• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 Badan Standardisasi Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 Badan Standardisasi Nasional"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

TAHUNAN

Annual Report

2020

(2)

Laporan Tahunan ini diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional

versi digital (PDF) dapat diunduh melalui www.bsn.go.id

(3)

Laporan Tahunan 2020

(4)

Tahun 2020 adalah tahun yang penuh tantangan dimana Pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2020, dengan 2 (dua) warga Kota Depok, Provinsi Jawa Barat dinyatakan positif mengidap virus penyebab penyakit tersebut. Pada 15 Maret, Indonesia mengumumkan 117 kasus yang terkonfirmasi dan Presiden Joko Widodo menyerukan kepada penduduk Indonesia untuk melakukan langkah-langkah pembatasan sosial, sementara beberapa pemimpin daerah di Jakarta, Banten dan Jawa Barat sudah menutup sekolah dan tempat umum. Pelaksananaan kegiatan di Badan Standardisasi Nasional mengalami perubahan yang signifikan dimana pelaksanaan kegiatan yang semula dilakukan melalui tatap muka dengan adanya pandemik maka dilaksanakan melalui daring. Beberapa capaian yang telah dihasilkan oleh BSN Tahun 2020:

1. Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI), pada tahun 2020, BSN telah menetapkan 461 SNI, termasuk SNI yang terkait dengan penanganan Covid-19.

2. Peningkatan kinerja pengembangan SNI, dilakukan restrukturisasi terhadap 152 Komite Teknis Perumus SNI.

3. Memastikan kompetensi Lembaga Penilaian Kesesuaian di Indonesia, pada tahun 2020, BSN melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) melakukan penilaian akreditasi yang meliputi akreditasi awal, akreditasi ulang, surveilen, serta penambahan ruang lingkup kepada 509 Lembaga Sertifikasi dan Lembaga Inspeksi. Selain itu, BSN juga melakukan penilaian akreditasi kepada 1.104 laboratorium di seluruh Indonesia. Total, selama tahun 2020, BSN melalui KAN memberikan akreditasi terhadap 143 Lembaga Penilaian Kesesuaian.

4. Memberikan pelayanan standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada 13.445 stakeholder melalui Kantor Layanan Teknis BSN di Pekanbaru, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

5. Fasilitasi pembinaan penerapan standar, selama tahun 2020 BSN telah melakukan 249 pembinaan penerapan pelaku usaha dan LPK di seluruh Indonesia.

6. Pengoperasian sistem akreditasi yang berorientasi kepada kompetensi, konsistensi, dan imparsialitas serta pengakuan internasional, tahun 2020, BSN menetapkan 14 Skema Akreditasi.

7. Penetapan 30 skema penerapan standar untuk memudahkan pelaku usaha dalam menerapkan SNI. 8. Mendukung penerapan standar di Indonesia, terdapat 10 regulasi yang diharmonisasikan berdasarkan

standardisasi dan penilaian kesesuaian.

9. Mendukung pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian SPK, pada tahun 2020 BSN menetapkan 14 peraturan.

10. Riset dan pengembangan sumber daya manusia, pada tahun 2020 BSN telah melaksanakan 4 penelitian standardisasi dan 3 pelatihan terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian.

11. Di bidang teknologi informasi, pada tahun 2020 BSN telah mengembangkan 1 Sistem Informasi Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (sispk.bsn.go.id).

12. Pengelolaan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU), pada tahun 2020 BSN telah melakukan 133 pengukuran.

13. Pembangunan Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan. Laboratorium SNSU diresmikan oleh Menristek/Kepala BRIN pada 4 November 2020, bersamaan dengan

(5)

Message of The Head BSN

The year 2020 is full of challenges, where the Covid-19 Pandemic has hit the entire world. The first case of COVID-19 was confirmed in Indonesia on March 2, 2020, with two residents of Depok City, West Java Province, tested positive for the virus that causes the disease. On March 15, Indonesia announced 117 confirmed cases and President Joko Widodo called on Indonesians to take social distancing measures, while several regional leaders in Jakarta, Banten, and West Java have closed schools and public places. The implementation of activities at the National Standardization Agency of Indonesia (BSN) has also undergone significant changes. The implementation of activities that were previously carried out face-to-face, due to pandemic the activities were carried out online. The BSN achievements in 2020 are: 1. To develop the Indonesian National Standards (SNI), in 2020 BSN has set 461 SNIs, including SNI related

to the handling of Covid-19.

2. To improve SNI development performance, BSN conducted restructuration of 152 SNI Formulating Technical Committees.

3. To ensure the competence of Conformity Assessment Bodies in Indonesia, in 2020 BSN through the National Accreditation Committee (KAN) conduct an accreditation assessment which includes initial accreditation, re-accreditation, surveillance, as well as additional scope for 509 Certification Bodies and Inspection Bodies. In addition, BSN also conducts accreditation assessments for 1,104 laboratories throughout Indonesia. Totally in 2020 BSN through KAN accredited 143 Conformity Assessment Bodies. 4. BSN provide standardization services and conformity assessment to 13,445 stakeholders through

itsTechnical Service Offices in Pekanbaru, Palembang, Bandung, Surabaya, and Makassar.

5. In facilitating the development of standard application, in 2020 BSN has carried out 249 coaching on the standard application for business actors and LPK throughout Indonesia.

6. In 2020 BSN established 14 Accreditation Schemes to operate an accreditation system that is oriented towards competence, consistency, and impartiality as well as international recognition.

7. The establishment of 30 standard implementation schemes to facilitate business actors in applying SNI. 8. To support the application of standards in Indonesia, 10 regulations were harmonized based on

standardization and conformity assessment.

9. In 2020 BSN stipulates 14 regulations to support the development of standardization and conformity assessment of the SPK.

10. In research and human resources development, in 2020 BSN has carried out 4 researches on standardization and three trainings related to standardization and conformity assessment.

11. In the field of information technology, in 2020 BSN has developed 1 Information System for Standardization and Conformity Assessment (sispk.bsn.go.id).

12. To manage National Standard for Measurement Units (SNSU), in 2020 BSN has conducted 133 measurements.

Jakarta, Mei 2021

Drs. Kukuh S. Achmad M.Sc

13. The construction of the National Standard for Measurement Unit Laboratory at Puspiptek, Serpong, South Tangerang, is finish. The SNSU Laboratory was inaugurated by the Minister of Research and Technology / Head of National Agency for Research and Innovation on November 4, 2020, in conjunction with the commemoration of the 2020 National Quality Month.

(6)

Sambutan Kepala BSN

Drs. Kukuh S. Achmad M.Sc – 4

Daftar Isi

– 6

01

Sekilas BSN

Sejarah BSN – 9 Visi, Misi, dan Nilai BSN – 11 Tugas dan Fungsi BSN – 13 Arti Logo BSN – 14 Warna Logo BSN – 15 Struktur Organisasi BSN – 16 Profil SDM BSN – 17 Anggaran BSN 2020 – 18

02

Kegiatan Penting

BSN & Kementerian DesaPDTT Bersinergi Mengembangkan Produk Unggulan Perdesaan – 21

Sinergi BSN-Kemenperin Fasilitasi UMKM Terapkan SNI – 23 Penyelenggaraan Indonesia Quality

Expo (IQE) ke-8 Tahun 2020 – 24

BSN Berikan Penghargaan Herudi

Technical Committe Award – 26

BSN Berikan Penghargaan Penerapan Tata Kelola SPK kepada Organisasi Pemerintah – 27 Penandatanganan Kerja Sama BSN-UZSTANDARD – 28

Message of The Head of BSN

Drs. Kukuh S. Achmad M.Sc – 5

Table of Contents

– 6

01

Overview of BSN

History of BSN – 9

Vision, Mission, and Value of BSN – 11 Task and Function of BSN – 13

The Meaning of BSN Logo – 14 he Color of BSN Logo – 15

Organization Structure of BSN – 16 Profile of BSN Human Resources – 17 BSN Budget 2020 – 18

02

Major Activities

BSN & Ministry of Village PDTT Synergize to Develop Rural Superior Products – 21

Synergy of BSN and Ministry of Industry to Facilitate MSMEs Applicating SNI – 23

Organizing the 8th Indonesia Quality Expo (IQE) 2020 – 24

BSN Gives Herudi

Technical Committe Award – 26

BSN Gives SPK Governance Application Award to Government Organization – 27

The Signing of BSN-UZSTANDARD Coopertaion Agreement – 28

Daftar Isi

(7)

03

Capaian Penting

BSN Kembali Raih WTP – 35 Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran Diresmikan – 36 BSN Tetapkan SNI Masker dari Kain – 38 BSN Dorong Penerapan SNI 8013:2014 – 39 SNI Dukung Semangat Sports Science, Sports

Tourism & Sports Industry – 40

BSN Luncurkan SPARTA, Sistem Layanan Metrologi Laboratorium SNSU – 42 Peran SNI pada Kedokteran Gigi – 42 BSN Tingkatkan Kualitas Organisasi Pendidikan Melalui SNI ISO 21001:2018 – 44 Penyerahan SPPT SNI kepada 130 UMKM Penerap SNI – 46 SNI Alat Bantu Penyandang Disabilitas Ditetapkan – 47 Tim Pelajar Indonesia Raih Medali di Ajang Olimpiade Standardisasi Internasional – 49 Penghargaan yang Diraih BSN – 50

04

Kinerja dalam

Statistik

Penetapan SNI s.d Desember 2020 – 53 Rekap Penjualan Standar – 53 Klasifikasi SNI berdasarkan ICS – 54 Peta Sebaran Pembinaan Penerapan SNI kepada Organisasi di 19 Propinsi – 55 Peta Sebaran Pembinaan Penerapan SNI kepada

UMKM di 24 Propinsi – 55 Pertumbuhan Jumlah Organisasi Penerap SNI Tahun 2016–2020 – 56 Jumlah Pelaku Usaha yang Difasilitasi Produknya Memenuhi SNI – 56 Perkembangan Jumlah Akreditasi Laboratorium

periode 2017–2020 – 57 Perkembangan Jumlah Akreditasi Lembaga Sertifikasi periode 2017-2020 – 57

LPK yang Diakreditasi KAN – 58

03

Major Achievement

BSN Gets Unqualified Opinion Again – 35 National Standard Unit of Measurement (SNSU) Laboratory Inaugurated – 36

BSN Determines SNI for Closth Mask – 38 BSN encourages the apllication of

SNI 8013:2014 – 39

SNI Supports the Spirit of Sports Science, Sports Tourism, and Sports Industry – 40

BSN Launches SPARTA, Metrology Service System of SNSU Laboratory – 42

SNI Role for Dentistry – 42

BSN Increases quality of Educational Organization through SNI ISO 21001:2018 – 44

Submission of SNI Sign Usage Approval to 130 SNI Applicant MSMEs – 46

SNI of Assistive Devices for Persons with Disabilities is stipulated – 47

Indonesia Student Team Gets Award in the International Standards Olympiad – 49 Awards Achieved by BSN – 50

04

Performance in

Statistic

Determination of SNI up to December 2020 – 53 Recapitulation of Standard Sales– 53

Classification of SNI based on ICS – 54

Distribution Map of Guidance for SNI Implementation to Organizations in 19 Provinces – 55

Distribution Map of Guidance for SNI Implementation to MSMEs in 24 Provinces – 55

Development of the Number of SNI Adopting Organizations 2016–2020 – 56

Number of Facilitated Business Actors whose Products Meet SNI – 56

Development of Number of Laboratory Accreditations for 2017-2020 period – 57

Development of the Number of Accreditation for Certification Bodies for the 2017-2020 period – 57 Conformity Assessment Body Accredited by KAN–58

(8)

BAB 1 - Sekilas BSN

01

SEKILAS BSN

(9)

Annual Report 2020

CHAPTER 1 - Overview of BSN

Sejarah BSN

Berdirinya Badan Standardisasi Nasional (BSN) tidak terlepas dari sejarah panjang standardisasi di Indonesia. Pengembangan dan penerapan standar dimulai sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, hingga pasca proklamasi kemerdekaan yang menempatkan Indonesia sebagai negara berdaulat. Standardisasi digunakan sebagai sarana pendukung kegiatan ekonomi kolonial sehingga dapat berjalan dengan lancar. Lembaga resmi yang berkaitan dengan kegiatan standardisasi itu mulai ada tahun 1928 di Hindia Belanda, dengan didirikannya Stichting

Fonds voor de Normalisatie in Nederlands Indie (Yayasan

Normalisasi di Hindia Belanda) dan Normalisatie Raad (Dewan Normalisasi) yang berkedudukan di Bandung. Para ahli teknik Belanda yang kebanyakan adalah insinyur sipil mulai menyusun standar untuk bahan bangunan, alat transportasi, disusul dengan standar instalasi listrik dan persyaratan untuk saluran luar. Selama Perang Dunia II dan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) dapat dikatakan kegiatan standardisasi formal terhenti.

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia membentuk pemerintahan dan merencanakan pembangunan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Pada tahun 1951 diadakan perubahan anggaran dasar ”Normalisatie Raad” dan dibentuk Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (YDNI). Pada tahun 1955 YDNI mewakili Indonesia menjadi anggota Organisasi Standar Internasional

(International Standard Organization / ISO)

• The History of BSN

The establishment of BSN, is inseparable from the long history of standardization in Indonesia. The development and application of standards began from the Dutch and Japanese colonial times, until after the independence proclamation which declared Indonesia to be officially sovereign. Standardization is used as a means of supporting colonial economic activities so that it can run smoothly. The official institution relating to standardization activities began in 1928 in the Dutch East Indies, with the establishment of the Stichting Fonds voor de Normalisatie in Nederlands Indie (Normalization Foundation in the Dutch East Indies) and the Normalization Road (Normalization Council) located in Bandung. The Dutch engineers who were mostly civil engineers began to set standards for building materials, transportation equipment followed by electrical installation standards and requirements for external lines. During World War II and during the Japanese occupation (1942-1945) it could be said that formal standardization activities were halted.

After proclamation of independence on August 17, 1945, Indonesia immediately formed a government and planned development to improve the standard of living and welfare of the people. In 1951 the amendment to the “Raad Normalization” statute was formed and the Indonesian Normalization Fund Foundation (YDNI) was established. In 1955 YDNI represented Indonesia as a member of the International Standards Organization / ISO

(10)

BAB 1 - Sekilas BSN

dan pada 1966 YDNI mewakili Indonesia menjadi anggota International Electrotechnical Commission/ IEC.

Di bidang standardisasi telah disusun Undang- Undang No. 10 Tahun 1961 yang dikenal dengan nama “Undang-Undang Barang”. Ternyata undang-undang ini belum dapat menjadi sarana pengelola kegiatan standardisasi secara menyeluruh. Kegiatan standardisasi ketika itu masih bersifat sektoral yang dilaksanakan oleh berbagai departemen, antara lain Departemen Perindustrian (Standar Industri Indonesia), Departemen Perdagangan (Standar Perdagangan), Departemen Pekerjaan Umum (Standar Konstruksi dan Bangunan Indonesia), Departemen Pertanian (Standar Pertanian Indonesia -Pertanian, Standar Pertanian Indonesia-Peternakan), Departemen Kehutanan (Standar Kehutanan Indonesia), serta beberapa lembaga/instansi pemerintah.

Pemerintah mulai menempatkan standardisasi sebagai fungsi strategis dalam menunjang pembangunan nasional. Pada tahun 1973 ditetapkan program “Pengembangan Sistem Nasional untuk Standardisasi” sebagai prioritas dan pada tahun 1976 dibentuk Panitia Persiapan Sistem Standardisasi Nasional. Pada tahun 1984 dengan SK Presiden RI dibentuk Dewan Standardisasi Nasional (DSN) dengan tugas pokok menetapkan kebijakan standardisasi, melaksanakan koordinasi dan membina kerja sama di bidang standardisasi nasional. Ketua Dewan Standardisasi Nasional dijabat oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Melalui perjuangan pimpinan terdahulu, Ir. Herudi Kartowisastro, pada tanggal 27 Maret 1997 pemerintah mengganti DSN menjadi Badan Standardisasi Nasional (BSN). BSN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang diberikan tugas oleh pemerintah untuk membina dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia. Pembentukan BSN berdasarkan

and in 1966 YDNI successfully represented Indonesia as a member of the International Electrotechnical Commission / IEC.

In the field of standardization, it was arranged the Law No. 10 of 1961 known as the "Goods Act". It turns out that this law has not been able to become a means of managing overall standardization activities. Standardization activities were still sectoral at that time carried out by various departments, including the Ministry of Industry (Indonesian Industrial Standards), the Ministry of Trade (Trade Standards), the Ministry of Public Works (Indonesian Construction and Building Standards), the Ministry of Agriculture (Indonesian-Agriculture Agricultural Standards; Indonesian Agricultural Standards-Animal Husbandry), Ministry of Forestry (Indonesian Forestry Standards), as well as several government institutions / agencies.

The government began to place standardization as a strategic function in supporting national development. In 1973 the "National System Development for Standardization" program was established as a priority and in 1976 the National Standardization System Preparation Committee was formed. In 1984 with the Decree of the President of the Republic of Indonesia the National Board of Standards (DSN) was founded with the main task of establishing standardization policies, carrying out coordination and fostering cooperation in the field of national standardization. The Chairperson of the National Standardization Board was held by the State Minister for Research and Technology, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Through the struggle of the previous leadership, Ir. Herudi Kartowisastro, on March 27, 1997, the government dissolved the DSN which subsequently changed to the National Standardization Body (BSN). BSN itself is a Non-Ministry Government Institution (LPNK) given the task by the government to foster and coordinate all standardization and conformity assessment activities in Indonesia. The establishment

(11)

Annual Report 2020

CHAPTER 1 - Overview of BSN

sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2018, tentang Badan Standardisasi Nasional. Dalam rangka meningkatkan pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI), pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Pada tanggal 14 September 2014, Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian ditetapkan. Dengan adanya Undang-Undang tersebut, pemerintah makin memperkuat eksistensi dan peran BSN dalam proses pebangunan di Indonesia, baik dalam konteks pembangunan fisik, pengelolaan sumber daya alam yang efisien, serta pembangunan manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi.

Menyambut era globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, serta implementasi dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2014, maka BSN berhasil mereorganisasi dirinya yang memasukkan struktur baru yakni Kedeputian Satuan Nasional Standar Ukuran (SNSU) pada tahun 2018. Dengan adanya Kedeputian tersebut, maka BSN bisa lebih optimal mengimplementasikan infrastruktur mutu (Standardisasi, Penilaian Kesesuaian, Metrologi) guna mewujudkan sebuah sistem yang memungkinkan produk memenuhi kualitas dan persyaratan Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, dan Pelesterian Lingkungan Hidup (K3L). Dengan demikian, hidup bisa lebih nyaman, aman dan teratur. Harkat dan martabat bangsa juga akan terangkat karena Indonesia bisa lebih bersaing dengan internasional.

• Visi, Misi dan Nilai BSN

Visi

Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, maka Kementerian/Lembaga (K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa visi BSN harus selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia, sehingga visi BSN hingga tahun 2024 adalah

as amended several times and the latest by Presidential Decree No. 4 of 2018, concerning the National Standardization Agency.

In order to enhance the development of the Indonesian National Standard (SNI), the government established Government Regulation No. 102 of 2000 concerning National Standardization. On September 14, 2014, Law No. 20 of 2014 concerning Standardization and Conformity Assessment was issued. With the existence of the Law, the government will further strengthen the existence and role of BSN in the development process in Indonesia both in the context of physical development, efficient management of natural resources, and the development of highly competitive Indonesian people.

Welcoming the era of globalization which demands high competitiveness, as well as the implementation of Law No. 20 of 2014, BSN successfully reorganized itself to include a new structure namely the Deputy for National Standard Measures (SNSU) in 2018. With the existence of the Deputy, BSN could more optimally implement quality infrastructure (Standardization, Conformity Assessment, Metrology) in order to realize a a system that allows products to meet the quality and requirements of Safety, Security, Health, and Environmental Sustainability (K3L). Therefore, life can be more comfortable, safe and orderly; the dignity of the nation will be lifted because Indonesia can compete more internationally.

• Vision, Mision dan Value of BSN

Vision

Based on the direction of the President of the Republic of Indonesia, the Ministries/Institutions (K /L) only have 1 (one) vision, the vision of the President of the Republic of Indonesia 2020-2024, namely "The realization of a Sovereign, Independent, and Personality Indonesia Based on Mutual Cooperation." This means that the vision of BSN must be in line with the vision of the President of the Republic of Indonesia, so that the vision of BSN until 2024 is:

(12)

BAB 1 - Sekilas BSN

“Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden

untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong.”

Misi

Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang dikenal dengan Nawacita Kedua yang harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima) tahun kedepan. Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi secara langsung terhadap misi nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, maka misi Badan Standardisasi Nasional adalah “Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengelolaan Standardisasidan Penilaian Kesesuaian, meliputi:

1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan responsif terhadap perubahan;

2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh;

3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global;

4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran pengukuran nasional ke Sistem Internasional;

5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian berbasis modal manusia;

6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi birokrasi nasional.

Nilai

Nilai Organisasi Badan Standardisasi Nasional yaitu:

“A National Standardization Agency that is Reliable, Professional, Innovative, and with Integrity in Service to the President and Vice President to Realize the Vision and Mission of the President and Vice President: An Advanced Indonesia that is Sovereign, Independent, and Has a Personality

Based on Mutual Cooperation."

Mision

The President of the Republic of Indonesia has 9 (nine) missions known as the Second Nawa Cita that must be carried out in the development of Indonesia in the next 5 (five) years. In the context of standardization and conformity assessment, BSN contributes directly to mission number 2, namely Strengthening a Productive, Independent and Competitive Economic Structure. Therefore, the mission of National Standardization is Strengthening a Productive, Independent and Competitive Economic Structure through Management of Standards and Conformity Assessment, including:

1. Developing Indonesian National Standards that are of high quality and responsive to changes; 2. Organizing comprehensive and thorough

governance of the application of the Indonesian National Standard (SNI);

3. Managing the Conformity Assessment Agency accreditation system with an orientation to competence, consistency and impartiality as well as global acceptance;

4. Managing national standard units of measurement to ensure the traceability of national measurements to the International System; 5. Managing human resources in the area of

standardization and conformity assessment based on human capital;

6. Implementing BSN bureaucratic reform in accordance with the roadmap for national bureaucratic reform.

Values

The values of the National Standardization Agency of Indonesia (BSN) are:

(13)

Annual Report 2020

CHAPTER 1 - Overview of BSN

Oriented to excellence (berorientasi pada keunggul an), yang diwujudkan dengan perilaku pegawai:

• selalu berupaya memberikan yang terbaik (unggul), update, dan inovatif;

• memberikan pelayanan terbaik dalam tugasnya baik internal maupun eksternal, dengan prinsip 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) dan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Profesional, yang diwujudkan dengan perilaku pegawai:

• proaktif, efektif, efisien, dan berkinerja tinggi; • memiliki disiplin, etika moral, dan akuntabel. Beneficial (bermanfaat), yang diwujudkan dengan perilaku pegawai:

• Selalu memberikan manfaat kepada kemajuan organisasi, masyarakat, dan negara.

Growing (tumbuh berkembang), yang diwujudkan dengan perilaku pegawai:

• Selalu melakukan perbaikan berkelanjutan melalui Coaching, Counselling, dan Mentoring. Teamwork (kerja sama), yang diwujudkan dengan perilaku pegawai:

• Melakukan kerja sama yang harmonis antar unit dengan penuh ikhlas dan empati.

• Tugas dan Fungsi BSN

Untuk dapat menjalankan tugasnya dalam rangka mewujudkan tujuan standardisasi dan penilaian kesesuaian sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, pemerintah Republik Indonesia menetapkan penguatan organisasi BSN melalui Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional yang menyatakan bahwa BSN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Dalam menjalankan tugasnya, BSN menyelenggarakan fungsi:

• Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengembangan standar, penerapan standar, penilaian kesesuaian, penyelenggaraan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian, dan pengelolaan standar nasional satuan ukuran berdasarkan rencana pembangunan nasional;

Oriented to excellence which is manifested by employee behavior:

• always strive to provide the best (superior), update, and innovative;

• provide the best service in both internal and external roles, with the principles of 5S (smile, greeting, salution, polite, courtesy) and 5R (concise, neat, clean, caring, diligent).

Profesional, which is manifested by employee behavior:

• proactive, effective, efficient and high performing; • have discipline, moral ethics, and be accountable. Beneficial (useful), which is manifested by employee behavior:

• Always provide benefits to the progress of the organization, society and the country.

Growing, which is manifested by the behavior of employees:

• Always make continuous improvements through Coaching, Counseling, and Mentoring.

Teamwork (cooperation), which is manifested in the behavior of employees:

• Carry out harmonious cooperation between units with sincerity and empathy.

• Task and Function of BSN

To be able to carry out its duties in order to realize the objectives of standardization and conformity assessment as stipulated in Law Number 20 of 2014 concerning Standardization and Conformity Assessment, the government of the Republic of Indonesia has stipulated the strengthening of the BSN organization through Presidential Regulation Number 4 of 2018 concerning National Standardization Agency which states that BSN has the task of conducting government duties in the field of standardization and conformity assessment. In conducting its duties, BSN carries out functions:

• Formulation of national policies in the field of standard development, standard application, conformity assessment, accreditation of conformity assessment bodies, and management of national standard units of measure based on the national development plan;

(14)

BAB 1 - Sekilas BSN

• Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengembangan standar, penerapan standar, penilaian kesesuaian, penyelenggaraan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian, dan pengelolaan standar nasional satuan ukuran berdasarkan rencana pembangunan nasional; • Pemantauan dan evaluasi di bidang

pengembangan standar, penerapan standar, penilaian kesesuaian, penyelenggaraan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian, dan pengelolaan standar nasional satuan ukuran berdasarkan rencana pembangunan nasional; • Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam

pelaksanaan tugas BSN;

• Pengoordinasian pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BSN; • Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif

kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BSN; dan

• Pengawasan intern atas pelaksanaan tugas BSN Sejak tahun 2017, BSN mengembangkan Kantor Layanan Teknis (KLT) yang memungkinkan masyarakat setempat bisa lebih mudah mendapatkan layanan informasi dan bantuan pembinaan sertifikasi SNI untuk pelaku usaha skala mikro dan kecil. Pada tahun 2017, BSN membentuk KLT di Palembang, Sumatera Selatan dan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian, atas keberhasilan KLT Palembang dan KLT Makassar dalam memberikan layanan informasi dan bantuan pembinaan sertifikasi SNI, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengusulkan agar BSN membuka 3 KLT baru di kawasan-kawasan ekonomi khusus, yaitu di Kota Pekanbaru, Riau; Bandung, Jawa Barat; dan Surabaya, Jawa Timur.

Arti Logo BSN

Bentuk dua perisai merah dan hijau merupakan simbol dari Sabang sampai Merauke (nasional

• Implementing national policies in the field of standard development, standard application, conformity assessment, accreditation of conformity assessment bodies, and management of national standard units of measurement based on the national development plan;

• Monitoring and evaluation in the field of standard development, standard application, conformity assessment, accreditation of conformity assessment bodies, and management of national standard units of measurement based on national development plans;

• Coordinating functional activities in the implementation of BSN duties;

• Coordinating the implementation of duties, guidance, and providing administrative support to all organizational units within the BSN environment;

• Implementation of support that is substantive in nature to all organizational elements within BSN; and

• Internal supervision over the implementation of BSN duties.

Since 2017, BSN has developed a Technical Service Office (KLT) which enables the local community to more easily get information services and assistance in developing SNI certification for micro and small scale business actors. In 2017, BSN established KLT in Palembang, South Sumatra and in Makassar, South Sulawesi. Then, for the success of KLT Palembang and KLT Makassar in providing information services and assistance in fostering SNI certification, the National Development Planning Agency (Bappenas) proposed that BSN open 3 new KLT in special economic areas, namely Pekanbaru City, Riau; Bandung, West Java; and Surabaya, East Java.

• The Meaning of the BSN Logo

The shape of the two red and green shields is a symbol from Sabang to Merauke (national / from west to east)

(15)

Annual Report 2020

CHAPTER 1 - Overview of BSN

BSN akan menjadi jembatan penghubung di antara pemangku kepentingan sehingga dapat terjalin hubun-gan kerja sama yang harmonis dan saling menguntungkan. BSN berperan aktif mewujudkan standardisasi nasional yang andal untuk mendukung kesejahteraan bangsa.

Secara keseluruhan Logo BSN menggambarkan obyek lokomotif dinamis yang terus bergerak maju dan progresif. BSN diharapkan menjadi lokomotif penggerak untuk menarik industri, perekonomian dan perdagangan sebagai gerbong untuk bersaing di pasar global dan menjadikan Standar Nasional Indonesia sebagai barometer transaksi perdagangan di Indonesia dan internasional. BSN menjadi yang terdepan dalam bidang standardisasi di Indonesia dan menjadi organisasi yang handal dan tangguh.

Warna Logo BSN

Warna asli Logo BSN terdiri atas 4 (empat) warna dengan arti sebagai berikut:

• Warna Biru Muda dan Warna Biru Tua Melambangkan kepercayaan dan tanggung jawab sebagai warna atmosfer dan samudra dunia dengan standardisasi sebagai barometer kehidupan, ekonomi, industri, dan perdagangan. Warna huruf BSN biru muda menuju biru tua pada tulisan Badan Standardisasi Nasional melambangkan semakin matangnya organisasi BSN.

• Warna Merah Melambangkan keberanian, kekuatan, semangat, energi. BSN menjadi wakil yang memiliki kekuatan dan energi positif untuk melindungi produksi dalam negeri dari ancaman produk/jasa sub standar dari luar negeri sesuai dengan perjanjian Technical

Barriers to Trade World Trade Organization

(TBT-WTO).

• Warna Hijau Melambangkan kemakmuran, kesegaran, kedamaian, dan keseimbangan. BSN diharapkan selalu tumbuh berkembang maju/progresif dari masa ke masa baik secara kuantitatif ataupun kualitatif sesuai dengan amanah yang diemban.

BSN will become a bridge between stakeholders so

that harmonious and mutually beneficial cooperation can be established. BSN plays an active role in realizing a reliable national standardization to support the welfare of the nation.

Overall, the BSN logo depicts dynamic locomotive objects that continue to move forward and progressively. BSN is expected to become a driving locomotive to pull industry, economy, and trade as a carriage to compete in the global market and make the Indonesian National Standard a barometer of trade transactions in Indonesia and internationally. BSN becomes the leader in the field of standardization in Indonesia and becomes a reliable and resilient organization.

The Color of BSN Logo

The original colors of the BSN Logo are in 4 (four) colors as follows

• Light Blue and Dark Blue Symbolizes trust and responsibility as the colors of the world’s atmosphere and oceans with standardization as a barometer of life, economy, industry, and trade. The color of the BSN light blue towards dark blue in the writing of the National Standardization Agency symbolizes the more mature of BSN organization.

• Red Symbolizes courage, strength, passion, energy. BSN is the representative who has the power and positive energy to protect domestic products from the threat of sub-standard products / services from abroad in accordance with the Technical Barriers to Trade - World Trade Organization (TBT - WTO) agreement.

• Green Symbolizes prosperity, freshness, peace, and balance. BSN is expected to always grow forward / progressively from time to time both quantitatively and qualitatively according to the mandate carried.

(16)

BAB 1 - Sekilas BSN

(17)

Annual Report 2020

CHAPTER 1 - Overview of BSN

(18)

BAB 1 - Sekilas BSN

Anggaran BSN 2020

Dengan memperhatikan RKP 2020 dan berpedoman pada Renstra 2020-2024, BSN menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran program, dan dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, prakiraan sasaran tahun berikutnya, pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya. Dari Renja yang telah disusun dan pagu anggaran yang telah ditetapkan, BSN menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang memuat informasi kinerja yang meliputi program, kegiatan dan sasaran kinerja,serta rincian anggaran. Informasi pendanaan dalam RKA memuat informasi Rincian Anggaran,antara lain: output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok belanja.

Pada tahun 2020, total pagu anggaran BSN setelah pemotongan anggaran sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp.246.863.909.000,- yang digunakan untuk melaksanakan 2 (dua) program dengan rincian lokasi anggaran sebagai berikut:

• Program Pengembangan Standardisasi Nasional sebesar

Rp.111.633.346.000,-• Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN sebesar Rp.135.230.563.000,

Rinciana lokasi anggaran berdasarkan program dan kegiatan disajikan sebagai berikut:

BSN Budget of 2020

With regard to the 2020 government working program (RKP) and guided by the 2020-2024 Strategic Planning, BSN prepares a working plan which contains policies, programs and activities, including main activities and supporting activities to achieve program targets, and are detailed according to output indicators, output targets in the planning year, estimated target for the following year, budget ceiling, and the method of implementation. From the working plan that has been prepared and the budget ceilings that have been set, BSN prepares a Working Plan and Budget (RKA) that contains performance information including programs, activities, and performance targets, as well as budget details. The funding information in the RKA contains detailed budget information, including: output, input components, types of expenditure, and expenditure groups.

In 2020 the total budget ceiling of BSN after excision up to December 31, 2020 is Rp. 246,863,909,000, which is used to implement 2 (two) programs with details of budget locations as follows:

• National Standardization Development Program amounting to Rp. 111,633,346,000.

• Management Support and Other Technical Implementation Program amounting to Rp. 135,230,563,000,

Budget location details based on programs and activities are presented as follows:

(19)

Annual Report 2020

CHAPTER 1 - Overview of BSN

Uraian (Program/ Kegiatan)

Description (Programs / Activities)

Pagu

Ceiling

Realisasi

Realization % BADAN STANDARDISASI NASIONAL / NATIONAL STANDARDIZATION

AGENCY of INDONESIA 246.863.909.000 245.297.832.349 99,37%

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya / Supporting management program and implementation of

other technical duties

135.230.563.000 134.402.442.223 99.39%

Peningkatan Pelayanan Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum /

Improvement of Human Resources, Organization, and Legal Services

2.383.549.000 2.361.686.647 99.08% Peningkatan Pelayanan Perencanaan, Keuangan, dan Umum /

Improvement of Planning, Finance, and General Services 129.174.118.000 128.392.806.362 99.40%

Peningkatan Penyelenggaraan Pengawasan Internal / Improvement of

Internal Supervision Operations 327.585.000 326.993.600 99.82%

Peningkatan Pelayanan Humas, Kerjasama dan Layanan Informasi /

Improvement of Public Relations, Cooperation and Information Services 3.345.311.000 3.32.956.614 99.27%

Program Pengembangan Standardisasi Nasional / National

Standardization Development Program 111.633.346.000 110.895.390.126 99,34%

Pengembangan Sistem SPK / Development of Standardization and

Conformity Assessment System 300.518.000 298.301.221 99.26%

Peningkatan Akreditasi Laboratorium / Improvement of Laboratory

Accreditation 87.714.708.000 87.114.848.930 99.26%

Peningkatan Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi /

Improvement the Accreditation of Inspection Bodies and Certification Body

6.617.624.000 6.617.463.179 100% Peningkatan Sistem dan Harmonisasi Akreditasi / Improvement of

Accreditation and Harmonization System

287.818.000 287.603.000 99.93% Peningkatan Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

/ Improvement of Strengthening of Standard Application and Conformity

Assessment

5.389.880.000 5.350.272.958 99.27 % Peningkatan Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian /

Improvement of Standard Implementation and Conformity Assessment System

1.741.006.000 1.739.766.955 99.87%

Peningkatan Standar Nasional Satuan Ukuran Mekanika, Radiasi dan Biologi / Improvement of National Standard of Measurement Units for

Mechanics, Radiation and Biology

1.194.066.000 1.191.666.912 99.80% Peningkatan Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan

Kimia / Improvement of National Standard of Measurement Units for

Thermoelectric and Chemistry

942.329.000 884.330.524 93.85% Peningkatan Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal /

Increasing Standard Development of Agro, Chemical, Health and Halal

1.985.476.000 1.985.234.975 99.99% Peningkatan Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika,

Transportasi dan Teknologi Informasi / Increasing Standard Development

of Mechanics, Energy, Electrotechnics, Transportation and Information Technology

866.814.000 866.500.502 99.96%

Peningkatan Pengembangan Standar Infrastuktur, Penilaian Kesesuaian, Personal dan Ekonomi Kreatif / Increasing Standard Development of

Infrastructure, Conformity Assessment, Personal and Creative Economy

883.972.000 883.693.711 99.97% Peningkatan Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia /

Increased Research and Development of Human Resources

2.134.441.000 2.110.637.259 98.88% Peningkatan Data dan Sistem Informasi / Improvement of Data and

Information System

1.573.730.000 1.56.070.000 99.45%

(20)

BAB 2 - Kegiatan Penting

KEGIATAN PENTING

Major Activities

(21)

CHAPTER 2 - Major Activities

Annual Report 2020

Selama tahun 2020 Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah melaksanakan berbagai program kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bab ini akan menguraikan tentang sejumlah kegiatan utama yang dilakukan BSN pada tahun 2020.

• BSN & Kementerian Desa PDT

Bersinergi Mengembangkan Produk

Unggulan Perdesaan

Pengembangan produk yang berdaya saing sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat desa melalui peranan standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK), Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjalin kerja sama yang diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman yang dilaksanakan oleh Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar dan Kepala BSN, Kukuh S. Achmad dalam acara Peluncuran “Yang Terbaik Yang Terbatik”.

In 2020 the National Standardization Agency of Indonesia (BSN) has carried out various program activities to achieve predetermined goals. This chapter will describe a number of main activities that be carried out by BSN in 2020.

• BSN and Ministry of Village PDTT

Synergize to Develop Rural Superior

Products

To develop competitive products and at the same time improves the economy of rural communities through the role of standardization and conformity assessment (SPK), the National Standardization Agency of Indonesia (BSN) and the Ministry of Village, Development of Underdeveloped Areas and Transmigration (Village PDTT) establish cooperation which is realized through the signing of a Memorandum of Understanding by Minister of Village PDTT, Abdul Halim Iskandar, and Head of BSN, Kukuh S. Achmad in launching of "The Best Made in Batik" event.

(22)

BAB 2 - Kegiatan Penting

Bicara mengenai batik, sudah tentu berkaitan dengan perajin dan pelaku usaha bidang batik di daerah perdesaan. Salah satu peranan standardisasi adalah untuk mengembangkan kualitas produk yang melingkupi banyak hal termasuk batik melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentu dapat meningkatkan kualitas hasil produk yang dihasilkan oleh perajin batik di kawasan perdesaan. SNI Batik diantaranya adalah SNI 8302:2016 Batik tulis-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji; SNI 8303:2016 Batik cap-Kain-Ciri, syarat mutu dan metode uji; dan SNI 8304:2016 Batik kombinasi-Kain- Ciri, syarat mutu dan metode uji.

Ruang lingkup nota kesepahaman antara BSN dengan Kementerian Desa PDTT meliputi pertukaran data dan/atau informasi di bidang pengembangan dan penerapan standar dan penilaian kesesuaian; pengembangan dan penerapan standar dan penilaian kesesuaian di bidang pembangunan dan pemberdayaan desa, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi melalui kegiatan diseminasi, sosialisasi, bimbingan teknis, dan pendampingan penerapan SNI; peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui pendidikan, dan pelatihan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian; kajian dan penelitian di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian yang bersifat pengembangan

Talking about batik, of course, is related to craftsmen and business actors in the batik sector in rural areas. One of the roles of standardization is to develop product quality which covers many things including batik. Through the application of the Indonesian National Standard (SNI), it can certainly improve the quality of the products produced by batik craftsmen in rural areas. SNI Batik includes SNI 8302: 2016 Written batik - cloth - characteristics, quality requirements and test methods; SNI 8303: 2016 Stamped batik - cloth - characteristics, quality requirements and test methods; and SNI 8304: 2016 Combined batik – cloth - characteristics, quality requirements and test methods.

The scope of memorandum of understanding between BSN and the Ministry of Village PDTT includes the exchange of data and / or information in the field of developing and implementing standards and conformity assessment; development and application of standards and conformity assessment in the development and empowerment of villages, underdeveloped areas and transmigration areas through dissemination, socialization, technical guidance and assistance in implementing SNI; enhancing the competence of human resources through education and training on standardization and conformity assessment; studies and research on standardization and conformity assessment which

(23)

CHAPTER 2 - Major Activities

Annual Report 2020

• Sinergi BSN - Kemenperin Fasilitasi

UMKM Terapkan SNI

Animo bersepeda kembali melanda masyarakat Indonesia. Maraknya orang yang bersepeda diikuti peningkatan produsen dan pengimpor sepeda. Tentu, dibutuhkan regulasi agar sepeda yang beredar di Indonesia aman bagi penggunanya. Untuk menjamin keselamatan masyarakat dalam bersepeda, pemerintah telah mewajibkan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1049:2008 Sepeda – syarat keselamatan terhadap produk sepeda roda dua. Regulasi ini berlaku bagi seluruh produk sepeda yang dipasarkan di Indonesia, baik produk lokal maupun produk impor.

Agar produk lokal, khususnya UMKM dapat bersaing dengan produk impor, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha. Saat ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersinergi dengan Kementerian Perindustrian dalam memfasilitasi penerapan SNI pada PT. Kreuz Indonesia, UMKM perajin sepeda dari Bandung yang memproduksi sepeda lipat dengan merk Kreuz. Saat ini Kreuz baru mampu memproduksi 20 sepeda sementara pesanan sudah mencapai 500 unit untuk tahun 2023, dan sudah ada 1000 orang waiting list untuk tahun 2024. Produk kreuz menggunakan komponen dalam negeri hingga 70% dan beberapa komponen masih kami impor, karena saat ini belum ada komponen dengan kualitas yang sama dari produk lokal.

• Synergy of BSN - Ministry of Industry

to Facilitate MSMEs Applicating SNI

The interest in cycling has returned to Indonesian society. The rise in cycling was followed by an increase in bicycle manufacturers and importers. Of course, regulations are needed so that bicycles circulating in Indonesia are safe for its users. To ensure the safety of public in cycling, the government has made mandatory for the application of the Indonesian National Standard (SNI) 1049: 2008 Bicycles - safety requirements for two-wheeled bicycle products. This regulation applies to all bicycle products marketed in Indonesia, both local and imported products.

To make local products, especially MSMEs products, competitive with imported products, a strong synergy is needed between the government and business actors. Currently, the National Standardization Agency (BSN) synergizes with the Ministry of Industry in facilitating the application of SNI at PT Kreuz Indonesia, a bicycle-producer MSME from Bandung that produces folding bikes under the Kreuz brand. Currently, Kreuz is only able to produce 20 bicycles, while orders have reached 500 units for 2023, and there are already 1000 people on a waiting list for 2024. Kreuz products use up to 70% domestic components and we still import some components, because currently there are no components of the same quality from local products.

(24)

BAB 2 - Kegiatan Penting

Pada bulan Juli PT. Kreuz Indonesia mendapat pembinaan dan pelatihan produksi sepeda dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) dan Balai Besar Logam dan Mesin Kementerian Perindustrian. Kemudian, PT. Kreuz Indonesia mengajukan permohonan bimbingan penerapan SNI kepada BSN.

• Penyelenggaraan Indonesia Quality

Expo (IQE) ke-8 Tahun 2020

Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Indonesia Quality Expo (IQE) ke-8 Tahun 2020 di Jogja City Mall, Yogyakarta pada Kamis - Minggu, 12 – 15 November 2020. Meskipun, di tengah pandemi Covid-19, pameran tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan. Diharapkan, IQE kali ini dapat membangkitkan optimisme dan perekonomian Indonesia.

Kepala BSN, Kukuh S. Achmad dalam pembukaan IQE 2020 di Yogyakarta mengatakan tuntutan perlindungan bagi konsumen semakin menguat apalagi konsumen butuh jaminan keamanan. Yogyakarta dipilih menjadi tuan rumah karena komitmen Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). “Hal ini ditandai dengan diterimanya penghargaan Tokoh Standardisasi 2019 Kategori Kepala Daerah kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

In July PT. Kreuz Indonesia received guidance and training on bicycle production from the Center for Technical Products and Materials (B4T) and the Center for Metal and Machinery at the Ministry of Industry. Then, PT. Kreuz Indonesia also submitted proposal for guidance on the application of SNI to BSN.

• Organizing the 8th Indonesia Quality

Expo (IQE) 2020

The National Standardization Agency of Indonesia (BSN) held the 8th Indonesia Quality Expo (IQE) 2020 at Jogja City Mall, Yogyakarta on Thursday - Sunday, 12 - 15 November 2020. Even though, in the midst of the Covid-19 pandemic, the exhibition was still running by applying the health protocol. Hopeful-ly, this time the IQE can generate optimism and the Indonesian economy.

The Head of BSN, Kukuh S. Achmad in the opening of the 2020 IQE in Yogyakarta said that the demand for consumer protection is getting stronger especially since consumers need guarantees of security, safety, health, and of course quality. Yogyakarta was chosen to be the host because of the commitment of the Yog-yakarta Special Region Government (DIY) to the ap-plication of the Indonesian National Standard (SNI). This is marked by the receipt of the 2019 Standard-ization Figure Award for Regional Head Category to the Governor of Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubu-wono X.

(25)

CHAPTER 2 - Major Activities

Annual Report 2020

Adapun khusus di Yogyakarta ini, BSN mencatat produk unggulan diantaranya kerajinan kayu, perak, dan tekstil. Terdapat contoh produk unggulan yang berasal dari produk inovasi yaitu produk KANABA (mesin cuci kapasitas besar) di Bantul, dan Insenirator (Pengolah Sampah) di Bandung. “Kami yakin banyak produk inovasi yang ditemukan oleh lembaga riset baik di pemerintah, swasta maupun dunia pendidikan yang berpotensi dihilirisasikan sehingga perlu difasilitasi dengan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian atau yang biasa disebut dengan SPK. Sebagaimana diketahui, produk-produk unggulan Indonesia pada umumnya juga dihasilkan oleh pelaku usaha skala mikro dan kecil yang produknya juga sudah banyak berhasil menembus pasar ritel dan ekspor. BSN memiliki program pembinaan UMKM. Hingga saat ini, BSN telah membina 811 UMKM. Dari jumlah tersebut, terdapat 35 UMKM binaan BSN yang dibina di wilayah Yogyakarta. Yang tersertifikasi sebanyak 6. BSN juga menganugerahkan penghargaan SNI Award pada beberapa organisasi dan industri di Yogyakarta seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero). IQE tahun ini diikuti oleh 12 instansi baik dari pemerintah maupun swasta yang mengisi 30 unit. IQE disinergikan dengan pameran Terpadu FERACO yang merupakan gabungan dari Pesona Wisata Nusantara Expo 2020, Pameran Pangan Nusantara 2020, Gebyar UMKM, Koperasi dan PKBL Expo 2020, serta Invesda Forum & Expo 2020. BSN juga menampilkan produk-produk ber-SNI dari UMKM binaan BSN di wilayah Yogyakarta. Ada Khansa Snack & Food (Aneka abon ikan, ayam dan sapi, Frozen Food); UD. Valmay Mie (Mi Instan); serta GUPON Sekar langit (beras).

Pihak yang telah mendukung terselenggaranya IQE 2020, yaitu PT. Petrokimia Gresik; PT. Pupuk Kaltim; IAPMO; PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Boko (Persero); PT Volta Indonesia Semesta; Aqua Danone; PT. Kencana Gemilang (Miyako); PT. Sinar Harapan Plastik; PT Angkasa Pura 1 Bandara YIA Kulonprogo; PT Pupuk Kujang; PT Antam Tbk, UBPP Logam Mulia; PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik (WINA Gresik); serta Kedaulatan Rakyat dan Majalah The Qualitiers sebagai media partner.

As for specifically in Yogyakarta, BSN noted the superior products were wood, silver, and textile handicrafts. There are examples of superior products derived from innovative products, namely KANABA products (large capacity washing machines) in Bantul, and incinerator (waste processor) in Bandung. "We are sure that many innovative products found by research institutions in the government, private sector, and education sector have the potential to be produced, so they need to be facilitated with Standardization and Conformity Assessment or what is commonly known as SPK”.

It is well known that Indonesia's superior products are generally produced by micro and small scale business actors whose products have also succeeded in penetrating the retail and export markets. BSN has a MSME development program. Until now BSN has fostered 811 MSMEs. Of these, there are 35 MSMEs assisted by BSN in the Yogyakarta area. Among these, 6 MSMEs have been certified. BSN also presented SNI Award to several organizations and industries in Yogyakarta such as Yogyakarta State University (UNY) and PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero).

This year IQE was attended by 12 government and private agencies that filled 30 units. IQE is synergized with the FERACO integrated exhibition which is a combination of Nusantara Tourism Enchantment Expo 2020, Nusantara Food Exhibition 2020, MSMEs splashy, Cooperatives and CSR Expo 2020, and Regional Investment Forum & Expo 2020. BSN also displays SNI products from BSN-assisted MSMEs in the Yogyakarta area. There is Khansa Snack & Food (various shredded fish, chicken and beef, Frozen Food); UD. Valmay Mie (Instant Noodles); and GUPON Sekarlangit (rice).

Those who supported the implementation of IQE 2020 are PT Petrokimia Gresik; PT Pupuk Kaltim; IAPMO; PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, and Boko (Persero); PT Volta Indonesia Semesta; Aqua Danone; PT Kencana Gemilang (Miyako); PT Sinar Harapan Plastik; PT Angkasa Pura 1 YIA Kulonprogo Airport; PT Pupuk Kujang; PT Antam Tbk, UBPP Logam Mulia; PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik (WINA Gresik); as well as Kedaulatan Rakyat daily and The Qualitiers Magazine as media partners.

(26)

BAB 2 - Kegiatan Penting

• BSN Berikan Penghargaan Herudi

Technical Committee Award

Herudi Technical Committee Award (HTCA) adalah

suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh BSN kepada Komite Teknis Perumusan SNI, yang memi-liki kinerja terbaik. HTCA sendiri diambil dari nama Ir. Herudi Kartowisastro, seorang tokoh pioneer dan penggagas standardisasi di Indonesia sekaligus ada-lah pendiri BSN yang juga Kepala BSN pertama pada tahun 1997.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) tahun ini kem-bali memberikan penghargaan Herudi Technical

Committee Award (HTCA) kepada Komite Teknis

Pe-rumusan SNI terbaik. Sedikit berbeda dari tahun-ta-hun sebelumnya dikarenakan pandemi Covid-19, dalam penyelenggaraan yang ke-13 kalinya ini BSN mengapresiasi para pemenang HTCA dalam situasi yang sederhana namun dengan tetap memperhati-kan protokol kesehatan.

Mekanisme penilaian penerima penghargaan tahun ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu desk assessment dan onsite evaluation yang yang dilakukan secara daring. Hasil evaluasi kinerja komite teknis terse-but digunakan sebagai dasar dalam pemilihan 10 komite teknis terbaik dan 3 komite teknis penerima HTCA. Evaluasi komite teknis menggunakan kriteria penilaian yang meliputi 3 aspek, yaitu Pengelolaan Komite Teknis, Pengelolaan Program Nasional Pe-rumusan SNI (PNPS), dan Pemeliharaan SNI. “BSN berharap penerima HTCA 2020 ini menjadi role

mod-el komite teknis yang lain. Dengan kinerja komite

teknis yang lebih baik diharapkan SNI yang dihasil-kan pun dapat lebih berkualitas. Serta menjadi acuan pemangku kepentingan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Penerima penghargaan komite teknis terbaik tahun 2020 ini diberikan kepada 3 komite teknis, yaitu: • Komite Teknis 07-01 Geografi/Geomatika dari

Badan Informasi Geospasial (BIG);

• BSN Gives Herudi Technical

Committee Award

Herudi Technical Committee Award (HTCA) is an award given by BSN to the SNI Formulation Technical Committee, which has the best performance. HTCA itself is taken from the name of Ir. Herudi Kartowisastro, a pioneer figure and initiator of standardization in Indonesia as well as the founder of BSN and the first Head of BSN in 1997.

The National Standardization Agency (BSN) this year gives the Herudi Technical Committee Award (HTCA) to the Best SNI Formulation Technical Committee. Rather different from previous years due to the Covid-19 pandemic, in holding this 13th time, BSN appreciated HTCA winners in a simple situation but still paying attention to health protocols.

This year’s award recipient assessment mechanism is carried out in two stages, namely desk assessment and onsite evaluation which is conducted online. The results of the technical committee performance evaluation are used as the basis for selecting the 10 best technical committees and the three technical committees of HTCA recipients. The evaluation of the technical committee uses evaluation criteria covering three aspects, namely the Management of the Technical Committee, the Management of the National Program for the Formulation of SNI (PNPS), and the Maintenance of SNI. “BSN hopes that the 2020 HTCA recipient will become a role model for other technical committees. With the better performance of the technical committee, it is expected that the SNI produced will be of higher quality. It is hopefully being a reference for stakeholders to produce quality products to increase the competitiveness of Indonesian products

The recipient of the 2020 best technical committee award was given to three technical committees, namely:

• Technical Committee 07-01 Geography / Geomatics of the Geospatial Information Agency (BIG);

(27)

CHAPTER 2 - Major Activities

Annual Report 2020

• BSN Beri Penghargaan Penerapan

Tata Kelola SPK kepada Organisasi

Pemerintah

Hadirnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) serta Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional diharapkan menjadi platform untuk semua regulasi terkait SPK.

Berkaitan dengan perlindungan masyarakat dari aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan fungsi lingkungan hidup termasuk peningkatan daya saing, Kementerian, Lembaga, maupun Pemerintah Daerah harus melakukan self-assessment untuk mengimplementasikan nilai-nilai dalam konteks SPK untuk mengatur atau meregulasi sesuatu “Dengan dukungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, BSN sudah menyusun panduan bagaimana SPK harusnya diimplementasikan atau diadopsi oleh Kementerian/Lembaga dan panduan itu sudah diujicobakan pada tahun ini pada 5 Lembaga Pemerintah dalam bentuk pilot project,” jelas Kukuh. “Hasilnya akan terlihat dan fit to the purpose dalam konteks menerapkan dan memanfaatkan Infrastruktur Mutu Nasional yaitu Standardisasi, Penilaian Kesesuaian, dan Ketepatan Pengukuran,” sambung Kukuh.

• BSN Gives SPK Governance

Application Award to Government

Organizations

The presence of Law No. 20 of 2014 on Standardization and Conformity Assessment (SPK) and Government Regulation No. 34 of 2018 concerning the National System of Standardization and Conformity Assessment is expected to become a platform for all regulations related to SPK.

In connection with the protection of the community on the aspects of health, safety, security, and environmental functions including increasing competitiveness, Ministries, Institutions and Local Governments must carry out self-assessments to implement values in the context of the SPK to regulate something. “With the support of the Coordinating Ministry for Economic Affairs, BSN has compiled guidelines on how the SPK should be implemented or adopted by Ministries / Agencies and the guidelines have been tested this year in 5 Government Agencies in the form of a pilot project,” Kukuh explained. “The results will be visible and fit to the purpose in the context of implementing and utilizing the National Quality Infrastructure, namely Standardization, Conformity Assessment and Measurement Accuracy,” Kukuh continued.

Referensi

Dokumen terkait

Nursi tidak memaknai syariah sebagai produk ulama klasik yang termaktub dalam hukum-hukum fiqih, melainkan sebagai kumpulan prinsip-prinsip, perintah, dan larangan

Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsure logam dan mineral saja yang

(a) Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomani, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/ hipomania dan depresi

Dari tabel 3.1 Pertanyaan penelitian diatas maka metode yang dipilih adalah Survey dan studi kasus , tujuan dari metode survey untuk mengidentifikasi sumber risiko yang

Mengerti akan kemampuannya yang bermakna derajat atau tingkat individu dalam melakukan pekerjaan secara baik dan benar didorong oleh kemampuan yang ada pada diri individu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang di identifikasi adalah Pseudomonas sp., dan setelah di aplikasikan pada ikan bandeng dan air pemeliharaan dapat

Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan, meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat

Dengan mengucap syukur Alhamdullilah Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Panitia Pencalonan dan Pengangkatan Perangkat Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kediri telah