perusahaan untuk dapat menghadapi persaingan secara baik dan siap dengan segala resiko yang akan dihadapi. Salah satu jaminan yang harus dipenuhi perusahaan kepada pelanggan adalah pengiriman produk sesuai dengan permintaan pelanggan secara tepat waktu dan efisien. Sehingga proses distribusi yang dilaksanakan tidak mengakibatkan pemborosan segi waktu, jarak, dan tenaga.

PT Kamadjaja Logistics Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pendistribusian produk olie kemasan drum milik PT Shell Lubricant Indonesia. Sasaran PT Kamadjaja Logistics adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya yang efisien, dan pelayanan yang baik PT Kamadjaja Loistics dituntut untuk dapat merancang kinerja pengiriman yang reliabel. Sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut masih ada permasalahan dari perusahaan dimana dalam pengiriman olie kemasan drum ke beberapa daerah pemasaran belum adanya perencanaan pengiriman dan pendistribusian barang yang tepat yaitu dalam menentukan jalur distribusi ke customer yang mengakibatkan jalur pengiriman yang ditempuh semakin panjang tanpa melihat terlebih dahulu kapasitas dari kendaraan dan jarak yang akan ditempuh sehingga mengakibatkan biaya tranportasi menjadi mahal dan pemenuhan permintaan produk olie kemasan drum yang diminta oleh costumer sering terlambat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan metode Savings Matrix. Metode Savings Matrix dapat digunakan untuk menentukan rute distribusi produk ke

customer dengan cara menentukan urutan rute distribusi yang harus dilalui dan jumlah

alat angkut berdasarkan kapasitas dari alat angkut tersebut. Metode ini diterapkan agar diperoleh rute terpendek dan memperoleh biaya transportasi yang optimum.

Hasil penelitian di PT Kamadjaja Logisticsdengan menggunakan metode Savings

Matrix, dapat dibandingkan dari yang sebelumnya 6 rute dengan 6 truk pada rute awal

menjadi 5 rute dengan 5 truk dimana terjadi penambahan kilometer dari yang awalnya 1.770 km / kirim menjadi 1.790 km / kirim. Biaya transportasi pada rute awal sebesar Rp 465.255.456,- / tahun dan biaya transportasi sesudah penerapan metode Savings Matrix sebesar Rp 413.449.956,- / tahun sehingga diperoleh penghematan biaya trransportasi sebesar Rp 51.805.500,- / tahun atau penghematan biaya transportasi sebesar 11 %.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era sekarang proses distribusi yang efektif dan efisien menjadi salah

satu faktor yang posisinya mulai sejajar dengan indikator-indikator yang lain

dalam usahanya untuk mencapai kepuasan pelanggan. Bagi perusahaan sendiri

proses distribusi yang efektif dan efisien dapat memberikan kontribusi yang

signifikan pada penurunan komponen-komponen biaya pembentuk harga sebuah

produk. Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia industri, menuntut

perusahaan untuk dapat membuat strategi-strategi distribusi yang tepat. Salah satu

strategi yang dapat digunakan adalah perencanaan dan penentuan rute secara

tepat, sehingga produk akan diterima pelanggan dalam jumlah tepat, kondisi baik,

sesuai dengan waktu yang dijanjikan, dan biaya yang rendah.

PT Kamadjaja Logistics adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa distribusi, yang salah satu unit bisnisnya bertugas untuk mendistribusikan

produk-produk dari PT Shell Lubricants Indonesia untuk kawasan Jawa Timur

dan seluruh Indonesia timur. Dalam mendistribusikan produk melalui laut, PT

Kamadjaja Logistics bekerja sama dengan pihak pelayaran dan beberapa agen di

beberapa kota luar pulau yang menjadi tujuan pengiriman. Sedangkan untuk

pendistribusian lewat darat, PT Kamadjaja Logistics menggunakan kendaraan

sendiri. Dalam penelitian ini penulis akan membahas pendistribusian produk yang

melewati jalan darat.

(16)

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pendistribusian

produk, PT Kamadjaja Logistics dituntut untuk dapat menciptakan kinerja

pengiriman yang reliable. Sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut ada

beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan. Proses distribusi yang dilakukan

tidak direncanakan dengan baik, sehingga mengakibatkan jarak pengiriman yang

ditempuh panjang serta mengakibatkan biaya distribusi yang mahal.

Untuk mengatasi permasalahan perusahaan tersebut, penulis menggunakan

metode Savings Matrix dalam melakukan perencanaan dan penentuan jalur

distribusi secara tepat. Metode Savings Matrix adalah metode untuk

meminimalkan jarak atau waktu atau biaya dengan melakukan pemilihan terhadap

kendaraan dan rute serta mempertimbangkan kendala-kendala yang ada.

Dengan menggunakan metode Savings Matrix diharapkan perusahaan

dapat memiliki perencanaan dalam menentukan jalur distribusi sehingga proses

pendistribusian produk dapat berjalan optimal dengan biaya rendah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada di perusahaan berkaitan dengan

pengiriman produk olie, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai

berikut :

“Bagaimana merencanakan rute pendistribusian produk olie kemasan drum untuk mengoptimalkan rutedan meminimalkan biaya distribusi di PT Kamadjaja Logistics Surabaya”.

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menentukan rute pengiriman produk olie kemasan drum yang optimal

2. Meminimalkan biaya transportasi dengan metode savings matrix

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian hanya diterapkan untuk pendistribusian produk lewat darat

2. Data permintaan yang digunakan adalah bulan Januari 2009 - September 2010

3. Penelitian hanya dilakukan pada produk olie berkemasan drum

4. Rute distribusi produk olie kemasan drum dari kota asal Surabaya ke kota

Surabaya sektor 4 (Jl. Demak), Surabaya sektor 5 (Rungkut Industri 3),

Surabaya sektor 6 (Tambak Langon), Sidoarjo, Gresik, Banyuwangi, Bekasi,

Semarang, Situbondo

5. Biaya distribusi meliputi biaya bahan bakar, biaya handling cost, insentive

sopir dan biaya retribusi

6. Jenis kendaraan yang digunakan dalam distribusi olie antara lain :

(1 drum = 209 liter = 202 kg)

a. Colt Diesel Double (CDD) = max. 21 drum = 4389 liter = 4257.33 kg

b. Fuso Engkel = max. 40 drum = 8360 liter = 8109.20 kg

c. Wing Box = max. 60 drum = 12540 liter = 12163.80 kg

d. Container 20’ = max. 80 drum = 16720 liter = 16218.40 kg

7. Perhitungan jarak menggunakan satuan kilometer, disesuaikan pada skala peta

(18)

1.5 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kondisi kendaraan diasumsikan dalam kondisi stabil, tidak ada rusak, dan

tidak terjadi bencana alam selama periode tersebut.

2. Biaya bahan bakar, biaya handling cost, insentive sopir dan biaya lain-lain

diasumsikan tetap selama penelitian dilakukan

3. Kegiatan bongkar di customer dilakukan selama 24 jam

4. Rute atau jalur distribusi yang dilalui pada saat pengiriman produk olie

kemasan drum dari gudang ke lokasi customer diasumsikan sama dengan rute

kembali dari lokasi customer ke gudang

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

a. Mendapatkan jalur distribusi produk yang akan dilayani berdasarkan

kapasitas alat angkut

b. Memberikan alternatif rute distribusi kepada perusahaan secara tepat

waktu dan efisien dalam meminimalkan biaya distribusi

2. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung dalam bidang

distribusi.

b. Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diterima di Jurusan Teknik

Industri

(19)

3. Bagi Universitas

a. Menjalin hubungan yang erat antara perguruan tinggi yakni Universitas

Pembangunan Nasional Jawa Timur dengan perusahaan yang bergerak

dalam bidang penyedia jasa pengiriman/logistic khususnya PT Kamadjaja

Logistics.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini

adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan

dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah

dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun

tidak langsung yaitu teori tentang distribusi, penjadwalan dan

penentuan jalur dalam distribusi dan Savings Matrix.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan

penelitian, mulai dari lokasi pencarian data, metode pengambilan

data, identifikasi variabel, dan metode pengolahan data, yang

(20)

6 dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian selama

pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul,

kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan

untuk menyelesaikan masalah yang ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan

dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat

memberikan suatu rekomendasi sebagai masukan ataupun

perbaikan bagi pihak perusahaan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi dan Distribusi 2.1.1 Transportasi

Salah satu faktor yang memegang peranan utama dalam penetapan lokasi

industri atau kegiatan ekonomi lainnya adalah besar biaya transportasi. Hal

tersebut disebabkan karena biaya transportasi merupakan salah satu komponen

biaya produksi. Apabila biaya transportasi lebih murah akan mengakibatkan biaya

produksi lebih rendah dan harga produk lebih rendah, sehingga menambah daya

saing produk dan memperluas lokasi daerah pemasaran.

Transportasi Cost/km =

Jarak st TranportCo

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang

dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terlihat ada 2 unsur yang

tepenting yaitu (Salim,2002) :

a. Pemindahan / pergerakan (movement).

b. Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke

tempat lain.

Adapun definisi lain transportasi merupakan pemindahan produk dari satu

lokasi ke lokasi lain mulai rantai pasok pertama sampai ke tangan konsumen.

Transportasi memainkan peran penting dalam tiap-tiap rantai pasok sebab produk

(22)

jarang diproduksi dan dikonsusmsi pada tempat yang sama. (Chopra,Meindl,

2001).

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen

mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat

waktu, tepat pada tempat yang ditentukan dan barang dalam kondisi baik.

2.1.2 Persoalan Transportasi

Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas

atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan

(destination,demand), dengan tujuan meminimalkan ongkos pengangkutan yang

terjadi.

Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah (Salim,2002) :

1. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan

yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

2. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,

besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.

3. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya

tertentu.

2.1.3 Metode yang Digunakan Dalam Memecahkan Persoalan Transportasi

Metode transportasi merupakan suatu model yang digunakan untuk

mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang utama ke

tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur

(23)

sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber

ke tempat tujuan-tujun yang bebeda. (Chopra,Meindl, 2001).

Untuk menyelesaikan persoalan transportasi, harus dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut (Dimyati, 1992) :

1. Tentukan solusi fisibel basis awal.

2. Tentukan entering variabel dari variabel-variabel nonbasis. Bila semua

variabel sudah memenuhi kondisi optimum, STOP. Bila belum, lanjutkan ke

langkah 3.

3. Tentukan leaving variabel diantara variabel-variabel basis yang ada, kemudian

hitung yang baru. Kembali kelangkah ke 2.

Dalam memecahkan masalah transportasi ini penelitian menggunakan

metode Penentuan Rute dengan memepertimbangkan kapasitas kendaraan

(Vehiele Routing Problem).

2.1.4 Distribusi

Pengertian distribusi menurut Frank H. Woodward (1996) dalam bukunya

yang berjudul “Managing the Transport Service Function” dijelaskan didalam

industri, distribusi telah diterima sebagai pencapaian dari semua aktivitas bisnis

melibatkan penggerakan barang-barang dari titik memproses atau membuat

langsung atau penjualan kepada pelanggan dan termasuk warehousing,

pengendalian persediaan barang yang telah jadi, penanganan material dan

pengemasan, dokumentasi dan pengiriman, lalu lintas dan transportasi, dan

layanan pasca jual ke pelanggan.

(24)

2.1.5 Saluran Distribusi

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan untuk menyalurkan suatu

produk dari produsen ke konsumen (konsumen akhir atau pemakai produk

industri). Fungsi saluran distribusi adalah :

1. Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan

memudahkan pertukaran.

2. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi mengenai tawaran.

3. Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.

4. Mengusahakan perundingan untuk mencapai persetujuan akhir atas harga dan

ketentuan lainnya mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat terjadi.

5. Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk.

6. Mengatur distribudi dana untuk menutup biaya saluran distribusi.

7. Menerima resiko dalam hubungan dengan pelaksana pekerjaan saluran

pemasaran.

2.1.6 Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi

Secara tradisional kita mengenal manajemen distribusi dan trasnportasi

dengan berbagai sebutan. Sebagian perusahaan istilah manajemen logistic,

disebagian lagi menggunakan istilah distribusi fisik (physical distribution).

Kegiatan distribusi dan transportasi biasa dilakukan perusahaan

manufaktur dengan membentukan bagian distribusi atau transportasi diserahkan

kepada pihak ketiga. Dalam upayanya memenuhi tujuan-tujuan diatas, siapa pun

yang melaksanakannya (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga).

(25)

Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan

sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari :

1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.

Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada

revenue perusahaan sangat bervariasi dan karakteristik pelanggan biasanya

sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Dari revenue, sering kali hukum

pareto 20/80 berlaku disini. Artinya hanya sekitar 20% dari pelanggan atau

area penjualan menyumbangkan sejumlah 80% dari pendapatan yang

diperoleh perusahaan. Perusahaan tidak biasa menomorsatukan semua

pelanggan. Dengan mengalami perbedaan karakteristik dan kontribusi

pelanggan atau area distribusi, perusahaan biasa mengoptimalkan alokasi

persediaan maupun kecepatan pelayanan.

2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.

Transportasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai

keunggulan dan kelemahan yang berbeda juga, sebagai contoh : transportasi

laut memiliki keunggulan dari segi biaya yang rendah ; namun lebih lambat

jika dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen transportasi harus

bisa mengirimkan dan mendistribusikan produk-produk mereka ke pelanggan

kombinasi dua atau lebih model transportasi tentu bisa atau bahkan harus

dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.

3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman.

Konsolidasi merupakan kata kunci sangat penting dewasa ini. Tekanan

untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama

(26)

perlunya melakukan konsolidasi maupun pengiriman. Salah satu contoh

konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai

regional distribusi center oleh sentral warehouse untuk pembuatan jadwal

pengiriman. Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan

menyatukan permintaan beberapa toko yang berbeda dalam satu truk. Dengan

cara ini truk bisa berjalan lebih sering tanpa harus membebankan biaya lebih

kepada pelanggan atau klien yang mengirimkan produk tersebut.

4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman.

Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau

distributor adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute

mana yang harus dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan

apabila jumlah pelanggan sedikit keputusan ini bisa diambil dengan relative

gampang. Namun perusahaan yang memiliki puluhan ribu toko atau tempat

penjualan yang harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman

adalah pekerjaan yang sangat sulit dan kekurangan ketepatan dalam

mengambil dua keputusan tersebut bisa berimplikasi pada biaya pengiriman

yang tinggi.

5. Memberikan pelayanan nilai tambah.

Disamping mengirimkan produk kepelanggan, jaringan distribusi semakin

banyak dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses

nilai tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrik/manufactur. Beberapa

proses nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh adalah pengepakan, pemberian

barcode, dan sebagainya. Untuk mengakomodasi kebutuhan lokasi yang lebih

(27)

baik, seperti industri printer, memindahkan proses konfigurasi akhir dari

produknya ke distributor ke tiap-tiap Negara. Ini meningkatkan fleksibilitas

produk sehingga mengurangi kelebihan stok di suatu Negara dan kekurangan

di Negara lain.

6. Menyimpan persediaan.

Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik

disuatu gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko dimana produk

tersebut dijual. Oleh karena itu manajemen distribusi tidak bisa dari

manajemen pergudangan.

7. Menangani pembelian (return).

Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan

kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain.

Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas

waktu penjualan habis, seperti produk-produk makanan, sayuran, buah, dan

sebagainya. Kegiatan pengembalian ini bisa terjadi pada produk-produk

kemasan seperti botol, yang akan digunakan kembali dalam proses produksi

atau harus diolah kembali untuk menghindari pencemaran lingkungan. Proses

pengembalian ini lumrah dengan sebutan reverse logistic.

2.2 Metode Saving Matrix

2.2.1 Pengertian Metode Savings Matrix

Savings Matrix merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

menjadwalkan sejumlah terbatas kendaraan dari suatui fasilitas dan jumlah

(28)

kendaraan dalam armada ini dibatasi dan mereka mempunyai kapasitas

maksimum yang berlainan. Tujuan metode ini adalah untuk memilih penugasan

kendaraan dan routing sebaik mungkin. (Bowersox, 2002: 232).

Metode Savings Matrix adalah metode untuk meminimumkan jarak atau

waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada.

(Pujawan, 2005: 180).

2.2.2 Langkah-Langkah Metode Savings Matrix

Sebelum melakukan perhitungan Savings Matrix, terlebih dahulu

menentukan titik koordinat jarak dari pabrik / gudang ke tiap-tiap customer

(Pujawan, 2005: 180) :

Tabel 2.1 Lokasi Tujuan dan Ukuran Order

Customer Tujuan Koordinat x Koordinat y Ukuran Order

Customer 1 1 y1 A Unit

Customer 2 2 y2 B Unit

Customer 3 3 y3 C Unit

Customer 4 4 y4 D Unit

(29)

Kemudian melakukan perhitungan dalam meminimumkan jarak yang

ditempuh menggunakan Metode Savings Matrix, terdapat beberapa

langkah-langkah dalam meminimumkan jarak yang ditempuh, yaitu :

1. Mengidentifikasi Matrix Jarak

Pada langkah ini perlu jarak antara pabrik ke masing-masing customer.

sehingga mengunakan lintasan terpendek sebagai jarak antar lokasi. Jadi

dengan mengetahui koordinat masing-masing lokasi maka jarak antar dua

lokasi bisa dihitung dengan menggunakan rumus jarak standar.

Tabel 2.2 Matrik Jarak Dari Pabrik Ke Customer dan Antar Customer

Pabrik/

Gudang

Customer

1

Customer

2

Customer

3

Customer

4

…Customer

n

Customer 1

Customer 2

Customer 3

Customer 4

.

.

.

Customer n

Misalkan dua lokasi masing-masing dengan koordinat

1,y1

dan

2, y2

maka Perhitungan matrik jarak dua lokasi tersebut adalah (Pujawan,

2005: 181) :

(30)

J

  

1,2  12

 

2 y1y2

2

Hasil perhitungan jarak ini digunakan untuk menentukan matrik penghematan

(Savings Matrix) yang akan dikerjakan pada langkah berikutnya.

2. Mengidentifikasi Matrik Penghematan (Savings Matrix)

Savings matrix mempresentasikan penghematan yang dapat direalisasikan

dengan menggabungkan dua pelanggan ke dalam satu rute. Misalkan

menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 ke dalam satu rute maka jarak

yang akan dikunjungi adalah dari gudang ke Customer 1 kemudian ke

Customer 2 dan dar Customer 2 balik ke gudang.

Gudang Gudang

[image:30.595.114.510.393.512.2]

Customer 1 Customer 2 Customer 1 Customer 2

Gambar 2.1 Perubahan yang Terjadi Dengan Menggabungkan Customer 1 dan

Customer 2 ke Dalam Satu Rute.

Dari gambar diatas terjadi perubahan jarak adalah sebesar jarak kiri

dikurangi total jarak kanan yang besarnya adalah (Pujawan, 2005: 182):

 

G J

       

G

J G J J G

J ,1 2 ,2 ,1 1,2 2,

2    

     

G,1 J G,2 J 1,2

J  

dengan jarak

   

x,yy,x
(31)

       

x y J G x J G y J x y

S ,  ,  ,  ,

dimana :

 

x y

S , Penghematan jarak (Savings) yang diperoleh dengan

menggabungkan rute x dan y menjadi satu

 

G x

J , Jarak dari gudang ke customer x

 

G y

J , Jarak dari gudang ke customer y

 

x y

J , Jarak dari customer x ke customer y

kemudian dibuat tabel matrik penghematan jarak dengan menggabungkan

[image:31.595.108.504.480.737.2]

dua rute yang berbeda.

Tabel 2.3 Matrik Penghematan Jarak Dengan Menggabungkan Dua Rute yang

Berbeda

Customer

1

Customer

2

Customer

3

Customer

4

Customer

n

Customer 1

Customer 2

Customer 3

Customer 4

.

.

.

Customer n

(32)
[image:32.595.114.510.135.453.2]

Tabel 2.4 Langkah Awal Semua Customer Memiliki Rute Terpisah

Pabrik/

Gudang

Custome

r 1

Custome

r 2

Custome

r 3

Custome

r 4

…Custome

r n

Customer 1 Rute a

Customer 2 Rute b

Customer 3 Rute c

Customer 4 Rute d

.

.

.Customer

n

Rute z

Order A B C D …N Unit

3. Mengalokasikan customer ke kendaraan atau rute

Pada langkah ini melakukan alokasi customer ke kendaraan atau rute.

dalam penggabungan rute customer, digabungkan sampai pada batas kapasitas

truk atau armada yang ada, dengan melihat nilai penghematan terbesar pada

tabel matrix penghematan jarak.Misalkan didapat matrik penghematan jarak

sebagai berikut :

(33)
[image:33.595.116.509.137.458.2]

Tabel 2.5 Semua Customer Memiliki Rute Terpisah

Pabrik/Gudang

Customer

1

Customer

2

Customer

3

Customer

4

Customer

1

Rute a 0,0

Customer

2

Rute b 14,8 0,0

Customer

3

Rute c 12,5 8,2 0,0

Customer

4

Rute d 24,9 12,9 12,6 0,0

Order 320 85 300 150

dari tabel diatas didapat penghematan terbesar pada customer 1 dan 4

sebesar 24,9

sehinga customer 4 bergabung ke rute a (diasumsikan kapasitas truk

memadai)

(34)

Tabel 2.6 Customer 4 Masuk ke Rute a dan Customer 3 Masuk ke Rute c

Pabrik/Gudang

Customer

1

Customer

2

Customer

3

Customer

4

Customer

1

Rute a 0,0

Customer

2

Rute b 14,8 0,0

Customer

3

Rute c 12,5 12,9(2) 0,0

Customer

4

Rute a 24,9(1) 8,2 12,6 0,0

Order 320 85 300 150

selanjutnya dicari penghematan terbesar kedua didapatkan 12,9 (Customer 2

dan 4) masuk ke rute b, dan begitu seterusnya hingga customer ke-n. Jika

terdapat customer yang sudah teralokasikan , tidak terjadi penggabungan.

kemudian didapatkan jumlah rute sesuai dengan kapasitas armada yang ada

dan penghemtan jarak alokasi dari pabrik ke customer.(Pujawan, 2005:

183-185).

4. Mengurutkan Customer (Tujuan) dalam rute yang sudah terdefinisi

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan urutan

kunjungan, namun pada penelitian ini menggunakan metode Nearest

Neighbor. Metode Nearest Neighbor merupakan metode pengurutan

(35)

kunjungan yang menambahkan customer yang jaraknya paling dekat dengan

customer yang akan dikunjungi terakhir. Misalnya diketahui 3 customer dalam

rute a, customer 1 memiliki jarak terdekat dengan gudang / pabrik dengan

jarak 6.4, kemudian cari jarak customer terdekat dengan customer 1 didapat

customer 3 dengan jarak 6.7 dan terakhir yang dikunjungi adalah customer 2

kemudian kembali ke gudang..

(Gudang-Customer1-Customer3-Customer2-Gudang). Jika kebetulan menghasilkan rute dengan jarak yang sama maka

dipilih total jarak yang minimum. (Pujawan, 2005: 185-186).

Dengan dilakukan penyelesaian permasalahan tersebut menggunakan

metode savings matrix, maka dapat dihasilkan jalur disribusi yang optimal

dengan biaya transportasi yang lebih efisien.

2.3 Peramalan (Forecasting)

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa

datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran, kuantitas, kualitas, waktu dan

lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun

jasa.(Nasution, 2003: 25)

Sedangkan peramalan permintaan merupakan tingkat permintan

produk-produk yang diharapkan akan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada masa

yang akan datang. Peramalan permintaan ini digunakan untuk meramalkan

permintaan dari produk yang bersifat bebas (tidak tergantung), seperti peramalan

produk jadi.(Nasution, 2003: 26)

(36)

Metode peramalan dibagi dua, yaitu: metode peramalan Time Series dan

metode peramalan non time series. Dalam penelitian ini mengunakan metode

peramalan time series, yang merupakan metode peramalan secara kuantitatif

dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.

2.3.1 Peramalan dalam Horizon Waktu

Dalam hubungannya dengan horizon waktu peramalan maka kita dapat

mengklasifikasikan peramalan tersebut dalam 3 kelompok (Nasution, 2003: 26) :

1. Peramalan jangka panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini

digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.

2. Peramalan jangka menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini

lebih mengkhususkan dinandingkan peramalan jangka panjang, biasanya

digunakan untuk menentukan aliran khas, perencanaan produksi, dan

penentuan anggaran.

3. Peramalan jangka pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini

digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur,

penjadwalan kerja dan lai-lain keputusan kontrol jangka pendek.

Dalam penelitian ini menggunakan peramalan jangka menengah yang

umumnya dilakukan 1 atau 2 tahun yang digunakan untuk menentukan jalur

distribusi paling optimal berdasarkan data permintaan sebelumnya.

(37)

2.3.2 Beberapa Sifat Hasil Peramalan

Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan maka

ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu (Nasution, 2003: 29) :

1. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa

mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak akan menghilangkan

ketidakpastian tersebut.

2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran

kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kasalahan maka

penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang

mungkin terjadi.

3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka

panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek,

fakto-faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan, sedangkan

semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan

terjadinya perubahan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

2.3.3 Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdapat beberapa prosedur, yaitu :

1. Tentukan pola data permintaan

Dilakukan dengan cara memplotkan data secara grafis dan menyimpulkan

apakah data berpola trend, musiman, siklikal atau siklus, eratik / random.

Trend / kecenderungan (T) adalah sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap

waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun atau

(38)

konstan. Siklus (C) merupakan pola permintaan suatu produk yang berulang

secara periodik biasanya lebih dari satu tahun, sehingga tidak perlu

dimasukkan dalam peramalan jangka pendek. Musiman (S) adalah pola

permintaan suatu produk yang naik atau turun disekitar garis trend dan

biasanya berulang setiap tahun. disebabkan factor cuaca, musim libur panjang,

dan lain-lain. Random (R) merupakan pola permintaan suatu produk yang

mengikuti pola bervariasi secara acak karena factor bencana alam,

bangkrutnya perusahaan, dan lain-lain. pola ini dibutuhkan dalam menentukan

persediaan pengamatan untuk mengantispasi kekurangan persediaan bila

terjadi lonjakan permintaan. (Nasution, 2003: 35).

2. Mencoba beberapa metode time series sesuai dengan pola permintaan tersebut

untuk melakukan peramalan.

3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang akan dicoba.

Tingkat kesalahan masing-masing metode yang akan dicoba, tingkat kesalahan

diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE. Ukuran akurasi hasil peramalan

merupakan ukuran kesalahan (error) permintaan, merupakan tentang tingkat

perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi.

4. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba.

Metode terbaik akan memberikan tingkat kesalahan terkecil dibanding metode

lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah tingkat kesalahan yang

telah ditetapkan.

(39)

Metode yang digunakan dalam Time Series, yaitu:

a. Metode Rata-rata Bergerak Tertimbang (Weighted Moving Average)

Dalam metode rata-rata bergerak memberikan timbangan yang sama

bagi seluruh data pengamatan, walaupun data yang paling akhir lebih

penting dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan ramalan sedangkan

dalam metode rata-rata bergerak tertimbang memberikan timbangan yang

berbeda atau data tersebut, dengan peranan atau pentingnya data tersebut

pada penyusunan ramalan pada periode berikutnya (Ariyani, 2008: 33)

Formula metode Weighted Moving Average adalah (Baroto, 2002:

38) :

 

t c ft c ft cmft m f1 12 2

^

dimana :

ramalan permintaan (real) untuk peride t

t f

^

t

f permintaan aktual pada periode t

1

c = bobot masing-masing data yang digunakan

c1 1

, ditentukan

secara subyektif

m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan (Subyektif)

Pada periode WMA peramalan permintaan untuk setiap periode

mendatang diasumsikan sama.

(40)

b. Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Eksponential Smoothing)

Kelemahan metode Moving Average dalam kebutuhan akan

data-data masa lalu yang cukup banyak dapat diatasi dengan metode pemulusan

eksponensial.(Ariyani, 2008: 34)

Formula untuk metode Single Eksponential Smoothing (SES) adalah

(Baroto, 2002: 39) :

1

^ ^

1

t t

t f f

f  

dimana :

t f

^

perkiraan permintaan pada peride t

 suatu nilai

0 1

yang ditentukan secara subyektif

t

f permintaan aktual pada periode t

1 ^

t

f perkiraan permintaan pada peride t-1

Metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk setiap

periode ke depan selalu sama.

c. Metode Pemulusan Eksponansial Ganda (Double Eksponential Smoothing) Dasar pemikiran dari metode pemulusan eksponensial yang linier ini

adalah baik nilai pemulusan eksponensial tunggal maupun ganda terdapat

pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada itu adalah trend.

Disamping itu untuk menyesuaikan trend, maka nilai-nilai pemulusan

eksponensial tunggal ditambahkan nilai-nilai pemulusan eksponensial

ganda. (Ariyani. 2008: 36)

(41)

Formula Double Eksponential Smoothing adalah (Baroto, 2002: 40)

t t a at e F"  0  1 

dimana adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari

0 dan sebuah variasi .

1 0, a

a

2

e

Misalkan  1 , sehingga :

0 1 1 1 2 1

... f f

f f

Ft  t  t  t 

 

persamaan diatas dapat pula dituliskan ulang sebagai :

0 1 1 0 f f

F i t t

t

i

t   

Double Eksponential Smoothing adalah modifikasi dari Single

Ekspnential Smoothing yang diruuskan sebagai berikut :

 2     2 1

ttt

dimana :

  F t

t2  '

 = Peramalan double exponential smoothing

 Faktor smoothing dan  1 , tFt

d. Metode Winter’s

Metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang

berpola musiman. (Baroto, 2002: 44)

Formulasi untuk metode Winter’s adalah :

a a t

Ct

t  0,1 1. dengan : a0 a0,2N

 

2N a1

N f f

a 2 1

(42)

2 1 1 2 2 , 0  

 f a N

a N t t a a f C . 1 0 1 

1 1

N C N

t t

5. Melakukan peramalan dengan metode terbaik yang dipilih

2.4 Metode Time Series

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode time series.

Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan

menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu

peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat

untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode

peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan.

Criteria ini berupa mean absolute deviation (MAD), mean square of error (MSE),

atau mean absolute procentage of error (MAPE).

Peramalan dengan time series memiliki prosedur yang harus dilaksanakan

secara utuh. Bila tidak, maka resiko-resiko berikut akan terjadi :

1. Hasil peramalan tidak valid, sehingga tidak dapat diterapkan.

2. Kesulitan mendapatkan/memilih metode peramalan yang akan memberikan

validitas ramalan yang tinggi.

3. Memerlukan waktu dalam melakukan analisis dan peramalan.

Prosedur peramalan permintaan dengan metode time series adalah sebagai berikut

(Baroto, 2002) :

(43)

1. Tentukan pola data permintaan. Dilakukan dengan cara memplotkan data

secara grafis dan menyimpulkan apakah data berpola trend, musiman, siklikal,

atau random.

2. Mencoba beberapa metode time series dengan pola permintaan tersebut untuk

melakukan peramalan. Metode yang dicoba semakin banyak semakin baik.

3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah dicoba.

Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE atau yang

lainnya. Sebaiknya nilai tingkat kesalahan (apakah MAD, MSE, MAPE) ini

ditentukan dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan

maksimal dalam peramalan.

4. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba. Metode

terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil dibanding

metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah tingkat

kesalahan yang telah diterapkan.

5. Melakukan peramalan permintaan dengan metode terbaik yang telah dipilih.

2.4.1 Metode yang Digunakan dalam Times Series

1. Single Exponential Smoothing

Formula untuk metode Single Exponential Smoothing (SES) adalah (Baroto,

2002) :

1

ˆ 1 ˆ

 

t t

t f f

f  

dimana :

= perkiraan permintaan pada periode t

t

(44)

 = suatu nilai (0< <1) yang ditentukan secara subyektif

= permintaan actual pada periode t

t f

= perkiraan permintaan pada periode t-1

1 ˆ

t f

Metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk setiap periode ke

depan selalu sama.

2. Weighted Moving Average

Formula metode Meighted Moving Average adalah (Baroto, 2002) :

 

t c ft c ft cmft m fˆ  1 1  2 2 

dimana :

= ramalan permintaan (real untuk periode t)

t

= permintaan actual pada periode t

t f

= bobot masing-masing data yang digunakan

1

c

c1 1

, ditentukan secara

subyektif

m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan (subyektif)

Pada metode WMA peramalan permintaan untuk setiap periode mendatang

diasumsikan sama.

3. Double Exponential Smoothing

Formula metode Double Exponential Smoothing adalah (Baroto, 2002) :

t t a at e F'  01

dimana :

adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari 0 dan

sebuah variasi .

(45)

Misalkan  1 0 1 1 2 2

... f f

f f

Ft  t  t  t t

Persamaaan diatas dapat pula ditulis ulang sebagai :

    1 0 0 1 t i t t i

t f f

F   

Double Exponential Smoothing adalah modifikasi dari Single Exponential

Smoothing yang dirumuskan sebagai berikut :

 2  2 1

 

Xt X t

Xt  

dimana :

= F’t = peramalan double exponential smoothing

 2

Xt

 = faktor smoothing dan  1

Xt = Ft

4. Winter’s

Metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang berpola

musiman. (Baroto,2002)

Formulasi untuk metode Winter’s adalah :

t t a t C a

t ( 0,  1.)

dengan :

t t t a a f C . 1 0   N f f

 

2N a1

a0 a0,2Na1  2 1

N f f N t t

 1 1 N f f N N t t

  2 1 2 1 1 

N C N t t 2 1 1 2 2 , 0  

f a N

a N

(46)

2.4.2 Ukuran Akurasi dari Peramalan

Ukuran hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan

adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan

permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa digunakan, yaitu :

1. Rata – Rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD)

Merupakan rata – rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa

memperhatikan apakah hasil permalan lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai

berikut :

n F A

MAD t t

Dimana :

At = Permintaan aktual pada periode-t.

Ft = Peramalan permintaan (Forecast) pada periode-t.

n = Jumlah periode peramalan yang terlibat.

2. Rata – Rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error = MSE)

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan

pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

Secara sistematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :

n F A

MSE t t

2

(47)

3. Rata – Rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama

periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak

bias, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan

menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan

membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MFE

dinyatakan sebagai berikut :

  n F A

MFE t t

4. Rata – Rata Persentase Kesalahan Mutlak (Mean Absolute Percentage Error =

MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil

peramalan terhadap permintaan actual selama periode tertentu yang akan

memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut :

        t t t A F A n MAPE 100

Dalam hal ini metode peramalan dianggap terbaik bila nilai MAPE memiliki

persentase terkecil. (Nasution, 2003 )

(48)

2.4.3 Pola Permintaan

Dalam peramalan time series perlu diketahui dulu pola / komponen time

series. Pola permintaan dapat diketahui dengan membuat “Scatter Diagram”, yaitu

pengeplotan data historis selama interval waktu tertentu. Dalam time series

terdapat empat jenis pola permintaan (Baroto, 2002) :

1. Pola trend

Pola trend adalah bila data permintaan menunjukan pola kecenderungan

gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Bila data berpola trend,

maka metode peramalan yang sesuai adalah metode regresi linier, single

eksponential smoothing atau double eksponential smoothing.

Gambar 2.2 Trend Component ( Pola Trend )

2. Pola musiman

Bila data yang kelihatan berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan terlihat

berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut berpola

musiman. Metode peramalan yang sesuai dengan pola musiman adalah metode

winter (sangat sesuai), moving average, atau weight moving everage.

(49)

Gambar 2.3 Seasonal Component ( Pola Musiman )

3. Pola siklikal

Pola siklikal adalah bila fluktuasi permintaan secara jangka panjang

membentuk pola sinusoid atau gelombang atau siklus. Metode yang sesuai

bila data berpola siklikal adalah metode moving average, weigh moving

average, dan eksponential smoothing.

Gambar 2.4 Cyclical Component ( Pola Siklis )

4. Pola eratik/random

Pola eratik (random) adalah bila fluktuasi data permintaan dalam jangka

panjang tidak dapat digambarkan oleh ketiga pola lainnya. Fluktuasi

permintaan bersifat acak atau tidak jelas. Tidak ada metode peramalan yang

(50)

direkomendasikan untuk pola ini. Hanya saja tingkat kemampuan seorang

analis peramalan sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan

mengenai pola data.

Gambar 2.5 Random Component ( Pola Acak )

2.5 Efisiensi Penjadwalan Jalur Distribusi

Penjadwalan yang efisien dan penyusunan rute yang baik dapat

menghemat waktu pengiriman bagi kendaraan, dan hasilnya jumlah biaya operasi

dapat berkurang. Untuk mencapai tingkat susunan rute dan jadwal perjalanan yang

lebih baik bagi kendaraan ialah dengan menggunakan sistem peta jalan atau jarak

lokasi customer dengan menggunakan skala perbandingan.

Perencanaan rute merupakan bagian penting untuk mencapai angkutan

produk perusahaan dengan biaya minimal. Setiap kendaraan yang meninggalkan

lokasi pabrik harus mnegikuti rute yang sesuai dengan jadwal yang telah

direncanakan sebelumnya. Agar menghasilkan efisiensi biaya dalam jumlah yang

besar. Kendaraan tidak saja harus siap dimuati, tetapi juga siap diservis, pengisian

bahan bakar, sehingga pengemudi dan kendaraa harus dijauhkan dari

kemungkinan kecelakaan. Dengan mempertimbangkan

(51)

kemungkinan yang akan terjadi maka kita dapat melakukan penjadwalan yang

efisien dan pengiriman barang yang optimal.

Dapat dikatakan bahwa Penjadwalan yang efisien dan pengiriman barang

yang optimal jika dapat mengurangi pemborosan dalam segi waktu, jarak, dan

tenaga sehingga mendapatkan biaya transportasi yang lebih efisien serta produk

yang dikirim tepat waktu dan dalam kondisi baik. (Hadinoto, 1996: 112-113).

2.6 Analisa Keputusan

Analisa keputusan dapat dipandang sebagai gabungan dari dua disiplin

ilmu yang telah ada lebih dahulu, yaitu Teori Keputusan dan Metodelogi

Pemodelan Sistem.

Teori Keputusan adalah teori yang mempelajari bagaimana sikap fikir

yang rasional dalam situasi yang amat sederhana, tetapi yang mengandung

ketidakpastian, seperti dalam permainan lotre. Karena itu maka peranannya dalam

menghadapi situasi yang kompleks adalah sangat kecil.

Sedangkan Metodelogi Pemodelan Sistem mempelajari bagaimana

memperlakukan aspek yang dinamis dan kompleks dari suatu lingkungan.

Jadi Analisa Keputusan yang merupakan gabungan dari keduanya,

mengkombinasi kemampuan untuk menangani system yang kompleks dan

dinamis, dan kemampuan untuk menangani ketidakpastian dalam satu disiplin

keilmuan.

Karenanya, Analisa Keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur logis

dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai proses pengambilan

(52)

keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan. Dengan

kata lain cara untuk membuat model suatu keputusan memungkinkan dilakukan

pemeriksaan dan pengujian (Kuntoro,Trisnadi,1983).

2.6.1 Langkah-langkah Dalam Analisa Keputusan

Tahap

Deterministik Keputusan Tahap

informasional Tahap

Probabilistik

Pengumpulan Informasi

Informasi Baru Informasi BaruPengumpulan

Tindakan Informasi

[image:52.595.131.513.248.458.2]

Awal

Gambar 2.6 Siklus Analisa Keputusan

Dari gambar tersebut dapat dlihat bahwa didalam prosedur analisa

keputusan akan terdapat tiga tahapan utama, yaitu (Kuntoro,Trisnadi,1983) :

1. Tahapan deterministik

Dalam tahap ini variable-variabel yang mempengaruhi keputusan perlu

didefinisikan dan saling hubungkan, perlu dilakukan penetapan nilai dan

selanjutnya tingkat kepentingan variable ukur tanpa terlebih dahulu

memperhatikan unsur ketidakpastiannya.

(53)

2. Tahapan probabilistic

Ini merupakan tahap penetapan besarnya ketidakpastian yang melingkupi

variabel-variabel yang penting, dan menyatakannya dalam bentuk suatu nilai.

Dalam tahapan ini juga diulakukan penetapan preferensi atas risiko.

3. Tahap informasional

Intinya adalah meninjau hasil dari dua tahap terdahulu guna menentukan nilai

ekonomisnya bila kita ingin mengurangi ketidakpastian pada suatu variabel

yang dianggap penting. Dengan demikian dari tahap ini kita dapat menentukan

apakah masih diperlukan pengumpulan informasi tambahan untuk dapat

mengurangi ketidakpastian. Bila ternyata kita mendapatkan bahwa nilai

informasi lebih kecil dari ongkos yang dikeluarkan, maka tidak perlu mencari

informasi tambahan, sehingga hasil dari proses pertamalah yang kita jalankan.

2.7 Penelitian Terdahulu

1. Verliana Septian, 2008 : PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG

DENGAN MENENTUKAN JALUR DISTRIBUSI OPTIMAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA

a. Permasalahan :

Bagaimana menentukan rute pendistribusian produk kepada konsumen

agar memperpendek jarak dan meminimasi jarak dan meminimasi biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

(54)

b. Hasil Akhir :

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Jalur atau rute distribusi yang diperoleh untuk melayani permintaan karung

goni berdasarkan kapsitas alat angkut dengan penerapan metode Savings

Matrix , yaitu :

o dari Pabrik - PT. Srikandi Ratu – PT. Asikin – CV. KHS – Pabrik

dengan total jarak perjalanan 656,539 km dan Armada yang digunakan

1 buah truk gandeng dengan jasa sewa serta jadwal pengiriman produk

antara Tanggal 15-20 tiap bulan.

o dari Pabrik - PTPN IX – Pabrik dengan total jarak perjalanan 428,439

km dan Armada yang digunakan 1 buah truk gandeng dengan jasa

sewa serta jadwal pengiriman antara Tanggal 21-25 tiap bulan.

o dari Pabrik - UD. Laksana – PT. Temporejo – Pabrik dengan total

jarak perjalanan 290,983 km dan Armada yang digunakan 1 buah truk

gandeng dengan jasa sewa serta jadwal pengiriman antara Tanggal

21-25 tiap bulan.

o dari Pabrik – PT. Perhutani – Pabrik dengan total jarak perjalanan

144,68 km dan Armada yang digunakan 1 buah truk gandeng dengan

jasa sewa serta jadwal pengiriman antara Tanggal 10-15 tiap bulan.

o dari Pabrik – PT. Alcon – CV. Wahyu – PT Indonesia Tri Sembilan –

Pabrik dengan total jarak perjalanan 94,01 km dan Armada yang

digunakan 1 buah truk tronton milik sendiri serta Jadwal pengiriman

antara Tanggal 15-25 tiap bulan.

(55)

o Pabrik – PT. Wonosari Jaya – PT. Bisi – Pabrik dengan total jarak

perjalanan 82,475 km dan Armada yang digunakan 1 buah truk tronton

milik sendiri serta Jadwal pengiriman antara Tanggal 01-10 tiap bulan.

o dari Pabrik – PT. Teja Seakawan – CV. Borneo – Pabrik dengan total

jarak perjalanan 31,645 km dan Armada yang digunakan 1 buah pick

up milik sendiri serta Jadwal pengiriman antara Tanggal 21- 25 tiap

bulan.

o dari Pabrik - CV. Afandi Tata Tjin - Pabrik dengan total jarak

perjalanan 9,838 km dan Armada yang digunakan 1 buah pick up milik

sendiri serta Jadwal pengiriman antara Tanggal 1-6 tiap

Penghematan jarak dan efisiensi biaya distribusi dengan penerapan metode

Savings Matrix, yaitu : Penghematan Jarak

Dari Tabel 4.30 Rute awal dan Total jarak Tempuh dan Tabel 4.31

Rute baru dan Total jarak Tempuh diperoleh penghematan rute dari 12 rute

menjadi 8 rute dan penghematan total jarak tempuh dari 2421,679 km menjadi

1738,706 km dengan penghematan sebesar 682,973 km atau sebesar 24,20 %.

Penghematan Biaya Transportasi (efisiensi biaya)

Dari Tabel 4.32 Biaya Transportasi Sebelum Penerapan Metode

Savings Matrix diperoleh total biaya transportasi pada rute awal sebesar Rp. 20.365.233,45 dan Tabel 4.33 Biaya Transportasi Sesudah Penerapan Metode

Savings Matrix diperoleh total biaya transportasi pada rute baru sebesar Rp. 14.351.031,1 sehingga diperoleh penghematan Biaya Transportasi dari Rp.

(56)

42 20.365.233,45 menjadi Rp. 14.351.031,1 dengan penghematan sebesar Rp.

6.014.202,35 km atau penghematan Biaya Transportasi sebesar 29,53 %.

2. Onny S (2006) : PERANCANGAN SISTEM RUTE DISTRIBUSI DAN

PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG DI PT. KARYA MANDIRI

KENCANA SURABAYA.

a. Permasalahan :

PT. Karya Mandiri Kencana, distributor produk tinta yang memiliki

jaringan pendistribusian produk yang sangat kompleks dan luas di seluruh

Jawa Timur, permasalahan perencanaan rute dan jadwal pengiriman barang

merupakan permasalahan operasional yang harus dihadapi. Dengan

menggunakan Metode Savings Matrik, dapat ditentukan suatu rute yang

optimal sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Rute dan

penjadwalan ini disusun dengan mengeliminasi total perjalanan, yaitu berapa

jarak dan biaya perjalanan dengan tetap memenuhi permintaan pelanggan.

b. Hasil Akhir

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Rute A : Truck 1(DC – BJ – AC – AE – BM – AZ – BV – AX – BS – DC)

dengan total muatan sebesar 770 kg dan jarak tempuh 44 km, sehingga

biaya yang timbul sebesar $3.28.

Rute B : Truck 2 (DC – AW – BI –BH– DC) dengan total muatan sebesar

715 kg dan jarak tempuh 30 km, sehingga biaya yang timbul biaya

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Perubahan yang Terjadi Dengan Menggabungkan Customer 1 dan
Tabel 2.3 Matrik Penghematan Jarak Dengan Menggabungkan Dua Rute yang
Tabel 2.4 Langkah Awal Semua Customer Memiliki Rute Terpisah
Tabel 2.5  Semua Customer Memiliki Rute Terpisah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Filtrona Indonesia adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya yang efisien, dan pelayanan yang baik, sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut ada

Surya Multi Indopack adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya yang efisien, dan pelayanan yang baik, sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut

dalam proses distribusi, dimana dalam satu kali pengiriman produk hanya dilakukan pada satu customer, sehingga mengakibatkan jalur pengiriman yang ditempuh semakin panjang

PG Candi Baru Sidoarjo memiliki permasalahan dalam distribusi gula, dimana dalam satu kali pengiriman produk hanya dilakukan pada satu distributor, sehingga mengakibatkan

Sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut masih ada permasalahan dari perusahaan dimana dalam pengiriman baut jenis NC dan M88 ke beberapa daerah pemasaran belum adanya

Surya Multi Indopack adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya yang efisien, dan pelayanan yang baik, sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut

Sasaran distribusi adalah dapat melakukan waktu pengiriman produk secara tepat, biaya yang efisien, dan pelayanan yang baik, sedangkan dalam pemenuhan sasaran tersebut masih

Berdasarkan permasalahan perusahaan tersebut, Metode savings matrix dapat digunakan untuk menentukan jalur atau rute pendistribusian produk ke konsumen dengan menentukan